GRAMEDIA
Meningioma
Prof. Dr. dr. Iskandar Japardi, SpBS(K)
Ketua Departemen Ilmu Bedah Saraf
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
RSUP H. Adam Malik
Medan – Sumatera Utara
Indonesia
587
oleh prosessus zygomatic dari tulang frontal. Fissure orbitalis superior terletak antara
Batas inferior terdiri atas ke medial maxilla dan lesser dan sebagian besar wing dari tulang
ke lateral tulang zygomatic.13 Atap orbita ter- sphenoid. Fissure orbitalis superior memunyai
diri atas orbital plate dari tulang frontal dan bentuk triangular dengan sebagian besar medi-
lesser wing dari tulang sphenoid. Lantai orbital al dan posterior terhadap bagian lateral (apex).
dibentuk oleh orbital plate dari maxilla, permu- Fissure ini berhubungan dengan orbita, fossa
kaan orbita dari tulang zygomatic dan proses- cranial media, dan sinus cavernosus.
sus orbital dari tulang palatine. Dinding lateral Empat otot-otot rectus, yaitu superior, in-
dibentuk oleh sebagian besar sphenoid wing ferior, medial, dan lateral timbul dari tendon
dan prosessus frontalis dari tulang zygomatic. annular (tendineous ring) yang melekat dengan
Ke posterior fissure orbitalis inferior memisah- pinggir upper, lower, dan medial dari optic ca-
kan dinding lateral dan lantai orbita. Fissure or- nal dan ke lateral dengan pinggir lateral dari
bitalis superior memisahkan dinding lateral dan fissure orbitalis superior.
atap orbita. Bagian anteromedial dari lantai Fissure orbitalis inferior berhubungan de
orbita terdapat lubang canal nasolacrimal. ngan orbita dan fossa pterygopalatine, ke pos-
Bagian orbita posterior terdapat tiga celah teromedial. Bagian anterolateral dari fissure
tulang, yang member struktur neurovaskular berhubungan dengan orbita dan fossa in-
masuk ke orbita dari fossa temporalis, sinus fratemporal. Saraf infraorbita, cabang-cabang
cavernosus, bagian suprasellar, dan fossa in- zygomatic dari saraf maxillary (V2), bebera-
fratemporalis. Sinus cavernosus langsung ber- pa cabang arteri maxillary internal dan vena
hubungan dengan orbita dan saraf kranial III, ophthalmic inferior merupakan struktur yang
IV, dan VI masuk ke bagian posterior dari orbita berjalan melalui fissure orbitalis inferior. 13
melalui fissure orbitalis superior.
Optic canal terletak inferior dari prosessus
clinoidalis anterior dan saraf optik meninggal- A natomi S araf K rania l
kan canal ke medial dari bagian C2 dari arteri
Saraf oculomotor memunyai dua root pada
carotid internal.14 Optic canal terbuka ke bagian
fissure orbitalis superior, yang masuk orbita ke
superomedial dari apex orbita dan transmit
dalam tendon annular dengan otot-otot extra-
saraf optik dan arteri ophthalmic. Canal terle-
ocular dan pembuluh darah pada bagian sentral
tak pada pertemuan lesser wing dengan sphe-
dari fissure orbitalis superior. Daerah sentral ini
noid body, dan dipisahkan dari fissure orbitalis
disebut foramen oculomotor. Saraf trochlear
superior oleh optic strut, yang merupakan jem-
masuk ke bagian superior dari fissure orbitalis
batan tulang berasal dari aspek inferior dari cli-
superior, keluar tendinous ring, medial ter
noid anterior langsung ke sphenoid body.
hadap saraf frontalis.
588
Divisi ophthalmic dari saraf trigeminal me- artery retina merupakan cabang terakhir dari
munyai tiga root pada fissure orbitalis superior, arteri ophthalmic.13
yaitu saraf nasociliary, yang masuk aspek pos- Sinus cavernosus berhubungan dengan
terior dari orbita ke dalam tendinous ring; saraf bagian posterior dan medial dari fissure orbit-
lacrimal dan frontalis, yang masuk orbita keluar alis superior. Vena ophthalmic superior menga-
tendon annular. Saraf frontalis terletak antara lir ke bagian superomedial dari orbita dan vena
saraf trochlear, ke medial, dan saraf lacrimal ke ophthalmic inferior mengalir ke area inferola
lateral. teral. Vena ini berhubungan melalui vena anas-
Saraf abducen masuk bagian inferior dari tomotic yang besar ke vena facial dan angular
fissure orbitalis superior, ke dalam tendon an- pada batas anterior dari orbita. Vena ophthalmic
nular.13 superior dan inferior biasanya mengalir ke satu
vena, yang mengalir ke sinus cavernosus.13,14
589
histologis dan khas menyebabkan invasi tulang Dengan adanya dan karakteristik modali-
dan hiperostosis. 8 Hyperostosis menunjukan tas terapi yang baru, terdapat berbagai mana-
invasi tulang oleh tumor. Analisis radiography, jemen pilihan dalam pengobatan meningioma
operasi, dan aspek histologis dari meningioma orbita. Endovascular embolisasi efektif untuk
cranial base menunjukan hiperostosis. 17 Gam- devaskularisasi meningioma. Embolisasi khas
baran hiperostosis memperlihatkan gangguan digunakan sebagai penghubung dengan reseksi
pembuluh darah pada tulang, merangsang terbuka dari tumor. Whole-brain irradiation dan
fungsi osteoblastic pada tulang normal oleh stereotactic radiosurgery telah memperlihatkan
tumor secreting factor, tumor produksi tulang, efektifitas dalam kontrol pertumbuhan tumor.
trauma sebelumnya, dan reaksi tulang tanpa in- Radiosurgery dapat digunakan melalui gamma
vasi tumor. knife atau melalui linear accelerator. Radio-
surgery telah digunakan sebagai model terapi
primer untuk meningioma intracranial. Pada
TERAPI skull base sering digunakan sebagai terapi tam-
bahan, apakah dipakai untuk sisa tumor setelah
Keputusan terapi yang rasional tentang terapi
operasi atau tumor rekuren. Intraoperative,
meningioma orbita berdasarkan riwayat natural
menggunakan pencitraan computer-assisted
dari penyakit sebaik yang diketahui secara jelas
dapat membantu menentukan batas dan lokasi.
adanya terapi modalitas, dan hubungannya ber-
Modifikasi yang berbeda terhadap teknik crani-
manfaat, terbatas, dan risiko. Telah diketahui
al base membantu ahli bedah untuk mencapai
bahwa efek meningioma terhadap orbita tidak
reseksi total tanpa bahaya struktur saraf. Se-
menandakan jalannya klinis yang progresif dan
baiknya, penderita dengan meningioma orbita
memburuknya neurologis. Meninigioma orbita
sebelum operasi dilakukan MR imaging dan
pada anak-anak berhubungan dengan prog-
embolisasi, Juga sering digunakan pemandu in-
nosis yang jelek daripada penderita dewasa. 18
traoperative. Dicoba reseksi agresif dan reseksi
Beberapa analisis data memberi kesan bahwa
total apabila memungkinkan. Radiosurgery se-
pada populasi pediatric, tumor ini tidak hanya
bagai cadangan untuk terapi penderita dengan
menyebabkan kerusakan penglihatan tetapi
rekuren tumor.
juga dapat meluas ke daerah di dekatnya, se
Terapi meningioma optic nerve sheath
perti sinus cavernosus, daerah sellar, anulus
berubah pada meningioma orbita sekunder.
of Zein, dan fossa pterygomaxillary, terutama
Oleh karena reseksi sebagai modalitas terapi
dengan tumor yang melibatkan sphenoid wing
primer untuk meningioma orbita sekunder, pen-
medial. Dengan tumor yang ekstensi, total re-
derita dengan meningioma nerve sheath selalu
seksi tanpa neurological yang signifikan akan
diikuti keadaan klinisnya, disertai pemeriksaan
sangat sulit.
visual field, visual acuity, dan MR imaging.
590
591
anterior dengan atau tanpa osteotomy; lateral atas dari saraf facial tergambar ke anterior.
atau bitotomy; medial orbitotomy dan kombi- Bagian atas dari otot temporal menggambarkan
nasi medial dan lateral orbitotomy.24 Meningio- inferior dan ke posterior untuk penampakan tu-
ma yang terlibat apex orbita, medial terhadap lang frontal, sphenoid, dan zygomatic. Flap tu-
saraf optik dan lesi dengan ekstensi intracranial lang supraorbital mulai dengan keyhole burr,
harus dibuang dengan teknik transcranial.13 Be- terletak pada pertemuan frontosphenoidal,
berapa lesi dengan komponen infratemporal posterior terhadap prosessus zygomatic dari
dan maxillary harus diatasi dengan teknik ex- tulang frontal. Burr hole ke dua dilakukan di
tended transcranial. atas supraorbital rim, ke medial terhadap fo-
Awal dari teknik transcranial membuang ramen supraorbital. Lubang sekecil mungkin
tulang frontal dan frontotemporal flap, mem- untuk kosmetik. Dua burr hole berhubungan
pertahankan supraorbital rim. Pada tumor yang dengan pemotongan dua tulang. Pemotongan
besar, setelah berkembangnya teknik operasi pertama melalui tulang frontal, 4 cm superior
skull base, teknik supraorbital dan cranio-or- terhadap supraorbital rim. Pemotongan ke dua
bital zygomatic (COZ) lebih tepat untuk reseksi berhubungan dengan dua burr hole menyilang
total. di bawah supraorbital rim. Pemotongan ini da-
pat dilakukan dengan drill atau Gigli saw. Pe-
motongan menggunakan Gigli saw memerlukan
T eknik S u praorbita l proteksi isi dari orbita dengan spatula otak, dan
orbital rim dan prosessus zygomatic dipotong
Posisi penderita terlungkup dengan kepala di
bersamaan.
tinggikan 20-30o dan tetap tegak. Fiksasi kepala
dengan Mayfield headrest, hyperextensi agar lo-
bus frontalis jatuh ke belakang, gunakan gravity
sebagai retractor yang natural. Insisi kulit 1 cm
Teknik Cranio-Orbital Zygomatic
anterior dari tragus dan ekstensi ke garis tem- Penderita dalam posisi terlentang dengan
poralis superior pada bagian yang berlawanan, kepala ditinggikan 20-30o. Kepala difiksasi de
di belakang garis rambut untuk kosmetik. Arteri ngan three-point headrest memutar 30o kesisi
temporalis superficialis berjalan ke posterior berlawanan dari tumor. insisi kulit mulai 1 cm
dan cabang saraf facial terletak anterior dari in- anterior terhadap tragus dan ekstensi di bela-
sisi. Dilakukan pericranial flap yang besar, vasku- kang garis rambut ke kontralateral garis tem-
larisasi oleh pembuluh darah supraorbital dan poral superior, pertahankan arteri temporalis
frontal yang tampak pada scalp flap. Pericranial superficialis dan cabang-cabang superior dari
flap harus disiapkan untuk rekonstruksi dura saraf facial. Diseksi flap pericranial untuk pe-
dan skull base setelah tumor dibuang. Diseksi nampakan saraf supraorbital pada supraorbital
subfacial temporal, posterior terhadap cabang notch atau foramen, yang di drill jauh untuk
592
libat tulang yang dibuang termasuk beberapa pertumbuhan yang lambat tetapi progresif.
bagian. Optic canal dibuka dan dibuang radikal Mayoritas rekuren diperkirakan karena sisa tu-
dari sphenoid ring sekitar fissure orbitalis mor pada operasi, yang terjadi karena takutnya
superiormemberi kontrol yang sangat baik dari terjadi defisit fungsional yang berat dengan
593
ngioma dengan berbagai lokasi memunyai ang- untuk reseksi luas termasuk seluruh sphenoid
ka rekuren antara 10-23%.29 Meningioma orbita wing sampai fissure orbitalis superior, proces-
dapat invasi sinus cavernosus, dura dari sella sus clinoidalis anterior, dan atap orbita, dekom-
turcica, bagian lateral dari sphenopid body, an- presi foramen rotundum, foramen ovale, dan
ulus dari Zein, fossa pterygomxillary, dan ruang optic canal. Tidak direkomendasi eksplorasi si-
lateropharyngeal. Bonnal dan kawan-kawan, 30 nus cavernosus.26
melakukan perdebatan melawan eksplorasi
invasi tumor daerah sphenoid ridge untuk re-
seksi total untuk pertahankan fungsi neurolo- R ek u ren
gis setelah operasi. Sebagian besar terdapat
Angka rekuren meningioma antara 10-23%. Re-
sisa tumor. Angka rekuren pada meningioma
kuren meningioma spheno-orbital cenderung
sphenoid ridge lebih besar dari lokasi tumor
tinggi dan bervariasi dari 14-50%. Keterlibatan
ditempat lain, sekitar 25-50%.31 Meningioma
tulang cranial base dan fissure orbitalis superior
yang ekstensi sphenoorbital juga cenderung in-
atau invasi sinus cavernosus memunyai angka
vasi struktur vital neurologis. Yang dianjurkan
rekuren yang tinggi.32
Gambar 1. Laki-laki 30 tahun dengan benjolan daerah orbita disertai tanda-tanda infeksi
594
595
Gambar 4. Meningothelial meningioma, grade I WHO. Sel-sel tumor dengan inti bulat, oval,
sebagian dengan kromatin halus sedangkan sisanya dengan kromatin kasar, dijumpai clearing
(penjernihan inti), dan struktur whorl kecil yang dipisahkan jaringan ikat.
Gambar 5. Pada pemeriksaan immunohistokimia EMA, tampak terwarnai sitoplasma dan dinding
sel tumor lebih dari 30% (3 positif ), dan dengan intensitas kuat (HE, 400x)
596
Gambar 6. MRI Brain dengan IV kontras post tumor removal hari ke 30 terlihat massa berlobulasi
batas tegas dominan hipointens pada T1, dominan slight hiperintens T2 dan FLAIR serta menyangat
heterogen pasca kontras yang mengisi daerah frontalis-temporalis, orbita, sinus maksilaris,
sinus etmoidalis, sinus sfenoidalis, sinus frontalis dan kavum nasi kanan serta terlihat menekan
pons sisi kanan. Tidak terlihat lagi penonjolan massa ke anterolateral. Pasien dengan klinis baik
direncanakan untuk operasi kembali.
Gambar 7. MRA dengan fase arteri dan vena yang terlihat baik serta spectrometry dengan NAA
yang sangat menurun dan Cr
597
Gambar 9. Head CT-scan kontrol 7 hari post operasi masih terlihat sisa massa tumor hiperdens
pasca kontras pada daerah sisterna basalis, frontalis kanan, fossa posterior kanan, sphenoid
bilateral, etmoid bilateral dengan edema sekitar disertai destrukai os etmoid, sphenoid, frontal
dan temporal kanan. Rencana akan dilakukan radioterapi terhadap sisa tumor.
598
1. Shields JA, Shields CL, Scartozzi R. Survey of 1264 12. Mafee MF, Goodwin J, Dorodi S. Optic nerve sheath
patients with orbital tumors and simulating lesions. meningiomas. Role of MR imaging. Radiol Clin North
Ohthalmology 2004;111:997-1008 Am 1999;37:37-58
2. Ducie Y. Orbitozygomatic resection of meningiomas 13. Rhoton AL.Jr. The orbit. In: Rhoton AL.Jr(ed) Cranial
of the orbit. Laryngoscope 2004;114:164-170 anatomy and surgical approaches. Illinois, Lippin-
cott, William & Wilkins. 2003:331-362
3. Dutton JJ. Optic nerve sheath meningiomas. Surv
Ophthalmol 1992;37:167-183 14. Borba LAB, Al-Mefty O. Normal anatomy of the ca
vernous sinus. In: Eisenberg MB, Al-Mefty O. The
4. Saeed P, Rootman J, Nugent RA, White VA, Mac cavernous sinus: a comprehensive text. Philadel-
Kenzie JR, Koornneef L. Optic nerve sheath meni phia, Lippincott William & Wilkins. 2000:21-34
ngiomas. Ophthalmology 2003;110:2019-2030
15. Al-Rodhan NRF, Laws ER Jr. The history of intracrani-
5. Carasco JR, Penne RB. Optic nerve sheath meni al meningiomas, in Al-Mefty O (ed): Meningiomas.
ngiomas and advanced treatment options. Curr New York: Raven Press 1991:1-7
Opin Ophthalmol 2004;15:406-410
16. Russell DS, Rubinstein LJ. Pathology of tumours
6. Cristante I. Surgical treatment of meningiomas of of the Nervous System, ed 5 London: E Arnold,
the orbit and optic canal: a retrospective study with 1989:449-532
particular attention to the visual outcome. Acta
Neurochir (Wien) 1994;126;27-32 17. Pieper DR, Al-Mefty O, Hanada Y, Bucchner D. Hy-
perostosis associated with meningioma of the cra-
7. Narayan S, Cornblath WT, Sabdler HM, Elkner V, nial base: secondary changes or tumor invasion.
Hayman JA. Preliminary visual outcomes after Neurosurgery 1999;44:742-747
three-dimention conformal radiation therapy for
optic nerve sheath meningiomas. Int J Radiat Oncol 18. Walsh FB. Intracranial meningiomas: selected
Biol Phys 2003;56:537-543 caseswith neuro-ophthalmologic interest, in Smith
JL (ed): Neuro-ophthalmologiy, Symposium of the
8. Boulos PT, Dumont AS, Mandell JW, Jane JA. Meni University of Miami and the Bascom Palmer Eye In-
ngiomas of the orbit: contemporary considerations. stitute Halladale FL: Huffman 1970;(5):267-302
Neurosurg Focus 2001;10(5)article 5:1-10
19. Wara WM, Sheline GE, Newman H, et al. Radiation
9. Wright JE. Primary optic nerve meningiomas: clini- therapy of meningiomas. Am J Roentgenol Radium
cal presentation and management. Trans Am Acad Ther Nucl Med 1975;123:453-458
Ophthalmol Otolaryngol 1977;83:617-625
20. Kupersmith MJ, Warren FA, Newall J, et al. Irradia-
10. Wilson WB. Meningiomas of the anterior visual sys- tion of meningiomas of the intracranial anterior vi-
tem. Surv Ophthalmol 1981;26:109-127 sual pathway. Ann Neurol 1987;21:131-137
599
21. Dutton JJ, Anderson RL. Idiopathic inflammatory 30. Bonnal J, Thibaut A, Brotchi J, et al. Invading
perioptic neuritis simulating optic nerve sheath me meningiomas of the sphenoid ridge. J Neurosurg
ningioma. Am J Ophthalmol 1985;100:424-430 1980;53:587-599
22. Gruber A, Killer M, Mazal P, et al. Preoperative em- 31. Mirimanoff RO, Dosoretz DE, Linggood RM, et al.
bolization of intracranial meningiomas: a 17-year analysis of recurrence and progression following
single center experience. Minim invasive Neurosurg neurosurgical resection. J Neurosurg 1985;62:18-
2000;43:18-29 24
23. Oka H, Kurata A, Kawano N, et al. Preoperative 32. Shrivastava RK, Sen C, Constantino PD, DellaRocca
superselective embolization of skull-base meni R. Spheno-orbital meningiomas: surgical limitation
ngiomas: indication and limitations. J Neurooncol and lessons learned in their long-term manage-
1998;40:67-71 ment. J Neurosurg 2005;103:491-497
29. Adegbite AB, Khan MI, Paine KW, et al. The recur-
rence of intracranial meningiomas after surgical
treatment. J Neurosurg 1983;58:51-56
600