Oleh :
Gusti Rivanty Sukma Iskandar Putri, S.Ked
1730912320050
Pembimbing
dr. Sherly Limantara, Sp.KJ
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. M. A
Usia : 13 tahun
Pendidikan : Kelas 4 SD
Agama : Islam
Suku : Banjar
Bangsa : Indonesia
orang tua pasien pada hari Kamis tanggal 24 Januari 2019 pukul 16.00 WITA.
A. KELUHAN UTAMA
B. KELUHAN TAMBAHAN
1
C. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG
Autoanamnesis
bersama kedua orang tua dan adiknya, dengan menggunakan mobil pribadi dan
dalam keadaan terawat. Pasien mengenakan kaos berwarna abu-abu, celana jeans
berwarna hitam dan sandal jepit berwarna merah. Perawakan pasien berkulit sawo
matang, kurus, tidak terlalu tinggi dengan rambut pendek berwarna hitam. Saat
Saat ditanya, pasien datang kesini bersama siapa pasien menjawab diantar
oleh kedua orang tua dan adiknya. Begitu pula saat ditanyakan mengenai nama,
umur, alamat, sekarang sedang di mana, siang atau malam pasien menjawab dengan
benar. Pasien merasa dirinya sedang butuh pengobatan untuk dapat berhenti
menggunakan obat terlarang. Saat ditanya apakah pasien ada mengamuk dan
awalnya ia mulai merokok sejak kelas 4 SD; sekitar 4 tahun yang lalu karena ajakan
teman. Merokok ia lakukan setiap hari dengan jumlah tak menentu, terakhir sekitar
1 minggu yang lalu. Kemudian ia menggunakan lem Fox karena ajakan teman pada
Teluk Tiram. Satu bulan kemudian, karena merasa tidak cukup, akhirnya ia
menghirup lem tersebut sendirian menggunakan kaleng. Semenjak saat itu, ia rutin
2
menggunakannya setiap hari sebanyak 3-4 kaleng pada tahun 2018 dan mulai
berkurang menjadi 1-2 kaleng per hari. Pasien rutin melakukannya hingga terakhir
bersama teman-temannya.
Zenith digunakan saat sebelum bulan puasa tahun 2018; sekitar 8 bulan yang lalu
karena diberi orang dengan iming-iming mencoba. Pasien mengonsumsi 2-3 butir
sekali konsumsi saja, yang kemudian tidak ia lanjutkan lagi. Satu bulan setelahnya,
ia mulai mengonsumsi obat Seledryl dan Samcodin (SS) sebanyak 3 kali dalam
yang lalu.
Pasien juga mulai mengonsumsi Sabu 5 ½ bulan yang lalu sebanyak 1-2 kali
sehari selama 5 kali pemakaian. Sabu ia beli sendiri di Teluk Tiram jika ada uang.
kemudian mereka membeli Sabu bersama dengan kisaran harga sekitar 150 – 200
ribu. Saat pemakaian pertama, ia merasa nyaman dan bersemangat. Pasien terakhir
mengonsumsi Sabu 1 bulan yang lalu. Bersamaan atau setelah mengonsumsi Sabu,
mengonsumsi 1 botol alkohol yang dibagi untuk 3-5 orang sebanyak 1 kali sehari.
3
Belakangan ini, pasien mengeluhkan lehernya tegang, dada berdebar,
1 keping atau 5 butir untuk tidur. Keluhan tidak disertai dengan mata merah,
pengelihatan kabur, sesak napas, kejang, mual muntah, rasa kebas maupun
kelemahan anggota gerak. Belakangan ini pasien juga sering marah saat ditegur
dalam bentuk ingin menampar tetapi tidak sampai mengamuk. Ia merasa sulit
mengendalikan dirinya.
Pada sekitar tahun 2015 yang lalu, saat pasien masih duduk di kelas 4 SD,
Perkelahian cukup hebat, yang akhirnya ibu ditahan di dalam penjara selama 6
bulan. Setelah kejadian tersebut, pasien tidak ingin lagi bersekolah dan kemudian
melakukan hal-hal tersebut adalah kurangnya asuhan ibu yang diiringi dengan
Sejak tahun 2017 hingga 2018, ia sudah 5 kali terjerat kasus kriminal yang
berakhir di dalam jeruji besi; 3 kali karena mencuri dan 2 kali lainnya karena
ketahuan ngelem. Pasien tidak ingat bulan pasti ia ditangkap. Pasien pernah bekerja
tetapi kemudian berhenti. Pasien tidak pernah mendengar bisikan dan melihat
bayangan. Saat ditanyakan mengenai motivasi hidup, pasien menjawab tidak tahu.
4
Sejauh ini tidak ada niatan maupun ancaman bunuh diri oleh pasien. Pasien
senang dan bebas dari tekanan yang selama ini ada. Pasien senang mengonsumsinya
berhenti menggunakan obat terlarang. Ibu pasien baru mengetahui bahwa anaknya
kerap menghirup Lem Fox sejak 8 bulan yang lalu. Ia diberitahu oleh teman
terlarang lainnya seperti Zenith, SS dan Sabu. Menurut pengakuan sang ibu,
anaknya dulunya adalah anak yang baik, rajin sholat dan mengaji serta pintar.
selama 6 bulan, ia melihat perubahan pada anaknya. Anak kemudian menjadi nakal.
Anaknya tidak pernah mengamuk atau mengganggu warga sekitar, hanya saja
Menurut orang tua pasien, pasien menjalani hari-harinya seperti orang pada
makan, mandi dan buang air. Sebelumnya, pasien tidak memiliki kebiasan dan
keluhan serupa serta riwayat gangguan kejiwaan lainnya. Namun, anaknya pernah
mengalami sakit kejang demam saat berusia 2 bulan 30 hari. Menurut pengakuan
ibu, anaknya adalah sosok anak yang pendiam dan cukup tertutup, terlebih bahwa
5
ia adalah anak laki-laki yang jarang berkomunikasi dengan orang tuanya, terutama
setelah kedua orang tuanya cerai dan tinggal terpisah. Anak tampak tidak memiliki
tujuan. Selain itu, anak juga diakui merupakan anak yang tidak nurut perkataan
orang tua. Ia sering melawan saat diberi nasihat oleh orang tuanya, terutama oleh
ibu.
perceraian terjadi tidak lama setelah ibu dipenjara akibat perkelahian dengan guru
di kelas adik pasien sekitar 3 tahun yang lalu. Ibu tidak menjelaskan alasan utama
mengapa ia bercerai dengan suaminya. Saat ini, ibu sudah menikah lagi dan sedang
mengandung anak dari suami barunya, yang tidak lain adalah ayah tiri pasien yang
menikahinya 1 tahun ½ yang lalu. Ibu tidak bekerja, ayah tiri saat ini bekerja
sebagai buruh bangunan. Penghasilan mereka sangat minim jika harus menghidupi
tiri tidak memiliki anak dengan riwayat bercerai karena istrinya meninggal karena
sakit.
Saat ibu ditanya mengenai kondisi pasien saat dititpkan kepada neneknya,
ibu menjawab dengan nada rendah seperti layaknya orang kecewa. Ia menjelaskan
bahwa sejak saat itu, anaknya tampak tidak terurus dengan baik, ia dan adik-
adiknya tampak terbengkalai, terlebih saat anak tidak ingin bersekolah lagi. Ia juga
tidak pernah menjenguk ibu di penjara. Selama masa sulit tersebut, ayah kandung
pasien sama sekali hilang tanpa ada kontak sedikitpun. Ibu mengatakan bahwa ayah
kandung bekerja di kapal dan sesaat setelah bercerai, ia pindah ke kota lain.
6
a) Riwayat psikiatrik
Adapun riwayat penggunaan obat oleh pasien adalah dengan rincian sebagai
berikut:
Jenis Zat
No Seledryl +
Samcodin
Zenith (SS) Sabu Alkohol Rokok Lem Fox
Pernah Ya
1 pakai Ya Ya Ya Ya Ya
8 bulan 5 ½ bulan 5 ½
yll yll (tahun bulan yll
Pertama kali (tahun 7 bulan yll 2018) (tahun tahun Pertengahan
2 pakai 2018) (tahun 2018) 2018) 2015 tahun 2017
Pakai dalam
1 tahun
3 terakhir Ya Ya Ya Ya ya Ya
Pakai dalam
1 bulan
4 terakhir Tidak Tidak Ya Ya Ya Ya
5 Cara pakai Ditelan Ditelan Ditelan Diminum Dihisap Dihirup
1 bulan yll 1
Pemakaian 1 bulan 3 mnggu minggu
6 terakhir yll 1 bulan yll yll yll 4 hari yll
Dosis 1-2 butir/ 3-4 kaleng
pertama kali 2-3 hari 1 botol Tidak 1-2 kaleng/
7 pakai butir/hari Tidak ingat dibagi 2 tahu hari
Cukup 5 kali
sering; pemakaian
dicampur saja 1 kali Tiap
8 Frekuensi dengan Cukup Tiap hari
sehari hari
SS sering;
3x/ minggu
7
Menurut ibu pasien, pasien pernah kejang yang didahului demam tinggi saat
disangkal.
Sebelumnya, pasien menurut ibu pasien merupakan anak yang baik, pintar,
rajin beribadah dan mengaji. Pasien diakui keluarga sebagai pribadi yang
melawan perkataan orang tua, terutama saat ditegur oleh ibunya dan saat
a) Riwayat Prenatal
Pasien lahir normal, cukup bulan, dan langsung menangis dengan dibantu
oleh bidan. Selama hamil, ibu tidak memiliki riwayat penyakit dan pasien
Pasien diberi ASI sejak pertama kali sampai berumur 1 tahun. Menurut ibu
lainnya, pasien aktif, dan diasuh sendiri oleh kedua orang tuanya. Pasien
8
diberi kebebasan dalam bermain namun masih dalam pengawasan orang
tua.
Guilt
Menurut ibu pasien, pasien mulai berteman dengan teman sebaya dan
bersama nenek.
Confusion
Menurut ibu pasien, pasien bersekolah sampai kelas 4 SD, pasien adalah
anak yang pintar dan rajin, sehingga ia tidak pernah tinggal kelas. Sejak usia
12 tahun, tepatnya setelah ibu keluar dari penjara, anak terlihat sangat
9
1. Riwayat pendidikan : menurut pasien, pasien bersekolah sampai kelas 4 SD
menyimpang.
bersosialisasi baik dengan teman sebaya, orang yang lebih tua maupun
temannya saja
7. Riwayat hukum : Pasien pernah terlibat dalam kasus hukum; sebanyak 5 kali
ditangkap polisi karena kasus seputar mencuri dan menhirup lem Fox.
8. Riwayat penggunaan waktu luang : Menurut pasien pada saat ini, pasien
menginap di rumah salah satu teman di daerah Teluk Tiram hingga satu minggu
tidak pulang.
ibu pasien, ayah tiri pasien, dan keenam orang adik pasien yang terakhir. Pasien
jarang berada di rumah karena mengaku bosan dan tidak cocok dengan
10
10. Riwayat keluarga :
Pasien tinggal di rumah bersama ibu dan ayah tiri. Pasien merupakan anak
ibunya adalah orang yang baik dengan perhatian yang cukup kepada kedua
anaknya, begitu pula ayah tirinya yang merupakan sosok yang baik dan cukup
perhatian. Namun, pasien mengaku kurang cocok dengan ayah tiri karena
sebab yang tidak bisa dijelaskan. Keluarga lainnya tidak mempunyai keluhan
11. Persepsi pasien tentang kehidupannya : Pasien merasa dirinya sakit dan
yang sudah disebutkan. Pasien memiliki cita-cita untuk menjadi orang yang
beberapa hal yang membuatnya jengkel; seperti kenyataan bahwa orang tuanya
berpisah dan kemudian sang ibu menikah lagi dengan laki-laki lain yang ia
tidak begitu cocok, lalu saat dimana ia merasa banyak diolok-olok oleh orang
lain tentang kehidupan dan status edukasinya. Oleh karena itu, caranya
12. Impian, fantasi dan nilai-nilai : Pasien tidak memiliki impian yang berlebih,
11
Genogram
Keterangan :
: perempuan : cerai
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan:
Saat datang ke IGD RSJ Sambang Lihum pasien datang bersama kedua orang
tua serta adik pasien dengan keadaan terawat menggunakan kaos berwarna abu-abu,
celana jeans berwarna hitam dan sandal jepit berwarna merah. Pasien tampak
terawat.
verbal
B. Keadaan Emosi
12
3. Keserasian : Serasi
C. Gangguan Persepsi
D. Pembicaraan
E. Proses pikir
masalah NAPZA, rasa putus asa (+), tak berdaya (-), ide bunuh diri (-)
2. Orientasi
a. Waktu : baik
b. Tempat : baik
c. Orang : baik
3. Daya ingat
13
c. Jangka menengah : baik
4. Konsentrasi : baik
5. Perhatian : baik
emosi karena pasien sering mengancam ingin memukul apabila keinginannya tidak
H. Daya Nilai
Tilikan :5
1. Status Interna :
14
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Respirasi : 18 kali/menit
Suhu : 36,8 oC
Kulit
Inspeksi : normosefali
JVP
Mata
Telinga
Hidung
15
Palpasi : nyeri (-/-)
Mulut
Toraks
Perkusi : sonor
Jantung
Abdomen
Perkusi : timpani
Punggung
16
Inspeksi : skoliosis (-), kifosis (-), lordosis (-)
Ekstremitas
varises (-)
2. Status Neurologis
3. Pemeriksaan Penunjang
17
KIMIA
GULA DARAH
Glukosa darah sewaktu 103 < 200 mg/dl
SGOT 33 0-46 u/l
SGPT 30 0-45 u/l
Ureum 15 10 - 50 mg/dl
Creatinin 0,6 0.7-1.4 mg/dl
Anamnesis :
Awalnya, pasien merupakan anak yang baik, rajin belajar, sholat dan mengaji.
Pada awal tahun 2016, tepatnya pada saat pasien duduk di kelas 4 SD, ia
menyaksikan keributan yang terjadi antara ibunya dengan salah seorang guru
di kelas adiknya. Kejadian tersebut berakhir bahwa sang ibu harus dipernjara
selama 6 bulan dan membuat trauma yang cukup besar bagi pasien. Oleh
karena itu, pasien memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah dan tinggal
bersama neneknya.
Selama pasien jauh dari asuhan ibu, dan dibarengi oleh keaadaan keluarga yang
pecah akibat perceraian kedua orang tuanya, pasien mulai mencari lingkungan
pasien diajak oleh teman-temannya untuk mulai menghirup lem Fox bersamaan.
18
dalam sehari untuknya sendiri. Dalam satu minggu belakangan, konsumsi ia
turunkan menjadi 1-2 kaleng per hari untuknya sendiri. Terakhir konsumsi
Pasien mengonsumsi Zenith sejak sekitar 8 bulan yang lalu sebanyak 2-3 butir
per hari yang penggunannya ia campur dengan Seledryl dan Samcodin (SS).
Penggunaan SS sejak sekitar 7 bulan yang lalu yang ia lupa sebanyak apa
Selain itu, pasien juga mengonsumsi sabu dan alkohol secara bersamaan sejak
sekitar 5 ½ bulan yang lalu. Sabu dikonsumsi sebanyak 1-2 butir per hari yang
Setelah ibu keluar dari penjara, ia mulai menyadari bahwa anaknya mulai
dan dinasihati serta diolok-olok oleh teman sebayanya, sering melawan orang
tua, sering keluar rumah, keluyuran hingga tidak pulang selama satu minggu.
Selama tahun 2017 hingga 2018, pasien pernah sebanyak 5 kali tertangkap
polisi; 3 kali karena mencuri, 2x karena ngelem selama sekitar 3-5 hari setiap
kalinya.
Satu minggu belakangan, pasien mengeluhkan leher tegang, dada berdebar dan
Antimo 1 keping atau 5 butir sekaligus agar dapat tidur. Keluhan lainnya
19
disangkal. Selain itu, ia juga ingin mendapatkan pengobatan dan perawatan
yang lebih ketat agar dapat terbebas dari penggunaan obat-obatan terlarang.
Atas niat tersebut, ia bersama kedua orang tuanya datang ke ke RSJ Sambang
masalah hukum
sedang.
1. Organobiologik
2. Psikologik
Perilaku dan aktivitas psikomotor dalam batas normal, ekspresi afektif datar,
kontak ada dan wajar, empati dapat dirabarasakan, tidak ada halusinasi audio
20
dan visual, tidak ada waham diancam dan kebesaran, taraf dapat dipercaya dan
tilikan derajat 5.
3. Sosiologik
Sering mengancam ingin memukul saat pasien ditegur oleh orang tua,
khusunya ibu dan pada saat ada yang mengolok-olok dirinya. Belakangan ini
Teluk Tiram hingga tidak pulang selama satu minggu. Teman-teman ini
sekolah setelah tamat SD, beberapa duduk di bangku SMP dan beberapa ada
yang masih duduk di kelas 5 SD. Lingkungan rumah tempat tinggal teman-
temanya merupakan lingkungan yang agak kumuh, jauh dari jalan raya. Ia
tinggal bersama orang tua yang bekerja di pasar subuh sehingga membuat
VIII. PROGNOSIS
21
Pengobatan psikiatri : dubia ad bonam
1. Psikofarmaka
2. Psikoterapi
terhadap stress.
menunjang kesembuhan.
4. Sosioterapi
membantu.
22
X. DISKUSI
Laporan kasus ini mengangkat sebuah kasus An. MA, 13 tahun yang datang
ke IGD RSJ Sambang Lihum tanggal 24 Januari 2019 dengan keluhan ingin
2015 silam saat pasien memulai dengan rokok yang ia hisap setiap hari hingga
terakhir satu minggu yang lalu, kemudian di pertengahan tahun 2017 pasien mulai
mengikuti ajakan temannya untuk menghirup Lem Fox yang awalnya hanya ia
sebanyak 3-4 kaleng sehari untuknya sendiri. Pengonsumsian terakhir adalah 4 hari
yang lalu. Di pertengahan tahun 2018, tepatnya sekitar 8 bulan yang lalu, ia mulai
mengonsumsi Zenith sebanyak 2-3 butir per harinya yang ia barengi dengan
mengonsumsi Seledryl dan Samcodin (SS) setiap harinya. Satu bulan kemudian, ia
mulai mengonsumsi Sabu dan alkohol. Sabu ia konsumsi 1-2 butir per harinya dan
untuk terus mengonsumsi beberapa atau bahkan seluruh obat tersebut adalah sangat
besar. Dilihat dari keinginannya untuk selalu mendapatkannya, seperti halnya Sabu.
Ia harus rela mencuri untuk dapat mendapatkan uang agar dapat tetap mengonsumsi
sehingga sulit untuk mengontrol dirinya. Pasien terjerat kasus criminal selama 5
kali. Berdasarkan hasil anamnesis serta pemeriksaan status mental, dan merujuk
pada kriteria diagnostik dari PPDGJ III, penderita dalam kasus ini dapat didiagnosa
sebagai gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat dengan keadaan
23
Pada pasien ditemukan 3 gejala menurut pedoman diagnostik PPDGJ III
zat-zat tertentu yang dapat mengakibatkan bahaya pada diri sendiri maupun orang
sebagai pelajar, sebagai pekerja, atau sebagai orang tua, menempatkan diri dalam
minuman dan penggunaan obat. Berhadapan dengan masalah hukum berulang kali
interpersonal yang kerap muncul karena penggunaan zat, seperti berkelahi karena
mabuk.1,2
manifestasi fisik dan psikologis dari penyakit akibat penggunaan obat-obatan yang
24
masalah perilaku. Dengan kata lain, masalahnya bukan terletak pada obat-obatan
meliputi:
dan afektif.
25
sebagai cara melarikan diri dari masalah, konflik, stress karena kehilangan sosok
motivator hidup yaitu ayahnya. Namun, sayangnya pada pasien ini tidak dapat
digali lebih lanjut apakah dirinya sampai di tingkatan ketergantungan fisik maupun
psikis, di mana ketergantungan fisik ditandai dengan adanya toleransi dan sindroma
putus zat.5
bahan/zat/obat yang bila masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh
fisik, psikis, dan fungsi sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta
digunakan oleh sektor pelayanan kesehatan, yang menitik beratkan pada upaya
penanggulangan dari sudut kesehatan fisik, psikis, dan sosial. NAPZA sering
disebut juga sebagai zat psikoaktif, yaitu zat yang bekerja pada otak, sehingga
Narkotika).
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
26
Narkotika Golongan I: Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk
Psikotropika).
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
sebagai berikut.
27
Psikotropika Golongan I: Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk
sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan
28
Yang dimaksud disini adalah bahan/zat yang berpengaruh psikoaktif diluar
menekan susunan syaraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan
yaitu :
Inhalansia (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut) mudah menguap
rumah tangga, kantor dan sebagai pelumas mesin. Yang sering disalah
pemakaian rokok dan alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian
dari upaya pencegahan, karena rokok dan alkohol sering menjadi pintu
masuk penyalahgunaan.4,5,6
Pada pasien ini, obat yang digunakan adalah Zenith (di mana mengandung
Paracetamol 160 mg, Karisoprodol 200 mg dan Cafein 32 mg), Sabu, alkohol,
29
rokok dan lem Fox (polivinil asetat). Karisoprodol yang terkandung di dalam obat
zenith memiliki efek farmakologis sebagai muscle relaxan yang bekerja singkat dan
depresan system saraf pusat dan digunakan untuk menangani gejala ganggua cemas.
sehingga digunakan dengan harapan dapat mengatasi nyeri-nyeri badan dan badan
menjadi bugar.5
Pasien juga mengakui sering menggunakan zat terlarang berupa Sabu atau
adalah obat atau senyawa stimulansia sistem saraf pusat. Obat ini merupakan
ADHD (attention deficit hyperactivity disorder) pada anak anak dan dewasa.
aktivitas dan stimulasi otak, nafsu makan berkurang, serta efek menyenangkan atau
yang disebut dengan euphoria. Oleh karena itu, penggunaan obat ini seringkali
disalahgunakan.6,7
frekuensi detak jantung. Sedangkan efek jangka panjang dapat berakibat sindrom
ketergantungan, adanya defisit pada fungsi sensorik dan motorik, hilang ingatan,
30
Sering kali juga didapatkan gejala psikotik diantaranya paranoia, halusinasi
auditorik dan visual, dan adanya delusi. Gejala psikotik ini kadang-kadang dapat
terjadi dalam jangka waktu berbulan-bulan hingga tahun saat pasien menghentikan
5. Keadaan putus zat dengan delirium – setelah putus zat terjadi gangguan
kegelisahan fisik.
31
Intoksikasi idiosinkratik – terjadi perubahan tingkah laku akibat
Lepas alkohol – terjadi pada orang yang telah meminum alkohol setiap
jam dari saat minum terakhir. Gejalanya gemetar, halusinasi, kejang serta
menangani kondisi akut termasuk gaduh gelisah. Pasien yang telah menunjukkan
perbaikan setelah ditangani dapat dilanjutkan dengan perawatan rawat inap atau
ini adalah sekitar 1-3 minggu tergantung jenis zat dan gejala pasien.
Clozapine 25 mg 2x½ tablet ( ½ -0- ½) untuk mengatasi gejala yang muncul akibat
memunculkan efek sedasi dan tidak memberikan efek samping EPS. Serta
keluarga dan masyarakat agar dapat menerima keadaan penderita dengan tidak
32
Detoksifikasi8,9
obat yang sring kali dikombinasikan dengan penanganan biologis yang bertujuan
rehabilitasi:
hidup pecandu
lanjutan yang sudah tenang bertujuan untuk menguatkan daya tahan mental,
pemeriksaan psikologi terlebih dahulu, sehingga bisa dipilih metode yang cocok
33
DAFTAR PUSTAKA
4. Kaplan, I.H. and Sadock, J.B. Buku Ajar Psikiatri Klinis. Edisi 2. EGC.
Jakarta. 2010.
7. Allen K.M. Clinical Care of the Addicted Client, Review Article on:
American Psychiatriy Journal, 2010 October 20.
34