BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia adalah suatuwadah pelayanan
kepada lanjut usia di masyarakat, yang prosespembentukan dan pelaksanaannya
dilakukan oleh masyarakatbersama lembaga swadaya masyarakat (LSM), lintas
sektorpemerintah dan non-pemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain, dengan
menitik beratkan pelayanan kesehatan pada upayapromotif dan preventif. Disamping
pelayanan kesehatan, di PosyanduLanjut Usia juga dapat diberikan pelayanan sosial,
agama, pendidikan,ketrampilan, olah raga dan seni budaya serta pelayanan lain
yangdibutuhkan para lanjut usia dalam rangka meningkatkan kualitashidup melalui
peningkatan kesehatan dan kesejahteraan mereka.Selain itu mereka dapat beraktifitas dan
mengembangkan potensi diri.
Kegiatan pos pelayanan terpadu (posyandu), selama ini lebih banyak dikenal untuk
melayani kesehatan ibu dan anak. Padahal dalam pelayanan kesehatan di puskesmas, ada
juga jenis program posyandu lansia, yang dikhususkan untuk melayani para lanjut usia.
Pemerintah telah merumuskan berbagai peraturan dan perundang-undangan, yang
diantaranya seperti tercantum dalam UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, dimana
pada pasal 19 disebutkan bahwa kesehatan manusia usia lanjut diarahkan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kemampuannya agar tetap produktif, serta
pemerintah membantu penyelenggaraan upaya kesehatan usia lanjut untuk meningkatkan
kualitas hidupnya secara optimal. Seiring dengan semakin meningkatnya populasi lansia,
pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan usia lanjut
ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia untuk
mencapai masa tua bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat
sesuai dengan keberadaannya. Kegiatan pos pelayanan terpadu (posyandu), selama ini
lebih banyak dikenal untuk melayani kesehatan ibu dan anak. Padahal dalam pelayanan
kesehatan di puskesmas, ada juga jenis program posyandu lansia, yang dikhususkan untuk
melayani para lanjut usia.Karena manula (manusia usia lanjut) juga memerlukan
perhatian khusus, mengingat perkembangan fisik dan mentalnya yang rentan dengan
bermacam masalah kesehatan. Sebagai wujud nyata pelayanan sosial dan kesehatan pada
kelompok usia lanjut ini, pemerintah telah mencanangkan pelayanan pada lansia melalui
beberapa jenjang. Pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat adalah Posyandu lansia,
pelayanan kesehatan lansia tingkat dasar adalah Puskesmas, dan pelayanan kesehatan
tingkat lanjutan adalah Rumah Sakit. Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu
untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang
digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan
Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan
kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan
melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial
dalam penyelenggaraannya
Kriteria keterlantaran yaitu, tidak/belum sekolah atau tidak tamat SD, makan
makanan pokok kurang dari 21 kali seminggu, makan lauk pauk berprotein tinggi
kurang dari 4 kaliseminggud, memiliki pakaian kurang dari 4 stele, tidak mempunyai
tempat tinggal tetap untuk tidur, bila sakit tidak diobati.
Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah suatu alat untuk mencatatkondisi kesehatan
pribadi lanjut usia baik fisik maupun mentalemosional. KMS digunakan untuk memantau
dan menilai kemajuankesehatan lanjut usia yang dilaksanakan melalui kegiatan
Posyandu Lanjut usia
B. Tujuan
1. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pelaksanaanPosyandu bagi lanjut
usia secara komprehensif
2. Meningkatkan kemudahan bagi lanjut usia untukmendapatkan berbagai pelayanan, baik
pelayanan kesehatanmaupun pelayanan lainnya yang dilaksanakan oleh berbagaiunsur
terkait
3. Terlaksananya pembinaan dan pelayanan kepada lanjut usiadi Posyandu secara
komprehensif dengan melibatkan lintassektor dan masyarakat.
4. Berkembangnya Posyandu lanjut usia yang aktifmelaksanakan kegiatan dengan kualitas
yang baik secaraberkesinambungan
C. Rumusan Masalah
Bagaimana melaksanakan Posyandu Lansia di Masyarakat ?
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di
suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana
mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu lansia merupakan
pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang
penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para
lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya.
Posyandu lansia merupakan suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang berada di
desa-desa yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya bagi
warga yang sudah berusia lanjut. Posyandu lansia adalah wahana pelayanan bagi kaum
usia lanjut yg dilakukan dari, oleh, dan untuk kaum usia yg menitikberatkan pd pelayanan
promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative. Posyandu
lansia merupakan upaya kesehatan lansia yg mencakup kegiatan yankes yg bertujuan u/
mewujudkan masa tua yg bahagia dan berdayaguna
Penurunan kondisi fisik lanjut usia berpengaruh pada kondisi psikis. Dengan
berubahnya penampilan, menurunnya fungsi panca indra menyebabkan lanjut usia
merasa rendah diri, mudah tersinggung dan merasa tidak berguna lagi. Masalah ekonomi
yang dialami orang lanjut usia adalah tentang pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari
seperti kebutuhan sandang, pangan, perumahan, kesehatan, rekreasi dan sosial. Dengan
kondisi fisik dan psikis yang menurun menyebabkan lansia kurang mampu menghasilkan
pekerjaan yang produktif.
Di sisi lain mereka dituntut untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan hidup
sehari-hari yang semakin meningkat dari sebelumnya, seperti kebutuhan akan makanan
bergizi seimbang, pemeriksaan kesehatan secara rutin, perawatan bagi yang menderita
penyakit ketuaan dan kebutuhan rekreasi. Didalam posyandu lansia ini, para lansia
dilayani dan diberi kemudahan dalam pemeriksaan kesehatan mereka. Mereka hanya
diminta dating tanpa dipungut biaya sama sekali, begitu juga dengan lansia yang sudah
tidak sanggup lagi untuk berjalan jauh akan diantar ke tempat pelayanan atau dapat juga
dilayani dirumah mereka.
B. TUJUAN
Tujuan pembentukan posyandu lansia secara garis besar antara lain :
1. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga terbentuk
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia
2. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam
pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut.
Tujuan pengadaan program posyandu lansia yaitu:
1. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga terbentuk
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia
2. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam
pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut
3. Supaya kesehatan para lansia terjaga dengan baik dan terkontrol.
Dengan begitu akan menurunnya angka kematian lansia pada usia 50– 65 tahun
Sedangkan inovasi yang akan dilakukan yaitu:
1. Sosialisasi posyandu lansia ke masyarakat dan pendekatan ke keluarga lansia Adanya
sosialisasi ini tentunya sangat mendukung dalam memberikan pengertian ke masyarakat
mengenai pentingnya pos pelayanan terpadu lansia ini. Serta pendekatan dalam keluarga
lansia juga berpengaruh agar keluarga juga memberikan dukungan untuk lansia supaya
memu mengikuti kegiatan dalam posyandu ini. Selain dukungan tentunya ada usaha dari
si anak untuk mau mengantarkan lansia ke tempat pelayanan. Terlebih lagi sekarang ini
banyak sekali anak–anak yang tidak memperhatikan keadaan orang tuanya (lansia), yang
mereka tau memberikan makan tempat dan pakaian untuk lansia itu sudah cukup tanpa
memberikan adanya pemeriksaan kesehatan dan kondisi psikis lansia.
2. Jemput lansia atau tangani ditempat Apabila jarak rumah dengan tempat posyandu jauh
dan tidak memungkinkan lansia untuk pergi sendiri serta tidak ada kerabat yang
mengantar, maka lansia tersebut akan dijemput oleh petugas pelayanan secara gratis.
Dengan begitu tidak ada lagi yang dikhawatirkan lansia bagaimana caranya untuk
ketempat posyandu. Sedangkan tangani ditempat maksudnya adalah petugas mengadakan
pelayanan posyandu di rumah lansia karena tidak mampunya si lansia untk berjalan
dalam artian si lansia itu sudah tidak mampu lagi untuk melakukan kegiatan apa– apa.
Jadi, petugas hanya memeriksa tekanan darah, hemoglobin, kandungan putih telur,
kandungan gula dalam air seni serta penyuluhan kesehatan.
3. Pelayanan terpadu tanpa pungutan Posyandu lansia didirikan dan digerakkan tanpa
memungut biaya dari para lansia karena telah ada anggaran dari pemerintah untuk dana
kesehatan masyarakat khususnya lansia. Dengan begitu posyandu lansia akan dapat
menjangkau semua lapisan masyarakat baik lapisan bawah sekalipun. Pelayanan yang
diberikan juga sama rata tidak membeda– bedakan, karena lansia tergolong mudah
tersinggung apabila merasa dia dibedakan oleh petugas dan itu justru akan memperburuk
keadaan emosional si lansia.
4. Tengok lansia Selain pemeriksaan khusus ditempat posyandu atau di puskesmas setempat,
juga terdapat program menengok kegiatan lansia dirumah– rumah mereka. Petugas
dating kerumah lansia, meneliti apa saja yang dilakukan oleh lansia dan bagaimana cara
keluarga mereka mamperlakukan mereka dirumah. Untuk mempermudah petugas dalam
memberikan tindak lanjut dari lansia tersebut.
C. SASARAN
Sasaran Posyandu Lansia
1. Sasaran langsung
Kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun), Kelompok usia lanjut (60 tahun keatas),
Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas)
2. Sasaran tidak langsung
Keluarga dimana usia lanjut berada, organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan
usia lanjut, masyarakat luas
D. PELAKSANAAN
Pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan sistem 5 meja yaitu:
1. Meja 1: Pendaftaran
Mendaftarkan lansia, kemudian kader mencatat lansia tersebut. Lansia yang sudah
terdaftar di buku register langsung menuju meja selanjutnya.
2. Meja 2: Kader melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, dan tekanan darah
3. Meja 3: Pencatatan (Pengisian Kartu Menuju Sehat)
Kader melakukan pencatatan di KMS lansia meliputi : Indeks Massa Tubuh, tekanan
darah, berat badan, tinggi badan.
4. Meja 4: Penyuluhan
Penyuluhan kesehatan perorangan berdasarkan KMS dan pemberian makanan tambahan.
5. Meja 5: Pelayanan medis
Pelayanan oleh tenaga professional yaitu petugas dari Puskesmas/kesehatan meliputi
kegiatan : pemeriksaan dan pengobatan ringan.
F. INDIKATOR KEBERHASILAN
Program ini dapat dikatakan berhasil apabila dapat terpenuhinya indicator–indicator
keberhasilan. Indicator– indicator keberhasilan yang dimaksud yaitu:
1. Kesehatan lansia meningkat yang dapat dibuktikan dengan KMS (Kartu Menuju Sehat)
Lansia
2. Penurunan tingkat kematian usia 50– 65 tahun sampai 70%
3. Lansia yang mengikuti program ini atau lansia yang terdaftar dalam program ini
mencapai 80% setiap desa
4. Lansia yang mempunyai kadar gula tinggi menjadi relative normal bahkan berkurang
G. PENDEKATAN PENGEMBANGAN
Pendekatan pengambangan yaitu dengan menggunakan pendekatan social action. Karena
program yang ditawarkan sekedar untuk mengembangkan program yang sudah ada.
Untuk lebih menarik obyek dan lebih menginisiatif supaya lapisan masyarakat juga ikut
berpartisipasi pada posyandu lansia ini. Dengan begitu posyandu lansia dapat melayani
para lansia dengan maksimal karena telah matangnya program yang ada dan adanya
inovasi yang menarik dari program tersebut.
I. KADER LANSIA
1. Pengertian Kader Lansia
Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk masyarakat,
yang bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan. Keberadaan kader sering
dikaitkan dengan pelayanan rutin di posyandu. Padahal ada beberapa macam kader bisa
dibentuk sesuai dengan keperluan menggerakkan partisipasi masyarakat atau sasarannya
dalam program pelayanan kesehatan.
2. Tugas Kader Lansia
Secara umum tugas-tugas kader lansia adalah sebagai berikut
a. Tugas-Tugas Kader
1) Tugas sebelum hari buka Posyandu (H - Posyandu) yaitu berupa tugas – tugas persiapan
oleh kader agar kegiatan pada hari buka Posyandu berjalan dengan baik.
2) Tugas pada hari buka Posyandu (H Posyandu) yaitu berupa tugas-tugas untuk
melaksanakan pelayanan 5 meja.
3) Tugas sesudah hari buka posyandu (H + Posyandu) yaitu berupa tugas - tugas setelah hari
Posyandu.
b. Tugas-Tugas Kader Pada Pelaksanaan Posyandu Lansia
Tugas-tugas kader Posyandu pada H - atau pada saat persiapa hari Posyandu, meliputi :
1) Menyiapkan alat dan bahan : timbangan, tensimeter, stetoskop, KMS, alat peraga, obat-
obatan yang dibutuhkan, bahan/materi penyuluhan dan lain-lain.
2) Mengundang dan menggerakkan masyarakat, yaitu memberi tahu para lansia untuk
datang ke Posyandu, serta melakukan pendekatan tokoh yang bisa membantu memotivasi
masyarakat (lansia) untuk datang ke Posyandu
3) Menghubungi kelompok kerja (Pokja) Posyandu yaitu menyampaikan rencana kegiatan
kepada kantor desa dan meminta memastikan apakah petugas sector bisa hadir pada hari
buka Posyandu.
4) Melaksanakan pembagian tugas : menentukan pembagian tugas diantara kader Posyandu
baik untuk persiapan untuk pelaksanaan
c. Organisasi Kader Lansia
1) Pemeriksaan kesehatan secara berkala : pendataan, screening, px kesh (gizi, jiwa, lab),
pengobatan sederhana, pemberian suplemen vitamin, PMT
2) Peningkatan olahraga
3) Pengembangan ketrampilan :kesenian, bina usaha
4) Bimbingan pendalaman agama
5) Pengelolaan dana sehat
6) Pendanaan Kadar Lansia
J. KMS
Kartu menuju sehat (KMS) adalah suatu alat untuk mencatat kondisi kesehatan
pribadi usia lanjut baik fisik maupun mental emosional. Kegunaan KMS untuk memantau
dan menilai kemajuan Kesehatan Usia Lanjut yang dilaksanakan di kelompok Usia Lanjut
atau Puskesmas
Tata Cara pengisian KMS :
1. KMS berlaku 2 th, diisi o/ petugas kesh
2. Pada kunjungan pertama, diperiksa semua jenis tes yg tertera. Sedangkan pd kunjungan
ulang cukup diperiksa sekali sebulan, kecuali u/ tes laboratorium dperiksa per 3 bulan
(Hb, Urine, Protein)
K. Senam Lansia
Senam adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana
yang dilakukan secara tersendiri atau berkelompok dengan maksud meningkatkan
kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut (Santosa, 1994). Lansia
seseorang individu laki-laki maupun perempuan yang berumur antara 60-69 tahun.
(Nugroho 1999:20)
Jadi senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta
terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia yang dilakukan dengan maksud
meningkatkan kemamp meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk mencapai
tujuan tersebut.
Manfaat Olahraga Bagi Lansia
Manfaat dari olahraga bagi lanjut usia menurut Nugroho (1999; 157) antara lain :
1. Memperlancar proses degenerasi karena perubahan usia.
2. Mempermudah untuk menyesuaikan kesehatan jasmani dalam kehidupan (adaptasi)
3. Fungsi melindungi, yaitu memperbaiki tenaga cadangan dalam fungsinya terhadap
bertambahnya tuntutan, misalya sakit.
4. Sebagai Rehabilitas Pada lanjut usia terjadi penurunan masa otot serta kekuatannya, laju
denyut jantung maksimal, tolerasnsi latihan, kapasitas aerobik dan terjadinya peningkatan
lemak tubuh.
5. Dengan melakukan olahraga seperti senam lansia dapat mencegah atau melambatkan
kehilangan fungsional tersebut.
6. Bahkan dari berbagai penelitian menunjukan bahwa latihan/olah raga seperti senam
lansia dapatmengeliminasi berbagai resiko penyakit seperti hipertensi, diabetes melitus,
penyakit arteri koroner dan kecelakaan. (Darmojo 1999;81)
Senam lansia dilaksanakan disetiap satu bulan sekali pada saat dilakukan kegiatan
posyandu lansia yang dilaksanakan di 22 posyandu lansia yang ada.
Komponen aktivitas dan kebugaran
Menurut Darmojo (1999:74) komponen aktivitas dan kebugaran terdiri dari:
1. Self Efficacy (keberdayagunaan-mandiri) adalah istilah untuk menggambarkan rasa
percaya atas keamanan dalam melakukan aktivitas. Hal ini sangat berhubungan dengan
ketidaktergantungan dalam aktivitas sehari-hari. Dengan keberdayagunaan mandiri ini
seorang usia lanjut mempunyai keberanian dalam melakukan aktivitas.
2. Latihan Pertahanan (resistence training) keuntungan fungsional atas latihan pertahanan
berhubungan dengan hasil yang didapat atas jenis latihan yang bertahan, antara lain
mengenai kecepatan bergerak sendi, luas lingkup gerak sendi (range of motion) dan jenis
kekuatan. Yang dihasilkan pada penelitian-penelitian dipanti jompo didapatkan bahwa
latihan pertahanan yang intensif akan meningkatkan kecepatan gart (langkah) sekitar
20% da kekuatan untuk menaiki tangga sebesar 23-38%
3. Daya Tahan (endurance) daya tahan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan
kerja dalam waktu yang relatif cukup lama. Pada lansia latihan daya tahan /kebugaran
yang cukup keras akan meningkatkan kekuatan yang didapat dari latihan bertahan. Hasil
akibat latihan kebugaran tersebut bersifat khas untuk latihan yang dijalankan (training
specifik), sehingga latihan kebugaran akan meningkatkan kekuatan berjalan lebih dengan
latihan bertahan.
4. Kelenturan (flexibility) pembatasan atas lingkup gerak sendi, banyak terjadi pada lanjut
usia yang sering berakibat kekuatan otot dan tendon. Oleh karena itu latihan kelenturan
sendi merupakan komponen penting dari latihan atau olah raga bagi lanjut usia.
5. Keseimbangan-keseimbangan merupakan penyebab utama yang sering mengakibatkan
lansia sering jatuh. Keseimbangan merupakan tanggapan motork yang dihasikan oleh
berbagai faktor, diantaranya input sesorik dan kekuatan otot. Penurunan keseimbangan
pada lanjut usia bukan hanya sebagai akibat menurunya kekuatan otot atau penyakit yang
diderita. Penurunan keseimbangan bisa diperbaiki dengan berbagai latihan keseimbangan.
Latihan yang meliputi komponen keseimbangan akan menurukan insiden jatuh pada
lansia.
A. Kesimpulan
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia adalah suatuwadah pelayanan kepada
lanjut usia di masyarakat, yang prosespembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh
masyarakatbersama lembaga swadaya masyarakat (LSM), lintas sektorpemerintah dan
non-pemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain, dengan menitik beratkan
pelayanan kesehatan pada upayapromotif dan preventif. Disamping pelayanan kesehatan,
di PosyanduLanjut Usia juga dapat diberikan pelayanan sosial, agama,
pendidikan,ketrampilan, olah raga dan seni budaya serta pelayanan lain yangdibutuhkan
para lanjut usia dalam rangka meningkatkan kualitashidup melalui peningkatan
kesehatan dan kesejahteraan mereka.Selain itu mereka dapat beraktifitas dan
mengembangkan potensi diri.
B. Saran
Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama para lansia maka perlu
adanya pengembangan dari Posyandu Lansia tersebut dengan melibatkan tenaga
kesehatan, tokoh masyarakat anggota masyarakat juga Kader.
Diposting oleh dika silvia sari di 08.05
http://dikasilviasari.blogspot.com/2016/03/makalah-posyandu-lansia.html
Kamis, 16 April 2015
Makalah Posyandu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia sebagai potensi pembangunan
bangsa agar dapat membangun dan menolong dirinya sendiri, merupakan tanggung jawab
bersama antara pemerintah dan masyarakat, maka posyandu cukup strategis dalam
pengembangan kualitas sumber daya manusia sejak dini perlu ditingkatkan pembinaannya.
C. Manfaat
1. Untuk Mahasiwa
Agar mahasiswa mampu memahami tentang tentang pengertian posyandu dan kegiatan yang
ada dalam posyandu.
2. Untuk Pembaca
Supaya dapat menambah wawasan para pembaca tentang pengertian posyandu dan kegiatan
yang ada dalam posyandu.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih tehnologi dan pelayanan kesehatan
masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak
dini.
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan
keluarga berencana. Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga berencana dan kesehatan
yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari
petugas kesehatan dalam rangka pencapaian NKKBS.
a. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi, anak balita dan anak
prasekolah
b. Memberikan nasehat tentang makanan guna mancegah gizi buruk karena kekurangan protein
dan kalori, serta bila ada pemberian makanan tambahan vitamin dan mineral
d. Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA.
2. Keluarga Berencana
a. Pelayanan keluarga berencana kepada pasangan usia subur dengan perhatian khusus kepada
mereka yang dalam keadaan bahaya karena melahirkan anak berkali-kali dan golongan ibu
beresiko tinggi
3. Immunisasi
a. munisasi tetanus toksoid 2 kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3x, polio 3x, dan campak 1x pada
bayi.
4. Peningkatan gizi
b. Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori cukup kepada anak-anak
dibawah umur 5 tahun dan kepada ibu yang menyusui
5. Penanggulangan Diare
2. Keluarga Berencana
3. Immunisasi
4. Peningkatan gizi
5. Penanggulangan Diare
6. Sanitasi dasar. Cara-cara pengadaan air bersih, pembuangan kotoran dan air limbah yang
benar, pengolahan makanan dan minuman
C. Pembentukan Posyandu
b. Posyandu dari masyarakat untuk masyarakat dan oleh masyarakat, sehingga menimbulkan
rasa memiliki masyarakat terhadap upaya dalam bidang kesehatan dan keluarga berencana
(Effendi, 1998).
E. Penyelenggara Posyandu
1. Pelaksana kegiatan, adalah anggota masyarakat yang telah dilatih menjadi kader kesehatan
setempat dibawah bimbingan Puskesmas
2. Pengelola posyandu, adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW yang berasal dari keder
PKK, tokoh masyarakat formal dan informal serta kader kesehatan yang ada di wilayah tersebut
(Effendi, 1998).
4. Bila tidak memungkinkan dapat dilaksanakan di rumah penduduk, balai rakyat, pos RT/RW atau
pos lainnya.
a. Penimbangan bulanan
2. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia subur
Dalam pelaksanaan tugasnya kader pada posyandu selalu didampingi oleh tim dari
Puskesmas, seperti pada pelaksanaan pada meja IV, apabila kader menemui masalah
kesehatan, kader harus berkonsultasi pada petugas kesehatan yang ada, masalah tersebut
dapat berupa:
3. Balita yang sakit; batuk, sukar bernafas, demam dan sakit telinga.
7. Ibu yang pucat, sesak nafas, bengkak kaki terutama ibu hamil.
8. Ibu hamil yang menderita perdarahan, pusing kepala yang terus menerus (Depkes RI-Unicef,
2000).
1. Mencatat hasil kegiatan UPGK dalam regester balita sampai terbentuknya balok SKDN.
2. Menggerakkan masyarakat untuk menghadiri dan ikut serta dalam kegiatan UPGK.
Apabila kader menjumpai kesulitan dalam menjalankan tugasnya dalam posyandu, maka
mereka dapat menghubungi orang-orang berikut sebagai upaya untuk mencari jalan keluar:
1. Bidan desa.
2. Kepala Desa.
6. Petugas PLKB.
1. Aspek komunikasi.
2. Tehnik berpidato.
4. Proses pengembangan.
LKMD mempunyai peranan besar dalam upaya peningkatan tarap kesehatan masyarakat
di desa / kelurahan. Dalam hal ini termasuk upaya penurunan angka kematian bayi, anak balita,
ibu hamil dan angka kelahiran, khususnya yang diupayakan melalui posyandu dengan
kegiatanya. Peranan LKMD dalam pembentukan Posyandu :
1. Mengusulkan, mendorong dan membantu kepala desa / kelurahan untuk membentuk posyandu
di wilayahnya.
3. Membantu secara aktif pelaksanaan pengumpulan data dan musyawarah masyarakat dalam
rangka membentuk Posyandu, penentuan lokasi, jadwal, pemilihan kader dan lain-lainnya.
1. Mengingatkan mendorong dan memberi semangat agar kader selalu melaksanakan tugasnya di
Posyandu dengan baik.
2. Mengingatkan ibu hamil, ibu yang mempunyai bayi dan anak balita serta ibu usia subur agar
datang ke Posyandu sesuai jadwal yang telah ditentukan.
1. Mengamati apakah penyelenggaraan Posyandu telah dilakukan secara teratur setiap bulan,
sesuai jadwal yang telah disepakati.
2. Mengamati apakah Posyandu telah melaksanakan pelayanan secara lengkap (KIA, KB, Gizi,
Immunisasi dan penanggulangan diare).
3. Memberikan saran-saran kepada kepala desa / kelurahan dan kader agar Posyandu dapat
berfungsi secara optimal ( agar buka teratur sesuai jadwal, melakukan pelayanan secara
lengkap dan dikunjungi ibu hamil, ibu dan anak balita serta ibu usia subur).
4. Bila dipandang perlu, membantu mencarikan jalan agar Posyandu dapat melakukan pemberian
makanan tambahan kepada bayi dan anak balita secara swadaya.
6. Mencarikan jalan dan memberi saran-saran agar kader dapat bertahan melaksanakan tugas
dan perannya (tidak drop out). Misalnya dengan pemberian penghargaan, mengupayakan alat
tulis atau bantuan lainya.
7. Membahas bersama kepala desa / kelurahan dan tim pembina LKMD Kecamatan cara-cara
pemecahan masalah yang dihadapi Posyandu.
8. Agar pembinaan Posyandu dan pembinaan kader dilakukan oleh LKMD ini dapat dilaksanakan
dengan baik, maka cara dan pesan-pesan penyuluhan yang berkaitan dengan promosi
Posyandu juga perlu dipahami oleh LKMD
J. Posyandu Lansia
Posyandu Lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut disuatu
wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa
mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu lansia merupakan pengembangan dari
kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya
melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh
masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya (Erfandi, 2008).
b. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam
pelayanan kesehatan, disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut.
a. Sasaran langsung, yaitu kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun), kelompok usia lanjut (60 tahun
ke atas), dan kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas).
b. Sasaran tidak langsung, yaitu keluarga dimana lansia berada, organisasi sosial yang bergerak
dalam pembinaan usia lanjut, masyarakat luas (Departemen Kesehatan RI, 2006).
b. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional dengan
menggunakan pedoman metode 2 (dua ) menit
c. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan dan
dicatat pada grafik indeks masa tubuh (IMT).
f. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit gula (diabetes
mellitus)
g. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit ginjal.
h. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan kelainan pada
pemeriksaan butir-butir diatas.
i. Penyuluhan Kesehatan, biasa dilakukan didalam atau diluar kelompok dalam rangka kunjungan
rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi oleh
individu dan kelompok usia lanjut.
j. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi kelompok usia lanjut yang tidak dating,
dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan masyarakat.
Mekanisme pelayanan Posyandu Lansia tentu saja berbeda dengan posyandu balita pada
umumnya. Mekanisme pelayanan ini tergantung pada mekanisme dan kebijakan pelayanan
kesehatan di suatu wilayah penyelenggara. Ada yang menyelenggarakan posyandu lansia ini
dengan sistem 5 meja seperti posyandu balita, ada pula yang hanya 3 meja. 3 meja tersebut
meliputi :
a. Meja I: pendaftaran lansia, pengukuran dan penimbangan berat badan dan atau tinggi badan.
b. Meja II : melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan dan index massa tubuh (IMT); juga
pelayanan kesehatan seperti pengobatan sederhana dan rujukan kasus.
c. Meja III : melakukan kegiatan konseling atau penyuluhan, dapat juga dilakukan pelayanan pojok
gizi.
Masalah kesehatan pada lansia tentu saja berbeda dengan jenjang umur yang lain karena
pada penyakit pada lansia merupakan gabungan dari kelainan-kelainan yang timbul akibat
penyakit dan proses menua yaitu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti sel serta mempertahankan struktur dan fungsi
normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang
diderita.
Dr. Purma Siburian Sp PD, pemerhati masalah kesehatan pada lansia menyatakan bahwa
ada 14 I yang menjadi masalah kesehatan pada lansia, yaitu :
a. Immobility (kurang bergerak), dimana meliputi gangguan fisik, jiwa dan faktor lingkungan
sehingga dapat menyebabkan lansia kurang bergerak. Keadaan ini dapat disebabkan oleh
gangguan tulang, sendi dan otot, gangguan saraf dan penyakit jantung.
b. Instability (tidak stabil/ mudah jatuh), dapat disebabkan oleh faktor intrinsik (yang berkaitan
dengan tubuh penderita), baik karena proses menua, penyakit maupun ekstrinsik (yang berasal
dari luar tubuh) seperti obat-obatan tertentu dan faktor lingkungan. Akibatnya akan timbul rasa
sakit, cedera, patah tulang yang akan membatasi pergerakan. Keadaan ini akan menyebabkan
gangguan psikologik berupa hilangnya harga diri dan perasaan takut akan terjadi.
c. Incontinence (buang air) yaitu keluarnya air seni tanpa disadari dan frekuensinya sering.
Meskipun keadaan ini normal pada lansia tetapi sebenarnya tidak dikehendaki oleh lansia dan
keluarganya. Hal ini akan membuat lansia mengurangi minum untuk mengurangi keluhan
tersebut, sehingga dapat menyebabkan kekurangan cairan.
e. Infection (infeksi), merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting pada lansia, karena
sering didapati juga dengan gejala tidak khas bahkan asimtomatik yang menyebabkan
keterlambatan diagnosis dan pengobatan.
f. Impairment of vision and hearing, taste, smell, communication, convalencence, skin integrity
(gangguan panca indera, komunikasi, penyembuhan dan kulit), merupakan akibat dari proses
menua dimana semua panca indera berkurang fungsinya, demikian juga pada otak, saraf dan
otot-otot yang dipergunakan untuk berbicara, sedangkan kulit menjadi lebih kering, rapuh
dan mudah rusak dengan trauma yang minimal.
g. Impaction (konstipasi=sulit buang air besar), sebagai akibat dari kurangnya gerakan, makanan
yang kurang mengandung serat, kurang minum, dan lainnya.
i. Inanition (kurang gizi), dapat disebabkan karena perubahan lingkungan maupun kondisi
kesehatan. Faktor lingkungan dapat berupa ketidaktahuan untuk memilih makanan yang
bergizi, isolasi sosial (terasing dari masyarakat), terutama karena kemiskinan, gangguan panca
indera; sedangkan faktor kesehatan berupa penyakit fisik, mental, gangguan tidur, obat-obatan,
dan lainnya.
j. Impecunity (tidak punya uang), semakin bertambahnya usia, maka kemampuan tubuh untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan akan semaki berkurang, sehingga jika tidak dapat bekerja
maka tidak akan mempunyai penghasilan.
k. Iatrogenesis (penyakit akibat obat-obatan), sering dijumpai pada lansia yang mempunyai
riwayat penyakit dan membutuhkan pengobatan dalam waktu yang lama, jika tanpa
pengawasan dokter maka akan menyebabkan timbulnya penyakit akibat obat-obatan.
l. Insomnia (gangguan tidur), sering dilaporkan oleh lansia, dimana mereka mengalami sulit
untukmasuk dalam proses tidur, tidur tidak nyenyak dan mudah terbangun, tidur dengan banyak
mimpi, jika terbangun susah tidur kembali, terbangun didini hari-lesu setelah bangun di pagi
hari.
m. Immune deficiency (daya tahan tubuh menurun), merupakan salah satu akibat dari prose
menua, meskipun terkadang dapat pula sebagai akibat dari penyakit menahun, kurang gizi dan
lainnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan Pokok Posyandu mencakup Program KIA, KB, Imunisasi, Gizi dan
Penanggulangan Diare. SIP (Sistem Informasi Posyandu) adalah rangkaian kegiatan untuk
menghasilkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan secara tepat guna dan tepat waktu bagi
pengelola Posyandu. Posyandu mandiri merupakan Posyandu percontohan terbaik dengan ciri
sebagai berikut :
B. Saran
Lebih memperbanyak referensi bahan mata kuliah tentang komunitas kebidanan terutama
tentang posyandu.
a. Dapat mengetahui tentang posyandu itu sendiri dan diharapkan lebih aktif dalam memberikan
penyuluhankepada masyarakat.
b. Dapat meningkatkan pelayanan melalui posyandu kepada masyarakat baik itu posyandu balita,
lansia, pelayanan KIA, KB maupun wanita dengan gangguan reproduksi. Dapat mengetahui
tentang dan diharapkan lebih aktif dalam memberikan penyuluhan dengan melalui berbagai
media seperti leaflet, CD dan lain-lain.
3. Bagi Masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta : EGC
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/2137489- pengertian-
tujuan-dan-sasaran
http://renitalope.blogspot.com/2015/04/makalah-posyandu.html
PROGRAM POSYANDU LANSIA
17.12 puskesmas sambeng
POSYANDU LANSIA
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah
tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan
pelayanan kesehatan. Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui
pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan
melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam
penyelenggaraannya.
Posyandu lansia merupakan suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang berada di desa-desa yang
bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya bagi warga yang sudah berusia lanjut.
Posyandu lansia adalah wahana pelayanan bagi kaum usia lanjut yg dilakukan dari, oleh, dan untuk kaum
usia yg menitikberatkan pd pelayanan promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan
rehabilitative. Posyandu lansia merupakan upaya kesehatan lansia yg mencakup kegiatan yankes yg
bertujuan u/ mewujudkan masa tua yg bahagia dan berdayaguna
Meningkatkan derajat kesehatan lansia untuk mencapai masa tua yg bahagia & berdaya guna
dlm kehidupan keluarga dan masyarakat (Matra, 1996)
Tujuan khusus
2. Meningkatkan kemampuan & peran serta masy dlm menghayati & mengatasi masalah kesh lansia scr
optimal
2. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pelayanan
kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut.
1. Meja 1: Pendaftaran
Mendaftarkan lansia, kemudian kader mencatat lansia tersebut. Lansia yang sudah terdaftar di buku
register langsung menuju meja selanjutnya.
2. Meja 2: Kader melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, dan tekanan darah
Kader melakukan pencatatan di KMS lansia meliputi : Indeks Massa Tubuh, tekanan darah, berat badan,
tinggi badan.
4. Meja 4: Penyuluhan
Pelayanan oleh tenaga professional yaitu petugas dari Puskesmas/kesehatan meliputi kegiatan :
pemeriksaan dan pengobatan ringan.
Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk masyarakat, yang
bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan. Keberadaan kader sering dikaitkan dengan
pelayanan rutin di posyandu. Padahal ada beberapa macam kader bisa dibentuk sesuai dengan
keperluan menggerakkan partisipasi masyarakat atau sasarannya dalam program pelayanan kesehatan.
2. Tugas Kader Lansia
a. Tugas-Tugas Kader
1) Tugas sebelum hari buka Posyandu (H - Posyandu) yaitu berupa tugas – tugas persiapan oleh kader agar
kegiatan pada hari buka Posyandu berjalan dengan baik.
2) Tugas pada hari buka Posyandu (H Posyandu) yaitu berupa tugas-tugas untuk melaksanakan pelayanan 5
meja.
3) Tugas sesudah hari buka posyandu (H + Posyandu) yaitu berupa tugas - tugas setelah hari Posyandu.
1) Tugas-tugas kader Posyandu pada H - atau pada saat persiapa hari Posyandu, meliputi :
a) Menyiapkan alat dan bahan : timbangan, tensimeter, stetoskop, KMS, alat peraga, obat-obatan yang
dibutuhkan, bahan/materi penyuluhan dan lain-lain.
b) Mengundang dan menggerakkan masyarakat, yaitu memberi tahu para lansia untuk datang ke Posyandu,
serta melakukan pendekatan tokoh yang bisa membantu memotivasi masyarakat (lansia) untuk datang
ke Posyandu
c) Menghubungi kelompok kerja (Pokja) Posyandu yaitu menyampaikan rencana kegiatan kepada kantor
desa dan meminta memastikan apakah petugas sector bisa hadir pada hari buka Posyandu.
d) Melaksanakan pembagian tugas : menentukan pembagian tugas diantara kader Posyandu baik untuk
persiapan untuk pelaksanaan
1) Pemeriksaan kesehatan secara berkala : pendataan, screening, px kesh (gizi, jiwa, lab), pengobatan
sederhana, pemberian suplemen vitamin, PMT
2) Peningkatan olahraga
E. KMS Lansia
Kartu menuju sehat (KMS) adalah suatu alat untuk mencatat kondisi kesehatan pribadi usia
lanjut baik fisik maupun mental emosional. Kegunaan KMS untuk memantau dan menilai kemajuan
Kesehatan Usia Lanjut yang dilaksanakan di kelompok Usia Lanjut atau Puskesmas
2. Pada kunjungan pertama, diperiksa semua jenis tes yg tertera. Sedangkan pd kunjungan ulang cukup
diperiksa sekali sebulan, kecuali u/ tes laboratorium dperiksa per 3 bulan (Hb, Urine, Protein)
Jadi senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana yang
diikuti oleh orang lanjut usia yang dilakukan dengan maksud meningkatkan kemamp meningkatkan
kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut.
Manfaat dari olahraga bagi lanjut usia menurut Nugroho (1999; 157) antara lain :
3. Fungsi melindungi, yaitu memperbaiki tenaga cadangan dalam fungsinya terhadap bertambahnya
tuntutan, misalya sakit.Sebagai Rehabilitas Pada lanjut usia terjadi penurunan masa otot serta
kekuatannya, laju denyut jantung maksimal, tolerasnsi latihan, kapasitas aerobik dan terjadinya
peningkatan lemak tubuh. Dengan melakukan olahraga seperti senam lansia dapat mencegah atau
melambatkan kehilangan fungsional tersebut. Bahkan dari berbagai penelitian menunjukan bahwa
latihan/olah raga seperti senam lansia dapatmengeliminasi berbagai resiko penyakit seperti hipertensi,
diabetes melitus, penyakit arteri koroner dan kecelakaan. (Darmojo 1999;81)
Senam lansia dilaksanakan disetiap satu bulan sekali pada saat dilakukan kegiatan posyandu lansia
yang dilaksanakan di 22 posyandu lansia yang ada.
1. Self Efficacy (keberdayagunaan-mandiri) adalah istilah untuk menggambarkan rasa percaya atas
keamanan dalam melakukan aktivitas. Hal ini sangat berhubungan dengan ketidaktergantungan dalam
aktivitas sehari-hari. Dengan keberdayagunaan mandiri ini seorang usia lanjut mempunyai keberanian
dalam melakukan aktivitas.
3. Daya Tahan (endurance) daya tahan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kerja dalam
waktu yang relatif cukup lama. Pada lansia latihan daya tahan /kebugaran yang cukup keras akan
meningkatkan kekuatan yang didapat dari latihan bertahan. Hasil akibat latihan kebugaran tersebut
bersifat khas untuk latihan yang dijalankan (training specifik), sehingga latihan kebugaran akan
meningkatkan kekuatan berjalan lebih dengan latihan bertahan.
4. Kelenturan (flexibility) pembatasan atas lingkup gerak sendi, banyak terjadi pada lanjut usia yang
sering berakibat kekuatan otot dan tendon. Oleh karena itu latihan kelenturan sendi merupakan
komponen penting dari latihan atau olah raga bagi lanjut usia.