Dasar negara dapat berupa suatu falsafah yang dapat merangkum atau
menyimpulkan kehidupan dan cita-cita bangsa dan negara Indonesia yang
merdeka. Dasar negara merupakan fondasi atau landasan yang kuat dan
kokoh serta tahan terhadap segala gangguan, hambatan maupun
rintangan dari dalam maupun dari luar, sehingga bangunan gedung di
atasnya dapat berdiri dengan kokoh dan kuat. Bangunan itu ialah Negara
Republik Indonesia yang ingin mewujudkan suatu masyarakat yang adil
dan makmur.
Istilah Pancasila juga dapat kita jumpai dalam sebuah kitab Sutasoma
karya Empu Tantular. Dalam buku itu terdapat istilah Pancasila yang
diartikan sebagai pelaksanaan kesusilaan yang lima (Pancasila Krama),
yaitu:
Tidak boleh melakukan kekerasan
Tidak boleh mencuri
Tidak boleh berwatak dengki
Tidak boleh berbohong
Tidak boleh mabuk minuman keras.
Dapat Kamu bayangkan apabila Negara kita tidak memiliki dasar Negara,
tentunya penyelenggaraan Negara tidak memiliki pegangan atau pedoman
yang kuat sehingga setiap warga Negara akan memiliki pegangan atau
pedoman tersediri yang pada ujung-ujungnya akhir melahirkan
perpecahan.
3. Persatuan Indonesia
(1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
(2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa
apabila diperlukan.
(3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
(4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia.
(5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
(6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
(7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Jika aktualisasi Pancasila yang subyektif ini telah tercapai, berarti nilai-
nilai Pancasila telah melekat dalam hati sanubari bangsa Indonesia,
dan yang demikian itu disebut dengan kepribadian Pancasila. Dengan
demikian, maka bangsa Indonesia telah memiliki suatu ciri khas,
sehingga bangsa Indonesia berbeda dengan bangsa lainnya.
Pelaksanaan Pancasila yang subjektif lebih penting artinya jika
dibandingkan dengan pelaksanaan Pancasila yang objektif. Hal ini
disebabkan karena pelaksanaan Pancasila secara subjektif ini
merupakan persyaratan keberhasilan pelaksanaan Pancasila secara
objektif.
C. Membiasakan Perilaku sesuai Nilai-nilai Pancasila dalam Berbagai
Kehidupan