Anda di halaman 1dari 133

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.L PADA NY.Y


DENGAN HIPERTENSI DALAM UPAYA PENCEGAHAN
KOMPLIKASI DENGAN PEMBERIAN EDUKASI
TENTANG PENCEGAHAN KOMPLIKASI
HIPERTENSI DI KELURAHAN
MANGGA DUA RT:001/RW:002
KOTA AMBON

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan


Program Studi Diploma III Keperawatan

Oleh :

NAMA : VICA FLOURENSA PATTINAMA


NIM : 124021 2017 165

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA


AKADEMI KEPERAWATAN RUMKIT TK III
Dr. J.A. LATUMETEN AMBON
2020
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Vica Flourensa Pattinama

NIM : 124021 2017 165

Institusi : Akademi Keperawatan Rumkit TK III Dr. J. A. Latumeten

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini adalah

benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan pengambil alihan

tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya

sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil

ciplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Ambon, ..............................................2020

Pembuat Pernyataan,

Vica Flourensa Pattinama

Mengetahui

Pembimbing 1 Pembimbing 2

(Ns.Hernita.Frisnawati.Purba.,S.Kep.,M.Kep) (Letkol Ckm Oktovianus. Karundeng.

A.Md.Kep.S.H.M.Pd.K)

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


TN.X PADA NY.X DENGAN HIPERTENSI DALAM UPAYA PENCEGAHAN
KOMPLIKASI DENGAN PEMBERIAN EDUKASI TENTANG PENCEGAHAN
KOMPLIKASI HIPERTENSI DI KELURAHAN MANGGA DUA
RT:001/RW:002 KOTA AMBON ini telah disetujui oleh dosen pembimbing Akademi
Keperawatan Rumkit TK III Dr. J. A. Latumeten Ambon.

Ambon, ..............................................2020

Pembimbing 1 Pembimbing 2

(Ns.Hernita.Frisnawati.Purba.,S.Kep.,M.Kep) (Letkol Ckm Oktovianus. Karundeng.


A.Md.Kep.S.H.M.Pd.K)

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


TN.X PADA NY.X DENGAN HIPERTENSI DALAM UPAYA PENCEGAHAN
KOMPLIKASI DENGAN PEMBERIAN EDUKASI TENTANG PENCEGAHAN
KOMPLIKASI HIPERTENSI DI KELURAHAN MANGGA DUA
RT:001/RW:002 KOTA AMBON ini telah disetuji oleh Tim Penguji Sidang Akademi
Keperawatan Rumkit TK III Dr. J. A. Latumeten Ambon, pada tanggal 2020 dan telah
diperbaiki dengan masukan dari Tim Penguji.

Penguji I (satu)

(Ns. F. Pattikawa, S.Kep.,M.Kep)

Penguji II (dua)

(Ns. H.Tuasikal, S.Kep.,M.Kep)

Mengetahui

Wadir I

(I. Tauran, S. Kep. Ns., M.Kes)

iv
KATA PENGANTAR

Tiada yang lebih indah dan tiada yang lebih baik yang Peneliti berikan

hanyalah ucapan syukur, hormat dan terima kasih kepada Allah yang adalah

sumber segala-galanya yang oleh karena kasih, penyertaan dan perlindungan yang

tidak terbatas sehingga Peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan

baik.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini, ada

banyak bantuan yang diberikan dari berbagai pihak, baik bantuan moril maupun

material oleh karena itu pada kesempatan ini ijinkanlah Peneliti menyampaikan

terima kasih.

Ucapan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya Peneliti sampaikan kepada:

1. Deden Muhamad Hidayat, S.Si,Apt selaku Direktur Akademi Keperawatan

Rumkit TK III Dr.J.A. Latumeten yang telah memberikan kesempatan

kepada Peneliti untuk mengikuti pendidikan di Akademi ini.

2. Ns. Ireine Tauran., S.Kep.,M.Kes selaku Wadir I Bidang Akademik Akper

Rumkit TK. III Dr. J. A. Latumeten Ambon.

3. Ns. H. Tuasikal.,S.Kep.,M.Kep, selaku Ketua Program Studi Akper Rumkit TK.

III Dr. J. A. Latumeten Ambon.

v
4. Hernita.Purba.,S.Kep.,Ns.,M.Kep sebagai pembimbing I yang telah

membimbing dan memberikan motivasi dan masukan kepada Peneliti dalam

proses penyusunan ini.

5. Letkol Ckm Oktovianus.Karundeng. A.Md.Kep.S.H.M.Pd.K sebagai

pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasi dan masukan

kepada Peneliti dalam proses penyusunan penulisan ini.

6. Seluruh staf dosen Akademi Keperawatan, yang telah memberikan segudang

ilmu pengetahuan kepada Peneliti baik secara teoritis maupun praktek.

7. Keluarga Tn.L yang sudah memberi kesediaan membantu Peneliti dalam

melakukan penelitian

8. Papa, mama, kakak (Roy,Enda,Ian,dan Meis), dan semua saudara dari papa

dan mama, kerabat atas segala Doa, dukungan moril dan material serta

motivasinya selama proses pendidikan dan penyusunan Proposal .

9. Kakak Yohana. Seleky yang sudah berpartisipasi dan memberikan dukungan

sejak Peneliti PPS sampai dengan akhir studi perkuliahaan.

10. Teman” dekat-Ku Kakak Marselia Pattianakotta, dan Florens Patty yang selama

ini menasihati, memotivasi peneliti sehingga Peneliti dapat menyelesaikan

Proposal ini, Tuhan Yesus Memberkati.

11. Teman-teman seangkatan 2017 (PEGASUS 15) dan terkhusus untuk sahabat-

sahabat terbaikku yang telah memberikan motivasi serta dukungan kepada

Peneliti dalam menyusun hasil penelitian ini.

vi
12. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan yang tidak

sempat Peneliti sebutkan satu demi satu. Semoga semua Amal baik,

dibalas oleh Tuhan Yang Empunya Berkat.

13. Peneliti menyadari bahwa penelitian ini belum begitu sempurna sehingga

saran, kritik, yang bersifat membangun sangat Peneliti butuhkan guna

kesempurnaan penulisan ini. Harapan Peneliti, penelitian ini dapat berguna

bagi yang membaca dimana pun mereka berada dan dapat bermanfaat

untuk penelitian selanjutnya.

Ambon, Juni 2020

Peneliti

vii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................... ii

LEMBARAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ............................................................. iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

LEMBARAN BUKTI KONSULTASI PENYUSUNAN PROPOSAL .............. xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah .......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 4
E. Keaslian Penelitian ........................................................................ 7
F. Sistematika Penulisan .................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Hipertensi ............................................................... 9


B. Konsep Dasar Pengetahuan ........................................................... 33
C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga ........................ 43

BAB III METODE PENELITIAN

viii
A. Desain Studi Kasus ...................................................................... 67
B. Subjek Studi Kasus ....................................................................... 67
C. Definisi Operasional Studi Kasus ................................................. 67
D. Instrumen Studi Kasus ................................................................. 69
E. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 69
F. Lokasi Dan Waktu Studi Kasus .......................... ........................ 70
G. ETIKA PENELITIAN ................................................................ 70

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ………………………………………………….... 72

1. Pengkajian …………………………………………………… 72

2. Klasifikasi Data ………………………………………………….. 86

3. Analisa Data ………………………………………………….... 87

4. Diagnosa Keperawatan …………………………………………. 87

5. Perencanaan atau NCP (Nursing Care Planing) ……………. 89

6. Implementasi …………………………………………………...... 92

7. Evaluasi …………………………………………......................... 92

B. Pembahasan ……………………………………………………….... 96

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………….. 101
B. Saran ……………………………………………………………… 102

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

ix
No. Tabel Judul Tabel Halaman

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi 13

Tabel 2.2 Skala Prioritas Keperawatan Keluarga 66

DAFTAR GAMBAR

x
No. Gambar Judul Gambar Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian 74

DAFTAR LAMPIRAN

xi
Lampiran 1 : Pengkajian s/d Askep Kasus

Lampiran 2 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

Lampiran 3 : Materi Penyuluhan

Lampiran 4 : Kuesioner

Lampiran 5 : Leaflet

LEMBARAN BUKTI KONSULTASI

xii
PENYUSUNAN PROPOSAL

Nama Mahasiswa : Vica Flourensa Pattinama


NIM : 124021 2017 165
Pembimbing I : Ns.Hernita.Frisnawati.Purba.,S.Kep.,M.Kep
Pembimbing II : Oktovianus.J.O. Karundeng.Amd.Kep.S.H.M.Pdk

No Hari/ Email/ WA/ Materi Yang Masukan/ Saran Tanda


Tanggal Tatap Muka Dikonsulkan Pembimbing Tangan

11 9 maret 2020 Tatap muka konsul judul proposal Saran judul diganti pemberian edukasi P.1
111

2 10 maret 2020 Tatap muka Konsul judul proposal Sarannya judulnya disetujui dan dilanjutkan P.1
dengan Bab 1-Bab 3

11 maret Wa Konsul judul proposal Sarannya judulnya disetujui dan dilanjutkan P.2
dengan Bab 1-Bab 3
3 19 april 2020 Email Bab 1 – Bab 3 Sarannya: P.1
1. Rumusan Masalah
2. Tujuan penelitian
3. Manfaaat penelitian
4. Penatalaksanaan
5. Kerangka konsep penelitian
4 14 mei 2020 Wa Bab 1- Bab 3 Sarannya : P.1
1. latar belakang
2. keaslian penulisan
3. etika penulisan
5 21 mei 2020 Wa Bab 1 – Bab 3 Sarannya: P.1
1. latar belakang
2. keaslian penelitian
3. konsep dasar hipertensi
4. defenisi oprasional sudi kasus
5. instrumen studi kasus

xiii
6. lokasi dan waktu studi kasus
7. tambahkan daftar pustaka

27 Mei 2020 Wa Bab 1-Bab 3 1. penulisan P.1


2. penomoran
3. kerangka konsep penelitian
4. tambahkan unsur etika penelitian
5. tambahkan dan rapikan spasi pada
daftar pustaka
6. rapikan judul
7. judul tabel skoring

29 Mei 2020 Wa Proposal ACC P.1

1 Juni 2020 Wa Proposal ACC P.2

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kementerian Kesehatan menghimbau seluruh masyarakat agar melakukan

pencegahan dan pengendalian hipertensi dengan cara menerapkan pola hidup

sehat dengan perilaku CERDIK (Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap

rokok, Rajin aktifitas fisik, Diet sehat dan seimbang, Istirahat yang cukup, dan

Kelola stres) (Kemenkes, 2018). Pendidikan kesehatan dalam pencegahan

komplikasi hipertensi secara statistik mempunyai pengaruh yang dapat di

pahami untuk pola hidup sehat dan dalam perubahan tekanan darah .

Kurangnya pengetahuan seseorang tentang hipertensi dapat mengakibatkan

kesalahan dalam penanganan hipertensi secara tepat. Penanganan yang tidak

tepat akan menyebabkan komplikasi dari hipertensi (Hikmah, 2017). Komplikasi

hipertensi akan merusak pembuluh darah yang ada di sebagian besar tubuh.

Beberapa organ penting seperti jantung, ginjal, otak, dan mata akan mengalami

kerusakan. Kerusakan organ tersebut terjadi akibat dari hipertensi yang tidak

terkontrol atau komplikasi. Gagal jantung, infark miokard,gagal ginjal, stroke,

dan gangguan penglihatan adalah komplikasi yang umum akibat hipertensi.

Komplikasi hipertensi menjadi berbahaya bila tidak ditangani dan dapat menjadi

penyebab nomor satu kematian di dunia setiap tahunnya(Santoso, 2010).

1
2

Data WHO 2015 menunjukkan sekitar 1,13 miliar orang di dunia menderita

hipertensi. Artinya, 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis menderita hipertensi,

hanya 36,8% di antaranya yang minum obat. Jumlah penderita hipertensi di

dunia terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada

1,5 miliar orang yang terkena hipertensi. Diperkirakan juga setiap tahun ada 9,4

juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasi (Kemenkes, 2018).

Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada

umur ≧ 18 tahun, berdasarkan data tahun 2013 didapatkan hasil sebesar 25,8%

kemudian meningkat pada tahun 2018 menjadi sebanyak 34,1% penduduk

Indonesia yang mengidap hipertensi. Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013,

prevalensi hipertensi di Provinsi Maluku sebesar 6,8%. Adapun prevalensi

tertinggi ada pada Kabupaten Maluku Tenggara sebesar 13,9%, diikuti oleh

Kabupaten Kepulauan Aru sebesar 11 % dan Kota Tual sebesar 9%. Sedangkan

prevalensi terendah terdapat di Kabupaten Seram Bagian Barat yaitu sebesar

0,8%, diikuti oleh Kabupaten Maluku Tengah sebesar 4,8%.

Hipertensi merupakan penyebab kematian utama melalui proses terjadinya

stroke, kematian jaringan otot jantung dan kegagalan fungsi ginjal. Faktor

pemicu hipertensi dapat dibedakan atas yang tidak dapat terkontrol (seperti

keturunan, jenis kelamin, dan umur) dan yang dapat dikontrol (seperti

kegemukan, kurang olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam).

(Sigarlaki, 2006).
3

Hipertensi berpengaruh terhadap hampir semua bagian tubuh. Adapun

Komplikasi hipertensi yang mungkin timbul tergantung pada berapa tinggi

tekanan darah. Akibat dari komplikasi hipertensi yaitu pada

jantung,otak,ginjal,dan kerusakan otot . Dengan adanya komplikasi hipertensi

yang di dalamnya terdapat pengetahuan yang dimulai dari kesadaran pasien

mengenai hipertensi yang merupakan faktor penting dalam mencapai kontrol

tekanan darah serta memainkan peranan penting dalam kemampuan mengontrol

hipertensi. Pengetahuan yang dimiliki oleh pasien akan meningkatkan rasa

percaya diri dan menumbuhkan keyakinan pasien terhadap efektivitas

pengobatan hipertensi. Penyakit hipertensi yang tidak ditangani dengan baik

akan berpengaruh pada organ yang lain, seperti stroke untuk otak atau penyakit

jantung koroner untuk pembuluh darah, jantung, dan otot jantung. Penyakit ini

menjadi salah satu masalah utama dalam ranah kesehatan masyarakat di

Indonesia maupun di dunia (Ardiansyah, 2012).

Sosialisasi pencegahan komplikasi dapat dilakukan dengan cara pemberian

pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan berorientasi pada perubahan

perilaku dimana pendidikan kesehatan berupa penyuluhan merupakan kegiatan

pendidikan yang bertujuan dalam mencapai perubahan perilaku individu,

keluarga, dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan

lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat

(Sugiyono, 2010).
4

Dari latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka penulis tertarik

untuk mengambil judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.X Pada Ny.X

Dengan Hipertensi Dalam Upaya Pencegahan Komplikasi Dengan

Pemberian Edukasi Tentang Pencegahan Komplikasi Hipertensi Di

Kelurahan Mangga Dua RT:001/RW:002 “

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan

masalah dalam penulisan ini adalah Bagaimana Asuhan Keperawatan

Keluarga Tn.x Pada Ny.X Dengan Hipertensi Dalam Upaya Pencegahan

Komplikasi Dengan Pemberian Edukasi Tentang Pencegahan Komplikasi

Hipertensi Di Kelurahan Mangga Dua RT:001/RW:002?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dalam pembuatan usulan penulisan proposal ini adalah

untuk menerapkan Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.X Pada Ny.X Dengan

Hipertensi Dalam Upaya Pencegahan Komplikasi Dengan Pemberian

Edukasi Tentang Pencegahan Komplikasi Hipertensi .

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penulisan proposal ini adalah

untuk mengetahui kemampuan penulis dalam:


5

a. Dapat melakukan pengkajian keluarga Tn.X pada Ny.X dengan Hipertensi

Dalam Upaya Pencegahan komplikasi dengan pemberian edukasi tentang

pencegahan hipertensi

b. Dapat menentukan diagnosa keluarga Tn.X pada Ny.X dengan hipertensi

dalam upaya pencegahan komplikasi dengan pemberian edukasi tentang

pencegahan komplikasi hipertensi.

c. Dapat merencanakan rencana asuhan keperawatan keluarga Tn.X pada

Ny.X dengan hipertensi dalam upaya pencegahan hipertensi dengan

pemberian edukasi tentang pencegahan hipertensi.

d. Dapat melakukan tindakan keperawatan pada keluarga dengan

hipertensi berdasarkan rencana yang disusun dalam upaya pencegahan

komplikasi dengan pemberian edukasi tentang pencegahan komplikasi

hipertensi.

e. Dapat melakukan evaluasi tindakan keperawatan yang telah dilakukan

pada Ny.X dengan hipertensi dalam upaya pencegahan hipertensi dengan

pemberian edukasi tentang pencegahan hipertensi.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan hasil penelitian dapat menjadi referensi untuk meningkatkan

mutu praktek keperawatan khususnya dalam upaya menerapkan asuhan

keperawatan pada keluarga dengan hipertensi dalam upaya pencegahan


6

komplikasi dengan pemberian edukasi tentang pencegahan komplikasi

hipertensi

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Dapat dijadikan pengalaman berharga dalam rangka menambah

wawasan/pengetahuan dan keterampilan dalam penerapan asuhan

keperawatan pada keluarga dengan hipertensi dalam upaya pencegahan

komplikasi dengan pemberian edukasi tentang pencegahan komplikasi

hipertensi

b. Bagi Puskesmas

Upaya penatalaksanaan dan pencegahan komplikasi hipertensi

memberikan masukan dalam pelayanan kesehatan pada masyarakat

dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.

c. Bagi Institusi

Dapat dijadikan bahan bacaan bagi rekan-rekan mahasiswa profesi

yang sedang menjalani pendidikan di Akademi Keperawatan.

d. Bagi Keluarga

Agar keluarga dapat memahami dan mengerti lebih jelas tentang

hipertensi dalam upaya pencegahan komplikasi melalui pemberian edukasi

tentang pencegahan komplikasi hipertensi serta dapat menjalankan pola

hidup bersih dan sehat.


7

E. Keaslian Penelitian

Karya Tulis yang diajukan oleh peneliti yaitu pemberian edukasi tentang

pencegahan komplikasi hipertensi ada perbedaan dengan penelitian

sebelumnya yaitu tentang hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap

pencegahan komplikasi hipertensi .

Ada beberapa karya tulis ilmiah terdahulu dari tahun 2013 sampai dengan

2019 yang hampir sama dengan penelitian ini antara lain :

1. Hubungan tingkat pengetahuan keluarga dengan sikap pencegahan

komplikasi pada pasien hipertensi di wilayah kerja puskesmas Sangkrah

Surakarta.

2. Pengaruh pendidikan kesehatan dengan menggunakan media animasi

terhadap pengetahuan tentang pencegahan komplikasi pada penderita

hipertensi.

3. Hubungan tingkat pengetahuan keluarga dengan sikap pencegahan

komplikasi pada penderita hipertensi di Rsud dr. Moewardi Surakarta.

4. Survey hipertensi dan pencegahan komplikasinya di wilayah pesisir

kecamatan percut sei tuan tahun 2018.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dibagi atas beberapa bagian

yang saling berkaitan dan disusun secara sistematika, sebagai berikut : 1.

Bagian awal yang terdiri dari halaman judul, halaman persetujuan, kata
8

pengantar, daftar isi. 2. Bagian utama yang terdiri dari 3 Bab yang saling

berkaitan, yaitu: a. Bab I, yang berisi latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitiaan, keasliaan penelitian. b.

Bab II yang berisi: Dasar-dasar teoritis dan berbagai konsep penelitian. c.

Bab III yang merupakan metode penelitian berisi: Desain studi kasus,

subjek studi kasus , metode pengumpulan data, lokasi dan waktu

penelitian studi kasus, etika penelitian, dan sistimatika penulisan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR HIPERTENSI

1. Pengertian

Hipertensi adalah Peningkatan tekanan dalam pembuluh darah dimana

bagian atas (sistolik) lebih dari 140 mmHg dan bagian bawah (diastolik)

lebih dari 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita

penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf,

ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar

resikonya (Sylvia, 2015).

Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif. Umumnya

tekanan darah bertambah secara perlahan dengan bertambahnya umur.

Risiko untuk menderita hipertensi pada populasi ≥ 55 tahun yang tadinya

tekanan darahnya normal adalah 90%. Kebanyakan pasien mempunyai

tekanan darah prehipertensi sebelum mereka di diagnosis dengan hipertensi,

dan kebanyakan diagnosis hipertensi terjadi pada umur antara dekade ketiga

dan dekade kelima. Sampai dengan umur 55 tahun, laki-laki lebih banyak

menderita hipertensi di banding perempuan. Dari umur 55 s/d 74 tahun,

sedikit lebih banyak perempuan dibanding laki-laki yang menderita

hipertensi. Pada populasi lansia (umur ≥ 60 tahun), prevalensi untuk

hipertensi sebesar 65.4% (Triyanto, 2018) .

9
10

Hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian nomor satu karena

komplikasi yang di timbulkannya. Komplikasi yang ditimbulkan tergantung

pembuluh darah yang kerusakan yang serius. Pada jantung, otot jantung akan

menebal (hipertrofi) dan mengakibatkan fungsinya ketika memompa

menjadi terganggu, selanjutnya jantung akan dilatasi dan kemampuan

kontraksinya berkurang. Selain pada jantung, tekanan darah tinggi dapat

mengakibatkan kerusakan pembuluh darah pada otak (stroke) dan ginjal

(gagal ginjal) (Herlambang, 2013).

2. Penyebab

Berdasarkan penyebabnya, Hipertensi dibedakan menjadi dua bagian

yaitu hipertensi primer (esensial) dan hipertensi sekunder (Beaver,2010).

a. Hipertensi Primer (Esensial)

Hipertensi Primer (esensial) atau hipertensi idiopatik adalah hipertensi

yang tidak diketahui penyebabnya. Hipertensi jenis ini merupakan 90%

kasus hipertensi yang banyak terjadi di masyarakat . Hipertensi ini

merupakan proses kompleks dari beberapa organ utama dan sistem,

meliputi jantung, pembuluh darah, saraf, dan Hormon dan Ginjal.

b. Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan oleh beberapa

penyakit antara lain:

1) Penyakit parakim ginjal

2) Penyakit renovaskuler
11

3) Hiperaldeseronisme primer

4) Sindrom crusig, Obat kotrasepsi.

Hipertensi jenis ini terjadi pada 5% kasus yang terjadi di masyarakat.

Selain itu ada beberapa jenis hipertensi dengan ciri khas khusus. Isolated

SystolicHypertension (ISH) adalah hipertensi yang terjadi ketika tekanan

sistolik lebih dari 140 mmHg namun tekanan diastolic dalam batas

normal. Keadaan ini berhubungan dengan arteriosclerosis (pengerasan

dinding arteri) (Vita Health,2007).

3. Patofisiologi

Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya

angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I converting enzyme

(ACE). ACE memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan

darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati.

Selanjutnya oleh hormon,rennin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah

menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I

diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan

kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama.

Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormone antiduretik (ADH)

dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitan) dan

bekerja untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya

ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan keluar tubuh (antiduresis),

sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk


12

mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan

cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya,volume darah

meningkat yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah.

Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal.

Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada

ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan

mengurangi ekskresi NaCL (garam) dengan cara mereabsorsinya dari

tubulus ginjal. Naiknya konsetrasi NaCL akan diencerkan kembali dengan

cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan

meningkatkan volume dan tekanan darah (Suheni,2010)

4. Gejala Hipertensi

Menurut puspita (2003) hipertensi tidak memberikan gejala atau

symptom pada tingkat awal. Kebanyakan orang menganggap bahwa sakit

kepala terutama pada pagi hari, pusing, jantung berdebar-debar dan telinga

berdengung merupakan gejala dari hipertensi. Namun tanda tersebut

sebenarnya dapat terjadi pada tekanan darah normal bahkan sering kali

tekanan darah yang relatif tinggi tidak memiliki tanda-tanda atau gejala

tersebut. Cara yang tepat untuk menyakinkan seseorang memiliki tekanan

darah tinggi adalah dengan mengukur tekanan darahnya. Hipertensi yang

sudah mencapai tahap lanjut, yang berarti telah berlangsung beberapa tahun

dapat menyebabkan sakit kepala, pusing, nafas pendek, pandangan mata

kabur dan gangguan tidur.


13

5. Klasifikasi

Klasifikasi batas tekanan darah normal dan batas mulainya hipertensi.

Dinyatakan dalam satuan millimeter air raksa (mmHg). Dapat dikategorikan

dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 2.1

Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC VIII (Jama,2014)

Klasifikasi Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)

Normal < 120 < 80

Pre Hipertensi 120 – 139 80 – 89

Stadium I 140 – 159 90 – 99

Stadium II ≥ 160 ≥ 100

6. Faktor Resiko

Para ahli membagi dua kelompok faktor Resiko pemicu timbulnya

Hipertensi, yaitu faktor yang tidak dapat dikontrol dan faktor yang dapat

dikontrol (Lovastin,2012).

a. Faktor yang tidak dapat dikontrol

1) Keturunan

Sekitar 70-80% penderita esensial ditemukan riwayat hipertensi

didalam keluarga. Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita

yang kembar monozigot (satu telur) apabila salah satu menderita


14

hipertensi. Dugaan ini menyokong bahwa faktor genetik mempunyai

peran dalam terjadi hipertensi .

2) Jenis kelamin

Hipertensi lebih muda menyerang kaum laki-laki dari pada

perempuan. Wanita yang belum mengalami menopause dilindungi

oleh hormon esterogen yang berperan dalam meningkatkan kadar

High Densty Lipoprotein (HDL). Kadar kolestrol HDL yang tinggi

merupakan faktor perlindung dalam mencegah terjadinya proses

aterosklerosis. Efek perlindungan esterogen dianggap sebagai

penjelasan adanya imunitas wanita pada usia premenopause. Pada

premenopause wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit hormon

esterogen yang selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan,

proses ini berlanjut dimana hormon esterogen terus berubah

kuantitasnya sesuai dengan umur wanita secara alami, yang umumnya

mulai pada wanita umur 45-55 Tahun.

3) Usia

Insiden hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan umur.

Pasien yang berumur diatas 60 tahun, 50-60% mempunyai tekanan

darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg. Hal ini merupakan

pengaruh degenerasi yang terjadi pada orang yang bertambah usianya.

Pada umumnya, hipertensi yang menyerang pria pada usia diatas 31

tahun, sedangkan pada wanita terjadi setelah usia 45 tahun


15

(menopause). Setelah umur 45 tahun, dinding-dinding arteri akan

mengalami penebalan oleh karena adanya penumpukan zat kolagen

pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah akan berangsur-angsur

menyempit dan menjadi kaku. Tekanan darah sistolik meningkat

karena kelenturan pembuluh darah besar yang berkurang pada

penambahan umur sampai decade ketujuh sedangkan tekanan darah

diastolik sampai decade kelima dan keenam kemudian menetap atau

cenderung menurun. Peningkatan umur akan menyebabkan beberapa

perubahan fisiologis, pada usia lanjut terjadi peningkatan resistensi

perifer dan aktivitas simpatik. Pengaturan tekanan darah refleks

baroreseptor pada usia lanjut sensitivitasnya sudah berkurang.

Sedangkan peran ginjal juga sudah berkurang dimana aliran darah

ginjal dan laju filtrasi glomerulus menurun.

b. Faktor yang dapat dikontrol

1) Kegemukan (obesitas)

Berat badan berlebih akan membuat seseorang susah bergerak dengan

bebas. Jantungnya akan bekerja lebih keras untuk memompa darah

agar bisa menggerakkan beban berlebihan dari tubuh tersebut.

Penelitian membuktikan bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi

volume darah penderita obesitas lebih tinggi dibandingkan dengan

penderita hipertensi.
16

2) Konsumsi garam belebihan

Natrium bersama klorida dalam garam dapur sebenarnya membantu

tubuh mempertahankan keseimbangan cairan tubuh dan mengatur

tekanan darah. Namun natrium dalam jumlah berlebih dapat menahan

air (retensi), sehingga meningkatkan jumlah volume darah. Akibatnya

jantung harus bekerja lebih keras untuk memompanya dan tekanan

darah menjadi naik. Selain itu natrium yang berlebihan akan

mengumpal di dinding pembuluh darah dan mengikisnya sehingga

terkelupas. Kotoran tersebut akan menyumbat pembuluh darah. WHO

merekomendasikan pola konsumsi garam yang dapat mengurangi

resiko terjadinya hipertensi.Kadar sodium yang direkomendasikan

adalah tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 6 gram atau satu sendok teh)

perhari.

3) Kurang Olahraga

Olahraga seperti bersepeda, jogging dan aerobik yang teratur dapat

memperlancar peredaran darah sehingga dapat menurunkan tekanan

darah. Orang yang kurang olahraga cenderung mengalami

kegemukan. Olahraga dapat mengurangi atau mencegah obesitas serta

mengurangi asupan garam ke dalam tubuh. Garam akan keluar dari

dalam tubuh bersama keringat.


17

4) Merokok

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nikotin dapat meningkatkan

pengumpalan darah dalam pembuluh darah. Selain itu, nikotin juga

dapat menyebabkan terjadinya pengapuran pada dinding pembuluh

darah.

5) Konsumsi alkohol

Efek dari konsumsi alkohol juga merangsang hipertensi karena adanya

peningkatan sintensis kathekolamin yang besar dapat memicu

kenaikkan tekanan darah (Suheni,2010).

7. Komplikasi

Hipertensi berpengaruh terhadap hampir semua bagian tubuh, namun

yang terpenting adalah jantung, pembuluh darah, otak, ginjal dan mata.

Adapun komplikasi yang mungkin timbul tergantung pada berapa tinggi

tekanan darah, berapa lama telah dialami, adakah faktor-faktor risiko lain

dan bagaimana penyakit tersebut ditangani.

a. Jantung

Hipertensi atau tekanan darah tinggi dapat menyebabkan terjadinya gagal

jantung dan penyakit jantung koroner (PJK). Pada hipertensi beban kerja

jantung akan meningkat, otot jantung akan menyesuaikan sehingga

terjadi pembesaran jantung dan semakin lama otot jantung akan

mengendor dan berkurang elastisitasnya, yang disebut dekompensasi.

Akibat dari dekompensasi jantung tidak mampu lagi memompa dan


18

menampung darah dari paru, sehingga banyak cairan tertampung di paru

maupun jaringan lainnya yang dapat menyebabkan sesak nafas atau

oedema yang disebut dengan gagal jantung.

b. Otak

Komplikasi hipertensi pada otak menimbulkan risiko stroke, yaitu

terganggunya aliran darah di pembuluh arteri yang menuju ke otak.

Pembuluh arteri dan cabang-cabangnya mensuplai darah ke otak.

Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan saluran arteri di otak pecah dan

terjadi penumpahan darah ke otak.

c. Ginjal

Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan ginjal karena

tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan sistem

penyaringan dalam ginjal, Akibatnya lambat dan ginjal tidak mampu

membuang zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh yang masuk melalui

aliran darah dan terjadi penumpukan di dalam tubuh. Makin tinggi

hipertensi maka makin cepat terjadi kerusakan sistem penyaringan.

d. Kerusakan Otot

Tekanan yang sangat tinggi pada kelainan ini menyebabkan peningkatan

tekanan perifer dan mendorong cairan kedalam ruang intestinum

diseluruh susunan saraf pusat. Neuron-neuron disekitarnya kolaps dan

terjadinya koma serta kematian .


19

8. Penatalaksanaan

Menurut (Junaedi,E.dkk.2013) dalam penatalaksanaan hipertensi

berdasarkan sifat terapi terbagi menjadi 3 bagian, sebagai berikut:

a. Terapi non-farmakologi

Penatalaksanaan non farmakologi merupakan pengobatan tanpa obat-

obatan yang diterapkan pada hipertensi. Dengan cara ini, perubahan

tekanan darah diupayakan melalui pencegahan dengan menjalani perilaku

hidup sehat seperti :

1) Pembatasan asupan garam dan natrium

2) Menurunkan berat badan sampai batas ideal

3) Olahraga secara teratur

4) Mengurangi / tidak minum-minuman beralkohol

5) Mengurangi/ tidak merokok

6) Menghindari stres

7) Menghindari obesitas

b. Terapi farmakologi (terapi dengan obat)

Selain cara terapi non-farmakologi, terapi dalam obat menjadi hal yang

utama. Obat-obatan anti hipertensi yang sering digunakan dalam

pegobatan, antara lain obat-obatan golongan diuretik, beta bloker,

antagonis kalsium, dan penghambat konfersi enzim angiotensi.

1) Diuretik merupakan anti hipertensi yang merangsang pengeluaran

garam dan air. Dengan mengonsumsi diuretik akan terjadi


20

pengurangan jumlah cairan dalam pembuluh darah dan menurunkan

tekanan pada dinding pembuluh darah.

2) Beta bloker dapat mengurangi kecepatan jantung dalam memompa

darah dan mengurangi jumlah darah yang dipompa oleh jantung.

3) ACE-inhibitor dapat mencegah penyempitan dinding pembuluh darah

sehingga bisa mengurangi tekanan pada pembuluh darah dan

menurunkan tekanan darah.

4) Ca bloker dapat mengurangi kecepatan jantung dan merelaksasikan

pembuluh darah. Terapi herbal banyak tanaman obat atau herbal yang

berpotensi dimanfaatkan sebagai obat hipertensi sebagai berikut :

a) Daun seledri

Seledri (Apium graveolens, Linn.) merupakan tanaman ternak tegak

dengan ketinggian dari 50 cm. Semua bagian tanaman seledri

memiliki bau yang khas, identik dengan sayur sub. Bentuk

batangnya bersegi, bercabang, memiliki ruas, dan tidak berambut.

Bunganya berwarna putih, kecil, menyerupai payung, dan

majemuk. Buahnya berwarna hijau kekuningan berbentuk kerucut.

Daunnya memiliki pertulangan yang menyirip, berwarna hijau, dan

bertangkai. Tangkai daun yang berair dapat dimakan mentah

sebagai lalapan dan daunnya digunakan sebagai penyedap

masakan, seperti sayur sop.

Contoh ramuan seledri secara sederhana sebagai berikut:


21

(1) Bahan : 15 batang seledri utuh, cuci bersih dan 3 gelas air

(2) Cara membuat dan aturan pemakai : potong seledri secara

kasar, rebus seledri hingga mendidih dan tinggal setengahnya,

minum air rebusannya sehari dua kali setelah makan.

Hubungan dengan hipertensi, seledri berkasiat menurunkan

tekanan darah (hipotensis atau anti hipertensi). Sebuah cobaan

perfusi pembuluh darah menunjukan bahwa apigenin

mempunyai efek sebagai vasodilator perifer yang berhubungan

dengan efek hipotensifnya. Percobaan lain menunjukkan efek

hipotensif herbal seledri berhubungan dengan integritas sistem

saraf simpatik (Mun’im dan hanani, 2011).

9. Pola Makan Dan Kepatuhan bagi penderita hipertensi

a. Pola makan

Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan

jumlah dan jenis makanan dengan maksud tertentu seperti

mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu

kesembuhan penyakit (Depkes RI, 2009). Sedangkan menurut

(Hidayat,2007) Pola makan adalah perilaku manusia dalam memenuhi

kebutuhannya akan makanan yang meliputi sikap, kepercayaan, jenis

makanan, frekuensi, cara pengolahan, dan pemilihan makanan. Dan

menurut seorang ahli mengatakan bahwa pola makan di definisikan

sebagai karateristik dari kegiatan yang berulang kali makan individu atau
22

setiap orang makan dalam memenuhi kebutuhan makanan.

(Sulistyoningsih, 2011).

b. Pola makan mencegah penyakit Hipertensi

Menurut (Pudiastuti,2011) Salah satu penyebab faktor utama

terjadinya hipertensi adalah asteroklerosis. Kondisi ini disebabkan

konsumsi lemak berlebih. Oleh karena untuk mencegah timbulnya

hipertensi adalah mengurangi konsumsi lemak yang berlebihan selain

pemberian obat-obatan bila mana diperlukan. Pembatasan konsumsi

lemak sebaiknya dimulai sejak dini sebelum hipertensi muncul, terutama

pada orang-orang yang mempunyai riwayat keturunan hipertensi dan

pada orang menjelang usia lanjut. Sebaiknya mulai umur 40 tahun pada

wanita agar lebih berhati-hati dalam mengonsumsi lemak karena

mendekati menopouse. Prinsip utama dalam melakukan pola makan

sehat adalah gizi seimbang, dimana mengonsumsi beragam makanan

yang seimbang yaitu :

1) Sumber karbohidrat: biji-bijian.

2) Sumber protein hewani: ikan, unggas, daging putih, putih telur, susu

rendah/ rendah lemak.

3) Sumber protein nabati: kacang-kacangan dan polong-polongan serta

hasil olahannya.

4) Sumber vitamin dan mineral: sayur dan buah-buahan segar.


23

Pola makan sehat bertujuan untuk menurunkan dan mempertahankan

berat badan ideal, sehingga di anjurkan untuk menyeimbangi asupan

kalori dengan kebutuhan energi total dengan membatasi konsumsi

makanan yang mengandung kalori tinggi dan atau makanan yang

kandungan gula dan lemaknya tinggi. Disamping itu agar melakukan

aktifitas fisik yang cukup untuk mencapai kebugaran jasmani yang

baik.

c. Pola makan sehat bagi penderita hipertensi

Menurut (Gunawan,2015) diet disesuaikan dengan kebuthan kalori

sehari, dimana komponen bahan makanan sumber zat gizi yang

disarankan sebagai diantaranya adalah :

1) Konsumsi padi, biji-bijan (grain) sebanyak 6-8 perhari, seperti roti

gandum (ukuran satu porsi sekitar 1 lembar roti), nasi (nasi

coklat/merah jauh baik dari pada nasi putih), pasta cereal (sejitar 1 cup

dalam kondisi matang).

2) Sayuran sekitar 4-5 porsi/hari, seperti tomat, wortel, brokoli, ubi,

sayuran hijau yang kaya akan serat, vitamin, kalium, dan magnesium.

Ukuran 1 porsi sekitar 100 gram dalam kondisi mentah.

3) Buah sekitar 4-5 porsi/hari yang dapat diberikan dalam bentuk snack

ataupun komponen makanan besar. Ukuran 1 porsi buah sekitar 80-

100 gram dalam kondisi segar.


24

4) Gula atau makanan yang manis sekitar kurang dari 5 porsi/minggu

seperti gula pasir atau selai, ukuran 1 porsi sekitar 1 sendok makan

peres.

5) Kacang, biji, legumes sebanyak 4-5 porsi/minggu seperti almond, biji

bunga matahari, kacang-kacangan, produk kedelai (tahu, tempe)

dimana ukuran 1 porsi kecil kacang sekitar 2 sendok makan.

6) Pilih produk susu rendah lemak atau skim (seperti susu, yoghurt, keju)

sebanyak 2-3 porsi/hari yang digunakan sebagai sumber protein,

vitamin D, serta kalsium. 1 prosi susu sekitar 200 ml.

7) Daging tanpa lemak, unggas dan ikan sebanyak kurang dari 6

porsi/hari sebagai sumber protein, vitamin B, zat besi, dan zinc.

8) Lemak dan minyak sebanyak 2-3 porsi/hari atau sekitar 25-27% dari

kebutuhan kalori sehari. Adapun ukuran 1 porsi sekitar 1 sendok teh.

Pembagian penggunaan jenis lemak yang diperbolehkan diantaranya

adalah:

(1) Minyak jenuh dan lemak trans dibatasi sekitar 6-7% dari kalori

total karena jenis lemak/minyak ini akan meningkatkan kolesterol

darah, sehingga meningkatkan risiko penyakit koroner. Maka dari

itu, batasi konsumsi minyak jenuh yang terdapat pada daging

merah, kuning telur, butter, keju, susu full cream, krim dalam

makanan/minuman, minyak kelapa sawit/goreng ataupun minyak

kelapa. Sama halnya juga dengan lemak trans yang banyak


25

terdapat pada makanan yang digoreng, dipanggang, atau diproses

seperti krekers, dan sebagainya.

(2) Lemak/minyak tak jenuh (omega 3,6,9) dianjurkan sebagai

pengganti lemak jenuh/trans, dianjurkan untuk omega 3 dan 6

sebanyak kurang dari 10% demikian juga untuk omega 9

sebanyak kurang dari 10% total kalori. Minyak omega 3 banyak

ditemukan pada minyak canola, zaitun, flaxseed, ikan laut dalam.

Minyak omega 6 banyak terdapat pada biji bunga matahari dan

kacang-kacangan, sedangkan omega 9 terdapat pada alpukat, dark

coklat, zaitun, dan sebagainya.

(3) Atasi penggunaan natrium/sodium sebanyak 23 mg/hari atau

setara dengan 5 gram/hari 1 sendok teh peres garam/hari. Garam

banyak ditemukan pada makanan yang diawetkan atau makanan

kaleng, serta MSG ( Monosodium Glutamat ).

(4) Alkohol hanya diijinkan sebanyak 1-2 gelas/hari, sedangkan

kafein tidak dianjurkan dalam diet DASH (Dietary Approaches to

Stop Hypertension) karena dapat meningkatkan tekanan darah

meskipun hanya sesaat. Selain dengan mengontrol pola makan

yang sehat harus diseimbangi dengan memperbanyak aktivitas

fisik agar target penurunan tekanan darah dapat cepat tercapai.

Sedangkan menurut (Triyanto 2011). Pola makan yang baik bagi

penderita hipertensi adalah mengatur tentang makanan sehat yang


26

dapat mengontrol tekanan darah tinggi dan mengurangi penyakit

kardiovaskuler.

Secara garis besar ada empat macam diet untuk menanggulangi

atau minimal mempertahankan keadaan tekanan darah yakni diet rendah

garam, diet rendah kolesterol, lemak terbatas serta tinggi serat, dan

rendah kalori bila kelebian berat badan. Diet rendah garam diberikan

kepada pasien edema atau asites serta hipertensi. Tujuan diet rendah

garam adalah untuk menurunkan tekanan darah dan untuk mencegah

edema dan penyakit jantung (lemah jantung).

Adapun yang disebut rendah garam bukan hanya membatasi

garam dapur tetapi mengonsumsi makanan rendah sodium atau natrium

(Na). Oleh karena itu, sangat penting untuk diperhatikan dan melakukan

diet rendah garam adalah makanan yang harus mengandung cukup zat-

zat gizi, baik kalori, protein, mineral maupun vitamin dan rendah sodium

dan natrium.

Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol.

Mengonsumsi alkohol secara berlebihan telah dikaitkan dengan

peningkatan tekanan darah dan stroke. Wanita sebaiknya membatasi

konsumsi alkohol tidak lebih dari 14 unit per minggu dan laki-laki tidak

melebihi 21 unit per minggu. Menghindari konsumsi alkohol bisa

menurunkan 2-4 mmHg.


27

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola makan

Menurut (Budi,2007) ada beberapa yang mempengaruhi pola makan

seperti:

1) Usia >60 tahun disebabkan selera makan seseorang

berkurang,kemampuan mencerna makanan juga berkurang. Hal ini

juga bisa disebabkan oleh kurangnya peran serta dalam menyediakan

menu makanan. Hal ini dikarenakan setiap individu mempunyai pola

makan yang berbeda untuk mengendalikan tekanan darah.

2) Pendidikan yang rendah mengakibatkan kurangnya pengetahuan

akan pentingnya pola makan sehat. Pola makan yang kurang sehat

dapat memicu terjadinya penyakit hipertensi.

3) Budaya cukup menentukan jenis makanan yang sering dikonsumsi.

Demikian pula letak geografis mempengaruhi makanan yang

diinginkan.

4) Pekerjaan dapat berpengaruh pada pola makan seseorang, hal ini

dikarenakan jika seseorang tidak bekerja maka semakin kurang

informasi kesehatan yang di dapat sehingga mengurangi perhatian

dalam bidang kesehatan. Pilihan seseorang terhadap jenis dan

kualitas makanan turut dipengaruhi oleh status sosial dan ekonomi,

salah satunya pekerjaan. Pekerjaan disini memang tidak secara

langsung mempengaruhi status gizi, tetapi pekerjaan ini

dihubungkan dengan pendapatan dalam keluarga yang pada akhirnya


28

akan mempengaruhi perubahan gaya hidup, dalam hal ini terutama

perubahan pada komsumsi yang menentukan status gizi.

5) Agama/ kepercayaan juga mempengaruhi jenis makanan yang

dikonsumsi.

e. Bahaya gorengan bagi penderita hipertensi

Menurut (Admin2,2017) Gorengan adalah makanan cemilan yang

banyak dikonsumsi oleh masyarakat indonesia yang sangat mudah untuk

kita jumpai. Ada banyak jenis gorengan yang dijual di indonesia mulai

dari tempe goreng, pisang goreng, lumpia goreng, ubi goreng, cireng dan

lainnya.

Makanan yang sering dijadikan pengganjal perut atau sebagai

hidangan sebelum makan ternyata memiliki efek yang buruk untuk

kesehatan bila dikonsumsi secara terus menerus. Sering kali penjual

gorengan di pinggir jalan jarang mengganti minyaknya, ini bisa

membentuk lemak trans yang berbahaya, sebab bisa meningkatkan

kolesterol dan kadar kolesterol yang tinggi bisa memicu penyakit

jantung, tekanan darah tinggi bahkan diabetes.

Dalam gorengan banyak mengandung lemak dan itu bisa

berdampak buruk bagi jantung serta pembuluh darah. Makanan yang

memiliki kadar lemak yang tinggi bahkan yang berkelesterol tinggi bisa

membuat tekanan darah menjadi meningkat. Makanan yang mengandung

kolesterol tinggi bisa menjadi pemicu hipertensi. Karena jika makanan


29

berlemak dikonsumsi secara terus-menerus maka akan terjadi endapan

lemak didalam darah. Lemak dalam darah akan menggumpal dan

menyumbat pembuluh darah. Konsumsi tinggi lemak dapat

menyebabkan tekanan darah meningkat. Konsumsi lemak yang

berlebihan akan meningkatkan kadar kolesterol dalam darah terutama

kolesterol LDL dan akan tertimbun dalam tubuh. Timbunan lemak yang

disebabkan oleh kolesterol akan menempel pada pembuluh darah yang

lama-kelaman akan terbentuk plaque. Terbentuknya plaque dapat

menyebabkan penyumbatan pembuluh darah atau aterosklerosis.

Pembuluh darah yang terkena aterosklerosis akan berkurang

elastisitasnya dan aliran darah ke seluruh tubuh akan terganggu serta

dapat memicu meningkatnya volume darah dan tekanan darah.

Meningkatnya tekanan darah tersebut dapat mengakibatkan terjadinya

hipertensi (Rita,2013) .

f. Ketidakpatuhan

Ketidakpatuhan adalah kegagalan atau penolakkan untuk

mengurangi dan menyesuaikan tindakan seseorang untuk aturan atau

keharusan. Ketidakpatuhan adalah tidak mentaati perintah atau suatu

bentuk perilaku yang tidak sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh

profesi kesehatan (Nurbidadari 2015). Ketidakpatuhan adalah perilaku

individu atau pemberi asuhan yang tidak sesuai dengan rencana promosi

kesehatan atau terapeutik yang ditetapkan oleh individu atau keluarga


30

atau kelompok serta profesional pelayanan kesehatan. Perilaku pemberi

asuhan atau individu yang tidak mematuhi ketepatan, rencana promosi

kesehatan atau terapeutik secara keseluruhan atau sebagai dapat

menyebabkan hasil akhir yang tidak efektif atau sebagian tidak efektif

secara klinis (Nanda,2015).

g. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan

Faktor-faktor yang berhubungan antara ketidakpatuhan

dikelompokan menjadi 4 bagian yaitu: pemahaman tentang instruksi,

kualitas interaksi antara profesional kesehatan dan pasien. Isolasi sosial

dan keluarga serta keyakinan, sikap dan kepribadian. Kepatuhan akan

meningkat secara umum bila instruksi pengobatan jelas, hubungan obat

terhadap penyakit jelas, pengobatan yang teratur serta adanya keyakinan

bahwa kesehatan akan pulih dengan meningkatkan diet, petugas

kesehatan yang menyenangkan dan berwibawa, dukungan sosial pasien,

pengobatan sederhana, harga terjangkau hubungan baik antara petugas

kesehatan dengan pasien (Lailatushifah, 2012).

h. Cara mengurangi ketidakpatuhan

Menurut (Nurmazah, 2013) mengusulkan rencana untuk

mengatasi ketidakpatuhan pasien antara lain:

1) Mengembangkan tujuan dari kepatuhan itu sendiri, banyak dari

penderita yang tidak patuh yang memiliki tujuan untuk memenuhi

nasihat-nasihat pada awalnya. Pemicu ketidak patuhan dikarenakan


31

jangka waktu yang cukup lama serta paksaan dari tenaga kesehatan

yang menghasilkan efek negatif pada penderita sehingga awal mula

penderita mempunyai sikap patuh bisa berubah menjadi tidak patuh.

Kesadaran diri sangat dibutuhkan dari diri penderita.

2) Perilaku sehat, hal ini sangat dipengaruhi oleh kebiasaan, sehingga

perlu dikembangkan suatu strategi yang bukan hanya untuk

mengubah perilaku,tetapi juga mempertahankan perubahan tersebut.

Kontrol diri, evaluasi diri dan penghargaan terhadap diri sendiri

harus dilakukan dengan kesadaran diri. Modifikasi perilaku harus

dilakukan antara pasien dengan pemberi pelayanan kesehatan agar

terciptanya perilaku sehat.

3) Dukungan sosial, dukungan sosial dari anggota keluarga dan sahabat

dalam bentuk waktu, motivasi dan uang merupakan faktor-faktor

penting dalam kepatuhan pasien. Contoh yang sederhana, tidak

memiliki pengasuh, transportasi tidak ada, anggota keluarga sakit,

dapat megurangi intensitas kepatuhan. Keluarga dapat

menghilangkan godaan ketidak taatan pola makan dan menjadi

pendukung untuk mencapai kepatuhan.


32

10. Pencegahan komplikasi

Pencegahan komplikasi hipertensi dapat dilakukan dengan berbagai

upaya antara lain:

a. Pola hidup sehat


b. Menghindari stres
c. Menghindari makanan berlemak
d. Monitor tekanan darah secara teratur
e. Menghidari asap rokok
33

B. KONSEP DASAR PENGETAHUAN

1. Pengertian

Pengetahuan adalah suatu hasil yang diperoleh seseorang setelah

melakukan penginderaan berupa mendengar, melihat, mencium, merasa

dan meraba terhadap suatu objek tertentu sehingga orang tersebut

menjadi tahu (Notoatmodjo, 2014).

Pengetahuan adalah gejala yang ditemui dan diperoleh manusia

melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang

menggunakan indera atau akal budidaya untuk mengenali benda atau

kejadian tertentu yang belum pernah di lihat atau dirasakan sebelumnya

(Meliono,2014).

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut (Notoatmojo, 2012) pengetahuan yang dicakup dalam domain

kognitif mempunyai 6 tingkatan sebagai berikut:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) terhadap situasi yang sangat spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

Oleh sebab itu ini adalah merupakan tingkatan pengetahuan yang

paling rendah.
34

b. Memahami (comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham harus dapat menjelaskan, menyimpulkan, meramalkan terhadap

objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi adalah kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari

pada situasi dan kondisi nyata. Aplikasi dapat diartikan sebagai

penggunaan hukum-hukum, rumus-rumus, metode-metode, prinsip-prinsip

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (analysis)

Suatu kemampuan menjabarkan materi atau kedalam komponen-

komponen tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut, dan masih

ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (synthesis)

Menunjukan kepada suatu komponen untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam satu bentuk keseluruhan yang

baru.

f. Evaluasi (evaluation)

Berkaitan dengan kemampuan melakukan justifikasi atau penelitian

terhadap suatu materi atau objek. Pengetahuan atau kognitif merupakan


35

domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang

(over behavior) karena dari pengalaman dan penelitian ternyata

perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng

dibandingkan dengan perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Rogers

(1974), mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku

baru, didalam diri seseorang tersebut terjadi proses yang berurutan

yakni:

1) Awareness (kesadaran)

Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih

dahulu terhadap stimulus objek.

2) Interest (merasa tertarik)

Terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap subjek sudah

mulai timbul.

3) Evalution (menimbang-nimbang)

Terhadap baik atau buruknya stumulus tersebut bagi dirinya. Hal ini

berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

4) Trial

Dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan

apa yang dikehendaki oleh stimulus.

5) Adoption

Dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan

kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.


36

3. Dasar-Dasar Pengetahuan (Departemen Kesehatan Republik Indonesia,

2009)

Yang menjadi dasar-dasar pengetahuan ini diperoleh dari berbagai hal

antara lain:

a. Pengalaman

Pengalaman adalah keseluruhan peristiwa perjumpaan dan apa yang

telah terjadi pada manusia dalam interaksi dengan alam, diri sendiri,

lingkungan social dan dengan seluruh kenyataan termasuk Tuhan Yang

Maha Esa. Pengalaman terdiri dari dua jenis yaitu pengalaman primer

dan pengalaman sekunder.

Pengalaman primer merupakan pengalaman langsung akan persentuhan

inderawi dengan benda konkrit diluar manusia dari peristiwa yang

dirasakan sendiri, sedangkan pengalaman sekunder adalah pengalaman

tidak langsung atau pengalaman reflektif mengenai pengalaman primer.

b. Ingatan dan Kesaksian

Dalam kedudukan sebagai dasar pengetahuan, baik pengalaman maupun

ingatan saling berkaitan akan tetapi ingatan dan pengalaman tidak dapat

berkembang menjadi pengetahuan. Sedangkan ingatan mengandalkan

pengalaman sebagai sumber dan dasar rujukan.

c. Minat dan Rasa Ingin Tahu

Dalam hal ini mendasari pengetahuan adalah minat dan rasa ingin tahu.

Minat mengarahkan perhatian terhadap hal-hal yang dialami dan


37

dianggap penting untuk diperhatikan orang akan meminati apa yang ia

pandang bernilai, sedangkan ingin tahu mendorong orang ingin bertanya

dan melakukan penyelidikan atas apa yang dialami dan menarik

nilainya. Rasa ingin tahu ada kaitannya dengan pengalaman atau kebenaran

yang dialaminya.

d. Pikiran dan Penalaran

Dapat memahami dan menjelaskan apa yang dialami manusia perlu

melakukan kegiatan berpikir yang mengadalkan pikiran. Kegiatan pikiran

dalam mencari pengetahuan adalah penalaran. Penalaran merupakan

proses pemikiran untuk menarik kesimpulan akan hal-hal yang

sebelumnya telah diketahui.

e. Logika

Logika adalah bidang pengetahuan yang mempelajari segenap asas,

aturan dan tata cara penalaran yang benar (Correct Reasoning). Logika

ini merupakan suatu dasar yang amat perlu untuk memperoleh

pengetahuan yang benar, sebab tanpa logika penalaran tidak perlu

diketahui.

f. Bahasa

Bahasa merupakan salah satu hal yang mendasar dan memungkinkan

pengetahuan pada manusia. Seluruh kegiatan berpikir manusia serta

kaitannya dengan kemampuannya sebagai makhluk yang berbahasa

sehingga manusia mampu mengembangkan pengetahuan berkat


38

kemampuan tersebut. Manusia bukan hanya dapat mengungkapkan dan

berkomunikasi pikiran, dan sikap batinnya. Tetapi juga menyimpan,

mengingat kembali, mengulas dan memperluas apa yang sampai

sekarang diketahuinya.

g. Kebutuhan Manusia

Kebutuhan hidup manusia merupakan faktor yang mendasari dan

mendorong berkembangnya pengetahuan manusia. Untuk melakukan

interaksinya dengan dunia dan lingkungan sosial disekitarnya, manusia

membutuhkan pengetahuan.

4. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut (Notoatmojo, 2012) dari berbagai macam cara yang telah

digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah,

dapat dikelompokkan menjadi dua yakni:

a. Cara tradisional atau non ilmiah

1) Cara coba-coba salah (Trial dan Error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan dan bahkan

mungkin sebelum adanya peradapan yang dilakukan dengan

menggunakan kemungkinan yang lain sampai masalah dapat

dipecahkan.

2) Cara kekuasaan atau otoriter

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-pemimpin

masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang


39

pemerintahan. Prinsip ini adalah orang lain menerima pendapat yang

dikemukakan oleh orang yang punya otoriter, tanpa terlebih dahulu

membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris maupun

berdasarkan masa lalu.

3) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh

pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali

pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang

dihadapkan pada masa lalu.

4) Melalui jalan pikiran

Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah

menggunakan jalan pikir, baik melalui induksi maupun deduksi.

Apabila proses pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataan-

pernyataan khusus kepada yang umum dinamakan induksi, sedangkan

deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan

umum kepada yang khusus.

b. Cara modern atau cara ilmiah

Cara baru memperoleh pengetahuan pada dewasa ini sistematis, logis

dan ilmiah yang disebut metode imliah. Kemudian metode berpikir

induktif bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan

mengadakan observasi langsung, membuat catatan terhadap semua fakta

sehubungan dengan objek yang diamati (Notoatmodjo, 2012).


40

5. Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan

a. Pendidikan

Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan

seseorang semakin mudah orang tersebut menerima informasi.

Pendidikan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal,

akan tetapi juga dapat di peroleh pada pendidikan non formal.

b. Informasi atau Media Massa

Informasi juga dapat di defenisikan sebagai teknik untuk mengumpulkan,

menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, menganalisis dan menyebarkan

informasi dengan tujuan tertentu. Informasi yang diperoleh baik

pendidikan formal maupun nonformal dapat memberikan pengaruh

jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan

pengetahuan. Berkembangnya teknologi akan menyediakan bermacam-

macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat

tentang inovasi baru, sehingga sarana komunikasi, berbagai bentuk

media massa yang mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang

inovasi baru. Sehingga sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa

seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai

pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan.

c. Pekerjaan

Seseorang yang bekerja disektor formal memiliki akses yang lebih baik,

terhadap berbagai informasi, termasuk kesehatan (Notoatmodjo, 2012).


41

d. Sosial, Budaya, dan Ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang biasa dilakukan orang-orang tidak melalui

penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian

seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan.

Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersediannya suatu

fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu sehingga status sosial

ekonomi akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

e. Lingkungan

Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan

kedalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi

karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan di respon

sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

f. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi

masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan akan

memberikan pengetahuan.

g. Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin

bertambah usia akan semakin berkembang pola daya tangkap dan pola

pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.


42

6. Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari objek penelitian

atau responden. Data yang bersifat kualitatif digambarkan dengan kata-

kata, sedangkan data yang bersifat kuantitatif berwujud angka-angka, hasil-

hasil pengukuran atau perhitungan, dapat diproses dengan cara

dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh

presentasi, setelah dipresentasikan lalu ditafsirkan kedalam kalimat yang

bersifat kualitatif (Notoatmojo, 2007), yaitu dapat dilihat sebagai berikut:

a. Kategori baik, yaitu menjawab benar 76%-100% dari yang diharapkan.

b. Kategori cukup yaitu menjawab benar 56%-75% yang diharapkan.

c. Kategori kurang yaitu menjawab benar dibawah 56% dari yang

diharapkan.
43

C. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

1. Pengertian

Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang komplek

dengan menggunakan pendekatan sistematis untuk bekerja sama dengan

keluarga dan individu sebagai angota keluarga. Tahapan dari proses

keperawatan keluarga adalah (Harmoko, 2012).

a. Pengkajian keluarga dan individu didalam keluarga.

b. Diagnosa Keperawatan.

c. Perencanaan Keperawatan.

d. Pelaksanaan asuhan keperawatan.

e. Evaluasi.

a. Pengkajian keluarga dan individu didalam keluarga:

Model Pengkajian Keluarga Menurut Friendman terdiri dari

enam kategori yaitu:

1) Mengidentifikasi data.

2) Tahap dan riwayat perkembangan.

3) Data lingkungan.

4) Sturktur keluarga.

5) Fungsi keluarga.

6) Stes, koping dan adaptasi keluarga.

1) Indentifikasi Data Keluarga

Data yang diperlukan meliputi:


44

a) Nama keluarga.

b) Alamat dan nomor telepon.

c) Komposis keluarga.

Komposisi keluarga menyatakan anggota keluarga yang di

identifikasi sebagai bagian dari keluarga mereka. Friedman

dalam bukunya mengatakan bahwa komposisi tidak hanya

terdiri dari penghuni rumah, tetapi juga keluarga besar

isinya status keluarga fiktif yang menjadi bagian dari

keluarga tersebut tetap tinggal dalam rumah tangga yang

sama. Genogram juga dapat menentukan tipe dari keluarga.

(1) Tipe Bentuk Keluarga

(2) Latar Belakang Budaya Keluarga

(3) Identitas Religius

(4) Status Kelas Sosial (Berdasarkan Pekerjaan,

Pendidikan dan Pendapatan)

2) Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga

Yang perlu dikaji pada tahap perkembangan adalah:

a) Tahap perkembangan keluarga saat ini

b) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

c) Riwayat keluarga inti

d) Riwayat keluarga sebelumnya


45

3) Lingkungan Keluarga

Pengkajian lingkungan meliputi:

a) Karakteristik rumah

b) karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal

yang lebih luas menjelaskan tentang: Mobilitas geografis

keluarga, Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan

masyarakat

4) Stuktur Keluarga

Stuktur keluarga yang dapat dikaji menurut Friedman adalah:

a) Pola dan komunikasi keluarga

b) Struktur kekuatan keluarga

c) Struktur peran

5) Fungsi Keluarga

a) Dalam suatu keluarga ada beberapa fungsi yang dapat

dijalankan. Fungsi keluarga adalah sebagai berikut:

(1) Fungsi biologis, yaitu fungsi untuk meneruskan

keturunan, memelihara dan membesarkan anak, serta

memenuhi kebutuhan gizi keluarga.

(2) Fungsi psikologis, yaitu memberikan kasih sayang dan

rasa aman bagi keluarga, memberikan perhatian diantara

keluarga, memberikan kedewasaan kepribadian anggota

keluarga, serta memberikan identitas pada keluarga.


46

(3) Fungsi sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma

tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan

masing-masing dan meneruskan nilai-nilai budaya.

(4) Fungsi ekonomi yaitu mencari sumber-sumber

penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga saat ini

dan menabung untuk memenuhi kebutuhan yang akan

datang.

(5) Fungsi pendidikan yaitu meyekolahkan anak untuk

memberikan pengetahuan, ketrampilan, membentuk

perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang

dimilikinya,mempersiapkan anak untuk kehidupan

dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya

sebagai orang dewasa, serta mendidik anak sesuai

dengan tingkat perkembangannya.

b) Friedman, 2016 menidentifikasi lima fungsi dasar keluarga

diantaranya adalah fungsi afektif, fungsi sosialisai, fungsi

reproduksi, fungsi ekonomi dan fungsi perawatan keluarga.

(1) Fungsi afektif (The Affektif Function)

Fungsi afektif berkaitan dengan fungsi internal keluarga

yang merupakan basis kekuatan dari keluarga. Fungsi

afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikologis.

Keberhasilan fungsi afektif tampak melalui keluarga


47

yang gembira dan bahagia. Anggota keluarga

mengembangkan gambaran diri yang positif, perasaan

yang dimiliki, perasaan yang berarti, dan merupakan

sumber kasih sayang. Dukungan (Reinforcement) yang

semuanya dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi

dalam keluarga. Fungsi afektif merupakan sumber energi

yang menentukan kebahagiaan keluarga. Adanya

perceraian, kenakalan anak, atau masalah lain yang

sering timbul dalam keluarga dikarenakan fungsi afektif

yang tidak terpenuh. Komponen yang perlu dipenuhi

oleh keluarga untuk fungsi afektif antara lain :

(a) Memelihara saling asuh (Mutual Nurturance)

Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling

menerima, dan saling mendukung antar anggota.

Setiap anggota yang mendapat kasih sayang dan

dukungan dan anggota yang lain, maka

kemampuannya untuk memberi akan meningkat,

sehingga tercipta hubungan yang hangat dan

mendukung. Hubungan intim dalam keluarga

merupakan modal dasar dalam membina hubungan

dengan orang lain diluar keluarga. Persyaratan untuk

mencapai saling asuh adalah komitmen dasar dari


48

masing-masing pasangan dan hubungan perkawinan

secara emosional memuaskan dan terpelihara

(Brown, 2016).

(b) Keseimbangan saling menghargai

Pendekatan yang cukup baik untuk menjadi orang

tua di istilahkan dengan keseimbangan saling

menghargai. Adanya sikap saling menghargai

dengan mempertahankan iklim yang positif dimana

tiap anggota diakui serta dihargai keberadaan dan

haknya sebagai orang tua maupun sebagai anak,

sehingga fungsi afektif akan tercapai. Tujuan utama

dari pendekatan ini adalah keluarga harus

memelihara suasana dimana harga diri, hak kedua

orang tua, dan hak anak sangat dijunjung tinggi.

Kesimbangan saling dapat dicapai apabila setiap

anggota keluarga menghormati hak, kebutuhan, dan

tanggung jawab anggota keluarga yang lain. Orang

tua perluh menyediakan struktur yang memadai dan

panduan yang konsisten, sehingga batat-batas bisa

dibuat dan dipahami. Namun demikian, perluh

dibentuk fleksibilitas dalam sistem keluarga agar


49

memberikan ruang gerak bagi kebebasan untuk

berkembang menjadi individu.

(c) Pertalian dan identifikasi

Kekuatan yang yang besar dibalik persepsi dan

kepuasan dari kebutuhan-kebutuhan individu dalam

keluarga adalah pertalian (bondings) atau kasih

sayang (attachment) digunakan secara bergantian.

Kasih sayang adalah ikatan emosional yang relaif

unik dan abadi antara dua orang tertentu, ikatan

dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup baru.

Selanjutnya dikembangkan dengan kesesuaian pada

berbagai aspek kehidupan, keinginan yang tidak di

capai sendiri, misalnya mempunyai anak. Kasih

sayang antara ibu dan bayi yang baru lahir sangat

penting karena terjadi interaksi orang tua bayi yang

dini yang mempengaruhi sifat dan kualitas hubungan

kasih sayang selanjutnya, hubungan ini

mempengaruhi perkembangan psikososial dan

kongnitif anak. Hubungan dikembangkan dengan

hubungan orang tua dan anak antara anak dengan

anak adalah inti dari hubungan keluarga.


50

(d) Keterpisahan dan kepaduan

Salah satu maslah pokok psikologis yang sentral dan

menonjol yang meliputi kehidupan keluarga adalah

cara keluarga memenuhi kebutuhan psikologis,

mempengaruhi identitas diri, dan harga diri individu.

Selama masa awal sosialisasi, keluarga membentuk

dan memprogramkan tingkah laku seorang anak,

sehingga hal tersebut dapat membentuk rasa

memiliki identitas. Untuk merasakan dan memenuhi

dan keterpaduan (connectedness) yang memuaskan.

Anggota keluarga berpadu dan berpisah satu sama

lain. Setiap keluarga menghadapi isu-isu

keterpisahan dan kepaduan dengan cara yang unik,

beberapa keluarga telah memberikan penekanan

pada satu sisi lain.

(2) Fungsi sosialisasi (The Socialzation Function)

Sosialisasi dimulai pada saat lahir dan akan di akhiri dengan

kematian. Sosialisasi merupakan suatu proses yang

berlangsung seumur hidup, dimana individu secara kontiniu

mengubah perilaku mereka sebagai respons terhadap situasi

yang terpola secara sosial yang mereka alami. Ini termasuk

internalisasi satu set norma-norma dan nilai-nilai yang


51

cocok bagi remaja berusia 14 tahun, pergantian berusia 20

tahun, orang tua yang berusia 24 tahun, kakek atau nenek

yang berusia 50 tahun, juga orang yang telah pensiun dalam

usia 65 tahun. Sosialisasi mencakup semua proses dalam

sebuah komunitas tertentu atau kelompok dimana manusia,

berdasarkan sifat kelenturannya, melalui pengalaman-

pengalaman yang diperoleh selama hidup, mereka

memperoleh karakteristik yang terpola secara sosial.

Sosialisasi mencakup semua proses dalam sebuah

komunitas tertentu atau kelompok dimana manusia,

berdasarkan sifat kelenturanya, melalui pengalaman-

pangalaman yang diperoleh selama hidup, mereka

memperoleh karakteristik yang terpola secara sosial.

Sosialisasi merujuk pada proses perkembangan atau

perubahan yang dialami oleh seorang individu sebagai hasil

dari interaksi sosial dan pembelajaran peran-peran sosial.

keluarga merupakan tempat individu melakukan sosialisasi.

Pada setiap tahap perkembangan keluarga dan individu

(anggota keluarga) dicapai melalui interaksi atau hubungan

yang di wujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga

belajar disiplin, norma, budaya, serta perilaku melalui


52

hubungan dan interaksi dalam keluarga, sehingga individu

mampu berperan di masyarakat.

(3) Fungsi reproduksi (The Reproductive Function)

Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan

keturunan dan menambah sumber daya manusia. Dengan

adanya program keluarga berencana, maka fungsi ini sedikit

terkontrol. Disisi lain banyak kelahiran yang tidak di

harapkan atau di luar ikatan perkawinan, sehingga lahirlah

keluarga baru dengan satu orang tua.

(4) Fungsi ekonomi (The Economic Function)

Untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti: makanan,

pakaian, dan perumahan, maka keluarga memerlukan

sumber keuangan. Fungsi ini sulit dipenuhi oleh keluarga

yang berbeda dibawah garis kemiskinan, perawat

bertanggung jawab untuk mencari sumber-sumber di

masyarakat yang dapat digunakan oleh keluarga dalam

meningkatkan status kesehatan.

(5) Fungsi perawat keluarga/pemeliharaan kesehatan (The

Health Care Function)

Bagi para profesional kesehatan keluarga, fungsi perawatan

kesehatan merupakan pertimbangan vital dalam pengkajian

keluarga. Guna menempatkan dalam sebuah persektif,


53

fungsi ini salah satu fungsi keluarga yang menyediakan

kebutuhan-kebutuhan fisik, seperti: makan, pakaian, tempat

tinggal dan perawatan kesehatan. Jika dilihat persektif

masyarakat, keluarga merupakan sistem dasar, dimana

perilaku sehat dan perawatan kesehatan diatur, dan

diamankan. Selain keluarga mampu melaksanakan fungsi

dengan baik, keluarga juga harus mampu melakukan tugas

kesehatan keluarga. Tugas kesehatan keluarga adalah

sebagai berikut:

(a) Mengenal masalah kesehatan keluarga

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak

boleh diabaikan, karena tanpa kesehatan segala sesuatu

tidak akan berarti. Orang tua perlu mengenal keadaan

kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami oleh

anggota keluarganya. Perubahan sekecil apapun yang

dialami oleh anggota keluarga, secara tidak langsung

akan menjadi adanya perubahan, keluarga perlu

mencatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi,

dan seberapa besar perubahanya.

(b) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat

Tugas ini merupakan upaya utama keluarga untuk

mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan


54

keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara anggota

keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan

sebuah tindakan. Tindakan kesehatan yang dilakukan

oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan

yang sedang terjadi dapat dikurangi atau teratasi. Jika

keluarga mempunyai keterbatasan dalam mengambil

keputusan, maka keluarga dapat meminta bantuan

kepada orang lain di lingkungan tempat tinggalnya.

(c) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit

Sering mengalami keterbatasan, maka anggota keluarga

yang mengalami gangguan kesehatan perlu

memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar

masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat

dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau dirumah

apabila keluarga telah memiliki kemampuan melakukan

tindakan untuk pertolongan pertama.

(d) Mempertahankan suasana rumah yang sehat

Rumah merupakan tempat berteduh, berlindung, dan

bersosialisasi bagi anggota keluarga. Sehingga anggota

keluarga akan memiliki waktu lebih banyak

berhubungan dengan lingkungan tempat tinggal. Oleh


55

karena itu, kondisi rumah haruslah dapat menunjang

derajat kesehatan bagi anggota keluarga.

(e) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di

masyarakat. Apabila mengalami gangguan atau

masalah yang berkaitan dengan kesehatan keluarga atau

anggota keluarga harus dapat memanfaatkan fasilitas

kesehatan yang ada disekitarnya. Keluarga dapat

berkonsultasi atau meminta bantuan tenaga

keperawatan untuk memecahkan masalah yang dialami

anggota keluarganya, sehingga keluarga dapat bebas

dari segala macam panyakit.

Kelima tugas kesehatan keluarga tersebut saling terkait dan

perlu dilakukan oleh keluarga, perawat perlu mengkaji sejauh

mana keluarga mampu melaksanakan tugas tersebut dengan

baik dan memberikan bantuan atau pembinaan terhadap

keluarga untuk memenuhi tugas kesehatan keluarga.


56

6) Koping Keluarga

a) Pengkajian koping keluarga meliputi:

(1) Stressor-stessor jangka panjang dan jangka pendek

yang dialami oleh keluarga, serta lamanya dan

kekuatan stressor yang dialami oleh keluarga.

(2) Tindakan objektif dan relalistis keluarga terhadap

stressor yang dihadapi.

(3) Sejauh mana keluarga bereaksi terhadap stressor,

stategi koping apa yang digunakan untuk menghadapi

tipe-tipe masalah, serta strategi koping internal dan

eksternal yang digunakan oleh keluarga.

(4) Stategi adaptasi disfungsional yang digunakan oleh

keluarga. Identifikasi bentuk yang digunakan secara

ekstensif: kekerasan, perlakuan kejam terhadap anak,

mengkambinghitamkan, ancaman, mitos keluarga yang

merusak, pseudomutualitas, triangling dan otoritarisme.

Peneliti merencanakan Pengkajian yang akan ditanyakan

kepada pasien dan keluarga adalah:

(a) Identitas Pasien dan Keluarga

(b) Keluhan utama

(c) Riwayat Penyakit Sekarang

(d) Riwayat Penyakit Keturunan


57

(e) Riwayat Pengobatan

(f) Pemeriksaan Fisik

(g) Mengkaji Pengetahuan Tentang Penyakit

Hipertensi dan Penatalaksanaan

(h) Mengkaji Status Nutrisi

b. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan keluarga di rumuskan berdasarkan data

yang didapatkan pada pengkajian. Komponen diagnosa keperawatan

meliputi problem atau masalah, etiologi atau penyebab, dan sign

atau tanda dan selanjutnya dikenal dengan ( PES ) Problem atau

masalah (P) Etiologi atau penyebab (E) Sign atau tanda (S)

(Harmoko, 2012).

a. Ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas

kesehatan dan keperawatan

1) Ketidakmampuan mengenal masalah kesehatan keluarga,

disebabkan karena kurang pengetahuan terhadap penyakit

Hipertensi

2) Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam

melakukan tindakan yang tepat karena tidak memahami

mengenai sifat, berat, dan luasnya masalah Hipertensi.


58

3) Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit

disebabkan karena tidak mengetahui keadaan penyakit

misalnya sifat, penyebab, penyebaran, perjalanan penyakit,

gejala dan penetalaksanaannya.

4) Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang

dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi

anggota keluarga disebabkan karena kurang dapat melihat

keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan,

ketidaktahuan pentingnya sanitasi lingkungan.

Peneliti merencanakan Diagnosa Keperawatan yang akan diberikan

kepada pasien dan keluarga adalah:

a. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit hipertensi

terhadap pencegahan komplikasi berhubungan dengan Kurangnya informasi

yang diberikan mengenai penyakit Hipertensi

Tabel 2.2

Skala Prioritas Keperawatan Keluarga

No Kriteria Nilai Bobot


1 Sifat masalah
a. Tidak/kurang sehat 3 1
b. Ancaman kesehatan 2
c. Keadaan sejahtera 1

2 Kemungkinan masalah dapat


diubah 2 2
a. Mudah 1
b. Hanya sebagaian 0
c. Tidak dapat
59

Tabel 2.2

Skala Prioritas Keperawatan Keluarga

3 Potensial masalah untuk dicegah


a. Tinggi 3 1
b. Cukup 2
c. Rendah 1

4 Menonjolnya masalah
a. Masalah yang benar benar 2
harus segera ditangani 1
b. Ada masalah tetapi tidak 1
segera ditangani
c. Masalah tidak dirasakan 0

1. Skoring

Setelah menentukan skala prioritas sesuai dengan tabel di atas, langkah

selanjutnya adalah membuat skoring. Bailon dan Magleya (1978)

membuat rumus seperti berikut.

Skor

x bobot

Angka tertinggi
60

c. Intervensi

Rencana keperawatan keluarga merupakan kumpulan tindakan

yang direncanakan perawat untuk dilaksanakan dalam menyelesaikan

atau mengatasi masalah kesehatan/masalah keperawatan yang telah di

identifiksi. Menentukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang

akan dilakukan:

a. Perawat dapat melakukan tindakan keperawatan dengan

menstimulasi kesadaran dan penerimaan terhadap masalah atau

kebutuhan kesehatan dengan cara :

1) Memperluas informasi atau pengetahuan keluarga

2) Membantu keluarga melihat dampak atau akibat dari situasi

yang ada

3) Menghubungkan antara kebutuhan kesehatan dengan sasaran

yang telah ditentukan.

4) Menunjang sikap atau emosi yang sehat dalam menghadapi

masalah

b. Tindakan perawat untuk menolong keluarga agar dapat menentukan

keputusan yang tepat dalam menyelesaikan masalahnya dapat

dilakukan dengan:

1) Mendiskusikan kosekuensi yang akan timbul jika tidak

melakukan tindakan
61

2) Memperkenalkan kepada keluarga alternatif kemungkinan yang

akan diambil serta sumber-sumber yang diperlukan untuk

melaksanakan alternatif tersebut

3) Mendiskusikan dengan keluarga manfaat dari masing-masing

alternatif atau tindakan.

b. Untuk meningkatkan kepercayaan diri keluarga dalam memberikan

keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit, perawat dapat

melakukan tindakan sebagai berikut:

1) Mendemonstrasikan tindakan yang diperlukan.

2) Memanfaatkan fasilitas atau sarana yang ada dirumah keluarga.

3) Menghindari hal-hal yang mengganggu keberhasilan keluarga

dalam merujuk klien mencari pertolongan kepada tim kesehatan

yang ada.

c. Perawat dapat meningkatkan kemampuan keluarga dalam

menciptakan lingkungan yang menunjang kesehatan keluarga antara

lain:

1) Membantu mencari cara untuk menghindari adanya ancaman

kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.

2) Membantu keluarga memperbaiki fasilitas fisik yang sudah ada

3) Menghindari ancaman psikologis dalam keluarga dengan

memperbaiki pola komunikasi keluarga, memperjelas masing-

masing anggota.
62

4) Mengembangkan kesanggupan keluarga menemukan kebutuhan

psikologis.

Ada 3 domain yang bisa kita gunakan dalam menyusun intervensi yaitu:

1. Domain kognitif

Intervensi dengan domain kognitif ditunjukan untuk memberikan

informasi, gagasan, motivasi, dan saran kepada keluarga sebagai

target

2. Domain afektif

Intervensi ini ditujukan membantu keluarga dalam berespon

emosional, sehingga dalam keluarga terdapat perubahan sikap

terhadap masalah yang dihadapi.

3. Domain psikomotor

Intervensi ini ditujukan untuk membantu anggota keluarga dalam

perubahan perilaku yang menguntungkan.

Peneliti merencanakan intervensi yang akan diberikan kepada pasien dan

keluarga adalah:

a) Kognitif: Peneliti meningkatkan pengetahuan keluarga dengan cara

melakukan pendidikan kesehatan tentang gambaran umum penyakit,

dan pencegahan komplikasi hipertensi.

b) Afektif:

(1) Peneliti merespon kembali tentang pendidikan kesehatan yang

sudah dijelaskan.
63

(2) Peneliti menilai sikap pasien dan keluarga dengan cara menilai

apakah pasien dan keluarga mampu mengenal cara pencegahan

komplikasi.

c) Psikomotor : Peneliti mengarahkan keluarga untuk menopang pasien

dalam proses pencegahan terjadinya komplikasi.

d. Implementasi

Merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan keluarga

dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan minat

keluarga dalam mengadakan perbaikan kearah perilaku hidup sehat.

Untuk membangkitkan minat keluarga dalam berperilaku hidup sehat,

maka perawat harus memahami teknik-teknik motivasi. Tindakan

keperawatan keluarga mencakup bagian-bagian atau tindakan yang

telah termuat pada rencana tindakan (intervensi) (Harmoko, 2012).

Tindakan yang dilakukan berdasarkan pada intervensi yang telah

ada yaitu : Melakukan penyuluhan tentang meningkatkan pengetahuan

tentang pencegahan komplikasi hipertensi.

e. Evaluasi

Menurut (Harmoko, 2012), Evaluasi merupakan tahap akhir dari

proses keperawatan yang telah diberikan, bila tidak atau belum

berhasil, maka perlu disusun rencana yang sesuai untuk menangani

atau mencegah masalah pada keluarga Tn.X pada Ny.X dengan

Hipertensi dalam hal ini keluarga Tn.X pada Ny.X dapat mengetahui
64

dan memahami tentang peningkatan pengetahuan tentang penyakit

Hipertensi.

Macam-macam evaluasi:

1) Evaluasi Struktur

Evaluasi struktur berhubungan erat dengan bahan, tenaga, maupun dana

yang diperlukan dalam suatu kegiatan.

2) Evaluasi Proses

Evaluasi proses merupakan evaluasi yang dilakukan selama kegiatan

berlangsung.

3) Evaluasi Hasil

Evaluasi hasil merupakan hasil dari pemberian asuhan keperawatan.

Peneliti melakukan evaluasi dari intervensi yang diberikan kepada

pasien dan keluarga dengan cara :

(a) Evaluasi struktur : Peneliti mempersiapkan pengetahuan, bahan

(materi, dan dana) untuk melakukan kegiatan.

(b) Evaluasi proses : Mulai dari kegiatan pengkajian sampai dengan

implementasi keluarga antusias dan kooperatif. Pasien dan

keluarga memahami penyuluhan yang disampaikan dangan

menjawab pertanyaan ketika ditanya.

(c) Evaluasi hasil : Peneliti memakai 3 domain yaitu kognitif, afektif,

dan psikomotor untuk melihat hasil dari pengawasan pencegahan

terjadinya komplikasi.
65

D. Kerangka Konsep Penelitian

Asuhan Keperawatan
Peningkatan
Keluarga dengan pengetahuan keluarga
Keluarga Tn.X pada tentang pencegahan
Hipertensi melalui
Ny.X dengan hipertensi komplikasi hipertensi
pemberian edukasi
80%
dalam upaya

pencegahan komplikasi

Gambar 2.1: Kerangka Konsep

Keterangan

: Variabel independen

: Variebel dependen

: Hasil yang di harapkan


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Studi Kasus

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif

yang berbentuk studi kasus yaitu dengan menggambarkan keadaan atau

status pasien, dimana penulis ingin menggambarkan atau menguraikan

keadaan dalam suatu keluarga melalui Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.X

Pada Ny.X Dengan Hipertensi Dalam Upaya Pencegahan Komplikasi Dengan

Pemberian Edukasi Tentang Pencegahan Komplikasi Hipertensi Di Kelurahan

Mangga dua RT:001/RW:002 .

B. Subjek Studi Kasus

Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah keluarga Tn.X pada

Ny.X dengan Hipertensi Dalam Upaya Pencegahan Komplikasi Dengan

Pemberian Edukasi Tentang Pencegahan Komplikasi Hipertensi Di Kelurahan

Mangga dua RT:001/RW:002.

C. Defenisi Operasional Studi Kasus

1. Asuhan keperawatan adalah suatu pelayanan yang diberikan dari peneliti

berdasarkan ilmu dan konsep keperawatan kepada keluarga Ny.X dengan

Hipertensi Dengan Pencegahan Komplikasi yang meliputi, Pengkajian,

Diagnosa Keperawatan, Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi.

66
67

a. Pengkajian adalah tahap awal dalam mengumpulkan dan mendapatkan

informasi atau data pada keluarga Ny.X dalam mencegah komplikasi

hipertensi.

b. Diagnosa adalah kesimpulan yang dibuat oleh perawat yang didasari

status pengkajian dan merupakan pernyataan tertulis yang tegas dan

jelas pada keluarga Ny.X untuk mencegah komplikasi hipertensi.

c. Perencanaan adalah langkah yang dilakukan peneliti untuk

merencanakan tindakan keperawatan pada keluarga Ny.X untuk

mencegah komplikasi hipertensi.

d. Implementasi adalah pelaksanaan tindakan yang direncanakan untuk

menyelesaikan masalah Ny.X untuk mencegah komplikasi hipertensi.

e. Evaluasi adalah bagian akhir dari proses keperawatan dimana peneliti

menilai keberhasilan atau tidaknya tujuan yang dicapai dalam

penanganan pasien dengan Hipertensi.

2. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan faktor pemicu

terjadinya komplikasi seperti stroke, gagal jantung, dan gagal ginjal di

usia lansia. Dalam peningkatan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg

atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg.

3. Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup

bersama dengan keterikatan atau emosional dan individu

mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian integral

dari keluarga.
68

4. Pengetahuan adalah merupakan hasil dari suatu objek tertentu setelah

seseorang melakukan penginderaan dengan menggunakan indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba.

D. Instrumen Studi Kasus

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah :

1. Format pengkajian digunakan untuk mendapatkan data dari kllien dan

keluarga.

2. Kuisioner,Leaflet sebagai media untuk penyuluhan,SAP (Satuan Acara

Penyuluhan)

3. Pemeriksaan fisik antara lain: stetoskop, spignomanometer, thermometer,

timbangan berat badan dan kartu pengawasan .

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Teknik pengumpulan data

a. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

melakukan tanya jawab secara langsung baik dengan pasien maupun

keluarga pasien

b. Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

melakukan pengamatan terhadap pasien dengan lingkungan tempat

tinggal pasien secara langsung.


69

c. Pemeriksaan fisik yaitu suatu tindakan pemeriksaan mulai dari

kepala sampai ke kaki dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, dan

auskultasi.

F. Lokasi dan Waktu Studi Kasus

1. Tempat : Di Kelurahan Mangga Dua RT:001/RW:002

2. Waktu : 06 Juli 2020 – 11 Juli 2020

G. Etika Penelitian

1. Persetujuan (informed consent)

Sebelum penelitian, responden menyetujui pernyataan kesediaan sebagai

responen, dalam hal ini persetujuan dari pihak Puskesmas juga menjadi

pernyataan secara umum. Sebelumnya peneliti akan memberikan penjelasan

tentang pencegahan komplikasi hipertensi kepada responden.

2. Kerahasiaan (confidentiality)

Penulis menjelaskan maksud dan tujuan penelitian serta semua informasi

dan data yang terdapat dalam kusioner penelitian dan jamin

kerahasiaannya.

3. Tanpa nama/Tidak Ada Nama (Anomity)

Untuk menjaga kerahasiaan responden maka peneliti tidak mencantumkan

nama responden pada lembar pengumpulan data.

4. Menghormati harkat dan martabat manusia Penulis perlu mempertimbangkan

hak-hak subjek untuk mendapatkam informasi tentang tujuan penulis


70

melakukan studi kasus tersebut tentang pemberian edukasi pencegahan

komplikasi hipertensi.

5. Prinsip keterbukaan Prinsip ini harus dijaga penulis dengan kejujuran,

preposision, hak, kecermatan, berkeperimanusiaan, dan penulis berhati-hati

dalam menjelaskan prosedur tindakan dengan jelas kepada pasien dan

keluarga pasien sebelum melakukan tindakan.

6. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan Dalam sebuah

studi kasus seharusnya mendapatkan hasil yang bermanfaat bagi pasien.

Penulis memberikan edukasi tentang pencegahan komplikasi hipertensi yang

bertujuan untuk mencegah terjadinya komplikasi hipertensi.


71

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

I. Pengkajian

Tanggal /jam : 07 Juli 2020

A. Data umum

1. Nama kepala keluarga : Tn.L

Umur : 47 Tahun

Agama : Kristen Protestan

Alamat RT/RW : Mangga Dua

Pekerjaan : Wiraswasta

Pendidikan : SMA

2. Komposisi keluarga :

Tabel 1

Data Anggota Keluarga

Hubungan
No Nama Jenis kelamin Umur dengan Pendidikan pekerjaan
keluarga
1. Tn.L Laki-laki 47 Tahun Suami SMA Wiraswasta

2. Ny.Y Perempuan 55 Tahun Istri D2 Ibu Rumah


Tangga
3. An.S Laki-laki 20 Tahun Anak Mahasiswa -

Sumber data : Primer


72

3. Genogram 3 Generasi :

Gambar 2

X X X X
a.

X X H
X X X X X
S HS

H X H H H H
55 HS HS
S S S S S

H
HS HS HS
S

Keterangan :

: Laki - Laki

: Perempuan

: Pasien

: Garis Keturunan

: Garis Tinggal Serumah

: Meninggal

HS : Hidup Sehat
73

4. Tipe keluarga :

a) Jenis Tipe Keluarga

Tn. L adalah keluarga dengan tipe keluarga Extended Family atau

keluarga inti terdiri dari ayah ibu dan seorang anak.

Keterangan : Tn.L memiliki 4 anak, namun ketiga anak perempuannya

telah menikah dan tidak tinggal serumah lagi.

b) Masalah yang terjadi dengan tipe keluarga 1

Tidak ada masalah

5. Suku / Bangsa :

a) Asal suku bangsa

Asal suku bangsa keluarga Tn. L adalah suku Maluku yang sudah

lama bertempat tinggal di Kelurahan Mangga Dua RT:001/RW:002

Kota Ambon.

b) Budaya yang berhubungan dengan kesehatan keluarga yang sakit

keluarga membawa ke dokter praktek apabila ada anggota keluarga

yang sakit.

6. Agama :

Keluarga menganut agama Kristen Protestan dan menjalankan kewajiban

ibadah di Gereja dan kegiatan-kegiatan Ibadah lainnya.

7. Status sosial ekonomi keluarga :

a) Anggota keluarga yang mencari nafkah

Tn. L yang mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,

sedangkan Ny. Y sebagai Ibu Rumah Tangga dan An. S masih di

bangku perkuliahan.
74

b) Pendapatan keluarga perbulan

Rp. 2.000.000

c) Kebutuhan keluarga yang dikeluarkan setiap bulan

Rp. 1.500.000

d) Apakah dengan pendapatan diatas dapat memenuhi kebutuhan

keluarga? Ya dapat terpenuhi

e) Siapa yang menentukan mengenai penggunaan keuangan? Ny. Y

sebagai istri

f) Harta benda yang dimilki? Televisi, Tempat Tidur, Dan Rumah .

8. Aktivitas rekreasi keluarga :

Keluarga biasanya pergi ke pantai untuk berkreasi dengan anggota keluarga

yang lainnya,namun hal ini jarang dilakukan biasanya 1 tahun 2 kali

B. Riwayat dan Tahapan Perkembangan Keluarga

1. Riwayat keluarga inti

a. Riwayat kesehatan keluarga saat ini

1) Tn. L, sebagai kepala keluarga jarang sekali sakit tidak mempunyai

masalah kesehatan yang serius, tidak ada masalah istirahat, makan

maupun kebutuhan dasar yang lain, tidak mempunyai keturunan

penyakit.

2) Ny. Y, sering sekali sakit , mempunyai masalah kesehatan yaitu

tekanan darah tingginya sering naik, dan mempunyai penyakit

keturunan.

3) An. S, jarang sakit tidak mempunyai masalah dengan istirahat, makan,

maupun kebutuhan dasar yang lainnya.


75

b. Riwayat penyakit masa lalu

1) Tn.L , tidak ada riwayat penyakit masa lalu

2) Ny.Y , Pasien mulai sakit pada tahun 2014 dan masuk RSUD.Dr. M.

Haulussy Ambon dengan penyakit stroke dan setelah itu pada tanggal

12 juli 2019 pasien mengalami pusing,mual muntah, leher terasa tegang

dan lidah terasa kaku dan di bawah oleh anaknya yang pertama ke Dr.

Leny.Kurnia dan dapat pengobatan dan pemeriksaan laboratorium.

3) An.S , tidak ada penyakit masa lalu

c. Riwayat penyakit keturunan

1) Tn.L Tidak memiliki penyakit keturunan

2) Ny.Y memiliki penyakit keturunan yaitu hipertensi

3) An.S Tidak memiliki penyakit keturunan


76

d. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga

No Nama Umur BB Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan yang


Kesehatan Kesehatan telah dilakukan
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Tn L 47 thn 78 Kg Tn. L dalam Tn. L Tidak ada Tidak ada
keadaan imunisasi masalah tindakan yang
sehat lengkap kesehatan dilakukan

2 Ny.Y 55 thn 80 Kg Ny.Y dalam Ny.Y Penyakit Saat ini sedang


keadaan imunisasi Hipertensi menjalani terapi
sehat lengkap obat amlodipine
dan diiet rendah
garam
3 An.S 20 thn 49 Kg An.S dalam An.S Tidak ada Tidak ada
keadaan imunisasi masalah tindakan yang
sehat lengkap kesehatan dilakukan

C. Keadaan Lingkungan

1) Karakteristik rumah : Memiliki sirkulasi udara yang baik, memiliki sistem

sanitasi yang baik, dan memiliki sistem penerangan ruang yang baik, memiliki

ruang tamu,ruang keluarga 2 kamar, 1 kamar mandi, dan dapur serta ruangan

makan.

2) Riwayat rumah yang di tempati : Rumah Tn. L permanen, sebelah barat langsung

berhadapan dengan jalan, sebalah utara rumah Tn. L bersampingan dengan

tetangga, sebelah selatan bersampingan dengan tetangga, bagian timur

bersampingan dengan Gereja.


77

Kamar

Kamar 1 kamar 2 Mandi

Dapur

Ruang Tamu Ruang Keluarga

Utara

Barat Timur

Selatan

3) Karakteristik tetangga dan komunitas RW :

Penduduk RT. 001 / RW. 002 jarak antara rumah sangat dekat. Rumah

Tn.L di depan jalan, di sebelah rumah Tn.L terdapat tetangga Tn.L

kebanyakan berasal dari daerah tenggara,seram,saparua. Mereka memiliki

pekerjaan yang beragam mulai dari PNS, karyawan swasta, pedagang dan

mahasiswa. Dalam RT.001 /RW.002 mempunyai kegiatan mulai dari,

gotong royong dan selalu beribadah ke gereja pada hari minggu. Tetapi

karena adanya covid-19 maka semua kegiatan di tiadakan tetapi ibadah

tetap berjalan di rumah keluarga masing-masing.


78

4) Mobilitas geografis keluarga :

Dari dahulu keluarga Tn. L sudah tinggal di bentas, tetapi karena

terjadinya kerusuhan pada tahun 1999, yang akhirnya keluarga Tn.L

pindah ke batu gajah. Tetapi pada tahun 2009, keluarga Tn.L membeli

rumah di kelurahan mangga dua.

5) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :

Interaksi keluarga Tn.L terjalin dengan baik, karena semua anggota

keluarga berkumpul bersama. Interaksi antara keluarga Tn.L dengan

masyarakat terjalin sangat baik.

6) Sistem pendukung keluarga :

Selain memperoleh penghasilan dari pekerjaan sebagai wiraswasta , Tn.L

dan Ny.Y juga mendapatkan tambahan penghasilan dari anak dan

menantunya.

a. Struktur keluarga

1) Pola komunikasi keluarga :

Keluarga ini selalu berkomunikasi secara terbuka antara anggota keluarga,

setiap anggota keluarga bebas menyampaikan keluhan. Pengambilan

keputusan ada di tangan Tn.L dengan pertimbangan dari Ny.Y dan anak –

anak. Anggota keluarga bertemu setiap hari, setiap makan malam, biasanya

digunakan untuk berkomunikasi dengan semua anggota keluarga lainnya.

b. Struktur kekuatan keluarga :

Tn.L sebagai kepala keluarga bertugas mencari nafkah untuk memenuhi

kebutuhan keluarganya.
79

c. Stuktur peran keluarga :

Tn.L sebagai kepala keluarga bertanggung jawab untuk mencari nafkah,

pengelolaan uang di lakukan oleh Ny.Y, di samping itu Ny.Y juga

bertanggung jawab untuk mengurus rumah dan anak. Sebagai seorang anak,

An.S hanya memiliki tanggung jawab menuntut ilmu di perguruan tinggi.

d. Nilai dan norma budaya keluarga :

Keluarga menganut agama kristen protestan dan dalam pengambilan

keputusan di musyawarahkan dengan anggota keluarga lainnya.

D. Fungsi keluarga

1. Fungsi afektif :

Dalam keluarga ini satu sama lain saling menghormati dan mengasihi. Bila ada

masalah selalu dibicarakan bersama-sama. Tn.L dan Ny.Y sering memberikan

nasehat kepada anak-anaknya dan juga menantu mereka, agar saling menyangi satu

sama lain.

2. Fungsi sosialisasi :

Keluarga berinteraksi dengan anggota keluarga yang lain begitu juga dengan

tetangga. Anggota keluarga diberi kebebasan untuk bergaul dengan tetangga

dilingkungan rumah mereka.

3. Fungsi perawatan kesehatan keluarga :

Tn. L mengatakan Ny. Y sering merasakan pusing, leher selalu tegang, dan lidah

terasa kaku akhirnya Tn. L dan An. S membawa Ny.Y untuk diperiksa ke

dokter Leny.Kurnia dan menjalani pengobatan sejak tanggal 12 Juli 2019

sampai saat ini. Pada saat pengkajian Ny. Y bertanya tentang proses penyakit

hipertensi yang dimana termasuk pencegahan komplikasi tersebut .


80

4. Fungsi reproduksi :

Jumlah anak 4 orang dan 3 berjenis perempuan dan 1 berjenis laki-laki

5. Fungsi ekonomi :

Ny. Y mengatakan bahwa penghasilan per bulan sudah mencukupi kebutuhan

sehari-hari.

E. Stress dan Koping Keluarga

1. Stresor yang dimiliki :

Keluarga Tn. L Stressor jangka pendek yang dirasakan keluarga tidak ada

masalah, keluarga.

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah :

Jika ada masalah selalu didiskusikan bersama dan apabila merasa tidak

mampu untuk menyelesaikan selalu meminta bantuan kepada keluarga lain

3. Strategi koping yang digunakan:

Apabila tidak ada jalan keluar dalam masalah yang dialami oleh keluarga

Tn. L selalu berkomunikasi dengan anggota keluarga yang lain biasanya

sangat membantu dalam memecahkan masalah

4. Strategi adaptasi disfungsional :

Dari hasil pengkajian tidak ditemukan adanya cara - cara keluarga

menyelesaikan masalah dengan cara mal adaptif

F. Harapan keluarga :

Keluarga Tn.L. khusunya Ny.Y sangat berharap penyakitnya dapat sembuh agar Ny.Y

dapat melakukan aktivitasnya seperti biasa lagi.


81

G. Pengkajian psikososial :

Tn.L di kenal sebagai orang yang sangat pekerja keras, rajin beribadah, dan

menyayangi keluarga serta bijaksana dalam mengambil keputusan. Ny.Y juga dikenal

sebagai Ibu rumah tangga yang baik, yang selalu peduli terhadap sesama. Kehidupan

keluarga Tn.L sangat baik dengan tetangga, keluarga Tn.L juga sering melakukan

gotong royong bersama di lingkungan rumah mereka. Dan selalu membantu tetangga

yang menglami kesulitan, keluarga Tn.L tidak pernah mengabaikan masalah yang

terjadi di lingkungan rumahnya, tetapi mengambil bagian untuk menyelesaikan

masalah secara musyawarah.

1. Pola kegiatan keluarga sehari-hari

a. Nutrisi

Kebutuhan nutrisi keluarga Tn.L terpenuhi, mulai dari makan pagi, siang,

hingga malam. Keluarga Tn.L mengkonsumsi, Nasi, Ikan,sayur, dan buah

b. Aktifitas sehari-hari

Aktifitas Keluarga Tn.L di rumah Mulai dari pagi sampai malam ,tetapi

adanya covid 19 ini tidak ada aktivitas di luar rumah

c. Istirahat dan tidur

Tidur malam : 6 – 7 jam

Tidur siang : 2 – 3 jam

Kualitas tidur : Nyenyak

d. Pola eliminasi

 BAK

d. Frekuensi dalam sehari : 3 – 4 kali /sehari

e. Warna : kuning
82

f. Keluhan : tidak ada

 BAB

 Frekuensi dalam sehari : 1 – 2 kali /sehari

 Konsistensi : lunak

 Warna : kuning

 Keluhan : tidak ada

e. Personal hygiene

Kebiasaan mandi sehari : 2 kali / sehari

Kebiasaan menggosok gigi : 2 kali / sehari

Kebersihan mulut : Bersih

f. Pemeriksaan fisik

No Komponen Tn.L Ny.Y An.S


1. KU Baik Baik Baik

2. TTV TD : 130/80 mmHg TD:150/100 mmHg TD : 120/70 mmHg


N : 75x/Menit N : 80x/Menit N : 76x/Menit
R : 20x/Menit R : 20x/Menit R : 20x/Menit
S : 36 0C S : 36,5 0C S : 36,50C
3. Kepala Keadaan rambut : Keadaan rambut : Keadaan rambut :
bersih bersih bersih
Keadaan kulit kepala Keadaan kulit Keadaan kulit kepala
: bersih kepala : bersih : bersih
Warna rambut :
Warna rambut : Warna rambut :
hitam putih
hitam putih hitam
4. Mata Sclera tidak ikterus, Sclera tidak Sclera tidak ikterus,
konjungtiva merah ikterus, konjungtiva konjungtiva merah
muda, tidak ada merah muda, tidak muda, tidak ada
peradangan dan ada peradangan peradangan dan
visus normal dan visus normal visus normal
83

Penglihatan : baik Penglihatan : kabur Penglihatan : baik


Alat bantu :
kacamata
5. Hidung Bentuk : simetris Bentuk : simetris Bentuk : simetris
Secret : tidak ada Secret : tidak ada Secret : tidak ada
Bengkak: tidak ada Bengkak: tidak ada Bengkak: tidak ada
Lesi : tidak ada Lesi : tidak ada Lesi : tidak ada
Fungsi penciuman : Fungsi penciuman : Fungsi penciuman :
baik baik baik
Kebersihan : bersih Kebersihan : bersih
Kebersihan : bersih
6. Leher Nyeri tekan tidak Nyeri tekan tidak Nyeri tekan tidak
ada (-), tidak ada ada (-), tidak ada ada (-), tidak ada
pembesaran kelenjar pembesaran pembesaran kelenjar
thyroid dan tidak kelenjar thyroid thyroid dan tidak
ada kesilitan dan tidak ada ada kesilitan
menelan kesilitan menelan menelan

7. Mulut Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada
stomatitis stomatitis stomatitis
8. Dada Pergerakan dada Pergerakan dada Pergerakan dada
simetris, dan tidak simetris, dan tidak simetris, dan tidak
ada kelainan ada kelainan ada kelainan
9. Abdomen Tidak ada kembung Tidak ada Tidak ada kembung
dan tidak ada kembung dan dan tidak ada
kelainan tidak ada kelainan kelainan

10. Ekstremitas Bentuk : normal Bentuk : normal Bentuk : normal


Turgor : < 3 mnt Turgor : < 3 mnt Turgor : < 3 mnt
Bengkak: tidak ada Bengkak: tidak ada Bengkak: tidak ada
Bejolan : tidak ada Bejolan : tidak ada
Bejolan : tidak ada
84

H. Pengkajian pengetahuan

Saat melakukan pengkajian saya sebagai peneliti mengajukan beberapa

pertanyaan tentang penyakit Hipertensi, Cara Pencegahan komplikasi dan

Keluarga tampak bingung dan menjawab tidak tahu.

I. Hasil Pengkajian Pengetahuan

Jumlah soal yang benar : Jumlah soal x 100%

7 pertanyaan benar dari 19 pertanyaan x 100% = 37%

Nilai : 37%

Kategori: Kurang

II. Klasifikasi Data

a. Data Subjektif:

1) Pasien dan keluarga mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit

Hipertensi dan pencegahan komplikasi

b. Data Objektif:

1) Hasil pre test pengkajian pengetahuan 37 % kategori kurang


85

III. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah

1. Data Subjektif: Kurangnya informasi Kurangnya

yang diberikan pengetahuan


Pasien dan keluarga
mengenai penyakit keluarga tentang
mengatakan tidak mengetahui
Hipertensi penyakit hipertensi
tentang penyakit hipertensi dan
terhadap pencegahan
pencegahan komplikasi
komplikasi
Data Objektif:

Hasil pre test pengkajian

pengetahuan 37 % kategori

kurang

IV. Diagnosa keperawatan

Kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit hipertensi terhadap pencegahan

komplikasi berhubungan dengan Kurangnya informasi yang diberikan mengenai

penyakit Hipertensi yang ditandai dengan:

Data Subjektif:

Pasien dan keluarga mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit hipertensi dan

pencegahan komplikasi

Data Objektif:

Hasil pre test pengkajian pengetahuan 37 % kategori kurang


86

V. Prioritas diagnosa keperawatan keluarga

No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

1 Sifat Masalah : 3 1 3/3 x 1 =1 Masalah bersifat aktual karena


Aktual Ny.Y mengatakan tidak
mengetahui tentang hipertensi
dan melakukan cara
pencegahan komplikasi

2 Kemungkinan 2 2 2/2 x 2 = 2 Keluarga mau melakukan


Masalah untuk perubahan dengan mengikuti
diubah: anjuran yang diberikan dari
Mudah peneliti dengan cara pecegahan
komplikasi dengan
menerapkan pola hidup
sehat,kurangi stres,kurangi
makanan berlemak,monitor
tekanan darah dan hindari asap
rokok

3 Potensial 3 1 3/3 x 1 = 1 Sering memikirkan tentang


Masalah untuk keadaan penyakit
dicegah:
Tinggi

4 Menonjolnya 2 1 2/2 x 1 = 1 Keluarga menyadari bahwa


masalah: cara pencegahan komplikasi
Segera diatasi dapat segera di atasi

Total 5
87

NCP (Nursing Care Planing)

Tanggal : 09 Juli 2020

No Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi


Keperawatan Umum Khusus Criteria Standar
1 2 3 4 5 6 7
1 Kurangnya Setelah Setelah 1 x 60 1. Menyebutkan pengertian 1. Lakukan interaksi awal pertemuan
pengetahuan dilakukan menit hipertensi Peningkatan dengan keluarga
keluarga tentang tindakan kunjungan, tekanan dalam pembuluh 2. Diskusikan bersama keluarga tentang
penyakit keperawatan keluarga darah dimana bagian atas penyakit hipertensi dan pencegahan
hipertensi selama 3 x mampu (sistolik) lebih dari 140 komplikasi dengan menggunakan liflet
terhadap 60 menit mengenal mmHg dan bagian bawah dan slide power point
pencegahan keluarga Tn. penyakit (diastolik) lebih dari 90 3. Berikan reinforcement positif atas
komplikasi L diharapakan hipertensi dan mmHg. jawaban yang tepat
berhubungan Pengetahuan pencegahan 2. Penyebab hipertensi 4. Diskusikan dengan keluarga tentang
dengan Keluarga komplikasi  Gaya hidup tidak sehat penyebab hipertensi
Kurangnya meningkat Dengan cara: Respon  Konsumsi garam 5. Berikan reinforcement atas usaha
informasi yang tentang a. Menyebutkan Verbal berlebih yang dilakukan keluarga
diberikan hipertensi dan pengertian  Merokok 6. Diskusikan dengan keluarga tentang
mengenai pencegahan hipertensi  minuman beralkohol tanda dan gejala hipertensi
penyakit komplikasi b. Menyebutkan 7. Berikan reinforcement atas usaha
 Kurang olahraga
Hipertensi yang penyebab yang dilakukan keluarga
88

ditandai dengan: hipertensi  Kegemukan 8. Motivasi keluarga untuk menyebutkan


Data c. Menyebutkan  Stres/ banyak pikiran kembali tanda dan gejala hipertensi
Subjektif: tanda dan  Usia, dan Faktor 9. Berikan reinforcement positif atas
1) Pasien dan gejala dari keturunan usaha keluarga
keluarga hipertensi 3. Menyebutkan tanda dan 10. Diskusikan dengan keluarga cara
mengatakan d. Menyebutkan gejala dari penyakit pencegahan komplikasi
tidak cara hipertensi 11. Berikan reinforcement positif atas
mengetahui pencegahan  Sakit kepala usaha keluarga
tentang komplikasi 12. Diskusikan dengan keluarga kompilasi
 Rasa berat di tengkuk
penyakit e. Menyebutkan dari hipertensi
 Keletihan, napas
Hipertensi komplikasi dari 13. Berikan reinforcement positif atas
pendek, terengah-
dan penyakit usaha keluarga
engah, sesak napas
pencegahan hipertensi 14. Berikan kesempatan keluarga untuk
 Telinga berdenging
komplikasi menanyakan hal yang belum
 Sulit tidur
dimengerti
 Mudah lelah dan lemas
2) Data 15. Lakukan post test setelah penyuluhan
4. Menyebutkan cara
Objektif: Respon
pencegahan komplikasi
Hasil pre test Verbal
hipertensi adalah
pengkajian
f. Pola hidup sehat
pengetahuan 37
g. Menghindari stres
%
h. Menghindari makanan
Kategori kurang
89

berlemak
i. Monitor tekanan darah
secara teratur
j. Menghidari asap rokok
5. Menyebutkan komplikasi
dari penyakit hipertensi
adalah
 Stroke
 Penyakit jantung
 Penglihatan menurun
 Gangguan gerak dan
keseimbangan
 Kerusakan ginjal
90

Implementasi dan Evaluasi

Tanggal : 09 Juli 2020

No Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi


1 2 3 4 5
1 Kamis , 09 Juli 2020 Kurangnya pengetahuan 1. Mengucapkan salam Tanggal: 09 July 2020
keluarga tentang penyakit Hasil: keluarga menjawab salam Pukul: 19:00 WIT
hipertensi terhadap 2. Memvalidasi keadaan Ny.Y mengatakan Struktur:
pencegahan komplikasi masih terasa pusing dan kepala terasa tegang Persiapan dilakukan 2 hari
berhubungan dengan 3. Mengingatkan kontrak sebelum kegiatan penyuluhan
Kurangnya informasi yang Keluarga menyetujui pertemuan hari ini dilaksanakan
diberikan mengenai penyakit selama 60 menit membahas tentang Proses:
Hipertensi penyakit hipertensi dan pencegahan 1. Keluarga kooperatif dalam
komplikasi mengikuti jalannya kegiatan
4. Menjelaskan tujuan penyuluhan
Hasil: Keluarga mengetahui tujuan perawat 2. Kerja sama peneliti dengan
5. Bersama dengan keluarga mendiskusikan keluarga sangat baik
tentang: 3. sehingga kegitan penyuluhan
a) Pengertian hipertensi dapat berjalan dengan
b) Penyebab hipertensi lancar sesuai dengan
c) Tanda dan gejala dari hipertensi intervensi yang telah
d) Cara pencegahan komplikasi dari direncanakan
91

penyakit hipertensi Hasil:


e) Komplikasi dari penyakit hipertensi 1) Keluarga dapat
f) Keluarga mampu mandiri dalam mengenali penyakit
merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi dan
dengan penilaian kriteria mandiri pencegahan komplikasi
Hasil: 2) Keluarga mampu
1) Ny.Y menyebutkan pengertian hipertensi menjelaskan kembali:
Peningkatan tekanan dalam pembuluh Pengertian hipertensi,
darah dimana bagian atas (sistolik) lebih Penyebab hipertensi,
dari 140 mmHg dan bagian bawah Tanda dan gejala dari
(diastolik) lebih dari 90 mmHg. hipertensi, Cara
2) Ny.Y mengatakan Penyebab hipertensi pencegahan komplikasi
 Gaya hidup tidak sehat dari hipertensi,
 Konsumsi garam berlebih komplikasi hipertensi

 Merokok 3) Nilai yang diperoleh

 minuman beralkohol dari hasil post test


4) Keluarga mandiri sendiri
 Kurang olahraga
dalam merawat anggota
 Kegemukan
keluarga
 Stres/ banyak pikiran
 Usia, dan Faktor keturunan
3) Ny.Y Menyebutkan tanda dan gejala
92

dari penyakit hipertensi


 Sakit kepala
 Rasa berat di tengkuk
 Keletihan, napas pendek, terengah-
engah, sesak napas
 Telinga berdenging
 Sulit tidur
 Mudah lelah dan lemas
4) Ny.Y dan keluarga Menyebutkan cara
pencegahan komplikasi hipertensi adalah
k. Pola hidup sehat
l. Menghindari stres
m. Menghindari makanan berlemak
n. Monitor tekanan darah secara teratur
o. Menghidari asap rokok
5) Ny.Y dan keluarga Menyebutkan
komplikasi dari penyakit hipertensi adalah
 Stroke
 Penyakit jantung
 Penglihatan menurun
 Gangguan gerak dan keseimbangan
93

 Kerusakan ginjal
6) Keluarga memahami penjelasan tentang
hipertensi dan pencegahan komplikasi
7) Hasil post test 89% kategori baik
B. Pembahasan

Berdasarkan hasil asuhan keperawatan yang dilakukan pada keluarga

Ny.Y dengan Hipertensi untuk meningkatkan pengetahuan pencegahan

komplikasi di Kelurahan Mangga Dua RT:001/RW:002 Ambon selama 6 hari,

maka pada bagian ini peneliti akan membahas kesenjangan antara teori yang

ada dan kenyataan yang ditemukan dilapangan sebagai hasil studi kasus yang

mengacu pada tahap proses keperawatan yang komprensif, yaitu meliputi

pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Beberapa kesenjangan yang ditemukan saat pengkajian pengetahuan pre test

dengan nilai 37 % kategori kurang adalah kurang pengetahuan mengenai

penyakit hipertensi terhadap pencegahan komplikasi.

1. Pengkajian

Saat pengkajian peneliti mendapatkan data-data dari anggota keluarga,

serta pemeriksaan yang dilakukan oleh peneliti berupa pemeriksaan fisik.

Pada tahap ini peneliti tidak mendapatkan kesulitan/hambatan karena

adanya kerja sama antar peneliti, pasien, dan anggota keluarga pasien.

Pada pengkajian data diperoleh data-data yang menunjang masalah kurang

pengetahuan tentang penyakit hipertensi terhadap komplikasi hipertensi.

Hipertensi Peningkatan tekanan dalam pembuluh darah dimana bagian

atas (sistolik) lebih dari 140 mmHg dan bagian bawah (diastolik) lebih dari 90

mmHg. tanda dan gejala dari penyakit hipertensi : Sakit kepala, Rasa berat di
tengkuk, Keletihan, napas pendek, terengah-engah, sesak napas, Telinga

berdenging, Sulit tidur.

Komplikasi dari penyakit hipertensi adalah Stroke, Penyakit jantung,

Penglihatan menurun, Gangguan gerak dan keseimbangan, Kerusakan ginjal.

Pencegahan komplikasi adalah dengan melakukan Pola hidup sehat,

Menghindari stres, Menghindari makanan berlemak, Monitor tekanan darah

secara teratur, Menghidari asap rokok .

Dari hasil pengkajian yang dilakukan peneliti melalui wawancara

dengan keluarga didapatkan bahwa keluarga hanya tau bahwa Ny.Y

menderita penyakit darah tinggi dan pasien meminum Obat amlodipine ,

akan tetapi keluarga tidak mengenal pengertian hipertensi, penyebab

hipertensi, Tanda dan gejala dari hipertensi, cara pencegahan komplikasi

dari penyakit hipertensi, komplikasi dari penyakit hipertensi.

Dilihat dari teori dan hasil dari pengkajian pre test dengan nilai 37 %

yang dilakukan peneliti didapatkan bahwa keluarga tidak mampu

mengenali penyakit hipertensi serta pencegahan komplikasi. Hal ini

didapatkan saat pengkajian yang dilakukan peneliti pada tanggal 07 Juli

2020 sehingga terjadi kesenjangan antara teori dan hasil dari pengkajian

yang dilakukan oleh peneliti.


2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan keluarga ditegakan menggunakan Format PES

(Problem, Etiologi, dan Symtom). Diagnosa yang muncul pada Keluarga

Ny.Y adalah:

a) Kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit hipertensi terhadap

pencegahan komplikasi berhubungan dengan Kurangnya informasi yang

diberikan mengenai penyakit Hipertensi

3. Perencanaan Tindakan Keperawatan

Intervensi terhadap keluarga Ny.Y sesuai rencana tindakan berdasarkan

masalah. Intervensi yang direncanakan untuk mengatasi masalah kurangnya

informasi tentang penyakit hipertensi dan pencegahan komplikasi

berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga terhadap masalah

yang timbul akibat penyakit hipertensi adalah dengan merangsang

keluarga untuk mengenal penyakit hipertensi dengan memberikan

penyuluhan kesehatan tentang: Pengertian hipertensi, penyebab hipertensi,

Tanda dan gejala dari hipertensi, cara pencegahan komplikasi dari penyakit

hipertensi, komplikasi dari penyakit hipertensi. Memotivasi keluarga untuk

menyebutkan kembali tentang materi yang telah disampaikan.

Dengan demikian pelaksanaan intervensi yang telah dilakukan oleh

peneliti sesuai teori yang ada, dengan langkah-langkah yang diambil yaitu

menjelaskan tentang penyakit hipertensi dan cara pencegahan komplikasi

sehingga ketika keluarga / pasien yang menderita hipertensi dapat melakukan


pencegahan komplikasi sesuai teori, agar tidak terjadi kesenjangan antara teori

dengan keadaan dalam keluarga / pasien dalam menyikapi permasalahan yang

ada, sehingga penelitian ini dapat berhasil dilakukan.

4. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan yang dilakukan peneliti pada keluarga Ny.Y untuk

meningkatkan pengetahuan pencegahan komplikasi melalui pemberian

edukasi yang dilakukan berdasarkan intervensi yang telah dibuat sesuai

dengan masalah keperawatan yang didapatkan dalam keluarga yaitu:

a. Pada kunjungan I Tanggal : 06 Juli 2020

Peneliti melakukan perkenalan dengan keluarga dan pasien sekaligus

untuk mengontrak waktu

b. Pada kunjungan II Tanggal : 07 Juli 2020

Peneliti melakukan pengkajian terhadap anggota keluarga dan pasien

c. Pada kunjungan III Tanggal : 08 Juli 2020

Peneliti memberi tahu pasien dan keluarga tentang masalah pasien dan

keluarga

d. Pada kunjungan IV Tanggal : 09 Juli 2020

Peneliti melakukan penyuluhan kesehatan tentang : Pengertian

hipertensi, penyebab hipertensi, Tanda dan gejala dari hipertensi, cara

pencegahan komplikasi dari penyakit hipertensi, komplikasi dari

penyakit hipertensi
e. Pada kunjungan V Tanggal : 10 Juli 2020

Peneliti melakukan evaluasi terhadap sejauhmana tindakan yang

diberikan untuk pencegahan komplikasi hipertensi oleh keluarga

f. Pada kunjungan VI Tanggal : 11 Juli 2020

Peneliti mengucapkan terima kasih terhadap keluarga Ny.Y yang mana

sudah dengan kasih sayangnya menerima peneliti ada bersama-sama

dengan keluarga, Harapan peneliti biarlah proses yang terjadi selama

kurang lebih 6 hari memberi makna yang dapat di lakukan dalam

keluarga Ny.Y

5. Evaluasi

Menurut (Harmoko, 2012), Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses

keperawatan yang telah diberikan, yang diharapkan pada keluarga Ny.Y

adalah keluarga dapat mengenal penyakit hipertensi, penyebab hipertensi,

Tanda dan gejala dari hipertensi, cara pencegahan komplikasi dari penyakit

hipertensi, komplikasi dari penyakit hipertensi. Sesuai dengan hasil

penelitian, evaluasi tindakan keperawatan keluarga yang dilakukan

menyangkut evaluasi struktur, evaluasi proses dan evaluasi hasil

berdasarkan masalah keperawatan yang ada dalam keluarga ini terpenuhi

sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Setelah dilakukan asuhan

keperawatan selama ± 6 hari yaitu keluarga dapat mengenal penyakit

hipertensi, pencegahan komplikasi dan dapat mengetahui masalah yang

dapat timbul akibat penyakit hipertensi dengan nilai post tes 89 % kategori
baik keluarga juga dalam upaya meningkatkan pengetahuan pencegahan

komplikasi hipertensi.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditemukan kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil pengkajian pengetahuan Pre Tes dengan nilai 37 %

terhadap keluarga Tn. L dengan Hipertensi, peneliti mendapatkan bahwa

keluarga tidak mampu untuk mengenal penyakit Hipertensi karena

kurangnya pengetahuan tentang masalah yang timbul akibat penyakit

Hipertensi dan Pencegahan Komplikasi.

2. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memfokuskan masalah kurangnya

informasi keluarga untuk mengenal penyakit dan kurangnya informasi

keluarga mengenal cara pencegahan komplikasi.

3. Berdasarkan hasil penelitian, penyusunan rencana keperawatan dapat

dilakukan berdasarkan masalah yang ditemukan pada keluarga Tn. L

4. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada keluarga Tn. L

implementasi dilakukan berdasarkan intervensi yang sebelumnya telah

disusun. Semua implementasi dapat berjalan dengan baik berkat kerja

sama yang baik antara keluarga, dan peneliti.

5. Hasil yang didapatkan saat melakukan penelitian pada keluarga Tn. L

dengan hipertensi untuk meningkatkan pengetahuan tentang pencegahan

komplikasi hipertensi tanggal 06 Juli 2020 sampai dengan 11 Juli 2020

adalah tujuan yang diharapakan tercapai, yaitu keluarga mampu


mengenal penyakit Hipertensi dan mengetahui masalah yang timbul

akibat penyakit Hipertensi serta keluarga mampu untuk melakukan

upaya-upaya pencegahan komplikasi terutama terhadap keluarga dengan

hasil post tes 89 %.

B. Saran

1. Dalam melakukan suatu pengkajian, hendaknya perawat dan tim medis

melakukan pendekatan yang baik sehingga pasien menjadi lebih terbuka

dan hasil pengkajian masalah yang timbul pada pasien.

2. Dalam menyusun rencana tindakan keperawatan, hendaknya perawat

dapat merencanakan sesuai dengan situasi dan kondisi keluarga.

3. Dalam memberikan tindakan asuhan keperawatan yang bermutu,

komperhensif pada keluarga maka, petugas kesehatan di Puskesmas

dituntut memliki ilmu pengetahuan dan ketrampilan serta selalu

menggunakan proses keperawatan yang tepat diharapkan adanya kerja

sama yang bak dari keluarga dengan perawat agar bisa tercapainya

keberhasilan dalam melakukan setiap tindakan keperawatan.

4. Diharapakan bagi pihak dari puskesmas untuk selalu menjangkau

keluarga yang menderita penyakit tertentu agar selalu memberikan

penyuluhan/pendidikan kesehatan kepada keluarga tersebut.

5. Bagi keluarga selalu melakukan fungsi keluarga dengan baik terutama

fungsi perawatan kesehatan misalnya selalu memeriksa anggota

keluarga yang sakit ketempat pelayanan kesehatan terdekat dan selalu


termotifasi untuk meningkatkan pengetahuan khususnya dalam bidang

kesehatan lewat berbagai media.


LAMPIRAN 1

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

PENYULUHAN KESEHATAN HIPERTENSI

Cabang Ilmu : Keperawatan keluarga

Topik : HIPERTENSI

Hari/Tanggal : Juni 2020

Waktu : 09.00 – 11.50 WIT

Tempat : RW. 02 RT. 001

Metode : Ceramah, dan Tanya jawab

Media : Leaflet

Materi : Terlampir

A. Tujuan Umum
Tujuan penyuluhan ini adalah untuk menambah pengetahuan tentang hipertensi dan
pencegahan komplikasi hipertensi atau tekanan darah tinggi.

B. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan ini diharapkan dapat :

1. Mengetahui defenisi hipertensi atau tekanan darah tinggi.


2. Menyebutkan penyebab hipertensi
3. Mengetahui tanda dan gejala hipertensi
4. Mengetahui komplikasi dari hipertensi
5. Keluarga mengetahui cara pencegahan komplikasi hipertensi
C. Setting Tempat

Keterangan :
: Penyuluhan

: Penguji

: Audience

D. Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah ceramah, diskusi, dan tanya
jawab.
E. KegiatanPenyuluhan
No. Tahap Kegiatan Waktu

1. Pendahuluan  Memberi salam 5 menit


terapeutik
 Menjelaskan tujuan
 Kontrak waktu

 Menjelaskan pengertian
hipertensi
2. Penyajian  Menjelaskan penyebab
penyakit hipertensi
 Menjelaskan 20 menit
komplikasi dari
hipertensi
 Menjelaskan
pencegahan komplikasi
penyakit hipertensi
 Memberikan
kesempatan kepada
keluarga untuk
bertanya
 Menjelaskan kembali
hal yang belum
dimengerti oleh
keluarga.

 Menanyakan kembali
materi yang telah
3. Penutup diberikan
 Salam terapeutik
10 menit

F. Evaluasi.
Setelah mengikuti penyuluhan ini keluarga mampu :

1. Mengetahui defenisi hipertensi atau tekanan darah tinggi.


2. Menyebutkan penyebab hipertensi
3. Mengenal tanda dan gejala penyakit hipertensi
4. Mengetahui komplikasi dari hipertensi
5. Mengetahui cara pencegahan komplikasi hipertensi
LAMPIRAN 2

MATERI PENYULUHAN

HIPERTENSI

1. DEFINISI HIPERTENSI ATAU TEKANAN DARAH TINGGI


Peningkatan tekanan dalam pembuluh darah dimana bagian atas (sistolik) lebih dari
140 mmHg dan bagian bawah (diastolik) lebih dari 90 mmHg.
2. PENYEBAB HIPERTENSI
 Gaya hidup tidak sehat
 Konsumsi garam berlebih
 Merokok
 minuman beralkohol
 Kurang olahraga
 Kegemukan
 Stres/ banyak pikiran
 Usia, dan Faktor keturunan

3. TANDA DAN GEJALA HIPERTENSI


 Sakit kepala
 Rasa berat di tengkuk
 Keletihan, napas pendek, terengah-engah, sesak napas
 Telinga berdenging
 Sulit tidur
 Mudah lelah dan lemas

4. KOMPLIKASI DARI HIPERTENSI


 Stroke
 Penyakit jantung
 Penglihatan menurun
 Gangguan gerak dan keseimbangan
 Kerusakan ginjal

5. CARA PENCEGAHAN KOMPLIKASI HIPERTENSI


Pencegahan komplikasi hipertensi dapat dilakukan dengan berbagai upaya antara
lain:
a. Pola hidup sehat
b. Menghindari stres
c. Menghindari makanan berlemak
d. Monitor tekanan darah secara teratur
e. Menghidari asap rokok

6. MANFAAT FASILITAS KESEHATAN


Manfaat fasilitas kesehatan bagi seseorang yang menderita hipertensi yaitu :

- Mendapatkan perawatan secara langsung


- Memperoleh infomasi cara perawatan di rumah
- Mendapat kanterapi pengobatan
LAMPIRAN 3

PENGKAJIAN PENGETAHUAN

KUESIONER PRE-TEST DAN POST-TEST

HIPERTENSI DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI

A. Identitas

Petunjuk pengisian isilah data berikut ini dengan benar

1. Tanggal pengisian kuesioner :

2. Nama :

3. Umur :

4. Pendidikan :

5. Alamat :

B. Aspek pertanyaan pengetahuan

Petunjuk pengisian

Jawablah semua pertanyaan yang tertera di bawah ini. Berilah tanda ( √ ) pada

kolom pertanyaan yang dianggap benar.

Keterangan :

a) Betul : Jika pernyataan dianggap benar.

b) Salah : Jika pernyataan dianggap salah

Pernyataan !

1. Hipertensi merupakan penyakit tekanan darah tinggi


Benar Salah

2. Seseorang dikatakann menderita hipertensi bila tensinya lebih dari 140/90

mmHg

Benar Salah

3. Komplikasi hipertensi merupakan gangguan pada pembuluh darah yang

mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi terhambat dampai kejaringan yang

membutuhkan, misal otak.

Benar Salah

4. Hipertensi dapat menyebabkan komplikasi / gangguan penyakit lain

Benar Salah

5. Hipertensi dapat menyebabkan gangguan pada jantung

Benar Salah

6. Stroke merupakan salah satu gangguan (komplikasi) penyakit hipertensi

Benar Salah

7. Hipertensi dapat menyebabkan gangguan pada ginjal

Benar Salah

8. Penglihatan menjadi kabur atau buta merupakan gangguan (komplikasi) dari

hipertensi karena pecahnya pembuluh darah dimata

Benar Salah

9. Sering buang air kecil, terutama pada malam hari merupakan gangguan

(komplikasi) dari hipertensi karena adanya kerusakan pada ginjal

Benar Salah
10. Kondisi di mana jantung tidak mampu memompa darah yang dibutuhkan

merupakan gangguan (komplikasi) dari hipertensi

Benar Salah

11. Sakit kepala, sukar tidur merupakan salah satu gejala dari penyakit hipertensi

Benar Salah

12. Telinga berdengung, rasa berat ditengkuk, merupakan gejala dari penyakit

hipertensi

Benar Salah

13. Minuman alkohol merupakan salah satu faktor resiko komplikasi hipertensi

Benar Salah

14. Obesitas (kegemukan) merupakan salah satu faktor resiko komplikasi

hipertensi

Benar Salah

15. Stress yang berlebih dapat menyebabkan komplikasi hipertensi

Benar Salah

16. Kebiasaan pola hidup (pola makan, merokok, konsumsi garam yang

berlebih) merupakan faktor resiko terjadinya komplikasi hipertensi

Benar Salah

17. Merokok berat dapat menyebabkan komplikasi hipertensi

Benar Salah
18. Mengkonsumsi makanan berlemak yang berlebihan dapat menyebabkan

komplikasi hipertensi

Benar Salah

19. Cara pencegahan hipertensi yaitu dengan melakukan Pola hidup sehat,
Menghindari stres, Menghindari makanan berlemak, Monitor tekanan darah
secara teratur, dan Menghidari asap rokok
Benar Salah
LAMPIRAN 4

APA ITU HIPERTENSI ATAU GEJALA


TEKANAN DARAH TINGGI..?  Sakit kepala
 Rasa berat di
Adalah peningkatan tekanan dalam
tengkuk
pembuluh darah dimana bagian atas
 Keletihan, napas
(sistolik) lebih dari 140mmHg dan
TEKANAN DARAH pendek, terengah-
bagian bawah (diastolik) lebih dari
engah, sesak napas
ATAU 90mmHg
 Telinga berdenging
 Sulit tidur
 Mudah lelah dan
lemas

KOMPLIKASI
PENYEBAB..?
 Stroke
1. Gaya hidup tidak sehat
 Konsumsi garam berlebih
 Penyakit jantung
 Merokok  Penglihatan menurun
 minuman beralkohol  Gangguan gerak dan
 Kurang olahraga keseimbangan
2. Kegemukan  Kerusakan ginjal
3. Stres/ banyak pikiran  Kematian
4. Usia, dan Faktor keturunan,
Disusun oleh :
NAMA : VICA FLOURENSA
PATTINAMA
NIM : 124021 2017 165
PENCEGAHAN KOMPLIKASI PENGOBATAN TRADISIONAL
4. MONITOR TEKANAN DARAH
SECARA TERATUR
1. POLA HIDUP SEHAT
DAUN SELEDRI

seledri berkasiat menurunkan tekanan


2. MENGHINDARI STRES 5. HINDARI ASAP darah (hipotensis atau anti hipertensi).
ROKOK Sebuah cobaan perfusi pembuluh darah
menunjukan bahwa apigenin
mempunyai efek sebagai vasodilator
perifer yang berhubungan dengan efek
Obat 0batan : hipotensifnya. Percobaan lain
 Amlodipin tablet menunjukkan efek hipotensif herbal
 Captropil tablet seledri berhubungan dengan integritas
3. MENGHINDARI MAKANAN sistem saraf simpatik.
BERLEMAK
(1) Bahan : 15 batang seledri utuh, cuci

bersih dan 3 gelas air.

(2) Cara membuat dan aturan pemakai


: potong seledri secara kasar, rebus
seledri hingga mendidih dan tinggal
setengahnya, minum air rebusannya
sehari dua kali setelah makan.
DOKUMENTASI

PENGKAJIAN

PEMERIKSAAN FISIK
PENYULUHAN

PENGISIAN KUESIONER
TERIMA KASIH
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, M. (2012). Medikal Bedah. Jogjakarta: DIVA Pers.

Depkes. RI. (2009). Pharmuceutial Care untuk Penyakit Hipertensi. Jakarta : Depkes.

Harmoko (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Herlambang.(2013). Menaklukkan Hipertensidan Diabetes. Jakarta: Tugu Publisher.

Hidayat, A. A. (2017). Metode Penelitian Kesehatan “Paradigma Kuantitatif”. Jakarta:


Salemba Medika.

Hikmah, N. (2017). Analisis Hubungan Pengetahuan Lansia Tentang Hipertensi Dengan


Penanganan Hipertensi Pada Lansia Di Puskesmas Grogol Sukoharjo Jawa Tengah.

Junaedi, E.dkk. (2013). Hipertensi Kandas Bekat Herbal. Jakarta Selatan: Fmedia.

Kemenkes, R. (2018). Hipertensi Membunuh Diam-Diam, Ketahui Tekanan Darah


Anda.

Nanda. (2015). Diagnosa Keperawatan. Jakarta:EGC.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2014.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta. Rineka


Cipta.

Price Sylvia, A (2015). Patofisiologi Konsep Klinis Proses – proses Penyakit Edisi 6.
Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Riskesdas. (2018). Hasil Utama Riskesdas 2018.

Triyanto, E. (2011). Pelayanan Keperawaatan bagi Penderita Hipertensi. Yogyakarta:


Graha Ilmu.

Triyanto, E. (2018). Pelayanan Keperawatan bagi Penderita Hipertensi Secara


Terpadu (I). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Santoso, D. (2010). Membonsai Hipertensi. Surabaya: Jaring Pena.

Setiady, (2008). Penuntun Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga, Trans Info


Media, Jakarta.
Sigarlaki, H.J.O. (2006). Karakteristik dan Faktor Yang Berhubungan Dengan
Hipertensi Di Desa Bogor, Kecamatan Bulus Pasantren, Kabupaten Kabumen,
Jawa Tegah. Makara Kesehatan. Fak. Kedokteran.Universitas Kristen Indonesia.

Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, R & D; Penerbit CV


Alfabeta,Bandung

Vita Health (2007), Hipertensi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai