KABUPATEN TEGAL
Oleh:
Tri Yulianti
NIM 20.066
2023
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. K DENGAN POST OPERASI
KABUPATEN TEGAL
Oleh:
Tri Yulianti
NIM 20.066
2023
i
HALAMAN PERSETUJUAN
pada tanggal
Ketua Panitia,
Ahmad Zakiudin,SKM.,S.Kep.,Ns.,M.Kes.,M.Kep
ii
HALAMAN PENGESAHAN
KABUPATEN TEGAL
Oleh
Tri Yulianti
NIM 20.066
Penguji I : ……………….
Brebes,…………………………
Direktur,
Ahmad Zakiudin,SKM.,S.Kep.,Ns.,M.Kes.,M.Kep
iii
CURICULUM VITAE
Agama : Islam
Ketanggungan, Brebes
Pendidikan
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
It is attitude sometimes”
1. Keluarga saya tercinta, kedua orang tua saya dan kakak saya yang tidak
mendoakan saya
2. Tati Karyawati, S.Kep., Ns., M.Kep selaku pembimbing utama yang telah
memberikan arahan dan masukan untuk penulisan karya tulis ilmiah ini
dukungan, dan cerita indah selama penyusunan karya tulis ilmiah ini
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Ny. K Dengan Post Operasi Sectio
Caesarea Indikasi Janin Terlilit Tali Pusat Di Ruang Nusa Indah RSUD dr.
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan
dan bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
memohon izin dengan sepenuh hati untuk menyampaikan banyak terima kasih
3. dr. Guntur Muh Taqwin, M.Sc., Sp.An selaku direktur RSUD dr. Soeselo
melakukan penelitian
penelitian
vi
5. Tati Karyawati, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku pembimbing utama yang telah
memberikan arahan dan masukan untuk penulisan karya tulis ilmiah ini
Brebes
ilmiah ini
9. Untuk kakak tersayang, terima kasih atas dukungan, doa, motivasi yang telah
diberikan selama ini untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan baik
Hikmah 2 Brebes atas tiga tahun yang telah dilewati dengan suka dan duka,
cerita manis dan pengalaman serta kenangan yang telah kita buat bersama
dukungan, dan cerita indah selama penyusunan karya tulis ilmiah ini
12. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini
baik dukungan mental, motivasi, dana, dan doa dari semua pihak yang terlibat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan karya tulis ilmiah ini masih terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari semua pihak yang nantinya akan digunakan
vii
sebagai bahan perbaikan di masa mendatang. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………….………..i
ix
A. Konsep Dasar Sectio Caesarea (SC) ........................................................ 9
1. Pengertian ................................................................................................. 9
2. Klasifikasi ............................................................................................... 10
3. Etiologi ................................................................................................... 10
4. Patofisiologi............................................................................................ 14
5. Pathway .................................................................................................. 16
6. Komplikasi ............................................................................................. 17
A. Pengkajian .............................................................................................. 42
E. Evaluasi ...................................................................................................... 77
x
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 80
A. Pengkajian .............................................................................................. 80
E. Evaluasi ...................................................................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR SINGKATAN
SC :Sectio Caesarea
RM :Rekam Medik
DM : Diabetes Melitus
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2: Surat Izin Riset dari RSUD dr. Soeselo Kabupaten Tegal
Lampiran 5: Dokumentasi
xv
BAB I
PENDAHULUAN
lahir, baik secara fisiologis, maupun patologis yang normalnya terjadi pada
insisi pada dinding perut dan uterus. SC dapat menjadi alternatif persalinan
baik dengan penyebab dari ibu maupun dari janin. Indikasi dari ibu antara lain:
riwayat ruptur uterus, obstruksi jalan lahir, dan plasenta previa. Sedangkan
indikasi dari janin gawat janin, prolaps tali pusat, mal presentasi janin, posisi
Janin yang terlilit tali pusat biasanya disebabkan oleh pergerakan janin
yang abnormal ataupun terlalu aktif di dalam kandungan. Lilitan tali pusat
secara berulang-ulang ke satu arah menyebabkan tali pusat melilit salah satu
bagian tubuh janin dan mengakibatkan arus darah dari ibu ke janin melalui
tali pusat terhambat. Jika janin terlilit tali pusat dalam waktu yang lama dapat
1
2
(Maryunani, 2016).
2018 yang dilakukan oleh World Health Organization (WHO), 46,1% dari
(3,1%), perdarahan (0,4%), kejang (0,2%), ketuban pecah dini (5,6%), partus
lama (4,3%), terlilit tali pusat (2,9%), plasenta previa (0,7%), retensi
2018).
Menurut data Rekam Medik (RM) RSUD dr. Soeselo Kabupaten Tegal,
terdapat total 44 kasus SC dengan janin terlilit tali pusat dalam tiga tahun
mengalami penurunan pada tahun 2021 dimana hanya terjadi 2 kasus (4,54%)
dan meningkat di tahun 2022 yaitu sebanyak 30 kasus atau sebanyak 68,18%.
jaringan di dinding perut dan dinding rahim. Selain itu, karena efek
sakit punggung atau nyeri di tengkuk (Nurhayati dkk 2015 dalam Pransiska,
2019).
3
Nyeri akut yang dialami pasien pasca operasi harus segera ditangani,
Sebelum rasa sakit menjadi lebih parah, semua intervensi paling efektif dan
(IMD) yang tidak adekuat, gizi bayi yang berkurang karena ibu masih
mengalami nyeri akibat SC, penurunan kualitas tidur, stres, dan kecemasan
operasi SC secara komprehensif. Kaji pasien, buat diagnosis yang bisa atau
obatan dari dokter tetapi juga perawatan yang memadai selama perawatan di
Janin Terlilit Tali Pusat Di Ruang Nusa Indah RSUD dr. Soeselo Kabupaten
Tegal”.
4
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Ny.K dengan post operasi sectio caesarea indikasi janin terlilit tali pusat
di Ruang Nusa Indah RSUD dr. Soeselo Kabupaten Tegal sesuai dengan
standar keperawatan.
2. Tujuan Khusus
operasi sectio caesarea indikasi janin terlilit tali pusat di Ruang Nusa
sectio caesarea indikasi janin terlilit tali pusat di Ruang Nusa Indah
sectio caesarea indikasi janin terlilit tali pusat di Ruang Nusa Indah
caesarea indikasi janin terlilit tali pusat di Ruang Nusa Indah RSUD
janin terlilit tali pusat di Ruang Nusa Indah RSUD dr. Soeselo
Kabupaten Tegal
C. Pengumpulan Data
1. Komunikasi efektif
2. Observasi
3. Pemeriksaan Fisik
Hendarsih, 2019).
7
D. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
BAB IV : PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
8
E. Manfaat Penulisan
a. Instansi pendidikan
b. Rumah Sakit
SC.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
rahim agar anak lahir dengan keadaan utuh dan sehat (Jitowiyono &
Kristiyanasari, 2016).
pada dinding perut dan dinding rahim ibu, dengan syarat rahim harus
dengan keadaan utuh, serta janin di bawah 500 gram, maka tidak perlu
2015).
perut dan dinding rahim ibu untuk mengeluarkan janin agar dapat
9
10
2. Klasifikasi
a. Types classic
Pada tipe ini, insisi dibuat secara vertikal, baik pada kulit
secara vertikal.
3. Etiologi
aman, berkaitan dengan masalah panggul ibu atau jalan lahir di liang
dari ibu dan indikasi dari janin. Indikasi dari ibu yang mungkin terjadi
yaitu:
11
b. Disproporsi sefalopelvik
luas panggul dan besar kepala bayi (Solehati & Kosasih, 2015).
Dalam keadaan ini, sejumlah besar janin hampir tidak ada yang
f. Plasenta previa
a. Gawat janin
terhambat saat ibu mengalami syok dan anemia. Hal yang sama
terjadi jika ibu mengalami tekanan darah tinggi atau kejang rahim,
13
Kosasih, 2015).
setelah ketuban pecah, prolaps tali pusat terjadi ketika tali pusat
dapat terjepit kapan saja antara bagian terendah janin dan jalan
c. Posisi janin
faktor ibu, seperti kelainan bentuk rahim, tumor jinak atau mioma,
membuat tali pusat menjadi relatif pendek. Tali pusat yang terlalu
4. Patofisiologi
waktunya, pecah ketuban, bayi belum lahir dalam waktu 24 jam, dan
yang juga dapat menekan kerja saraf. Adapun adaptasi masa nifas
pada ibu dengan SC sama dengan ibu post partum yang mengharuskan
5. Pathway
Indikasi Sectio Caesarea
Taking
in,taking Gangguan Nyeri Risiko
hold, letting Mobilitas akut infeksi
Laktasi involvusi
go Fisik
Menyusui
Tidak Efektif Resti cidera Ketidakmampuan
miksi
Keterangan:
Gangguan Eliminasi
Diagnosa yang mungkin muncul Urin
6. Komplikasi
bisa terjadi pada sectio caesarea terbagi ke dalam dua kategori yaitu
komplikasi yang terjadi pada ibu dan komplikasi yang terjadi pada
selama beberapa hari dalam masa nifas, atau bersifat berat seperti
2016).
7. Penatalaksanaan post SC
dan non-farmakologi
4) Perdarahan
6) Terbukanya luka
kehamilan
19
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas
b. Keluhan utama
c. Riwayat kesehatan
Faktor tersebut antara lain kelainan letak bayi (posisi sungsang dan
plasenta akreta, vasa previa), kelainan tali pusat (prolaps tali pusat,
d. Riwayat perkawinan
e. Riwayat obstetri
persalinan dan nifas yang lalu, berapa kali ibu hamil, penolong
f. Riwayat KB
(Ramadanty, 2019).
kanan dan kiri pada 6-8 jam pertama, kemudian latihan duduk dan
bayi dan rasa nyeri yang ditimbulkan akibat luka pembedahan. Pola
h. Pemeriksaan fisik
apakah ada lesi atau benjolan, dan kesan wajah, biasanya terdapat
lubang hidung, apakah ada secret, sumbatan jalan nafas, apakah ada
(Ramadanty, 2019).
ada nyeri tekan, kedua puting susu menonjol, areola hitam, warna
kulit tidak kemerahan, ASI belum keluar atau ASI hanya keluar
(amati ada atau tidak pulsasi, amati peningkatan kerja jantung atau
(Ramadanty, 2019).
penuh atau tidak, jika penuh minta ibu untuk berkemih, jika ibu
2019).
2. Diagnosis keperawatan
2017a).
Tanda dan gejala nyeri akut terbagi menjadi dua yaitu tanda
gejala mayor dan minor. Tanda gejala mayor pada nyeri akut
3) Malnutrisi
cairan tubuh
1) AIDS
2) Luka bakar
4) Diabetes melitus
5) Tindakan invasif
7) Penyalahgunaan obat
9) Kanker
11) Imunosupresi
12) Lymphedema
13) Leukositopenia
(2017a), diantaranya:
3) Ketidakadekuatan pemahaman
28
6) Riwayat kehilangan
7) Riwayat penolakan
8) Transisi perkembangan
berupa kontak mata kurang, lesu dan tidak bergairah, pasif, dan
1) Cedera traumatis
2) Pembedahan
3) Kehamilan
5) Stroke
6) Penyalahgunaan zat
29
7) Demensia
produksi ASI
fisiologis di antaranya:
6) Payudara bengkak
8) Kelahiran kembar
berupa:
4) Faktor budaya
menjadi dua yaitu gejala dan tanda subjektif serta objektif. Tanda
BAK bayi kurang dari delapan kali dalam 24 jam, dan nyeri atau
gejala dan tanda minor objektif berupa intake bayi tidak adekuat,
bayi mengisap tidak terus menerus dan bayi yang menangis saat
2) Perubahan metabolisme
3) Ketidakbugaran fisik
7) Keterlambatan penrkembangan
8) Kekakuan sendi
9) Kontraktur
10) Malnutrisi
16) Nyeri
18) Kecemasan
medis
kandung kemih
7) Hambatan lingkungan
kemih kongenital)
operasi
3) Kurang privasi
4) Restrain fisik
antaranya:
1) Nyeri/kolik
2) Hipertiroidisme
3) Kecemasan
5) Kehamilan
3. Intervensi Keperawatan
(PPNI, 2017b).
a. Nyeri Akut
Kriteria hasil :
3) Meringis menurun
5) Gelisah menurun
Intervensi keperawatan
b. Risiko Infeksi
Kriteria hasil:
1) Demam menurun
2) Kemerahan menurun
3) Nyeri menurun
4) Bengkak menurun
36
Intervensi:
Kriteria hasil:
Intervensi:
dimiliki klien
digunakan
Kriteria hasil:
Intervensi:
Kriteria hasil:
4) Nyeri menurun
38
Intervensi:
Kriteria hasil:
6) Nocturia menurun
7) Dysuria menurun
9) Mengompol menurun
Intervensi:
meluap
Kriteria hasil:
Intervensi:
keletihan, kelesuan
4. Implementasi Keperawatan
a. Independent implementation
b. Interdependent/collaborative implementation
c. Dependent implementation
dari profesi lain seperti ahli gizi, fisioterapis, psikolog, dan tenaga
pemenuhan nutrisi pada klien yang dibuat ahli gizi, serta latihan
5. Evaluasi keperawatan
dan terencana tentang kesehatan klien sesuai dengan tujuan yang telah
2019).
BAB III
TINJAUAN KASUS
KABUPATEN TEGAL
A. Pengkajian
1. Identitas
a) Identitas klien
Nama : Ny. K
Usia : 37 Tahun
Status : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Alamat : Bojong Rt 2 Rw 1
42
43
Nama : Tn. S
Usia : 39 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Bojong Rt 2 Rw 1
2. Keluhan utama
S: Skala nyeri 8
masih belum ada pembukaan. Atas saran dokter, keluarga dan Ny. K
memutuskan untuk di rujuk saja karena kondisi janin yang telah terlilit
tali pusat sejak akhir oktober atau kurang lebih sekitar satu bulan. Dari
Puskesmas Bojong Klien di rujuk ke RSUD dr. Soeselo jam 18.00 WIB.
karena kondisi janin yang terlilit tali pusat. Tindakan operasi SC klien
44
Nusa Indah pukul 15.30 WIB. Saat dikaji, klien mengatakan nyeri pada
ketika bergerak, klien mengatakan tangan dan kakinya agak kaku, saat
ditanya apakah sudah bisa miring kanan kiri klien mengatakan belum
miring kanan kiri. Klien mengeluhkan ASI nya yang keluar sedikit dan
4. Riwayat keperawatan
a) Riwayat obstetri
1) Riwayat menstruasi
minggu tak
maju
Lanjutan tabel 3.1 riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Anak Ke Kehamilan Persalinan Komplikasi
No. Tahun Umur Penyulit jenis Penolong Penyulit nifas
4 2022 40 Janin SC Dokter Janin -
minggu terlilit terliliit
tali tali
pusat pusat
3) Genogram
Gambar 3. 1 Genogram
Keterangan:
Laki-laki
Laki-laki meninggal
Perempuan
Klien
Ikatan perkawinan
Ikatan keturunan
Satu rumah
46
47
suaminya sejak tahun 2012. Klien mengatakan tidak mau KB pil atau
c) Riwayat kesehatan
d) Aspek psikososial
oleh Ny. K dan Tn.S namun karena pemberian dari Tuhan sehingga
48
selalu.
ini Ny. K mengatakan merasa sehat dan baik karena bayinya lahir
harinya.
makanan dari rumah sakit yaitu bubur dan sayur serta telur,
1) Sebelum dirawat
2) Selama dirawat
tertidur dan tidak sedang memberi ASI. Klien tidur malam sekitar
1) Sebelum dirawat
mengepel lantai.
2) Selama dirawat
e) Persepsi kognitif
operasi baru bisa miring kanan kiri setelah 24 jam, saat ditanya
apakah sudah bisa miring kanan kiri klien mengatakan belum miring
kanan kiri.
f) Konsep diri
g) Peran hubungan
suaminya.
satu kali dalam satu atau dua minggu karena takut membahayakan
6. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan umum
3) Tanda-tanda vital
Suhu : 36,7℃
Pernapasan : 20x/menit
4) Berat badan : 69 kg
1) Kepala
tampak gelisah.
b) Mata
penglihatan.
c) Hidung
54
radang.
55
d) Telinga
e) Mulut
2) Leher
nyeri tekan.
menonjol.
c) Perkusi : Sonor
napas tambahan.
56
4) Jantung
klavikula sinistra
mid sterni.
5) Abdomen
±15cm.
d) Perkusi : Tympani
57
6) Ginjal
7) Genetalia
8) Muskuloskeletal
menit.
5 5
3 3
Keterangan:
bisa digeser
58
5 : Normal
9) Integumen
Warna kulit sawo matang, turgor kulit baik, CRT <2 detik,
7. Terapi
8. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan USG
WIB
9. Analisa Data
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi Keperawatan
D. Implementasi Keperawatan
E. Evaluasi
Tabel 3. 10 Evaluasi
Tanggal No Waktu Catatan perkembangan Paraf
Dx
13 1 16.00 S: P: Nyeri bila bergerak dan berkurang Tri
Desember jika istirahat
2022 Q: Nyeri seperti ditarik-tarik
R: Nyeri pada luka bekas jahitan operasi
di bagian abdomen bawah
S: Skala nyeri 6
T: Nyeri saat bergerak
O: klien tampak meringis ketika bergerak,
wajah klien tampak pucat
A: Masalah teratasi sebagian
P: lanjut intervensi
1. Identifikasi lokasi karakteristik, durasi,
frekuensi, kaulitas, intensitas nyeri
2. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
3. Kolaborasi pemberian analgetik
13 2 16.15 S: Klien mengatakan nyeri pada luka bekas Tri
Desember jahitan operasi sudah berkurang
2022 O: terdapat luka bekas operasi SC di
abdomen bawah dengan luka tertutup,
panjang jahitan ±15cm, sekitar luka
teraba panas, adanya nyeri tekan,
Leukosit tinggi 22,8x10^3/µL, S=37℃
A: Masalah belum teratasi
P: lanjut intervensi
1. Kaji tanda-tanda infeksi
2. Ganti balutan luka
3. Kolaborasi pemberian antibiotik
78
Pada BAB ini penulis secara lebih detail menggambarkan mengenai Asuhan
Keperawatan Pada Ny. K Dengan Post Operasi Sectio Caesarea Indikasi Janin
Terlilit Tali Pusat Di Ruang Nusa Indah RSUD Dr. Soeselo Kabupaten Tegal.
A. Pengkajian
dengan nama Ny. K, usia 37 Tahun, status menikah, agama islam, pendidikan
subjektif berupa klien mengeluhkan nyeri pada luka jahit bekas operasi
dengan skala 8, nyeri terus menerus saat bergerak, nyeri berkurang setelah
80
81
ketika bergerak, wajah klien tampak pucat. Keadaan umum klien cukup baik
dengan kesadaran compos mentis. Tekanan darah 128/84 mmHg, denyut nadi
B. Diagnosa Keperawatan
(PPNI, 2017a).
SC) dibuktikan dengan: DS: Klien mengatakan nyeri pada luka bekas
tidur menyesuaikan bayinya, klien akan tidur jika bayinya tertidur dan
tidak sedang memberi ASI. DO: klien tampak sering meringis, terutama
karena nyeri yang dirasakan klien jika bergerak, klien tampak gelisah
berlangsung kurang dari tiga bulan. Tanda gejala mayor pada nyeri akut
terbagi menjadi dua yaitu tanda gejala subjektif berupa klien mengeluh
nyeri, dan tanda gejala objektif yaitu klien tampak meringis, bersikap
nadi meningkat, dan sulit tidur. Tanda gejala minor objektif berupa
proses pikir terganggu, menarik diri, berfokus pada diri sendiri, dan
yaitu: Klien mengatakan nyeri pada luka bekas jahitan operasi. P: Nyeri
menyesuaikan bayinya, klien akan tidur jika bayinya tertidur dan tidak
klien harus dibantu karena nyeri yang dirasakan klien jika bergerak, klien
tampak gelisah.
fisik (prosedur operasi SC) sebagai diagnosa utama karena nyeri akut
Selain itu ditemukan data skala nyeri klien di angka 8 dari 10, jika
tidak diatasi terlebih dahulu maka masalah keperawatan yang lain juga
sulit untuk diatasi. Hal ini dikarenakan nyeri dengan skala 8 yang
aktivitas klien yang disebabkan oleh rasa nyeri yang dirasakan (Anggria,
post SC)
Beberapa faktor risiko pada diagnosa risiko infeksi ini antara lain:
Data yang ditemukan pada klien berupa klien mengatakan nyeri pada
bawah dengan luka tertutup, panjang jahitan ±15cm, sekitar luka teraba
ditegakkan jika terdapat luka atau kadar leukosit yang tinggi atau rendah
(Anggria, 2022).
kedua karena meskipun masalah resiko infeksi ini masih potensial namun
dibuktikan dengan DS: Klien juga mengeluhkan ASI nya yang keluar
Gejala dan tanda mayor menyusui tidak efektif terbagi menjadi dua yaitu
gejala dan tanda subjektif serta objektif. Tanda gejala subjektif berupa
objektif dapat berupa bayi tidak mampu melekat pada payudara ibu, ASI
jam, dan nyeri atau lecet terus menerus setelah minggu kedua. Tidak
sedangkan gejala dan tanda minor objektif berupa intake bayi tidak
adekuat, bayi mengisap tidak terus menerus dan bayi yang menangis saat
disusui(PPNI, 2017a).
hasil berupa data subjektif yaitu: Klien mengeluhkan ASI nya yang
Objektif yang didapat yaitu: pengeluaran ASI tampak sedikit dan bentuk
dilakukan pada Ny. K penulis hanya menemukan 60% data mayor dari
aktualisasi diri seorang ibu di mana ibu tidak dapat menyusui bayinya
diagnosa ketiga.
tangan dan kakinya agak kaku, Klien mengatakan belum pernah diberi
jika setelah operasi baru bisa miring kanan kiri setelah 24 jam. DO: Saat
ditanya apakah sudah bisa miring kanan kiri klien megatakan belum
informasi kogniitf yang berkaitan dengan topik tertentu. Tanda dan gejala
mayor pada diagnosa keperawatan ini yaitu tanda subjektif yang berupa
minor objektif yang berupa klien menjalani pemeriksaan yang tidak tepat
apakah benar jika setelah operasi baru bisa miring kanan kiri setelah 24
jam, serta data objektif :saat ditanya apakah sudah bisa miring kanan kiri
klien mengatakan belum miring kanan kiri setelah jam setelah operasi.
diagnosa keperawatan.
diagnosa keempat.
Diagnosis yang terdapat pada teori namun tidak ditemukan pada kasus
yaitu:
Dalam asuhan ini terdapat gejala yang masuk kedalam tanda dan
gejala dari gangguan mobilitas fisik yaitu klien mengatakan kaku pada
tangan dan kaki serta kekuatan otot yang menurun, namun dengan dua
terhadap situasi saat ini (PPNI, 2017a). Gejala dan tanda mayor subjektif
dapat berupa klien menilai diri negatif (misal tidak berguna, tidak
tentang diri sendiri, dan menolak penilaian positif tentang diri sendiri.
Gejala dan tanda minor subjektif yaitu klien sulit untuk berkonsntrasi.
Sedangkan tanda gejala minor objektif berupa kontak mata kurang, lesu
dan tidak bergairah, pasif, dan tidak mampu membuat keputusan (PPNI,
2017a).
ini karna berdasarkan batasan karakteristik tidak ada data yang dapat
diri rendah situasional hanya terjadi jika sang ibu memiliki hal yang
disesali dari kelahiran bayinya, atau terkadang keadaan dimana bayi tidak
kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal. Tidak terdapat tanda dan
gejala objektif pada diagnosa gangguan pola tidur baik tanda gejala
mayor maupun minor. Beberapa tanda dan gejala mayor subjektif yaitu
mengeluh sulit tidur, mengeluh sering terjaga, mengeluh tidak puas tidur,
Sedangkan tanda gejala minor subjektif hanya ada satu, yaitu mengeluh
respon fisik karena rasa nyeri yang dirasakan setelah prosedur invasif,
sebagai disfungsi eliminasi urin. Tanda dan gejala mayor objektif pada
eliminasi urin tidak memiliki tanda dan gejala minor, baik gejala
Diagnosa yang muncul pada klien berbeda dengan teori yang ada, berarti
terdapat kesenjangan teori dan aktual. Hal ini terjadi karena tidak semua
masalah selalu muncul sesuai dengan teori yang ada. Kembali lagi dari
kondisi klien dan berdasarkan asumsi penulis serta teori-teori dari literatur
C. Intervensi keperawatan
dibuat secara spesifik dan operasional yang terdiri dari aktivitas apa yang
tindakan yang telah diimplementasikan dan mengacu pada kriteria hasil yang
SC) dibuktikan dengan: DS: Klien mengatakan nyeri pada luka bekas
tidur menyesuaikan bayinya, klien akan tidur jika bayinya tertidur dan
tidak sedang memberi ASI. DO: klien tampak sering meringis, terutama
karena nyeri yang dirasakan klien jika bergerak, klien tampak gelisah
mengurangi rasa nyeri seperti tarik nafas dalam, fasilitasi istirahat dan
post SC)
dibuktikan dengan DS: Klien juga mengeluhkan ASI nya yang keluar
tangan dan kakinya agak kaku, Klien mengatakan belum pernah diberi
jika setelah operasi baru bisa miring kanan kiri setelah 24 jam. DO: saat
ditanya apakah sudah bisa miring kanan kiri klien mengatakan belum
tentang mobilisasi dini post SC, dan edukasi mobilisasi dini post SC.
D. Implementasi keperawatan
oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan, sesuai
yaitu:
95
SC) dibuktikan dengan: DS: Klien mengatakan nyeri pada luka bekas
tidur menyesuaikan bayinya, klien akan tidur jika bayinya tertidur dan
tidak sedang memberi ASI. DO: klien tampak sering meringis, terutama
karena nyeri yang dirasakan klien jika bergerak, klien tampak gelisah
post SC)
dilakukan agar keadaan luka tetap steril dan terhindar dari bakteri.
dibuktikan dengan DS: Klien juga mengeluhkan ASI nya yang keluar
Desember 2022.
tangan dan kakinya agak kaku, Klien mengatakan belum pernah diberi
jika setelah operasi baru bisa miring kanan kiri setelah 24 jam. DO: saat
ditanya apakah sudah bisa miring kanan kiri klien mengatakan belum
mobilisasi dini yang dilakukan pada tanggal 12 Desember 2022 pada jam
19.00 WIB.
E. Evaluasi
terencana tentang kesehatan klien sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
dengan kenyataan yang ada pada klien. Evaluasi merupakan tahap akhir dari
tujuan dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai ataukah perlu
SC) dibuktikan dengan: DS: Klien mengatakan nyeri pada luka bekas
tidur menyesuaikan bayinya, klien akan tidur jika bayinya tertidur dan
tidak sedang memberi ASI. DO: klien tampak sering meringis, terutama
karena nyeri yang dirasakan klien jika bergerak, klien tampak gelisah
98
klien mengatakan sudah bisa berjalan sendiri. P: Nyeri bila bergerak dan
Nyeri saat bergerak. Data Objektif yaitu klien lebih rileks ketika bergerak.
Berdsarkan kriteria hasil yang ada, nyeri akut telah teratasi sebagian dan
Selain itu, klien sudah bisa berjalan sendiri dan nyerinya tidak terlalu
post SC)
mengatakan nyeri pada luka bekas operasi dan data objektif: tidak ada
tanda-tanda infeksi pada luka, balutan luka post SC klien telah diganti.
klien dan kadar leukosit dalam darah masih belum diketahui, namun
leukosit dapat kembali normal dengan diet dan perawatan yang sesuai.
dibuktikan dengan DS: Klien juga mengeluhkan ASI nya yang keluar
sedikit, DO: pengeluaran ASI tampak sedikit, bentuk papila mamae bulat
menonjol
berikutnya.
tangan dan kakinya agak kaku, Klien mengatakan belum pernah diberi
jika setelah operasi baru bisa miring kanan kiri setelah 24 jam. DO: saat
ditanya apakah sudah bisa miring kanan kiri klien mengatakan belum
yang telah dijelaskan, klien tampak mau mencoba miring kanan dan kiri.
Dari data yang ada masalah defisit pengetahuan klien teratasi dan
A. SIMPULAN
mengalami post SC pada Ny. K diruang Nusa Indah RSUD dr. Soeselo
Kabupaten Tegal, pada tanggal 12-14 Desember 2022 maka penulis dapat
berikut:
janin terlilit tali pusat telah di lakukan sesuai teori dan data yang ada
dengan agen pencedera fisik, risiko infeksi, dan menyusui tidak efektif
101
102
sesuai dengan kriteria hasil yang diharapkan pada rencana yang telah
B. SARAN
1. Bagi Akademik
3. Bagi pembaca
bagaimana penyebab dan tanda gejala yang dapat dikenali secara dini
4. Bagi penulis
Hardi, K., & Huda Amin, N. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis Dan Nanda Nic-Noc (2nd ed.). Yogyakarta: Mediaction.
MediAction.
Indriyani, Diyan, Asmuji, & Wahyuni, S. (2016). Edukasi Postnatal. Trans Medik.
Kemenkes RI. (2018). Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Kementrian
Kesehatan RI, 53(9), 1689–1699.
Rimadeni, Y., Faisal, T. I., Nurhayati, N., Hartika, N., Keperawatan, J., & Aceh, P.
K. (2022). Asuhan Keperawatan Ibu Nifas Dengan Post Sectio Caesarea.
1(2), 115–129.
Solehati, T., & Kosasih, cecep eli. (2015). Konsep Dan Aplikasi Relaksasi Dalam
Keperawatan Maternitas (Anna (ed.)). PT Refika Aditama.
Triyaningsih, Sriningsih, I., D.S., D. I., & Wagiyo. (2022). Hubungan Gangguan
Pola Tidur dan Nyeri Akut pada Pasien Post Partum Dengan Sectio Caesarea
di RSUD Krt. Setjonegoro Wonosobo. Repository Poltekes Kemenkes
Semarang, 148-147:8908.
https://123.231.148.147:8908/index.php?p=show_detail&id=29247&keywor
ds=
Wibawati, D. A. (2020). Karya Tulis Ilmiah: Asuhan Keperawatan Pada Ibu Post
Sectio Caesarea Primipara yang Dirawat di Rumah Sakit. Repository
Poltekkes Kaltim. https://repository.poltekkes-kaltim.ac.id
LAMPIRAN
Lampiran 1
Sectio Caesarea Indikasi Janin Terlilit Tali Pusat Di Ruang Nusa Indah RSUD dr.
Pembimbing Utama,
Sectio Caesarea Indikasi Janin Terlilit Tali Pusat Di Ruang Nusa Indah RSUD dr.
Pembimbing Pendamping,
Sectio Caesarea Indikasi Janin Terlilit Tali Pusat Di Ruang Nusa Indah RSUD dr.
Pembimbing Utama,
Sectio Caesarea Indikasi Janin Terlilit Tali Pusat Di Ruang Nusa Indah RSUD dr.
Pembimbing Pendamping,
DOKUMENTASI
Gambar 1
Perawat sedang melakukan penkes mobilisasi dini post SC
Gambar 2
Perawat sedang memeberikan obat injeksi
Gambar 3
Perawat sedang melakukan perawatan luka
Gambar 4
Perawat sedang melakukan perawatan payudara