Oleh :
Muhammad Ismail
NIM. 1801074
Oleh :
Muhammad Ismail
NIM. 1801074
Muhammad Ismail
Mengetahui
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Ns. Faida Annisa, S.Kep., MNS Ns. Erik Kusuma, S. Kep.,M. Kes
NIDN : 0708078606 NIDN : 3428098001
ii
LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH
Telah disetujui untuk di ujikan di hadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
pada tanggal 24 Mei 2021
Oleh:
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Ns. Faida Annisa, S.Kep., MNS Ns. Erik Kusuma, S. Kep.,M. Kes
NIDN : 0708078606 NIDN : 3428098001
Mengetahui,
Direktur
Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah di uji dan di setujui oleh tim penguji pada sidang di program D3
TIM PENGUJI,
Tanda tangan
Mengetahui,
Direktur
Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo
iv
Motto
v
LEMBAR PERSEMBAHAN
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Laporan Tugas Akhir
Isi pikiran yang tersampikan dalam karya ini saya persembahkan untuk :
1. Kedua orang tua saya (ayah dan ibu), terima kasih kalian selalu memberikan
saya kekuatan dalam menjalani studi ini dan selalu mendoakan saya dalam segala
2. Terima kasih kepada bapak ibu dosen yang selalu membimbing saya dalam
penyelesaian tugas akhir dan masukan serta saran yang dapat membangun untuk
3. Terima kasih kepada teman saya dan sahabat saya kalian yang selalu
4. Saudara – saudara saya seangkatan terima kasih kalian telah melalui hal yang
sama dan kita bersama – sama menjalani studi, penyelesaian tugas akhir sehingga
berada di titik ini semoga ilmu yang kita dapatkan selama kita menjalani studi ini
vi
KATA PENGANTAR
vii
Penulis sadar bahwa Proposal ini belum mencapai kesempurnaan, sebagai
bekal perbaikan, penulis akan berterimakasih apabila para pembaca berkenan
memberikan masukan, baik dalam bentuk kritikan maupun saran demi
kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.
Penulis berharap Karya Tulis Ilmiah karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi
pembaca dan bagi teman sejawat.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
ix
2.1.5 Penatalaksanaan Medis Tuberculosis (TBC) .................................. 11
2.1.6 Komplikasi Tuberculosis (TBC) ..................................................... 12
2.1.7 Pathway Tuberculosis (TBC) .......................................................... 14
2.2 Konsep Klien ............................................................................................. 16
2.2.1 Definisi Keluarga ............................................................................ 16
2.2.2 Struktur Keluarga ............................................................................ 17
2.2.3 Tipe Keluarga .................................................................................. 19
2.2.4 Peran Keluarga ................................................................................ 19
2.2.5 Fungsi Keluarga .............................................................................. 23
2.2.6 Tugas Perkembangan Keluarga........................................................ 27
2.2.7 Peran Perawat ................................................................................... 29
2.3 Konsep Dampak Masalah ......................................................................... 31
2.3.1 Definisi ............................................................................................ 31
2.3.2 Penyebab .......................................................................................... 31
2.3.3 Etiologi ............................................................................................. 32
2.4 Konsep Asuhan Keperawatan ................................................................... 33
2.4.1 Biodata ............................................................................................ 33
2.4.2 Riwayat Kesehatan .......................................................................... 33
2.4.3 Pengkajian ....................................................................................... 34
2.4.4 Pengumpulan Data .......................................................................... 35
2.4.5 Diagnosa Keperawatan .................................................................... 38
2.4.6 Intervensi Keperawatan.................................................................... 40
2.4.7 Implementasi Keperawatan .............................................................. 48
2.4.8 Evaluasi Keperawatan ...................................................................... 49
2.4.9 Kerangka Masalah............................................................................ 50
BAB 3 TINJAUAN KASUS........................................................................... 51
3.1 Pengkajian .................................................................................................. 51
3.1.1 Identitas ............................................................................................ 51
3.1.2 Struktur Keluarga ............................................................................. 53
3.1.3 Riwayat Pekerjaan dan Status Ekonomi .......................................... 53
3.1.4 Riwayat Kesehatan ........................................................................... 53
3.1.5 Riwayat Alergi ................................................................................. 55
x
3.1.6 Riwayat Penggunaan Obat ............................................................... 55
3.1.7 Riwayat Tempat Tinggal .................................................................. 56
3.1.8 Rekreasi ............................................................................................ 56
3.1.9 Pola Fungsi Kesahatan ..................................................................... 56
3.1.10 Tinjauan Sistem.............................................................................. 58
3.1.11 Pengkajian Status fungsional, kognitif, afektif, psikologis, dan sosial
................................................................................................................... 58
3.2 Anlisa Data ................................................................................................. 60
3.3 Diagnosa Keperawatan............................................................................... 62
3.4 Intervensi Keperawatan.............................................................................. 64
3.5 Implementasi Keperawatan ........................................................................ 66
3.6 Evaluasi Keperawatan ................................................................................ 68
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
menyerang organ lainya (Depkes RI, 2014). Bakteri ini lebih sering menginfeksi
organ paru di bandingkan bagian lain tubuh manusia, sehingga selama ini kasus
yang sering terjadi di Indonesia adalah kasus TBC Paru (Carpenito, 2015). Bakteri
dan terapinya. Penduduk lebih dari 200 juta orang, Indonesia adalah negara
dengan prevalensi TBC ke-3 tertinggi didunia setelah Cina dan India. Menurut
data yang diperoleh dari World Health Organization (WHO) penyakit TBC
merupakan salah satu masalah yang besar bagi negara berkembang termasuk di
berkembang, 75% dari penderita TBC tersebut adalah kelompok usia produktif
1
2
(15-50 tahun). Di Indonesia penyakit TBC paru menjadi penyakit nomer 2 setelah
TBC. Dari hasil survey yang dilakukan di desa Bendungan terdapat 7 orang
penderita TBC, 5 orang penderita TBC dengan umur (40-50) dan 2 orang dengan
menjadi droplet nuclei dalam udara sekitar kita. Partikel infeksi ini dapat menetap
dalam udara bebas selama 1-2 jam, tegantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet,
ventilasi yang buruk dan kelembaban. Dalam suasana yang lembab dan gelap
kuman dapat bertahan berhari-hari sampai berbulan-bulan. Bila partikel infeksi ini
terhisap oleh orang yang sehat, ia akan menempel pada saluran napas atau
jaringan paru yang akan menyebabkan proses peradangan pada bronkus dan
menyeb abkan produktif secret berlebih yang sukar untuk dikeluarkan, sehingga
dengan pasien sukar untuk batuk, pernapasan melebihi batas normal, dan terdapat
1.3 Tujuan
jalan napas pada pasien TBC paru di desa bendungan kecamatan kraton
pasuruan.
pasuruan.
pasuruan.
kraton pasuruan.
1.4 Manfaat
sumber informasi bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu kesehatan serta
ketidakefektifan bersihan jalan napas pada pasien yang mengalam TBC paru.
1.4.2.1 Sebagai acuan bagi instansi kesehatan untuk meningkatkan mutu asuhan
1.5.1 Metode
mengungkapkan peristiwa atau gejala yang terjadi pada waktu sekarang yang
1.5.2.1 Wawancara
1.5.2.2 Observasi
1.5.2.3 Pemeriksaan
1.5.3.2Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari keluarga atau orang
terdekat dari klien, catatan medis perawat, hasil-hasil pemeriksaan dan tim
kesehatan lain.
Supaya lebih jelas dan lebih mudah dalam mempelajari dan memahami
studi kasus ini, secara keseluruhan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
daftar isi.
Bagian ini terdiri dari lima bab, yang masing-masing bab terdiri dari sub-
Bab 3 Tinjauan kasu : berisi pengkajian, analisa data, pathway kasus, diagnose
yang muncul.
TINJAUAN PUSTAKA
tubuh lainnya, bakteri ini dapat masuk melalui saluran pernapasan dan saluran
pencernaan (GI) dan luka terbuka pada kulit. Tetapi paling banyak melalui
inhalasi droplet yang berasal dari orang yang infeksi bakteri tersebut (Nurarif dan
Kusuma,2015).
menyebar kebagian tubuh lain seperti meningen, ginjal, tulang dan nodus limfe
(Somantri,2012)
2.1.2 Etiologi
berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan, sinar matahari dan sinar
ultraviolet. Ada dua macam mycobacterium tuberculosis tipe human dan tipe
bovin. Basil tipe bovin berada dalam susu sapi yang menderita mastitis
tuberculosis usus. Basil tipe human bisa berada dibercak ludah (droplet) dan
diudara yang berasal dari penderita TBC, dan orang yang terkena rentan terinfeksi
8
9
dapat bertahan hidup dan menyebar kenodus limfatikus local. Penyebaran melalui
aliran darah ini dapat menyebabkan Tb pada orang lain, dimana infeksi laten dapat
atau tumbuh, demam tanpa sebab jelas, terutama jika berlanjut sampai 2
minggu, batuk kronik > 3 minggu, dengan atau tanpa wheezing, riwayat
2.1.4 Patofisiologi
menyebar melalui jalan nafas melalui alveoli lalu berkembang biak dan terlihat
area lain dari paru-paru (lobus atas ). Basil juga menyebar system limfe dan aliran
darah kebagian tubuh lain (ginjal, tulang dan korteks serebri) dan area lain dari
Infeksi awal biasanya timbul dalam waktu 2-10 minggu setelah terpapar bakteri.
Interaksi antara M. Tuberculosis dan system kekebalan tubuh pada masa awal
Granuloma terdiri atas gumpalan basil hidup dan mati yang dikelilingi oleh
jaringan fibrosa. Bagian tengah dari masa tersebut disebut ghon tubercle.
Materi yang terdiri atas makrofaq dan bakteri menjadi nekrotik yang
caseoa). Hal ini akan menjadi klasifikasi dan akhirnya membentuk jaringan
kolagen, kemudian bakteri menjadi nonaktif. Setelah infeksi awal, jika respons
system imun tidak adekuat maka penyakit akan menjadi lebih parah. Penyakit
yang kian parah dapat timbul akibat infeksi ulang atau bakteri yang sebelumnya
tidak aktif Kembali menjadi aktif. Pada kasus ini, ghon tubercle mengalami
yang ulserasi selanjunya menjadi sembuh dan membentuk jaringan paru. Paru-
dapat sembuh dengan sendirinya. Proses ini berjalan terus dan hasil terus difagosit
dan berkembang biak didalam sel. Makrofaq yang mengadakan infiltrasi menjadi
lebih Panjang dan sebagian Bersatu membentuk sel tuberkel epiteloid yang
nekrosis dan jaringan granulasi yang dikelilingi sel epitloid dan fibroblast akan
Pengobatan tuberculosis terbagi menjadi dua fase yaitu fase intesif (2-3
bulan) dan fase lanjutan 4 atau 7 bulan. Paduan obat yang di gunakan terdiri dari
((1) Rifampisin : dosis 10mg/kg BB, maksimal 600mg 2-3x/ minggu atau
intermiten 600mg/kali
((5) Etambutol : dosis fase intensif 20mg/kg BB, fase lanjutan 15mg/kg
(2) Kombinasi dosis tetap (fixed dose combination), kombinasi dosis tetap ini
terdiri : empat obat anti tuberculosis dalam satu tabelt, yaitu rifampisin
obat anti tuberculosis dalam satu tabelt, yaitu rifampisin 150mg, isoniazid
obat 3-4 tabelt sehari selama fase intensif, sedangkan fase lanjutan dapat
(3) Jenis obat tambahan lainya (lini 2) : kanamisin, kuinolon, obat lain masih
terjadi dapat ringan atau berat, bila efek samping ringan dan dapat di atasi
2.1.6 Komplikasi
RI,2007).
13
nafas.
5) Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, ginjal, dan sebagainya.
2014).
14
2.1.7 Pathway
Microbacterium
tuberculosa Dropplet infection Masuk jalan nafas
Sembuh tanpa
Terjadi proses peradangan
pengobatan
Hipertermi
Kompleks primer Limfangitis lokal Limfadinitis regional
Pertahanan primer
radang tahunan tidak adekuat
di bronkus
Pembentukan
Berkembang menghancurkan tuberkel
jaringan ikat sekitar
Kerusakan membran
alveolar
Bagian tengah nekrosis
Pembentukan sputum
berlebih Menurunya permukaan
Membentuk jaringan keju efek paru
Ketidakseimbangan nutrisi
Terhirup orang sehat Mual muntah
kurang dari kebutuhan tubuh
Keluarga adalah sebagai sebuah sistem sosial kecil yang terdiri atas suatu
rangkaian bagian yang sangat saling bergantung dan dipengaruhi baik oleh
sedarah dan ikatan adopsi. Anggota keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam
satu rumah tangga atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap
sama-sama menggunakan kultur yang sama yaitu kultur yang diambil dari
(Burgess. 1963 dalam Mubarak, 2011). Duval dan Logan dalam (Efendi,
serta meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap
sebagai unit terkecil dari masyarakat yang terkecil dari masyarakat yang terdiri
atas kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu atap
diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota
16
keluarga selalu berinteraksi satu dengan lainnya. Keluarga adalah salah satu
kelompok atau komponen manusia yang hidup bersama sebagai satu kesatuan atau
unit masyarakat terkecil dan selalu ada hubungan darah, perkawinan atau ikatan
lainnya, tinggal bersama dalam satu rumah yang dipimpin oleh seorang kepala
merupakan sebuah sistem sosial terkecil yang terdiri dari individuindividu yang
tergabung dalam satu ikatan perkawinan, hubungan darah, adopsi yang hidup
bersama, berinteraksi satu sama lain dalam peranannya dan menciptakan serta
2.2.2.1 Pola dan proses komunikasi Pola interaksi keluarga yang berfungsi :
3) berpikiran positif,
1) Karakteristik pengirim :
2) Karakteristik penerima
posisi individu dalam masyarakat misalnya sebagai suami, istri, anak, dan
masing individu dengan baik. Ada beberapa anak yang terpaksa mencari
orang tua mereka entah kemana atau malah berdiam diri dirumah.
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar
pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi, dan ditularkan dengan tujuan
sosial yang telah dikenal dan posisi interaksi satu sama lain secara teratur,
mempunyai tempat tinggal tetap dan mempunyai fungsi sosial. Pembagian tipe
dua, yaitu :
yang direncanakan hanya terdiri ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari
Semua orang dewasa yang menjadi orang tua membawa sikap tertentu
terhadap peranan ayah dan ibu untuk menuntut anaknya memenuhi harapan
tertentu dan sikap tertentu pula. Gagasan ini sangat dipengaruhi oleh pengalaman
masa kecil dan oleh gagasan, model, dan kepercayaan yang dianut oleh setiap
kebudayaan tentang anak-anak. Asuh dan asih menyebabkan konstitusi anak atau
fungsi organ-organ tubuh, terutama otak, menjadi baik dengan demikian anak
19
keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam
interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan
situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
masing. Peran ayah yang sebagai pemimpin keluarga yang mempunyai peran
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung atau pengayom, pemberi rasa aman
bagi setiap anggota keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok
sosial tertentu. Peran ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik
sosial tertentu. Sedangkan peran anak sebagai pelaku psikososial sesuai dengan
formal dan informal. Peran formal adalah serangkaian perilaku yang diharapkan
dan bersifat homogen atau eksplisit atau bisa dikatakan peran yang nampak jelas
misalnya peran yang ada dalam keluarga yaitu peran sebagai suami, istri, dan
anak. Peran Informal adalah peran yang bersifat implisit yang biasanya tidak
keluarga. Peran informal memiliki tuntutan yang berbeda, tidak terlalu didasarkan
pada usia, ataupun jenis kelamin, melainkan lebih didasarkan pada atribut-atribut
setiap orang harus mempelajari agar dapat dimainkan secara sukses, sedangkan
untuk berfungsinya peran secara adekuat, merupakan hal yang sangat penting,
bukan hanya untuk berfungsinya individu secara sukses melainkan juga untuk
pada usia tiga tahun pertama atau batita. Pertama kali bayi berinteraksi dengan
baik yang berdampak negatif maupun positif bagi tumbuh kembang anak. Orang
tua sangat berpengaruh dalam terbentuknya kepribadian anak dan juga potensi
anak agar bakatnya berkembang. Stimulus yang tepat sesuai tahapan usia perlu
terhadap orang lain, sebagian lagi tergantung pada sifat-sifat struktur kelompok
dan peranannya di dalam struktur tersebut. Keterkaitan orang tua dalam hal ini
sangat penting, apalagi kalau dilihat dalam proses belajar mengajar, orang tua
harus kreatif.
tentang kewajiban dan Tanggung Jawab Keluarga dan Orang Tua, pada pasal 26
minatnya.
Dari sini nampak bahwa Negara memberi peran kepada orang tua agar
pendidikan. Olehnya, jika orang tua mengabaikan hal tersebut, maka mereka dapat
dikenakan sanksi dan hukuman sesuai peraturan yang berlaku. Selain itu orang tua
usaha yang telah dilakukannya, memberikan pujian untuk hasil yang telah
kreativitas anak. Orang tua harus menjawab dengan cara menyediakan sarana
menghentikan rasa ingin tahu anak, asalkan tidak membahayakan dirinya atau
orang lain.
khayalan, merenung, berpikir dan mewujudkan gagasan anak dengan cara masing-
warna-warna dengan cara yang tidak lazim, tidak logis, tidak realistis atau belum
pernah ada. Biarkan mereka menggambar sepeda dengan roda segi empat, langit
dorongan, penghargaan atau pujian untuk mencoba suatu gagasan, asalkan tidak
kejadian di sekeliling kita, yang mereka dengar, lihat, rasakan atau mereka
pikirkan dalam kehidupan sehari-hari. Peran ibu sebagai orang tua yang
mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak sejak dini, serta ibu memiliki
kesempatan lebih baik untuk memodifikasi lingkungan yang baik, salah satunya
anak.
Telah disebutkan bahwa para anggota yang terdapat dalam satu keluarga
pada dasarnya merupakan salah satu faktor yang menentukan baik atau tidaknya
23
fungsi yang dimiliki oleh satu keluarga. Keluarga berfungsi parental mitra
Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama atau berkaitan dengan kasih
iklim yang positif. Hal tersebut dapat dipelajari dan dikembangkan melalui
afektif adalah :
kasih sayang akan meningkat, yang pada akhirnya tercipta hubungan yang
24
(3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan sepakat
yang positif sehingga anak-anak dapat meniru tingkah laku yang positif
dari kedua orang tuanya. Fungsi afektif merupakan “sumber energi” yang
atau masalah keluarga, timbul karena fungsi afektif dalam keluarga tidak
dapat terpenuhi.
placement function)
individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir akan
25
menatap ayah, ibu, dan orang-orang yang di sekitarnya. Saat beranjak balita
keturunan dan menambah sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu
keturunan. Dalam hal ini keluarga juga berfungsi untuk memelihara dan
membesarkan anak.
1998) adalah :
bermulanya sebuah keluarga baru dan perpindahan dari keluarga asal atau
3) Tahap III : keluarga dengan anak usian pra sekolah dimulai ketika anak
pertama berusia dua setengah tahun, dan berakhir ketika anakberusia lima
tahun
4) Tahap IV :keluarga dengan anak usia sekolah dimulai ketika anak pertama
telah berusia enam tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada
melewati umur13 tahun, berlangsung selama enam hingga tujuh tahun. Tahap
ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkankeluarga lebih awal atau lebih
lama jika anak masih tinggal dirumah hingga berumur 19 atau 20 tahun
6) Tahap VI : keluarga yang melepas anak usiadewasa muda, ditandai oleh anak
pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan “rumah kosong”
ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat atau agak
tinggal dirumah. Fase ini ditandai oleh tahun-tahun puncak persiapan dari dan
7) Tahap VII : orang tua usia pertengahan dimulai ketika anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun ataukematian salah satu
pasangan
8) Tahap VIII : keluarga dalam masa pensiun dan lansia dimulai dengan salah
stu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun,hingga salah satu pasangan
masyarakat.
tersebut perawat hares mendidik keluarga agar berperilaku sehat dan selalu
perilaku positif dalam kesehatan, harus terus didorong agar konsisten dan
yang ditemukan bukanlah disebabkan oleh faktor penyebab yang murni dari
kesehatan tetapi disebabkan oleh faktor lain. Dalam hal ini perawat hares
9) Pengkaji data individu, keluarga dan masyarakat sehingga didapat data yang
akurat dan dapat dilakukan suatu intervensi yang tepat. Peran-peran tersebut
2.3.1 Definisi
2.3.2 Penyebab
2.3.2.1 Fisiologis
3) Disfungsi neuromuskuler
8) Proses infeksi
9) Respon alergi
2.3.2.2 Situasional
1) Merokok aktif
2) Merokok pasif
3) Terpajan polutan
2.3.3 Etiologi
5) Dyspnea
6) Kesulitan bernafas
7) Gelisah
8) Kesulitan verbalisasi
10) Ortopnea
14) Sianosis
32
2.4.1 Biodata
Tuberculosis dapat menyerang segala usia, tapi lebih serig di jumpai pada
usia dini. Separuh kasus sebelum usia 10 tahun dan sepertiga kasus lainya terjadi
sebelum usia 40 tahun. Predisposisi laki-laki dan perempuan di usia dini sebesar
1) Keluhan utama
pengetahuan klien tentang kondisinya saat ini. Keluhan utama yang biasa muncul
yang berlebih, .
(1) Batuk
Batuk adalah gejala utama pada klien dengan penyakit sistem pernapasan.
(missal : pada pagi hari, pada malam hari, Ketika bangun tidur) atau
Secret adalah suatu subtansi yang keluar bersama dengan batuk atau
normal. Tetapi produksi secret akibat batuk adalah tidak normal. Tanyakan
dan catat karakteristik secret seperti warna, konsitensi, bau, serta jumlah
patologik. Secret akan berwarna kuning atau hijau jika infeksi, secret juga
mungkin berwarna jernih, putih atau kelabu. Pada keadaan edema paru
(3) Dispnea
Dispnea adalah suatu presepsi keulitan dalam bernapas atau napas pendek
penyakit paru kronik dan gagal jantung kiri. Pasien bronchitis kronik
tersebut.
34
2.4.3 Pengkajian
utama dari proses keperawatan. Pengumpulan data yang akurat dan sistematis
adalah:
1) Biodata
Nama, umur, kuman TB paru sangat terbanyak pada usia tua dan dewasa,
hal ini di sebabkan karena respon imunitas mereka pada usia tua menurun tempat
4) Riwayat psikologis
kurang cahaya matahari, kurang ventilasi udara dan tinggal dirumah yang
sumpek.
menurun
7) Pola eliminasi
maupun defekasi )
Dengan adanya batuk, sesak nafas dan nyeri dada akan mengganggu aktivitas
Dengan adanya sesak nafas dan nyeri dada pada penderita TB paru
Karena nyeri dan sesak nafas biasanya akan meningkatkan emosi dan rasa
Pada penderita TB paru dada pola reproduksi dan seksual akan berubah
Dengan adanya proses pengobatan yang lama maka akan mengakibatka stress
sistem integumen : pada kulit terjadi sianosis, dingin dan lembab, turgor
kulit menurun
Inspeksi :terjadi batuk produktif atau non produktif, frekuensi nafas tidak
Auskultasi : suara nafas bronchial dengan atau tanpa ronki, basah, kasar
dan nyaring.
37
pernytaan yang menguraikan respon actual potensi klien terhadap kesehatan yang
kapiler
38
mual muntah
39
nafas (pada neonatus) Intervensi tambahan:
c. Mengi, wheezing dan atau ronkhi Dukungan kepatuhan program pengobatan
kering Edukasi fisioterapi dada
Gejala dan tanda minor Edukasi pengukuran respirasi
Subjektif
a. Dipsnea
b. Sulit bicara
c. Ortopnea
Objektif
a. Gelisa
b. Sianosis
c. Bunyi napas menurun
d. Frekuensi napas berubah
e. Pola napas berubah
Kondisi klinis terkait
a. Gullian barre syndrome
b. Sklerosis multiple
c. Cedera kepala
d. Stroke
e. Kuadriplegia
f. Infeksi saluran napas
g. Asma
40
a. Dispnea Keseimbangan asam basa d. Monitor adanya produksi sputum
Objektif e. Monitor adanya sumbatan jalan nafas
a. PCO2 meningkat/menurun Konservasi energi f. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
b. PO2 menurun g. Auskultasi bunyi nafas
c. Takikardia h. Monitor saturasi oksigen
d. pH arteri meningkat/menurun i. Monitor nilai AG D
e. Bunyi napas tambahan j. Monitor hasil x-ray thoraks
Terapeutik
Gejala dan tanda minor a. Atur interval pemantauan respirasi sesuai
Subjektif kondisi pasien
a. pusing b. Dokumentasikan hasil pemantauan
b. penglihatan kabur Edukasi
Objektif a. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
a. Sianosis b. Informasi hasil pemantauan, jika perlu
b. Diaforesis
c. Gelisah
d. Napas cuping hidung
e. Pola napas abnormal
f. Kesadaran menurun
41
status nutrisi klien dengan kriteria hasil:
a. Kurangnya asupan 1. Porsi makanan yang dihabiskan a. Identifikasi status nutrisi
makanan meningkat b. Identifikasi makanan di sukai
b. Ketidakmampuan menelan 2. Verbalisasi keinginan untuk c. Monitor asupan makanan
makanan meningkatkan nutrisi meningkat d. Monitor berat badan
c. Ketidakmampuan 3. Pengetahuan tentang pilihan makanan Terapeutik
mencerna makanan yang sehat a. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika
d. Ketidakmampuan 4. Nyeri abdomen menurun perlu
mengabsorsi nutrient b. Berikan suplemen makan, jika perlu
e. Peningkatan kebutuhan Luaran Tambahan : c. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
metabolisme Berat badan protein
f. Factor ekonomi Eliminasi fekal d. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
g. Factor psikologis Fungsi gastrointenstinal konstipasi
Nafsu makan Edukasi
Gejala dan mayor a. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
Subjektif (tidak tersedia) b. Ajarkan diet yang di programkan
Objektif Kolaborasi
Berat badan menurun minimal 10% a. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
di bawah rentang ideal (mis.pereda nyeri, antlemetik), jika perlu
b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentekan
Gejala dan minor jumlah kalori dan jenis nutrien yang di
Subjektif butuhkan, jika perlu
a. Cepat kenyang setelah makan
b. Kram/nyeri abdomen
c. Nafsu makan menurun
Objektif
a. Bising usus hiperaktif
b. Otot pengunyah lemah
c. Otot menelan lemah
d. Sariawan
e. Serum albumin turun
f. Rambut rontok berlebihan
g. Diare
42
c. Mobius syndrome
d. Cerebral palsy
e. Luka bakar
f. Kanker
g. Infeksi
h. AIDS
i. Enterokolitis
j. Fibrosis kistik
43
Kondisi klinis tarkait
a. Proses infeksi
b. Hipertiroid
c. Stroke
d. Dehidrasi
e. Trauma
44
45
2.4.7 Implementasi
pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan sesuai skala sangan urgent, urgent
Dalam pelaksanaan ini tindakana ada tiga tahapan yang harus dilalui yaitu
(1) Independen : tindakan yang dilakukan oleh perawat tanpa petunjuk atau
(2) Interdependen : tindakan perawat yang memerlukan kerja sama dengan tim
dilakukan
3) Fase dokumentasi
Merupakan suatu catatan lengkap dan akurat dari tindakan yang telah di
2.4.8 Evaluasi
sebagai alat untuk menilai keberhasilan dari asuhan keperawatan, proses ini
diingikan.
1) Masalah teratasi
sistematis pada status kesehatan klien. Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk
perbandingan melalui standar yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam hal ini
• Virus
• Genetic
• Perokok aktif
= dikaji - diagnose
-implementasi
-evaluasi
I. Data Umum
3. Pekerjaan KK : Petani
4. Pendidikan KK : SD/Sederajat
5. Komposisi keluarga :
Genogram :
x X x X
49
50
Keterangan :
: Laki laki : Klien
: Perempuan
: Meninggal
: Menikah : Keturunan
per bulan.
kebutuhan sehari hari yaitu makan, bayar tagihan listik, air, membayar
biaya sekolah, dll. Menggunakan uang hasil pendapatan Tn.A dan Ny.I
51
besar. Saat ini kedua anak kelurga Tn. A masih tinggal satu rumah dan
belum menikah.
Tn.A menikah dengan Ny.S ± 16 tahun yang lalu dan memiliki seorang
anak. Saat ini keluarga Tn.A masih lengkap karena anaknya masih
keluarga. Ny.I dan anak anaknya belum pernah dirawat dirumah sakit,
3 bulan dan terasa sesak pada dada sebelah kiri, akhirnya diperiksa di
1. Karakteristik rumah
Rumah Tn.A terdiri dari ruang tamu, ruang keluarga, 2 kamar tidur,
ruang dapur, ruang makan, 1 kamar mandi, 1 mushola dan teras rumah.
R. tamu R.makan D
Dapur
a
p
u
Teras K. mandi
K.mandi
Teras r
dan membantu satu sama lain. Keluarga memiliki televisi, tempat tidur
53
pengobatan.
kepala keluarga beliau selalu membantu dan mendukung anak dan istrinya.
keluarga
V. Fungsi keluarga
1. Fungsi ekonomi : Keluarga dapat memenuhi kebutuhan yang cukup, pakaian
untuk anak, biaya untuk Pendidikan dan biaya utuk sehari hari.
masyarakat biasa.
54
menghadapi kehidupan.
peran yang besar namun selalu adil kepada keluarganya. Tn.A dan Ny.I
saat keluar rumah klien tidak pernah menggunakan masker dan saat
batuk dan bersin klien tidak pernah menutup mulutnya dengan tisu
ataupun saputangan
lain. Apabila salah satu di anggota keluarga Tn.A ada yang sakit
bulan.
Keluarga selalu berupaya agar anggota yang sakit dapat sembuh dengan
yang ada.
Tn.A mengatakan bila merasa sakit tidak enak badan biasa hanya dibuat
1. Kepala dan Bentuk kepala simetris, Bentuk kepala simetris, Bentuk kepala
rambut kulit kepala tidak ada kulit kepala tidak ada simetris, kulit
lesi, dan tidak ada lesi, dan tidak ada kepala tidak ada
benjolan. Rambut benjolan. Rambut lesi, dan tidak ada
bersih berwarna hitam bersih berwarna hitam benjolan. Rambut
dan sedikit beruban dan dan sedikit beruban dan bersih berwarna
tidak berbau. Bentuk tidak berbau. Bentuk hitam dan tidak
wajah simetris. wajah simetris. berbau. Bentuk
wajah simetris.
dapat memberikan pelayanan kesehatan yang baik, tepat dan cepat kepada
Analisa Data
Tabel 3.3 Analisa Data
No. Data Etiologi Problem
Menyebar ke organ
lain
Pertahanan primer
tidak adekuat
Pembentukan
ptuberkulosis paru
Pembentukan
spuntum berlebih
pengeluaran zat
59
Diagnosa Keperawatan
1. D.0001 Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif b.d penumpukan secret di paru-paru
Skoring Diagnosa
Tabel 3.5 Diagnosa Keperawatan
No. Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
1. Sifat Masalah : 3 1 Masalah sudah aktual dan
Aktual (3) memerlukan tindakan
Resiko tinggi (2) perawatan yang tepat dan cepat
Potensial (1) agar tidak terjadi masalah lebih
lanjut.
2. Kemungkinan masalah 2 2 Sumber daya (dana dan
dapat diubah : pendapatan) tindakan dan
Mudah (2) fasilitas penunjang untuk
Sebagian (1) memecahkan masalah dapt
Tidak dapat (0) dijangkau oleh keluarga.
3. Potensi masalah untuk 3 1 Masalah ini memerlukan
dicegah : tindakan yang tepat dan
Tinggi (3) berpotensi untuk dicegah
Cukup (2) kearah yang tidak diinginkan
Rendah (1) selama keluarga dan petugas
dapat bekerja sama dalam
menanggulanginya.
4. Menonjolkan masalah : 1 1 2/2 x 1 = Masalah harus segera ditangani
Segerah diatasi (2) 1 karena jika tidak akan
Tidak segerah diatasi (1) menimbulkan masalah lain.
Tidak dirasakan ada
masalah (0)
Total 5
61
62
63
Implementasi
Tabel 3.7 Tindakan Keperawatan
No Tanggal Jam Pelaksanaan Nama/Tanda
Dx Tangan
1 22 Febeuari 09.10 Bina hubungan saling percaya
2021 WIB Mengidentifikasi kemampuan batuk
efektif.
Respon : klien tampak belum mampu
melakukan batuk efektif
09.35 Memonitor adanya retensi sputum
WIB Respon : klien tampak tidak dapat
mengeluarkan spuntum
2 09.40 Memonitor suhu tubuh
TTV
WIB
TD : 120/80 mmHg
N : 89 x/menit
RR : 27 x/menit
Suhu: 39.5°C
Evaluasi Keperawatan
Tabel 3.8 Evaluasi Keperawatan
No Dx 22 Februari 2021 23 Februari 2021 24 Februari 2021
1 S :klien mengatakan batuk S :. : klien mengatakan S : : klien mengatakan
dan sesak napas . batuk dan sesak napas sudah tidak sesak napas
O: mulai berkurang dan batuk sudah mulai
1. Klien tidak tahu O: berkurang
cara batuk efektif 1. Klien sudah tau O:
2. Klien tampak tidak cara batuk efektif 1. Klien sudah tau
dapat mengeluarkan 2. Klien sudah mulai cara batuk
spuntum bisa efektif
3. Klien tampak sesak mengeluarkan 2. Klien sudah dapat
napas dahak dengan mengeluarkan
4. Hasil monitor TTV jumlah banyak sputum lebih
TD : 120/80 mmHg 3. Sesak napas klien sedikit dari
N : 89 x/menit Nampak kemarin
RR : 27 x/menit berkurang 3. Klien sudah
Suhu: 39.5°C 4. Hasil monitor tidak sesak napas
TTV 4. Hasil monitor
A : masalah teratasi TD : 120/80 mmHg TTV
sebagaian. N : 90 x/menit TD : 120/80
P : lanjutkan intervensi RR : 22 x/menit N : 86 x/menit
2,3,4,5,6,7 Suhu: 37°C RR : 22x/menit
A : masalah teratasi Suhu: 36,6°C
sebagian A : masalah teratasi
P : lanjutkan intervensi 6 P : intervensi dihentikan
dan 7
2. DS: DS: DS:
Tn.A mengatakan badannya Tn.A mengatakan Tn.A mengatakan sudah
panas badannya sudah merasa tidak merasakan panas
DO : panas berkurang hanya DO :
1) Kulit terasa panas hangat saja 1) Kulit klien sudah
DO : tidak tampak merah
2) Kulit Tn. A tampak
1) Kulit klien tampak 2) Kulit klien sudah
merah
merah berkurang tidak terasa panas
3) TTV 2) Kulit klien terasa 4) TTV
panas berkurang TD : 120/80
TD : 120/80 mmHg
3) TTV N : 86 x/menit
N : 89 x/menit TD : 120/80 mmHg RR : 22x/menit
N : 90 x/menit Suhu: 36,6°C
S : 39,5°C RR : 22 x/menit A : masalah teratasi
RR : 27 x/menit Suhu: 37°C sebagaian.
A : masalah teratasi A : masalah teratasi P : lanjutkan intervensi
sebagaian. sebagaian.
P : lanjutkan intervensi P : lanjutkan intervensi
BAB 4
PEMBAHASAN
yang terjadi antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dalam asuhan keperawatan
4.1 Pembahasan
4.1.1 Pengkajian
Pada tinjauan kasus didapatkan data klien dengan nama Tn. A, berusia
GCS: 4,5,6 keadaan umum lemah, tampak batuk, seputum berwarna kekuningan,
terdapat suara tambahan ronkhi pemeriksaan tanda-tanda vital tensi darah: 120/80
jalan nafas paten (Tim poja SDKI DPP PPNI). Tanda dan gejala ketidakefektifan
jalan nafas meliputi tanda dan gejala mayor batuk tidak efektif, tidak mampu
jalan napas (pada neonates). Tanda dan gejala minor meliputi dispnea, sulit bicara,
65
67
ortopnea, gelisah, sianosis, bunyi napas menurun, frekuensi napas berubah, pola
napas berubah.
ketidakefektifan bersihan jalan nafas terdapat kesenjangan antara fakta dan teori.
Tanda dan gejala yang tidak dialami oleh Tn.A adalah nyeri dada, keringat
malam, karena Tn.A hanya mengeluh sesak dan tanpa mengeluh nyeri
4.1.2 Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang muncul pada Tn.A yaitu bersihan jalan nafas
tidak efektif b.d penumpukan secret di paru-paru d.d batuk tidak efektif,
resiko yang berhubungan dengan penyakit. Faktor resiko tersebut yaitu riwayat
Terdapat kesenjangan yang terjadi antara tinjauan kasus dan tinjauan teori, pada
tinjauan teori yaitu terdapat 5 diagnosa yang muncul. Sedangkan pada tinjauan kasus
ditemukan 2 diagnosa keperawatan yang muncul pada Tn.A yakni bersihan jalan nafas
inflamasi.
karena pada saat pengkajian Tn.A tidak menunjukkan munculnya diagnosa lainya.
4.1.3 Implementasi
pada Tn.A diambil dalam tinjauan pustaka berdasarkan teori asuhan keperawatan
bersihan jalan nafas. Fakta yang didapat pada tinjauan kasus terdapat intervensi
Adapun intervensi keperawatan untuk nyeri akut menurut SIKI PPNI 2018
sebagai berikut:
Pada kasus ini tidak didapatkan kesenjangan antara fakta dan teori karena
4.1.4 Tindakan
kunjungan. Tidak ada hambatan dalam melakukan implementasi pada Tn.A, klien
sebagai berikut:
3. Mengi menurun
4. Wheezing menurun
3. Mengi menurun
4. Wheezing menurun
Implementasi yang dilakukan penulis mulai dari awal hingga akhir sesuai
dengan intervensi keperawatan yang telah direncanakan pada tinjauan kasus. Hal
ini dikarenakan klien dan keluarga mampu kooperatif dan mau memfasilitasi
tindakan yang akan dilakukan dan diajarkan. Tidak ada hambatan dalam
melakukan implementasi pada Tn.A, klien mampu mengikuti arahan dan latihan
4.1.5 Evaluasi
Perkembangan yang muncul pada saat evaluasi pasien yaitu Tn.A terdapat:
Data subyektif : klien mengatakan batuk dan sesak napas dan Data obyektif :
Klien tidak tahu cara batuk efektif, Klien tampak tidak dapat mengeluarkan
spuntum, Klien tampak sesak napas, Hasil monitor TTV; TD : 120/80 mmHg, N :
hari sesuai dengan kriteria hasil diharapkan. Batuk efektif meningkat, produksi
subjektif dan objektif diatas pada masalah ketidakefektifan bersihan jalan napas
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
berikut:
5.1.1 Pengkajian yang dilakukan pada Tn.A didapatkan data klien mengatakan
batuk, sesak napas, tidak mamapu mengeluarkan sputum, adanya suara tambahan
ronchi.
didapat peneliti berdasarkan keluhan yang dirasakan oleh Tn.A yaitu Bersihan
5.1.4 Implementasi keperawatan yang diberikan pada Tn.A sudah sesuai dengan
5.1.5 Evaluasi yang didapatkan pada kasus ini adalah klien mampu cara batuk
efektif, klien sudah dapat mengeluarkan sputum, klien sudah tidak sesak napas.
72
5.2 Saran
buku keperawatan TBC paru, dan asuhan keperawatan keluarga secara teoritas.
73
DAFTAR PUSTAKA
Asih, Yasmin N Gede, dkk 2014. Manajemen Keperawatan. Aplikasi Dalam
Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : Salemba Medika
Asih, Yasmin N Gede, dkk. 2014. Keperawatan Medikal Bedah Klien dengan
Gaggan Sistem Pernafasan. Jakarta: EGC
Boughman, Diane C, dkk. 2014. Keperawatan Medikal Bedah Buku saku. Jakarta
: EGC
Carpernito, Linda Juall. 2015. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC
Departemen Kesehatan RI. 2014. Pedoman Nasional Penanggulangan
Tuberculosis : Jakarta
Kartika, R, 2018. Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas.
Jakarta: EGC
Nurarif, 2013. Keperawatan Medikal Bedah Ed. 12. Jakarta : EGC
Nurarif, Amin Huda, Kusuma, Hardi, 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis Edisi Revisi Jilid 3. Jogjakarta : Mediaction
Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika
Pearce, Evelyn C. 2012. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis : Jakarta
Gramedia Pustaka Utama
Potter, Patricia A dan Perry, Anne Griffin. 2011. Fundamental Keperawatan.
Jakarta : EGC
Somantri Irman, 2012. Penyakit Infeksi Saluran Jalan Nafas, Jakarta : Pustaka
Obor
Somantri, Irman. 2012. Keperawatan Medikal Bedah. Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan / Irman Somantri. Jakarta :
Salemba Medika
74
Lampiran 2
INFORMED CONSENT
Saya setuju untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan studi kasus ini
dan saya telah menerima salinan dari form ini.
Saya, Tuan A
Dengan ini saya memberikan kesediaan setelah mengerti semua yang telah
dijelaskan oleh peneliti terkait dengan proses pengambilan studi kasus ini dengan
baik. Semua data dan informasi dari saya sebagai partisipan hanya akan
digunakan untuk tujuan dari studi kasus ini.
Lampiran 3
NIM : 1801074
NIM : 1801074