Oleh :
WINDA PUSPA SARI
1801026
Oleh :
WINDA PUSPA SARI
1801026
i
SURAT PERNYATAAN
Mengetahui,
Pembimbing 1 Pembimbing 2
ii
LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan dewan penguji Karya Tulis Ilmiah pada
tanggal 22 Maret 2021.
Oleh,
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Mengetahui,
Direktur
Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diuji dan disetujui oleh tim penguji pada sidang di Program D3
Keperawatan di Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo.
TIM PENGUJI
Mengetahui,
Direktur
NIDN. 0703087801
iv
MOTTO
(Jangan tunggu sampai besok apa yang bisa kamu lakukan hari ini)
v
PERSEMBAHAN
Puji syukur tak henti saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT, Alhamdullilah
berkat rahmat dan hidayah-Mu ya Allah, saya bisa menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah dengan baik. KARYA TULIS ILMIAH INI akan saya persembahkan untuk :
1. Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga Karya
Tulis Ilmiah ini selesai dengan baik.
2. Kedua orangtua saya yang telah mendoakan saya dan mendukung saya
hingga mampu bertahan sampai detik ini.
3. Sahabat-sahabat saya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima
kasih atas doa, dukungan, dan motivasi serta selalu ada untuk saya. Semoga
kita semua selalu ada dalam lindungan-Nya.
4. Ibu Agus Sulistyowati S.Kep., M.Kes selaku direktur Politeknik Kesehatan
Kerta Cendekia Sidoarjo dan juga selaku pembimbing 1 dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Ibu Elok Triestuning S.Psi., M.Si selaku pembimbing 2 dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Hj. Muniroh Mursam, Lc selaku petugas perpustakaan yang telah
membantu dalam kelengkapan literature yang dibutuhkan dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Dosen dan Staff POLITEKNIK KESEHATAN KERTA CENDEKIA
SIDOARJO yang telah memberikan saya banyak sekali ilmu yang
bermanfaat untuk hidup saya kedepannya. Terima kasih atas kesabaran dan
kasih sayangnya terhadap saya selama ini. Semoga Bapak dan Ibu sehat
selalu.
vi
KATA PENGANTAR
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Sampul depan ......................................................................................................
Lembar judul .......................................................................................................i
Surat pernyataan ................................................................................................. ii
Lembar persetujuan .............................................................................................iii
Halaman pengesahan ...........................................................................................iv
Motto ...................................................................................................................v
Lembar persembahan ..........................................................................................vi
Kata pengantar ....................................................................................................vii
Daftar Isi..............................................................................................................viii
Daftar Gambar .....................................................................................................xi
Daftar Tabel ........................................................................................................xii
Daftar Lampiran ..................................................................................................xiii
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................... 72
ix
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 83
5.1 Kesimpulan ............................................................................................
DAFTAR ISI 83
5.2 Saran ...................................................................................................... 84
DAFTAR LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Genogram pada Ny.R dengan diagnosa medis post sectio caesarea
atas indikasi preeklamsia berat di Desa Sadang .................................................... 44
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
ASI berguna untuk memenuhi kebutuhan bayi dalam segala hal karena
mengandung banyak zat gizi salah satunya adalah zat anti infeksi
memudahkan kerja sistem pencernaan, mudah diserap oleh usus bayi serta
pada bentuk semula dan juga mengurangi pendarahan post partum karena
(Astutik, 2014). Menyusui merupakan hak setiap ibu pasca melahirkan atau
biasa disebut ibu nifas, baik ibu yang melahirkan secara normal maupun
sayatan di dinding perut dan dinding rahim, rahim dalam keadaan utuh dan
berat janin lebih dari 500 gram (Tetti & Cecep, 2015). Salah satu indikasi
1
2
bagi bayinya dan dipedesaan sering ditemui ibu memberikan pisang dan nasi
didapatkan data cakupan bayi yang mendapat ASI ekslusif di Jawa Timur
tentang pentingnya ASI ekslusif bagi bayi (Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Timur, 2018). Pada tahun 2017 cakupan ASI ekslusif di wilayah Sidoarjo
sebesar 69,1%, cakupan ASI paling tinggi berada pada puskesmas Tulangan
sedangkan cakupan ASI paling rendah berada pada puskesmas Waru (Dinas
dilakukan oleh penulis, jumlah bayi yang diberi ASI ekslusif di Kecamatan
3
Taman pada tahun 2017 sebanyak 765 bayi dari total 1045 bayi (Profil
Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, 2017). Dan didesa Sadang pada tahun 2020
tentang teknik menyusui yang benar adalah karena kurangnya kemauan ibu
untuk belajar dan memang banyak ibu yang enggan menyusui bayinya.
mengakibatkan banyak ibu yang takut bentuk tubuhnya akan berubah bila
(Roesli, 2011). Jika bayi tidak diberikan ASI dan digantikan dengan
makanan atau cairan lain, maka bayi tidak akan mendapatkan kekebalan,
serta akan kekurangan gizi. Dan bila didalam tubuh bayi tidak ada antibodi
atau kekebalan, maka bayi akan dengan mudah terserang penyakit sehingga
laktasi disebabkan oleh pengetahuan dan sikap ibu. Hal ini dapat dilihat di
harapan, hal ini bisa mengancam upaya pemerintah untuk menurunkan AKB
yang benar. Upaya preventif berupa mencegah ASI tidak keluar. Upaya
2012).
Kabupaten Sidoarjo.
6
Terkait dengan tujuan, maka tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan
manfaat:
1.4.1 Akademis, hasil studi kasus ini merupakan sumbangan bagi ilmu
berat.
Hasil studi kasus ini, dapat menjadi masukan bagi pelayanan di RS agar
Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi peneliti
pemahaman yang lebih baik tentang asuhan keperawatan pada klien yang
berat.
1.5.1 Metode
atau gejala yang terjadi pada waktu sekarang yang meliputi studi
1.5.2.1 Wawancara
1.5.2.2 Observasi
1.5.2.3 Pemeriksaan
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari keluarga atau orang terdekat
pasien.
Supaya lebih jelas dan lebih mudah dalam mempelajari dan memahami studi
1.6.2 Bagian inti, terdiri dari lima bab, yang masing-masing bab terdiri dari
konsep penyakit penyakit dari sudut medis dan asuhan keperawatan pada
Bab 3: Tinjauan kasus, berisi tentang kasus nyata dalam asuhan keperawatan
makalah ini.
TINJAUAN PUSTAKA
pada klien post sectio caesarea atas indikasi preeklamsia berat dengan
2.1.1 Pengertian
membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. Atau
ibu dan uterus untuk mengeluarkan satu bayi atau lebih. Sectio caesarea
10
11
2.1.2 Etiologi
indikasi-indikasi berikut :
kehamilan yang parah CPD atau Cefalo Pelvic Disproportion (disporsi janin
Fetal distress atau gawat janin, mal persentasi, dan mal posisi,
kelainan letak bayi seperti sungsang dan lintang, kedudukan janin seperti
bayi yang terlalu besar (giant baby), kelainan tali pusat dengan pembukaan
kecil seperti proplapsus tali pusat, terlilit tali pusat, adapun faktor plasenta
yaitu plasenta previa, plasenta accreta solusio plasenta, dan vasa previa,
(multiple pregnancy).
12
2.1.3 Indikasi
meliputi janin besar, gawat janin, fetal distress, kelainan letak, dan
dilakukan pada :
2.1.5 Klasifikasi
meliputi :
yaitu sayatan vertikal pada segmen lebih bawah rahim. Sayatan jenis ini
dilakukan jika bagian bawah rahim tidak berkembang atau tidak cukup tipis
2.1.6 Komplikasi
suhu selama beberapa hari pada masa nifas, bersifat berat seperti peritonitis
2.1.6.2 Perdarahan
normal, tidak sebanyak darah yang hilang pada tindakan sectio caesarea.
kandung kemih
kuatnya perut pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa
2.1.8 Penatalaksanaan
pada organ tubuh lainnya. Cairan yang biasa diberikan biasanya DS 10%,
kebutuhan.
2.1.8.2 Diet
minuman peroral. Pemberian minuman berupa air putih dan teh boleh
dilakukan dengan jumlah yang sedikit pada 6-10 jam pasca operasi.
2.1.8.3 Mobilisasi
yang dimulai sejak 6-10 jam pasca operasi. Latihan pernafasan dapat
Hari kedua post operasi, penderita didudukkan selama 5 menit dan diminta
posisi tidur telentang dapat diubah menjadi posisi setengah duduk (semi
untuk belajar duduk selama sehari, belajar berjalan, dan kemudian berjalan
2.1.8.4 Kateterisasi
Kandung kemih yang penuh akan menimbulkan rasa nyeri dan tidak
enak pada penderita. Hal tersebut dapat menghalangi involusi uterus dan
1) Antibiotik
3) Obat-obatan lain
Kondisi balutan luka harus dikontrol pada 1 hari setelah operasi, bila
2.2.1 Pengertian
pada seorang gravida yang tadinya normal, penyakit ini timbul sesudah
2015).
17
2.2.2 Etiologi
2.2.2.4 Penyakit ginjal kronis dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil
2.2.2.5 Obesitas
2.2.3.1 Tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau diasolik > 110 mmHg
2.2.3.2 Proteinuria meningkat > 5g/24 jam atau > 3 pada tes celup
2.2.3.6 Trombositopenia
yaitu :
≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg disertai proteinuria
≥ 5 gram/24 jam.
2.2.5 Patofisiologi
Renin uterus yang dikeluarkan akan mengalir bersama darah sampai organ
menyebabkan lumen hanya dapat dilewati oleh satu sel darah merah.
menyebabkan gangguan perfusi darah dan gangguan multi organ. Pada otak
kejang dan beresiko untuk cedera. Pada darah akan terjadi endotheliosis dan
dan air, hingga urine yang keluar sedikit (oliguri) dan anuri. Oliguri atau
edema diskus optikus dan retina. Penurunan perfusi pada plasenta akan
pasca persalinan
21
2.2.6.2 Hipertensi kronik, adalah hipertensi yang sudah ada sebelum umur
2.2.7 Komplikasi
1) Eklamsia
3) Ablasio retina
4) Solusio plasenta
platelet count)
7) Stroke
2) Prematur
3) Hipoksia janin
5) Distress fetal
6) Asfiksia neonatrum
45 u/mL)
darah retina
2.2.9 Penatalaksanaan
4 gram secara intravena loading dose dalam 4-5 menit dan dimasukkan
untuk menunjang pemberian ASI ibu kepada bayi dengan posisi perlekatan
antara ibu dengan bayi secara baik dan benar (Suradi, 2011). Pemberian ASI
berikut :
1) Posisi menggendong
2) Posisi mengepit
lengan dan samping dada ibu. Kemudian lengan bawah dan tangan ibu
menyangga bayi, jika diperlukan ibu menggunakan tangan yang lain untuk
memegang payudara.
posisi yang paling aman dan nyaman bagi ibu yang menjalani proses
4) Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau dirapatkan pada bagian
bayi berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi
26
1) Keluarkan sedikit ASI dan oleskan pada puting dan juga areola
berada pada bagian atas, dan jari yang lain menopang payudara
areola dijepit oleh jari telunjuk dan jari tengah seperti gunting
dibelakang areola
kebawah
juga berbaring
2.3.4.5 Sebagian areola masuk kemulut bayi dan areola yang paling banyak
2.3.4.8 Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
dan persalinan adalah > 20 tahun dan < 35 tahun. Di rentang usia ini kondisi
secara hati-hati. Kehamilan di umur kurang dari 20 tahun dari segi fisik
2.4.2 Pengkajian
Klien mengeluh nyeri hebat dirasakan 2-3 kali pasca operasi, nyeri
yang dirasakan ibu post partum dengan sectio caesarea berasal dari luka
Menurut (Nurarif, et al, 2016), setelah post sectio caesarea, ibu akan
bekas operasi.
Apakah juga menyebar kearea lain. Nyeri biasanya hanya dirasakan diarea
luka saja.
1) Kepala
(1) Kepala: bentuk kepala oval atau bulat, kulit kepala bersih,
(6) Mulut: bentuk normal, gigi bersih, tidak ada kesulitan menelan.
(7) Leher: normal tidak ada pembesaran kelenjar dan vena jugularis.
2) Dada
payudara
teraba massa, perkusi sonor, suara nafas vesikuler, ada suara nafas
3) Abdomen
luka operasi tertutup perban. Nyeri pada luka bekas operasi. Tinggi
fundus uterus turun 1-2 jari setiap 24 jam, konsistensi uterus keras
atau lembek. Perkusi timpani pada usus, bising usus normal atau
usus abnormal.
32
4) Genetalia
5) Ekstremitas
(2) Ekstremitas bawah: ada edema atau tidak, tidak ada varises, ada
informasi
33
Hasil
non untuk
farmakologi meminimalisir
perhatian saat
nyeri
35
5. Observasi 5. Sebagai
tanda-tanda parameter
vital fisiologis
tubuh klien
tindakan tindakanyang
mengontrol telah
telah dapat
dilaksanakan berdampak
baik bagi
masalah nyeri
yang
dirasakan
klien
Hasil
bergerak untuk
meningkatkan
aktifitas fisik
37
normal TD 120/90
36,5°C – 37.5°C,
nadi 60-100x/menit,
pernafasan 16-
20x/menit
. Hasil
benar
4. Anjurkan 4. Untuk
mempraktekkan tingkat
benar teknik
menyusui
2.4.5 Implementasi
2.4.6 Evaluasi
pelayanan kesehatan
1) Nyeri berkurang
Kehamilan dengan
PEB
SECTIO CAESAREA
Perubahan peran
Gangguan rasa
nyaman HAMBATAN
MOBILITAS
FISIK KURANG
PENGETAHUAN
NYERI AKUT
Gambar 2.1 Kerangka masalah pada pasien dengan diagnosa medis post sectio
TINJAUAN KASUS
teknik menyusui, maka penulis perlu menyajikan suatu kasus yang penulis
amati mulai tanggal 07 Maret 2021 sampai 09 Maret 2021 dengan data
pengkajian pada tanggal 07 Maret 2021 jam 10.30 WIB. Anamnese diperoleh
Diagnosa : G2P1A1H1
Nama : Ny.R
Umur : 31 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
41
42
Nama : Tn.A
Umur : 32 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Nama : An. N
Umur : 4 hari
Agama : Islam
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
3.1.3.1 Keluhan Utama: Pasien mengeluh nyeri, nyeri karena luka operasi
menyusui bayinya karena bayinya tidak betah menyusu pada nya, dan
bayinya baik-baik saja, namun saat usia kehamilan sudah hampir 9 bulan,
tekanan darahnya selalu tinggi dan sering pusing. Bidan mengatakan bahwa
Ny.R menjalani kehamilan resiko tinggi, akhirnya bidan merujuk Ny.R untuk
Tabel 3.1 Riwayat kehamilan Ny.R dengan diagnosa medis post sectio
caesarea indikasi preeklamsia berat di Desa Sadang
Anak Kehamilan Persalinan Komplikasi Nifas Anak
Ke
No Th Umu Penyaki Jenis Penolo Penyuli Laser Infeksi Perda Jen PJ/
r t ng t asi rahan is BB
keha
milan
1 2021 9 Preekla SC Dokter PEB Tida Tidak Tidak P 50c
msia k ada ada ada m/3
.8
kg
3.1.4.3 Genogram
Keterangan:
sssss : Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Pasien
: Tinggal serumah
Gambar 3.1 Genogram pada Ny.R dengan diagnoa medis post sectio caesarea
indikasi preeklamsia berat di Desa Sadang Kabupaten Sidoarjo
3.1.4.4 Persalinan Sekarang
1) Kala Persalinan
(3) Kala III : Tidak dilakukan pengkajian, pasien berada di rumah sakit
(4) Kala IV :
45
(1)) Lochea :
( √ ) lochea sanguinolenta
( ) lochea serosa
( ) lochea alba
( ) lochea parulenta
( ) lochiotosis
Jumlah : 120cc/hari
(1)) BB : 3.8 kg
(2)) TB : 50 centimeter
( ) Alkohol 70%
( ) Betadine
( - ) Caput Succedanum
( - ) Hydrocephalus
( - ) Cephal Hematoma
( - ) Microcephalus
perawatan payudara
menyusui bayi yang benar, puting terkadang terasa nyeri, bayi jarang
3.1.5.4 Masalah yang terjadi : Pernah tidak cocok saat mengkonsumsi jenis
KB yang lainnya
3.1.6.1 Penyakit yang pernah dialami ibu : Pasien mengatakan tidak pernah
( ) Penyakit Jantung
( √ ) Penyakit Hipertensi
3.1.7.3 Lainnya : Lingkungan rumah pasien bersih, tidak ada bau, air bersih
perempuan
3.1.8.3 Harapan yang ibu inginkan setelah bersalin : Berharap anaknya sehat
selalu
3.1.8.6 Sikap anggota keluarga terhadap keadaan saat ini : Berjalan seperti
biasa
untuk anaknya
merokok
49
alkohol
rambut sedikit rontok saat disisir, rambut tidak bau, tidak ada lesi.
hidung, tidak ada sekret, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
Telinga: Bentuk telinga simetris kanan kiri, tidak ada nyeri tekan,
Leher: Persebaran warna merata, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan,
3.1.10.3 Dada
clubbing finger. Palpasi CRT kembali dalam <3 detik, tidak ada
tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran paru, vokal fremitus sama
kanan kiri. Perkusi sonor. Auskultasi suara nafas vesikuler, tidak ada
3.1.10.4 Abdomen
teraba keras.
kuadran bawah, nafsu makan baik, BAB 1 hari sekali. Paplasi terdapat
51
nyeri pada luka post sc diperut. Perkusi pekak pada hepar dan tympani
terpasang pembalut
3.1.10.6 Ekstremitas
Inspeksi tidak ada edema, tidak ada varises, tidak ada kesulitan
bergerak, tidak ada fraktur, warna kulit sawo matang dan persebaran
merata, tidak ada lesi. Palpasi turgor elastis dan akral hangat.
Kekuatan otot:
5 5
5 5
3.1.10.7 Eliminasi
terkaji.
jam
Pola tidur saat ini: Pasien mengatakan kurang tidur pada malam hari,
Asupan nutrisi
Asupan cairan
53
Cukup ( √ ) kurang ( )
3.1.11 TERAPI
ANALISA DATA
Tanggal: 07-03-2021
Tabel 3.2 Analisa data pada Ny.R dengan diagnosa medis post sectio
caesarea indikasi preeklamsia berat di Desa Sadang
yang benar
sedikit kasar
pasien menyusui
- Pasien terlihat
bagian bawah
S: Skala nyeri 2
Jaringan terputus
T: Pasien mengatakan nyeri
bergerak
Nyeri akut
Do:
operasi di perut
- Wajah sedikit
menyeringai ketika
pasien bergerak
abdomen
TTV
TD 100/80 mmHg
56
Nadi 87x/menit
RR 18x/menit
Suhu 36,9°C
57
BERDASARKAN PRIORITAS
Tanggal: 07-03-2021
kunjungan diharapkan
ASI, seperti
menyusui benar
4. Anjurkan 4. Untuk
mempraktekkan tingkat
benar teknik
menyusui
mengatasinya
60
perhatian saat
nyeri
61
5. Observasi 5. Sebagai
fisiologis
tubuh klien
62
infeksi.
disampaikan
semula
disampaikan
langkah-langkah menyusui
yang benar.
yang benar
terputusnya jaringan
dialami
melakukan tindakan-tindakan
tiga kali
66
Suhu: 37,2°C
langkah-langkah menyusui.
langkah-langkah menyusui
secara perlahan-lahan
yang benar.
67
Tabel 3.5 Catatan perkembangan pada Ny.R dengan diagnosa medis post
sectio caesarea indikasi preeklamsia berat di Desa Sadang
Tanggal Diagnosa Catatan Perkembangan Paraf
Keperawatan
menyusui menyusui
pengertian ASI
bagi bayinya
- Pasien tampak
hanya tahu 1
menyusui
- Pasien nampak
bingung dan
ditanya langkah-
langkah menyusui
mempraktekkan
langkah-langkah
menyusui yang
benar
A: Masalah teratasi
sebagian
P: Intervensi
dilanjutkan (3,4)
70
Tabel 3.6 Evaluasi keperawatan pada Ny.R dengan diagnosa medis post
sectio caesarea indikasi preeklamsia berat di Desa Sadang
Tanggal Diagnosa Evaluasi Keperawatan Paraf
Keperawatan
menjadi 1
O:
nilai GCS 4 5 6
- TTV
Suhu: 36.9°C
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
tujuan tercapai
71
menyusui O:
menyusui serta
langkah-langkah
- Pasien
mendemonstrasikan
diajarkan langsung
kepada bayinya
- Pasien mampu
menjawab ketika di
beri pertanyaan
secara acak
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
tujuan tercapai
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan kesenjangan antara teori dan asuhan
Sidoarjo.
4.1 Pengkajian
asuhan keperawatan pada klien dan keluarga secara terbuka, mengerti dan
kooperatif.
Pada bagian teori identitas pasien, umur yang dianggap paling aman
menjalani kehamilan dan persalinan adalah > 20 tahun dan < 35 tahun. Di
rentang usia ini kondisi fisik wanita dalam keadaan prima (Dermawan,
Menurut opini penulis pada teori dan pada kasus ditemukan kesenjangan
yaitu umur pasien adalah umur yang aman dalam menjalani kehamilan dan
72
73
Pada teori keluhan utama, klien mengeluh nyeri hebat dirasakan 2-3
kali pasca operasi, nyeri yang dirasakan ibu post partum dengan sectio
Sedangkan pada kasus pasien mengatakan nyeri pada luka operasi dengan
skala ringan yaitu 2. Menurut opini penulis pada teori dan kasus ditemukan
perbedaan pada keluhan nyeri pasien yang hanya di skala 2, hal tersebut
terjadi karena pasien sudah berada dirumah sehingga nyeri sedikit demi
sedikit berkurang.
tinjauan pustaka didapatkan data bentuk kepala oval atau bulat, kulit kepala
bersih, rambut berwana hitam dan tidak rontok. Muka oedema, tidak ada
nyeri tekan. Mata simetris kanan kiri, sklera mata berwarna putih,
konjungtiva berwana merah muda. Telinga simetris kanan kiri, bersih tidak
ada serumen, pendengaran berfungsi baik. Hidung bentuk normal, tidak ada
Mulut bentuk normal, gigi bersih, tidak ada kesulitan menelan. Leher
normal tidak ada pembesaran kelenjar dan vena jugularis. Sedangkan pada
tinjauan kasus didapatkan data inspeksi bentuk kepala normal, rambut klien
tampak bersih, rambut sedikit rontok saat disisir, rambut tidak bau, tidak
ada lesi, palpasi tidak ada nyeri tekan. Bentuk mata simetris kanan kiri,
sklera tidak ikterus, tidak ada perdarahan pada mata, tidak ada nyeri tekan.
Bentuk hidung normal, lubang hidung simetris kanan kiri, kondisi hidung
bersih, terdapat rambut-rambut hal0us pada lubang hidung, tidak ada sekret,
74
tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pernafasan cuping hidung.
Mulut tidak terkaji. Bentuk telinga simetris kanan kiri, telinga tampak
bersih, tidak ada perdarahan, tidak ada nyeri tekan, pendengaran berfungsi
dengan baik. Persebaran warna merata pada leher, tidak ada lesi, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid. Menurut opini penulis
ditemukan sedikit perbedaan yaitu tidak ada oedema pada wajah pasien.
kelenjar limfe, areola mamae berwarna hitam merata, payudara terasa padat,
payudara. Pernafasan: jalan nafas spontan, vokal fremitus sama, tidak teraba
massa, perkusi sonor, suara nafas vesikuler, ada suara nafas tambahan atau
tidak yaitu wheezing atau ronchi. Sirkulasi jantung: kecepatan denyut apical
reguler, irama jantung normal, umumnya tidak ada kelainan bunyi jantung,
tidak ada nyeri tekan. Sedangkan pada tinjauan kasus didapatkan data
jantung: inspeksi tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada clubbing
finger, palpasi CRT kembali dalam <3 detik, tidak ada pembesaran jantung,
tidak ada nyeri tekan, perkusi pekak, Auskultasi irama jantung reguler, S1
S2 tunggal, tidak ada bunyi jantung tambahan seperti murmur atau galop.
Paru: inspeksi bentuk dada simetris kanan kiri, bentuk tulang belakang
normal, tidak ada retraksi otot bantu nafas, pergerakan dinding dada normal,
tidak terlihat adanya pembengkakan, palpasi tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pembesaran paru, vokal fremitus sama kanan kiri, perkusi sonor, auskultasi
75
suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan seperti ronchi dan
areola coklat kehitaman, puting susu menonjol, puting sedikit kotor, tidak
ada lesi, tidak ada benjolan. Menurut opini penulis tidak ditemukan
data yang sama, yaitu kondisi payudara, paru-paru, jantung pada kondisi
normal.
atau membesar, terdapat luka operasi tertutup perban. Nyeri pada luka bekas
operasi. Tinggi fundus uterus turun 1-2 jari setiap 24 jam, konsistensi uterus
keras atau lembek. Perkusi timpani pada usus, bising usus normal atau tidak,
uterus 4 jari dibawah pusat, uterus teraba keras. Fungsi pencernaan, inspeksi
nafsu makan baik, BAB 2 hari sekali, palpasi terdapat nyeri pada luka post
sc diperut, perkusi pekak pada hepar dan tympani pada usus, auskultasi
antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus karena bentuk abdomen pasien
normal tidak membesar, dan bising usus pasien normal 8x/menit dan pasien
sudah BAB, hal tersebut terjadi karena penulis melakukan pengkajian pada
hari ke-5 pasca operasi sehingga tidak terjadi konstipasi pada pasien.
76
2013) tinjauan pustaka didapatkan data jumlah dan jenis lochea biasanya
terpasang kateter satu hari setelah post sc. Sedangkan pada tinjauan kasus
kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus, pada data kasus
2013) tinjauan pustaka didapatkan data ekstremitas atas: pada pasien post
Ekstremitas bawah: ada edema, tidak ada varises. Sedangkan pada tinjauan
kasus didapatkan data inspeksi tidak ada edema, tidak ada varises, tidak ada
kesulitan bergerak, tidak ada fraktur, warna kulit sawo matang dan
persebaran merata, tidak ada lesi. Palpasi turgor elastis dan akral hangat,
tinjauan pustaka dan tinjauan kasus, pada tinjauan kasus tidak ditemukan
penurunan tonus otot. Hal ini dikarenakan pasien sudah berada dirumah
informasi
Pada tinjauan kasus, ditemukan hanya ada 2 diagnosa pada pasien, yaitu:
benar (Astutik, 2014). Pada tinjauan kasus didapatkan hasil yaitu diagnosa
penulis, tidak terjadi kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus
cedera fisik, pada tinjauan kasus pasien mengeluhkan nyeri pada abdomen
kuadran bawah yang terdapat jahitan. Menurut opini penulis, hal ini tidak
nyeri pada tinjauan kasus tidak ada data yang muncul dan menunjang
terjadi (psikomotorik).
dengan intervensi yang ada pada tinjauan kasus dengan alasan pasien
teknik menyusui ketika ditanya, dan terlihat pemberian susu formula pada
pengertian ASI, manfaat ASI, teknik menyusui yang benar dan tanda-tanda
klien pengertian ASI, pentingnya ASI bagi ibu dan bayi, ajarkan kepada
pasien langkah-langkah menyusui yang baik dan benar, dan anjurkan pasien
4.3.2 Intervensi diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik
dengan intervensi yang ada pada tinjauan kasus dengan alasan pasien
skala nyeri 2, nyeri dirasakan saat pasien bergerak ditambah dengan data
ketika pasien bergerak, nyeri tekan pada abdomen, TTV: TD 100/80 mmHg,
tentang teknik mengurangi nyeri saat nyeri dirasakan, ekspresi wajah pasien
tidak menyeringai, TTV dalam batas normal, TD 120/90 mmHg, suhu tubuh
lokasi, frekuensi nyeri, dan skala nyeri yang dirasakan klien, anjurkan klien
untuk duduk dengan posisi yang klien anggap nyaman, ajarkan klien teknik
distraksi.
keperawatan.
teknik menyusui
81
pengertian ASI, manfaat ASI bagi bayi dan ibu, langkah-langkah menyusui
mengobservasi nyeri seperti lokasi, frekuensi nyeri, dan skala nyeri yang
dirasakan klien, menganjurkan klien untuk duduk dengan posisi yang klien
mengurangi nyeri misalnya nafas dalam (menarik oksigen dari hidung dan
lagu ketika nyeri atau berbicara dengan orang lain, serta mengobservasi
tanda-tanda vital TD: 100/80 mmHg, nadi: 87x/ menit, RR: 17x/ menit,
suhu: 37,2°C.
4.5 Evaluasi
tindakan yang tepat, pasien juga kooperatif mau mendengarkan apa yang
dijelaskan oleh penulis tentang teknik menyusui sehingga tujuan dan kriteria
hasil telah tercapai. Pada masalah nyeri akut, evaluasi dilakukan dalam
kooperatif untuk melakukan teknik non farmakologi yaitu nafas dalam dan
Pada akhir evaluasi semua tujuan dan kriteria hasil telah tercapai,
yang baik antara penulis dan pasien. Hasil evaluasi pada Ny.R sudah sesuai
dengan harapan dan tujuan yang ingin dicapai penulis, masalah teratasi dan
PENUTUP
pada pasien post sectio caesarea indikasi preeklamsia berat dengan masalah
5.1 Kesimpulan
sebagai berikut:
5.1.1 Pengkajian sangat penting dilakukan pada pasien post sectio caesarea
indikasi preeklamsia berat dan yang perlu diperhatikan adalah nyeri yang
adanya perubahan fisik yaitu nyeri akut pada luka di abdomen, dan pada
83
84
dan nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik. Diagnosa tersebut
tujuan dicapai karena kerjasama antar penulis dan Ny.R berjalan dengan
baik.
5.2 Saran
sebagai berikut:
pada pasien post sectio caesarea indikasi preeklamsia berat dengan masalah
seperti menjaga luka agar tidak terjadi infeksi, diet nutrisi yang tepat untuk
DAFTAR PUSTAKA