Oleh:
Natasya Lady Cerella
NIM. 1801077
i
i
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
NATASYA LADY CERELLA
NIM. 1801077
ii
SURAT PERNYATAAN
Nim 1801077
Tulis Ilmiah orang lain baik sebagaian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk
Yang menyatakan,
Mengetahui
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Dini Prastyo Wijayanti, S.Kep. Ns, M.Kep Erik Kusuma, S. Kep.Ns, M. Kes
iii
LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULISILM IAH
Telah disetujui untuk diujikan diliadapan Deivan Penguji Seminar Karya Tulis
llmiah pada tanggal : 24 Met 2021
Oleh
Pembiinbing 1 Pembiinbing 2
Mini P
.Kep. Ns, M.Kep Erik Kusuma, S. Kep.As, M. Kes
rastyo
NIDN. 0704068901 NIDN 3428098001
Mengetahui,
. Direkttir
’- b&i wu ñ S. Ke . M. Kes
NIDN. 0703087801
IIALAMAN PENGESAHAN
Telah diuji dan disetujui oleh Tim Penguji pada sidang di program D3
Keperawatan di Politcknik Kesehatan Kcria Cvndekia Sidoarjo.
TIM PENGUIN
Tanda Tangan
Mengetahui,
Dircktur
Polit
ha Kerta Cendekia Sidoarjo
V
KATA PENGANTAR
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan
berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan banyak terimakasih kepada :
vi
Penulis sadar bahwa Karya Tulis Ilmiah ini belum inencapai
keseirpumaan, sebagai bekal perbaikan, penulis akan berteriirakasih apabila para
pembaca berkenan memberikan masukan, baik dalam bentuk kritikon maupun
saran deini kesemp«maan Karya TuJjs I]miah ini. Peoulis berJiarap Karya Tufts
Ilmiah ini bermanfaat bagi peinbaca dan bagi teman sejawat.
NIM : 1801077
vii
LEMBAR PERSEMBAHAN
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Laporan Tugas Akhir
Isi pikiran yang tersampikan dalam karya ini saya persembahkan untuk :
1. Keluarga saya (Kakek, Nenek, Mama, Om, Tante, Syahrul), terima kasih kalian
selalu memberikan saya kekuatan dalam menjalani studi ini dan selalu mendoakan
2. Terima kasih kepada bapak ibu dosen yang selalu membimbing saya dalam
penyelesaian tugas akhir dan masukan serta saran yang dapat membangun untuk
3. Terima kasih kepada teman saya dan sahabat saya (Mega, Ika, Lily, Ira, Jihan)
kalian yang selalu memberikan semangat, kekuatan, serta dukungan dan semoga
4. Saudara – saudara saya seangkatan terima kasih kalian telah melalui hal yang
sama dan kita bersama – sama menjalani studi, penyelesaian tugas akhir sehingga
berada di titik ini semoga ilmu yang kita dapatkan selama kita menjalani studi ini
viii
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN................................................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULISILMIAH................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................................v
KATA PENGANTAR.....................................................................................................vi
LEMBAR PERSEMBAHAN.......................................................................................viii
DAFTAR ISI...................................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................................5
1.3.1 Tujuan Umum................................................................................................5
1.3.3 Manfaat Teoritis.............................................................................................6
1.3.4 ManfaatPraktis...............................................................................................6
1.4 Metode Penulisan.......................................................................................................6
1.4.1 Metode...........................................................................................................6
1.4.2 Teknik Pengumpulan Data.............................................................................7
1.4.3 Sumber Data..................................................................................................7
1.4.4 Studi Kepustakaan.........................................................................................8
1.5 Sistematika Penulisan.................................................................................................8
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................................71
4.1 Pengkajian................................................................................................................71
4.2 Diagnosa Keperawatan.............................................................................................73
4.3 Intervensi Keperawatan............................................................................................74
4.4 Implementasi Keperawatan........................................................................................75
4.5 Evaluasi Keperawatan................................................................................................76
BAB V PENUTUP..........................................................................................................78
5.1 Simpulan....................................................................................................................78
5.2 Saran..........................................................................................................................79
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................81
LAMPIRAN....................................................................................................................83
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
darah mengalami kenaikan atau penurunan dari rentang normal yaitu mengalami
obesitas, makan secara berlebihan, kurang olahraga, serta perubahan gaya hidup
(Kusnanto, 2013). Penurunan fungsi sel beta pankreas pada penderita Diabetes
didapatkan keadaan seseorang dengan jumlah insulin yang kurang akibat dari
adanya kerusakan pada sel beta pankreas, sedangkan pada Diabetes Mellitus tipe 2
terjadi resistensi insulin atau kualitas insulinnya tidak baik. Meskipun insulin dan
reseptor ada, tetapi karena kelainan pada sel itu sendiri maka pintu masuk sel
tidak terbuka sehingga glukosa yang ada dalam darah tidak dapat masuk ke dalam
glukosa dalam darah pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2 dapat disebabkan
karena ketidak patuhan dalam pola makan klien serta ketidakpatuhan klien dalam
glukosa darah bila tidak ditangani dengan baik maka akan beresiko menyebabkan
komplikasi. Jika hal ini berlanjut dan bertambah parah maka akan terjadi
perubahan serius dalam kimia darah akibat defisiensi insulin. Perubahan tersebut
1
2
Diabetes Melitus di dunia dari tahun 2013 sampai tahun 2017. Pada tahun 2013
terdapat sekitar 382 juta kasus Diabetes Melitus. Tahun 2015 terjadi peningkatan
menjadi 415 juta kasus. Pada tahun 2017 terjadi peningkatan menjadi 425 juta
kasus (IDF, 2017). Penderita diabetes pada usia 60-79 tahun diperkirakan
Usia diatas 40 tahun merupakan usia yang beresiko tinggi terjadinya DM tipe 2
Hal ini disebabkan resistensi insulin pada DM tipe 2 cenderung meningkat pada
usia 40-65 tahun, disamping adanya riwayat obesitas dan adanya faktor keturunan
(Smeltzer & Bare, 2008). Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018
hasil adalah 2,0% (Riskesdas, 2018). Menurut hasil laporan tahunan dari Dinas
Kesehatan. (DM) tipe 2 disebabkan life style atau gaya hidup. Sekitar 90-95% dari
kepada 4 responden pada penderita DM tipe 2 hasil data yang yang didapatkan
dan banyak kencing dimalam hari, 2 pasien mengatakan mata rabun, dan 1
diantaranya mengatan gigi gampang goyah, lepas dan semuanya mengatakan berat
badannya menurun.
3
oleh sel menjadi menurun, sehingga kadar gula dalam plasma menjadi tinggi
(Hiperglikemia). Jika hiperglikemia ini parah dan melebihi dari ambang ginjal
maka timbul glukosuria. Glukosuria ini menyebabkan diuresis osmotik yang akan
sehingga terjadi dehidrasi (Price, 2015). Pada gangguan sekresi insulin berlebihan,
kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat normal atau sedikit meningkat.
Tapi, jika sel beta tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan insulin
maka kadar glukosa darah meningkat. Tidak tepatnya pola makan juga dapat
pada waktu sesudah makan 5-6 jam. Keadaan ini menyebabkan penurunan sekresi
Hormon glukagon dan efinefrin sangat berperan saat terjadi penurunan glukosa
gluconeogenesis dan proteolysis di otot dan liolisi pada jaringan lemak sehingga
tersedia bahan glukosa. Penurunan sekresi insulin dan peningkatan hormon kontra
sensitive dan glukosa yang jumlahnya terbatas disediakan hanya untuk jaringan
pengelolan Diabetes Mellitus yaitu dengan self-care. Upaya secara mandiri yang
dilakukan oleh penderita Diabetes Mellitus tipe 2 yang meliputi edukasi terhadap
klien dengan keluarga agar menjaga makan-makanan yang sehat dan menghindari
kebiasaan makan makanan yang tinggi kadar gulanya sesuai indikasi, pengobatan
2005). Self-care diabetes sebagai program atau tindakan yang harus dijalankan
Diabetes Mellitus itu sendiri (Bai dkk, 2009). Keadaan tersebut diakibatkan
ketidakstabilan kadar gula darah yang pertama melakukan cara edukasi, penderita
harus memahami betul-betuk mengenai Diabetes Mellitus (DM), cara yang kedua
mengikuti pola diet yang dijalani tidak boleh melebihi batasan diet yang
untuk membakar kadar gula dalam darah yang sudah berlebih, yang terakhir
probolinggo?
probolinggo
kota probolinggo
Manfaat Penelitian
1.3.4 ManfaatPraktis
Diabetes Mellitus beserta tindakan yang benar untuk pasien agar pasien
1.4.1 Metode
mengungkapkan peristiwa atau gejala yang terjadi pada waktu sekarang yang
7
peneliti dengan jangka waktu bulan januari hingga bulan Maret. Sebagai alat ukur
bahwa klien mengalami Ketidakstabilan Kadar Gula Darah adalah alat GDA
1.5.2.1 Wawancara
1.5.2.2 Observasi
1.5.2.3 Pemeriksaan
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari keluarga atau orang
terdekat dari klien, catatan medis perawat, hasil-hasil pemeriksaan dan tim
kesehatan lain.
8
Supaya lebih jelas dan lebih mudah dalam mempelajari dan memahami
studi kasus ini, secara keseluruhan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
daftar isi.
Bagian ini terdiri dari tiga bab, yang masing-masing bab terdiri dari sub-
BAB 2 Tinjauan Teori : Konsep penyakit dari sudut medis dan asuhan
masalah
BAB 3 Tinjauan Kasus : Berisi tentang hasil pelakasaan asuhan keperawatan yang
BAB 5 Penutup : Berisi tentang simpulan dan saran bagian akhir terdiri
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
kadar gula dalam darah (glukosa), yang normalnya pada gula darah puasa 80-
130mg/dL, kadar gula darah sewaktu 100-200mg/dL, serta kadar gula darah 2 jam
2016). Secara umum Diabetes Mellitus adalah suatu keadaan dimana seseorang
sebab autoimun. Pada DM tipe ini terdapat sedikit atau tidak sama sekali
penghasil insulin yaitu sel β pada pankreas, secara menyeluruh. Oleh sebab
10
1
disuntikan pada area tubuh penderita. Apabila insulin tidak diberikan maka
penderita akan tidak sadarkan diri, disebut juga dengan koma ketoasidosis
insulin (reseptor insulin sudah tidak aktif karena dianggap kadarnya masih
glukosa bersama bahan sekresi insulin lain sehingga sel beta pankreas akan
1
1
oleh hati. Sel β pankreas tidak mampu mengimbangi resistensi insulin ini
bergizi seimbang dan olah raga secara teratur biasanya penderita brangsur
suntik insulin.
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah akibat faktor genetik fungsi sel
sindrom genetik lain yang berkaitan dengan penyakit DM. Diabetes tipe
ini dapat dipicu oleh obat atau bahan kimia (seperti dalam pengobatan
risiko lebih besar untuk menderita DM yang menetap dalam jangka waktu
anggota keluarga anda yang terkena diabetes, maka anda juga dapat
2.1.4.1 Usia
Berat badan lebih BMI >25 atau kelebihan berat badan 20%
salah satu faktor resiko utama untuk terjadinya penyakit DM. Obesitas
dapat membuat sel tidak sensitif terhadap insulin (retensi insulin). Semakin
1
insulin, terutama bila lemak tubuh terkumpul di daerah sentral atau perut.
diaebetes terlahir dari keluarga yang juga mengidap DM, dan+ 60%-90%
maka akan terjadi DM. Memiliki riwayat diabetes gestational pada ibu
resiko DM tipe 2.
Banyaknya kencing ini disebabkan kadar gula dalam darah (glukosa) yang
tersebut melalui ginjal bersama urine. Gejala ini terutama muncul pada
malam hari, yaitu saat kadar gula dalam darah relative lebih tinggi dari
air, secara otomatis menimbulkan rasa haus untuk menggati cairan keluar.
Selama kadar gula dalam darah belum terkontrol baik, akan timbul terus
terus menimbulkan keinginan untuk selalu kencing. Dua hal ini merupakan
serangkaian sebab akibat yang akan terus terjadi selagi tubuh belum dapat
lemas seperti kurang tenaga sehingga timbuk rasa lapar (Ginting, 2016).
2.1.5.4 Rasa lelah dan kelemahan otot akibat dari gangguan aliran darah pada
2016).
gangguan fungsi imun, dan penurunan aliran darah pada diabetes kronik
(Ginting, 2016).
2.1.5.6 Kelainan kulit berupa gatal-gatal, biasanya terjadi di daerah ginjal. Lipatan
2.1.5.8 Kesemutan rasa kebas akibat terjadinya neuropati karena regenerasi sel
2.1.5.9 Kelemahan tubuh terjadi akibat penurunan produksi energi metabolik yang
2.1.5.10 Mata kabur yang disebabkan oleh gangguan refraksi akibat perubahan
2.1.6 Komplikasi
1) Diabetes Ketoasidosis
masalah serius jika terjadi secara periodik namun akan terjadi masalah
2) Hiperglikemia
Adalah air dalam cairan sel ditarik keluar dari sel-sel masuk kedalam
urine. Jika cairan dalam sel yang keluar tidak diganti maka akan
muncul efek osmotic karena kadar glukosa tinggi dan hilangnya air
2012).
3) Hipoglikemia
Atau kondisi tidak normal akibat glukosa darah yang rendah. Penderita
semacam rasa takut dan bergerak panik. Hal ini disebabkan oleh faktor
banyak atau salah waktu olahraga, dan tidak cukup asupan makanan
(Hasdianah, 2012).
1) Makroangiopati
2) Mikroangiopati
3) Retinopati
(3) Neuropati diabeti yaitu akumulasi orbital dalam jaringan dan perubahan
sekresi insulin yang harusnya didapat oleh tubuh. Gangguan sekresi insulin
insulin tidak terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel yang pada
akhirnya gula dalam darah tidak dapat dibawa masuk oleh sel. Gula yang tidak
dapat masuk ke dalam sel mengakibatkan kadar glukosa dalam darah meningkat
(Ginting, 2016)
Defisiensi Insulin
Miocard infark
Penyumbata n pada otak Mual,
Retina Koma
Ginjal
Neuropati Defisit Nutrisi
Gangguan penglihatan
Gagal ginjal
Nyeri akut
Gambar 2.1 Pathway Diabetes Mellitus (Smeltzel dan Bare 2015)
2
2.1.9.1 Edukasi
secara khusus memperbaiki pola makan, pola latihan fisik, serta rutin
kelamin, berat badan, tinggi badan serta kondisi kesehatan pada klien.
dengan kadar glukosa yang tinggi seperti madu, dan susu kental manis.
Pilih makanan dengan indeks glikemik rendah dan kaya serat seperti sayur-
secara berlebih (telur, keju, kepiting, udang, kerang, cumi, santan, susu
full cream atau makanna dengan lemak jenuh). Batasi konsumsi garam
Mengatur jam makan yang teratur sangat penting, jarak antar 2 kali
makan yang ideal sekitar 4-5 jam jika jarak waktu 2 kali makan terlalu
lama akan membuat gula darah menurun sebaliknya jika terlalu dekat
vaskuler.
2.1.9.6 Farmakoterapi
Diabetes Mellitus.
2
1) Obat
Cara kerja golongan ini adalah merangsang sel beta pankreas untuk
glukagon.
(3) Insulin
Dari sekian banyak jenis insulin menurut cara kerjanya yaitu; yang
bekerja cepat (Reguler Insulin) dengan masa kerja 2-4 jam; yang
2
kerjanya sedang (NPN) dengan masa kerja 6-12 jam; yang kerjanya
menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia.
Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu
waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan
proses alamiah. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang
menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi ransangan dari dalam dan luar
memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur serta fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan jejas dan memperbaiki kerusakan yang
Tidak ada batasan yang pasti tentang lansia. Umur yang dijadikan batasan
2.2.2.1 Menurut organisasi kesehatan dunia, WHO, ada empat tahap, yakni :
2.2.2.2 Menurut Prof. Dr. dr. Koesoemanto Setyonegoro, Sp.KJ., lansia (usia lebih
2.2.2.3 Menurut Hurlock (1979), perbedaan lansia terbagi dalam dua tahap, yakni:
2.2.2.5 Menurut para ahli, batasan lansia di Indonesia adalah 60 tahun ke atas. Hal
dengan lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas,
Ada beberapa teori yang berkaitan dengan proses penuaan, yaitu teori
inti sel yang telah berputar menurut replikasi tertentu. Jam ini akan
jadi menurut konsep ini bila jam kita itu berhenti akan meninggal dunia,
bahwa radiasi dan zat kimia dapat memperpendek umur. Menurut teori
ini terjadinya mutasi yang progresif pada DNA sel somatik, akan
2
2004).
tersebut adalah: (1) Superoksida (O2), (2) Hidroksil (OH), dan juga (3)
lemak tak jenuh, seperti membran sel, dan dengan gugus SH (Darmojo
hubungan individu dengan alam semesta dan persepsi individu tentang arti
penjelmaan dari prinsip cinta dan keadilan (Maryam dan Ekasari, 2008).
2
menjadi karakteristik konsep diri dari seorang lansia. Konsep diri yang
akan muncul aksi atau reaksi yang berbeda dari stimulus yang ada. Selain
itu, kurangnya motivasi pada lansia juga berperan. Motivasi akan semakin
(Bastable, 2002).
terhadap sesuatu yang dimiliki. Sikap umum yang ditemukan pada hampir
(Bastable, 2002).
2.3.1 Definisi
glukosa darah mengalami kenaikan atau penurunan gula darah dari rentang
dalam aliran darah sebagai glukosa dan gula lain diubah menjadi glukosa di hati.
Glukosa adalah bahan bakar utama dalam tubuh serta berfungsi untuk
menghasilkan energi dalam tubuh. Kadar glukosa dalam darah sangat erat
peningkatan jumlah glukosa berlebih yang beredar dalam plasma darah dengan
rentang normal glukosa sewaktu 100 - 200 mg /dL, kadar glukosa puasa 80 - 130
mg/dL , kadar glukosa darah 2 jam setelah makan 120 - 200 mg/dL (Pudiastuti,
2013).
dapat disebabkan karena adanya resistensi insulin pada jaringan lemak, otot, dan
hati, kenaikan glukosa oleh hati serta kekurangan sekresi insulin yang dihasilkan
oleh pankreas, dapat menyebabkan gangguan pada kadar glukosa dalam darah.
(PPNI, 2016)
2.3.3.5 Serta kadar glukosa dalam darah / urin relatif tinggi. (PPNI, 2016)
2.4.1 Pengkajian
2.4.1.1 Biodata
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan dan
memasuki usia 45 tahun terlebih pada orang dengan berat badan berlebih
Diabetes Mellitus yaitu badan terasa sangat lemas sekali disertai dengan
buang air kecil (poliuria), sering merasa lapar dan haus (polifagi dan
polidipsi), luka sulit untuk sembuh, rasa kesemutan pada kaki, penglihatan
atau zat kimia tertentu. Penyakit yang dapat menjadi pemicu timbulnya
1) Penyakit pankreas
3) Gangguan hormonal
Pada umumnya Diabetes Mellitus dapat terjadi pada masa kehamilan, yang
terjadi hanyalah pada saat hamil saja dan biasanya tidak dialami setelah
Sukarmin, 2013).
Diabetes Mellitus dapat terjadi jika klien pernah mengalami atau sedang
meningkat(Susilowati, 2014).
dan porsi yang tidak teratur, karena glukosa yang ada tidak dapat ditarik
intake cairan yang terkaji sebanyak 2500 – 4000 cc per hari dan
2) Pola eliminasi
Data eliminasi buang air besar pada klien Diabetes Millitus tidak ada
Jumlah urin yang banyak akan dijumpai baik secara frekuensi maupun
3) Pola aktivitas
dan tidur, takikardi atau takipnea pada saat melakukan aktivitas hingga
(Susilowati, 2014)
malam hari (Poliuria) yang mengakibatkan pola tidur dan waktu tidur
(Susilowati, 2014).
6) Aktualisasi diri
Maslow, jika klien sudah mengalami penurunan harga diri maka klien
8) Pemeriksaan Fisik
koma, apatis tergantung kadar gula yang tidak stabil dan kondisi
(4) Frekuensi nadi dan tekanan darah : takikardi dan hipertensi dapat terjadi
Kurus ramping pada Diabetes Mellitus fase lanjutan dan lama tidak
padat atau gendut merupakan fase awal penyakit atau penderita lanjutan
dengan pengobatan yang rutin dan pola makan yang masih belum
(8) Kulit
ditemukan:
((1) Warna : kaji adanya warna kemerahan hingga kehitaman pada luka.
(9) Kuku Warna : pucat, sianosis terjadi karena penurunan perfusi pada
(10) Kepala
((1) Inspeksi : Kaji bentuk kepala warna rambut jika hitam kemerahan
jarang atau merata, kwantitas tipis atau tebal pada kulit kepala
terdapat benjolan atau lesi antara lain : kista pilar dan psoriasis yang
wajah.
(11) Mata
((1) Inspeksi : pada klien dengan DM terdapat katarak karena kadar gula
Kesimetrisan pada mata. penglihatan yang kabur dan ganda serta lensa
((2) Palpasi : saat dipalpasi bola mata teraba kenyal, tidak teraba nyeri
tekan.
(12) Hidung
sekret atau darah yang keluar, kesulitan bernafas atau adanya kelainan
(13) Telinga
((1) Inspeksi : Adanya peradangan pada mulut (mukosa mulut, gusi, uvula
dan tonsil), adanya karies gigi, terdapat stomatitis, air liur menjadi
3
lebih kental, gigi mudah goyang, serta gusi mudah bengkak dan
terjadi infeksi.
(15) Leher
2014)
(16) Thorax
((1) Inspeksi : persebaran warna kulit, ada tidaknya bekas luka, ada
((3) Perkusi : semua lapang paru terdengar resonan, tidak ada penumpukan
((4) Auskultasi : ada atau tidaknya suara nafas tambahan seperti ronchi dan
((1) Inspeksi : tampak atau tidaknya iktus kordis pada permukaan dinding
sinistra.
((1) Inspeksi : warna kulit merata, ada atau tidaknya lesi, bentuk abdomen
apakah datar, cembung, atau cekung. Kaji adanya mual atau muntah
((3) Palpasi : ada massa pada abdomen, kaji ada tidaknya pembesaran
hepar, kaji ada tidaknya asites, ada atau tidaknya nyeri tekan pada
terasa panas dan sakit, terdapat keputihan pada daerah genetalia, ada
(20) Ekstremitas
((1) Inspeksi : kaji persebaran warna kulit, kaji turgor kulit, akral hangat,
akan merasakan cepat lelah, lemah dan nyeri, serta adanya gangrene di
((2) Palpasi : kaji kekuatan otot, ada tidaknya pitting edema. (Sudarta,
2012)
1) Glukosa darah : gula darah puasa lebih dari 130 ml/dL , tes toleransi
Ketoacidosis
8) Urine : gula darah aseton positif; berat jenis dan osmolalitas mungkin
meningkat.
10) HbA1c : rata-rata gula darah selama 2 hingga 3 bulan terakhir yang
pengkajian agar masalah kesehatan klien dapat diatasi (Taqiyyah Bararah &
4
4
4
4
berolahraga).
Risiko perfusi perifer tidak efektif Luaran utama : perfusi perifer Intervensi utama :
Definisi : Beresiko mengalami penurunan sirkulasi Luaran tambahan: Pencegahan syok
darah pada level kapiler yang dapat mengganggu Fungsi sensori Observasi :
metabolisme tubuh Mobilitas fisik a) Mengontrol status pulmonal
Faktor resiko : Penyembuhan luka (frekuensi dan kekuatan nadi
1) Hiperglikemia Status sirkulasi , frekuensi napas, TD)
2) Gaya hidup kurang gerak Tingkat cedera b) Monitor status oksglenasi
3) Hipertensi Tingkat perdarahan (oksimetri nadi, AGD)
4) Merokok Dengan kriteria hasil : c) Monitor status cairan
5) Prosedur endovaskuler a. Denyut nadi perifer (masukan dan haluran,
6) Trauma meningkat turgor kulit, CRT)
7) Kurang terpapar informasi tentang faktor b. Penyembuhan luka d) Monitor tingkat kesadaran
pemberat (mis. Merokok, gaya hidup meningkat dan respon pupil
kurang gerak, obesitas, imobilitas) c. Sensasi meningkat e) Periksa riwayat alergi
Kondisi klinis terkait: d. Warna kulit pucat Terapeutik :
1) Arterosklerosis minangkat a) Berikan oksigen untuk
2) Raynaud’s disease e. Edema perifer mempertahankan saturasi
3) Trombosis arteri meningkat oksigen> 94%
4) Atritis reumatoid f. Nyeri esktremitas b) Persiapkan intubasi dan
5) Leriche’s syndrome g. Parastesia meningkat ventilasi mekanis, jika perlu
6) Aneurisma h. Kelemahan otot c) Pasang jalur IV, jika perlu
7) Varises meningkat d) Pasang kateter urine untuk
8) Diabetes mellitus menilai produksi urine, jika
9) Hipotensi i. Kram otot meningkat perlu
10) Kanker e) Lakukan skin tes untuk
mencegah reaksi alergi
4
4
Edukasi :
a) Jelaskan
penyebab/faktor resiko
syok
b) Jelaskan tanda dan gejala
awal syok
c) Anjurkan melapor jika
menemukan/merasakan
tanda dan gejala awal syok
d) Anjurkan
memperbanyak asupan
cairan oral
e) Anjurkan menghondari
2. Defisit nutrisi Luaran utama : alergi
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk Status nutrisi
. memenuhi kebutuhan metabolisme Luaran tambahan : Intervensi utama :
Penyebab : Berat badan Manajemen nutrisi
1) Kurangnya asupan makanan Eliminasi fekal Observasi :
2) Ketidakmampuan menelan makanan Fungsi gastrointestial a) Identifikasi status nutrisi
3) Ketidakmampuan mencerna makanan Nafus makan b) Identifikasi alergi
4) Ketidakmampuan mengabsorsi nutrien Perilaku meningkatkan berat badan dan intoteransi
5) Peningkatan kebutuhan metabolisme Status menelan makanan
6) Faktor ekonomi (mis. Finansial Tingkat depresi c) Indentifikasi makanan
tidak mencukupi) Tingkat nyeri disukai
7) Faktor psikologis (mis. stress, Dengan kriteria hasil : d) Identifikasi kebutuhan
keenggangan untuk makan) a) Porsi makanan yang kalori dan jenis nutrision
Gejala dan tanda mayor: dihabiskan menurun e) Identifikasi
Subjektif : (Tidak tersedia) b) Kekuatan otot pengunyah perlunya
Objektif : menurun penggunaan selang
Berat badan menurun,minimal 10% dibawah c) Kekuatan otot menelan nasogastrik
rentang ideal menurun f) Moitor asupan makanan
4
g) Monitor berat badan
h) Monitor hasil pemeriksaan
laboraturium
4
4
4
4
4
4
5
rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan atau intervensi
pelaksanaan tindakan dan menilai data yang baru (Nikmatur dan Walid, 2017)
2.4.5 Evaluasi
dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan,
tenaga medis lainnya. Tujuan dalam evaluasi adalah untuk melihat kemampuan
klien dalam mencapai tujuan yang disesuaikan dengan kriteria hasil pada tahap
Gula Darah dengan harapan hasil yang diterima pada proses keperawatan klien
sebagai berikut:
2.4.5.1 Kadar gula dalam darah klien pada rentang normal kadar gula darah puasa
2.4.5.3 Klien dapat memanagemen dan mencegah penyakit agar tidak semakin
parah
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas
Nama : Ny. E
Umur : 64 Tahun
Pendidikan Terakhir : S1
Agama : Islam
Suku : Jawa
No. RM :-
Tanggal MRS :-
Nama : Tn. S
53
5
Jenis Hubungan
No. Nama Umur Kelamin Dg Klien Pekerjaan Keterangan
Tidak
1. Ny. E 64 Perempuan Klien
bekerja
Suami Tidak
2. Tn. S 69 Laki-Laki klien bekerja
3.1.5 Genogram
Ny. E Tn. S
64 th 69 th
: Laki-laki
: Perempuan
: Orang Terdekat
: Garis Perkawinan
: Garis Keturunan
: Tinggal Serumah
: Pasien/ Klien
: Meninggal
5
Riwayat Tempat Tinggal Jumlah orang yang tinggal Klien hanya tinggal berdua
dirumah bersama suaminya
Kebersihan dan kerapian Tempat tinggal yang
ditempati bersih dan rapi
Penerangan / sirkulasi udara Adanya penerangan dan
sirkulasi udara yang cukup
Keadaan kamar mandi dan Keadaan kamar mandi dan
WC WC tampak bersih
Pembuangan air kotor Pembuangan air kotor
melalui saluran pipa yang
menuju ke sungai belakang
rumah
Sumber air minum Klien biasanya membeli
galon aqua untuk air minum
Pembuangan sampah Klien membuang sampah di
depan rumah untuk di ambil
petugas kebersihan
Sumber Pencemaran Tidak ada sumber
pencemaran
Rekreasi Jika ada waktu senggang
biasanya digunakan untuk
berkumpul dan bersantai
dengan menonton televisi
atau hanya saling bercerita
Pola Fungsi Kesehatan Pola tidur / Istirahat
Pola Eliminasi BAK : Pasien biasanya
BAK 10 x sehari tidak ada
masalah
BAB : Pasien BAB 1 x
sehari saat pagi hari bangun
tidur dan setelah makan
siang. Tidak ada masalah
Pola Nutrisi Makan : Makan 3x sehari
(Nasi, Ikan, Sayur) dengan
porsi satu piring habis
Minum : 7-8 gelas sehari
(air minum)
Kebiasaan yang Klien selalu minum obat
Mempengaruhi setiap hari dan kontrol ke
5
4 Berpindah Mandiri :
Berpindah ke dan dari tempat tidur untuk
duduk, bangkit dari kursi sendiri
Bergantung :
Bantuan dalam naik atau turun dari tempat
tidur atau kursi, tidak melakukan satu, atau √
lebih perpindahan
5 Kontinen Mandiri :
BAK dan BAB seluruhnya dikontrol sendiri
Tergantung :
Inkontinensia parsial atau total; penggunaan
kateter, pispot, enema dan pembalut √
(pampers)
6 Makan Mandiri :
Mengambil makanan dari piring dan
menyuapinya sendiri
Bergantung :
Bantuan dalam hal mengambil makanan dari
piring dan menyuapinya, tidak makan sama √
sekali, dan makan
parenteral (NGT)
Keterangan :
Beri tanda ( v ) pada point yang sesuai kondisi klien Analisis Hasil :
Nilai B: Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsi tersebut
Nilai C: Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan satu fungsi
tambahan
Nilai D: Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, dan satu
fungsi tambahan
diklasifikasikan sebagai C, D, E, F, G
Analisis Hasil :
No Pertanyaan
1 Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan Anda? Ya
2 Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan dan Ya
minat/kesenangan anda
3 Apakah anda merasa kehidupan anda kosong? Tidak
4 Apakah anda sering merasa bosan? Ya
5 Apakah anada mempunyai semangat yang baik setiap Ya
saat?
6 Apakah anda merasa takut sesuatu yang buruk akan Ya
terjadi pada anda?
7 Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup Ya
anda?
8 Apakah anda merasa sering tidak berdaya? Ya
9 Apakah anda lebih sering dirumah daripada pergi keluar
dan mengerjakan sesuatu hal yangbaru? Tidak
10 Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah Tidak
dengan daya ingat anda dibandingkan kebanyakan
orang?
11 Apakah anda pikir bahwa kehidupan anda sekarang Ya
menyenangkan?
12 Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan Ya
anda saat ini?
13 Apakah anda merasa penuh semangat? Ya
14 Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada Tidak
harapan?
15 Apakah anda pikir bahwa orang lain, lebih baik Tidak
keadaannya daripada anda?
1 A : Adaptasi
Saya puas bahwa saya dapat kembali
pada keluarga (teman-teman) saya
untuk membantu pada waktu sesuatu √
menyusahkan saya
2 P : Partnership
Saya puas dengan cara keluarga
(teman- teman) saya membicarakan
sesuatu dengan saya dan √
mengungkapkan masalah saya.
3 G : Growth
Saya puas bahwa keluarga (teman-
teman) saya menerima & mendukung
keinginan saya untuk melakukan √
aktifitas atau arah baru.
4 A : Afek
Saya puas dengan cara keluarga
(teman- teman) saya mengekspresikan
afek dan berespon terhadap emosi- √
emosi saya, seperti marah, sedih atau
mencintai.
5 R : Resolve
Saya puas dengan cara teman-teman
saya dan saya menyediakan waktu
bersama- sama mengekspresikan afek √
dan berespon
JUMLAH 2 4
Penilaian :
Nilai : 0-3 : Disfungsi keluarga sangat tinggi
Nilai : 4-6 : Disfungsi keluarga sedang
Nilai : 7-10 fungsi keluarga baik
6
DO: Polifagia
Kesadaran : compos mentis
GCS: 4-5-6
TTV: N : 80x/menit Polidipsi
TD : 160/80 mmHg
RR : 18x/menit
CRT : <2 detik Poliura
k/u : lemah
GDA : 284 mg/dL
Ketidakstabilan
kadar glukosa darah
DS: Defesiensi insulin Nyeri akut
Klien mengatakan, nyeri pada
kaki kesemutan dan terasa
tebal. Anablosme proses
P : saat klien bangun tidur
Q : kesemutan
R : daerah kaki (paha hingga Kerusakan pada antibodi
telapak kaki)
T : terjadi sering saat dipaksa
bergerak melakukan aktivitas Kekebalan tubuh
DO :
Kesadaran : compos mentis Neuropati sensori perifer
GCS: 4-5-6
TTV:
N : 80x/menit Nyeri akut
TD : 160/80 mmHg
S:5
GDA : 284 mg/dL
6
6
6
2. D.0077 Nyeri akut berhubungan L.08066 Setelah dilakukan tindakan asuhan I.08238 1) Manajemen nyeri
dengan neuropati keperawatan selama 3x24 jam Observasi :
sensori perifer diharapkan tindakan kesehatan agar (1) Identifikasi lokasi, karakteristik,
nyeri dapat berkurang, meliputi : durasi, frekuensi, kualitas, dan
Tingkat nyeri intensitas nyeri
Keluhan nyeri menurun dari nyeri (2) Identifikasi skala nyeri
berat menjadi nyeri ringan (3) Identifikasi respons nyeri non
Ttv dalam rentan normal verbal
GDA normal dari 248mg/dL (4) Identifikasi factor yang
memperberat dan memperingan
nyeri
(5) Identifikasi pengaruh nyeri pada
kualitas hidup
Terapeutik :
(6) Fasilitasi istirahat tidur
(7) Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi :
(8) Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
6
6
Ketidakstabilan 09.00 WI 1) Membina hubungan 09.00 WIB 1) Memberi salam 09.00 WIB 1) Memberi salam
Kadar Glukosa saling percaya pada klien
Darah 2) Mendiskusikan
berhubungan 2) Menjelaskan kontrak 2) Mendiskusikan cara perawatan
09.05 WI
dengan waktu dan tujuan cara perawatan atau pola hidup
hiperglikemia pertemuan atau pola hidup yang sehat
yang sehat untuk untuk klien
3) Menciptakan lingkungan 09.10 WIB klien 09.10 WIB 3) Menganjurkan
yang tenang dan nyaman 3) Menganjurkan klien untuk rutin
4) Menjelaskan kepada klien untuk rutin mengonsumsi
09.15 WI klien tentang diabetes mengonsumsi obat
melitus obat 4) Menganjurkan
5) Mengidentifikasi 09.15 WIB 4) Mengobservasi 09.15 WIB klien untuk
penyebab hiperglikemia tanda-tanda vital membatasi
6) Mengobservasi tanda- TD :130/90mmHg aktivitas yang
09.20 WI tanda vital N : 83x/menit terlalu berat
TD : 160/80mmHg 5) Mengobservasi
N : 80x/menit tanda-tanda vital
pemeriksaan gula darah TD : 120/80mmHg
acak: 258 mg/dl N : 82x/menit
Pemeriksaan gula darah
puasa : 284 mg/dl 1) Mengkaji skala nyeri
P : saat klien bangun
tidur
6
6
Nyeri akut 09.00 WI 1) Mengkaji keluhan 09.00 WIB Q : kesemutan 09.00 WIB 1) Mengkaji skala nyeri
berhubungan pasien. Klien mengeluh R : daerah kaki (paha P : saat klien bangun
dengan nyeri pada kaki hingga telapak kaki) tidur
Neuropati sensori 09.05 WI kesemutan dan terasa S : 4 (nyeri berkurang) Q : kesemutan
perfifer tebal T : terjadi sering saat R : daerah kaki (paha
2) Mengkaji nyeri pasien dipaksa bergerak hingga telapak kaki)
P : saat klien bangun melakukan aktivitas S : 3 (nyeri
tidur 09.10 WIB 2) TTV pasien 09.10 WIB berkurang)
Q : kesemutan TD :130/90mmHg T : nyeri hilang
R : daerah kaki (paha N : 83x/menit timbul
09.15 WI hingga telapak kaki) RR : 22x/menit 2) TTV pasien
S:5 TD : 120/80mmHg
T : terjadi sering saat 09.15 WIB 3) Mengajarkan cara 09.15 WIB N : 82x/menit
dipaksa bergerak mengontrol atau RR : 22x/menit
melakukan aktivitas mengurangi nyeri
09.20 WI 3) Mengkaji TTV pasien dengan teknik
TD : 160/80mmHg nonfarmakologis
N : 80 x/menit yaitu dengan
RR : 18 x/menit kompres air
hangat dan
Menggali pengetahuan meminta klien
dan keyaninan dalam mempraktekan
mengontrol atau ulang sesuai yang
mengurangi nyeri diajarkan
6
6
Nyeri akut S : Klien mengatakan nyeri pada kaki S : Klien mengatakan masih merasa S : Klien mengatakan sudah tidak
berhubungan kesemutan dan terasa tebal nyeri pada kaki kesemutan dan terasa ada keluhan
dengan Neuropati P : saat klien bangun tidur tebal P : saat klien bangun tidur
sensori perfifer Q : kesemutan P : saat klien bangun tidur Q : kesemutan
R : daerah kaki hingga (paha hingga Q : kesemutan R : daerah kaki hingga (paha
telapak kaki) R : daerah kaki hingga (paha hingga hingga telapak kaki)
6
7
7
BAB 4
PEMBAHASAN
yang terjadi antara tinjauan pustaka dalam asuhan keperawatan pada pasien
4.1 Pengkajian
tahun terlebih pada orang dengan berat badan berlebih (Sukarmin &Riyadi
, 2013).
lemas, pusing, dan gula darah tinggi, kesemutan pada kaki, dengan pola
diet yang tidak terkontrol, jumlah urin meningkat sering BAK 10 x dalam
sehari dengan pola diet yang tidak terkontrol sehingga menyebabkan kadar
71
7
(poliuria), sering merasa lapar dan haus (polifagi dan polidipsi), rasa
(Riyadi dan Sukarmin, 2013) Gaya hidup adalah perilaku seseorang yang
diakibatkan oleh pola makan yang tidak sehat dikarenakan pasien kurang
terdapat kesenjangan antara fakta dan teori dimana kadar glukosa Ny. E
melebihi rentang normal, dengan pola diet yang tidak terkontrol sehingga
E mengalami mudah lelah, letih, lesu, kaki kesemutan, dan jumlah urin
meningkat.
hipertensi dan diabetes mellitus karena gula darah tinggi. Pada tinjauan
pustaka disebutkan bahwa Kadar gula darah yang terlalu tinggi dalam
(reseptor insulin sudah tidak aktif karena dianggap kadarnya masih tinggi
Diagnosa yang tidak muncul semua tidak sesuai dengan teori karena
pada tinjauan pustaka dan tinjauan kasus terdapat kesamaan secara umum,
namun masing-masing intervensi tetap mengacu pada sasaran, data dan kriteria
hasil yang telah ditetapkan. Berikut intervensi yang telah disusun sesuai SDKI
(2016), SLKI dan SIKI (2018) dengan menyesuaikan tinjauan kasus, yaitu :
hiperglikemia
dengan teori.
74
7
Pada kasus ini tidak didapatkan kesenjangan antara fakta dan teori
keperawatan.
nyeri (hilang timbul), skala nyeri (5), faktor yang memperberat dan
kasus.
berikut :
hiperglikemia
7
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari hasil uraian yang telah diuraikan tentang asuhan keperawatan pada klien
berikut:
5.1.1 Pengkajian
pola diet yag tidak terkontrol seingga menyebabkan kadar gula dalam
78
8
disusun.
puasa : 180mg/dL.
5.2 Saran
tepat.
yang lebih mendalam dengan waktu yang lebih lama dan melakukan
DAFTAR PUSTAKA
Kepada Yth.
Kepala Desa Wonoasih Kel, Pakistaji Kec.Wonoasih
Kota Proboliggo
di Tempat
Dengan hormat,
Sehubungan dengan kegiatan penyusunan Karya Tulis Ilm iah mahasiswa
Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo Tahun Akademik 2020/202 l.
Bersama surat ini kami rnohon Kepala Desa Wonoasih Kel. Pakistaj i Kec.
Wonoasih Kota Probolinggo mengijinkan mahasiswa kami untuk megambit data
dasar di tempat tersebut. Berikut adalah informasi mahasiswa kami.
Nama Mahasiswa : Natasya Lady Cerella
NIM | 1801077
“ Alamat ; : Perumahan Pakistaj i Asri Blok L-17 RT e02 RW 007
Kel. Pakistaji Kec Wonoasih Kota Probolinggo
Tempat Tanggal ' I Probol inggo, 23 Fbrua i 2000
Lahir
No. Hp 081335897693
' J udul KTI ;! : Asuhan Keperawatan Lansia Diabetes Mellitus Dengan
Masalah Ketidakstabilan Kadar G lukosa Di Desa
Wonoasih Kota Probolinggo
’DOOR
“ ti, S.Kep., M.Kes
Lampiran 2
INFORMED CONSENT
tentang tugas pcngambilan studi kasus ini dengan jelas dari mahasiswi
Natasya Lady Cerella proses penga bilan studi kasus ini dan saya mcngerti
Saya setuju untuk berpartisipasi dalam proses pcngambilan studi kasus ini
kesediaan setelah mengerti semua yang telah dijel8skan oleh peneliti terkait
dengan pruses pengambilan studi kasus ini dengan baik. Semua data dan
informasi dari saya sebagai partisipan hanya akan digunalcan untuk tujuan
Lampiran 3
Lampiran 4
Konsul BAB 5
12. 23 Mei 2021 Erik Kusuma, S. ACC KTI
Kep.Ns, M. Kes