Anda di halaman 1dari 106

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS


DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT DI
DESA GRATITUNON KABUPATEN PASURUAN

Oleh :
NAVIA EKA PUTRI
NIM. 1801121

PROGRAM DIII KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KERTA CENDEKIA
SIDOARJO
2021
KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS


DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT DI
DESA GRATITUNON KABUPATEN PASURUAN

Sebagai Prasyarat untuk Memperoleh Gelar


Ahli Madya Keperawatan (Amd.Kep)
Di Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo

Oleh :
NAVIA EKA PUTRI
NIM. 1801121

PROGRAM DIII KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KERTA CENDEKIA
SIDOARJO
2021

ii
SURAT PERNYATAATI

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :NaviaEkaPutri

NIM : 1801121

Tempat, Tanggal Lahir : Malang, 19 November 1999

Institusi : Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah berjudul 66ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN GASTRITIS DENGAIY MASALAH KEPERAWATAN


NYERI AKUT Dt DESA GRATITT]NON KABT]PATEN PASURUAN'
adalah bukan Karya Tulis Ilmiah orang lain baik sebagian maupun keseluruhan,
kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar - benmnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi.

Pasuruan, 03 Maret 2021

Yang Menyatakan

(@
viaEkaPufi

Mengetahui

4
Pembimbing 2

Ns Aw Delvi Nastitil S.Keu. IVI.K€n


r[rDN. 0704068901 t[rDN.3409$8801

iii
T,EMBAR PERSETUJUAN KARYA TTIL6 ILMIAH

Nama : Navia Eka Putri


Judul : ASUHAN KEPERAWATAI\I PADA PASIEN GASTRITIS DENGAN
MASALAII KEPERAWATAN IIYERI AKUT DI DESA
GRATMUNON KABUPATEN PASURUAN

Telah disetujui untuk diajukan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah pada

tanggal :27 Mei2A21,

Oleh:

Pembimbing 2

Ns Ilini Prasfvo \iliiayantil S.Ken . MKcn


fi^
Ns Aw Deryi Nmtitl S.Ken* I}{.K€p
ll-IDN. 0704068901 IYTDN. 3409098801

N-rDN. 0703087801

lv
HAII\MAN PENGESAHAN

Telah di uji dan di setujui oleh Tim Penguji pada sidang di Program D3
Keperawatan di Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo

Tanggal :27 Mei202l

TIM PENGUJI

Tanda Tangan

: Ns. Faida Annisa. S.Kep.. MNS *


NIDN.070807606
:yn1!b,
:1. 4=:=-.

M
I\trDN.34D098801

2. Ns. Dini Prastvo Wiiavanti. SJ(eo..Il{.Keo

r[rDN. 0704068901

rYrDN. 0703087801
MOTTO

“Everyone’s version of their best is different. So, don’t ever let anyone tell you or

make you fell like you’re not enough!”

(by Lee Jeno NCT)

“Dalam hidup tidak ada yang namanya tidak ada harapan, usaha yang sia – sia,

atau kesuksesan secara kebetulan. Jika kamu serius berusaha dalam menjalani

kehidupan, maka segala usaha kamu pasti akan berkembang dan akan menjadi

bunga yang indah suatu hari nanti”

(terjemahan quotes by Huang Renjun NCT)

“If you don’t have a choice, just accept just the way it is. Don’t try to run away

from it, just do it. Time doesn’t stop for anyone. So with time, I think you’ll be

able to learn how to enjoy that momentas well”

(by Lee Taeyoung NCT)

vi
LEMBAR PERSEMBAHAN

Syukur alhamdulillah senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga karya tulis ilmiah ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Tugas akhir ini saya persembahkan kepada:
1. Untuk ayah, almarhum ibu, adik, om dan tante saya ucapkan banyak
terimakasih karena selama ini telah memberi dukungan, do’a, dan semangat.
Semoga Allah S.W.T. memberi saya kesempatan untuk membahagiakan
kalian kelak.
2. Untuk bapak dan ibu dosen terutama ibu Dini Prastyo Wijayanti, S.Kep.Ns.,
M.Kep, dan ibu Ayu Dewi Nastiti, S.Kep.Ns., M.Kep, terimakasih saya
ucapkan atas ilmu bimbingan dan pelajaran hidup yang telah diberikan
kepada saya tanpa ibu dosen semua ini tidak akan berarti.
3. Untuk sahabat saya Dinda, Sinta, Mia, Dihar, Firda, Fika, dan Dian
terimakasih banyak karena hingga saat ini selalu memberikan dukungan,
kekuatan, serta saling memberi semangat satu sama lain.
4. Untuk teman seperjuangan saya yang tidak dapat disebutkan satu per satu,
saya ucapkan terimakasih atas kebersamaan selama ini, ada suka dan duka
yang kita lewati. Semua keadaan yang kita lewati merupakan proses untuk
pendewasaan kita masing – masing. Semoga kita dapat meraih kesuksesan
yang sesuai seperti apa yang kita harapkan. Aamiin.
5. Untuk member NCT (Taeyong, Taeil, Johnny, Yuta, Kun, Doyoung, Ten,
Jaehyun, Winwin, Jungwoo, Lucas, Mark, Xiaojun, Hendery, Renjun, Jeno,
Haechan, Jaemin, Yangyang, Shotaro, Chenle, Sungchan, dan Jisung)
terimakasih banyak karena melalui lagu kalian, reality show kalian, dan
quotes kalian merupakan dukungan psikologis dan semangat ketika saya
merasa down, lelah, serta stress mengerjakan karya tulis ilmiah ini.

vii
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan
karya tulis ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
GASTRITIS DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT DI
DESA GRATITUNON KABUPATEN PASURUAN” ini dengan tepat waktu
sebagai persyaratan akademik dalam menyelesaikan Program D3 Keperawatan di
Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo.
Penulisan karya tulis ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan
berbagi pihak, untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dalam menyelesaikan karya
tulis ilmiah ini.
2. Untuk orangtua ayah Sukarmuji Asmoro dan ibu Yam Saseni (Alm.), adik
saya Muhammad Gaviel Ibrahim, paman Purhadi dan tante Noviyanti Dyah
Utami, Amd.Fis yang telah memberikan dukungan dan motivasi dalam
pembuatan karya tulis ilmiah ini dari awal hingga akhir.
3. Agus Sulistyowati, S.Kep., M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kerta Cendekia Sidoarjo yang telah mengesahkan.
4. Dini Prastyo Wijayanti, S.Kep.Ns., M.Kep selaku pembimbing I yang selalu
bijaksana memberikan bimbingan, mencurahkan perhatian, doa, dan
nasehat serta yang selalu meluangkan waktunya untuk membantu penulis
menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah ini.
5. Ayu Dewi Nastiti, S.Kep.Ns., M.Kep selaku pembimbing II yang selalu
memberikan bimbingan, nasehat serta waktunya selama penulisan karya
tulis ilmiah.
6. Para sahabat yang telah mendukung untuk terselesaikannya karya tulis
ilmiah ini tepat waktu, teman – teman seperjuangan yang telah menemani
selama saya menempuh pendidikan di Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia
Sidoarjo.
7. Pihak – pihak yang turut berjasa dalam penyusunan karya tulis imilah ini
yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

viii
Penulis sadar bahwa karya tulis ilmiah ini belum mencapai keswpurnaarl

sehgai bekal perbaika4 penulis akan berterima kasih apabila para pembaca

berkenan meberikan rnasukan, baik dalam bentuk kritikan maupun saran demi
kesempumaan karla tulis ilmiah ini.Pemrlis berharry l<wya tulis ilmiah ini
bermanfaat hgi pembaca dan b4gi keperawatan

Pasuruan,03 Muet',202

m
Penulis

D(
DAFTAR ISI

Sampul Depan ......................................................................................... i


Sampul Dalam dan Prasyarat Gelar .......................................................... ii
Surat Pernyataan ..................................................................................... iii
Lembar Persetujuan ................................................................................ iv
Halaman Pengesahan ............................................................................... v
Motto ....................................................................................................... vi
Lembar Persembahan ............................................................................... vii
Kata Pengantar ........................................................................................ viii
Daftar Isi ................................................................................................. x
Daftar Tabel ............................................................................................ xii
Daftar Gambar ........................................................................................ xiii
Daftar Lampiran ...................................................................................... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 3
1.4 Manfaat Penilitian ............................................................................. 4
1.5 Metode Penulisan .............................................................................. 4
1.5.1 Metode ..................................................................................... 4
1.5.2 Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 5
1.5.3 Sumber Data ............................................................................ 5
1.5.4 Studi Kepustakaan ................................................................... 5
1.6 Sistematika Penulisan ........................................................................ 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Dasar Penyakit Gastritis ....................................................... 7
2.1.1 Definisi Gastritis ..................................................................... 7
2.1.2 Klasifikasi Gastritis ................................................................. 8
2.1.3 Etiologi Gastritis ..................................................................... 9
2.1.4 Faktor Resiko Gastritis ............................................................ 11
2.1.5 Manifestasi Klinis Gatritis ....................................................... 12
2.1.6 Patofisiologi Gastritis .............................................................. 13
2.1.7 Komplikasi Gastritis ............................................................... 14
2.1.8 Penatalaksanaan Gastritis ........................................................ 14
2.1.9 Pemeriksaan Penunjang Gastritis ............................................. 16
2.2 Konsep Keluarga ............................................................................... 16
2.2.1 Definisi Keluarga .................................................................... 16
2.2.2 Bentuk Keluarga ...................................................................... 17
2.2.3 Struktur Keluarga .................................................................... 18
2.2.4 Tahap Perkembangan Keluarga ............................................... 20
2.2.5 Fungsi Keluarga ...................................................................... 26
2.3 Konsep Nyeri Akut ........................................................................... 29
2.3.1 Definisi Nyeri Akut ................................................................ 29
2.3.2 Etiologi Nyeri Akut .................................................................. 29
2.3.3 Pengukuran Intensitas Nyeri .................................................... 30

x
2.3.4 Tanda dan Gejala Nyeri Akut .................................................. 32
2.3.5 Kondisi Klinis Terkait Nyeri Akut ........................................... 32
2.3.6 Penatalaksanaan Nyeri Akut .................................................... 32
2.4 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga ............................................. 34
2.4.1 Pengkajian ............................................................................... 34
2.4.2 Diagnosa Keperawatan ............................................................ 42
2.4.3 Intervensi Keperawatan ........................................................... 44
2.4.4 Implementasi Keperawatan....................................................... 48
2.4.5 Evaluasi ................................................................................... 48
2.5 Kerangka Masalah ............................................................................. 50

BAB 3 TINJAUAN KASUS


3.1 Pengkajian ......................................................................................... 51
3.2 Analisa Data ...................................................................................... 59
3.3 Diagnosa Keperawatan sesuai dengan prioritas masalah .................... 60
3.4 Intervensi Keperawatan ...................................................................... 62
3.5 Implementasi Keperawatan ............................................................... 64
3.6 Evaluasi Keperawatan ........................................................................ 67

BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian ........................................................................................ 69
4.2 Diagnosa Keperawatan ....................................................................... 70
4.3 Intervensi Keperawatan ...................................................................... 71
4.4 Implementasi Keperawatan ............................................................... 73
4.5 Evaluasi Keperawatan ........................................................................ 75

BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan ........................................................................................... 77
5.2 Saran ................................................................................................. 78

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 79

LAMPIRAN .......................................................................................... 81

xi
DAFTAR TABEL
No Tabel Judul Tabel Hal

Tabel 2.1 Tanda dan Gejala Mayor Minor Nyeri Akut .............. 32
Tabel 2.2 Skala Bailon Maglaya ............................................... 42
Tabel 2.3 Intervensi Keperawatan Pada Penderita Gastritis ...... 45
Tabel 3.1 Identitas Klien .......................................................... 51
Tabel 3.2 Komposisi Keluarga ................................................ 51
Tabel 3.3 Tipe Keluarga .......................................................... 52
Tabel 3.4 Status Sosial Ekonomi Keluarga ............................... 52
Tabel 3.5 Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga ........... 52
Tabel 3.6 Data Lingkungan ...................................................... 53
Tabel 3.7 Struktur Keluarga ..................................................... 54
Tabel 3.8 Fungsi Keluarga ....................................................... 54
Tabel 3.9 Stress dan Koping Keluarga ...................................... 55
Tabel 3.10 Pemeriksaan Kesehatan ............................................ 56
Tabel 3.11 Harapan Keluarga ..................................................... 58
Tabel 3.12 Analisa Data ............................................................. 59
Tabel 3.13 Diagnosa Keperawatan ............................................. 60
Tabel 3.14 Skoring Prioritas Masalah Keperawatan Keluarga .... 60
Tabel 3.15 Intervensi Keperawatan Keluarga ............................. 62
Tabel 3.16 Implementasi Keperawatan ....................................... 64
Tabel 3.17 Evaluasi Keperawatan ............................................. 67

xii
DAFTAR GAMBAR
No Gambar Judul Gambar Hal

Gambar 2.1 Numerical Rating Scale (NRS) ................................ 30


Gambar 2.2 Wong-Baker Pain Rating Scale ................................. 31
Gambar 2.3 Visual Analog Scale (VAS)....................................... 31
Gambar 2.4 Skala Nyeri Menurut Borbonis ................................. 31
Gambar 2.5 Kerangka Masalah .................................................... 50
Gambar 3.1 Gengogram Keluarga ................................................ 51
Gambar 3.2 Denah Rumah ........................................................... 53

xiii
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran Judul Lampiran Hal

Lampiran 1 Surat Ijin Pengambilan Studi Kasus .......................... 81


Lampiran 2 Lembar Informed Consent ........................................ 82
Lampiran 3 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) ............................... 83
Lampiran 4 Leaflet Penyuluhan ................................................... 89
Lampiran 5 Lembar Konsultasi.................................................... 91
Lampiran 6 Lembar Konsultasi.................................................... 92

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gastritis umumnya dikenal dengan istilah sakit “maag” atau nyeri ulu hati

terjadi akibat peradangan pada mukosa lambung yang dapat mengakibatkan

pembengkakan pada mukosa lambung hingga terlepasnya epitel mukosa superfisial

yang dapat menjadi penyebab utama pada gangguan saluran cerna. Pelepasan epitel

dapat merangsang untuk timbulnya proses inflamasi pada lambung ditandai dengan

rasa mual dan muntah, nyeri, perdarahan, rasa lemah, nafsu makan menurun atau

sakit kepala (Sukarmin, 2012). Sebagian besar penderita gastritis khususnya

dikalangan remaja mengeluh nyeri pada perut sebelah kiri atas yang biasanya

disebabkan oleh pola makan yang tidak teratur, diet yang kurang sehat, dan pola

hidup yang kurang teratur serta tidak dapat mengontrol stress yang berlebihan.

Namun, nyeri tersebut akan hilang bila segera diatasi (nyeri akut), sehingga

memerlukan tindakan keperawatan yang berkualitas.

Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2018, gastritis merupakan

salah satu penyakit dari sepuluh penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di

rumah sakit di Indonesia dengan jumlah 30.154 kasus (4,9%) (Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia, 2018). Berdarsarkan data Dinas Kesehatan (2018),

disebutkan bahwa di Jawa Timur pada tahun 2015 penyakit gastritis mencapai

44,5% yaitu dengan jumlah 58.116 kejadian (Dinkes Jatim, 2018). Prevalensi

gastritis di Kabupaten Pasuruan pada tahun 2017 mencapai 9,46% yaitu dengan

jumlah 82.459 kejadian (Dinkes Kabupaten Pasuruan, 2017).

1
2

Berbagai penelitian menyimpulkan bahwa keluhan sakit pada penyakit

gastritis paling banyak ditemui akibat dari gastritis fungsional, yaitu mencapai 70

– 80% dari seluruh kasus. Gastritis fungsional merupakan sakit yang bukan

disebabkan oleh gangguan pada organ lambung melainkan lebih sering dipicu oleh

pola makan yang kurang sesuai, faktor psikis dan kecemasan. Pada usia produktif

rentan terserang gejala gastritis karena tingkat kesibukan serta gaya hidup yang

kurang memperhatikan kesehatan serta stress yang mudah terjadi akibat pengaruh

faktor – faktor lingkungan. Tingkat kesadaran masyarakat Indonesia masih sangat

rendah mengenai pentingnya menjaga kesehatan lambung, padahal gastritis atau

sakit maag akan sangat mengganggu aktivitas sehari – hari, baik bagi remaja

maupun orang dewasa (Mikail, 2011). Secara garis besar penyebab gastritis

dibedakan atas faktor internal yaitu adanya kondisi yang memicu pengeluaran asam

lambung yang berlebihan, dan zat eksternal yang menyebabkan iritasi dan infeksi.

Berdasarkan faktor risiko gastritis adalah menggunakan obat aspirin atau anti

radang non steroid, infeksi bakteri Helicobacter pylori, memiliki kebiasaan minum

minuman beralkohol, memiliki kebiasaan merokok, sering mengalami stress,

kebiasaan makan yaitu waktu makan yang tidak teratur, serta terlalu banyak makan

makanan yang pedas dan asam (Purnomo dan Ijoyo, 2019).

Mengatasi nyeri perut kiri bagian atas pada gastritis dapat dilakukan untuk

pasien merasa aman dan nyaman, yaitu dengan terapi non farmakologi dan terapi

farmakologi. Terapi secara non farmakologi yang dapat meredakan nyeri kepada

penderita gastritis antara lain teknik relaksasi nafas dalam, kompres hangat atau

dingin, menggunakan aroma terapi. Selain menggunakan teknik nonfarmakologis,

perlu adanya kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri seperti suhu ruangan,
3

pencahayaan, dan kebisingan serta istirahat dan tidur yang cukup atau berkualitas.

Beberapa terapi farmakologi antara lain obat analgesik seperti H2 blocker,

antasida, dan PPI (Inhibitor Pompa Proton).

1.2 Rumusan Masalah

Untuk mengetahui lebih lanjut dari perawatan penyakit ini maka penulis

akan melakukan kajian lebih lanjut dengan melakukan asuhan keperawatan pada

pasien gastritis dengan membuat rumusan masalah sebagai berikut “Bagaimanakah

gambaran asuhan keperawatan pada pasien gastritis dengan masalah keperawatan

nyeri akut di Desa Gratitunon Kabupaten Pasuruan”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu menggambarkan asuhan keperawatan pada pasien

dengan diagnosa gastritis di Desa Gratitunon Kabupaten Pasuruan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Menggambarkan pengkajian pasien dengan diagnosa gastritis di Desa

Gratitunon Kabupaten Pasuruan.

1.3.2.2 Menggambarkan rumusan diagnosa keperawatan pada pasien dengan

diagnosa gastritis di Desa Gratitunon Kabupaten Pasuruan.

1.3.2.3 Menggambarkan perencanaan asuhan keperawatan pada pasien dengan

gastritis di Desa Gratitunon Kabupaten Pasuruan.

1.3.2.4 Menggambarkan pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien dengan

diagnosa gastritis di Desa Gratitunon Kabupaten Pasuruan.

1.3.2.5 Menggambarkan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan

diagnosa gastritis di Desa Gratitunon Kabupaten Pasuruan.


4

1.4 Manfaat

Terkait dengan tujuan, maka tugas akhir ini diharapkan dapat memberi manfaat:

1.4.1 Akademis

Hasil studi kasus ini merupakan sumbangan bagi ilmu pengetahuan

khususnya dalam hal asuhan keperawatan kasus gastritis.

1.4.2 Secara praktis, tugas akhir ini akan bermanfaat bagi :

1.4.2.1 Bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi peneliti

berikutnya, yang akan melakukan studi kasus pada asuhan keperawatan

pada kasus gastritis.

1.4.2.2 Bagi responden

Sebagai bahan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat dan dapat

diterapkan dalam keluarga.

1.4.2.3 Bagi profesi kesehatan

Sebagai tambahan ilmu bagi profesi keperawatan dan memberikan

pemahaman yang lebih baik tentang asuhan keperawatan pada kasus

gastritis.

1.5 Metode Penulisan

1.5.1 Metode

Metode deskriptif yaitu metode yang sifatnya mengungkapkan peristiwa

atau gejala yang terjadi pada waktu sekarang yang meliputi studi kepustakaan yang

mempelajari, mengumpulkan, membahas data dengan studi pendekatan proses

keperawatan dengan langkah – langkah pengkajian, diagnosis, perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi.


5

1.5.2 Teknik Pengumpulan Data

1.5.2.1 Wawancara

Data diambil/diperoleh melalui percakapan baik dengan klien, keluarga

maupun tim kesehatan lain.

1.5.2.2 Observasi

Data yang diambil melalui pengamatan kepada klien.

1.5.2.3 Pemeriksaan

Meliputi pemeriksaan fisik yang dapat menunjang menegakkan diagnosa

dan penanganan selanjutnya.

1.5.3 Sumber Data

1.5.3.1 Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari klien.

1.5.3.2 Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari keluarga atau orang terdekat

klien dan hasil – hasil pemeriksaan.

1.5.4 Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan yaitu mempelajari buku sumber yang berhubungan

dengan judul studi kasus dan masalah yang dibahas.

1.6 Sistematika Penulisan

Supaya lebih jelas dan lebih mudah dalam mempelajari dan memahami studi

kasus ini, secara keseluruhan di bagi menjadi tiga bagian, yaitu:

1.6.1 Bagian awal

Memuat halaman judul, persetujuan pembimbing, kata pengantar, daftar isi.

1.6.2 Bagian inti


6

Bagian ini terdiri dari dua bab, yang masing – masing bab terdiri dari sub-

bab berikut ini:

1.6.2.1 Bab 1: pendahuluan, berisi latar belakang masalah, tujuan, manfaat

penelitian, dan sistematika penulisan studi kasus.

1.6.2.2 Bab 2: tinjauan pustaka, berisi tentang konsep penyakit dari sudut medis dan

asuhan keperawatan keluarga dengan diagnosa gastritis, serta kerangka

masalah.

1.6.3 Bagian akhir, terdiri dari daftar pustaka dan lampiran.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab 2 ini akan diuraikan secara teoritis mengenai konsep penyakit

dan asuhan keperawatan keluarga pada pasien dengan gastritis. Konsep dasar

penyakit akan diuraikan definisi, etiologi dan cara penanganan secara medis.

Konsep dasar keperawatan akan diuraikan masalah – masalah yang muncul pada

penyakit gastritis dengan melakukan asuhan keperawatan terdiri dari pengkajian,

diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

2.1 Konsep Dasar Penyakit Gastritis

2.1.1 Definisi Gastritis

Gastritis adalah peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut,

kronik, difusi atau lokal. Menurut penelitian sebagian besar gastritis disebabkan

oleh infeksi bacterial mukosa lambung yang kronis. Selain itu, beberapa bahan

yang sering di makan dapat menyebabkan rusaknya sawar mukosa pelindung

lambung (Wijaya & Putri, 2013).

Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung. Gastritis akut berlangsung

selama beberapa jam sampai beberapa hari dan sering kali disebabkan oleh diet

yang tidak bijaksana (memakan makanan yang mengiritasi dan sangat berbumbu

atau makanan yang terinfeksi). Penyebab lain mencakup penggunaan aspirin secara

berlebihan dan penggunaan obat anti inflamasi nonstreoid (NSAID) lain, asupan

alkohol yang berlebihan, refluks empedu, dan terapi radiasi. Bentuk gastritis akut

yang lebih berat disebabkan oleh asam atau alkali yang kuat, yang dapat

7
8

menyebabkan gangren atau perforasi pada mukosa lambung. Gastritis juga dapat

menjadi tanda pertama infeksi sistemik akut (Brunner&Suddarth, 2019).

Gastritis kronis adalah inflamasi lambung yang berkepanjangan yang

mungkin disebabkan oleh ulkus lambung jinak atau ganas atau disebabkan oleh

bakteria seperti Helicobacter plyori. Gastritis kronis dapat disebabkan oleh

penyakit autoimun seperti anemia pernisiosa, faktor diet seperti kafein, penggunaan

obat seperti NSAID atau bifosfonat (mis. alendronat fosamax), risedronat

(actonel), ibandronat (bonvial), alkohol, merokok, atau refluks sekresi pankreas

dan empedu ke dalam lambungdalam waktu lama. Ulserasi superfisial dapat terjadi

dan dapat memicu perdarahan atau hemoragi (Brunner&Suddarth, 2019).

2.1.2 Klasifikasi Gastritis

Menurut Ardiansyah (2012), klasifikasi gastritis dibedakan menjadi dua

yaitu gastritis akut dan gastritis kronis:

2.1.2.1 Gastritis akut

Gastritis akut merupakan peradangan pada mukosa lambung yang

menyebabkan erosif dan perdarahan pada mukosa lambung setelah terpapar

oleh zat iritan. Gastritis disebut erosif apabila kerusakan yang terjadi tidak

lebih dalam daripada mukosa muskularis. Erosinya juga tidak mengenai

lapisan otot lambung.

2.1.2.2 Gastritis kronis

Gastritis kronis merupakan suatu peradangan bagian permukaan mukosa

lambung yang sifatnya menahun dan berulang. Peradangan tersebut terjadi

dibagian permukaan muka lambung dan berkepanjangan, yang bisa

disebabkan karena bakteri Helicobacter pylori. Gastritis ini dapat pula


9

terkait dengan atropi mukosa gastrik, sehingga produksi HCl menurun dan

menimbulkan tukak pada saluran pencernaan.

2.1.3 Etiologi Gastritis

Penyebab terjadinya gastritis sering berkaitan dengan hal – hal sebagai

berikut:

2.1.3.1 Pemakaian obat anti inflamasi

Pemakaian obat anti inflamasi nonstreoid seperti aspirin, asam mefenamat,

aspilet dalam jumlah besar. Obat anti inflamasi non steroid dapat memicu

kenaikan produksi asam lambung, karena terjadinya difusi balik ion

hidrogen ke epitel lambung. Selain itu jenis obat ini juga mengakibatkan

kerusakan langsung epitel mukosa karena bersifat iritatif dan sifatnya yang

asam menambah derajat keasaman pada asam lambung (Sukarmin, 2013).

2.1.3.2 Konsumsi alkohol

Bahan etanol merupakan salah satu bahan yang dapat merusak sawar pada

mukosa lambung. Rusaknya sawar memudahkan terjadinya iritasi pada

mukosa lambung.

2.1.3.3 Terlalu banyak merokok

Asam nikotinat pada rokok dapat meningkatkan adhesi trombus yang

berkontribusi pada penyempitan pembuluh darah sehingga suplai darah ke

lambung mengalami penurunan. Penurunan ini dapat berdampak pada

produksi mukosa yang salah satu fungsinya untuk melindungi lambung dari

iritasi. Selain itu karbon yang dihasilkan oleh rokok lebih mudah di ikat oleh

Hb daripada oksigen sehingga memungkinkan penurunan perfusi jaringan

pada lambung. Kejadian gastritis pada perokok juga dapat dipicu oleh
10

pengaruh asan nikotinat yang menurunkan rangsangan pada pusat makan,

perokok menjadi tahan lapar sehingga asam lambung dapat langsung

mencerna mukosa lambung bukan makanan karena tidak ada makanan yang

masuk.

2.1.3.4 Uremia

Ureum pada darah dapat mempengaruhi proses metabolisme di dalam tubuh

terutama saluran pencernaan (gastrointestinal uremik). Perubahan ini dapat

memicu kerusakan epitel mukosa lambung.

2.1.3.5 Pemberian obat kemoterapi

Obat kemoterapi mempunyai sifat dasar merusak sel yang pertumbuhannya

abnormal, perusakan ini ternyata dapat juga mengenai sel inang pada tubuh

manusia. Pemberian kemoterapi dapat juga mengakibatkan kerusakan

langsung pada epitel mukosa lambung.

2.1.3.6 Infeksi sistemik

Pada infeksi sistemik toksik yang dihasilkan oleh mikroba akan merangsang

peningkatan laju metabolik yang berdampak pada peningkatan aktivitas

lambung dalam mencerna makanan. Peningkatan HCl lambung dalam

kondisi seperti ini dapat memicu timbulnya perlukaan pada lambung.

2.1.3.7 Iskemia dan syok

Kondisi iskemia dan syok hipovolemia mengancam mukosa lambung karena

penurunan perfusi jaringan lambung yang dapat mengakibatkan nekrosis

lapisan lambung.

2.1.3.8 Trauma mekanik


11

Trauma mekanik yang mengenai daerah abdomen seperti benturan saat

kecelakaan yang cukup kuat juga dapat menjadi penyebab gangguan

kebutuhan jaringan lambung. Kadang kerusakan tidak sebatas mukosa,

tetapi juga jaringan otot dan pembuluh darah lambung sehingga pasien dapat

mengalami perdarahan berat, trauma juga bisa disebabkan tertelannya benda

asing yang keras dan sulit dicerna

2.1.3.9 Infeksi mikroorganisme

Koloni bakteri yang menghasilkan toksik dapat merangsang pelepasan

gastrin dan peningkatan sekresi asam lambung seperti bakteri

Helycobacter ployri.

2.1.3.10 Stress berat

Stress psikologi akan meningkatkan aktivitas saraf simpatik yang dapat

merangsang peningkatan produksi asam lambung. Peningkatan HCl dapat

dirangsang oleh mediator kimia yang dikeluarkan oleh neuron simpatik

seperti epinefrin.

2.1.4 Faktor Resiko Gastritis

Banyak peneliti yang mengemukakan hasil penelitiannya tentang resiko

yang berhubungan dengan kejadian gastritis. Faktor – faktor yang berhubungan

dengan kejadian gastritis adalah sebagai berikut:

2.1.4.1 Merokok.

2.1.4.2 Stress.

2.1.4.3 Usia.

2.1.4.4 Jenis kelamin.

2.1.4.5 Pola makan (jenis makanan dan frekuensi makan).


12

2.1.4.6 Kebiasaan minum kopi.

2.1.4.7 Penggunaan obat anti inflamasi non steroid.

2.1.4.8 Riwayat gastritis keluarga.

2.1.5 Manifestasi Klinis Gastritis

Menurut Brunner & Suddarth (2019), manifestasi klinis gastritis dibedakan

menjadi dua, yaitu:

2.1.5.1. Gastritis akut

Awitan gejala mungkin berlangsung cepat :

1) Ketidaknyamanan abdomen.

2) Sakit kepala.

3) Kelesuan.

4) Mual.

5) Anoreksia.

6) Muntah.

7) Cegukan.

2.1.5.2 Gastritis kronis

1) Mungkin tidak begejala.

2) Keluhan anoreksia, nyeri ulu hati setelah makan, bersendawa, rasa asam

di mulut, atau mual dan muntah.

3) Pasien gastritis kronis akibat defisiensi vitamin biasanya diketahui

mengalami malabsorbsi vitamin B.


13

2.1.6 Patofisiologi Gastritis

Mukosa barier lambung pada umumnya melindungi lambung dari

pencernaan terhadap lambung itu sendiri, prostaglandin memberikan perlindungan

ini ketika mukosa barier rusak maka timbul peradangan pada mukosa lambung

(gastritis). Setelah barier ini rusak terjadilah perlukaan mukosa yang dibentuk dan

diperburuk oleh histamin dan stimulasi saraf cholinergik. Kemudian HCl dapat

berdifusi balik ke dalam mucus dan menyebabkan luka pada pembuluh yang kecil,

dan mengakibatkan terjadinya bengkak, perdarahan, dan erosi pada lambung.

Alkohol, aspirin, refluks isi duodenal diketahui sebagai penghambat difusi barier.

Perlahan – lahan patologi yang terjadi pada gastritis termasuk kongesti vaskuler,

edema, peradangan sel supervisi. Manifestasi patologi awal pada gastritis adalah

penebalan. Kemerahan pada membran mukosa dengan adanya tonjolan. Sejalan

dengan perkembangan penyakit dinding dan saluran lambung menipis dan

mengecil, atropi gastrik progresif karena perlukaan mukosa kronik menyebabkan

fungsi sel utama pariental memburuk.

Ketika fungsi sel sekresi asam memburuk, sumber – sumber faktor

intrinsiknya hilang. Vitamin B12 tidak dapat terbentuk lebih lama, dan

penumpukan B12 dalam batas menipis secara merata yang mengakibatkan anemia

yang berat. Degenerasi mungkin ditemukan pada sel utama dan pariental sekresi

asam lambung menurun secara berangsur, baik jumlah maupun konsentrasi

asamnya sampai tinggal mucus dan air. Resiko terjadinya kanker gastrik yang

berkembang dikatakan meningkat setalah 10 tahun gastritis kronik. Perdarahan

mungkin terjadi setelah satu episode gastritis akut atau dengan luka yang

disebabkan oleh gastritis kronis (Dermawan & Rahayuningsih, 2010).


14

2.1.7 Komplikasi Gastritis

2.1.7.1 Gastritis akut

Komplikasi yang dapat di timbulkan oleh gastritis akut adalah perdarahan

saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa haematomesis dan melena, dapat

berakhir dengan syok hemoragik. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu

dibedakan dengan tukak peptic. Gambaran klinis yang di perlihatkan hampir

sama. Namun pada tukak peptic penyebab utamanya adalah Helicobacter

Pylory, sebesar 100% pada tukak duodenum dan 60 – 90% pada tukak

lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan endoskopi (Hardi &

Amin, 2015).

2.1.7.2 Gastritis kronis

Perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, feporasi dan anemia karena

gangguan absorbsi vitamin B12 (Hardi & Amin, 2015).

2.1.8 Pentalaksanaan Gastritis

Menurut Sukarmin (2012) orientasi utama pengobatan gastritis berpaku

pada obat – obatan . Obat – obatan yang digunakan adalah obat yang mengurangi

gejala yang mungkin menyertai gastritis, serta memajukan penyembuhan lapisan

perut. Pengobatan ini meliputi:

2.1.8.1 Antasida yang berisi alumunium dan magnesium, serta karbonat kalsium

dan magnesium. Antasida dapat meredakan mulas ringan atau dyspepsia

dengan cara menetralisasi asam di perut. Ion H+ merupakan struktur utama

asam lambung. Dengan pemberian alumunium hidroksida maka suasana

asam lambung dapat dikurangi. Obat – obatan ini dapat menghasilkan efek
15

samping seperti diare atau sembelit, karena dampak penurunan H+ adalah

penurunan rangsangan peristaltik usus.

2.1.8.2 Histamin (H2) blocker, seperti famotidine dan ranitidine. H2 blocker

mempunyai dampak penurunan produksi asam dengan mempengaruhi

langsung pada lapisan epitel lambung dengan cara menghambat rangsangan

sekresi oleh saraf otonom pada nervus vagus.

2.1.8.3 Inhibitor Pompa Proton (PPI), seperti omeprazole, lansoprazole, dan

dexlansoprazole. Obat ini bekerja menghambat produksi asam melalui

penghambat terhadap elektron yang menimbulkan potensial aksi saraf

otonom vagus. PPI diyakini lebih efektif menurunkan produksi asam

lambung daripada H2 blocker. Tergantung penyebab gastritis, langkah –

langkah tambahan atau pengobatan mungkin diperlukan.

2.1.8.4 Jika gastritis disebabkan oleh penggunaan jangka panjang NSAID

(Nonsteroid Antiinflamasi Drugs) seperti aspirin dan aspilet, maka

penderita disarankan untuk berhenti minum NSAID, atau beralih ke kelas

lain obat untuk nyeri. Walaupun PPI dapat digunakan untuk mencegah

stress gastritis saat pasien sakit kritis.

2.1.8.5 Jika penyebab adalah Helicobacter pylori maka perlu penggabungan obat

antasida, PPI, dan antibiotik seperti amoksisilin dan klaritromisin untuk

membunuh bakteri. Infeksi ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan

kanker atau ulkus di usus.

2.1.8.6 Pemberian makanan yang tidak merangsang. Walaupun tidak

mempengaruhi langsung pada peningkatan asam lambung tetapi makanan

yang merangsang seperti pedas atau asam, dapat meningkatkan suasana


16

asam, dapat meningkatkan suasana asam pada lambung sehingga dapat

menaikkan resiko inflamasi pada lambung. Selain tidak merangsang

makanan juga dianjurkan yang tidak memperberat kerja lambung, seperti

makanan yang keras.

2.1.8.7 Penderita juga dilatih untuk manajemen stress sebab dapat mempengaruhi

sekresi asam lambung melalui nervus vagus, latihan mengendalikan stress

bisa juga di ikuti dengan peningkatan spiritual sehingga penderita lebih

pasrah ketika menghadapi stress.

2.1.9 Pemeriksaan Penunjang Gastritis

Menurut Hurst (2016), pemeriksaan penunjang pada penyakit gastritis

meliputi:

2.1.9.1 Esofagogastroduodenoskopi (EGD) untuk memeriksa inflamasi area

lambung dan memastikan diagnosis.

2.1.9.2 Pemeriksaan darah untuk memeriksa anemia jika terjadi perdarahan.

2.1.9.3 Pemeriksaan darah, napas urea, dan feses untuk memeriksa Helicobacter

pylori.

2.2 Konsep Keluarga

2.2.1 Definisi Keluarga

Menurut Friedman (dalam Setiana, 2016), keluarga adalah dua atau lebih

dari dua individu yang bergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan

atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu

sama lain dan didalam perannya masing – masing menciptakan serta

mempertahankan kebudayaan.
17

Menurut Effendy (dalam Bangga, 2015), keluarga adalah unit terkecil dari

masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul

dan tinggal di satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Menurut Padila (2012), keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih

yang hidup bersama dengan keterikatan aturan emosi dan emosional dan individu

mempunyai peran masing – masing yang merupakan bagian dari keluarga.

2.2.2. Bentuk Keluarga

Menurut Effendy (dalam Bangga, 2015), bentuk keluarga adalah:

2.2.2.1 Keluarga inti (nuclear family), merupakan keluarga yang dibentuk karena

ikatan perkawinan yang direncakan dan terdiri dari suami, istri, dan anak –

anak, baik dilahirkan secara natural maupun diadopsi.

2.2.2.2 Keluarga asal (family of origin), merupakan suatu unit keluarga tempat asal

seseorang dilahirkan.

2.2.2.3 Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti yang ditambah

dengan keluarga lain (karena ada hubungan darah) misalnya, kakek, nenek,

bibi, paman, sepupu.

2.2.2.4 Keluarga modern adalah keluarga dengan orang tua tunggal, keluarga tanpa

anak, serta keluarga pasangan sejenis (gay/lesbian family).

2.2.2.5 Keluarga berantai (serial family) adalah keluarga yang terdiri dari wanita

dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan suatu keluarga

ini.

2.2.2.6 Keluarga duda atau janda (single family), keluarga yang terbentuk karena

perceraian dan atau kematian pasangan yang dicintai.


18

2.2.2.7 Keluarga komposit (composite family) adalah keluarga dari perkawinan

poligami dan hidup bersama.

2.2.2.8 Keluarga kohabitasi (cohabitation) adalah dua orang menjadi satu keluarga

tanpa pernikahan, bisa memiliki anak atau tidak.

2.2.2.9 Keluarga inses (incest family) adalah seiring dengan masuknya nilai – nilai

global dan pengaruh informasi dari beberapa tempat, dijumpai bentuk

keluarga yang tidak lazim, misalnya perempuan menikah dengan ayah

kandungnya.

2.2.2.10 Keluarga tradisional dan non tradisional adalah keluarga tradisional yang

terikat oleh perkawinan, sedangkan keluarga non tradisional tidak terikat

perkawinan.

2.2.3 Struktur Keluarga

Menurut Friedman (dalam Harmoko hal 19, 2012), struktur keluarga di

gambarkan sebagai berikut:

2.2.3.1 Struktur komunikasi

Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan secara

jujur, terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai dan hirarki kekuatan.

Komunikasi keluarga bagi pengirim yakin mengemukakan pesan secara

jelas dan berkualitas, serta meminta dan menerima umpan balik. Penerima

pesan mendengarkan pesan, memberikan umpan balik, dan valid.

Komunikasi dalam keluarga dikatakan tidak befungsi apabila tertutup,

adanya isu atau berita negatif, tidak berfokus pada satu hal, dan selalu

mengulang isu dan pendapat sendiri. Komunikasi keluarga bagi pengirim

bersifat asumsi, ekspresi perasaan tidak jelas, judgemental ekspresi, dan


19

komunikasi tidak sesuai. Penerima pesan gagal dalam mendengar,

diskualifikasi, ofensif (bersifat negatif), terjadi miskomunikasi, dan kurang

atau tidak valid.

1) Karakteristik pemberi pesan:

(1) Yakin dalam mengemukakan suatu pendapat.

(2) Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas.

(3) Selalu menerima dan meminta timbal balik.

2) Karakteristik pendengar:

(1) Siap mendengarkan.

(2) Memberikan umpan balik.

(3) Melakukan validasi.

2.2.3.2 Struktur peran

Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi

sosial yang diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa bersifat formal atau

informal. Posisi atau status adalah posisi individu dalam masyarakat misal

status sebagai istri atau suami.

2.2.3.3 Struktur kekuatan

Struktur kekuatan adalah kemampuan dari individu untuk mengontrol,

memengaruhi, atau mengubah perilaku orang lain. Hak (legimate power),

ditiru (refent power), keahlian (exper power), hadiah (reward power), paksa

(coercive power), dan efektif power.

2.2.3.4 Struktur nilai dan norma

Nilai adalah sistem ide – ide, sikap keyakinan yang mengikat anggota

keluarga dalam budaya tertentu. Sedangkan norma adalah pola perilaku


20

yang diterima pada lingkungan sosial tertentu, lingkungan keluarga, dan

lingkungan masyarakat sekitar keluarga.

1) Nilai adalah suatu sistem, sikap, kepercayaan yang secara sadar atau

tidak dapat mempersatukan anggota keluarga.

2) Norma adalah pola perilaku yang baik menurut masyarakat berdasarkan

sistem nilai dalam keluarga.

3) Budaya adalah kumpulan daripada perilaku yang dapat dipelajari, dibagi

dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.

2.2.4 Tahap Perkembangan Keluarga

Menurut Harmoko (2012), tahap perkembangan keluarga seperti berikut ini:

2.2.4.1 Tahap pertama pasangan baru atau keluarga baru (beginning family)

Keluarga baru dimulai pada saat masing – masing individu, yaitu suami dan

istri membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah meninggalkan

keluarga masing – masing, secara psikologis keluarga tersebut perlu

mempersiapkan kehidupan yang baru karena keduanya membutuhkan

penyesuaian peran dan fungsi sehari – hari. Masing – masing pasangan

menghadapi perpisahan dengan keluarga orangtuanya dan mulai membina

hubungan baru dengan keluarga dan kelompok sosial masing – masing.

Masing – masing belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan kebiasaan

sendiri dan pasangannya. Misalnya, kebiasaan makan, tidur, bangun pagi,

bekerja dan sebagainya. Hal ini yang perlu diputuskan adalah kapan waktu

yang tepat untuk mempunyai anak dan berapa jumlah anak yang diharapkan.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain:

1) Membina hubungan intim dan kepuasan bersama.


21

2) Menetapkan tujuan bersama.

3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, dan kelompok sosial.

4) Merencanakan anak (KB)

5) Menyesuaikan diri dengan kehamilan dan mempersiapkan untuk menjadi

orang tua.

2.2.4.2 Tahap kedua keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing family)

Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan sampai

kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama usia 30 bulan

(2,5 tahun). Kehamilan dan kelahiran bayi perlu disipakan oleh pasangan

suami istri melalui beberaa tugas perkembangan yang penting. Kelahiran

bayi pertama memberi perubahan yang besar dalam keluarga, sehingga

pasangan harus beradaptaasi dengan perannya untuk memenuhi kebutuhan

bayi. Masalah yang sering terjadi dengan kelahiran bayi adalah pasangan

merasa diabaikan karena fokus perhatian kedua pasangan tertuju pada bayi.

Suami merasa belum siap menjadi ayah atau sebaliknya. Tugas

perkembangan pada masa ini antara lain:

1) Persiapan menjadi orang tua.

2) Membagi peran dan tanggung jawab.

3) Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasan rumah yang

menyenangkan.

4) Mempersiapkan biaya atau dana chlid bearing.

5) Memfasilitasi role learning anggota keluarga.

6) Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita.

7) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.


22

2.2.4.3 Tahap ketiga dengan anak pra sekolah (families with preschool)

Tahap ini dimulai saat kelahiran anak berusia 2,5 tahun dan berakhir saat

anak berusia 5 tahun. Pada tahap ini orang tua beradaptasi terhadap

kebutuhan – kebutuhan dan minat dari anak pra sekolah dalam

meningkatkan pertumbuhannya. Kehidupan keluarga pada tahap ini sangat

sibuk dan anak sangat bergantung pada orang tua. Kedua orang tua harus

mengatur waktunya sedemikian rupa, sehingga kebutuhan anak, suami atau

istri, dan pekerjaan (punya waktu atau paruh waktu) dapat terpenuhi. Orang

tua menjadi arsitek keluarga dalam merancang dan mengarakan

perkembangan keluarga agar kehidupan perkawinan tetap utuh dan

langgeng dengan cara menguatkan kerja sama antara suami istri. Orang tua

mempunyai peran untuk menstimulasi perkembangan anak pada fase ini

tercapai. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain:

1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat

tinggal, privasi, dan rasa aman.

2) Membantu anak bersosialisasi.

3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak

yang lain juga harus terpenuhi.

4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun diluar

keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar).

5) Pembagian waktu unutk individu, pasangan dan anak.

6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.

7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak.

2.2.4.4. Tahap keempat keluarga dengan anak usia sekolah (families with childern)
23

Tahap ini dimulai pada saat anak yang tertua memasuki sekolah pada usia

6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini keluarga mencapai

jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk. Selain

aktifitas di sekolah, masing – masing anak memiliki aktifitas dan minat

sendiri demikian pula orang tua yang mempunyai aktifitas berbeda dengan

anak. Untuk itu, keluarga perlu bekerja sama untuk mecapai tugas

perkembangan. Pada tahap ini keluara (orang tua) perlu belajar berpisah

dengan anak, memberikan kesempatan pada anak untuk bersosialisasi,

baik aktifitas di sekolah maupun di luar sekolah. Tugas perkembangan

keluarga pada tahap ini antara lain:

1) Memberikan perhatian tentang kegiatan sosial anak, pendidikan dan

semangat belajar.

2) Tetap mempertahankan hubungan yang harmonis dalam perkawinan.

3) Mendorong anak untuk mecapai pengembangan daya intelektual.

4) Menyediakan aktifitas untuk anak.

5) Menyesuaikan pada aktifitas komunitas dengan mengikutsertakan

anak.

2.2.4.5 Tahap kelima keluarga dengan anak remaja (families with teenagers)

Tahap ini dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir

sampai usia 19 – 20 tahun, pada saat anak meninggalkan rumah orang

tuanya. Tujuannya keluarga melepas anak remaja dan memberi tanggung

jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi

lebih dewasa. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain:
24

1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab

mengingat remaja yang sudah bertambha dan meningkat otonominya.

2) Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.

3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua, hindari

perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.

4) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.

2.2.4.6 Tahap keenam keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (lounching

center families)

Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya

tahap ini bergantung pada banyaknya anak dalam keluarga atau jika anak

yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua. Tujuan utama

pada tahap ini adalah mengorganisasi kembali keluarga untuk tetap berperan

dalam melepas anaknya untuk hidup sendiri. Keluarga mempersiapkan

anaknya yang tertua untuk lebih mandiri. Saat semua anak meninggalkan

rumah, pasangan perlu menata ulang dan membina hubungan suami istri

seperti pada fase awal. Orang tua akan merasa kehilangan peran dalam

merawat anak dan merasa kosong karena anak – anaknya sudah tidak tinggal

serumah lagi. Guna mengatasi keadaan ini orang tua perlu melakukan

aktifitas kerja, meningkatkan peran sebagai pasangan, dan tetap memelihara

hubungan dengan anak. Tuga perkembangan keluarga pada tahap ini antara

lain:

1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.

2) Mempertahankan keintiman pasangan.


25

3) Membantu orang tua suami atau istri yang sedang sakit dan memasuki

masa tua.

4) Mempersiapkan untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anak.

5) Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.

6) Berperan sebagai suami, istri, kakek dan nenek.

7) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak –

anaknya.

2.2.4.7 Tahap ketujuh keluarga usia pertengahan (middle age families)

Tahap ini dimulai saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir

saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada tahap ini semua anak

meninggalkan rumah, maka pasangan berfokus untuk mempertahankan

kesehatan dengan berbagai aktifitas. Tugas perkembangan keluarga pada

tahap ini antara lain:

1) Mempertahankan kesehatan.

2) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam arti mengolah

minat sosial dan waktu santai.

3) Memulihkan hubungan antara generasi tua.

4) Keakraban dengan pasangan.

5) Memelihara hubungan atau kontak dengan anak dan keluarga.

6) Persiapan masa tua atau pensiun dengan meningkatkan keakraban

pasangan.

2.2.4.8 Tahap kedelapan keluarga usia lanjut

Tahap terakhir perkembangan keluarga dimulai saat salah satu pasangan

pensiun, berlanjut salah satu pasangan meninggal. Proses usia lanjut dan
26

pensiun merupakan realitas yang tidak dapat dihindari karena berbagai

stressor dan kehilangan yang harus dialami keluarga. Stressor tersebut

adalah berkurangnya pendapatan, kehilangan berbagai hubungan sosial,

kehilangan pekerjaan serta perasaan menurunnya produktifitas dan fungsi

kesehatan. Mempertahankan penataan kehidupan yang memuaskan

merupakan tugas utama keluarga pada tahap ini. Usia lanjut umunya lebih

dapat beradaptasi tinggal di rumah sendiri daripada tinggal bersama

anaknya. Tugas perkembangan tahap ini antara lain:

1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.

2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik,

dan pendapatan.

3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat.

4) Melakukan life review.

5) Menerima kematian pasangan, kawan, dan mempersiapkan kematian.

2.2.5 Fungsi Keluarga

Menurut Widyanto (2014), fungsi keluarga secara umum didefinisikan

sebagai hasil akhir atau akibat dari struktur keluarga. Adapun sebuah keluarga

mempunyai fungsi antara lain:

2.2.5.1 Fungsi afektif

Fungsi ini bekaitan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis

kekuatan keluarga. Fungsi afektif untuk pemenuhan kebutuhan psikososial

keluarga. Keluarga harus memenuhi kebutuhan kasih sayang anggota

keluarganya karena respon kasih sayang satu anggota keluarga ke anggota


27

keluarga lainnya memberikan dasar penghargaan terhadap kehidupan

keluarganya.

2.2.5.2 Fungsi sosialisasi

Sosialisasi merupakan proses perkembangan dan perubahan yang dilalui

individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam

lingkungan sosial. Fungsi sosisalisasi dapat ditunjukkan dengan membina

sosialisasi pada anak, membentuk norma – norma tingkah laku sesuai

tingkat perkembangan anak, serta meneruskan nilai – nilai budaya keluarga.

2.2.5.3 Fungsi reproduksi

Keluarga berfungsi meneruskan keturunan dan menambah sumber daya

mansuai dengan memelihara dan membesarkan anak. Fungsi ini dibatasi

oleh adanya program KB, dimana setiap rumah tangga dianjurkan hanya

memiliki dua orang anak.

2.2.5.4 Fungsi ekonomi

Fungsi ekonomi keluarga dengan mencari sumber – sumber penghasilan

untuk memenuhi kebutuhan semua anggota keluarga seperti kebutuhan

makanan, tempat tinggal, pakaian, dan lain sebagainya. Fungsi ini juga

termasuk pengaturan pemakaian penghasilan keluarga serta menabung

untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang.

2.2.5.5 Fungsi perawatan kesehatan

Fungsi keluarga dalam perawatan kesehatan dengan melaksanakan praktik

asuhan keperawatan yaitu keluarga mempunyai tugas untuk memelihara

kesehatan anggota keluarganya agar tetap memiliki produktivitias dalam

menjalankan perannya masing – masing. Fungsi perawatan kesehatan ini


28

dikembangkan menjadi tugas keluarga dibidang kesehatan. Adapun tugas

kesehatan keluarga (Friedman et al, 2010) :

1) Mengenal masalah atau gangguan kesehatan keluarga

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang perlu mendapatkan

perhatian. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan

yang dialami anggota keluarganya terutama berkaitan dengan

kesehatan. Alasannya adalah ketika terjadi perubahan sekecil apapun

dialami keluarga, maka secara tidak langsung menjadi perhatian orang

tua atau keluarga.

2) Mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari bantuan

yang tepat sesuai dengan masalah kesehatan yang menimpa keluarga.

Sumber daya internal keluarga yang dianggap mampu memutuskan

akan menentukan tindakan keluarga dalam mengatasi masalah

kesehatan yang dialami. Jika secara internal keluarga meiliki

keterbatasan sumber daya, maka keluarga akan mencari bantuan dari

luar.

3) Merawat anggota keluarga yang sakit

Tugas merawat anggota keluarga yang sakit seringkali harus dilakukan

keluarga untuk memberikan perawatan lanjutan setelah memperoleh

pelayanan kesehatan di isntitusi pelayanan kesehatan. Tidak menutup

kemungkinan juga ketika keluarga memiliki kemampuan untuk

melakukan tindakan pertolongan pertama, maka anggota keluarga yang

sakit dapat sepenuhnya dirawat oleh keluarga sendiri.


29

4) Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga

Tugas ini merupakan upaya keluarga untuk mendayagunakan potensi

internal yang ada di lingkungan rumah untuk mempertahankan kesehatn

atau membantu proses perawatan anggota keluarga yang sakit.

5) Menggunakan fasilitas kesehatan

Tugas ini merupakan bentuk upaya keluarga untuk mengatasi masalah

kesehatan anggota keluarganya dengan memanfaatkan fasilitas

kesehatan yang ada.

2.3 Konsep Nyeri Akut

2.3.1 Definisi Nyeri Akut

Menurut Fadillah, dkk (2017), nyeri akut adalah adalah pengalaman

sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan actual atau

fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintesitas ringan hingga

berat yang berlangsung kurang dari tiga bulan.

2.3.2. Etiologi Nyeri Akut

Menurut Fadillah, dkk (2017), terdapat tiga penyebab utama nyeri akut

yaitu:

2.3.2.1 Agen pencedera fisiologis yaitu seperti inflamasi, iskemia, neoplasma.

2.3.2.2 Agen pencedera kimiawi yaitu seperti terbakar, bahan kimia iritan.

2.3.2.3 Agen pencedera fisik yaitu seperti abses, amputasi, terbakar, terpotong,

mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan.


30

2.3.3 Pengukuran Intesitas Nyeri

Intensitas nyeri merupakan gambaran tentang seberapa parah nyeri yang

dirasakan oleh individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan

individual, serta kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat

berbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan

objektif yang paling mungkin adalah menggunakan respon fisiologis tubuh

terhadap nyeri, namun pengukuran dengan teknik ini juga tidak dapat memberikan

gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri.

2.3.3.1 Skala penilaian nyeri numerik

Skala penilian numerik (Numerical Rating Scale – NRS) lebih digunakan

sebagai pengganti alat pendeskripsi data. Dalam hal ini, klien menilai nyeri

dengan menggunakan skala 0 – 10. Skala paling efektif digunakan saat

mengkaji intestitas nyeri sebelum dan setelah intervensi terapeutik.

Gambar 2.1 Numerical Rating Scale (NRS)

2.3.3.3 Wong-baker pain rating scale

Wong-baker pain rating scale adalah metode perhitungan skala nyeri yang

di ciptakan dan dikembangkan oleh Donna Wong dan Connie Baker. Cara

mendeteksi skala nyeri dengan metode ini yaitu dengan melihat ekspresi

wajah yang sudah dikelompokkan ke dalam beberapa tingkatan rasa nyeri


31

Gambar 2.2 Wong-Baker Pain Rating Scale

2.3.3.4 Skala analog visual

Skala analog visual (Visual Analaog Scale – VAS) tidak melabel subdivisi.

VAS merupakan suatu garis lurus, yang mewakili intensitas nyeri terus

menerus dan pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya. Skala ini

memberikan klien kebebasan penuh untuk mengidentifikasi keparahan

nyeri. VAS dapat merupakan pengukuran keparahan nyeri yang lebih

sensitif karena klien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian

daripada dipaksa memilih satu kata atau satu angka.

No Pain Worst
Possible Pain
Gambar 2.3 Visual Analog Scale (VAS)

2.3.3.5 Skala nyeri menurut Bourbonis

Skala nyeri harus dirancang sehingga skala tersebut mudah digunakan dan

tidak menghabiskan waktu banyak saat klien melengkapinya.

Gambar 2.4 Skala Nyeri Menurut Bourbonis


32

2.3.4 Tanda dan Gejala

Menurut Fadillah, dkk (2017), data mayor dan minor pada nyeri akut

antara lain:

Gejala dan tanda mayor


Subjektif Objektif
1. Mengeluh nyeri 1. Tampak meringis
2. Bersifat protektif (misalnya waspada, posisi
menghindari nyeri)
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Sulit tidur
Gejala dan tanda minor
Subjektif Objektif
(tidak tersedia) 1. Tekanan darah meningkat
2. Pola nafas berubah
3. Nafsu makan berubah
4. Proses berpikir terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus pada diri sendiri
7. Diaforesis
Tabel 2.1 Tanda dan Gejala Mayor Minor Nyeri Akut (Sumber : Fadillah dkk
(2017))

2.3.5 Kondisi Klinis Terkait Nyeri Akut

Menurut Fadillah (2017), beberapa kondisi klinis terkait dengan masalah

keperawatan nyeri akut yaitu :

2.3.5.1 Kondisi pembedahan

2.3.5.2 Cedera traumatis.

2.3.5.3 Infeksi.

2.3.5.4 Sindrom koroner akut.

2.3.5.5 Glaukoma.

2.3.6 Penatalaksanaan Nyeri Akut

2.3.6.1 Mengurangi faktor yang dapat menambah nyeri, misalnya

ketidakpercayaan, kesalahpahaman, ketakutan, dan kelelahan.


33

2.3.6.2 Memodifikasi stimulus nyeri dengan menggunakan teknik – teknik

nonfarmakologis seperti:

1) Teknik latihan pengalihan:

(1) Menonton televisi.

(2) Berbincang – bincang dengan orang lain.

(3) Mendengarkan musik.

2) Teknik relaksasi

Menganjurkan pasien untuk menarik napas dalam dan mengisi paru –

paru dengan udara, menghembuskannya secara perlahan, melemaskan

otot – otot tangan, kaki, perut, dan punggung, serta mengulangi hal yang

sama sambil terus berkonsentrasi hingga dapat rasa nyaman, tenang,

dan rileks.

3) Stimulasi kulit:

(1) Menggosok dengan halus pada daerah nyeri.

(2) Menggosok punggung.

(3) Mengompres dengan air hangat atau dingin.

(4) Memijat dengan air mengalir.

2.3.6.3 Pemberian obat analgesik

Merupakan metode yang paling umum untuk mengatasi nyeri karena obat

ini memblok transmisi stimulus agar terjadi perubahan persepsi dengan cara

mengurangi kortikal terhadap nyeri. Walaupun analgesik dapat

menghilangkan nyeri dengan efektif, perawat dan dokter masih cenderung

tidak melakukan upaya analgesik dalam penanganan nyeri karena informasi

obat yang tidak benar, karena adanya kekhawatiran klien akan mengalami
34

ketergantungan obat, cemas akan melakukan kesalahan dalam

menggunakan analgesik narkotik, dan pemberian obat yang kurang dari

yang diresepkan. Ada 3 jenis analgesik seperti non narkotik dan obat anti

inflamasi nonsteroid (NSAID), analgesik narkotik atau opiate, dan obat

tambahan (adjuvant) atau koanalgesik.

2.3.6.4 Pemberian stimulator listrik

Memblok atau mengubah stimulus nyeri dengan stimulus yang di rasakan.

Bentuk stimulator metode stimulus listrik meliputi:

1) Transcutaneus electrical stimulator (TENS), digunakan untuk

mengendalikan stimulus manual daerah nyeri tertentu dengan

menempatkan beberapa electode di luar.

2) Percutaneus implanted spinal cord epidural stimulator merupakan alat

stimulator sumsum tulang belakang dan epidural yang di implan dibawah

kulit dengan transistor timah penerima yang dimasukkan ke dalam kulit

pada daerah epidural dan columna vertebrae.

3) Stimulator columna vertebrae merupakan sebuah stimulator dengan

stimulus alat penerima transistor dicangkok melalui kantung kulit intra

clavicula atau abdomen yaitu electrode di tanam melalui pembedahan

pada dorsum sumsum tulang belakang.

2.4 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga

Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang

diberikan melalui praktik keperawatan kepada keluarga, untuk membantu

menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan

keperawatan yang meliputi pengkajian keluarga, diagnosa keperawatan keluarga,


35

perencanaan, implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan (Muslihin,

2012).

Tahap – tahap proses keperawatan keluarga adalah sebagai berikut :

2.4.1 Pengkajian

Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil

informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya

(Andarmoyo, 2012).

Menurut Padila (2012), hal – hal yang perlu dikumpulkan datanya dalam

pengkajian keluarga adalah :

2.4.1.1 Data umum

Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :

1) Kartu Keluarga (KK)

2) Alamat dan telepon

3) Pekerjaan kepala keluarga

4) Pendidikan kepala keluarga

5) Komposisi keluarga dan genogram

Komposisi keluarga yaitu menjelaskan anggota keluarga yang di

identifikasi sebagai bagian dari keluarga mereka. Bentuk komposisi

keluarga dengan mencatat terlebih dahulu anggota keluarga yang sudah

dewasa, kemudian diikuti dengan anggota keluarga yang lain sesuai

dengan susunan kelahiran mulai dari yang lebih tua, kemudian

mencantumkan jenis kelamin, hubungan setiap anggota keluarga

tersebut, tempat tinggal lahir atau umur, pekerjaan dan pendidikan.


36

Genogram keluarga merupakan sebuah diagram yang menggambarkan

konstelasi keluarga (pohon keluarga).

6) Tipe keluarga

Menjelaskan mengenai jenis atau tipe keluarga beserta kendala atau

masalah – masalah yang terjadi dengan jenis atau tipe keluarga.

7) Suku bangsa

Mengkaji asal suku bangsa keluarga serta mengidentifikasi budaya suku

bangsa keluarga terkait dengan kesehatan.

8) Agama

Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat

mempengaruhi kesehatan.

9) Status sosial ekonomi keluarga

Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari

kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial

ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan – kebutuhan yang

dikeluarkan oleh keluarga serta barang – barang yang dimiliki oleh

keluarga.

10) Aktivitas rekreasi keluarga

Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat dari kapan saja keluarga pergi

bersama – sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu, namun

dengan menonton televisi dan mendengarkan radio juga merupakan

aktivitas rekreasi.

2.4.1.2 Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini


37

Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua dari keluarga

inti.

2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Menjelaskan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi menjelaskan

mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi oleh

keluarga serta kendala – kendala mengapa tugas perkembangan tersebut

belum terpenuhi.

3) Riwayat keluarga inti

Menjelaskan riwayat kesehatan pada keluarga inti, meliputi riwayat

penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing – masing anggota

keluarga, perhatian keluarga terhadap pencegahan penyakit termasuk

status imunisasi, sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan

keluarga serta pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.

2.4.1.3 Pengkajian lingkungan

1) Karakteristik rumah

Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe

rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber

air, sumber sumber air minum yang digunakan serta dilengkapi dengan

denah rumah.

2) Karakteristik tetangga dan komunitas Rukun Warga (RW)

Menjelaskan mengenai karakterik dari tetangga dan komunitas setempat,

meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau kesepakatan penduduk

setempat serta budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.

3) Mobilitas geografis keluarga


38

Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan melihat kebiasaan

keluarga berpindah tempat.

4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul

serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga

dengan masyarakat.

5) Sistem pendukung keluarga

Termasuk sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga

yang sehat, fasilitas – fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang

kesehatan mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan

dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat

setempat.

2.4.1.4 Struktur keluarga

1) Pola komunikasi keluarga

Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.

2) Struktur kekuatan keluarga

Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang

lain untuk mengubah perilaku.

3) Struktur peran

Menjelaskan peran dari masing – masing anggota keluarga baik secara

formal maupun informal.

4) Nilai atau norma keluarga

Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang

berhubungan dengan kesehatan.


39

2.4.1.5 Fungsi keluarga

1) Fungsi efektif

Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan

memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap

anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota

keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling

menghargai.

2) Fungsi sosialisasi

Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana

anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya serta perilaku.

3) Fungsi perawatan kesehatan

Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian,

perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit, sejauh mana

pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit.

4) Fungsi reproduksi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :

(1)Berapa jumlah anak?

(2)Apakah rencana keluarga berkaitan dengan jumlah anggota keluarga?

(3)Metode yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah

anggota keluarga?

5) Fungsi ekonomi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga :

(1)Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan?


40

(2)Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat

dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga?

2.4.1.6 Stress dan koping keluarga

1) Stressor jangka pendek dan panjang

(1) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan.

(2) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.

(3) Kemampuan keluarga dalam berespon terhadap stressor yang dikaji

sejauh mana keluarga berespon terhadap stressor.

2) Strategi koping yang digunakan

Dikaji strategi koping yang digunakan keluarga apabila menghadapi

permasalahan atau stress.

3) Strategi adaptasi disfungsional

Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan

keluarga bila menghadapi permasalahan atau stress.

2.4.1.7 Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang

digunakan sama dengan pemeriksaan fisik klinik.

1) Status kesehatan umum

Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat

badan dan tanda-tanda vital.

2) Pemeriksaan fisik

(1)Kulit lembab dan bersih


41

(2)Turgor baik

(3)Tidak ada kelainan pada kulit

3) Pemeriksaan kepala

(1)Raut wajah: pengkajian kontak mata saat diajak berkomunikasi, fokus

atau tidak

(2)Mata : simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik

(3)Telinga : bersih, tidak ada serumen, tidak ada luka

(4)Hidung : tidak ada pernafasan cuping hidung, bersih, tidak ada lesi

(5)Mulut : mukosa bibir lembab

4) Pemeriksaan leher

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

5) Pemeriksaan dada

Tidak ada wheezing, ronchi, dan suara tambahan

6) Pemeriksaan abdomen

Suara abdomen tympani dan tidak ada nyeri tekan

7) Pemeriksaan ekstermitas

Nyeri pada kaki, sendi terasa kaku dan telapak kaki terasa panas.

2.4.1.8 Harapan keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga kepada

keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.


42

2.4.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah suatu penilaian klinis mengenai respons klien

terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang

berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosa keperawatan bertujuan untuk

mengidentifikasi respons klien individu, keluarga dan komunitas terhadap situasi

yang berkaitan dengan kesehatan (Fadillah dkk, 2017). Diagnosa keperawatan

keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan pada pengakjian yang

terdiri dari masalah keperawatan (problem (P)), yang berkenan pada individu dalam

keluarga yang sakit berhubungan dengan etiologi (E) yang berasal dari pengakjian

fungsi perawatan keluarga.

Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan keluarga yang

ditemukan dihitung dengan menggunakan skala prioritas (Skala Baylon dan

Maglaya).

Kriteria Skor Bobot


Sifat masalah : 1
(1) Aktual (tidak atau kurang sehat) 3
(2) Ancaman kesehatan 2
(3) Keadaan sejahtera 1
Kemungkinan masalah yang dapat di ubah : 2
(1) Mudah 2
(2) Sebagian 1
(3) Tidak dapat 0
Potensial masalah untuk diubah : 1
(1) Tinggi 3
(2) Cukup 2
(3) Rendah 1
Menonjolnya masalah : 1
(1) Masalah berat harus segera ditangani 2
(2) Ada masalah tetapi tidak perlu segera 1
(3) Masalah tidak dirasakan 0
Tabel 2.2 Skala Bailon Maglaya

Skoring :

1) Tentukan skor untuk setiap kriteria

2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot


43

𝑆𝑘𝑜𝑟
× 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡
𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖

3) Jumlah skor untuk semua kriteria

4) Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot

Menurut Padila (2012), dalam menentukan prioritas banyak faktor yang

mempengaruhi untuk kriteria yang pertama yaitu sifat masalah, skor yang lebih

besar 3, diberikan pada tidak atau kurang sehat karena kondisi ini biasanya disadari

dan dirasakan oleh keluarga, ancaman kesehatan skor 2 dan keadaan sejahtera 1.

Untuk kriteria kedua yaitu kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu

memperhatikan faktor – faktor berikut :

1) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani

masalah.

2) Sumber daya keluarga baik dalam bentuk fisik, keuangan maupun tenaga.

3) Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan waktu.

4) Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi masyarakat dan

dukungan masyarakat.

Untuk kriteria ketiga yaitu potensi masalah dapat dicegah, perawat perlu

memperhatikan faktor – faktor berikut :

1) Kepelikan masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah.

2) Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada.

3) Tindakan yang sedang dijalankan, yaitu tindakan – tindakan yang tepat

dalam memperbaiki masalah.

4) Adanya kelompok high risk atau kelompok sangat peka menambah

masalah.
44

Untuk kriteria keempat yaitu menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi

atau bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut.

2.4.3 Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan merupakan segala treatment yang dikerjakan oleh

perawatan yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai

luaran (outcome) yang diharapkan (Fadillah dkk, 2018).

Luaran (outcome) keperawatan merupakan aspek – aspek yang dapat

diobservasi dan diukur meliputi kondisi, perilaku, atau persepsi pasien, keluarga

atau komunitas sebagai respon terhadap intervensi keperawatan. Luaran

keperawatan menunjukkan status status diagnosis keperawatan setelah dilakukan

intervensi keperawatan. Hasil akhir intervensi keperawatan terdiri dari indikiator –

indikator atau kriteria – kriteria hasil pemulihan masalah. Terdapat dua jenis luaran

keperawatan yaitu luaran positif (perlu ditingkatkan) dan luaran negatif (perlu

diturunkan) (Fadillah dkk, 2018).


45

Tabel 2.3 Intervensi Keperawatan Pada Penderita Gastritis

Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI


No.
Kode Diagnosa Kode Luaran Kode Intervensi
1. D.0077 Nyeri Akut Luaran Utama : Intervensi Utama :
Tanda dan gejala : L.08066 Tingkat Nyeri 1.08238 Manajemen Nyeri
1. Mengeluh nyeri Observasi :
2. Tampak meringis Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
3. Bersikap protektif (mis. keperawatan selama 3 kali frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
waspada, posisi, menghindari kunujungan, diharapkan tingkat 2. Identifikasi skala nyeri
nyeri) nyeri menurun dengan kriteria hasil 3. Identifikasi faktor yang memperberat
4. Frekuensi nadi meningkat : dan memperingan nyeri
5. Sulit tidur Terapeutik :
6. Tekanan darah meningkat 1. Keluhan nyeri menurun 1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
7. Pola napas berubah 2. Meringis menurun mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
8. Nafsu makan berubah 3. Sikap protektif menurun hipnosis, akupresur, terapi musik,
9. Proses berpikir terganggu 4. Gelisah menurun biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
10. Menarik diri 5. Kesulitan tidur menurun teknik imajinasi terbimbing
11. Berfokus pada diri sendiri 6. Diaforesis menurun 2. Kontrol lingkungan yang memperberat
12. Diaforesis 7. Frekuensi nadi membaik rasa nyeri (mis. suhu ruangan,
Faktor yang berhubungan : 8. Pola napas membaik pencahayaan, kebisingan)
1. Agen pencedera fisiologis (mis. 9. Tekanan darah membaik 3. Fasilitas istirahat dan tidur
inflamasi, iskemia,neoplasma). Edukasi :
2. Agen pencedera kimiawi (mis. 1. Jelaskan penyebab, periode, dan
terbakar, bahan kimia iritan). pemicu nyeri
3. Agen pencedera fisik (mis. 2. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
abses, amputasi, terbakar, mengurangi rasa nyeri
terpotong, mengangkat berat, Kolaborasi :
prosedur operasi, trauma, 1. Kolaborasi pemberian analgetik
latihan fisik berlebihan).
Kondisi klinis terkait : Intervensi Pendukung :
1. Kondisi pembedahan Edukasi Manajemen Nyeri
2. Cedera traumatis 1.12391 Edukasi Teknik Napas
46

3. Infeksi 1.12452
4. Sindrom koroner akut
5. Glaukoma
2. D.0019 Defisit Nutrisi Luaran Utama : Intervensi Utama :
Tanda dan gejala : L.03030 Status Nutrisi 1.03119 Manajemen Nutrisi
1. Kram/nyeri abdomen Observasi :
2. Nafsu makan menurun Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi status nutrisi
3. Bising usus hiperaktif keperawatan selama 3 kali 2. Identifikasi alergi dan intoleransi
Faktor yang berhubungan : kunjungan, diharapkan status nutrisi makanan
1. Kurangnya asupan makanan meningkat dengan kriteria hasil : 3. Identifikasi makanan yang disukai
2. Faktor psikologis (mis. stress, Terapeutik :
keengganan untuk makan) 1. Porsi makanan yang 1. Sajikan makanan secara menarik dan
3. Faktor ekonomi (mis. finansial dihabiskan meningkat suhu yang sesuai
tidak mencukupi 2. Pengetahuan tentang pilihan 2. Berikan makanan tinggi kalori dan
Kondisi klinis terkait : makanan sehat meningkat protein
4. Stroke 3. Pengetahuan tentang standar Edukasi :
5. Parkinson asupan nutri yang tepat 1. Anjurkan posisi duduk
6. Kanker meningkat nyeri abdomen 2. Ajarkan diet yang di programkan
7. Kerusakan neuromuskuler menurun Kolaborasi :
8. Luka bakar 4. Frekuensi makan membaik 1. Kolaborasi pemberian medikasi
9. Cerebral palsy 5. Nafsu makan membaik sebelum makan (mis. pereda nyeri,
10. Infeksi 6. Bising usus membaik antelmetik)
7. Membran mukosa membaik 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan

Intervensi Pendukung :
1.03094 Konseling Nutris
1.03123 Pemantauan Nutrisi
3. D.0115 Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Luaran Utama : Intervensi Utama :
Efektif L.12105 Manajemen Kesehatan Keluarga 1.13477 Dukungan Keluarga Merencanakan Perawatan
Tanda dan gejala : Observasi :
Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi kebutuhan dan harapan
keperawatan selama 3 kali keluarga tentang kesehatan
47

1. Mengungkapkan tidak kunjungan, diharapkan manajemen 2. Identifikasi tindakan yang dapat


memahami masalah kesehatan kesehatan keluarga meningkat dilakukan keluarga
yang di derita dengan kriteria hasil : Terapeutik :
2. Mengungkapkan kesulitan 1. Motivasi pengembangan sikap dan
menjalankan perawatan yang di 1. Kemampuan menjelaskan emosi yang mendukung upaya
tetapkan masalah kesehatan yang kesehatan
3. Gejala penyakit anggota dialami meningkat 2. Gunakan sarana dan fasilitas yang ada
keluarga semakin berat 2. Aktivitas keluarga dalam keluarga
4. Aktivitas keluarga untuk mengatasi masalah 3. Ciptakan perubahan lingkungan rumah
mengatasi masalah kesehatan kesehatan tepat meningkat secara optimal
tidak tepat 3. Tindakan untuk mengurangi Edukasi :
5. Gagal dalam melakukan faktor risiko meningkat 1. Informasikan fasilitas kesehatan yang
tindakan untuk mengurangi 4. Gejala penyakit anggota ada di lingkungan keluarga
faktor risiko keluarga menurun 2. Anjurkan menggunakan fasilitas
Faktor yang berhubungan : kesehatan yang ada
1. Kompleksitas sistem pelayanan 3. Ajarkan cara perawatan yang bisa
kesehatan dilakukan keluarga
2. Kompleksitas program
perawatan/pengobatan Intervensi Pendukung :
3. Konflik pengambilan keputusan 1.12383 Edukasi Kesehatan
4. Kesulitan ekonomi
5. Banyak tuntutan
6. Konflik keluarga
Kondisi klinis terkait :
1. PPOK
2. Skleroisi multipel
3. Arthritis rheumatoid
4. Gagal ginjal/ hati tahap terminal
48

2.4.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan merupakan sebuah fase dimana perawat

melaksanakan rencana atau intervensi yang sudah dilaksanakan sebelumnya.

Berdarsarkan terminologi SIKI, implementasi terdiri atas melakukan dan

mendokumentasikan yang merupakan tindakan khusus yang digunakan untuk

melaksanakan intervensi (Fadillah, 2018).

2.4.5 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan adalah tahapan terakhir dari proses keperawatan

untuk mengukur respons klien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan klien

ke arah pencapaian tujuan (Potter & Perry, 2010).

Evaluasi asuhan keperawatan di dokumentasikan dalam bentuk SOAP yaitu

S (Subjektif) dimana perawatan menemui keluhan pasien yang masih dirasakan

setelah dilakukan tindakan keperawatan, O (Objektif) adalah data yang berdasarkan

hasil pengukuranatau observasi perawat secara langsung pada pasien dan yang

dirasakan pasien setelah tindakan keperawatan, A (Assesment) yaitu interpretasi

makna data subjektif dan objektif untuk menilai sejauh mana tujuan yang telah

ditetapkan dalam rencana keperawatan tercapai. Dapat dikatakan tujuan tercapai

apabila pasien mampu menunjukkan perilaku sesuai kondisi yang ditetapkan pada

tujuan, sedangkan tidak tercapai apabila pasien tidak mampu menunjukkan perilaku

yang diharapkan sesuai dengan tujuan, dan yang terakhir adalah P (Planning)

merupakan rencana tindakan berdasarkan analisis. Jika tujuan telah dicapai, maka

perawat akan menghentikan rencana apabila belum tercapai, perawat akan

melakukan modifikasi rencana untuk melanjutkan rencana keperawatan pasien.

Evaluasi ini disebut juga evaluasi proses (Dinarti dkk, 2013).


49

Evaluasi yang diharapkan pada asuhan keperawatan keluarga dengan

gastritis adalah :

2.4.5.4 Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang penyakit gastritis.

2.4.5.5 Keluarga dapat mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga

dengan penyakit gastritis.

2.4.5.6 Keluarga dapat melakukan perawatan yang tepat terhadap anggota keluarga

yang menderita gastritis.

2.4.5.7 Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat menunjang

penyembuhan dan pencegahan kekambuhan dari penyakit gastritis.

2.4.5.8 Keluarga dapat menggunakan tempat pelayanan kesehatan yang tepat untuk

mengatasi penyakit gastritis.


50

2.5 Kerangka Masalah

Obat anti inflamasi Alkohol , merokok, dan Infeksi mikroorganisme


(NSAID)
BAB 3
stress (Helicobacter pylori)

Mengganggu pembentukan sawar mukosa


lambung

Menghancurkan lapisan
mukosa lambung

Menurun barier lambung


terhadap asam dan pepsin

Inflamasi pada
mukosa lambung

GASTRITIS

Menurun sensori untuk Nyeri epigastrum Perubahan situasi


makan

MK : Nyeri Akut Kompleksitas program


Anoreksia perawatan

Mual Kurang memahami


masalah kesehatan

MK : Defisit Nutrisi
Keluarga tidak dapat memenuhi atau
memulihkan kesehatan

MK : Manajemen Kesehatan
Keluarga Tidak Efektif
Gambar 2.5 Kerangka Masalah (Sumber : Huda (2015))
TINJAUAN KASUS

Untuk mendapatkan gambaran nyata tentang pelaksanaan asuhan

keperawatan pada pasien dengan gastritis maka penulis menyajikan suatu kasus

yang penulis amati mulai tanggal 03 Maret 2021 sampai dengan 05 Maret 2021

dengan data pengkajian pada tanggal 03 Maret 2021 pada pukul 09.00 WIB.

Anamnesa diperoleh dari klien dan keterangan dari keluarga.

3.1 Pengkajian

3.1.1 Identitas Klien

Tabel 3.1 Identitas Klien

IDENTITAS KLIEN KLIEN


1. Nama kepala keluarga Tn.S
2. Umur 41 Tahun
3. Alamat Lingk.Kresek RT.003/RW.002 Kec. Grati
4. Pekerjaan TNI
5. Pendidikan SLTA
6. Telepon -

3.1.1.1 Komposisi keluarga :

Tabel 3.2 Komposisi Keluarga

No. Nama Jenis Hubungan Umur Pekerjaan Pendidikan


Kelamin Keluarga
1. Tn. S laki – laki suami 41 TNI SLTA
2. Ny. N (klien) perempuan istri 36 IRT SLTA
3. Nn. A perempuan anak 15 pelajar SMP
4. An.N laki – laki anak 10 pelajar SD

Genogram :

Ny.A Tn.S

Nn.A An.N

Gambar 3.1 Genogram Keluarga

51
52

Keterangan :

: Perempuan : Meninggal

: Laki – laki : Klien

- - - - : Tinggal serumah : Menikah

: Garis keturunan : Hubungan dalam keluarga

3.1.1.2 Tipe Keluarga

Tabel 3.3 Tipe Keluarga

Klien
Tipe Keluarga Tn. S memiliki tipe keluarga nuclear family (keluarga inti) : ayah, istri,
dan dua anak

Suku Bangsa Tn.S berasal dari suku Jawa dan suku Aceh. Untuk komunikasi
menggunakan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia

Agama Islam

3.1.1.3 Status Sosial Ekonomi Keluarga

Tabel 3.4 Status Sosial Ekonomi Keluarga

Status sosial ekonomi keluarga Klien


1. Jumlah pendapatan perbulan Rp. 7.000.000

2. Sumber pendapat perbulan Bekerja sebagai TNI

3. Jumlah pengeluaran perbulan Rp. 3.000.000 sesuai dengan kebutuhan

Aktivitas rekreasi keluarga Ny.N mengatakan kalau waktu berlibur biasanya dibuat
untuk menonton televisi bersama dan pergi jalan – jalan

3.1.2 Riwayat dan Tahapan Perkembangan Keluarga

Tabel 3.5 Riwayat dan Tahapan Perkembangan Keluarga

Tahap Perkembangan Klien


Tahap perkembangan Tugas perkembangan keluarga saat ini adalah dengan anak usia remaja
keluarga saat ini (families with teenagers)

Tugas perkembangan Keluarga Tn.S belum memenuhi tugas perkembangan sesuai tahap
keluarga yang belum perkembangan yaitu melepas anak remaja dan memberi
terpenuhi
53

tanggungjawab serta kebebasan yang lebih besar untuk


mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa.

Riwayat kesehatan Ny.N mengatakan bahwa dirinya mempunyai penyakit gastritis


keluarga saat ini karena sering sekali makan makanan yang pedas dan asam, Ny.N
sering merasakan nyeri ulu hati. Keluarga Ny.N mengatakan hanya
membelikan obat warung dan hasilnya hanya sementara untuk
menghilangkan rasa sakit.

Riwayat kesehatan Tn.S mengatakan tidak ada riwayat penyakit menular di keluarganya
keluarga sebelumnya dan Ny.N mempunyai riwayat penyakit gastritis

3.1.3 Data Lingkungan

Ruang Tamu Kamar Tidur Ruang Makan Kamar Tidur

Pintu
Kamar Tidur Ruang Keluarga Dapur Kamar
Mandi

Gambar 3.2 Denah Rumah

Tabel 3.6 Data Lingkungan

Klien
Karakteristik Rumah keluarga Tn.S ± panjang 25m × lebar 19m, jadi total luas rumah Tn.S
rumah 475m2, mempunyai satu ruang tamu, tiga kamar tidur, satu ruang keluarga, satu
dapur, satu kamar mandi beserta jamban. Rumah keluarga Tn.S merupakan tipe
rumah permanen. Ventilasi baik di setiap ruangan, menggunakan listrik (lampu)
untuk penerangan di malam hari. Sumber air keluarga Tn.S berasal dari sumur yang
digunakan untuk mandi, mencuci, memasak, dan air minum. Karakteristik air tidak
berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Penataan ruangan rapi sesuai dengan
tempat atau ruangan masing – masing.

Karakteristik Ny.N mengatakan sebagian besar tetangganya warga asli lingkungan kresek, tetapi
tetangga dan ada juga yang pendatang misalnya ada yang dari Medan dan Solo. Ny. N
komunitas mengatakan sering berkumpul dengan tetangganya hanya untuk berbincang atau
yang lainnya. Mayoritas mata pencaharian tetangga sekitar rumah Ny. N adalah
pegawai swasta, TNI,wirausaha, dan PNS. Fasilitas umum yang terdapat di
lingkungan rumah Ny.N yaitu terdapat POSYANDU dan musholla.

Mobilitas Tn.S mengatakan sudah tinggal dirumahnya yang sekarang selama kurang lebih 15
geografis tahun sejak mengandung anak pertama.
keluarga
Perkumpulan Tn.S mengatakan sering mengikuti kegiatan pengajian disekitar daerah rumahnya.
keluarga dan Ny.N juga sering mengikuti kegiatan muslimatan dan arisan PKK dilingkungannya.
interaksi Keluarga Tn.S juga mengatakan sering berkumpul dengan anak dan saudara -
dalam saudaranya pada hari raya. Interaksi yang terjalin anatara keluarga Tn.S dengan
masyarakat tetangganya sangat baik.

Sistem Tn.S mengatakan bahwa didalam keluarganya semua anggota keluarga mempunyai
pendukung kartu jaminan kesehatan yaitu BPJS
keluarga
54

3.1.4 Struktur Keluarga

Tabel 3.7 Struktur Keluarga

Klien
Struktur peran Ny.N memiliki peran dalam keluarga sebagai istri dan ibu rumah
tangga

Nilai atau norma keluarga Keluarga Tn.S mengatakan keluarga menganut agama Islam dan norma
yang berlaku di masyarakat. Keluarga Tn.S juga selalu memegang
teguh nilai – nilai agama Islam, keluarga juga ditekankan untuk
menjaga silaturahmi dengan saudara – saudara dan tetangga setempat.

Pola komunikasi keluarga Tn.S mengatakan keluarga biasa berkomunikasi menggunakan bahasa
Jawa dan bahasa Indonesia, jika ada permasalahan dalam suatu
keluarga, maka anggota keluarga akan berdiskusi tentang masalah
tersebut dan mencari pemecahannya dan Tn.S yang bertindak dalam
pengambilan keputusan setelah pemecahan masalah selesai.

Struktur kekuatan keluarga Ny.N mengatakan bahwa yang biasanya mengambil keputusan dalam
segala hal diserahkan kepada Tn.S karena di dirumah Ny. N yang
paling bisa untuk memecahkan masalah adalah suaminya.

3.1.5 Fungsi Keluarga

Tabel 3.8 Fungsi Keluarga

Klien
Fungsi ekonomi Ny. N mengatakan dalam keluarga sumber penghasilan berasal dari
suaminya.

Fungsi mendapatkan Seluruh anggota keluarga Ny. N biasanya sering membantu ketika
status sosial tetangganya ada yang mempunyai hajatan atau sebagainya, keluarga Ny.N
dapat bersosialisasi, toleransi antar sesama dan juga anak pertama biasanya
sering mengikuti kegiatan pemuda dilingkungannya atau yang biasa disebut
karang taruna remaja

Fungsi pendidikan Tn.S menempuh pendidikan sampai SMA saja, Ny. N hanya menempuh
pendidikan SMA saja, sedangkan untuk anak yang pertama masih
menempuh pendidikan di SMP dan anak kedua masih menempuh
pendidikan di SD

Fungsi sosialisasi Seluruh anggota keluarga Ny.N dapat bersosialisasi dengan baik kepada
tetangga maupun dengan masyarakat yang ada di wilayah tempat tinggal
Ny.N

Fungsi pemenuhan 5 tugas keluarga dalam fungsi kesehatan:


kesehatan 1. Mengenal masalah kesehatan keluarga: keluarga Tn.S tidak mampu
mengenal masalah kesehatan dimana keluarga tidak mengerti kalau
Ny.N mempunyai penyakit gastritis
55

2. Memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga: keluarga Tn.S mampu


memutuskan tindakan kesehatan keluarga dengan tepat
3. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan: keluarga
Tn.S tidak mampu merawat anggota keluarga yang sakit, bila ada
anggota keluarga ada yang sakit hanya dibelikan obat warung saja
4. Memodifikasi lingkungan keluarga: mampu memodifikasi lingkungan
dimana kondisi rumah bersih ,dan pencahayaan sinar matahari cukup
5. Memanfaatkan pelayanan kesehatan: keluarga mampu memanfaatkan
pelayanan kesehatan, dimana bila ada anggota keluarga yang sakit
dibawa ke puskesmas

Fungsi religious Tn.S mengatakan bahwa keluarga selalu berpegang teguh kepada agamanya
yaitu islam dan selalu berdoa ketika sedang mengalami musibah serta selalu
bersyukur atas apa yang telah diberikan.

Fungsi rekreasi Tn.S mengatakan keluarganya kadang akhir pekan pergi jalan - jalan dan
biasanya juga setiap malam hari keluarga Tn.S menonton TV serta
berbincang – bincang ringan mengenai kegiatan yang sudah dilakukan. Jika
ada hari – hari besar seperti Idul Fitri keluarga Ny. N pergi ke rumah saudara
– saudara serta pergi berlibur.

Fungsi reproduksi Ny. N mengatakan menggunakan KB. Ny. N mempunyai 2 anak yaitu 1 anak
perempuan dan 1 anak laki – laki.

Fungsi afektif Keluarga Tn.S selalu memberikan kasih sayang kepada anak – anaknya
tanpa membeda – bedakan, semuanya saling menyayangi satu sama lain.
Hubungan keluarga terlihat harmonis dan ikatan kekeluargaan sangat erat.

3.1.6 Stress dan Koping Keluarga

Tabel 3.9 Stress dan Koping Keluarga

Klien
Stressor jangka 1. Stressor jangka pendek : Ny. N mengatakan bila makan – makanan yang tidak
pendek dan sehat dan merasakan stress yang berlebihan maka penyakitnya bisa kambuh.
panjang Apabila nyeri yang dialami kambuh, Ny.N hanya minum obat yang dibeli di
warung
2. Stressor jangka panjang : Ny. N mengatakan bila sakitnya tidak kunjung
sembuh dan bertambah parah, beliau biasanya dibawa ke dokter.

Kemampuan Ny. N mengatakan khawatir dengan penyakitnya karena jika sudah salah makan
keluarga seperti makan pedas yang terlalu sering, makanan asam, kopi dan stress
berespon berlebihan Ny.N dapat merasakan nyeri ulu hati yang berlebihan, keringat dingin,
terhadap stressor tidak nafsu makan, dan mual

Strategi koping Ny. N mengatakan beliau hanya berpasrah diri kepada Allah SWT , tetap berdoa
yang digunakan dan ikhtiar terhadap penyakit yang diderita dan berusaha untuk tetap menjaga
kesehatannya.

Strategi adaptasi Bila mendapatkan masalah keluarga Tn.S memeecahkan secara bersama – sama
disfungsional dan masalah terselesaikan dengan baik
56

3.1.7 Pemeriksaan Kesehatan Tiap Individu Anggota Keluarga

Tabel 3.10 Pemeriksaan Kesehatan

Data Tn.S Ny.N (Klien) Nn.A An.N


Kepala dan Bentuk kepala simetris, warna Bentuk kepala simetris, warna rambut Bentuk kepala simetris, warna Bentuk kepala simetris, warna
rambut rambut hitam, penyebaran rambut hitam, penyebaran rambut merata, rambut hitam, penyebaran rambut rambut hitam, penyebaran rambut
merata, tidak ada lesi, tidak ada tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan merata, tidak ada lesi, tidak ada merata, tidak ada lesi, tidak ada
nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan

Mata Mata simetris, konjungtiva tidak Mata simetris, konjungtiva tidak Mata simetris, konjungtiva tidak Mata simetris, konjungtiva tidak
anemis, sklera tidak ikterik, pupil anemis, sklera tidak ikterik, pupil anemis, sklera tidak ikterik, pupil anemis, sklera tidak ikterik, pupil
isokor, kornea tidak keruh isokor, kornea tidak keruh isokor, kornea tidak keruh isokor, kornea tidak keruh

Telinga Bentuk telinga simetris, ukuran Bentuk telinga simetris, ukuran Bentuk telinga simetris, ukuran Bentuk telinga simetris, ukuran
sedang tidak ada perdarahan, tidak sedang tidak ada perdarahan, tidak ada sedang tidak ada perdarahan, tidak sedang tidak ada perdarahan, tidak
ada serumen, tidak ada benjolan serumen, tidak ada benjolan pada ada serumen, tidak ada benjolan ada serumen, tidak ada benjolan
pada telinga telinga pada telinga pada telinga

Leher Tidak ada pembesaran kelenjar Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, Tidak ada pembesaran kelenjar Tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid, tidak ada pembesaran vena tidak ada pembesaran vena jugularis tiroid, tidak ada pembesaran vena tiroid, tidak ada pembesaran vena
jugularis jugularis jugularis

Dada Bentuk dada simetris dan tidak Bentuk dada simetris dan tidak Bentuk dada simetris dan tidak Bentuk dada simetris dan tidak
terdapat suara nafas tambahan terdapat suara nafas tambahan terdapat suara nafas tambahan terdapat suara nafas tambahan

Abdomen Abdomen datar, simetris, tidak ada Abdomen datar, simetris, ada nyeri Abdomen datar, simetris, tidak ada Abdomen datar, simetris, tidak ada
nyeri tekan tekan nyeri tekan nyeri tekan
P : inflamasi pada daerah abdomen
sebelah kiri atas
Q : seperti di tusuk – tusuk
R : perut sebelah kiri bagian atas
S : 6 (nyeri sedang)
57

T : hilang timbul
Tanda – TD : 120/90mmHg TD : 130/90mmHg TD : 110/90mmHg TD : 110/80mmHg
tanda vital S : 36,50C S : 37,50C S : 36,50C S : 36,50C
N : 80×/menit N : 85×/menit N : 79×/menit N : 77×/menit
RR : 18×/menit RR : 18×/menit RR : 18×/menit RR : 18×/menit

Esktremitas Ekstremitas kanan dan kiri Ekstremitas kanan dan kiri simetris Ekstremitas kanan dan kiri Ekstremitas kanan dan kiri
simetris 5 5 simetris simetris
5 5 5 5 5 5
5 5
5 5 5 5 5 5
58

3.1.8 Harapan Keluarga

Tabel 3.11 Harapan Keluarga

Klien
Harapan Keluarga Tn.S berharap agar keluarganya tetap diberikan kesehatan sehingga dapat
berkumpul dengan anak – anaknya hingga dapat melihat anak – anaknya
sudah berumah tangga dan mempuyai anak. Ny.N berharap, anak – anaknya
bisa mendapatkan kehidupan yang layak agar dapat hidup yang sejahtera dan
bahagia dengan keluarganya. Ny.N juga berharap agar penyakitnya tidak
sering kambuh dan diberi kesehatan
59

3.2 Analisa Data

Tabel 3.12 Analisa Data

Data Penyebab Masalah


Ds: Ketidakmampuan keluarga Nyeri akut
1. Ny.N mengatakan nyeri pada perut dalam merawat anggota
bagian atas sebelah kiri ±3 hari keluarga yang sakit
2. Ny.N mengatakan perutnya nyeri
ketika terlalu banyak mengkonsumsi
makanan pedas dan kopi
P : inflamasi pada daerah abdomen
sebelah kiri atas
Q : seperti di tusuk – tusuk
R : perut sebelah kiri bagian atas
T : hilang timbul
Do:
1. Kesadaran : compos mentis dengan
GCS 4, 5, 6
2. Keadaan umum : lemah
3. Ny.N tampak meringis
4. Ny.N tampak gelisah
5. Ny.N tampak protektif terhadap
lingkungannya
6. Ny.N mengalami diafhoresis
7. Skala nyeri 6 (sedang)
8. TTV :
TD : 130/90mmHg
S : 37,50C
N : 85×/menit
RR : 18×/menit

Ds: Ketidakmampuan keluarga Manajemen Kesehatan


1. Keluarga mengatakan tidak dalam mengenal masalah Keluarga Tidak Efektif
memahami masalah kesehatan yang kesehatan
di derita oleh Ny.N
2. Keluarga mengatakan kesulitan
menjalankan perawatan yang
ditetapkan seperti mengenai masalah
diet untuk penderita gastritis
Do:
1. Keluarga Ny.N tidak bisa untuk
mengatasi masalah kesehatan yang di
derita oleh Ny.N
2. Keluarga hanya membeli obat di
warung ketika penyakit Ny.N kambuh
60

3.3 Diganosa Keperawatan

Tabel 3.13 Diagnosa Keperawatan

No Tanggal Diagnosa Keperawatan Tanggal TT


teratasi
1 03-03-2021 Nyeri akut b.d ketidakmampuan keluarga 05-03-2021
dalam merawat anggota keluarga yang sakit
d.d tampak gelisah, tampak meringis, TD
meningkat, frekuensi nadi meningkat,
diafhoresis, dan bersikap protektif
2 03-03-2021 Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif 05-03-2021
d.d ketidakmampuan keluarga dalam
mengenal masalah kesehatan yang dihadapi
oleh anggota keluarga yang menderita
gastritis.

3.3.1 Skoring Prioritas Masalah Keperawatan Keluarga

Tabel 3.14 Skoring Prioritas Masalah

Masalah : Nyeri akut

No Kriteria Skor Bobot Perhitungan Alasan/pembahasan


1 Sifat masalah 1 3/3x1= 1 Aktual: ditandai dengan
Skala: diagnosis keperawatan yang
1) Aktual 3 muncul dimana Ny.N
2) Resiko 2 mengalami nyeri akut dengan
3) Keadaan 1 skala nyeri 6 (sedang) dan
sejahtera/diagnosis tampak gelisah
sehat
2 Kemungkinan masalah 2 1/2x2= 1 Sebagian: ditandai dengan
dapat diubah keluarga Ny.N tidak tahu
Skala : bagaimana cara merawat
1) Mudah 2 Ny.N yang sedang sakit
2) Sebagian 1
3) Tidak dapat 0
3 Potensi masalah untuk 1 2/3x1= 2/3 Cukup: ditandai dengan
dicegah keluarga mampu
Skala: memanfaatkan fasilitas
1) Tinggi 3 kesehatan yang ada dan ketika
2) Cukup 2 penyakit kambuh Ny.N
3) Rendah 1 minum persediaan obat yang
sudah ada dirumah
4 Menonjolnya masalah 1 2/2x1= 1 Masalah dirasakan dan
Skala: harus segera ditangani:
1) Masalah dirasakan 2 ditandai dengan keluarga
dan harus segera Ny.N menginginkan Ny.N
ditangani cepat sembuh dan bisa
2) Ada masalah, tapi 1 beraktivitas normal kembali
tidak perlu ditangani
3) Masalah tidak 0
dirasakan
Jumlah skor 11/3
61

Masalah : Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif

No Kriteria Skor Bobot Perhitungan Alasan/pembahasan


1 Sifat masalah 1 1/3x1= 1/3 Keadaan
Skala: sejahtera/diagnosis sehat:
1) Aktual 3 ditandai dengan diagnosis
2) Resiko 2 keperawatan yang muncul
3) Keadaan 1 dimana keluarga tidak mampu
sejahtera/diagnosis mengenal masalah kesehatan
sehat yang muncul
2 Kemungkinan masalah 2 1/2x2= 1 Sebagian: ditandai dengan
dapat diubah kurangnya perhatian keluarga
Skala : dimana keluarga membawa
1) Mudah 2 Ny.N ke dokter atau rumah
2) Sebagian 1 sakit ketika penyakitnya
3) Tidak dapat 0 sudah parah
3 Potensi masalah untuk 1 2/3x1= 2/3 Cukup: ditandai dengan
dicegah keluarga mampu
Skala: memanfaatkan fasilitas
1) Tinggi 3 kesehatan yang ada
2) Cukup 2
3) Rendah 1
4 Menonjolnya masalah 1 0/2x1= 0 Masalah tidak dirasakan:
Skala: ditandai dengan keluarga
1) Masalah dirasakan 2 tidak memahami masalah
dan harus segera kesehatan yang di derita oleh
ditangani Ny.N
2) Ada masalah, tapi 1
tidak perlu ditangani
3) Masalah tidak 0
dirasakan
Jumlah skor 2
Prioritas Masalah :

1. Nyeri akut b.d ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang

sakit d.d tampak gelisah, tampak meringis, TD meningkat, frekuensi nadi

meningkat, diafhoresis, bersikap protektif.

2. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif d.d ketidakmampuan keluarga

dalam mengenal masalah kesehatan yang dihadapi oleh anggota keluarga yang

menderita gastritis
62

3.4 Intervensi Keperawatan

Tabel 3.15 Intervensi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI


No.
Kode Diagnosa Kode Luaran Kode Intervensi
1. D.0077 Nyeri akut b.d ketidakmampuan Luaran Utama : Intervensi Utama :
keluarga dalam merawat anggota L.08066 Tingkat Nyeri 1.08238 Manajemen Nyeri
keluarga yang sakit d.d tampak gelisah, Observasi :
tampak meringis, TD meningkat, Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
frekuensi nadi meningkat, diafhoresis, keperawatan selama 3 kali durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
bersikap protektif. kunjungan, diharapkan keluarga nyeri
mampu merawat anggota keluarga 2. Identifikasi skala nyeri
yang sakit dengan kriteria hasil : 3. Identifikasi faktor yang memperberat
dan memperingan nyeri
1. Keluhan nyeri menurun Terapeutik :
2. Rentang skala nyeri 1. Berikan teknik nonfarmakologis
menurun dari 6 (nyeri untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
sedang) menjadi 0 (tidak TENS, hipnosis, akupresur, terapi
nyeri) musik, biofeedback, terapi pijat,
3. Meringis menurun aromaterapi, teknik imajinasi
4. Sikap protektif menurun terbimbing
5. Gelisah menurun 2. Kontrol lingkungan yang
6. Diafhoresis menurun memperberat rasa nyeri (mis. suhu
7. Frekuensi nadi membaik ruangan, pencahayaan, kebisingan)
8. Pola napas membaik 3. Fasilitas istirahat dan tidur
9. Tekanan darah membaik Edukasi :
1. Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
2. Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
63

Intervensi Pendukung :
1.12391 Edukasi Manajemen Nyeri
1.12452 Edukasi Teknik Napas
2. D.0115 Manajemen kesehatan keluarga tidak Luaran Utama : Intervensi Utama :
efektif d.d ketidakmampuan keluarga L.12105 Manajemen Kesehatan Keluarga 1.13477 Dukungan Keluarga Merencanakan Perawatan
dalam mengenal masalah kesehatan Observasi :
yang dihadapi oleh anggota keluarga Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi kebutuhan dan harapan
yang menderita gastritis keperawatan selama 3 kali keluarga tentang kesehatan
kunjungan, diharapkan keluarga 2. Identifikasi tindakan yang dapat
mampu mengenal masalah dilakukan keluarga
kesehatan yang di derita oleh Terapeutik :
keluarganya dengan kriteria hasil : 1. Motivasi pengembangan sikap dan
emosi yang mendukung upaya
1. Kemampuan menjelaskan kesehatan
masalah kesehatan yang 2. Gunakan sarana dan fasilitas yang ada
dialami meningkat dalam keluarga
2. Aktivitas keluarga 3. Ciptakan perubahan lingkungan
mengatasi masalah rumah secara optimal
kesehatan tepat meningkat Edukasi :
3. Tindakan untuk 1. Informasikan fasilitas kesehatan yang
mengurangi faktor risiko ada di lingkungan keluarga
meningkat 2. Anjurkan menggunakan fasilitas
4. Gejala penyakit anggota kesehatan yang ada
keluarga menurun 3. Ajarkan cara perawatan yang bisa
dilakukan keluarga

Intervensi Pendukung :
1.12383 Edukasi Kesehatan
64

3.5 Implementasi Keperawatan

Tabel 3.16 Implementasi Keperawatan

No. Tanggal No.Dx Kep Implementasi TTD


1. 03-03- 1 1. Mengidentifikasi faktor pemicu nyeri, kualitas,
2021 wilayah bagian nyeri, skala nyeri, dan waktu
munculnya nyeri
P : inflamasi pada daerah abdomen sebelah kiri
atas
Q : seperti di tusuk – tusuk
R : perut sebelah kiri bagian atas
S : 6 (nyeri sedang)
T : hilang timbul
2. Mengobservasi TTV :
TD : 130/90mmHg
S : 37,50C
N : 85×/menit
RR : 18×/menit
2 3. Mengidentifikasi faktor yang memperberat
nyeri seperti kebisingan atau suasana yang
terlalu ramai dirumah dan faktor yang
memperingan nyeri seperti kompres hangat
4. Mengajarkan dan mendemonstrasikan
bagaimana cara mengurangi nyeri dengan cara
terapi nonfarmakologis seperti terapi relaksasi
nafas dalam

1. Memberikan edukasi mengenai penyakit


gastritis mulai dari pengertian, penyebab,
gejala, cara pencegahan, dan diet untuk
penderita gastritis dengan memberikan media
berupa leaflet
2. Menganjurkan menggunakan fasilitas
kesehatan apa saja yang dapat digunakan untuk
penyakit gastritis yang dialami oleh Ny.N
seperti puskesmas atau rumah sakit
3. Menganjurkan cara perawatan yang bisa
dilakukan keluarga dirumah ketika penyakit
Ny.N kambuh seperti memberikan makanan
yang mempunyai rasa tidak terlalu kuat(pedas
atau asam), mengurangi konsumsi makanan
atau minuman yang mengandung kafein, dan
mengontrol stress yang berlebihan
4. Memberikan kesempatan bertanya kepada
keluarga Ny.N terkait masalah kesehatan yang
di derita oleh Ny.N
1.
2. 04-03- 1 1. Mengidentifikasi faktor pemicu nyeri, kualitas,
2021 wilayah bagian nyeri, skala nyeri, dan waktu
munculnya nyeri
P : inflamasi pada daerah abdomen sebelah kiri
atas
Q : seperti di tusuk – tusuk
R : perut sebelah kiri bagian atas
65

S : 3 (nyeri ringan)
T : hilang timbul
2. Mengobservasi TTV :
TD : 120/90mmHg
S : 37,30C
N : 80×/menit
RR : 18×/menit
3. Mengidentifikasi faktor yang memperberat
2 nyeri seperti kebisingan atau suasana yang
terlalu ramai dirumah dan faktor yang
memperingan nyeri seperti kompres hangat
4. Mengajarkan dan mendemonstrasikan
bagaimana cara mengurangi nyeri dengan cara
terapi nonfarmakologis seperti terapi relaksasi
nafas dalam

1. Memberikan edukasi mengenai penyakit


gastritis mulai dari pengertian, penyebab,
gejala, cara pencegahan, dan diet untuk
penderita gastritis dengan memberikan media
berupa leaflet
2. Menganjurkan menggunakan fasilitas
kesehatan apa saja yang dapat digunakan untuk
penyakit gastritis yang dialami oleh Ny.N
seperti puskesmas atau rumah sakit
3. Menganjurkan cara perawatan yang bisa
dilakukan keluarga dirumah ketika penyakit
Ny.N kambuh seperti memberikan makanan
yang mempunyai rasa tidak terlalu kuat(pedas
atau asam), mengurangi konsumsi makanan
atau minuman yang mengandung kafein, dan
mengontrol stress yang berlebihan
4. Memberikan kesempatan bertanya kepada
keluarga Ny.N terkait masalah kesehatan yang
di derita oleh Ny.N

3. 05-03- 1 1. Mengidentifikasi faktor pemicu nyeri, kualitas,


2021 wilayah bagian nyeri, skala nyeri, dan waktu
munculnya nyeri
S : 0 (tidak ada nyeri)
2. Mengobservasi TTV :
TD : 120/90mmHg
S : 37,50C
N : 79×/menit
RR : 18×/menit
3. Mengidentifikasi faktor yang memperberat
nyeri seperti kebisingan atau suasana yang
terlalu ramai dirumah dan faktor yang
2 memperingan nyeri seperti kompres hangat
4. Mengajarkan dan mendemonstrasikan
bagaimana cara mengurangi nyeri dengan cara
terapi nonfarmakologis seperti terapi relaksasi
nafas dalam

1. Memberikan edukasi mengenai penyakit


gastritis mulai dari pengertian, penyebab,
gejala, cara pencegahan, dan diet untuk
66

penderita gastritis dengan memberikan media


berupa leaflet
2. Menganjurkan menggunakan fasilitas
kesehatan apa saja yang dapat digunakan untuk
penyakit gastritis yang dialami oleh Ny.N
seperti puskesmas atau rumah sakit
3. Menganjurkan cara perawatan yang bisa
dilakukan keluarga dirumah ketika penyakit
Ny.N kambuh seperti memberikan makanan
yang mempunyai rasa tidak terlalu kuat(pedas
atau asam), mengurangi konsumsi makanan
atau minuman yang mengandung kafein, dan
mengontrol stress yang berlebihan
4. Memberikan kesempatan bertanya kepada
keluarga Ny.N terkait masalah kesehatan yang
di derita oleh Ny.N
67

3.6 Evaluasi Keperawatan

Tabel 3.17 Evaluasi Keperawatan

No Tanggal Tanggal Tanggal


03-03-2021 04-03-2021 05-03-2021

1 S: S: S:
1. Ny.N mengatakan nyeri pada perut bagian 1. Ny.N mengatakan nyeri pada perut bagian atas 1. Ny.N mengatakan nyeri pada perut bagian
atas sebelah kiri ±3 hari sebelah kiri sudah berkurang dari hari atas sebelah kiri sudah tidak terasa lagi
2. Ny.N mengatakan perutnya nyeri ketika sebelumnya 2. Ny.N mengatakan tubuhnya sudah terasa
terlalu banyak mengkonsumsi makanan P : inflamasi pada daerah abdomen sebelah kiri lebih sehat
pedas dan kopi atas O:
P : inflamasi pada daerah abdomen sebelah Q : seperti di tusuk – tusuk 1. Kesadaran compos mentis dengan GCS 4, 5,
kiri atas R : perut sebelah kiri bagian atas 6
Q : seperti di tusuk – tusuk T : hilang timbul 2. Keadaan umum : baik
R : perut sebelah kiri bagian atas O: 3. Ny.N sudah tidak tampak meringis, tidak
T : hilang timbul 1. Kesadaran : compos mentis dengan GCS 4, 5, 6 gelisah, dan sudah tidak protektif lagi
O: 2. Keadaan umum : cukup baik terhadap lingkungannya
1. Kesadaran : compos mentis dengan GCS 3. Ny.N sudah tidak tampak meringis 4. Tidak ada dhiaforesis pada Ny.N
4, 5, 6 4. Ny.N masih tampak gelisah 5. Skala nyeri 0 (tidak ada nyeri)
2. Keadaan umum : lemah 5. Ny.N masih tampak protektif terhadap 6. TTV:
3. Ny.N tampak meringis lingkungan TD : 120/90mmHg
4. Ny.N tampak gelisah 6. Diafhoresis Ny.N sudah mulai berkurang S : 37,50C
5. Ny.N tampak protektif terhadap 7. Skala nyeri 3 (nyeri ringan) N : 79×/menit
lingkungannya 8. TTV : RR : 18×/menit
6. Ny.N mengalami diaforesis TD : 120/90mmHg A: Masalah teratasi
7. Skala nyeri 6 (nyeri sedang) S : 37,30C P: Hentikan intervensi
8. TTV : N : 80×/menit
TD : 130/90mmHg RR : 18×/menit
S : 37,50C A: Masalah teratasi sebagian
N : 85×/menit P: Lanjutkan intervensi
RR : 18×/menit
68

A: Masalah belum teratasi


P: Lanjutkan intervensi
2 S: S: S:
1. Keluarga mengatakan tidak memahami 1. Keluarga mengatakan hanya memahami 1. Keluarga mengatakan sudah memahami
masalah kesehatan yang di derita oleh sebagian dari masalah kesehatan yang di derita masalah kesehatan yang di derita oleh Ny.N
Ny.N oleh Ny.N 2. Keluarga mengatakan sudah mampu
2. Keluarga mengatakan kesulitan 2. Keluarga mengatakan masih kesulitan menjalankan perawatan yang ditetapkan
menjalankan perawatan yang ditetapkan menjalankan perawatan yang ditetapkan seperti seperti mengenai masalah diet untuk
seperti mengenai masalah diet untuk mengenai masalah diet untuk penderita gastritis penderita gastritis
penderita gastritis O: 3. Keluarga mengatakan merasa senang karena
O: 1. Keluarga Ny.N tidak bisa untuk mengatasi dapat merawat anggota keluarganya yang
1. Keluarga Ny.N tidak bisa untuk mengatasi masalah kesehatan yang diderita oleh Ny.N sakit dengan cara yang tepat
masalah kesehatan yang di derita oleh 2. Keluarga membeli obat di apotek sesuai dengan O:
Ny.N resep dari dokter 1. Keluarga Ny.N sudah mampu untuk
2. Keluarga hanya membeli obat di warung A: Masalah teratasi sebagian mengatasi masalah kesehatan yang diderita
ketika penyakit Ny.N kambuh P: Lanjutkan intervensi oleh Ny.N seperti bagaimana cara mencegah
A: Masalah belum teratasi kekambuhan penyakit tersebut
P: Lanjutkan intervensi 2. Keluarga membeli obat di apotek sesuai
dengan resep dari dokter
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
BAB 4

PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini penulis akan menguraikan tentang kesenjangan yang

terjadi antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dalam asuhan keperawatan

keluarga pada pasien gastritis dengan masalah keperawatan nyeri akut di Desa

Gratitunon yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,

implementasi, dan evaluasi.

4.1 Pengkajian

Fakta yang didapatkan pada pengkajian tersebut adalah Ny.N mengatakan

nyeri pada perut bagian atas sebelah kiri yang berlangsung selama ±3 hari dan nyeri

perutnya kambuh ketika terlalu banyak mengkonsumsi makanan pedas dan kopi.

Kesadaran klien compos mentis dengan GCS 4, 5, 6 dengan keadaan umum lemah.

Ny.N tampak meringis, gelisah, protektif terhadap lingkungan, dan mengalami

diafhoresis. Pada pemeriksaan nyeri terhadap Ny.N didapatkan hasil P (provokatif):

inflamasi pada daerah abdomen sebelah kiri atas, Q (quality): seperti di tusuk –

tusuk, R (region): perut sebelah kiri bagian atas, S (scale): 6 (nyeri sedang), dan T

(time): hilang timbul. Pemeriksaan tanda – tanda vital pada Ny.N didapatkan hasil

tekanan darah 130/90 mmHg, suhu 37,50C, nadi 85×/menit, dan respirator rate

18×/menit.

Menurut Fadillah, dkk (2017), nyeri akut adalah adalah pengalaman

sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan actual atau

fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintesitas ringan hingga

berat yang berlangsung kurang dari tiga bulan. Tanda dan gejala pada nyeri akut

69
70

adalah mengeluh nyeri, tampak meringis, bersifat protektif, gelisah, frekuensi nadi

meningkat, sulit tidur, tekanan darah meningkat, pola napas berubah, nafsu makan

berupah, proses berpikir terganggu, menarik diri, berfokus pada diri sendiri, dan

diafhoresis.

Pada kasus ini didapatkan bahwa klien yaitu Ny.N terdapat kesenjangan

antara fakta dan teori dimana ada beberapa tanda dan gejala nyeri akut yang tidak

dialami oleh klien. Adapun tanda dan gejala yang tidak dialami oleh Ny.N adalah

sulit tidur, pola nafas berubah, nafsu makan berubah, proses berpikir terganggu,

menarik diri, dan berfokus pada diri sendiri. Hal ini dimungkinkan terjadi karena

Ny.N tidak memiliki riwayat penyakit lain sebelumnya yang dapat memperberat

kondisi klien.

4.2 Diagnosa Keperawatan

Pada tinjauan kasus diagnosa keperawatan yang ditegakkan yaitu nyeri akut

b.d ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit d.d

tampak gelisah, tampak meringis, TD meningkat, frekuensi nadi meningkat,

diafhoresis, dan bersikap protektif dan manajemen kesehatan keluarga tidak efektif

d.d ketidakampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan yang dihadapi

oleh anggota keluarga yang menderita gastritis.

Menurut Huda (2015), ada beberapa masalah keperawatan yang muncul

untuk penderita gastritis seperti nyeri akut, defisit nutrisi, dan manajemen kesehatan

keluarga tidak efektif. Masalah keperawatan tersebut berkaitan dengan faktor resiko

yang berhubungan dengan kejadian gastritis seperti merokok, stress, usia, jenis

kelamin, pola makan, kebiasaan minum kopi, penggunaan obat anti inflamasi non

steroid, dan riwayat gastritis keluarga.


71

Pada kasus ini didapatkan bahwa klien yaitu Ny.N terdapat kesenjangan

antara fakta dan teori dimana ada masalah keperawatan yang tidak dimunculkan

pada diganosa keperawatan yaitu defisit nutrisi. Hal tersebut dimungkinkan karena

ada beberapa beberapa faktor yang tidak dimiliki oleh klien seperti mual, muntah

dan anoreksia. Penulis memilih nyeri akut sebagai high priority (prioritas utama)

untuk dijadikan diagnosa keperawatan yang utama karena pada tindakan skoring

prioritas masalah nyeri akut memiliki nilai 11/3 dan nilai tersebut lebih tinggi

daripada manajemen kesehatan keluarga tidak efektif yang hanya mendapatkan

nilai 2.

4.3 Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan disesuaikan dengan masalah yang dialami oleh klien

sehingga kebutuhan klien dapat terpenuhi. Rencana asuhan keperawatan pada Ny.N

diambil dalam tinjauan pustaka berdasarkan teori asuhan keperawatan keluarga

dengan gastritis. Dalam asuhan keperawatan keluarga Ny.N terdapat intervensi

keperawatan yang direncanakan sebagai berikut:

1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri

2. Identifikasi skala nyeri

3. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri

4. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,

hipnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,

teknik imajinasi terbimbing)

5. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu ruangan,

pencahayaan, kebisingan)

6. Fasilitas istirahat dan tidur


72

7. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri

8. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

Adapun intervensi keperawatan untuk nyeri akut menurut Fadillah, dkk (2018)

sebagai berikut:

1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri

2. Identifikasi skala nyeri

3. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri

4. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,

hipnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,

teknik imajinasi terbimbing)

5. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu ruangan,

pencahayaan, kebisingan)

6. Fasilitas istirahat dan tidur

7. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri

8. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

9. Kolaborasi pemberian analgetik

Pada kasus ini didapatkan kesenjangan antara fakta dan teori dimana ada

intervensi keperawatan menurut teori yang tidak dicantumkan pada intervensi

keperawatan untuk tinjauan kasus yaitu kolaborasi pemberian analgetik. Hal ini

dikarenakan penulis tidak berkolaborasi dengan tim medis lain dalam pemberian

analgetik dan penulis hanya mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk

mengurangi rasa nyeri seperti teknik relaksasi napas dalam.


73

4.4 Implementasi Keperawatan

Pada tahap implementasi keperawatan mampu dilaksanakan sesuai

perencanaan yang sudah disusun, manajemen nyeri dan latihan merawat anggota

keluarga yang sakit dan keluarga yang lain bekerja sama seperti mau menerima

pendidikan kesehatan dan membantu memfasilitasi tindakan yang dilakukan.

Keluarga yang kooperatif merupakan faktor pendukung, sehingga implementasi

bisa dilakukan sesuai perencanaan yaitu tiga kali kunjunga. Tidak ada hambatan

dalam melakukan implementasi pada Ny.N, klien mampu mengikuti arahan dan

latihan sampai selesai. Implementasi yang dilakukan berdasarkan intervensi yang

direncanakan pada tinjauan pustaka sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi faktor pemicu nyeri, kualitas, wilayah bagian nyeri, skala

nyeri, dan waktu munculnya nyeri

P : inflamasi pada daerah abdomen sebelah kiri atas

Q : seperti di tusuk – tusuk

R : perut sebelah kiri bagian atas

S : 6 (nyeri sedang)

T : hilang timbul

2. Mengobservasi TTV :

TD : 130/90mmHg

S : 37,50C

N : 85×/menit

RR : 18×/menit
74

3. Mengidentifikasi faktor yang memperberat nyeri seperti kebisingan atau

suasana yang terlalu ramai dirumah dan faktor yang memperingan nyeri

seperti kompres hangat

4. Mengajarkan dan mendemonstrasikan bagaimana cara mengurangi nyeri

dengan cara terapi nonfarmakologis seperti terapi relaksasi nafas dalam

Adapun intervensi yang telah direncanakan pada masalah keperawatan nyeri

akut untuk tinjauan kasus sebagai berikut:

1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri

2. Identifikasi skala nyeri

3. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri

4. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,

hipnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,

teknik imajinasi terbimbing)

5. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu ruangan,

pencahayaan, kebisingan)

6. Fasilitas istirahat dan tidur

7. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri

8. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

Implementasi yang dilakukan penulis mulai dari awal hingga akhir sesuai

dengan intervensi keperawatan yang telah direncanakan pada tinjauan kasus. Hal

ini dikarenakan klien dan keluarga mampu kooperatif dan mau memfasilitasi

tindakan yang akan dilakukan dan di ajarkan. Tidak ada hambatan dalam

melakukan implementasi Ny.N, klien mampu mengikuti arahan dan latihan sampai
75

selesai juga merupakan faktor penting dalam terlaksananya intervensi keperawatan

yang telah direncanakan.

4.5 Evaluasi Keperawatan

Setelah melakukan implementasi keperawatan diatas selama tiga kali

kunjungan rumah, didapatkan catatan perkembangan pada evaluasi hari terakhir

sebagai berikut :

Perkembangan yang muncul pada saat evaluasi pasien yaitu untuk data

subjektif: Ny.N mengatakan nyeri pada perut bagian atas sebelah kiri sudah tidak

terasa lagi serta mengatakan tubuhnya sudah terasa lebih sehat. Untuk data objektif:

Ny.N sudah tidak tampak meringis, tidak gelisah, dan sudah tidak protektif lagi

terhadap lingkungannya, serta tidak ada dhiaforesis pada Ny.N. Skala nyeri Ny.N

dari yang awalnya skala nyeri 6 (nyeri dang) menjadi skala nyeri 0 (tidak ada nyeri).

Menurut Fadillah, dkk (2018) kriteria hasil yang diharapkan untuk

perkembangan pasien setelah dilakukan tindakan yaitu: 1) Keluhan nyeri menurun,

2) Rentang skala nyeri menurun dari 6 (nyeri sedang) menjadi 0 (tidak nyeri), 3)

Meringis menurun, 4) Sikap protektif menurun, 5) Gelisah menurun, 6) Diafhoresis

menurun, 7) Frekuensi nadi membaik, 8) Pola napas membaik, 9) Tekanan darah

membaik.

Evaluasi keperawatan yang muncul setelah dilakukan tindakan selama tiga

hari sesuai dengan kriteria hasil yang diharapkan. Keluhan nyeri menurun setelah

dilakukan tindakan dari skala nyeri 6 (nyeri sedang) menjadi nyeri 0 (tidak ada

nyeri). Hari pertama pasien tampak meringis, bersikap protektif, gelisah, dan

mengalami diafhoresis, tapi setelah dilakukan tindakan keperawatan gejala tersebut

sudah tidak tampak. Frekuensi nadi membaik dari 85×/menit menjadi 79×/menit.
76

Tekanan darah membaik dari 130/90mmHg menjadi 120/90mmHg. Pola napas

tetap 18×/menit. Berdasarkan data subjektif dan objektif diatas penulis

menyimpulkan bahwa pada masalah nyeri akut sudah teratasi sehingga intervensi

selanjutnya dapat dihentikan.


BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan ‘‘Asuhan Keperawatan Pada Pasien

Gastritis Dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut Di Desa Gratitunon Kabupaten

Pasuruan” diatas, maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :

5.1.1 Pengkajian

Pada pengkajian asuhan keperawatan keluarga, mendapatkan keluhan nyeri

pada perut bagian atas sebelah kiri, Ny.N tampak meringis, gelisah, bersikap

protektif terhadap lingkungan, dan mengalami diafhoresis.

5.1.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa prioritas pada kasus ini yaitu nyeri akut b.d ketidakmampuan

keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit d.d tampak gelisah, tampak

meringis, TD meningkat, frekuensi nadi meningkat, diafhoresis, dan bersikap

protektif.

5.1.3 Intervensi Keperawatan

Intervensi yang disusun pada diagnosa utama untuk Ny.N, penulis berusaha

semaksimal mungkin merencanakan tindakan keperawatan keluarga sesuai dengan

teori yang didapat, intervensi yang dilakukan antara lain identifikasi lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas, dan skala nyeri, identifikasi

faktor yang memperberat dan meperingan nyeri, berikan terapi nonfarmakologis

seperti terapi relaksasi napas dalam.

5.1.4 Implementasi Keperawatan

77
78

Implementasi yang dilaksanakan pada Ny.N dengan nyeri akut yaitu

mengidentifikasi faktor pemicu nyeri, kualitas, wilayah bagian nyeri, skala nyeri,

dan waktu munculnya nyeri, mengidentifikasi faktor yang memperberat dan

memperingan nyeri, mengajarkan dan mendemonstrasikan bagaimana cara

mengurangi nyeri.

5.1.5 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan pada Ny.N pada diagnosa utama yaitu nyeri akut

masalah keperawatan sudah teratasi dengan data yaitu nyeri pada perut bagian atas

sebeleh kiri sudah tidah terasa, skala nyeri menurun, tekanan darah membaik,

frekuensi nadi membaik, tidak mengalami diafhoresis, tidak tampak meringis dan

gelisah, serta tidak bersifat protektif terhadap lingkungan.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Peneliti

Diharapkan dapat menjadi salah satu rujukan hasil peneliti berikutnya yang

akan melakukan studi kasus pada asuhan keperawatan pada kasus gastritis.

5.2.2 Bagi Klien

Diharapkan klien dan keluarga mengerti serta mampu dalam merawat

keluarga yang sakit dan mengenal masalah kesehatan yang diderita salah satu

anggota keluarga

5.2.3 Bagi Profesi Kesehatan

Diharapkan sebagai tambahan ilmu bagi profesi keperawatan dan

memberikan pemahaman yang lebik baik tentang asuhan keperawatan pad kasus

gastritis.
79

DAFTAR PUSTAKA

A.S, Wijaya dan Puti, Y.M.. 2013.Keperawtan Medikal Bedah 2, Keperawatan


Dewasa Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta : Nuha Medika.

Bramirus, Mikail. 2011.Sakit Maag Incar Usia Produktif.


https://health.kompas.com/read/2011/06/16/16574899/Sakit.Maag.Incar.U
sia.Produktif. Diakses 21 Januari 2021 12:33 WIB

Brunner dan Suddarth.2019. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 volume 1.


Jakarta : EGC

Deden, Dermawan dan Tutik Rahayuningsih.2010. Keperawatan Medikal Bedah


Sistem Pencernaan. Yogyakarta : Gosyen publishing.

Dinarti dkk.2013. Dokumentasi Keperawatan (2nd ed). Jakarta: TIM.

F.C., Widyanto.2014.Keperawatan komunitas dengan pendekatan praktis.


Yogyakarta : Nuha Medika

Fadillah, Harif, dkk.2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan


Indikator Diagnostik, Edisi 1. Cetakan II. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI

Fadillah, Harif, dkk.2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, Edisi I.


Cetakan II. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI

Fadillah, Harif, dkk.2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan


Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi I. Cetakan I. Jakarta: Dewan Pengurus
PPNI

Harmoko.2012.Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Huda, Amin.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnose Medis


NANDA NIC NOC. Yogyakarta : Medica Action Publishing

Hurst, Marlene.2016.Keperawatan Medikal Bedah volume 2. Jakarta : EGC

K., Hardi dan Huda Amin, N.2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis Dan Nanda Nic-Noc (2nd ed). Yogyakarta : Medication

M, Ardiansyah.2012. Medikal Bedah. Yogyakarta : DIVA Press.

M, Friedman.2010. Buku Ajar Keperawatan keluarga : Riset, Teori, dan Praktek.


Edisi 5. Jakarta : EGC.

Muslihin, Abi.2012.Keperawatan Keluarga. Yoyakarta : Gosyen Publishing

Padila.2012.Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Nuha Medika.


80

Potter, Perry.2010. Fundamental Of Nursing : Consep, Proses and Practice. Edisi


7. Vol.3. Jakarta : EGC

Sukarmin.2012.Keperawatan pada sistem pencernaan, Yogyakarta : Pelajar.

Sukarmin.2013.Keperawatan pada Sistem Pencernaan. Yogyakarta : Pustaka


Pelajar.

Sulistyo, Andarmoyo.2012.Keperawatan Keluarga Konsep Teori, Proses dan


Praktik Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Suprajitno.2014.Asuhan Keperawatan Klinis. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika


81

Lampiran I

YAYASAN KERTA CENDEKIA POLITEKNIK

ffi
KESEHATAN KERTA CENDEKIA
Jalan Lingkar Timur, Rangkah Kidul, Sidoarjo 6 L232 Telepon: 03 I -
8961496; Faximile : 03 1 -8961497 Email :
akper.kertacendekia@ gmail. com

Sidoarjo, 19Maret202l
No. Surat : 2 l3/BAAK/Ilt/2021
Perihal : Surat Penganar Studi Psnelitian

Kepada Yth.
Kepala Kelurahan Gratitunon Kabupaten Pasuruan
di
Tempat

Dengan hormat

Sehubungan dengan kegiatan penyusunan Karya Tulis Ikniah mahasiswa Politeknik


Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo Tahun Akademik 2A20D021. Bersama surat ini kami
mohon Kepala Keluralran Gratitunon Kabupaten Pasuruan mengijfukafl mahasiswa kami
untuk megambil data dasar di tempattersebut Berikut adalah infonnasi mahasiswa kami.
Nama Mahasiswa Navia Eka Putri
NIM 1801 121

Alamat Lingk.Kresek RT.03 RW.02, Gratitunon, Grati, Kabupaten


Pasuruao
Tempat Tanggal Malang, I 9 November I 999
Lahir
No. Hp 081335174926
Judul KTI Asuhaa Keperawatan Pada Pasien Gastritis Dongan futasalah
Keperawatan Nyeri Akut Di Desa Gratitunm Kablpatil Pasuruan
Demikian surat pennohonan ini kami sampaikan semoga sudi kiranya memperhatiken
untuk dipertimbangkan. Atas perhatian dan kerjasamanya kam! sampaikan terima kasih.

T/
Kep., M.Kes
82

Lamptran2

INFORMED CONSENT

Judul : "ASUHAI\I KEPERAWATAIT PADA PASIEN GASTRITIS DENGAN


MASALAH KEPERAWATAIT IIYERI AKUT DI DESA GRATMI]NON
KABUPATEN PASURUAN". Tanggal pengambilan studi kasus 21 Bulan
Januari Tahun 2021.
Sebelum tanda tangan dibawalU saya telah mendapatkan informasi tentang

tugas pengambilan studi kasus ini dengan jelas dari mahasiswa yang bernama
Navia Eka Putri proses pengarnbilan studi kasus ini dan saya mengerti semua
yang telah dijelaskan tersebut.

Saya setuju untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan studi kasus ini
dan saya telah menerima salinan dari form ini.

Saya, NyonyaNurAini
Dengan ini saya memberikan kesediaan setelah mengerti semua yang telah
dijelaskan oleh peneliti terkait dengan proses pengambilan studi kasus ini dengan
baik. Semua data dan inforrnasi dari saya sebagai partisipan hanya akan
digunakan untuk tujuan dari studi kasus ini.

Tanda tangan Partisipan Tanda tangan Peneliti

dfr+ @|
(Nur Aini) (NaviaEka Putri)
83

Lampiran 3

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) TENTANG GASTRITIS

Pokok Bahasan : Gastritis

Sasaran : Pasien dan keluarga

Tempat : Rumah Ny.N (Lingk.Kresek RT.003/RW 02 Kec. Grati)

Hari/ Tanggal : Sabtu, 03 Maret 2021

Waktu : 1 x 30 menit

I. Tujuan

a. Tujuan Intruksional Umum (TIU)

Setelah di lakukan tindakan pendidikan kesehatan selama 1 x 30

menit di harapkan pasien dan keluarga mampu mengerti tentang

penyakit gastrtitis.

b. Tujuan intruksional Khusus (TIK)

Setelah mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan 1x pertemuan,

diharapkan keluarga Ny.N:

1) Menjelaskan tentang pengertian gastrtitis.

2) Menjelaskan tentang penyebab gastrtitis.

3) Menjelaskan tentang tanda dan gejala gastrtitis.

4) Menjelaskan tentang cara menentukan asupan yang cocok pada

penderita gastrtitis.

II. Materi Pembelajaran

Pokok Bahasan : Gatritis


84

III. Metode Pembelajaran

a. Ceramah

b. Tanya jawab / Diskusi

IV. Sasaran

Pasien dan keluarga pasien penderita gastritis.

V. Media

Leaflet

VI. Susunan Acara

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1 2 menit Pembukaan:
1. Memberi salam 1. Menjawab salam
2. Menjelaskan tujuan penyuluhan 2. Mendengarkan dan
gastritis memperhatikan
2 25 menit Pelaksanaan:
Menjelaskan materi penyuluhan secara Mendengarkan dan menyimak
berurutan dan teratur pembicara
Materi:
1. Menjelaskan tentang pengertian
gastritis
2. Menjelaskan tentang penyebab
gastritis
3. Menjelaskan tentang tanda dan gejala
pneumonia.
4. Menjelaskan tentang cara menentukan
asupan yang cocok pada penderita
gastritis
5. Menjelaskan tentang penangan bila
tanda dan gejala muncul.
3 2 menit Evaluasi:
Meminta kepada audiens untuk mengulang Bertanya dan menjawab
kembali apa yang disampaikan oleh pertanyaan
pembicara
4 1 menit Penutup:
Mengucapkan terima kasih dan Menjawab salam
salam

VII. Evaluasi

A. Evaluasi Struktur

1. Kesiapan Panitia

2. Kesiapan media dan tempat


85

3. Pengorganisasian 1 hari sebelumnya

B. Evaluasi Proses

1. Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan waktunya

2. Peserta antusias terhadap penjelasan

3. Peserta tidak meninggalkan tempat sebelum acara kegiatan selesai

4. Peserta terlihat aktif dalam kegiatan diskusi.

C. Evaluasi Hasil

Peserta mampu mengerti dan memahami tentang:

1) Menjelaskan tentang pengertian gastrtitis.

2) Menjelaskan tentang penyebab gastrtitis.

3) Menjelaskan tentang tanda dan gejala gastrtitis.

4) Menjelaskan tentang cara menentukan asupan yang cocok pada

penderita gastrtitis.

VIII. Materi

Materi Penyuluhan

A. Pengertian Gastritis

Gastritis adalah peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut,

kronik, difusi atau lokal. Menurut penelitian sebagian besar gastritis

disebabkan oleh infeksi bacterial mukosa lambung yang kronis. Selain itu,

beberapa bahan yang sering di makan dapat menyebabkan rusaknya sawar

mukosa pelindung lambung (Wijaya & Putri, 2013).

B. Klasifikasi Gastritis

Menurut Ardiansyah (2012), klasifikasi gastritis dibedakan menjadi dua

yaitu gastritis akut dan gastritis kronis:


86

1. Gastritis akut

Gastritis akut merupakan peradangan pada mukosa lambung yang

menyebabkan erosif dan perdarahan pada mukosa lambung setelah

terpapar oleh zat iritan. Gastritis disebut erosif apabila kerusakan

yang terjadi tidak lebih dalam daripada mukosa muskularis. Erosinya

juga tidak mengenai lapisan otot lambung.

2. Gastritis kronis

Gastritis kronis merupakan suatu peradangan bagian permukaan

mukosa lambung yang sifatnya menahun dan berulang. Peradangan

tersebut terjadi dibagian permukaan muka lambung dan

berkepanjangan, yang bisa disebabkan karena bakteri Helicobacter

pylori. Gastritis ini dapat pula terkait dengan atropi mukosa gastrik,

sehingga produksi HCl menurun dan menimbulkan tukak pada saluran

pencernaan.

C. Penyebab Gastritis

1. Pemakaian obat anti inflami nonsteroid seperti aspirin, asam

mefenamat, aspilet dalam jumlah besar.

2. Konsumsi alkohol

3. Terlalu banyak merokok

4. Pemberian obat kemoterapi

5. Infeksi sistemik

6. Iskemia dan syok

7. Trauma mekanik

8. Infeksi mikroorganisme yaitu bakteri Helicobacter pylori


87

D. Tanda dan Gejala Gastritis

Menurut Brunner & Suddarth (2019), manifestasi klinis gastritis

dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Gastritis akut

Awitan gejala mungkin berlangsung cepat :

1) Ketidaknyamanan abdomen.

2) Sakit kepala.

3) Kelesuan.

4) Mual.

5) Anoreksia.

6) Muntah.

7) Cegukan.

2. Gastritis kronis

1) Mungkin tidak begejala.

2) Keluhan anoreksia, nyeri ulu hati setelah makan, bersendawa, rasa

asam di mulut, atau mual dan muntah.

3) Pasien gastritis kronis akibat defisiensi vitamin biasanya

diketahui mengalami malabsorbsi vitamin B.

E. Diet Untuk Penderita Gastritis

1. Makanan dengan kandungan serat tinggi seperti apel, oatmeal,

brokoli, wortel, kacang – kacangan .

2. Makanan rendah lemak seperti ikan, dada ayam, dan dada kalkun

tanpa kulit
88

3. Makanan dengan tingkat keasaman yang rendah seperti sayuran

yang direbus

4. Hindari minuman yang bersoda

5. Hindari minuman yang mengandung kafein seperti teh dan kopi


89

Lampiran 4
90
91

Lampiran 5
I,EMBAR KONSULTASI
Nama : Navia Eka Putri

NIM : 1801121
Pembimbing I : Dini Prastyo Wijayanti, S.Kep.Ns., M.Kep
Judul Studi Kasus : "Asuhan Keperawatan pada Pasien Gasffrtis
dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut di Desa
Gratitunon Kabupaten Pasuruan"

Tanggal DataKonsuftasi Tanda Tangan


Konsuhasi I
20lan:ari}02l Konsul Judul + ACC judul t
/uL t
28 Jantnri202l Konsul BAB I dan2
Revisi BAB 1 : '/{
Tuiuan umum
29lanr;eri}0}l ACC BAB I dan2 ,
/U, V A,
18 Februari
2421
0l Maret 2021
ACC Ujian

Konsul proposal yang telah 5.


l, ll
I
r
t

direvisi, lanjut KTI v A


l l Maret 2021 Konsul BAB 3 6/
12Maret2021 Revisi BAB 3 : ,
I
I
Intervensi keprawatan l\,
17 Maret202l ACC BAB 3, lanjut BAB 4 I 8./ t
, /t
19Maret}}2l KonsulBAB 4 dan
RevisiBAB 4 :
5

Pembahasan untuk pengkajian dan


'l\ V

diagnosa keperawatan
19Mei}A?l Konsul BAB 4 dan 5
Revisi BAB 4:
Pemhhasan (evaluasi) [ "ll
19 Mei 2021 ACC Ujian
"ly \
27 Mei202l Revisi:
Pengkaj ian nyeri (bagian
t,r/\l
provokatif)
Penambahan SAP dan leflet
09 Juni 2021 ACCBABl_5 13.
\J
I N
92

Lampiran 6

LEMBAR KONSULTAST
Nama : Navia Eka Putri
NIM :1801121
Pembimbing II : Ayr DewiNastiti, S.Kep,Ns., M.Kep
Judul Studi Kasus : 'Asuhan Keperawatan pada Pasien Gastritis
dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut di Desa
Gratitunon Kabupaten Pasuruan"

Tanggal Data Konsuftasi Tanda Tangan


Konsuftasi
20 Janrnri}A2l Konsul Judul + ACC judul r' {4
2'
28 Januari 2021 Konsul BAB t dan 2
Revisi BAB I : ,z
Tujuan umum
3'
29 Ianuari2021 ACC BAB I dan}
,z
18 Februmi ACC Ujian 4'
2021 ,t{
01 Maret 2021 Konsul proposal yang telah 5'
direvisi , laniut KTI ,4
ll Mlarct 2421 KonsulBAB 3 6' ,t/
12\daret202l RevisiBAB 3 : 7'
Intervensi keperawatan "/
17 Mlare/'.ZAZl ACC BAB 3, lanjut BAB 4 8/
19Maret202l Konsul BAB 4 dan 5 9.
RevisiBAB 4 :
Pembahasan untuk pengkajian dan /r/'.
diagnosa keperawatan
19 Mei 2021 Konsul BAB 4 dan 5
Revisi BAB 4: 10y'
Pembhasan (evaluasi)
19 Mei 2021 ACC lJjian
"'./-
2l MLei202l Revisi:
Penambahan SAP dan leaflet
12.
,z
09 Juni202l ACCBAB I _5 13'
"Z

Anda mungkin juga menyukai