OLEH :
SISKA YULIYANTI
NIM : 1702118
Oleh :
SISKA YULIYANTI
NIM. 1702118
Dinyatakan telah memenuhi syarat untuk mengikuti seminar proposal pada tanggal:
18 Februari 2020
Pembimbing I Pembimbing II
Chori Elsera, S.Kep. Ns., M. Kep Endang Sawitri, S. Kep. Ns., M. Kes
NIP. 129.163 NIP. 129.171
LEMBAR PENGESAHAN
ii
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
SISKA YULIYANTI
1702118
Chori Elsera,S.Kep. Ns., M, Kep Endang Sawitri., S. Kep. Ns., M. Esri Rusminingsih, S.Kep., Ns., M.Kep
Kes
NIP. 129.163 NIP. 129.171 NPP. 129.160
Karya Tulis Ilmiah ini Telah Dipertahankan Dan Diterima Oleh Dewan Penguji Pada
Seminar Proposal Pada Tanggal: 18 Februari 2020. Sebagai Salah Satu
Persyaratan Dalam Melaksanakan Tugas Akhir.
Mengetahui,
Kaprodi DIII Keperawatan
KATA PENGANTAR
iii
Puja dan puji syukur atas kehadirat Allah AWT atas kuasa dan rahmat-Nya
sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan. Karya tulis ilmiah ini merupakan salah
satu syarat untuk melakukan penelitian dan mencapai gelar Ahli Madya Program studi DIII
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten.
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul faktor yang mempengaruhi kecemasan pada masa
pubertas ini dengan penuh pengertian dan kesabaran. Penulis juga ingin menyampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, tenaga, sumbangan dan
pemikiran, dukungan moril, sarana selama penyelesain karya tulis ilmiah ini kepada :
1. Ibu Sri Sat Titi H, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Ketua
STIKES Muhammadiyah Klaten yang telah memberikan kesempatan penulis untuk
menimba ilmu di program studi DIII Keperawatan STIKES Muhammadiyah Klaten .
2. Ibu Esri Rusminingsih, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Ketua
Program Studi DIII Keperawatan STIKES Muhammadiyah Klaten.
3. Ibu Chori Elsera,S.Kep. Ns., M, Kep selaku dosen
pembimbing I yang telah banyak membantu penulis dalam memberikan ide, saran
dan kritikanya.
4. Ibu Endang Sawitri,S.Kep. Ns., M. Kes selaku dosen
pembimbing II yang telah banyak membantu penulis dalam mematangkan ide dan
konsep yang terkait tema karya tulis ilmiah yang di ambil.
5. Rekan mahasiswa di program studi DIII Keperawatan
STIKES Muhammadiyah Klaten.
6. Orang tua dan keluarga besar saya selalu memberikan
dukungan dalam proses penyelesaian karya tulis ilmiah ini.
Akhir kata semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan segala kebaikan semua pihak
yang telah membantu tersusunnya karya tulis ilmiah ini.
Siska Yuliyanti
DAFTAR ISI
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH.................................................................................i
iv
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................................iii
KATA PENGANTAR..........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................vi
DATAR TABEL..................................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................................viii
BAB I.....................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................2
C. Tujuan Penelitian........................................................................................................3
D. Manfaat penelitian.......................................................................................................3
E. Keaslian Penelitian......................................................................................................3
BAB II....................................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................................7
A. PUBERTAS................................................................................................................7
1. Pengertian................................................................................................................7
3. Stadium Pubertas.....................................................................................................9
5. Gejala pubertas......................................................................................................10
B. REMAJA...................................................................................................................10
C. KECEMASAN..........................................................................................................11
1. Pengertian..............................................................................................................11
2. Tingkat Kecemasan...............................................................................................12
3. Etiologi Kecemasan...............................................................................................12
D. KERANGKA TEORI................................................................................................19
BAB III.................................................................................................................................16
METODE PENELITIAN.....................................................................................................16
A. Desain Penelitian.......................................................................................................16
C. Variabel Penelitian....................................................................................................17
D. Definisi Operasional..................................................................................................17
F. Intrumen Penelitian...................................................................................................18
H. Jalannya Penelitian....................................................................................................20
J. EtikaPeneitian...........................................................................................................22
DAFTAR
PUSTAKA...........................................................................................................24
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DATAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
menjadikan kurang percaya diri untuk bergaul dengan yang lainnya, karena
adanya masa pubertas, maka remaja putri sangat memperhatikan penampilan
(Nor Asiyah, Diah, 2015).
Menarche adalah haid/menstruasi yang datang pertama kali yang
merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang terjadi pada seseorang
remaja putri menginjak dewasa, dan tanda sudah mampu hamil (Perwita, 213) .
Di India pubertas mengalami penurunan usia yaitu 11,4 tahun (Jamadar, 2012).
Di Indonesia anak yang mengalami pubertas antara usia 10-16 tahun dan rata-
rata pubertas pada usia 12 tahun (Erna, 2013). Pravalensi remaja yang
mengalami pubertas di Klaten rata-rata pada usia 12 tahun (Susanti, Vivi Agres,
2012). Dikota Klaten pubertas lebih banyak dialami wanita pada umur 11-16
tahun (Susanti, Vivi Agres, 2012).
Kecemasan menghadapi pubertas adalah keadaan suasana perasaan yang
ditandai oleh ketegangan fisik, kekhawatiran dan anggapan bahwa sesuatu yang
buruk akan terjadi saat pubertas nanti. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kecemasan pada masa pubertas antara lain pengetahuan, usia, dukungan ibu,
sumber informasi, ketidak siapan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kedewasaan
dan perkembangan hormon (Desi, Ferika, 2016). Kecemasan tumbuh keyakinan
bahwa menstruasi itu sesuatu yang tidak menyenangkan atau serius. Sikap
negatif yang muncul dikarenakan remaja merasa malu dan melihatnya bahwa hal
yang sangat menggagu, yang menyebabkan remaja merasa malu terhadap
perubahan yang alami (Dewi, 2018). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang
dilakukan oleh peneliti pada tanggal 26 Mei 2020 mahasiswa Stikes
Muhammadiyah Klaten didapatkan hasil wawancara dari 15 mahasiswa tingkat 1
yaitu 8 mahasiswa sudah mengalami pubertas mengatakan cemas, gelisah dan
perasaan takut saat darah keluar banyak, mencari informasi kepada orang tua dan
teman-teman, merasa takut akan menghadapi pubertas dan 7 mahasiswi
mengatakan tidak cemas dan tidak takut, gelisah.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan faktor yang mempengaruhi kecemasan pada masa pubertas.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui karakteristik responden berdasarkan umur, pendidikan, pada
kecemasan masa pubertas.
b. Faktor yang mempengaruhi kecemasan masa pubertas.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan hasil studi penelitian ini dapat menjadi acuan dalam
pengembangan ilmu keperawatan dan sebagai referensi dalam meningkat kan
pelayannan kesehatan pada klien dengan masalah faktor yang mempengaruhi
kecemasan pada masa pubertas.
2. Manfaat praktis
a. Bagi institusi pendidikan
Memberikan referensi tentang faktor yang mempengaruhi kecemasan
pada masa pubertas.
b. Bagi tempat penelitian
Dapat menjadi masukan dalam rangka meningkatkan faktor yang
mempengaruhi kecemasan pada masa pubertas.
c. Bagi remaja
Dapat menjadi tambahan ilmu yang mempengaruhi kecemasan pada
masa pubertas.
d. Perawat
Hasil karya tulis ini diharapkan agar perawat mampu memahami fungsi
dan tugas seorang perawat dalam memberikan faktor yang mempengaruhi
kecemasan pada masa pubertas.
E. Keaslian Penelitian
A. PUBERTAS
1. Pengertian
Pubertas terjadi sebagai akibat peningkatan sekresi gonadotropin
releasing hormone (GRH) dari hipotalamus, diikuti oleh sekuens perubahan
sistem endokrin yang kompleks yang melibatkan sistem umpan balik
negatif dan positif. Selanjutnya, sekuens ini akan diikuti dengan timbulnya
tanda- tanda seks sekunder, pacu tumbuh, dan kesiapan untuk reproduksi.
Gonadotropin releasing hormone disekresikan dalam jumlah cukup banyak
pada saat janin berusia 10 minggu, mencapai kadar puncaknya pada usia
gestasi 20 minggu dan kemudian menurun pada saat akhir kehamilan (Sari,
2010).
Anak perempuan, akan terjadi peningkatan FSH pada usia 8 tahun oleh
peningkatan LH pada periode berikutnya. Pada periode FHS akan merangsang
sel granulosa untuk menghasilkan estrogen dan inhibin. Estrogen akan
merangsang timbulnya tanda-tanda seks sekundeer dan inhibin berperan dalam
kontrol mekanisme umpan balik pada aksis hipotalamus. Hormon LH berperan
pada proses menarke dan merangsang timbulnya ovulasi. Hormon androgen
adrenal meningkat pada awal sebelum pubertas, terjadi peningkatan
gonadotropin. Hormon DHEA berperan pada proses adrenarke (Sari P, 2010).
Anak laki-laki perubahan hormonal ini dimulai dengan peningkatan LH, diikuti
oleh peningkatan FSH. Luteinising hormon akan menstimulasi sel leydig testis
untuk mengeluarkan testosteron yang selanjutnya akan merangsang
pertumbuhan seks sekunder. FSH fungsi menstimulasi perkembangan tubulus
seminiferus menyebabkan terjadinya pembesaran testis. Pada saat pubertas
terjadi spermatogenesis akibat pengaruh FSH dan testosteron yang dihasilkan
oleh sel leydig (Sari, 2010).
7
8
perubahan khusus yang terjadi pada pubertas, yaitu, pertambahan tinggi badan
yang cepat (pacu tumbuh), perkembangan seks sekunder, perkembangan organ-
organ reproduksi, perubahan komposisi tubuh serta perubahan komposisi tubuh
serta perubahan sistem sirkulasi dan sistem respirasi yang berhubungan dengan
kekuatan dan stamina tubuh ( Cheung CC, 2014). Perubahan fisik yang terjadi
pada periode pubertas berlangsung dengan saangat cepat dalam sekunder yang
teratur dan berkelanjutan (Sari, 2010).
Tinggi badan anak laki-laki bertambah kira-kira 10 cm pertahun, pada
perempuan kurang lebih 9 cm pertahun. Secara keseluruhan pertambahan
hormon steroid seks. Perubahan komposisi lemak tubuh (metode tenner).
Perkembangan seks sekunder diakibatkan oleh perubahan sistem hormonal
tubuh yang terjadi (Sari P, 2010)
Anak laki-laki awal pubertas ditandai dengan meningkatnya volume testis,
ukuran testis menjadi lebih dari 3 mL, pembesaran testis pada umumnya terjadi
pada usia 9 tahun, kemudian diikuti oleh pembesaran penis. Pembesaran penis
terjadi bersamaan dengan pacu tumbuh. Ukuran penis dewasa dicapai pada
usia 16-17 tahun, Rambut aksila akan tumbuh setelah rambut pubis mencapai
P4, sedangkan kumis dan janggut baru tumbuh belakangan. Rambut aksila
bukan merupakan petanda pubertas yang baik oleh karena variasi yang sangat
besar. Perubahan suara terjadi karena bertambah panjangnya pita suara akibat
pertumbuhan laring dan pengaruh testosteron terhadap pita suara. Perubahan
suara terjadi bersamaan dengan pertumbuhan penis, umumnya pada
pertengahan pubertas. Mimpi basah atau wet dream terjadi sekitar usia 13-17
tahun, bersamaan dengan puncak pertumbuhan tinggi badan ( Sari P, 2010).
Anak perempuan awal pubertas ditandai oleh timbulnya breast budding
atau tunas payudara pada usia kira-kira 10 tahun, kemudian secara bertahap
payudara berkembang menjadi payudara dewasa pada usia 13-14 tahun.
Rambut pubis mulai tumbuh pada usia 11-12 tahun dan mencapai
pertumbuhan lengkap pada usia 14 tahun. Menarke terjadi dua tahun setelah
awitan pubertas. Setelah menstruasi, tinggi badan anak hanya akan bertambah
sedikit kemudian pertambahan tinggi badan akan berhenti. Massa lemak pada
perempuan meningkat pada tahap akhir pubertas, mencapai hampir dua kali lipat
massa lemak sebelum pubertas (Sari, 2010)
9
3. Stadium Pubertas
Proses pubertas terjadi secara berurutan dengan sekunder yang hampir
sama. Secara umum tahapan pubertas menurut tanner (Sari, 2010).
Tabel 2.2 Tahap perkembangan pubertas anak pada laki-laki menurut Tanner
Tabel 2.3 Tahap perkembangan pubertas anak pada perempuan menurut Tanner
10
B. REMAJA
Masa remaja merupakan suatu periode transisi antara masa kanak- kanak
dan masa dewasa yang merupakan waktu dimana kematangan fisik, kognitif, sosial
dan emosional yang cepat terjadi pada anak laki-laki untuk mempersiapkan diri
menjadi laki-laki dewasa dan anak perempuan untuk mempersiapkan diri menjadi
wanita dewasa. Remaja pertama kali dengan penampaakan karakteristik seks
sekunder pada sekitar usia 11-12 tahun dan berakhir dengan berhentinya
pertumbuhan tubuh pada usia 18-20 tahun. Masa remaja yang secara literature
tumbuh hingga mencapai kematangan yang dimulai dengan perubahan pubertas
(Hurlock, 2016).
Perkembangan seks remaja putri yaitu perkembangan seksualitas. Pada
wanita umumnya masa pubertas dimulai usia 8-14 tahun dan berlangsung kurang
lebih selama 4 tahun. Pubertas untuk tiap individu berbeda tergantung dari
kebudayaan, bangsa dan status gizi. Bertambah baik gizi seorang anak, maka masa
pubertasnya dapat terjadi lebih cepat. Pubertas sendiri akan berakhir pada saat
ovarium sudah berfungsi secara matang dan teratur. Pada masa ini ditandai
membesarnya putting dan payudara, tumbuh rambut di ketiak dan sekitar kemaluan,
lemak badan bertambah di sekitar bagian pinggul termasuk bagian perut dan atas
paha. Ciri yang muncul adalah siklus menstruasi pertamanya. Perubahan sebagian
besar karena pengaruh hormon seperti estrogen (Proverawati, 2010).
Tugas perkembangan pada masa remaja difokuskan pada upaya
meninggalkan sikap dan perilaku kanak-kanak untuk bersikap dan berperilaku
secara dewasa yaitu menerima kondisi fisiknya dan memanfaatkan tubuhnya secara
efektif, menerima hubungan yang lebih matang dengan teman sebayanya dari jenis
kelamin maupun, menerima peran jenis kelamin masing-masing (laki-laki atau
perempuan), berussaha melepaskan diri dari ketergantungan emosi terhadap orang
tua dan dewasa, mempersiapkan karir ekonomi, mempersiapkan perkawinan dan
kehidupan berkeluarga, merencanakan tingkat laku sosial yang bertanggung jawab,
mencapai sytem nilai dan etika tertentu sebagai pedoman tingkah laku (Wenny
Hulukati, 2018).
12
C. KECEMASAN
1. Pengertian
Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar,yang
berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini
tidak memiliki obyek yang spesifik. Ansietas dialami secara subyektif dan di
komunikasikan secara interpersonal. Ansietas berbeda dengan rasa takut,yang
merupakan penilaian interlektual terhadap bahaya. Ansietas adalah respons
emosional terhadap penilaian. Kapasitas untuk menjadi cemas di perlukan untuk
bertahan hidup, tetapi tingkat ansietas yang berat tidak sejalan dengan
kehidupan.
Kecemasan menghadapi pubertas adalah keadaan suasana perasaan yang
ditandai oleh ketegangan fisik, kekhawatiran dan anggapan bahwa sesuatu yang
buruk akan terjadi saat pubertas nanti. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kecemasan pada masa pubertas antara lain pengetahuan, usia, dukungan ibu,
sumber informasi, ketidak siapan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kedewasaan dan perkembangan hormon (Desi, Ferika, 2016). Kecemasan
tumbuh keyakinan bahwa menstruasi itu sesuatu yang tidak menyenangkan atau
serius. Sikap negatif yang muncul dikarenakan remaja merasa malu dan
melihatnya bahwa hal yang sangat menggagu, yang menyebabkan remaja
merasa malu terhadap perubahan yang alami (Dani, 2017).
2. Tingkat Kecemasan
a. Kecemasan ringan adalah Ketegangan dalam kehidupan sehari-hari, ansietas
ini di karenakan individu menjadi waspada dan untuk meningkatkan lapang
persepsinya dan memotivasi, menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.
b. Kecemasan sedang adalah Memungkinkan individu lebih berfokus pada hal
yang penting dan mengesampingkan yang lain. Ansietas ini mempersempit
lapang persepsi individu.
c. Kecemasan berat adalah Mengurangi lapang persepsi individu.Individu
cenderung berfokus pada sesuatu yang spesifik serta tidak berfikir tentang
hal lain untuk mengurangi ketegangan.
d. Tingkat panik dari ansietas adalah Panik mencakup disorganisasi,
kepribadian, dan menimbulkan peningkatan aktivitas motorik, menurunnya
kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang
13
3. Etiologi Kecemasan
Dalam pandangan psikoanalitis, ansietas adalah konflik emosional yang
terjadi antara dua elemen kepribadian: id dan super ego. Dorongan instingdan
impuls primitive, super ego menceminkan hati nurani dan dikendalikan oleh
norma budaya. Ego atau aku, berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen
yang bertentangan tersebut, dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego bahwa
ada bahaya.
Stressor pencetus dapat dikelompokkan dalam dua jenis melliputi :
a. Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidak mampuan fisiologis
yang akan terjadi atau menurunkan kapasitas untuk melakukan aktivitas
hidup sehari-hari. Ancaman ini,stressor yang berasal dari sumber eksternal
adalah faktor-faktor yang dapat menyebabkan gangguan fisik (misal; infeksi
virus, polusi udara). Sumber internalnya adalah kegagalan mekanisme
fisiologi tubuh (misal; system jantung, system imin, pengaturan suhu dan
perubahan fisiologis selama kehamilan).
b. Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas,
harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang. Ancaman yang
berasal dari sumber eksternal adalah kehilangan orang yang berarti
(meninggal, perceraian, pindah kerja) dan ancaman yang berasal dari
sumber internal berupa gangguan hubungan interpersonal dirumah, tempat
kerja, atau menerima peran baru.
sosial ekonomi rendah prevalensi psikiatriknya lebih banyak. Jadi keadaan ekonomi
yang rendah atau tidak memadai dapat mempengaruhi peningkatan kecemasan.
2) Pendidikan
Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia yang sangat dibutuhkan
untuk pengembangan diri dan peningkatan kematangan intelektual seseorang.
Dengan pendidikan yang tinggi, dianggap telah memiliki pengetahuan yang cukup
tentang kehamilan sehingga dapat mempersiapkan diri dengan baik dalam
menghadapi persalinan terutama askep psikologinya sehingga dapat meminimalkan
kecemasan yang terjadi (Wulandari, 2017). Tingkat pendidikan yang cukup akan
lebih mudah dalam mengidentifikasi stressor dalam diri sendiri maupun dari luar
dirinya. Tingkat pendidikan juga mempengaruhi kesadaran dan pemahaman
terhadap stimulus. Pendididkan dibagi menjadi tiga tingkat yaitu pendidikan tinggi
jika pendidikan terakhir sarjana, pendidikan menengah jika SMA dan pendidikan
rendah jika SD dan SMP.
3) Trauma
Munculnya gejala kecemasan sangat tergantung pada kondisi individu,
bahwa pengalaman - pengalamanemosional atau konflik mental yang terjadi pada
individu akan memudahkan timbulnya gejala-gejala maupun negative dapat
mempengaruhi perkembangan keterampilan mengembangkan kekuataan coping,
sebaliknya kegagalan atau reaksi emosional menyebabkan seseorang menggunakan
coping yang maladaptive terhadap stressor tertentu.
4) Dukungan keluarga
Dukungan sosial dan sumber-sumber masyarakat serta lingkungan sekitar
individu akan sangat membantu seseorang dalam menghadapi kecemasan,
pemecahan masalah bersama-sama dan tukar pendapat dengan orang disekitarnya
akan membuat situasi individu lebih siap menghadapi kecemasan yang akan
datang. Keluarga adalah unit yang utama masyarakat dimana hubungan erat anatara
anggota sangat menonjol, sehingga keluarga merupakan suatu lembaga yang perlu
mendapat perlindungan. Keluarga juga mempunyai pengertian dua atau lebih dari
dua individu yang bergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan, atau
pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga berinteraksi satu sama
lain didalam perannya masing-masing serta mempertahankan suatu kebudayaan
(Ramli, 2012).
17
5) Usia
Gangguan kecemasan dapat terjadi pada semua usia, lebih sering pada usia
dewasa dan lebih banyak pada wanita. Sebagian besar kecemasan terjadi pada umur
21-45 tahun. Umur menunjukan ukuran waktu pertumbuhan dan perkembangan
seorang individu. Umur berkorelasi dengan pengalaman, pengalaman berkorelasi
dengan pengetahuan, pemahaman dan pandangan terhadap suatu penyakit atau
kejadian sehingga membentuk persepsi dan sikap. Kematangan dalam proses pikir
pada individu yang berumur dewasa lebih memungkinkan untuk menggunakan
mekanisme koping yang baik.
6) Jenis kelamin
Berkaitan dengan kecemasan pada pria dan wanita, bahwa perempuan lebih
cemas akan ketidak mampuannya dibandingkan laki-laki, laki-laki lebih aktif,
eksploratif, perempuan lebih sensitive pada umumnya seorang laki-laki dewasa
mempunyai mental yang kuat terhadap sesuatu hal yang dianggap mengecam bagi
dirinya dibandingkan perempuan. Laki-laki mempunyai tingkat pengetahuan dan
wawasan yang luas dibanding perempuan, karena laki-laki lebih banyak
berinteraksi dengan lingkungan luar sebagai besar perempuan hanya tinggal
dirumah dan menjalani aktivitasnya sebagai ibu rumah tangga, sehingga tingkat
pengetahuan atau tranfer informasi yang didapat terbatas. Cemas banyak didapat
dilingkungan hidup dengan ketegangan jiwa yang lebih banyak pada jenis kelamin
perempuan dari pada laki-laki. Hal ini disebabkan karena perempuan
dipresentasikan sebagai mahkluk yang lemah lembut, keibuan dan emosional
(Salamwati, 2010).
7) Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahun dan terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
pengindraan manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penawaran rasa, dan
peraba. Sebagai besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (Salmawati, 2010).
D. KERANGKA TEORI
PUBERTAS
1. Pekerjaan
2. Pendidikan
3. Trauma Kecemasan pada masa
4. Dukungan keluarga pubertas
5. Usia
6. Pengetahuan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti dan dapat untuk ditarik kesimpulan (Sugiyono,2014,h80).
Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswi stikes muhammadiyah klaten
tingkat 1 D3 keperawatan pada masa pubertas.
2. Sampel Penelitian
a. Besar Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi (Sugiyono,2015.h80). Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling
ditentukan dengan rumus slovin (Nursalam, 2011).
N
N=
N ( d 2 ) +1
Keterangan :
n : perkiraan jumlah sampel
N : perkiraan besar populasi
d : tingkat kesalahan pengambilan sampel yang ditentukan sebesar 5%.
Perhitungan Sampel :
16
17
N
n=
N ( d 2 ) +1
99
n=
99 ( 0.05 ) +1
99
n=
99 ( 0.0025 ) +1
99
n=
1,2475
n = 79,35
a. Inklusi
1) Mahasiswi stikes muhammadiyah klaten tingkat 1 D3 keperawatan
2) Mahasiswi berusia 15-19 tahun
3) Bersedia menjadi responden
b. Eksklusi
1) Mahasiswi stikes muhammadiyah klaten yang tidak bersedia menjadi
responden.
2) Mahasiswi yang usia lebih dari 18 tahun.
C. Variabel Penelitian
D. Definisi Operasional
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Stikes Muhammadiyah Klaten.
2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada 24 Mei – 14 Juli 2020
F. Intrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
1. Kuesioner A, berisi data responden yang meliputi, nama, usia, pendidikan,
pekerjaan, dan paritas.
2. Kuesioner B, kuesioner HRS-A (Hamilton Rating Scale of Anxiety) terdiri
dari 14 item pertanyaan yang merupakan kelompok gejala kecemasan.
Masing-masing kelompok di atas diberi penilain angka antara 0-4, yang
dirincikan sebagai berikut: 0- tidak ada gejala sama sekali; 1= gejala ringan,
apabila terdapat 1 dari semua gejala yang ada; 2= gejala sedang jika terdapat
separuh dari gejala yang ada; 3= gejala berat jika terdapat lebih dari separuh
gejala yang ada; ada 4= gejala berat sekali jika terdapat semua gejala yang
ada. Masing-masing nilai dari 14 kelompok gejala dijumlahkan dan dinilai
19
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar
mengukur apa yang diukur. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara cepat. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan kuesioner diharapkan
dapat memperoleh data yang benar-benar valid yang sangat diperlukan oleh
peneliti. Uji validitas dilakukan dengan bantuan komputer menggunakan
program excel 2010. Dalam penelitian ini validitas dilakukan dengan 79
responden pengambilan keputusan berdasarkan pada jumlah nilai.
rxy= N ¿
√¿
Keterangan =
rxy: koefisen korelasi
x : skor rata-rata dari x
y : skor rata-rata y \
N : jumlah subyek
Dari uji validitas yang di bantu dengan program SPSS hasil dari rxy
dibandingkan dengan r table pada tarap kesalahan 5% bila rxy lebih besar dari r
table maka item soal tersebut dianggap valid .
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat
dipercaya atau diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil
pengukuran itu tetap konsisten atau tetap bila dilakukan pengukuran dua kali
atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang
sama (Notoatmodjo, 2018,h67). Untuk mengukur kecemasan menggunakan
model instrumen HAR-S ( Hamilton anxiety rating scale) Uji validitas dan
reliabilitas dalam kuesionar ini tidak dilakukan karena alat penelitian
20
merupakan alat instrumen yang sudah baku dan telah teruji validitasinya. Yang
mana telah didapatkan koefisien reliabilitas 0.57-0.84 yang menyatakan bahwa
HAR-S sudah diterima secara internasional dan cukup valid sebagai instrumen
dala penelitian.
k ∑s
r i=
{
( k −1 )
1− i
si 2
2
}
Keterangan:
ri : Reliabiitas instrument
k : Jumlah item dalam instrument
∑si2 : Jumlahskor total
si2 : Varian total
H. Jalannya Penelitian
1. Pengolahan data
Data yang terkumpul kemudian diolah dengan langkah-langkah
(Notoatmodj0,2014.h76).
a. Editing (penyuntingan)
Editing adalah memeriksa datayang terkumpul untuk meneliti
kelengkapan jawaban responden. Kesesuaian jawaban responden dengan
pertanyaan yang diajukan dan kelengkapan datar pertanyaan.
b. Coding (pengkodean)
22
1 Tingkat pendidikan 1. SD
2. SMP
3. SMA
4. PT
5. Mahasiswa
2 Usia 1. Berisiko
2. Tidak berisiko
3 Kecemasan 1. Cemas
2. Tidak cemas
c. Entry
Memasukkan data yang diperoleh dengan menggunakan computer.
d. Cleaning (pembersihan data )
Semua datayang sudah selesai dimasukkan dalam komputer, perlu
dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan – kesalahan
kode, ketidak lengkapan dan sebagainya.
2. Analisa Data
Analisa univariat yaitu analisa yang dilakukan terhadap tiap variabel dari
hasil penelitian. Analisa ini pada umumnya hanya menghasilkan distribusi,
frekuensi, dan tedensi sentral dari tiap variabel. Variabel yang diteliti yaitu
pekerjaan, pengetahuan, umur, dukungan keluarga, kecemasan
(Notoatmodja, 2014).
Tabel 3.3 Analisa Univariat
Variabel Data Uji Statistik
J. EtikaPeneitian
Penulis harus melakukan prosedur yang berkaitan dengan etika penelitian, terutama
yang berhubungan dengan perlindungan terhadap subjek penelitian. Etika
penelitian harus diperhatikan antara lain:
a. Informed Concent (Persetujuan)
Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian
dengan memberikan lembar persetujuan kepada ibu hami yang di tanda
tangani setelah mendapatkan informasi penelitian. Sebelum memberikan
informed concent peneliti memberikan beberapa informasi kepadaibu hamil
antara lain: partisipasi responden, tujuan dilakukan tindakan, jenis data yang
dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan, potensial masalah yang akan
terjadi, manfaat, kerahasiaan, dan sumber yang mudah dihubungi.
b. Anonymity (Tanpa Nama)
Anonymity dilakukan dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan
nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode atau
inisial pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan.
Dalam karya tulis ilmiah ini peneliti akan mencantumkan nama responden
dengan menulisi nisial.
c. Confidentiality (Kerahasiaan)
Peneliti harus member jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi
maupun masalah-masalah lain, hanya kelompok data tertentu yang akan
dilaporkan pada hasil penelitian.
24
DAFTAR PUSTAKA
Agita, C. (2012). Kecemasan Dalam Menghadapi Masa Bebas Pada Narapidana Anak Di
Lembaga Pemasyarakatan Anak Kutoarjo. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1689–1699. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Aisyah, N., Diah, A., & Yuni, A. (2015). Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Usia 11-14
Tahun dengan Tingkat Kecemasan dalam Menghadapi Perubahan Seks Sekunder di
MTs Safinatul Huda Sowan Kidul Jepara. Jurnal STIKES Muhammadiyah Kudus,
6(3), 68–85.
Dani. (2017). Tingkat Kecemasan Remaja Menghadapi Perubahan Fisik Masa Pubertas
Pada Siswi Mts Pondok Pesantren As-Salafiyyah Yogyakarta. Keperawatan
Indonesia, 12(1), 22.
Jamadar. (2016). Levels Of Menarche On General Health And Personal Health Depression
Amog Adolescent Girls. Jurnal Health, 1–12
Jayani, nur fitri. (2012). Deskripsi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan Anak
Dalam Menghadapi Menarche Di Sd Negeri 1 Kretek Kecamatan Paguyangan
Kabupaten Brebes Tahun 2011. Bidan Prada:Jurnal Ilmiah Kebidanan, 3(1), 1–14.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Kaplan & Sadock buku ajar psikiatriklinis/ Benjamin J, Sadock, Virginia A, Sadock;alih
Bahasa Profitasari Tiara MahatmiNisa;editor Bahasa Indonesia,
HusnyMultaqin,Retna Neary ElseriaSihombing (2010). Ed 2. Jakarta;EGC.
Notoatmodjo. (2012). Metode Penelitian Kesehatan . Jakarta : Rineka Cipta.
Permatasari, fenika aulia. (2016). The Anxiety Level of Adolescent on Puberty at SMP
Negeri 1 Selorejo District Blitar. Jurnal Ners Dan Kebidanan (Journal of Ners and
Midwifery), 3(3), 298–303. https://doi.org/10.26699/jnk.v3i3.art.p298-303.
Susanti, A. V., & Sunarto, S. (2012). Faktor Risiko Kejadian Menarche Dini Pada Remaja
Di Smp N 30 Semarang. Journal of Nutrition College, 1(1), 125–126.
https://doi.org/10.14710/jnc.v1i1.673
SDKI-R. (2012). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012. Sdki, 16.
https://doi.org/10.1111/j.1471-0528.2007.01580.x
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D Cetakan ke-22.
Bandung: Alfabeta.