Istianah
NIM 34403716122
i
PENGELOLAAN KEPERAWATAN BERSIHAN JALAN
NAFASTIDAK EFEKTIF PADA ANAK DENGAN
BRONKOPNEUMONIADI RUANG
PUSPANIDRA RSUD KARDINAH
KOTA TEGAL
Istianah
NIM 34403716122
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Nama : Istianah
NIM : 34403716122
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa KTI yang saya tulis ini adalah
benar-benar merupakan hasil karya tulis saya sendiri, bukan merupakan
pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil tulisan
atau pikiran saya sendiri.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan laporan
pengelolaan kasus ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi
atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Istianah
iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing 1 Pembimbing 2
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Dewan penguji
Mengetahui
Ketua Jurusan Keperawatan
Semarang
Suharto, S.pd.M.N
NIP. 196605131986031001
v
PRAKATA
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaiakan
proposal karya tulis ilmiah ini yang berjudul “ Pengelolaan Keperawatan Bersihan
Jalan Nafas Tidak Efektif Pada Anak Dengan Bronkopneumonia di Ruang
Puspanidra RSUD Kardinah Kota Tegal ”. Penulisan proposal karya tulis ilmiah
ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan memenuhi gelar Ahli Madya
Keperawatan.
Proposal karya tulis ilmiah ini tersusun atas dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan
banyak terimakasih terutama disampaikan kepada:
1. Deddy Utomo, SKM.,MH selaku Direktur Akper Pemkot Tegal.
2. Suparjo, Ns.,M.Kep selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan
dan arahan, serta meluangkan waktu dalam penulisan proposal karya tulis
ilmiah ini.
3. Hudinoto EY ,Ns.,MM selaku Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, masukan, ide, dan koreksi dengan kesabaran membimbing penulis.
4. Segenap Bapak, Ibu Dosen serta Staf Tata Usaha Akper pemkot tegal.
5. RSUD Kardinah Kota Tegal, yang telah mengijinkan penulis melakukan studi
kasus di RSUD Kardinah Kota Tegal.
6. Semua pihak yang tidak dapat di sebutkan satu per satu yang telah membantu
terselesainya proposal karya tulis ilmiah ini.
Semoga bantuan dan bimbingan yang telah diberikan mendapatkan pahala
dari Allah Subhanahu Wata’ala, saya berharap semoga proposal karya tulis
ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang tercinta terhadap ilmu
pengetahuan.
Istianah
vi
DAFTAR ISI
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional ………………………………………………….28
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 pathway bronkopneumonia………………………………………… 9
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Jadwal kegiatan............................................................................................ 35
2 Dokumentasi proses keperawatan anak....................................................... 36
3 SOP Inhalasi nebulizer.................................................................................. 52
4 SOP Fisioterapi dada..................................................................................... 55
5 Informed concent........................................................................................... 60
6 Lembar Penjelasan Activity dailing living (ADL) ....................................... 62
7 Curriculum vitae............................................................................................ 64
8 Lembar bimbingan......................................................................................... 65
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
per 1000 anak dibawah usia 5 tahun, 16-22% per 1000 anak pada usia 5-9
tahun, dan 7-16% per 1000 anak pada anak yang lebih tua (Anggraini ,2014).
Menurut WHO dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun
2008, bronkopneumonia merupakan penyebab paling banyak kematian balita
di dunia dan juga di Indonesia.5 Berdasarkan data WHO tahun 2015
bronkopneumonia menyumbang 15% dari seluruh kematian anak di bawah 5
tahun, menewaskan sekitar 922 000 anak-anak.6 Berdasarkan hasil Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001, angka kematian balita akibat
penyakit sistim pernapasan adalah 4,9/1.000 balita, yang berarti terdapat
sekitar 5 dari 1.000 balita yang meninggal setiap bulan akibat
bronkopneumonia, atau berarti tiap tahun terdapat 140.000 balita yang
meninggal akibat bronkopneumonia. Data ini juga berarti bahwa rata-rata 1
anak balita Indonesia meninggal akibat bronkopneumonia dalam setiap 5
menit.(Kaunang,2016)
Faktor sosial ekonomi yang rendah mempertinggi angka kematian.
DiIndonesia, bronkopneumonia merupakan penyebab kematian nomer tiga
setelah kardiovaskuler dan tuberculosis. Menurut survei kesehatan nasional
(SKN) 27.6% kematian bayi dan 22.8% kematian balita di Indonesia
disebabkan olehpenyakit sistem pernapasan, terutama bronkopneumonia.
( Anggraini ,2014)
Di Jawa Tengah penemuan dan penanganan penderita pneumonia pada
balita tahun 2013 sebesar 73.165 kasus (25,85%) meningkat dibanding tahun
2012 (24,74%). Angka ini masih sangat jauh dari target Standar Pelayanan
Minimal (SPM) tahun 2010 (100%).(Profil Kesehatan Jawa Tengah,2013).
Berdasarkan Profil Kesehatan Kota Tegal 2012, tercatat angka kematian
bayi dan balita di kota Tegal sebanyak masing-masing 15,89 dan 15,80 per
1000 kelahiran hidup dimana terdapat 2.533 kasus bronkopneumonia
ditemukan dan berkontribusi terhadap tingginya angka kematian bayi dan
balita di kota Tegal (Yuliasih, 2012).
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 24
januari 2019 di Ruang Puspanidra RSUD Kardinah Kota Tegal melalui
3
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Menggambarkan asuhan keperawatan Bersihan Jalan Nafas Tidak
Efektif pada Anak dengan Bronkopneumonia di Ruang Puspanidra RSUD
Kardinah kota tegal.
2. Tujuan Khusus
a. Menggambarkan pengkajian pada anak dengan Bronkopneumonia
b. Menggambarkan diagnosa keperawatan Bersihan Jalan Nafas Tidak
Efektif pada Anak dengan Bronkopneumonia
c. Menggambarkan perencanaan untuk mengatasi Bersihan Jalan
NafasTidak Efektif pada anak Bronkopneumonia
d. Menggambarkan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk
mengatasi Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif pada Anak dengan
Bronkopneumonia
4
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan untuk
meningkatkan pengetahuan terutama dalam Pengelolahan pada Anak
dengan Bronkopneumonia
2. Manfaat praktis
a. Peningkatan pelayanan kesehatan
Hasil penelitian diharapakan memberikan kontribusi dalam
peningkatan kualitas pelayanan asuhan keperawatan khususnya bagi
Anak dengan Bronkopneumonia
b. Peningkatan kesehatan masyarakat
Hasil penelitian diharapakan memberikan kontribusi dalam
peningkatan status kesehatan melalui upaya promotif khusunya bagi
Anak dengan Bronkopneumonia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bronkopneumonia
1. Definisi
Bronkopneumonia merupakan peradangan akut parenkim paru-paru
yang biasanya berasal dari suatu infeksi.(Padila, 2013).
Bronkopneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim
paru,distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus
respiratorius,alveoli,serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan
menimbulkan gangguan pertukaran gas setempat.( Padila, 2013).
Bronkopneumonia adalah suatu peradangan paru yang biasanya
menyerang di bronkeoli terminal.Bronkeoli terminal tersumbat oleh
eksudat mokopurulen yang membentuk bercak-bercak konsolidasi di
lobuli yang berdekatan. Penyakit ini sering bersifat sekunder, menyertai
infeksi saluran pernafasan atas, demam infeksi yang spesifik dan penyakit
yang melemahnya daya tahan tubuh. (Nurarif, 2015)
Kesimpulannya bronkopneumonia adalah jenis infeksi paru yang
disebabkan oleh agen infeksius dan terdapat di daerah bronkus dan sekitar
alveoli.
2. Klasifikasi
Klasifikasi menurut Padila (2013):
a. Berdasarkan ciri radiologis dan gejala klinis,dibagi atas :
1) Bronkopneumonia tipikal, bercirikan tanda-tanda pneumonia
lobaris dengan opasitas lobus atau lobularis.
2) Bronkopneumonia atipikal, ditandai gangguan respirasi yang
meningkat lambat paru bilateral yang difus.
b. Berdasarkan faktor lingkungan :
1) Bronkopneumonia komunitas
2) Bronkopneumonia nosokomial
3) Bronkopneumonia rekurens
5
6
4) Bronkopneumonia aspirasi
5) Bronkopneumonia pada gangguan imun
6) Bronkopneumonia hipostatik
c. Berdasarkan sindrom klinis :
1) Bronkopneumonia bakterial berupa: bronkopneumonia bakterial
tipe tipikal yang terutama mengenai parenkim paru dalam bentuk
bronkopneumonia lobar serta bronkopneumonia bakterial tipe
campuran atipikal yaitu perjalanan penyakit ringan dan jarang
disertai kosolidasi paru.
2) Bronkopneumonia non bakterial,dikenal bronkopneumonia atipikal
yang disebabkan Mycoplasma, Chlamydia bronkopneumoniae atau
Legionella.
3. Etiologi
a. Bakteri
Bronkopneumonia bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut.
Organisme gram positif sperti : Steptococcus Bronkopneumonia, S.
Aerous dan streptococcus pyogenesis. Bakteri gram negatif sperti
haemophilus influenza, klebsiella Bronkopneumonia dan P.
Aerugisnosa.
b. Virus
Disebabkan oleh virus influensa yang menyebar melalui transmisi
droplet. Cytomegalovirus dalm hal ini dikenal sebagai penyebab
Utama Bronkopneumonia virus.
c. Jamur
Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplamosis menyebar
melalui penghirupan udara yang mengadung spora dan biasanya
ditemukan pada korban burung, tanah serta kompos.
d. Protozoa
Menimbulkan terjadinya pneumocystis carinii pneumonia (CPC).
Biasanya menjangkit pasien yang mengalami immunosupresi (Padila,
2013)
4. Patofisiologi
Kuman penyebab bronchopneumonia masuk ke dalam jaringan
paru-paru melalui saluran pernafasan atas ke bronchiolus, kemudian
kuman masuk ke dalam alveolus ke alveolus lainnya melalui poros kohn,
sehingga terjadi peradangan pada dinding bronchus atau bronchiolus dan
alveolus sekitarnya.
Kemudian proses radang ini selalu di mulai pada hilus paru yang
menyebar secara progresif ke perifer sampai seluruh lobus.
Menurut Ridha (2014) proses peradangan ini dapat dibagi dalam empat
(4) tahap, antara lain:
8
5. Pathway
Jamur,bakteri,protozoa
Resti terhadap
penyebaran
masuk alveoli
infeksi
Peningkatan suhu
tubuh kongestif(4-12 jam)
eksudat dan seruos masuk
Nyeri
alveoli Pleuritik
Sputum kental
Mual muntah
Intoleransi
Gangguan bersihan aktivitas
jalan nafas
6. Manifestasi klinis
a. Kesulitan dan sakit pada saat pernafasan
1) Nyeri pleuritik
2) Nafas dangkal dan mendengkur
3) Takipnea
b. Bunyi nafas diatas area yang mengalami konsolidasi
1) Mengecil, kemudian menjadi hilang
2) Krekels
c. Gerakan dada tidak simetris
d. Menggigil dan demam 38,8 o C sampai 41,1 o Cdelirium
e. Diafoesis
f. Anoreksia
g. Malaise
h. Batuk kental, produktif
Sputum kuning kehijauan kemudian berubah menjadi kemerahan atau
berkarat
i. Gelisah
j. Sianosis
1) Area sirkumoral
2) Dasar kuku kebiruan
k. Masalah-masalah psikososial : disoriental, ansietas, takut mati
7. Cara pencegahan
a. Berhenti merokok
b. Minum banyak air putih dan berhenti minum-minuman yang
beralkohol
c. Hindari iritan atau allergen yang dapat memperparah penyakit seperti
asap rokok
d. Tingkatkan imunitas tubuh dengan makan makanan yang mengandung
nutrisi seimbang, berolahraga dan cukup istirahat serta mengurangi
stress
11
8. Pemeriksaan penunjang
a. Sinar X: mengidentifikasi distribusi struktural; dapat juaga
menayatakan abses luas/infiltrat, empiema (stapilococcus); infiltrasi
menyebar atau terlokalisasi (bakterial); atau penyebaran/perluasan
infiltrat nodul (virus). Bronkopneumonia mikoplasma sinar X dada
mungkin bersih.
b. GDA: tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang
terlibat dan penyakit paru yang ada.
c. Pemeriksaan gram/kultur sputum dan darah: diambil dengan biopsi
jarum, aspirasi transtrakeal, bronkospifiberotik atau biopsi pembukaan
paru untuk mengatasi organisme penyebab.
d. JDL: leukositosis biasanya ada, meski sel darah putih rendah terjadi
pada infeksi virus, kondisi tekanan imun memungkinkan
berkembangnya bronkopneumonia bakterial.
e. Pemeriksaan serologi: titer virus atu legionella, aglutinin dingin.
f. LED: meningkat
g. Pemeriksaan fungsi paru: volume mungkin menurun (kongesti dan
kolaps alveolar) ; tekanan jalan nafas mungkin meningkat dan
komplain menurun hipoksemia
h. Elektrolit : natrium dan klorida mungkin rendah
i. Bilirubin : mungkin meningkat
j. Aspirasi perkutan/biopsi jaringan paru terbuka:menyatakan
intranuklear tipikal dan ketertiban sitoplasmik ( padila,2013)
9. Penatalaksanaan
a. Terapi oksigen jika pasien mengalami pertukaran gas yang tidak
adekuat. Ventilasi mekanik mungkin diperlukan jika nilai normal GDA
tidak dapat dipertahankan.
b. Blok saraf interkostal untuk mengurangi nyeri
12
a. Merokok aktif
b. Merokok pasif
c. Terpajan polutan
5. Pengkajian
a. Riwayat gangguan respirasi
b. Status pernafasan, meliputi kecepatan dan kedalaman respirasi, demam,
kesimetrisan ekspansi dada, penggunaan otot-otot tambahan.batuk,
sputum (warna,kekentalan,jumlah,bau, dan perubahan nilai normal
pasien yang berhubungan dengan infeksi, iritasi,dehidrasi,pajanan
pada polutan),palpasi fremitus,perkusi daerah paru,auskultasi suara
napas,kadar gas darah arteri, foto sinar-X dada
c. Pengetahuan, meliputi pemahaman terhadap kondisi fisik dan
pengetahuan serta keterampilan dalam melakukan manuver
pembersihan jalan napas
d. Kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk belajar (Taylor, 2014)
e. Neurosensori
Gejala : sakit kepala dengan frontal
Tanda : perubahan mental
18
f. Nyeri / kenyamanan
Gejala : sakit kepala nyeri dada meningkat dan batuk myalgia, atralgia
g. Pernafasan
Gejala : riwayat PPOM, merokok sigaret, takipnea, dispnea, pernafasan
dangkal penggunaan otot aksesori, pelebaran nasal
Tanda : sputum ; merah muda, berkarat atau purulen
Perkusi ; pekak diatas area yang konsolidasi, gesekan friksi pleural
Bunyi nafas : menurun atau tak ada di atas area yang terlibat atau nafas
bronkial
Framitus : taktil dan vokal meningkat dengan konsolidasi
Warna : pucat atau sianosis bibir/ kuku
h. Keamanan
Gejala : riwayat gangguan sistem imun, demam
Tanda : berkeringat, mengigil berulang, gemetar, kemerahan, mungkin
pada kasus rubeda / varisela
i. Penyuluhan
Gejala : riwayat mengalami pembedahan, penggunaan alkohol kronis
2. Diagnosa keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif
Dapat dihubungkan dengan:
1) Inflamasi trakeobronkial, pembentukan oedema, peningkatan
produksi sputum
2) Nyeri pleuritik
3) Penurunan energi, kelemahan
Kemungkinan dibuktikan dengan:
1) Perubahan frenkuensi kedalaman pernafasan
2) Bunyi nafas tak normal, penggunaan otot aksesori
3) Dispnea , sianosis
4) Bentuk efektif / tidak efektif dengan / tanpa produksi sputum
b. Kerusakan pertukaran gas
19
3. Intervensi keperawatan
a. Dx keperawatan : Bersihan jalan nafas tidak efektif
Kriteria Hasil :
1) Menunjukan perilaku mencapai kebersihan jalan nafas
2) Menunjukan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih, tak ada
21
Intervensi :
Mandiri
1) Evaluasi respon klien terhadap aktivitas
2) Berikan lingkungan terang dan batasi pengunjung
3) Jelaskan petingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan
perlunya keseimbangan aktivitas dan istirahat
4) Bantu pasien memilih posisi yang nyaman untuk istirahat / tidur
5) Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan
g. Dx keperawatan : Nyeri
Kriteria hasil :
1) Menyebabkan nyeri hilang / terkontrol
2) Menunjukan rileks, istirahat / tidur dan peningkatan aktivitas
dengan cepat
Intervensi :
Mandiri
1) Tentukan karakteristik nyeri
2) Pantau TTV
3) Ajarkan teknik relaksasi
4) Anjurkan dan bantu pasien dalam teknik menekan dada selama
episode batuk.
Intervensi :
Mandiri
1) Kaji perubahan TTV
2) Kaji tugor klit, kelembaban membran mukosa
3) Catat laporan mual / muntah
4) Pantau masukan dan keluaran, catat warna, karakter urine
5) Hitung keseimbangan cairan
6) Asupan cairan minimal 2500 /hari
Kolaborasi
1) Berikan obat sesuai indikasi ; antipirotik, antiametik
2) Berikan cairan tambahan IV sesuai keperluan
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan
dimana rencana keperawatan dilaksanakan melakukan intervensi/
aktivitas yang telah ditentukan, pada tahap ini perawat siap untuk
melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam rencana
perawatan klien. Agar implementasi perencanaan dapat tepat waktu dan
efektif terhadap askemudian bila perawatan telah dilaksanakan memantau
dan mencatat respons pasien terhadap setiap intervensi dan
mengomunikasikan informasi ini kepada penyedia ditentukan, pada tahap
ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan aktifitas yang telah
26
5. Evaluasi keperawatan
Tahap evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil
yang diinginkan dan respon pasien terhadap dan keefektifan intervensi
keperawatan kemudian mengganti rencana perawatan jika di perlukan.
Tahap akhir dari proses keperawatan perawat mengevaluasi kemampuan
pasien kearah pencapaian hasil (Dongoes,2000).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Racangan penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan studi kasus.
Studi kasus adalah suatu metode untuk memahami individu yang dilakukan
secara integrative dan komprehensif agar diperoleh pemahaman tentang
individu tersebut beserta masalah yang dihadapinya dengan tujuan masalahnya
dapat terselesaikan dan memperoleh perkembangan diri yang baik (Raharjo,,
2011). Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk
menjelaskan atau mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek, apakah
orang atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variabel yang bisa
dijelaskan baik dengan angka-angka maupun kata-kata (Setyosari, 2010).
Rancangan studi kasus bertujuan untuk memperoleh gambaran
pengelolaan keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif di ruang
Puspanidra RSUD Kardinah.
B. Subjek penelitian
Pada studi kasus ini, peneliti mengambil satu klien untuk dijadikan subyek
studi kasus, yang sesuai dengan kriteria inklusi. Kriteria inklusi yaitu batasan
karakteristik umum subyek studi kasus dari suatu populasi target yang
terjangkau dan akan diteliti. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan
cara convenience sampling method (non-probability sampling technique)
dimana subjek dipilih karena kemudahan / keinginan peneliti).
Pasien anak yang dirawat diruang Puspanidra RSUD Kardinah Kota Tegal
yang sedang menjalani pengobatan Bronkopneumonia. Adapun kriteria
inklusi dan kriteria eksklusi.
1. Kriteria inklusi
a. Partisipan anak yang dirawat inap di ruang Puspanidra RSUD Kardinah
Kota Tegal
b. Partisipan anak dengan masalah bersihan jalan nafas tidak efektif
27
28
D. Definisi operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
N Variable Definisi operasional
o
1 Bronkopneumonia Bronkopenumonia adalah salah satu
jenis pneumonia yang mempunyai pola
penyebaran berbecak, teratur dalam satu
atau lebih area terlokasi di dalam bronchi
dan meluas ke parenkim paru yang
berdekatan di sekitarnya.
2 Bersihan jalan nafas tidak Bersihan jalan nafas tidak efektif adalah
efektif ketidakmampuan untuk membersihkan
sekresi atau obstruksi dari saluran nafas
guna mempertahan kan jalan nafas yang
bersih.
3 Terapi inhalasi terapi inhalasi merupakan pemberian obat
secara langsung ke dalam saluran napas
29
2. Penyajian data
Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel, gambar, bagan maupun teks
naratif. Kerahasiaan dari klien dijamin dengan mengaburkan identitas dari
klien.
3. Kesimpulan
Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan
hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku kesehatan.
Penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode induksi
.data yang dikumpulkan terkait dengan data pengkajian, diagnosis,
perencanaan,tindakan,dan evaluasi keperawatan.
G. Etika Penelitian
Etika penelitian memiliki berbagai macam prinsipnya, namun terdapat
empat prinsip utama yang perlu dipahami oleh oleh pembaca. Menurut
Masturoh & Nauri (2018) prinsip dasar etika penelitian antara lain :
DAFTAR PUSTAKA
Rahardjo, S. (2013, Juni 5). Dipetik Februari 16, 2019, dari Pengertian studi kasus
: Https://binham.wordpress.com
Samhasto, P. (2013). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013. Profil
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
Setyosari. (2010). Dipetik Februari 17, 2019, dari Metode penelitian deskriptif
: http://kutukuliah.blogspot.com
34
Lampiran 1
JADWAL KEGIATAN
1 Pengusulan
Judul
2 Konsultasi
Proposal
3 Sidang
Proposal
4 Perbaikan
Proposal
5 Pengelolaan
Kasus
6 Konsul KTI
7 Sidang KTI
8 Perbaikan KTI
36
Lampiran 2
FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN ANAK
Oleh :……………………………………………………………...
Metode :……………………………………………………………...
I. IDENTITAS KLIEN
Nama :
Usia :
Agama :
Pendidikan :
Alamat :
Pekerjaan Ayah :
Pekerjaan Ibu :
Pendidikan Ayah :
Pendidikan Ibu :
37
Agama :
Alamat :
1. Munculnya keluhan
- Tanggal munculnya keluhan
- Waktu munculnya keluhan ( gradual atau tiba – tiba )
- Presipitasi atau predisposisi factor ( perubahan emosional, kelelahan,
kehamilan, lingkungan, toksin atau alergen, infeksi )
2. Karakteristik
- Karakter ( Kualitas , kuantitas , konsistensi )
- Lokasi dan radiasi ( misalnya nyeri )
- Intensity ( sering / tidak ) atau severity
- Timing ( terus menerus / intermitent , durasi setiap kalinya )
- Hal yang meningkatkan dan menghilangkan / mengurangi keluhan
- Gejala – gejala lain yang berhubungan
3. Masalah sejak muncul keluhan
a. Insiden
Penyakit yang pernah, sedang diderita oleh keluarga, baik yang berhubungan
dan tidak berhubungan dengan penyakit yang diderita klien. Gambar
genogram dengan ketentuan yang berlaku ( symbol dan 3 generasi )
1. Diagnosa Medis
2. Tindakan Operasi
3. Obat – obatan
4. Tindakan Keperawatan
5. Hasil Laboratorium
6. Hasil Rontgen
7. Data Tambahan
d. Kebiasaan makan ?
Anak / bayi :
a. Status mood ?
d. Kesepian ?
e. Takut ?
8. Pola Peran – Hubungan
a. Struktur Keluarga
9. Sexualitas
a. Perasaan sebagai laki – laki / perempuan ? ( gender )
1. Keadan umum :
2. Kesadaran :
3. Tanda – tanda vital :
a. Tekanan darah :
b. Denyut nadi :
c. Suhu :
d. Pernapasan :
4. Berat badan :
5. Tinggi badan :
6. Kepala
Inspeksi
a. Warna rambut
b. Penyebaran
c. Mudah rontok
d. Kebersihan rambut
Palpasi
43
7. Muka
Inspeksi
a. Simetris / tidak :
b. Bentuk wajah :
c. Gerakan abnormal :
d. Ekspresi wajah :
Palpasi
Data lain :
8. Mata
Inspeksi
e. Posisi mata :
Simetris / tidak :
Palpasi
Data lain :
a. Posisi hidung :
b. Bentuk hidung :
c. Keadaan septum :
d. Secret / cairan :
Data lain :
10. Telinga
Inspeksi
a. Posisi telinga :
b. Ukuran / bentuk telinga :
c. Aurikel :
d. Lubang telinga : Bersih / serumen / nanah
e. Pemakaian alat bantu :
Palpasi
a. Rinne :
45
b. Weber :
c. Swabach :
Pemeriksaan vestibuler :
Data lain :
11. Mulut
Inspeksi
a. Gigi
- Keadaan gigi :
- Karang gigi / karies :
- Pemakaian gigi palsu :
b. Gusi
Merah / radang / tidak :
c. Lidah
Kotor / tidak :
d. Bibir
- Cianosis / pucat / tidak :
- Basah / kering / pecah :
- Mulut berbau / tidak :
- Kemampuan bicara :
Data lain :
12. Tenggorokan
a. Warna mukosa :
b. Nyeri tekan :
c. Nyeri menelan :
13. Leher
Inspeksi
Palpasi
Palpasi
a. Vokal fremitus :
b. Massa / nyeri :
Auskultasi
Data lain :
15. Jantung
Palpasi
Ictus cordis :
Perkusi
Pembesaran jantung :
47
Auskultasi
a. BJ I :
b. BJ II :
c. BJ III :
d. Bunyi jantung tambahan :
Data lain :
16. Abdomen
Inspeksi
a. Membuncit :
b. Ada luka / tidak :
Palpasi
a. Hepar :
b. Lien :
c. Nyeri tekan :
Auskultasi
Peristaltik :
Perkusi
a. Tympani :
b. Redup :
Data lain :
a. Motorik
- Pergerakan kanan / kiri :
- Pergerakan abnormal :
- Kekuatan otot kanan / kiri :
48
a. Motorik
- Gaya berjalan :
- Kekuatan kanan / kiri :
- Tonus otot kanan / kiri :
b. Refleks
- KPR kanan / kiri :
- APR kanan / kiri :
- Babinsky kanan / kiri :
c. Sensori
- Nyeri :
- Rangsang suhu :
- Rasa raba :
Data lain :
a. Kaku kuduk :
b. Kernig Sign :
c. Refleks Brudzinski :
d. Refleks Lasegu :
Data lain :
50
X. PEMERIKSAAN PERKEMBANGAN
Penilaian berdasarkan format DDST / DENVER II ( Bagi anak usia 0 – 6
tahun )
DS :
51
DO :
XV. INTERVENSI
XVI. IMPLEMENTASI
XVII. EVALUASI
52
Lampiran 3
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan sapa nama pasien
2.Sapalah penderita atau keluarganya dengan ramah dan perkenalkan
dirianda,sertatanyakan keadaannya.
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan.
4.Berikan informasi umum kepada penderita ataukeluarganya tentang
indikasi/tujuan dan carapemakaian alat
C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy pasien
53
D. Tahap Terminasi
54
Lampiran 4
A. Pengertian
Fisioterapi Dada adalah tindakan yang dilakukan pada klien yang mengalami
retensi sekresi dan gangguan oksigenasi yang memerlukan bantuan untuk
mengencerkan atau mengeluarkan sekresi. Fisioterapi dada ini meliputi
rangkaian : Postural drainase, perkusi dan vibrasi.
1. Postural drainase merupakan cara klasik untuk mengeluarkan secret dari
paru dengan mempergunakan gaya berat dan secret itu sendiri.Penumpukan
secret dapat terjadi pada berbagai lokasi maka, posturaldrainase dilakukan
pada berbagai posisi disesuaikan dengan posisi yangerdapat kelainannya.
2. Perkusi dada merupakan energy mekanik pada dada yang diteruskan
pada saluran nafas paru dengan tujuan melepaskan atau melonggarkan
secret yang tertahan. Daerah klavikulas, vertebra, scapula dan daerah iga
bawah harus dihindari.
3. Vibrasi dilakukan bersamaan dengan perkusi, yaitu dengan melakukan
kompresi dada menggerakan secret ke jalan nafas yang besar yangdilakukan
pada saat klien mengeluarkan nafas atau puncak inspirasi dan
dilanjutkan sampai akhir ekspirasi.
B. Tujuan
1. Membantu membersihkan sekret
2. Mencegah penumpukan sekret
3. Mengembalikan dan memelihara fungsi otot-otot pernafasan
4. Memperbaiki pergerakan dan aliran sekret
5. Pengobatan dan pencegahan pada penyakit paru obstruktif menahun
6. Klien dapat bernafas bebas dan tubuh mendapatkan oksigen yang cukup
56
C. INDIKASI
1. Profilaksis untuk mencegah penumpukan sekret yaitu pada :
a. Pasien yang memakai ventilator
b.Pasien yang melakukan tirah baring yang lama
c. Pasien yang produksi sputum meningkat seperti pada fibrosis kistikatau
bronkoektasis
d. Pasien dengan batuk yang tidak efektif
2. Mobilisasi sekret yang tertahan :
a. Pasien dengan atelektasis yang disebabkan oleh sekret
b. Pasien dengan abses paru
c. Pasien dengan pneumonia
d. Pasien dengan post operatif
e. Pasien neurologi dengan kelemahan umum dan gangguan menelan atau
batuk
D. Kontraindikasi
1. Tension pneumothorax
2. Hemoptisis
3. Gangguan sistem kardiovaskuler seperti hipertensi, hipotensi, infarkmiokard
akut, dan aritmia
4. Edema paru
5. Efusi pleura yang luas
6. Trauma thorax
E. Waktu
Dilakukan 2 kali sehari, bila dilakukan pada beberapa posisi tidak lebih dari
40 menit. Tiap satu posisi 3 – 10 menit. Dilakukan sebelum makan atau 1 – 2
jam sesudah makan.
F. Persiapan alat
1. Bantal 2 atau 3 buah
2. Tissue
57
3. Bengkok
4. Segelas Air Hangat
5. Handuk
6. Stetoskop
7. Sketsel
8. Handscoon
9. Masker
G. Prosedur tindakan
1. Identifikasi pasien
2. Salam Terapeutik
3. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
4. Dekatkan alat
5. Jaga privasi klien bila diperlukan
6. Mencuci tangan
7. Gunakan Handscoon
8. Membantu membuka pakaian klien sesuai kebutuhan
9. Ajarkan pasien teknik nafas dalam
10. Anjurkan pasien untuk nafas dalam melalui hidung secara perlahan sampai
dada mengembang dan terlihat kontraksi di otot antar tulang iga serta
anjurkan pasien untuk menghembuskan nafas melalui mulut (bentuk bibir
seperti akan bersiul).
Postural drainase
11. Pilih area yang terdapat sekret dengan stetoskop disemua bagian paru.
12. Dengarkan suara nafas (rales atau ronchi) untuk menentukan lokasi
penumpukan secret dengan menganjurkan klien untuk tarik nafas
danmenghembuskannya secara perlahan-lahan
13. Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainase area yang
tersumbat.Letakkan bantal sebagai penyangga.
14. Minta klien untuk mempertahankan posisi selama 10 – 15 menit
58
(Selama dalam posisi ini, lakukan perkusi dan vibrasi dada diatas areayang
di drainase)
Perkusi
15. Tutup area yang akan di perkusi dengan menggunakan handuk
16. Anjurkan klien untuk tarik nafas dalam dan lambat untuk meningkatkan
Relaksasi
17. Jari dan ibu jari berhimpitan dan fleksi membentuk mangkuk
18. Secara bergantian, lakukan fleksi dan ekstensi pergelangan tangan secara
cepat menepuk dada
19. Perkusi pada setiap segmen paru selama 1 – 2 menit, jangan pada area
yang mudah cedera
Vibrasi
20. Letakkan tangan, telapak tangan menghadap ke bawah di area yang di
drainase, satu tangan di atas tangan yang lain dengan jari-jari menempel
bersama dan ekstensi
21. Anjurkan klien inspirasi dalam dan ekspirasi secara lambat lewat mulut
(pursed lip breathing)
22. Selama ekspirasi, tegangkan seluruh otot tangan dan lengan, dan gunakan
hampir semua tumit tangan, getarkan tangan, gerakkan ke arah bawah.
Hentikan getaran saat klien inspirasi
23. Lakukan vibrasi selama 5 kali ekspirasi pada segmen paru yang terserang
24. Setelah drainase pada posisi pertama, minta klien duduk dan batuk efektif.
Anjurkan pasien untuk menarik nafas panjang/teknik nafas dalam melalui
hidung dan hembuskan melalui mulut. Lakukan sebanyak 3 kali. Anjurkan
pasien untuk menahan nafas dalam pada teknik nafas dalam terakhir lalu
batukkan.
25. Tampung sekresi dalam sputum pot. Jika klien tidak dapat mengeluarkan
sekretnya maka lakukan suction
26. Membersihkan mulut klien dengan tissue
27. Istirahatkan klien, minta klien minum sedikit air hangat
28. Ulangi pengkajian pada dada klien di semua lapang paru. Jika masih
59
Lampiran 5
Nama :
Alamat :
Nama partisipan :
No. RM :
Tegal,………………….2019
61
(…………………..) (……………………..)
62
Lampiran 6
Judul kegiatan : Pengelolaan keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif pada
anak dengan Bronkopneumonia di ruang Puspanidra RSUD
Kardinah
Nama : Istianah
Nim : 34403716122
Saya mahasiswa program studi D III Keperawatan Kota Tegal Jurusan
Keperawatan POLTEKES KEMENKES SEMARANG bermaksud menerapkan
hasil penelitian tentang pengelolaan keperawatan bersihan jalan nafas tidak
efektif, maka bersama ini saya jelaskan beberapa hal sebagai berikut :
1. Tujuan kegiatan adalah untuk mengetahui masalah bersihan jalan nafas
tidak efektif pada pasien anak dengan bronkopneumonia.
2. Kegiatan yang dilakukan adalah terapi inhalasi dan fisioterapi dada sesuai
dengan SOP kurang lebih 10-15 menit. Setelah tindakan akan dilihat
bagaimana perubahan.
3. Kegiatan tidak akan berpengaruh negative pada pasien anak ,bila
mengalami ketidaknyamanan. Pasien maupun keluarga mempunyai hak
untuk menghentikan tindakan dan mendapatkan pelayanan keperawatan
dari tenaga kesehatan lain. Saya menghargai ketidaknyamanan, pasien
mempunyai hak untuk menghentikan tindakan dan mendapatkan
pelayanan keperawatan dari tenaga kesehatan lain. Saya menghargai
keinginan pasien untuk tidak melanjutkan kegiatan.
4. Saya akan menjamin kerahasiaan data yang diperoleh dari pasien sebagai
partisipan selama kegiatan ini berlangsung.
5. Pasien berhak mengajukan keberatan kepada residen jika terdapat hal-hal
yang tidak berkenan dan selanjutnya akan dicari penyelesaian berdasarkan
kesepakan penulis dan partisipan.
63
Istianah
64
Lampiran 7
Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan SD di SD Negeri 01 Balamoa, lulus tahun 2010
2. Pendidikan SLTP di SMP Negeri 01 Pangkah, lulus tahun 2013
3. Pendidikan SLTA di SMA Negeri 01 Pangkah, lulus tahun 2016
Istianah
34403716122
65
Lampiran 8
LEMBAR BIMBINGAN
PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN – POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
LEMBAR BIMBINGAN
PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN – POLTEKKES KEMENKES SEMARANG