Anda di halaman 1dari 79

PENGELOLAAN KEPERAWATAN BERSIHAN JALAN

NAFASTIDAK EFEKTIF PADA ANAK DENGAN


BRONKOPNEUMONIADI RUANG
PUSPANIDRA RSUD KARDINAH
KOTA TEGAL

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Untuk Memenuhi Persyaratan Memenuhi Gelar Ahli Madya Keperawatan

Istianah
NIM 34403716122

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN TEGAL


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2019

i
PENGELOLAAN KEPERAWATAN BERSIHAN JALAN
NAFASTIDAK EFEKTIF PADA ANAK DENGAN
BRONKOPNEUMONIADI RUANG
PUSPANIDRA RSUD KARDINAH
KOTA TEGAL

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH


Disusun untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah karya tulis ilmiah
Pada program studi DIII Keperawatan Tegal

Istianah
NIM 34403716122

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN TEGAL


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2019

ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Istianah

NIM : 34403716122

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa KTI yang saya tulis ini adalah
benar-benar merupakan hasil karya tulis saya sendiri, bukan merupakan
pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil tulisan
atau pikiran saya sendiri.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan laporan
pengelolaan kasus ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi
atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Tegal, 27 Februari 2019

Yang membuat Pernyataan

Istianah

iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Proposal Karya Tulis Ilmiah Hasil oleh Istianah, NIM 34403716122,


dengan judulPengelolaan Keperawatan Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Pada Anak dengan Bronkopneumonia di Ruang Puspanidra RSUD
Kardinah Kota Tegal ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.

Tegal, 27 Februari 2019

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Suparjo, Ns.,M.Kep Hudinoto EY,Ns.,MM


NIP. 19820420 200903 1 005
Tanggal: 27 Februari 2019 Tanggal: 27 Februari 2019

iv
LEMBAR PENGESAHAN

Pengesahan Karya Tulis Ilmiah Oleh Istianah, NIM 34403716122, dengan


judulPengelolaan Keperawatan Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif Pada
Anak Dengan Bronkopneumonia di Ruang Puspanidra RSUD Kardinah
Kota Tegal ini telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 27
Februari 2019

Dewan penguji

Agus Mulyadi S.Kep, Ns., M.Kep Ketua Penguji (.................................)

Suparjo, Ns.,M.Kep Anggota (....................................)


NIP. 19820420 200903 1 005

Hudinoto EY ,Ns.,MM Anggota (...................................)

Mengetahui
Ketua Jurusan Keperawatan
Semarang

Suharto, S.pd.M.N
NIP. 196605131986031001

v
PRAKATA

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaiakan
proposal karya tulis ilmiah ini yang berjudul “ Pengelolaan Keperawatan Bersihan
Jalan Nafas Tidak Efektif Pada Anak Dengan Bronkopneumonia di Ruang
Puspanidra RSUD Kardinah Kota Tegal ”. Penulisan proposal karya tulis ilmiah
ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan memenuhi gelar Ahli Madya
Keperawatan.
Proposal karya tulis ilmiah ini tersusun atas dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan
banyak terimakasih terutama disampaikan kepada:
1. Deddy Utomo, SKM.,MH selaku Direktur Akper Pemkot Tegal.
2. Suparjo, Ns.,M.Kep selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan
dan arahan, serta meluangkan waktu dalam penulisan proposal karya tulis
ilmiah ini.
3. Hudinoto EY ,Ns.,MM selaku Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, masukan, ide, dan koreksi dengan kesabaran membimbing penulis.
4. Segenap Bapak, Ibu Dosen serta Staf Tata Usaha Akper pemkot tegal.
5. RSUD Kardinah Kota Tegal, yang telah mengijinkan penulis melakukan studi
kasus di RSUD Kardinah Kota Tegal.
6. Semua pihak yang tidak dapat di sebutkan satu per satu yang telah membantu
terselesainya proposal karya tulis ilmiah ini.
Semoga bantuan dan bimbingan yang telah diberikan mendapatkan pahala
dari Allah Subhanahu Wata’ala, saya berharap semoga proposal karya tulis
ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang tercinta terhadap ilmu
pengetahuan.

Tegal, 27 Februari 2019

Istianah

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..............................................................................................ii


PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN..............................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.........................................................iv
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................v
PRAKATA..............................................................................................................vi
DAFTAR ISI..........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL...................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................1
B. Tujuan Penulisan...........................................................................................3
C. Manfaat Penulisan.........................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................5
A. Bronkopneumonia.........................................................................................5
B. Bersihan Jalan Nafas pada Bronkopneumonia............................................12
C. Pengelolaan bersihan jalan nafas tidak efektif pada bronkopneumonia.....14
D. Asuhan Keperawatan Bronkopneumonia....................................................17
1. Pengkajian...............................................................................................17
2. Diagnosa keperawatan.............................................................................18
3. Intervensi keperawatan............................................................................21
4. Implementasi Keperawatan.....................................................................25
5. Evaluasi keperawatan..............................................................................26
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................27
A. Rancangan Penelitian..................................................................................27
B. Subjek penelitian.........................................................................................27
C. Tempat dan waktu.......................................................................................28
D. Definisi operasional....................................................................................28
E. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................29
F. Teknik Analisis Data...................................................................................30
G. Etika Penelitian...........................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................33
vii
LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional ………………………………………………….28

ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 pathway bronkopneumonia………………………………………… 9

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Jadwal kegiatan............................................................................................ 35
2 Dokumentasi proses keperawatan anak....................................................... 36
3 SOP Inhalasi nebulizer.................................................................................. 52
4 SOP Fisioterapi dada..................................................................................... 55
5 Informed concent........................................................................................... 60
6 Lembar Penjelasan Activity dailing living (ADL) ....................................... 62
7 Curriculum vitae............................................................................................ 64
8 Lembar bimbingan......................................................................................... 65

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang
kesehatan yang saat ini terjadi di Indonesia. Derajat kesehatan anak dapat
mencerminkan derajat kesehatan bangsa, karena anak sebagai generasi
penerus bangsa yang mempunyai kemampuan yang dapat di kembangkan
dalam meneruskan pembangunan bangsa Indonesia(Angkasa ,2016).
Anak-anak sangatlah mudah terkena berbagai penyakit dan tidak semua
penyakit dapat untuk dicegah (Angkasa,2016). Salah satu penyakit yang
banyak di jumpai pada anak adalah Bronkopneumonia, yaitu sindrom klinis
yang lazim dikenal pasca infeksi M.pneumoniae. Walaupun mulainya
penyakit mungkin mendadak biasanya ditandai dengan nyeri kepala, malaise,
demam, rinorrea dan nyeri tenggorok yang mulai sedikit demi sediki dengan
penurunan gejala pernafasan bawah, termasuk suara serak dan batuk
(Angkasa, 2016).
Bronkopneumonia merupakan penyakit saluran pernafasan bagian bawah
yang biasanya diawali dengan infeksi saluran pernafasan bagian atas dengan
gejala batuk, demam, dan dispnea. Beberapa mikroorganisme Streptococus
pneumoniae, Hemophillusinfluenzae tipe B,dan Staphylococcusaureus
merupakan penyebab terjadinya bronkopneumonia pada bayi yang lebih besar
dan balita, sedangkan pada anak yang lebih besar dan remaja, selain bakteri
tersebut, sering juga ditemukan infeksi Mycoplasma pneumoniae.
(Shefia,2014).
Bronkopeumonia merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas
anak berusia di bawah 5 tahun (balita). Diperkirakan hampir seperlima
kematian anak diseluruh dunia, lebih kurang 2 juta anak balita meninggal
setiap tahun akibat bronkopneumonia, sebagian besar terjadi di Afrika dan
Asia tenggara. Insiden bronpneumonia di negara berkembang yaitu 30-45%

1
2

per 1000 anak dibawah usia 5 tahun, 16-22% per 1000 anak pada usia 5-9
tahun, dan 7-16% per 1000 anak pada anak yang lebih tua (Anggraini ,2014).
Menurut WHO dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun
2008, bronkopneumonia merupakan penyebab paling banyak kematian balita
di dunia dan juga di Indonesia.5 Berdasarkan data WHO tahun 2015
bronkopneumonia menyumbang 15% dari seluruh kematian anak di bawah 5
tahun, menewaskan sekitar 922 000 anak-anak.6 Berdasarkan hasil Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001, angka kematian balita akibat
penyakit sistim pernapasan adalah 4,9/1.000 balita, yang berarti terdapat
sekitar 5 dari 1.000 balita yang meninggal setiap bulan akibat
bronkopneumonia, atau berarti tiap tahun terdapat 140.000 balita yang
meninggal akibat bronkopneumonia. Data ini juga berarti bahwa rata-rata 1
anak balita Indonesia meninggal akibat bronkopneumonia dalam setiap 5
menit.(Kaunang,2016)
Faktor sosial ekonomi yang rendah mempertinggi angka kematian.
DiIndonesia, bronkopneumonia merupakan penyebab kematian nomer tiga
setelah kardiovaskuler dan tuberculosis. Menurut survei kesehatan nasional
(SKN) 27.6% kematian bayi dan 22.8% kematian balita di Indonesia
disebabkan olehpenyakit sistem pernapasan, terutama bronkopneumonia.
( Anggraini ,2014)
Di Jawa Tengah penemuan dan penanganan penderita pneumonia pada
balita tahun 2013 sebesar 73.165 kasus (25,85%) meningkat dibanding tahun
2012 (24,74%). Angka ini masih sangat jauh dari target Standar Pelayanan
Minimal (SPM) tahun 2010 (100%).(Profil Kesehatan Jawa Tengah,2013).
Berdasarkan Profil Kesehatan Kota Tegal 2012, tercatat angka kematian
bayi dan balita di kota Tegal sebanyak masing-masing 15,89 dan 15,80 per
1000 kelahiran hidup dimana terdapat 2.533 kasus bronkopneumonia
ditemukan dan berkontribusi terhadap tingginya angka kematian bayi dan
balita di kota Tegal (Yuliasih, 2012).
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 24
januari 2019 di Ruang Puspanidra RSUD Kardinah Kota Tegal melalui
3

observasi didapatkan 3 dari 19 anak yang dirawat diruang anak dengan


masalah utama yaitu bersihan jalan nafas tidak efektif.
Proses peradangan dari proses penyakit bronkopneumonia
mengakibatkan produksi sekret meningkat sampai menimbulkan manifestasi
klinis yang ada sehingga muncul masalah dan salah satu masalah tersebut
adalah bersihan jalan nafas tidak efektif. Bersihan jalan nafas tidak efektif
merupakan keadaan dimana individu tidak mampu mengeluarkan sekret dari
saluran nafas untuk mempertahankan kepatenan jalan nafas (Marini, 2011).
Apabila masalah bersihan jalan nafas ini tidak ditangani secara cepat
maka bisa menimbulkan masalah yang lebih berat saperti pasien akan
mengalami sesak yang hebat bahkan bisa menimbulkan kematian
(Marini,2011).
Berdasarkan data diatas, penulis tertarik untuk melakukan studi kasus
mengenai Pengelolaan Keperawatan Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif pada
Anak dengan Bronkopneumonia di Ruang Puspanidra RSUD Kardinah.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Menggambarkan asuhan keperawatan Bersihan Jalan Nafas Tidak
Efektif pada Anak dengan Bronkopneumonia di Ruang Puspanidra RSUD
Kardinah kota tegal.
2. Tujuan Khusus
a. Menggambarkan pengkajian pada anak dengan Bronkopneumonia
b. Menggambarkan diagnosa keperawatan Bersihan Jalan Nafas Tidak
Efektif pada Anak dengan Bronkopneumonia
c. Menggambarkan perencanaan untuk mengatasi Bersihan Jalan
NafasTidak Efektif pada anak Bronkopneumonia
d. Menggambarkan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk
mengatasi Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif pada Anak dengan
Bronkopneumonia
4

e. Menggambarkan evaluasi masalah keperawatan Bersihan Jalan Nafas


Tidak Efektif pada Anak dengan Bronkopneumonia
f. Membahas hasil pengkajian, masalah keperawatan, perencanaan,
tindakan yang ditekankan pada prosedur-prosedur keperawatan-SOP,
dan evaluasi dari tindakan yang dilakukan untuk mengatasi Bersihan
Jalan Nafas Tidak Efektif pada Anak dengan Bronkopneumonia

C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan untuk
meningkatkan pengetahuan terutama dalam Pengelolahan pada Anak
dengan Bronkopneumonia
2. Manfaat praktis
a. Peningkatan pelayanan kesehatan
Hasil penelitian diharapakan memberikan kontribusi dalam
peningkatan kualitas pelayanan asuhan keperawatan khususnya bagi
Anak dengan Bronkopneumonia
b. Peningkatan kesehatan masyarakat
Hasil penelitian diharapakan memberikan kontribusi dalam
peningkatan status kesehatan melalui upaya promotif khusunya bagi
Anak dengan Bronkopneumonia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bronkopneumonia
1. Definisi
Bronkopneumonia merupakan peradangan akut parenkim paru-paru
yang biasanya berasal dari suatu infeksi.(Padila, 2013).
Bronkopneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim
paru,distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus
respiratorius,alveoli,serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan
menimbulkan gangguan pertukaran gas setempat.( Padila, 2013).
Bronkopneumonia adalah suatu peradangan paru yang biasanya
menyerang di bronkeoli terminal.Bronkeoli terminal tersumbat oleh
eksudat mokopurulen yang membentuk bercak-bercak konsolidasi di
lobuli yang berdekatan. Penyakit ini sering bersifat sekunder, menyertai
infeksi saluran pernafasan atas, demam infeksi yang spesifik dan penyakit
yang melemahnya daya tahan tubuh. (Nurarif, 2015)
Kesimpulannya bronkopneumonia adalah jenis infeksi paru yang
disebabkan oleh agen infeksius dan terdapat di daerah bronkus dan sekitar
alveoli.

2. Klasifikasi
Klasifikasi menurut Padila (2013):
a. Berdasarkan ciri radiologis dan gejala klinis,dibagi atas :
1) Bronkopneumonia tipikal, bercirikan tanda-tanda pneumonia
lobaris dengan opasitas lobus atau lobularis.
2) Bronkopneumonia atipikal, ditandai gangguan respirasi yang
meningkat lambat paru bilateral yang difus.
b. Berdasarkan faktor lingkungan :
1) Bronkopneumonia komunitas
2) Bronkopneumonia nosokomial
3) Bronkopneumonia rekurens

5
6

4) Bronkopneumonia aspirasi
5) Bronkopneumonia pada gangguan imun
6) Bronkopneumonia hipostatik
c. Berdasarkan sindrom klinis :
1) Bronkopneumonia bakterial berupa: bronkopneumonia bakterial
tipe tipikal yang terutama mengenai parenkim paru dalam bentuk
bronkopneumonia lobar serta bronkopneumonia bakterial tipe
campuran atipikal yaitu perjalanan penyakit ringan dan jarang
disertai kosolidasi paru.
2) Bronkopneumonia non bakterial,dikenal bronkopneumonia atipikal
yang disebabkan Mycoplasma, Chlamydia bronkopneumoniae atau
Legionella.

Klasifikasi berdasarkan Padila(2013) :


a. Community Acquired pneunomia dimulai sebagai penyakit pernafasan
umum dan bisa berkembang menjadi Bronkopneumonia.
Bronkopneumonia streptoccal merupakan organisme penyebab umum.
Tipe bronkopneumonia ini biasanya menimpa kalangan anak-anak atau
kalangan orang tua.
b. Hospital Acquired pneumonia dikenal sebagai Bronkopneumonia
nosokomial. Organisme seperti ini aruginisia pseudomonas, klibseilla
atau aureus stapilococcus, merupakan bakteri umum penyebab hospital
acquired Bronkopneumonia.
c. Lobar dan bronkopneumonia dikategorikan berdasarkan lokasi anatomi
infeksi. Sekarang ini pneumonia diklasifkasikan menurut organisme,
bukan hanya menurut lokasi anatominya saja.
d. Bronkopneumonia viral, bakterial dan fungsi dikategorikan berdasarkan
pada agen penyebabnya, kultur sensifitas dilakukan untuk
mengidefinisikan organisme perusak.
7

3. Etiologi
a. Bakteri
Bronkopneumonia bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut.
Organisme gram positif sperti : Steptococcus Bronkopneumonia, S.
Aerous dan streptococcus pyogenesis. Bakteri gram negatif sperti
haemophilus influenza, klebsiella Bronkopneumonia dan P.
Aerugisnosa.
b. Virus
Disebabkan oleh virus influensa yang menyebar melalui transmisi
droplet. Cytomegalovirus dalm hal ini dikenal sebagai penyebab
Utama Bronkopneumonia virus.
c. Jamur
Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplamosis menyebar
melalui penghirupan udara yang mengadung spora dan biasanya
ditemukan pada korban burung, tanah serta kompos.
d. Protozoa
Menimbulkan terjadinya pneumocystis carinii pneumonia (CPC).
Biasanya menjangkit pasien yang mengalami immunosupresi (Padila,
2013)

4. Patofisiologi
Kuman penyebab bronchopneumonia masuk ke dalam jaringan
paru-paru melalui saluran pernafasan atas ke bronchiolus, kemudian
kuman masuk ke dalam alveolus ke alveolus lainnya melalui poros kohn,
sehingga terjadi peradangan pada dinding bronchus atau bronchiolus dan
alveolus sekitarnya.
Kemudian proses radang ini selalu di mulai pada hilus paru yang
menyebar secara progresif ke perifer sampai seluruh lobus.
Menurut Ridha (2014) proses peradangan ini dapat dibagi dalam empat
(4) tahap, antara lain:
8

1. Stadium kongesti (4-12 jam)


Lobus yang meradang tampak warna kemerahan, membengkak, pada
paerabaan banyak mengandung cairan. Pada irisan keluar cairan
kemerahan (eksudat masuk kedalam alveolus melaui pembuluh darah
yang berdilatasi)
2. Stadium hepatisasi (48 jam berikutnya )
Lobus paru tampak lebih padat dan bergranuler karena sel darah
merah fibrinosa , lecocit polimortomukler mengisi alveoli (pleura
yang berdekatan mengandung eksudat fibrinosa kekuningan)
3. Stadium hepatisasi kelabu (3-8 hari)
Paru paru menjadi kelabu karena lecocit dan fibrinosa terjadi
konsolidasi di dalam alveoulus yang terserang dan eksudat yang ada
pada pleura masih ada bahkan dapat berubah menjadi pus
4. Stadium resolusi (7-11 hari)
Eksudat mengalami lisis dan reabsorbsi oleh markofag sehingga
jaringan kembali pada struktur semua (Ridha,2014)
9

5. Pathway

Jamur,bakteri,protozoa

Resti terhadap
penyebaran
masuk alveoli
infeksi

Peningkatan suhu
tubuh kongestif(4-12 jam)
eksudat dan seruos masuk
Nyeri
alveoli Pleuritik

hepatisasi merah(48 jam) penumpukan cairan


paru-paru tampak merah dan bergranulan dalam alveoli
karena SDM dan leukosit DMN mengisi alvelogi

hepatisasi kelabu (3-8 hari)


paru- paru tampak kelabu karena leukosit resolusi
dan fibrin mengalami konsolidasi didalam 7-11 hari
alveoli

BRPN konsolidasi jaringan paru Gangguan


pertukan gas

Berkeringat Metabolisme meningkat Compliance paru menurun

Restik Resti nutrisi kurang Gejala pola


kekurangan dari kebutuhan nafas Suplay O2 menurun
volume cairan tubuh

Sputum kental
Mual muntah
Intoleransi
Gangguan bersihan aktivitas
jalan nafas

Gambar 2.1 pathway bronkopneumonia (Padila,


2013)
10

6. Manifestasi klinis
a. Kesulitan dan sakit pada saat pernafasan
1) Nyeri pleuritik
2) Nafas dangkal dan mendengkur
3) Takipnea
b. Bunyi nafas diatas area yang mengalami konsolidasi
1) Mengecil, kemudian menjadi hilang
2) Krekels
c. Gerakan dada tidak simetris
d. Menggigil dan demam 38,8 o C sampai 41,1 o Cdelirium
e. Diafoesis
f. Anoreksia
g. Malaise
h. Batuk kental, produktif
Sputum kuning kehijauan kemudian berubah menjadi kemerahan atau
berkarat
i. Gelisah
j. Sianosis
1) Area sirkumoral
2) Dasar kuku kebiruan
k. Masalah-masalah psikososial : disoriental, ansietas, takut mati

7. Cara pencegahan
a. Berhenti merokok
b. Minum banyak air putih dan berhenti minum-minuman yang
beralkohol
c. Hindari iritan atau allergen yang dapat memperparah penyakit seperti
asap rokok
d. Tingkatkan imunitas tubuh dengan makan makanan yang mengandung
nutrisi seimbang, berolahraga dan cukup istirahat serta mengurangi
stress
11

e. Jika penyakit bertambah parah segera berkonsultasi kepada dokter

8. Pemeriksaan penunjang
a. Sinar X: mengidentifikasi distribusi struktural; dapat juaga
menayatakan abses luas/infiltrat, empiema (stapilococcus); infiltrasi
menyebar atau terlokalisasi (bakterial); atau penyebaran/perluasan
infiltrat nodul (virus). Bronkopneumonia mikoplasma sinar X dada
mungkin bersih.
b. GDA: tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang
terlibat dan penyakit paru yang ada.
c. Pemeriksaan gram/kultur sputum dan darah: diambil dengan biopsi
jarum, aspirasi transtrakeal, bronkospifiberotik atau biopsi pembukaan
paru untuk mengatasi organisme penyebab.
d. JDL: leukositosis biasanya ada, meski sel darah putih rendah terjadi
pada infeksi virus, kondisi tekanan imun memungkinkan
berkembangnya bronkopneumonia bakterial.
e. Pemeriksaan serologi: titer virus atu legionella, aglutinin dingin.
f. LED: meningkat
g. Pemeriksaan fungsi paru: volume mungkin menurun (kongesti dan
kolaps alveolar) ; tekanan jalan nafas mungkin meningkat dan
komplain menurun hipoksemia
h. Elektrolit : natrium dan klorida mungkin rendah
i. Bilirubin : mungkin meningkat
j. Aspirasi perkutan/biopsi jaringan paru terbuka:menyatakan
intranuklear tipikal dan ketertiban sitoplasmik ( padila,2013)

9. Penatalaksanaan
a. Terapi oksigen jika pasien mengalami pertukaran gas yang tidak
adekuat. Ventilasi mekanik mungkin diperlukan jika nilai normal GDA
tidak dapat dipertahankan.
b. Blok saraf interkostal untuk mengurangi nyeri
12

c. Pada bronkopneumonia aspirasi bersihkan jalan nafas yang tersumbat


d. Perbaiki hipontesi pada bronkpneumonia aspirasi dengan penggantian
volume cairan
e. Terapi antimikrobial berdasarkan kultur dan sensitivitas
f. Supresan batuk jika batuk bersisfat nonproduktif
g. Analgesik untuk mengurangi nyeri pleuritik

B. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif pada Bronkopneumonia


1. Definisi
Bersihan jalan nafas merupakan kondisi ketika individu mengalami
ancaman pada status pernafasannya sehubungan dengan ketidakmampuan
untuk batuk secara efektif.(Nurarif,2015:).
Bersihan jalan nafas adalah ketidak mampuan membersihkan secret atau
obstruksi jalan nafas untuk mempertahankan jalan nafas tetap paten.
(PPNI ,2016)
2. Etiologi
Penyebab bersihan jalan nafas dibedakan menjadi dua yaitu secara
fisiologis dan situasional.
Fisologis :
a. Spasme jalan nafas
b. Hipersekresi jalan nafas
c. Disfugsi neuromuskuler
d. Benda asing dalam jalan nafas
e. Adanya jalan nafas buatan
f. Sekresi yang tertahan
g. Hiperplasia dinding jalan nafas
h. Proses infeksi
i. Respon alergi
j. Efek agen farmakologis(mis.anastesi)
Situasional :
13

a. Merokok aktif
b. Merokok pasif
c. Terpajan polutan

3. Tanda dan Gejala


a. Tanda dan gejala Mayor
Subjektif :
(Tidak tersedia)
Objektif :
1) Batuk tidak efektif
2) Tidak mampu batuk
3) Sputum berlebih
4) Mengi, wheezing dan atau ronkhi kering
5) Mekonium di jalan nafas (pada neonatus)
b. Tanda dan gejala Minor
Subjektif :
1) Dispnea
2) Sulit bicara
3) Ortopnea
Objektif :
1) Gelisah
2) Sianosis
3) Bunyi nafas menurun
4) Frekensi nafas berubah
5) Pola nafas berubah

4. Kondisi klinis terkait


a. Guilian barre syndrome
b. Sklerosis multipel
c. Myasthenia gravis
14

d. Prosedus diagnostik (mis,bronkospi, transesophageal echocardiography


(TEE))
e. Depresi sistem saraf pusat
f. Cedera kepala
g. Stroke
h. Kuadriplegia
i. Sindrom aspirasi mekonium
j. Infeksi saluran pernafasan

5. Pengkajian
a. Riwayat gangguan respirasi
b. Status pernafasan, meliputi kecepatan dan kedalaman respirasi, demam,
kesimetrisan ekspansi dada, penggunaan otot-otot tambahan.batuk,
sputum (warna,kekentalan,jumlah,bau, dan perubahan nilai normal
pasien yang berhubungan dengan infeksi, iritasi,dehidrasi,pajanan
pada polutan),palpasi fremitus,perkusi daerah paru,auskultasi suara
napas,kadar gas darah arteri, foto sinar-X dada
c. Pengetahuan, meliputi pemahaman terhadap kondisi fisik dan
pengetahuan serta keterampilan dalam melakukan manuver
pembersihan jalan napas
d. Kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk belajar (Taylor, 2014)

C. Pengelolaan bersihan jalan nafas tidak efektif pada bronkopneumonia


Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi bersihan jalan nafas adalah
dengan tindakan kolaboratif perawat dengan tim kesehatan lain maupun
tindakan mandiri perawat diantaranya adalah dengan terapi inhalasi dan
fisioterapi dada / clapping.
1. Terapi inhalasi
Anak-anak pada umumnya belum bisa mengeluarkan dahak atau
sputum dengan sendiri oleh sebab itu untuk mempermudah hal tersebut
dapat dibantu dengan terapi inhalasi yang merupakan pemberian obat
15

secara langsung ke dalam saluran napas melalui penghisapan. Terapi


pemberian ini, saat ini makin berkembang luas dan banyak dipakai pada
pengobatan penyakit-penyakit saluran napas. Berbagai macam obat seperti
antibiotik, mukolitik, anti inflamasi dan bronkodilator sering digunakan
pada terapi inhalasi (Aryayuni, 2015).
Terapi inhalasi menggunakakan jet nebulizer. Jet nebulizer merupakan
Merupakan suatu alat pengobatan dengan cara pemberian obat-obatan
dengan penghirupan, setelah obat-obatan tersebut terlebih dahulu
dipecahkan menjadi partikel-partikel yang lebih kecil melalui cara aerosol
atau humidifikasi. Tujuan dari pemberian nebulizer antara lain :
a. Rileksasi dari spasme bronchial
b. Mengencerkan sekret
c. Melan-carkan jalan nafas
d. Melembabkan saluran pernafasan
(Putri,2013).

Jet nebulizer ini terdiri dari 2 bagian yaitu :


a. kompresor yang menghasilkan tekanan
b. botol khusus tempat obat.
Partikel jet nebulizer lebih kecil dari ultrasonic nebulizer, tetapi jumlah
obat yang dikeluarkan lebih sedikit. Sumber gas dapat diberikan dengan
berbagai cara antara lain, yaitu : air atau oksigen, IPPB, ventilator, blender
with flow module atau menggunakan tube yang kecil kedalam nebulizer
pasien.
a. Indikasi nebulizer
1) Penyakit saluran pernafasan bagian atas, akut maupun kronis, seperti
rhinopharyngitis sicca, laryngitis sicca, acute rhingpharingitis,
allergic rhinitis, dan sinusitis.
2) Penyakit saluran pernafasan bagian bawah, akut maupun kronis,
seperti: bronchitis, broncho pneumonia, bronchial asma, dan
16

atelektasis.Penyakit-penyakit jaringan paru untuk memperbaiki


ventilasi, seperi emfisema.
3) Gangguan saluran nafas allergic.
4) Bayi-bayi dengan sekret berlebihan.
b. Cara pemberian inhalasi
Molekul obat-obatan atau kadar uap air yang telah terbentuk melalui
nebulizer atau humidifier, dialirkan kedalam saluran pernafasan melalui
macam-macam cara antara lain dengan :
1) Bernafas biasa melalui hirupan yang dalam, dengan inspirasi
menggunakan mulut dan ekspirasi menggunakan hidung
2) IPPB (Intermittent Positif Breathing)
3) PEEP (Positif End Expiratory Preasure)
c. Dosis
Dosis obat ditentukan dengan cara berat badan (BB) x 3600/ cc.
d. Jenis obat yang dipakai :
1)Pulmicord ( budesonide 100 μg, 200 μg, 400 μg/ dosis), dosis dan
aturan pakai bagi anak 200-800 μg/hari.
2) Flixotide ( flutikason propionate 50μg, 125 μg / dosisi), dosis dan
aturan pakai bagi anak 50-100 μg, 2x sehari ,
3)Ventolin ( beclomethasone 50, 100, 200, 250, 400 μg / dosis)
4)NaCl 2 ml
5) Bisolvon larutan
e. Efek pemberian obat :
1) Mengencerkan dahag/sputum
2) Melancarkan jalan nafas
3) Pemberian obat-obat aerosol
f. Kontra indikasi nebulizer
Terjadinya reflek bronchospasme dan vagal reflek, bacterial contaminasi,
kelebihan cairan dari over hidrasi, penumpukan sekret, serta bahaya
spesifik dari obat-obatan.
(Putri H,2013).
17

2. Fisioterapi dada / clapping

Clapping merupakan penepukkan ringan pada dinding dada dengan


tangandimana tangan membentuk seperti mangkuk (Marini, 2011 ). Dimana
tujuan dari terapi clapping ini adalah jalan nafas bersih, secara mekanik
dapat melepaskan sekret yang melekat pada dinding bronkus dan
mempertahankan fungsi otot-otot pernafasan (Marini, 2011).
Fisioterapi dada merupakan tindakan drainase postural, pengaturan
posisi,serta perkusi dan vibrasi dada yang merupakan metode untuk
memperbesar upaya klien dan memperbaiki fungsi paru. (Aryayuni, 2015).
Teknik fisioterapi dada berhasil meningkatkan volume pengeluaran sputum
pada klien seperti yang sudah dilakukan oleh Aryayuni (2015)

D. Asuhan Keperawatan Bronkopneumonia


1. Pengkajian
a. Aktivitas / istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan, insomia
Tanda : letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitas
b. Sirkulasi
Gejala : riwayat gagal jantung kronis
Tanda : takirkardi, penampilan keperanan atau pucat
c. Integritas ego
Gejala : banyak stressor, masalah finansial
d. Makanan / cairan
Gejala : kehilangan nafsu makan, mual / muntah, riwayat DM
Tanda : distensi abdomen, hiperaktif bunyi usus, kulit kering dengan
turgor buruk, penampilan malnutrusi

e. Neurosensori
Gejala : sakit kepala dengan frontal
Tanda : perubahan mental
18

f. Nyeri / kenyamanan
Gejala : sakit kepala nyeri dada meningkat dan batuk myalgia, atralgia
g. Pernafasan
Gejala : riwayat PPOM, merokok sigaret, takipnea, dispnea, pernafasan
dangkal penggunaan otot aksesori, pelebaran nasal
Tanda : sputum ; merah muda, berkarat atau purulen
Perkusi ; pekak diatas area yang konsolidasi, gesekan friksi pleural
Bunyi nafas : menurun atau tak ada di atas area yang terlibat atau nafas
bronkial
Framitus : taktil dan vokal meningkat dengan konsolidasi
Warna : pucat atau sianosis bibir/ kuku
h. Keamanan
Gejala : riwayat gangguan sistem imun, demam
Tanda : berkeringat, mengigil berulang, gemetar, kemerahan, mungkin
pada kasus rubeda / varisela
i. Penyuluhan
Gejala : riwayat mengalami pembedahan, penggunaan alkohol kronis

2. Diagnosa keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif
Dapat dihubungkan dengan:
1) Inflamasi trakeobronkial, pembentukan oedema, peningkatan
produksi sputum
2) Nyeri pleuritik
3) Penurunan energi, kelemahan
Kemungkinan dibuktikan dengan:
1) Perubahan frenkuensi kedalaman pernafasan
2) Bunyi nafas tak normal, penggunaan otot aksesori
3) Dispnea , sianosis
4) Bentuk efektif / tidak efektif dengan / tanpa produksi sputum
b. Kerusakan pertukaran gas
19

Dapat dihubungkan dengan :


1) Perubahan membran alveolar-kapilar (efek inflamasi)
2) Gangguan kapasitas oksigen darah
Kemungkinan di buktikan oleh :
1) Dispnea, sianosis
2) Takikardi
3) Gelisah / perubahan mental
4) Hipoksia
c. Pola nafas tidak efektif
Dapat dihubungkan dengan :
1) Proses inflamasi
2) Penurunan comlience paru
3) Nyeri
Kemungkinan dibuktikan oleh :
1) Dispnea, takipnea
2) Penggunaan otot aksesori
3) GDA abnormal
Peingkatan suhu tubuh
Dapat dihubungkan : proses infeksi
Kemungkinan dibuktikan oleh :
1) Demam, penampilan kemerahan
2) Mengigil, takikandi
d. Resiko tinggi penyebaran infeksi
Dapat dihubungkan dengan :
1) Ketidakadekuatan pertahanan utama
2) Tidak adekuat pertahanan sekunder (adanya infeksi, penekanan imun)
Kemungkinan di buktikan oleh :
1) Tidak dapat diterapkan tanda-tanda dan gejala-gejala membuat
diagnosa aktual
e. Intoleran aktivitas
Dapat dihubungkan dengan :
20

1) Ketidakseimbangan antara supli dan kebutuhan oksigen


2) Kelemahan, kelelahan
Kemungkinan di buktikan dengan :
1) Laporan verbal kelemahan, kelellahan dan keletihan
2) Dispnea, takipnea
3) Takikandi
4) Pucat / sianosis
f. Nyeri
Dapat dihubungkan dengan :
1) Inflamasi parenkim paru
2) Reaksi seluler terhadap sirkulasi toksin
3) Batuk menetap
Kemungkinan di buktikan dengan :
1) Nyeri dada
2) Sakit kepala, nyeri sendi
3) Melindungi area yang sakit
4) Perilaku distraksi, gelisah
g. Resti nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Dapat dihubungkn dengan :
1) Peningkatan kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam
2) Anoreksia distensi abdomen
h. Resti kekurangan volume cairan
Faktor resiko :
1) Kehilangan cairan berlebihan (demam, berkeringan banyak,
hiperventilasi, muntah)

3. Intervensi keperawatan
a. Dx keperawatan : Bersihan jalan nafas tidak efektif
Kriteria Hasil :
1) Menunjukan perilaku mencapai kebersihan jalan nafas
2) Menunjukan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih, tak ada
21

dispnea atau sionasis


Intervesi :
Mandiri
1) Kaji frenkuensi/ kedalaman pernafasan dan gerakan dada
2) Auskultasi paru catat area penurunan / tak ada aliran udara dan
bunyi nafas tambahan (krakles, mengi)
3) Bantu pasien untuk batuk efektif dan nafas dalam
4) Penghisapan sesuai indikasi
5) Berikan cairan sedikitnya 2500 ml/hari
Kolaborasi
1) Bantu mengawasi efek pengobatan nebulizer dan fisioterapi lain
2) Berikan obat sesuai indikasi: mukolitik, ekspetoran, bronkodilator
3) Berikan cairan tambahan
4) Awasi seri sinar X dada, GDA, nadi oksimetri
5) Bantu bronkoskopi / toraksintensi bila diindikasikan

b. Dx keperawatan : Kerusakan pertukaran gas


Kriteria hasil :
1) Menunjukan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan dengan
GDA dalam rentang normal dan tidak ada gejala distress pernafasan
2) Berpartisipasi pada tindakan untuk memaksimalkan oksigen
Intervensi :
Mandiri
1) Kaji frekuensi, kedalaman dan kemudahan bernafas
2) Observasi warna kulit, membran mukosa dan kuku
3) Kaji status mental
4) Awasi status jantung / irama
5) Awasi suhu tubuh, sesuai indikasi. Bantu tindakan kenyamanan
untuk menurunkan demam dan mengigil
6) Pertahankan istirahat tidur
22

7) Tinggikan kepala dan dorong sering mengubah posisi nafas dalam


dan batuk efektif
8) Kaji tingkat ansietas. Dorong menyatakan masalah/ perasaan.
Kolaborasi
1) Berikan terapi oksigen dengan benar
2) Awasi GDA

c. Dx keperawatan : Pola nafas tidak efektif


Kriteria hasil :
Menunjukan pola pernafasan normal / efektif dengan GDA dalam
rentang normal
Intervensi :
Mandiri
1) Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan dan ekspansi dada
2) Auskultasi bunyi nafas
3) Tinggikan kepala dan bantu megubah posisi
4) Observasi pola batuk dan karakter sekret
5) Dorong/ bantu pasien dalam nafas dalam dan latihan batuk efektif
Kolaborasi
1) Berikan oksigen tambahan
2) Awasi GDA

d. Dx keperawatan : Peingkatan suhu tubuh


Kriteria hasil :
1) Pasien tidak memperlihatkan tanda peningkatan suhu tubuh
2) Tidak mengigil
3) Nadi normal
Intervensi
Mandiri
1) Obeservasi suhu tubuh (4 jam)
2) Pantau warna kulit
23

3) Lakukan tindakan pendinginan sesuai kebutuhan kolaborasi


4) Berika obat sesuai indikasi : antiseptik
5) Awasi kultur darah dan kultur sputum, pantau hasilnya setiap hari

e. Dx keperawatan : Resiko tinggi penyebaran infeksi


Kriteria hasil :
1) Mencapai waktu perbaikan infeksi berulang tanpa komplikasi
2) Mengindentifikasikan intervensi untuk mencegah/ menurunkan
resiko infeksi
Intervensi :
Mandiri
1) Pantau TTV
2) Anjurkan klien memperhatikan pengeluaran sekret dan
melaporkan perubahan warna jumlah dan basu sekret
3) Dorong teknik mencuci tanagan dengan baik
4) Lakukan isolasi pencegahan sesuai individu
5) Dorong keseimbangan istirahat adekuat dengan aktivitas sedang
Kolaborasi
1) Berikan antimikrobal sesuai indikasi

f. Dx keperawatan : Intoleran aktivitas


Kriteria hasil :
Melaporkan / menunjukan peningkatan toleransi terhadap aktivitas
yang dapat diukur dengan tak adanya dispnea, kelemahan berlebihan
dan TTV dalam rentang normal
24

Intervensi :
Mandiri
1) Evaluasi respon klien terhadap aktivitas
2) Berikan lingkungan terang dan batasi pengunjung
3) Jelaskan petingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan
perlunya keseimbangan aktivitas dan istirahat
4) Bantu pasien memilih posisi yang nyaman untuk istirahat / tidur
5) Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan

g. Dx keperawatan : Nyeri
Kriteria hasil :
1) Menyebabkan nyeri hilang / terkontrol
2) Menunjukan rileks, istirahat / tidur dan peningkatan aktivitas
dengan cepat
Intervensi :
Mandiri
1) Tentukan karakteristik nyeri
2) Pantau TTV
3) Ajarkan teknik relaksasi
4) Anjurkan dan bantu pasien dalam teknik menekan dada selama
episode batuk.

h. Dx keperawatan : Resti nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


Kriteria hasil :
1) Menunjukan peningkatan nafsu makan
2) Berat badan stabil atau meningkat
Intervensi
Mandiri
1) Indentifikasi faktor yang menimbulkan mual atau muntah
2) Berikan wadah tertutup untuk sputum dan buang sesering
3) Auskulitasi bunyi usus
25

4) Berikan makan porsi kecil dan sering


5) Evaluasi status nutrisi

i. Dx keperawatan : Resti kekurangan volume cairan


Kriteria hasil :
1) Balance cairan seimbang
2) Membran mukosa lembab, turgor normal, pemgiriman kapiler
cepat

Intervensi :
Mandiri
1) Kaji perubahan TTV
2) Kaji tugor klit, kelembaban membran mukosa
3) Catat laporan mual / muntah
4) Pantau masukan dan keluaran, catat warna, karakter urine
5) Hitung keseimbangan cairan
6) Asupan cairan minimal 2500 /hari
Kolaborasi
1) Berikan obat sesuai indikasi ; antipirotik, antiametik
2) Berikan cairan tambahan IV sesuai keperluan

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan
dimana rencana keperawatan dilaksanakan melakukan intervensi/
aktivitas yang telah ditentukan, pada tahap ini perawat siap untuk
melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam rencana
perawatan klien. Agar implementasi perencanaan dapat tepat waktu dan
efektif terhadap askemudian bila perawatan telah dilaksanakan memantau
dan mencatat respons pasien terhadap setiap intervensi dan
mengomunikasikan informasi ini kepada penyedia ditentukan, pada tahap
ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan aktifitas yang telah
26

dicatat dalam rencana perawatan klien. Agar implementasi perencanaan


dapat tepat waktu dan efektif terhadap biaya, pertama-tama harus
mengidentifikasi prioritas perawatan klien, kemudian bila perawatan
telah dilaksanakan, memantau dan mencatat respons pasien terhadap
setiap intervensi dan mengomunikasikan informasi ini kepeada penyedia
perawatan kesehatan lainnya. Kemudian dengan menggunakan data dapat
mengevaluasi dan merevisi rencana perawatan dalam tahap proses
keperawatan berikutnya. (Dongoes,2000).

5. Evaluasi keperawatan
Tahap evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil
yang diinginkan dan respon pasien terhadap dan keefektifan intervensi
keperawatan kemudian mengganti rencana perawatan jika di perlukan.
Tahap akhir dari proses keperawatan perawat mengevaluasi kemampuan
pasien kearah pencapaian hasil (Dongoes,2000).
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Racangan penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan studi kasus.
Studi kasus adalah suatu metode untuk memahami individu yang dilakukan
secara integrative dan komprehensif agar diperoleh pemahaman tentang
individu tersebut beserta masalah yang dihadapinya dengan tujuan masalahnya
dapat terselesaikan dan memperoleh perkembangan diri yang baik (Raharjo,,
2011). Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk
menjelaskan atau mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek, apakah
orang atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variabel yang bisa
dijelaskan baik dengan angka-angka maupun kata-kata (Setyosari, 2010).
Rancangan studi kasus bertujuan untuk memperoleh gambaran
pengelolaan keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif di ruang
Puspanidra RSUD Kardinah.

B. Subjek penelitian
Pada studi kasus ini, peneliti mengambil satu klien untuk dijadikan subyek
studi kasus, yang sesuai dengan kriteria inklusi. Kriteria inklusi yaitu batasan
karakteristik umum subyek studi kasus dari suatu populasi target yang
terjangkau dan akan diteliti. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan
cara convenience sampling method (non-probability sampling technique)
dimana subjek dipilih karena kemudahan / keinginan peneliti).
Pasien anak yang dirawat diruang Puspanidra RSUD Kardinah Kota Tegal
yang sedang menjalani pengobatan Bronkopneumonia. Adapun kriteria
inklusi dan kriteria eksklusi.
1. Kriteria inklusi
a. Partisipan anak yang dirawat inap di ruang Puspanidra RSUD Kardinah
Kota Tegal
b. Partisipan anak dengan masalah bersihan jalan nafas tidak efektif

27
28

c. Partisipan anak berusia 2-6 tahun yang bersedia dijadikan responden


dalam studi kasus.
d. Partisipan anakdengan Bronkopneumonia
2. Kriteria eksklusi
a. Partisipan anak dengan bukan diagnosa bersihan jalan nafas tidak efektif
b. Partisipan anak yang tidak bersedia jadi responden
c. Partisipan anak yang tidak dengan Bronkopneumonia

C. Tempat dan waktu


Studi kasus ini di laksanakan pada tanggal 11 sampai 30 maret 2019 diruang
Puspanidra RSUD Kardinah Kota Tegal.

D. Definisi operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
N Variable Definisi operasional
o
1 Bronkopneumonia Bronkopenumonia adalah salah satu
jenis pneumonia yang mempunyai pola
penyebaran berbecak, teratur dalam satu
atau lebih area terlokasi di dalam bronchi
dan meluas ke parenkim paru yang
berdekatan di sekitarnya.

2 Bersihan jalan nafas tidak Bersihan jalan nafas tidak efektif adalah
efektif ketidakmampuan untuk membersihkan
sekresi atau obstruksi dari saluran nafas
guna mempertahan kan jalan nafas yang
bersih.
3 Terapi inhalasi terapi inhalasi merupakan pemberian obat
secara langsung ke dalam saluran napas
29

N Variable Definisi operasional


o
melalui penghisapan.
4 Fisioterapi dada / clapping Clapping merupakan penepukkan ringan
pada dinding dada dengan tangan dimana
tangan membentuk seperti mangkuk.

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data menggunakan multi sumber bukti
(triangulasi) artinya teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan
dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah
ada.Triangulasi teknik berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
yang berbeda-beda untuk mendapatkan data darisumber yang sama. Peneliti
akan menggunakan observasi partisipasif, wawancara mendalam, dan
dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak.
1. Observasi
Dalam observasi ini, peneliti mengobservasi atau melihat kondisi dari
pasien,seperti keadaan umum pasien dan keadaan pasien, selain itu juga
mengobservasi tanda-tanda terjadinya dehidrasi seperti anak lesu, rasa
haus pada anak, mata cekung, bibir, mukosa, mulut, lidah kering, dan
respon tubuh terhadaptindakan apa yang telah dilakukan.
2. Pengukuran
Pengukuran yaitu melakukan pemantauan kondisi pasien dengan
metode mengukur dengan menggunakan alat ukur pemeriksaan, seperti
melakukan pengukuran suhu, mengukur tanda-tanda vital,dan
menimbang berat badan.
3. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi
dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna
dalam suatu topik tertentu. Wawancara digunakan untuk mengumpulkan
30

data pengkajian seperti identitas, riwayat kesehatan (riwayat kesehatan


sekarang, riwayat kesehatan dahulu, dan riwayat kesehatan keluarga),
danactivity daily living.
Dalam penelitian ini wawaancara dilakukan dengan menggunakan
pedoman wawancara bebas terpimpin (format pengkajian yang
disediakan).Wawancara jenis ini merupakan kombinasi dari wawancara
tidak terpimpin dan wawancara terpimpin.Meskipun mendapatkan unsur
kebebasan, tetapi ada pengarah pembicara secara tegas dan mengarah
sehingga wawancara ini bersifat fleksibilitas dan tegas.
4. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, ataukarya-karya monumental
dari seseorang.Dalam penelitian ini menggunakan dokumen dari rumah
sak ituntukmenjunjungpenelitian yang akandilakukanyaitu data
laboratoriumpemeriksaandarah lengkap, pemeriksaan tinja, pemeriksaan
elektrolit, pemeriksaan kadar natrium serum, pemeriksaan urin dan
pemeriksaan klinis lainnya.

F. Teknik Analisis Data


Analisa data dilakukan secara deskriptif menggunakan prinsip-prinsip
manajemen asuhan keperawatan maupun hasil-hasil penelitian keperawatan .
Proses analisa data dimuali dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari
berbagai sumber yaitu wawancara, pengamatan atau observasi dan rekamedik .
Langkah-langkah dalam analisis data adalah :
1. Meruduksi data
Data hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan laporan dijadikan
satu dalam bentuk transkip dan dikelompokan menjadi data subjektif dan data
objektif, dianalisis berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostic kemudian
dibandingkan nilai normal.
31

2. Penyajian data
Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel, gambar, bagan maupun teks
naratif. Kerahasiaan dari klien dijamin dengan mengaburkan identitas dari
klien.
3. Kesimpulan
Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan
hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku kesehatan.
Penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode induksi
.data yang dikumpulkan terkait dengan data pengkajian, diagnosis,
perencanaan,tindakan,dan evaluasi keperawatan.

G. Etika Penelitian
Etika penelitian memiliki berbagai macam prinsipnya, namun terdapat
empat prinsip utama yang perlu dipahami oleh oleh pembaca. Menurut
Masturoh & Nauri (2018) prinsip dasar etika penelitian antara lain :

1. Menghormati dan menghargai subjek (respect for person)


Menghormati atau menghargai orang perlu beberapa hal diantaranya :
a. Peneliti harus mempertimbangkan secara mendalam terhadap
kemungkinan bahaya dan penyalahgunaan penelitian.
b. Terhadap subjek penelitian yang rentan terhadap bahaya penelitian
maka diperlukan perlindungan.
2. Manfaat (Beneficience)
Dalam penelitian diharapkan dapat menghasilkan manfaat yang sebesar-
besarnya dan mengurangi kerugian atau resiko bagi subjek penelitian. Oleh
karenanya desain penelitian harus memperhatikan keselamatan dan
kesehatan dari subjek peneliti.
3. Tidak membahayakan subjek penelitian (Non maleficence)
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa penelitian harus
mengurangi kerugian atau resiko bagi subjek penelitian. Sangatlah penting
32

bagi penelitian sehingga dapat mencegah resiko yang membahayakan bagi


subjek penelitian.
4. Keadilan (Justice)
Maka dalam hal ini adalah tidak membedakan subjek. Perlu diperhatikan
bahwa penelitian seimbang antara manfaat dan resikonya. Risiko yang
dihadapi sesuai dengan pengertian sehat, yang mencakup fisik, mental dan
sosial.
33

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, o. (2014). Three Month Baby With Bronchopneumonia. Medula.

Angkasa, M. P. (2016). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kecemasan Ibu


dari Anak yang menderita Bronkopneumonia di BKPM Kota pekalongan.
Jurnal Litbang Kota Pekalongan.

Aryayuni, C. (2015). Pengaruh Fisioterapi DadaTerhadap Pengeluaran Sputum


Pada Anak Dengan Penyakit Gangguan Pernafasan Di Poli Anak RSUD
Kota Depok. Jurnal Keperawatan Widya.

Doengoes. (2000). Rencana asuhan keperawatan : Pedoman untuk perencanaan


dan pendokumentasian perawatan pasien(3ed). Jakarta: EGC.
Putri, H. (2013). Perbedaan Postural Drainage dan Latihan Batuk Efektif pada
Intervensi Nebulizer Terhadap Penurunan Frekuensi Batuk Pada Asma
Bronchiale Anak Usia 3-5 Tahun. Jurnal Fisioterapi.

M.Taylor, C. (2014). Diagnosis keperawatan dengan rencana asuhan. Jakarta:


EGC.

Nurarif, A. h. (2015). Nanda nic-noc. Jogjakarta: Mediaction.

Marini, G. (2011). Efektifitas Fisioterapi Dada (Clapping) untuk mengatasi


masalah Bersihan Jalan Napas pada Anak dengan Bronkopneumonia di
Ruang Anak RSUD.dr.Soewandhi Surabaya.

Padila. (2013). Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Jogjakarta: Nuha Medika.

PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawaytan Indonesia. Jakarta selatan:


Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Rahardjo, S. (2013, Juni 5). Dipetik Februari 16, 2019, dari Pengertian studi kasus
: Https://binham.wordpress.com

Ridha, H. (2014). Buku Ajar Keperawatan Anak. Jogjakarta: Pustaka Pelajar.

Samhasto, P. (2013). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013. Profil
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.

Setyosari. (2010). Dipetik Februari 17, 2019, dari Metode penelitian deskriptif
: http://kutukuliah.blogspot.com
34

Shefia, N. a. (2014). Family Medicine Approach Of The Children Aged 1 Years


With Bronchopneumonia And Mild Malnutrition. J Medulla Unila.

Masturoh, I. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Kementrian


Kesehatan Republik Indonesia.

T.Kaunang, C. (2016). Gambaran arakteristik pneumonia pada anak yang dirawat


di ruang perawatan intensif anak RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado .
Jurnal e-Clinic (eCl).

Yuliasih, N. (2012). Dipetik Februari 27, 2019, dari Evaluasi rasionalitas


penggunaan antibiotika terhadap outcome terapi pada pasien pneumonia
anak di bangsal rawat inap RSUD Kardinah Tegal
:http://etd.repository.ugm.ac.id.
35

Lampiran 1

JADWAL KEGIATAN

No Kegiatan Januari Februari Maret April Mei


minggu ke-
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengusulan
Judul

2 Konsultasi
Proposal

3 Sidang
Proposal

4 Perbaikan
Proposal

5 Pengelolaan
Kasus

6 Konsul KTI

7 Sidang KTI

8 Perbaikan KTI
36

Lampiran 2

FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN ANAK

Hari / Tanggal / Jam :……………………………………………………………...

Oleh :……………………………………………………………...

Metode :……………………………………………………………...

Sumber Informasi :……………………………………………………………...

Tempat praktek :……………………………………………………………...

I. IDENTITAS KLIEN

Nama :

Usia :

Agama :

Pendidikan :

Alamat :

Nama Ayah / Ibu :

Pekerjaan Ayah :

Pekerjaan Ibu :

Pendidikan Ayah :

Pendidikan Ibu :
37

Agama :

Alamat :

II. KELUHAN UTAMA


Untuk mengetahui alasan utama mengapa klien mencari pertolongan pada
tenaga profesional

III.RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Untuk mengetahui lebih detail hal yang berhubungan dengan keluhan utama

1. Munculnya keluhan
- Tanggal munculnya keluhan
- Waktu munculnya keluhan ( gradual atau tiba – tiba )
- Presipitasi atau predisposisi factor ( perubahan emosional, kelelahan,
kehamilan, lingkungan, toksin atau alergen, infeksi )
2. Karakteristik
- Karakter ( Kualitas , kuantitas , konsistensi )
- Lokasi dan radiasi ( misalnya nyeri )
- Intensity ( sering / tidak ) atau severity
- Timing ( terus menerus / intermitent , durasi setiap kalinya )
- Hal yang meningkatkan dan menghilangkan / mengurangi keluhan
- Gejala – gejala lain yang berhubungan
3. Masalah sejak muncul keluhan
a. Insiden

- Serangan mendadak tunggal


- Kejadian mendadak berulang
- Kejadian sehari – hari
- Kejadian periode
b. Perkembangan ( membaik , memburuk , tidak berubah )

c. Effect dari pengobatan


38

IV. RIWAYAT MASA LAMPAU


1. Prenatal ( keluhan saat hamil, ANC dimana, nutrisi, full term / premature /
post mature, kesehatan saat hamil, obat yang diminum dll )
Ini terutama pada anak yang masih kecil, semakin muda anak, hal ini
semakin diperlukan.

2. Natal ( tindakan persalinan, obat–obatan, tempat persalinan )


3. Postnatal (Kondisi kesehatan, APGAR score, BBL, PBL, anomaly
congenital)
4. Penyakit waktu kecil ( Gejala, penanganannya )
5. Pernah dirawat di RS (Penyakit yang diderita, respon emosional waktu
dirawat)
6. Obat – obatan yang digunakan ( pernah / sedang digunakan : nama obat,
dosis, schedule, durasi dan alasan menggunakannya )
7. Alergi (pernah menderita asthma, eczema, reaksi yang tidak biasa terhadap
makanan, binatang, obat, tanaman atau produk rumah tangga )
8. Kecelakaan ( jenis kecelakaan, akibat dan penanganannya )
9. Immunisasi (dirinci immunisasi apa saja yang pernah didapat, usia pada
waktu mendapatkannya dan reaksi immunisasi )
V. RIWAYAT KELUARGA ( Disertai Genogram )

Penyakit yang pernah, sedang diderita oleh keluarga, baik yang berhubungan
dan tidak berhubungan dengan penyakit yang diderita klien. Gambar
genogram dengan ketentuan yang berlaku ( symbol dan 3 generasi )

VI. RIWAYAT SOSIAL


1. Yang mengasuh dan alasannya
2. Pembawaan secara umum (periang, pemalu, pendiam, kebiasaan lain :
menghisap jari, membawa gombal, ngompol dll )
3. Lingkungan rumah (kaitannya dengan kebersihan, ancaman keselamatan
anak, ventilasi dan posisi / letak barang–barang )
39

VII.KEADAAN KESEHATAN SAAT INI.

1. Diagnosa Medis
2. Tindakan Operasi
3. Obat – obatan
4. Tindakan Keperawatan
5. Hasil Laboratorium
6. Hasil Rontgen
7. Data Tambahan

VIII. PENGKAJIAN POLA FUNGSIONAL MENURUT GORDON


1. Persepsi Kesehatan dan Pola Manajemen Kesehatan
a. Status kesehatan anak sejak lahir
b. Pemeriksaan kesehatan secara rutin , immunisasi ?
c. Penyakit yang menyebabkan anak absent dari sekolah
d. Praktek pencegahan kesehatan ( pakaian , menukar popok dll )
e. Apakah orang tua merokok ? di dekat anak ?
f. Mainan anak / bayi ( aman ) ? keamanan kendaraan ?
g. Praktek keamanan orang tua ( produk rumah tangga , menyimpan obat
– obatan , dll )
h. Pengetahuan tentang penyakit yang dideritanya saat ini.
2. Nutrisi – Pola Metabolic
a. Pemberian ASI / PASI, perkiraan jumlah minum, kekuatan menghisap
(bagi yang masih bayi )

b. Selera makan, makanan tidak disukai / disukai

c. Masukan makanan selama 24 jam ? makanan tambahan ? vitamin ?

d. Kebiasaan makan ?

1) Alat makan yang digunakan


2) Berat badan lahir ? Berat badan saat ini ?
40

3) Masalah kulit : rash, lesi , dll


3. Pola Eliminasi
a. Pola defekasi (gambarkan : frekuensi, kesulitan, kebiasaan, ada darah /
tidak)

b. Mengganti pakaian dalam / diapers ( bagi bayi )

c. Pola eliminasi urin ( gambarkan : berapa kali popok basah /hari,


perkiraan, jumlah, kekuatan keluarnya urin, bau, warna )

4. Aktivitas – Pola Latihan


a. Rutin mandi ? ( kapan, bagaimana, dimana, menggunakan sabun
apa ? )

b. Kebersihan rutin ( pakaian , dll ) ?

c. Aktivitas sehari–hari ( menghabiskan hari–hari dalam rumah, bermain,


tipe mainan yang digunakan, teman bermain, penampilan anak saat
bermain, dll )

d. Level aktivitas anak / bayi secara umum

a. Persepsi anak terhadap kekuatan ( kuat / lemah ? )


b. Kemampuan kemandirian anak ( mandi, makan, toileting, berpakaian,
dll )
5. Pola Istirahat - Tidur
a. Pola istirahat / tidur anak, perkiraan jam, dll

b. Perubahan pola istirahat, mimpi buruk nocturia ?

c. Posisi tidur anak ? gerakan tubuh ?

6. Pola Kognitif - Persepsi


a. Responsive secara umum anak

b. Respon anak untuk bicara , suara , object , sentuhan ?


41

c. Apakah anak mengikuti object dengan matanya ? respons untuk


meraih mainan

d. Vokal suara, pla bicara, kata–kata, kalimat ?


e. Gunakan stimulasi : bicara, mainan dsb
f. Kemampuan anak untuk mengatakan nama, waktu, alamat, nomor
telepon dsb.
g. Kemampuan anak untuk mengidentifikasi kebutuhan : lapar, haus,
nyeri, tidak nyaman ?
7. Persepsi Diri – Pola Konsep Diri
a. Status Mood bayi / anak ( Irritabilitas )

b. Pemahaman anak terhadap identitas diri, kompetensi, dll

Anak / bayi :

a. Status mood ?

b. Banyak teman / seperti yang lain ?

c. Persepsi diri ( “ baik “ umumnya waktu ?, sulit untuk menjadi “ baik “


?)

d. Kesepian ?
e. Takut ?
8. Pola Peran – Hubungan
a. Struktur Keluarga

b. Masalah / stressor keluarga


c. Interaksi antara angota keluarga dan anak
d. Respon anak / bayi terhadap perpisahan
e. Anak : ketergantungan ?
f. Anak : pola bermain ?
g. Anak : Temper Tantrums ? Masalah disiplin ? penyesuaian sekolah ?
42

9. Sexualitas
a. Perasaan sebagai laki – laki / perempuan ? ( gender )

b. Pertanyaan sekitar sexuality ? bagaimana respon orang tua ?

10. Koping – Pola Toleransi Stress


a. Apa yang menyebabkan stress pada anak ? Level stress ? Toleransi ?

b. Pola penanganan masalah , support system ?


11. Nilai – Pola Keyakinan
a. Perkembangan moral anak , pemilihan perilaku , komitmen ?

b. Keyakinan akan kesehatan ,keyakinan agama

XI. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadan umum :
2. Kesadaran :
3. Tanda – tanda vital :
a. Tekanan darah :
b. Denyut nadi :
c. Suhu :
d. Pernapasan :
4. Berat badan :
5. Tinggi badan :
6. Kepala
Inspeksi

Keadaan rambut & Hygiene kepala :

a. Warna rambut
b. Penyebaran
c. Mudah rontok
d. Kebersihan rambut
Palpasi
43

Benjolan : ada / tidak ada :

Nyeri tekan : ada / tidak ada :

Tekstur rambut : kasar/halus :

7. Muka
Inspeksi

a. Simetris / tidak :
b. Bentuk wajah :
c. Gerakan abnormal :
d. Ekspresi wajah :
Palpasi

Nyeri tekan / tidak :

Data lain :

8. Mata
Inspeksi

a. Pelpebra : Edema / tidak


Radang / tidak

b. Sclera : Icterus / tidak


c. Conjungtiva : Radang / tidak
Anemis / tidak

d. Pupil : - Isokor / anisokor


- Myosis / midriasis

- Refleks pupil terhadap cahaya :

e. Posisi mata :
Simetris / tidak :

f. Gerakan bola mata :


44

g. Penutupan kelopak mata :


h. Keadaan bulu mata :
i. Keadaan visus :
j. Penglihatan : - Kabur / tidak
- Diplopia / tidak

Palpasi

Tekanan bola mata :

Data lain :

9. Hidung & Sinus


Inspeksi

a. Posisi hidung :
b. Bentuk hidung :
c. Keadaan septum :
d. Secret / cairan :
Data lain :

10. Telinga
Inspeksi

a. Posisi telinga :
b. Ukuran / bentuk telinga :
c. Aurikel :
d. Lubang telinga : Bersih / serumen / nanah
e. Pemakaian alat bantu :
Palpasi

Nyeri tekan / tidak

Pemeriksaan uji pendengaran

a. Rinne :
45

b. Weber :
c. Swabach :
Pemeriksaan vestibuler :

Data lain :

11. Mulut
Inspeksi

a. Gigi
- Keadaan gigi :
- Karang gigi / karies :
- Pemakaian gigi palsu :
b. Gusi
Merah / radang / tidak :

c. Lidah
Kotor / tidak :

d. Bibir
- Cianosis / pucat / tidak :
- Basah / kering / pecah :
- Mulut berbau / tidak :
- Kemampuan bicara :
Data lain :

12. Tenggorokan
a. Warna mukosa :
b. Nyeri tekan :
c. Nyeri menelan :
13. Leher
Inspeksi

Kelenjar thyroid : Membesar / tidak


46

Palpasi

a. Kelenjar thyroid : Teraba / tidak


b. Kaku kuduk / tidak :
c. Kelenjar limfe : Membesar atau tidak
Data lain :

14. Thorax dan pernapasan


a. Bentuk dada :
b. Irama pernafasan:
c. Pengembangan di waktu bernapas :
d. Tipe pernapasan :
Data lain :

Palpasi

a. Vokal fremitus :
b. Massa / nyeri :
Auskultasi

a. Suara nafas : Vesikuler / Bronchial / Bronchovesikuler


b. Suara tambahan : Ronchi / Wheezing / Rales
Perkusi

Redup / pekak / hypersonor / tympani

Data lain :

15. Jantung
Palpasi

Ictus cordis :

Perkusi

Pembesaran jantung :
47

Auskultasi

a. BJ I :
b. BJ II :
c. BJ III :
d. Bunyi jantung tambahan :
Data lain :

16. Abdomen
Inspeksi

a. Membuncit :
b. Ada luka / tidak :
Palpasi

a. Hepar :
b. Lien :
c. Nyeri tekan :
Auskultasi

Peristaltik :

Perkusi

a. Tympani :
b. Redup :
Data lain :

17. Genitalia dan Anus :


18. Ekstremitas
Ekstremitas atas

a. Motorik
- Pergerakan kanan / kiri :
- Pergerakan abnormal :
- Kekuatan otot kanan / kiri :
48

- Tonus otot kanan / kiri :


- Koordinasi gerak :
b. Refleks
- Biceps kanan / kiri :
- Triceps kanan / kiri :
c. Sensori
- Nyeri :
- Rangsang suhu :
- Rasa raba :
Ekstremitas bawah

a. Motorik
- Gaya berjalan :
- Kekuatan kanan / kiri :
- Tonus otot kanan / kiri :
b. Refleks
- KPR kanan / kiri :
- APR kanan / kiri :
- Babinsky kanan / kiri :
c. Sensori
- Nyeri :
- Rangsang suhu :
- Rasa raba :
Data lain :

19. Status Neurologi.


Saraf – saraf cranial

a. Nervus I (Olfactorius) : penghidu :


b. Nervus II (Opticus) : Penglihatan :
c. Nervus III, IV, VI (Oculomotorius, Trochlearis, Abducens)
- Konstriksi pupil :
49

- Gerakan kelopak mata :


- Pergerakan bola mata :
- Pergerakan mata ke bawah & dalam :
d. Nervus V (Trigeminus)
- Sensibilitas / sensori :
- Refleks dagu :
- Refleks cornea :
e. Nervus VII (Facialis)
- Gerakan mimik :
- Pengecapan 2 / 3 lidah bagian depan :
f. Nervus VIII (Acusticus)
Fungsi pendengaran :

g. Nervus IX dan X (Glosopharingeus dan Vagus)


- Refleks menelan :
- Refleks muntah :
- Pengecapan 1/3 lidah bagian belakang :
- Suara :
h. Nervus XI (Assesorius)
- Memalingkan kepala ke kiri dan ke kanan :
- Mengangkat bahu :
i. Nervus XII (Hypoglossus)
- Deviasi lidah :
Tanda – tanda perangsangan selaput otak

a. Kaku kuduk :
b. Kernig Sign :
c. Refleks Brudzinski :
d. Refleks Lasegu :
Data lain :
50

X. PEMERIKSAAN PERKEMBANGAN
Penilaian berdasarkan format DDST / DENVER II ( Bagi anak usia 0 – 6
tahun )

1. Kemandirian dan bergaul


2. Motorik halus
3. Kognitif dan bahasa
4. Motorik Kasar
Bagi anak diatas 6 tahun , maka ditanyakan tumbuh kembang secara umum
sbb :

a. Berat badan lahir , 6 bulan , 1 tahun dan saat ini


b. Pertumbuhan gigi
1) Usia saat gigi tumbuh
2) Jumlah
3) Masalah dengan pertumbuhan gigi
c. Usia saat mulai menegakkan kepala , duduk , berjalan , kata – kata
pertama.

d. Perkembangan sekolah , lancar ? masalah apa ?

e. Interaksi dengan Peers ( teman sebaya ) dan orang dewasa

f. Partisipasi dengan kegiatan organisasi ( kesenian , OR,dsb )

XI. INFORMASI LAIN

XII. RINGKASAN RIWAYAT KEPERAWATAN

XIII. ANALISA DATA

NO. HARI / TGL DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM

DS :
51

DO :

XIV. PRIORITAS MASALAH

XV. INTERVENSI

XVI. IMPLEMENTASI

XVII. EVALUASI
52

Lampiran 3

SOP TINDAKAN INHALASI NEBULIZER

Pengertian : Pemberian inhalasi uap dengan obat/tanpa obat


menggunakan nebulator.
Tujuan : 1. Mengencerkan sekret agar mudah dikeluarkan
2. Melonggarkan jalan nafas
Kebijakan : 1. Pasien yang mengalami kesulitan mengeluarkansekret
2. Pasien yang mengalami penyempitan jalannafas
Peralatan : 1. Set nebulizer
2. Obat bronkodilator : fentolin
3. Bengkok 1 buah
4. Tissue
5. Spuit 5 cc
6. Aquades / NaCl
7. Masker / sungkup
Prosedur Pelaksanaan
A. Tahap PraInteraksi :
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat

B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan sapa nama pasien
2.Sapalah penderita atau keluarganya dengan ramah dan perkenalkan
dirianda,sertatanyakan keadaannya.
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan.
4.Berikan informasi umum kepada penderita ataukeluarganya tentang
indikasi/tujuan dan carapemakaian alat
C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy pasien
53

2. Mengatur pasien dalam posisi duduk


3. Menempatkan meja/troly di depanpasien yang berisi set nebulizer
4. Memperhatikan jenis alat nebulizer yangakan digunakan (sumber tegangan,
tombolOFF/ON), memastikan masker ataupunmouthpiece terhubung dengan
baik
Persiapan penderita :
1. Meminta pasien untuk berkumur terlebihdahulu
2. Meminta pasien untuk duduk, setengah duduk atau berbaring (menggunakan
bantal) memposisikan diri senyaman mungkin
3. Meminta pasien untuk santai dan menjelaskancara penggunaan masker
(yaitu menempatkan masker secara tepat sesuai bentuk danmengenakan tali
pengikat).
4. Menjelaskan pada pasien untuk menghirup uapyang keluar secara perlahan –
lahan dengannafas dalam hingga obat habis kurang lebih 10– 15 menit.
Pelaksanaan Terapi Inhalasi :
1. Menghubungkan nebulizer dengan sumbertegangan
2. Menghubungkan air hose, nebulizer danmasker/mouthpiece pada main kit
3. Mengisi nebulizer dengan aquades/NaCl sesuaitakaran
4. Memastikan alat dapat berfungsi dengan baik
5. Memasukkan obat sesuai dosis
6. Memasang masker / sungkup pada pasien
7.Menghidupkan nebulizer dengan menekantombol ON pada main kit.
Perhatikan jenis alat,pada nebulizer tertentu, pengeluaran uap harusmenekan
tombol pengeluaran obat padanebulizer kit
8. Meminta pasien menghirup dengan cara nafasdalam sampai obat habis
9. Tekan tombol OFF pada main kit, melepasmasker/mouthpiece, nebulizer kit,
dan air hose
10. Bersihkan mulut dan hidung dengan tissue

D. Tahap Terminasi
54

1.Melakukan evaluasi tindakanMenjelaskan kepada pasien dan keluarga


bahwapemakaian nebulizer telah selesai danmengevaluasi pasien apakah
pengobatan yangdilakukan memberikan perbaikan/mengurangikeluhan
2. Berpamitan dengan pasien/keluarga
3. Membereskan alat ,membersihkan mouthpiece dan nebulizer kit
serta obat-obatan yang telah dipakai
4. Mencuci tangan
5. Mkeperawatan
55

Lampiran 4

SOP FISIOTERAPI DADA

A. Pengertian
Fisioterapi Dada adalah tindakan yang dilakukan pada klien yang mengalami
retensi sekresi dan gangguan oksigenasi yang memerlukan bantuan untuk
mengencerkan atau mengeluarkan sekresi. Fisioterapi dada ini meliputi
rangkaian : Postural drainase, perkusi dan vibrasi.
1. Postural drainase merupakan cara klasik untuk mengeluarkan secret dari
paru dengan mempergunakan gaya berat dan secret itu sendiri.Penumpukan
secret dapat terjadi pada berbagai lokasi maka, posturaldrainase dilakukan
pada berbagai posisi disesuaikan dengan posisi yangerdapat kelainannya.
2. Perkusi dada merupakan energy mekanik pada dada yang diteruskan
pada saluran nafas paru dengan tujuan melepaskan atau melonggarkan
secret yang tertahan. Daerah klavikulas, vertebra, scapula dan daerah iga
bawah harus dihindari.
3. Vibrasi dilakukan bersamaan dengan perkusi, yaitu dengan melakukan
kompresi dada menggerakan secret ke jalan nafas yang besar yangdilakukan
pada saat klien mengeluarkan nafas atau puncak inspirasi dan
dilanjutkan sampai akhir ekspirasi.

B. Tujuan
1. Membantu membersihkan sekret
2. Mencegah penumpukan sekret
3. Mengembalikan dan memelihara fungsi otot-otot pernafasan
4. Memperbaiki pergerakan dan aliran sekret
5. Pengobatan dan pencegahan pada penyakit paru obstruktif menahun
6. Klien dapat bernafas bebas dan tubuh mendapatkan oksigen yang cukup
56

C. INDIKASI
1. Profilaksis untuk mencegah penumpukan sekret yaitu pada :
a. Pasien yang memakai ventilator
b.Pasien yang melakukan tirah baring yang lama
c. Pasien yang produksi sputum meningkat seperti pada fibrosis kistikatau
bronkoektasis
d. Pasien dengan batuk yang tidak efektif
2. Mobilisasi sekret yang tertahan :
a. Pasien dengan atelektasis yang disebabkan oleh sekret
b. Pasien dengan abses paru
c. Pasien dengan pneumonia
d. Pasien dengan post operatif
e. Pasien neurologi dengan kelemahan umum dan gangguan menelan atau
batuk
D. Kontraindikasi
1. Tension pneumothorax
2. Hemoptisis
3. Gangguan sistem kardiovaskuler seperti hipertensi, hipotensi, infarkmiokard
akut, dan aritmia
4. Edema paru
5. Efusi pleura yang luas
6. Trauma thorax

E. Waktu
Dilakukan 2 kali sehari, bila dilakukan pada beberapa posisi tidak lebih dari
40 menit. Tiap satu posisi 3 – 10 menit. Dilakukan sebelum makan atau 1 – 2
jam sesudah makan.

F. Persiapan alat
1. Bantal 2 atau 3 buah
2. Tissue
57

3. Bengkok
4. Segelas Air Hangat
5. Handuk
6. Stetoskop
7. Sketsel
8. Handscoon
9. Masker

G. Prosedur tindakan
1. Identifikasi pasien
2. Salam Terapeutik
3. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
4. Dekatkan alat
5. Jaga privasi klien bila diperlukan
6. Mencuci tangan
7. Gunakan Handscoon
8. Membantu membuka pakaian klien sesuai kebutuhan
9. Ajarkan pasien teknik nafas dalam
10. Anjurkan pasien untuk nafas dalam melalui hidung secara perlahan sampai
dada mengembang dan terlihat kontraksi di otot antar tulang iga serta
anjurkan pasien untuk menghembuskan nafas melalui mulut (bentuk bibir
seperti akan bersiul).
Postural drainase
11. Pilih area yang terdapat sekret dengan stetoskop disemua bagian paru.
12. Dengarkan suara nafas (rales atau ronchi) untuk menentukan lokasi
penumpukan secret dengan menganjurkan klien untuk tarik nafas
danmenghembuskannya secara perlahan-lahan
13. Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainase area yang
tersumbat.Letakkan bantal sebagai penyangga.
14. Minta klien untuk mempertahankan posisi selama 10 – 15 menit
58

(Selama dalam posisi ini, lakukan perkusi dan vibrasi dada diatas areayang
di drainase)
Perkusi
15. Tutup area yang akan di perkusi dengan menggunakan handuk
16. Anjurkan klien untuk tarik nafas dalam dan lambat untuk meningkatkan
Relaksasi
17. Jari dan ibu jari berhimpitan dan fleksi membentuk mangkuk
18. Secara bergantian, lakukan fleksi dan ekstensi pergelangan tangan secara
cepat menepuk dada
19. Perkusi pada setiap segmen paru selama 1 – 2 menit, jangan pada area
yang mudah cedera
Vibrasi
20. Letakkan tangan, telapak tangan menghadap ke bawah di area yang di
drainase, satu tangan di atas tangan yang lain dengan jari-jari menempel
bersama dan ekstensi
21. Anjurkan klien inspirasi dalam dan ekspirasi secara lambat lewat mulut
(pursed lip breathing)
22. Selama ekspirasi, tegangkan seluruh otot tangan dan lengan, dan gunakan
hampir semua tumit tangan, getarkan tangan, gerakkan ke arah bawah.
Hentikan getaran saat klien inspirasi
23. Lakukan vibrasi selama 5 kali ekspirasi pada segmen paru yang terserang
24. Setelah drainase pada posisi pertama, minta klien duduk dan batuk efektif.
Anjurkan pasien untuk menarik nafas panjang/teknik nafas dalam melalui
hidung dan hembuskan melalui mulut. Lakukan sebanyak 3 kali. Anjurkan
pasien untuk menahan nafas dalam pada teknik nafas dalam terakhir lalu
batukkan.
25. Tampung sekresi dalam sputum pot. Jika klien tidak dapat mengeluarkan
sekretnya maka lakukan suction
26. Membersihkan mulut klien dengan tissue
27. Istirahatkan klien, minta klien minum sedikit air hangat
28. Ulangi pengkajian pada dada klien di semua lapang paru. Jika masih
59

terdapat sekret, maka ulangi lagi prosedur.


29. Rapikan alat dan pasien
30. Cuci tangan
31. Pendokumentasian
60

Lampiran 5

LEMBAR PERSETUJUAN MENGIKUTI KEGIATAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Alamat :

Hubungan dengan partisipan :

Nama partisipan :

No. RM :

Saya menyatakan bahwa :

1. Saya telah membaca informasi dan mendengarkan penjelasan kegiatan dari


mahasiswa tentang tujuan, manfaat dan prosedur kegiatan dan saya
memahami penjelasan tersebut.
2. Saya mengerti bahwa kegiatan ini menjunjung tinggi hak-hak saya sebagai
pasien.
3. Saya mempunyai hak untuk berhenti berpartisipasi jika suatu saat saya
merasa keberatan atau ada hal yang membuat saya tidak nyaman dan tidak
dapat melakukannya.
4. Saya memahami bahwa data hasil kegiatan akan disimpan oleh mahasiswa
dan hanya akan menggunakannya untuk keperluan pendidikan.
5. Saya sangat memahami bahwa keikutsertaan menjadi partisipan sangat besar
manfaatnya bagi peningkatan ilmu pengetahuan terutama ilmu keperawatan.

Dengan pertimbangan tersebut, saya memutuskan secara sukarela tanpa adanya


paksaan bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini. Demikian pernyataan ini saya
buat untuk digunakan dengan semestinya.

Tegal,………………….2019
61

Tanda Tangan Peneliti Tanda Tangan Keluarga Partisipan

(…………………..) (……………………..)
62

Lampiran 6

LEMBAR PENJELASAN ACTIVITY DAILING LIVING (ADL) PADA


PARTISIPAN KEDUA

Judul kegiatan : Pengelolaan keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif pada
anak dengan Bronkopneumonia di ruang Puspanidra RSUD
Kardinah
Nama : Istianah
Nim : 34403716122
Saya mahasiswa program studi D III Keperawatan Kota Tegal Jurusan
Keperawatan POLTEKES KEMENKES SEMARANG bermaksud menerapkan
hasil penelitian tentang pengelolaan keperawatan bersihan jalan nafas tidak
efektif, maka bersama ini saya jelaskan beberapa hal sebagai berikut :
1. Tujuan kegiatan adalah untuk mengetahui masalah bersihan jalan nafas
tidak efektif pada pasien anak dengan bronkopneumonia.
2. Kegiatan yang dilakukan adalah terapi inhalasi dan fisioterapi dada sesuai
dengan SOP kurang lebih 10-15 menit. Setelah tindakan akan dilihat
bagaimana perubahan.
3. Kegiatan tidak akan berpengaruh negative pada pasien anak ,bila
mengalami ketidaknyamanan. Pasien maupun keluarga mempunyai hak
untuk menghentikan tindakan dan mendapatkan pelayanan keperawatan
dari tenaga kesehatan lain. Saya menghargai ketidaknyamanan, pasien
mempunyai hak untuk menghentikan tindakan dan mendapatkan
pelayanan keperawatan dari tenaga kesehatan lain. Saya menghargai
keinginan pasien untuk tidak melanjutkan kegiatan.
4. Saya akan menjamin kerahasiaan data yang diperoleh dari pasien sebagai
partisipan selama kegiatan ini berlangsung.
5. Pasien berhak mengajukan keberatan kepada residen jika terdapat hal-hal
yang tidak berkenan dan selanjutnya akan dicari penyelesaian berdasarkan
kesepakan penulis dan partisipan.
63

6. Keikutsertaan pasien dalam kegiatan ini didasarkan pada prinsip sukarela


tanpa adanya unsur paksaan dari residen.
7. Jika ada yang belum jelas, pasien dipersilahkan untuk mengajukan
pertanyaan.
Demikian penjelasan ini di buat untuk memberikan informasi yang
akurat dan jelas kepada calon partisipan atas kerja samanya penulis
ucapkan terima kasih

Tegal, Maret 2019


Hormat saya

Istianah
64

Lampiran 7

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama Lengkap : Istianah


2. NIM : 34403716122
3. Tanggal Lahir : 14 Agustus 1997
4. Tempat Lahir : Tegal
5. Alamat Rumah : a. Jalan : Jl. Perintis Kemerdekaan
b. Kelurahan : Balamoa
c. Kecamatan : Pangkah
d. Kab / kota : Kabupaten Tegal
e. Propinsi : Jawa Tengah
7. Telepon : a. Rumah :-
c. Hp : 085326093019
d. E-mail : Istianah14081997@gamil.com

Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan SD di SD Negeri 01 Balamoa, lulus tahun 2010
2. Pendidikan SLTP di SMP Negeri 01 Pangkah, lulus tahun 2013
3. Pendidikan SLTA di SMA Negeri 01 Pangkah, lulus tahun 2016

Tegal, 27 Februari 2019

Istianah
34403716122
65

Lampiran 8

LEMBAR BIMBINGAN
PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN – POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Nama mahasiswa : Istianah


Nim : 34403716122
Nama pembimbing : Suparjo, Ns.,M.Kep
Judul KTI : Pengelolaan Keperawatan Bersihan Jalan Nafas Tidak
Efektif pada Anak dengan Bronkopneumonia di Ruang
Puspanidra RSUD Kardinah Kota Tegal

NO Hari/ Materi Saran Tanda tangan Monitor


Tanggal Bimbingan Pembimbing KAPRODI
1 Jum’at, 01 Pengajuan Spesifikasika
Februari judul n judul
2019
2 Senin, 04 ACC judul Judul acc
Februari
2019
3 Senin, 10 Konsul BAB I Revisi BAB I
Februari
2019
4 Rabu, 12 Konsul BAB I Revisi BAB I
Februari dan BAB II dan BAB II
2019
5 Selasa , 19 Konsul BAB I BAB I dan
Februari dan BAB II BAB II ACC
2019
6 Kamis, 21 Konsul BAB Revisi BAB
Februari III III
2019
7 Jum’at ,22 Konsul BAB BAB III ACC
Februari III
2019
66

Tegal, 27 Februari 2019


Ketua Program Studi DIII
Keperawatan Tegal

Deddy Utomo, SKM.,MH


NIP :19671228 198801 1 002
67

LEMBAR BIMBINGAN
PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN – POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Nama mahasiswa : Istianah


Nim : 34403716122
Nama pembimbing : Hudinoto EY ,Ns.,MM
Judul KTI : Pengelolaan Keperawatan Bersihan Jalan Nafas Tidak
Efektif pada Anak dengan Bronkopneumonia di Ruang
Puspanidra RSUD Kardinah Kota Tegal

NO HARI/ MATERI SARAN TANDATANGAN MONITOR


TANGGAL BIMBINGAN PEMBIMBING KAPRODI
1 Jum’at ,22 Pengajuan ACC
Februari judul
2019
2 Senin, 25 Bimbingan Revisi
Februari BAB I,BAB
2019 II, dan BAB
III

Tegal, 27 Februari 2019


Ketua Program Studi DIII
Keperawatan Tegal

Deddy Utomo, SKM.,MH


68

NIP :19671228 198801 1 002

Anda mungkin juga menyukai