KHOIRUN NISA
NIM.P1337420320094
KHOIRUN NISA
NIM.P1337420320094
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : P1337420320094
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan laporan pengelolaan kasus
ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Khoirun Nisa
P1337420320094
iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Khoirun Nisa, NIM. P1337420320094, dengan
judul Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Stroke Fokus Masalah
Gangguan Mobilitas Fisik Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Pekalongan ini
telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.
Pembimbing
Suryo Pratikwo,S.Pd.,SKM,M.Kes.
NIP. 1959121219820310011
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Dewan Penguji
Mengetahui,
Hartati,SKM,M.Kes.
NIP. 196810071988032001
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat
dan hidayah-Nya, penulis mampu menyelesaikan proposal Karya Tulis Ilmiah
tentang Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Stroke Fokus Masalah
Gangguan Mobilitas Fisik Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Pekalongan
sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Penulis menyadari bahwa selesainya penyusunan proposal karya tulis ini tidaklah
lepas dari semua pihak yang mendukung, baik secara langsung maupun tidak
langsung, sehingga penulis sangat berterima kasih terhadap semua pihak yang
terlibat, antara lain :
1. Dr.Marsum,BE,S.Pd,MHP, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes
Semarang.
2. Suharto, S.Pd, MN, selaku Ketua Jurusan Keperawatan,
3. Hartati, SKM, M. Kes, selaku Ketua Program Studi D III Keperawatan
Pekalongan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang.
4. Suryo Pratikwo , S.Pd.,SKM.,M.Kes. selaku pembimbing yang telah banyak
memberikan bimbingan dalam Penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini .
5. Rosmiati Saleh, SKM.,M.Kes. Selaku Ketua Dewan Penguji Seminar Proposal
Karya Tulis Ilmiah.
6. Indar Widowati, S.Kep.,Ns.,M.Kes. Selaku Anggota Dewan Penguji 1 Seminar
Proposal Karya Tulis Ilmiah.
7. Seluruh dosen dan staff karyawan Program Studi D III Keperawatan
Pekalongan yang telah mendidik dan memberikan ilmu juga motivasi yang
sangat berguna baik untuk tersusunnya karya tulis ilmiah ini maupun dalam
perjalanan hidup penulis kedepannya.
8. Bapak Dacholil dan Ibu Umrotul Latifah selaku orang tua saya yang selalu
memberikan masukan terbaik, doa yang selalu mengalir serta menjadi
penyemangat dan membantu penulis baik moral maupun materi. Terima kasih
vi
atas perhatian dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal karya
tulis ini.
9. Dan tidak lupa, penulis juga berterima kasih kepada diri penulis. Karena sudah
bekerja keras untuk menyusun dan menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.Penulis
berharap semoga dengan proposal karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat
khususnya untuk pengelolaan klien stroke dengan fokus studi gangguan
mobilitas fisik. Pemulis menyadari bahwa proposal karya tulis ilmiah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis
harapkan untuk perbaikan penulisan karya tulis ilmiah ini di masa yang akan
datang.
Penulis
Khoirun Nisa
P1337420320094
vii
DAFTAR ISI
A. Desain Penelitian........................................................................................ 46
B. Subjek Penelitian........................................................................................ 46
D. Definisi Operasional................................................................................... 47
viii
E. Pengumpulan Data ..................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
DAFTAR SINGKATAN
MG : Miligram
IV : Intravena
DM : Diabetes Melitus
xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan strok fokus masalah
gangguan mobilitas fisik di wilayah kerja puskesmas kota Pekalongan.
6
2. Tujuan Khusus
a. Memaparkan hasil pengkajian keperawatan keluarga dengan
Stroke Fokus masalah Gangguan Mobilitas fisik di wilayah kerja
Puskesmas kota Pekalongan.
b. Memaparkan diagnosis keperawatan keluarga dengan Stroke
Fokus masalah Gangguan Mobilitas fisik di wilayah kerja
Puskesmas Kota Pekalongan.
c. Memaparkan perencanaan keperawatan keluarga dengan Stroke
Fokus masalah Gangguan Mobilitas fisik di wilayah kerja
Puskesmas kota Pekalongan.
d. Memaparkan Tindakan keperawatan keluarga dengan Stroke
Fokus masalah Gangguan Mobilitas fisik di wilayah kerja
Puskesmas Kota Pekalongan
e. Memaparkan hasil evaluasi keperawatan keluarga dengan Stroke
Fokus masalah Gangguan Mobilitas fisik di wilayah kerja
Puskesmas Kota Pekalongan.
f. Membahas hasil asuhan keperawatan sejak pengkajian,
diagnosis keperawatan, perencanaan, tindakan, dan evaluasi,
melalui proses komparasi 2 kasus berdasarkan sumber-sumber
primer yang relevan.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan dapat memberikan manfaat dan informasi untuk
meningkatkan pengetahuan bagi pasien, keluarga dan tenaga kesehatan
khususnya perawat dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga
dengan strokefokus masalah gangguan mobilitas fisik.
7
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat untuk pasien dan keluarga
Diharapkan dapat memberikan informasi untuk meningkatkan
pengetahuan keluarga dan pasien dalam merawat anggota keluarga
yang mengalami stroke dengan gangguan mobilitas fisik.
b. Manfaat untuk tenaga keperawatan
Diharapkan dapat memberikan manfaat untuk pengembangan
praktik keperawatan dalam meningkatkan pelayanan atau tindakan
asuhan keperawatan keluarga dengan stroke fokus masalah
gangguan mobilitas fisik.
c. Manfaat untuk peneliti
Menambah wawasan dan keterampilan dalam mengelola asuhaan
keperawatan keluarga dengan stroke fokus masalah gangguan
mobilitas fisik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
8
9
2. Etiologi
b. Emboli
Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak
oleh bekuan darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal
dari thrombus di jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri
serebral. emboli tersebut berlangsung cepat dan gejala timbul
berkurang dari 10-30 detik. Beberapa keadaan dibawah ini dapat
menimbulkan emboli:
1) katup-katup jantung yang rusak akibat rheumatic heart
desease (RHD).
2) Myokard infark.
3) Fibrilasi, keadaan aritmia menyebabkan berbagai bentuk
pengongsongan ventrikel sehingga darah terbentuk gumpalan
kecil dan sewaktu-waktu kosong sama sekali dengan
mengeluarkan embolus-embolus kecil.
4) Endocarditis oleh bakteri dan non bakteri, menyebabkan
terbentuknya gumpalan-gumpalan pada endocardium.
c. Tumor otak
Tumor otak adalah penyakit yang timbul akibat tumbuhnya jaringan
abnormal di otak. Tergantung pada jenisnya, tumor otak bisa
bersifat jinak atau ganas. Tumbuhnya tumor otak disebabkan oleh
perubahan atau mutasi genetik di dalam sel otak.
d. Hemorhagik
Pendarahan intracranial atau intraserebral termasuk pendarahan
dalam ruang subarachnoid atau keadaan jaringan otak sendiri.
Perdarahan ini dapat terjadi karena atherosclerosis dan hypertensi.
Akibat pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan perembesan
darah kedalam parenkim otak yang dapat mengakibatkan
penekanan, pergeseran dan pemisahan jaringan otak yang
berdekatan, sehingga otak akan membengkak, jaringan otak
tertekan, sehingga terjadi infark otak,oedem dan mungkin herniasi
otak.
11
3. Klasifikasi stroke
d. Stroke in resolution
Stroke in resolution adalah defisit neurologi fokal akut karena
gangguan peredaran otak yang memperlihatkan perbaikan dan
mencapai maksimal dalam beberapa jam sampai beberapa hari.
e. Completed stroke (infark serebri)
Completed stroke adalah defisit neurologi fokal akut karena okulasi
atau ganggaun peredaran otak yang secara cepat menjadi stabil tanpa
memburuk lagi.
Sedangkan secara ptogenitas menurut (Tarwo dkk, 2007) stroke
non hemoragik (stroke iskemik) dapat dibagi menjadi:
1) Stroke trombotik yaitu stroke iskemik yang disebabkan oleh
trombosis di arteri karotis interna secara langsung masuk ke
arteri serebri media. Permulaan gejala sering terjadi pada waktu
tidur atau sedang istirahat kemudian berkembang dengan
cepat, lambat laun atau secara bertahap sampai mencapai
gejala makssimal dalam beberapa jam, kadang-kadang dalam
beberapa hari 2-3 hari, kesadaran biasanya tidak tergangggu
dan ada kecenderungan untuk membaik dalam beberapa hari,
minggu atau bulan.
2) Stroke embolik yaitu stroke iskemik yang dapat desebabkan
oleh karena emboli yang pada umumnya berasal dari jantung.
Permulaan gejala dapat terlihat sangat mendadak berkembang
sangat cepat, kesadaran biasanya terganggu, kemungkinan juga
disertai emboli pada organ dan ada kecenderungan untuk
membaik dalam beberapa hari, minggu dan bulan.
4. Patofisiologi
5. Phatway
Trombosis
Embolisme Hipertensi, DM, penyakit
jantung, obesitas, merokok
Adanya Penyumbatan aliran
darah keotak oleh Embolus berjalan menuju
arteri serebral melalui arteri Penimbunan lemak/Kolesterol
thrombus
Berkembang Menjadi karotis yang meningkat dalam darah
aterosklerosis pada dinding
pembuluh darah Terjadi bekuan darah pada Pembuluh Darah Menjadi kaku
arteri
Arteri tersumbat Pecahnya pembukuh darah
Berkurangnya darah ke
area thrombus
Defisit
Perawatan
diri Gambar 2.1 pathway
16
6. Manifestasi klinis
7. Penatalaksanaan
2) Antikoagulan terapi
Antikoagulan ini untuk mengubah pembentukan bekuan darah
dan mengurangi emboli, misalnya heparin dan warfarin.
3) Antiplatelet golongan obat ini sering digunakan pada pasien
stroke untuk pencegahan stroke ulangan dengan mencegah
terjadinya agregasi platelet. Aspirin merupakan salah satu
antiplatelet yang direkomendasikan penggunanya untuk pasien
stroke.
4) Antihipertensi
a) Pasien dapat menerima rtPA namun tekanan darah
>185/110 mmHg, maka pilihan terapi yaitu labetalol 10-20
mg IV selama 1-2 menit, dapat diulang 1 kali atau
nikardipin 5 mg/jam IV. Titrasisampai 2,5mg/jam tiap 5-
15menit maksimal 15mg/jam, setelah tercapai target maka
dapat disesuaikan dengan nilai tekanan darah.
b) Pasien sudah mendapat rtPA, namun tekanan darah sistolik
>180-230 mmHg atau diastol >150-120 mmHg, maka
pilihan terapi yaitu labetalol 10mg IV, kemudia infus IV
kontinu 2-8mg/menit atau nikardipin 5mg/jam. Tekanan
darah selama dan setelah rtPA <180/15 0 mmHg, monitor
tiap 15 menit selama 2 jam dari dimulainya rtPA,lalu tiap
30 menit selama 6 jam dan kemudian tiap jam selama 16
jam.
Data mayor dan minor pada gangguan mobilitas fisik, yaitu (Tim Pokja
SDKI DPP PPNI, 2016)
Tabel 2.1
Objektif Objektif
1. kekuatan otot menurun 1. sendi kaku
2. rentang gerak (ROM) menurun 2. Gerakan sendi terkoordinasi
3. Gerakan terbatas
4. fisik lemah
7. Penatalaksanaan
1. Pengertian ROM
2. Jenis ROM
Rom dibagi menjadi dua yaitu ROM aktif dan ROM pasif
3. Kekuatan otot
Tabel 2.2
Kekuatan otot dan gangguan koordinasi
Skala Presentasi Karakteristik
kekuatan
otot
0 0 Paralisis sempurna
Tabel 2.3
Rentang gerak sendi dan luas rentang gerak
Hiperekstensi 10
Fleksi lateral 40-45
Fleksi 180
Ekstensi 180
Hiperekstensi 45-60
Abduksi 180
2. Bahu
Adduksi 320
Rotasi dalam 90
Rotasi luar 90
Sirkumduksi 360
Fleksi 150
3. Siku
Ekstensi 150
Supinasi 70-90
4. Lengan Bawah
Pronasi 70-90
Fleksi 80-90
Ekstensi 80-90
Pergelangan
5. Hiperekstensi 89-90
tangan
Abduksi 30
Adduksi 30-50
Fleksi 90
Ekstensi 90
6. Jari tangan Hiperekstensi 30-60
Abduksi 30
Adduksi 30
Ibu jari Fleksi 90
Ekstensi 90
7.
Abduksi 30
Adduksi 30
Fleksi 90-120
Ekstensi 90-120
Hiperekstensi 30-50
8. Pinggul Abduksi 30-50
Adduksi 30-50
Rotasi dalam 90
Rotasi luar 90
Fleksi 120-130
9 Lutut
Ekstensi 120-130
Dorso fleksi 20-30
Pergelangan Plantar fleksi 45-50
10
kaki Inversi 10 atau kurang
Eversi 10 atau kurang
Fleksi 30-60
11 Jari kaki
Ekstensi 30-60
28
Menurut potter & Perry (2005), hal yang harus diperhatikan perawat
dalam melakukan latihan ROM adalah:
a. Dalam melatih ROM aktif, klien diarahkan melakukan gerakan yang
sudah diajarkan, setiap gerakan dilakukan tiga kali dengan frekuensi
dua kali sehari. Lakukan secara sistematis dengan urutan yang sama
setiap sesinya dan hiindari perasaan ketidaknyamanan dalam
melakukan gerakan.
b. Yakinkan kepada klien alasan dilakukannya latihan ROM.
c. Dalam melakukan gerakan sendiri tidak boleh melebihi dari rentang
gerak bebasnya dan dihentikan pada titik nyeri.
d. Untuk meningkatkan kolaborasi, pilihlah waktu sesuai kenyamanan
psien dan terbebas dari rasa nyeri.
e. Posisikan klien dengan normal, posisi tubuh lurus nyaman
f. Saat melakukan gerakan, lakukan secara perlahan, lembut, dan
berirama.
g. Untuk mrnghindari ketegangan dan injuri otot, Latihan dilakukan
pada sendi secara proporsional.
h. Berikan posisi yang memungkinkan agar gerakan sendi lebih leluasa.
i. Jelaskan pada klien bahwa gerakan sendi yang adekuat adalah
gerakan yang sampai mengalami tahanan bukan nyeri.
j. Tidak dianjurkan melakukan gerakan pada sendi yang mengalami
nyeri.
k. Amati respon non verbal pada klien pada saat Latihan.
l. Apabila terjadi spasme otot, Latihan harus segera dihentikan dan
berikan klien istirahat.
29
6. Intensitas Latihan
a. Kaji klien dan rencanakan pada klien program latihan yang sesuai.
b. Jelaskan dan beritahu kepada klien tentang tindakan yang akan
dilakukan, area yang akan digerakkan serta peran klien dalam
latihan.
c. Jaga privasi klien.
d. Pastikan bahwa pakaian yang digunakan oleh klien tidak
menyebabkan hambatan dalam gerakan.
e. Anjurkan klien dalam posisi yang nyaman.
f. Lakukan latihan sesuai dengan yang akan diajarkan.
g. Kaji pengaruh atau efek latiahan terutama hemodinamik klien.
h. Atur Kembali posisi pasien dengan nyaman.
1. Pengertian Keluarga
2. Struktur Keluarga
3. Tugas keluarga
4. Fungsi keluarga
c. Fungsi ekonomi
Pemenuhan kebutuhan semua anggota keluarga seperti memnuhi
kebutuhan pangan, sandang dan papan.
d. Fungsi perawatan
Kesehatan keluarga juga berperan dalam pelaksanaan praktik
keperawatan yaitu untuk mencegah gangguan kesehatan atau
merawat anggota keluarga yang sakit.
e. Biologis
Fungsi biologi, bukan hanya ditujukan untuk meneruskan
keturunan tetapi untuk pemeliharan dan membesarkan anak untuk
kelanjutan generasi selanjutnya.
f. Fungsi psikologis
Fungsi psikologis, terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih
sayang dan rasa aman, memberikan perhatian diantara anggota
keluarga dan memberikan identitas keluarga.
g. Fungsi Pendidikan
Fungsi Pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan
pengetahuan dewasa, mendidik anak sesuai dengan tingkatan
perkembangannya.
1. Pengkajian Keperawatan
5) Fungsi keluarga
Fungsi afektif, sosial, pemenuhan kesehatan, reproduksi,
ekonomi.
6) Stress dan koping keluarga
Stress jangka pendek dan jangka Panjang, kemampuan
keluarga dalam berespon terhadaap stressor, strategi
koping yang digunakan, strategi adaptasi disfungsional.
7) Pemeriksaan fisik
Hal yang dilakukan dalam keperawatan keluarga
ditujukan untuk semua anggota keluarga yang meliputi :
pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan sistem
kardiovaskuler, pemeriksaan respirasi, pemeriksaan
gastrointestinal, sistem persyarafan, sistem
musculoskeletal dan genitalia.
8) Harapan keluarga
Perawat menanyakan harapan keluarga terhadap masalah
kesehatan yang terjadi,harapan keluarga terhadap
petugas kesehatan keluarga.
a. Keluhan utama
Menurut Rasyid (2017) stroke merupakan syndrome klinis
akibat gangguan pembuluh darah ke otak yang timbul secara
mendadak.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Kaji kesehatan pasien apakah ada Riwayat hipertensi,
kardiovaskular, DM, tinggi kolesterol, obesitas, anterosklerosis,
pemakaian kontrasepsi yang disertai hipertensi dan
meningkatnya kadar estrogen, konsumsi alkohol serta merokok.
35
d) Kesulitan menelan
6) Neurosensory
a) Adanya sinkope/pusing
b) Kesemutan, kelemahan, kebas pada sisi yang mati
c) Penglihatan menurun
d) Sentuhan
e) Gangguan indera pengecap dan penciuman
f) Tingkat kesadaran
g) Gangguan fungsi : penurunan memori
h) Ekstremitas
i) Afasia : gangguan Bahasa yang mempengaruhi
kemampuan seseorang dalam berkomunikasi
7) Nyeri
a) Sakit kepala dengan intensitas berbeda
b) Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah
8) Pernafasan
a) Merokok
b) Ketidakmampuan menelan
c) Pernafasan sulit, tidak teratur, terdengar suara ronki.
9) Keamanan
a) Motorik dan sensosrik : masalah penglihatan,
perubahan persepsi terhadap orientasi tentang tubuh
b) Tidak mampu mengenali objek, warna, wajah yang
pernah dikenali
c) Gangguan berespon terhadap panas atau dingin
d) Tidak mandiri, perhatian terhadap keamanan sedikit
e) Kurang kesadaran diri.
10) Interaksi sosial masalah bicara, tidak mampu berkomunikasi
f. Pengkajian fisik terkait dengan hambatan mobilitas fisik
1) Kekuatan otot , pada penilaian menggunakan nilai kekuatan
otot pada sisi yang sakit didapatkan nilai 0
37
2) Kemampuan mobilitas
Pengkajian kemampuan mobilitas dilakukan bertujuan
untuk menilai kemampuan gerak ke posisi miring, berdiri,
bangun, duduk dan berpindah tanpa bantuan.
3) Kemampuan rentang gerak sendi
Pengkajian rentang gerak Range Of Motion (ROM) pada
penelitian seperti leher, bahu, siku, lengan , pergelangan
tangan, jari-jari, panggul, lutut sampai kaki.
3. Analisa data
Tabel 2.4
skoring diagnosa keperawatan (Ballon dan Magiya,2014)
No Kriteria Score Bobot
1. Sifat masalah Aktual : 3
1 Resiko : 2
Potensial :1
2. Kemungkinan Mudah :2
masalah yang 2 Sebagian : 1
dapat diubah Tidak dapat :0
40
Skor diperoleh
X bobot
Skor tertinggi
b. Jumlah skor untuk semua kriteria, skor tertinggi adalah 5.
c. Nilai tertimggi menentukan urutan diagnose keperawatan
keluarga.
Penentuan prioritas masalah disesuaikan dengan kriteria skala :
a. Untuk kriteria pertama
Prioritas utama diberikan pada yang tidak/kurang sehat
karena perlu segera dilakukan suatu tindakan dan biasanya
disadari oleh keluarga.
b. Untuk kriteria kedua perlu diperhatikan :
1) Pengetahuan yang ada saat ini, teknologi dan tindakan
untuk menangani masalah.
2) Sumber daya keluarga seperti fisik, keuangan dan
tenaga.
3) Sumber daya perawat seperti pengetahuan
keterampilan dan waktu
4) Sumber daya masyarakat seperti fasilitas kesehatan,
organisasi masyarakat dan dukungan sosial.
c. Untuk kriteria ketiga perlu diperhatikan :
1) Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan
penyakit.
41
5. Diagnosa keperawatan
6. Perencanaan keperawatan
• Terapeutik
1. Fasilitasi
aktifitas
ambulasi
dengan alat
bantu
43
2. Fasilitasi
melakukan
mobilisasi fisik
3. Libatkan
keluarga dalam
meningkatkan
ambulasi
• Edukasi
1. Jelaskan tujuan
dan prosedur
ambulasi
2. Anjurkan
melakukan
ambulasi dini
3. Ajarkan
ambulasi
sederhana yang
harus dilakukan
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
B. Subjek Penelitian
46
47
1. Kriteria Inklusi
Kriteria Inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari
suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti
(Nursalam,2016). Berikut ini kriteria inklusi dalam penelitian,
antara lain :
a. Keluarga yang salah satu anggota keluarganya mengalami
Stroke non Hemoragik yang mengalami Hemiparesis atau
Hemiplagia
b. Klien dan keluarga bersedia menjadi responden.
c. Klien yang berusia 50-65 tahun
d. Klien dengan gangguan mobilitas
2. Kriteria Ekslusif
Kriteria Ekslusif adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek
yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena sebagai sebab dan
masalah (Nursalam, 2016 ). Berikut ini kriteria ekslusif penelitian :
a. Klien dalam kondisi kegawatan medis.
b. Klien selama proses keperawatan tidak koopratif.
c. Klien dengan komplikasi penyakit.
1. Tempat
Tempat yang ditentukan penulis untuk melakukan pengelolaan kasus
karya tulis ilmiah ini di puskesmas Dukuh.
2. Waktu untuk melaksanakan pengelolaan kasus karya tulis ilmiah ini
dilakukan pada rentang waktu dari bulan Januari sampai dengan bulan
April.
D. Definisi Operasional
E. Pengumpulan Data
2. Observasi
Observasi yang dilakukan yaitu dengan pengkajian fisik atau
pengamatan secara langsung pada klien dan keluarga mengenai keadaan
klinis dan respons pasien terhadap tindakan keperawatan keluarga.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah pengumpulan data dari klien dan keluarga.
Data tersebut yaitu seperti hasil laboratorium. Pemeriksaan diagnosis
dan dokumen lain yang berhubungan dengan data klien untuk
memperkuat hasil observasi dan wawancara.
F. Analisis Data
G. Etika Penelitian
Sjamsuhidayat, R & De Jong, W. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: Dewan
Pengurus PPNI
Lampiran 1
LEMBAR BIMBINGAN
NIM : P1337420320094
TANDA
NO HARI / MATERI SARAN TANGAN MNTR
TANGGAL BIMBINGAN PEMBIMBING KAPRODI
• Penomoran
2. Rabu , 24 BAB 1 • Penjabaran latar
Oktober 2022 belakang
disesuaikan dengan
kasus
• Prevalensi
dilengkapi
• urutan disesuaikan
5. Selasa , 23 BAB 2 dengan buku
November panduan
2022 • konsep dasar asuhan
keperawatan di
lengkapi
• margin dirapikan
6. Rabu , 25 sesuai buku
November BAB 2 panduan
2022 • spasi dalam table di
sesuaikan dengan
buku panduan
• penomoran
disesuaikan
• Acc BAB 2
• Definisi
7. Senin, 28 operasional,
November BAB 3 dijelaskan 1 per 1
2022 • Metode operasional
dicantumkan apa
yang akan
dilakukan
Hartati,SKM,M.Kes.
NIP. 196810071988032001
N ASUHAN KEPERAWATAN
Lampiran 2
A. Pengkajian
a. Kepala keluarga
1) Nama KK :
2) Jenis kelamin :
3) Umur :
4) Agama :
5) Pendidikan :
6) Pekerjaan :
7) Alamat :
c. Tipe keluarga :
d. Genogram :
f. Pengambilan keputusan :
a. Kebutuhan nutrisi
1) Jenis makanan :
2) Kebiasaan makan/tradisi :
b. Kebutuhan eliminasi
2) Konsistensi :
c. Istirahat tidur
1) BPJS PBI :
3) Tidak punya :
4. Faktor lingkungan
a. Karakteristik rumah
1) Ukuran rumah :
3) Kebersihan rumah :
4) Ventilasi rumah :
6) Air bersih :
7) Pengelolaan rumah :
8) Kepemilikan rumah :
9) Kamar mandi/WC :
b. Kondisi lingkungan
5. Psikologis
a. Status emosi :
b. Konsep diri :
d. Pola interaksi :
e. Pola komunikasi :
f. Pola pertahanan :
6. Derajat kesehatan
a. Kejadian kesakitan :
b. Riwayat penyakit dahulu :
f. Kejadian cacat :
h. Tugas keluarga :
a) Vital signs :
b) Rambut :
c) Kepala :
e) Leher :
f) Thorax :
g) Abdomen :
i) Genetalia :
B. Diagnosis Keperawatan Keluarga
DS:
DO:
3. Penilaian Skoring
a. Diagnosa 1 : ....
1. Sifat masalah
Tidak/ kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2 1
Keadaan sejahtera 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
Mudah 2
Sebagian 1 2
Tidak dapat diubah 0
3. Potensi masalah untuk dicegah
Tinggi 3
Cukup 2 1
Rendah 1
4. Menonjolnya masalah
Masalah yang benar-benar harus segera 2
ditangani 1 1
Ada masalah tetapi tidak segera ditangani 0
Masalah tidak dirasakan
4. Prioritas Diagnosa Keperawatan
D. Implementasi
E. Evaluasi
F. Analisis Hasil
SOP ROM
STANDART
OPERASIONAL SOP RANGE OF MOTION (ROM)
PROSEDUR
Pengertian Latihan gerak aktif-pasif atau range of motion (ROM)
merupakan Latihan yang dilakukan untuk
mempertahankan atau memperbaiki tingkat
kesempurnaan kemampuan menggerakkan persendian
secara normal dan lengkap
64
7. Pergelangan kaki
Tekuk pergelangan kaki keatas lalu luruskan. Tekuk
jari kaki keatas dan kebawah
8. Jika mampu berdiri lakukan gerakan badan
Membungkuk kemudian putar pinggang ke samping
kanan dan kiri.
Tidak dipaksakan dalam latihan, lakukan sesering
mugnkin
Evaluasi a. Respon
Respon verbal : klien mengatakan tidak kaku lagi
Respon non verbal : klien tidak terlihat sulit untuk
menggerakkan sisi tubuhnya yang kaku.
b. Beri reinforcement positif
c. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
d. Mengakhiri kegiatan dengan baik