Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH KEPERAWATAN MATERNITAS


“PEMERIKSAAN ANTROPOMETRI PADA BAYI BARU LAHIR”
Dosen Pengampu : Ibu Afiyah Sri Harnany, SST,M.Si

Disusun oleh :

1. Evania Maulidia (P1337420320051)


2. Putri Pradika Febrianti (P1337420320066)
3. Efi Akhsita Sari (P1337420320080)
4. Khoirun Nisa (P1337420320094)

PRODI D III KEPERAWATAN PEKALONGAN


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillaahirabbil’alaamiin, puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah


SWT, karena atas berkat limpahan rahmat, karunia dan hidayahNya-lah kami dapat
menyelesaikan makalah “Pemeriksaan Antropometri Pada Bayi Baru Lahir ”.
Selain bertujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas makalah
ini juga disusun dengan maksud agar pembaca dapat memperluas ilmu dan pengetahuan tentang
pengertian dan cara pemeriksaan antropometri pada bayi baru lahir.
Makalah ini memuat tentang prosedur pemeriksaan antropoetri pada bayi baru lahir,
dalam hal ini mahasiswa dituntut bukan hanya memahami tetapi juga menerapkannya dalam
melaksanakan praktek klinik. Luasnya pengetahuan dapat membuat seorang mahasiswa
menguasai tekhnik ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Ibu Afiyah Sri
Harnany, SST,M.Si selaku Dosen Mata Kuliah Keperawatan Maternitas yang telah
membimbing kami.
Kritik dan saran selalu kami harapkan demi penyempurnaan makalah-makalah
selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca
dan dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pekalongan, 18 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................................1
C. TUJUAN.........................................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................................................3
BAB III.......................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................4
A. Pengertian Antropometri..............................................................................................................4
B. Fungsi Antropometri.....................................................................................................................4
C. Syarat yang Mendasari Penggunaan Antropometri...................................................................5
D. Keunggulan dan Kelemahan Antropometri................................................................................5
E. Jenis Parameter Antropometri.....................................................................................................6
F. Jenis Pemeriksaan fisik pada Bayi Baru Lahir.........................................................................10
BAB III.....................................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................................11
A. Kesimpulan..................................................................................................................................11
B. Saran.............................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 12 bulan, namun tidak ada
batasan yang pasti. Menurut psikologi, bayi adalah periode perkembangan yang
merentang dari kelahiran hingga 18 atau 24 bulan. Masa bayi adalah masa yang sangat
bergantung pada orang dewasa. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan
umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000
gram (Saifudin, 2009). Status gizi selama kehamilan adalah salah satu faktor penting
dalam menentukan pertumbuhan janin.
Pemeriksaan antropometri adalah salah satu pemeriksaan fisik pertama pada bayi
baru lahir yang tidak boleh terlewatkan. Pemeriksaan fisik ini bertujuan untuk
memastikan apakah bayi lahir dalam keadaan sehat atau memiliki gangguan kesehatan.
Jika saat pemeriksaan fisik terdeteksi adanya gangguan atau penyakit tertentu, dokter atau
bidan dapat segera menindaklanjutinya dengan cara yang tepat. Lantas, apa itu
pemeriksaan antropometri dan bagaimana cara mengukurnya? Berikut ulasan
selengkapnya.
Dikutip dari CDC (pusat pengendalian dan pencegahan penyakit di Amerika
Serikat), antropometri adalah pengukuran dimensi tulang dan jaringan adiposa (lemak)
pada bayi baru lahir.Pemeriksaan ini juga termasuk pemantauan berat badan dan panjang
badan bayi, bentuk dan ukuran lingkar kepala, hingga penampakan leher, mata, hidung
dan telinga bayi.Data antropometri bayi dan anak-anak mencerminkan status kesehatan
umum dan kecukupan asupan gizi, untuk melacak progres tumbuh kembang bayi dari
waktu ke waktu.

B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa yang Pengertian Pemeriksaan Antropometri pada bayi baru lahir?
b. Seberapa pentingkah pemeriksaan Antropometri?
c. Syarat apa saja yang Mendasari Penggunaan Antropometri?
d. Apa Keunggulan dan Kelemahan dalam pemeriksaan Antropometri?
e. Apa saja Jenis Parameter Antropometri?
f. Apa saja jenis pemeriksaan fisik Antropometri?

C. TUJUAN
a. Untuk mengetahui Pemeriksaan Antropometri
b. Untuk mengetahui Seberapa pentingkah Pemeriksaan Antropometri
c. Untuk mengetahui Syarat apa saja yang mendasari penggunaan Antropometri

1
d. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan dalam Pemeriksaan Antropometri
e. Untuk mengetahui Jenis Parameter Antropometri
f. Untuk mengetahui Jenis Pemeriksaan Fisik Antropometri

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bayi baru lahir normal mempunyai ciri-ciri berat badan lahir 2500-4000 gram, umur
kehamilan 37-40 minggu, bayi segera menangis, bergerak aktif, kulit kemerahan, menghisap ASI
dengan baik, dan tidak ada cacat bawaan (Kementerian Kesehatan RI, 2010). Bayi baru lahir
normal memiliki panjang badan 48-52 cm, lingkar dada 30-38 cm, lingkar lengan 11-12 cm,
frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit, pernapasan 40-60 x/menit, lanugo tidak terlihat dan
rambut kepala tumbuh sempurna, kuku agak panjang dan lemas, nilai APGAR >7, refleks-refleks
sudah terbentuk dengan baik (rooting, sucking, morro, grasping), organ genitalia pada bayi laki-
laki testis sudah berada pada skrotum dan penis berlubang, pada bayi perempuan vagina dan
uretra berlubang serta adanya labia minora dan mayora, mekonium sudah keluar dalam 24 jam
pertama berwarna hitam kecoklatan (Dewi, 2010).

Bayi baru lahir atau neonatus di bagi dalam beberapa kasifikasi menurut Marmi (2015) ,
yaitu : 1) Neonatus menurut masa gestasinya : a) Kurang bulan (preterm infant) : < 259 hari (37
minggu) b) Cukup bulan (term infant) : 259-294 hari (37-42 minggu) c) Lebih bulan (postterm
infant) : > 294 hari (42 minggu atau lebih) 2) Neonatus menurut berat badan lahir : a) Berat lahir
rendah : < 2500 gram b) Berat lahir cukup : 2500-4000 gram c) Berat lahir lebih : > 4000 gram
3) Neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi (masa gestasi dan ukuran berat lahir yang
sesuai untuk masa kehamilan) : a) Nenonatus cukup/kurang/lebih bulan (NCB/NKB/NLB) b)
Sesuai/kecil/besar untuk masa kehamilan (SMK/KMK/BMK) d. Penatalaksanaan Bayi Baru
Lahir Normal Semua bayi diperiksa segera setelah lahir untuk mengetahui apakah transisi dari
kehidupan intrauterine ke ekstrauterine berjalan dengan lancar dan tidak ada kelainan.
Pemeriksaan medis 8 komprehensif dilakukan dalam 24 jam pertama kehidupan. Pemeriksaan
rutin pada bayi baru lahir harus dilakukan, tujuannya untuk mendeteksi kelainan atau anomali
kongenital yang muncul pada setiap kelahiran dalam 10-20 per 1000 kelahiran, pengelolaan lebih
lanjut dari setiap kelainan yang terdeteksi pada saat antenatal, mempertimbangkan masalah
potensial terkait riwayat kehamilan ibu dan kelainan yang diturunkan, dan memberikan promosi
kesehatan, terutama pencegahan terhadap sudden infant death syndrome (SIDS) (Lissauer,

3
2013). Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir adalah untuk membersihkan jalan
napas, memotong dan merawat tali pusat, mempertahankan suhu tubuh bayi, identifikasi, dan
pencegahan infeksi (Saifuddin, 2008).

BAB III

PEMBAHASAN
A. Pengertian Antropometri
Pengertian istilah “nutrional anthropometry” mula-mula muncul dalam “Body
Measurements and Human Nutrition” yang ditulis oleh Brozek pada tahun 1966 yang
telah didefinisikan oleh Jelliffe (1966) sebagai “ Pengukuran pada variasi dimensi fisik
dan komposisi besaran tubuh manusia pada tingkat usia dan derajat nutrisi yang berbeda.
Pengukuran antropometri ada 2 tipe yaitu pertumbuhan, dan ukuran komposisi tubuh
yang dibagi menjadi pengukuran lemak tubuh dan massa tubuh yang bebas lemak".
Penilaian pertumbuhan merupakan komponen esensial dalam surveilan kesehatan
anak karena hampir setiap masalah yang berkaitan dengan fisiologi, interpersonal, dan
domain sosial dapat memberikan efek yang buruk pada pertumbuhan anak. Alat yang
sangat penting untuk penilaian pertumbuhan adalah kurva pertumbuhan (growth chart)
pada gambar terlampir, dilengkapi dengan alat timbangan yang akurat, papan pengukur,
stadiometer dan pita pengukur. Antropometri berasal dari kata: antropos (tubuh) dan
metros (ukuran). Antopometri berarti ukuran tubuh.
Antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi
tubuh dan komposisi tubuh dari berbagaitingkat umur dan tingkat gizi (Jellife, 1966)
Antropometri sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi dari berbagai
ketidakseimbangan antara asupan protein dan energi. Gangguan ini biasanya terlihat dari
pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh, seperti lemak, otot danjumlah air
dalam tubuh (Susilowati. 2008).

B. Fungsi Antropometri
Pemeriksaan fisik penting untuk mendeteksi ada atau tidaknya kelainan pada
tubuh dan anggota badan bayi baru lahir. Antropometri juga menjadi komponen kunci
dari penilaian status gizi pada anak.Pemeriksaan antropometri mencerminkan perubahan
status gizi dan kesehatan fisik seorang anak, seperti untuk mendeteksi adanya gangguan
4
atau kelainan pada bayi baru lahir.Pengukuran ini juga bisa menentukan kesehatan bayi
seperti berat badan badan rendah, risiko berat badan berlebih, gizi buruk hingga obesitas.

C. Syarat yang Mendasari Penggunaan Antropometri


a. Alat mudah didapat dan digunakan.
b. Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektif.
c. Pengukuran tidak selalu harus oleh tenaga khususprofesional, dapat oleh tenaga lain
setelah mendapat pelatihan.
d. Biaya relatif murah.
e. Hasilnya mudah disimpulkan, memiliki cutt of point dan buku rujukan yang sudah pasti.
f. Secara ilmiah diakui kebenarannya (Susilowati. 2008).

D. Keunggulan dan Kelemahan Antropometri


1) Keungggulan Antropometri
a. Prosedur sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah 69 sampel cukup
besar.
b. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli.
c. Alat murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat di daerah
setempat.
d. Metode ini tepat dan akurat, karena dapat dibakukan.
e. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi dimasalampau.
f. Umumnya dapat mengidentifikasi status buruk, kurang dan baik, karena sudah
ada ambang batas yang jelas.
g. Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu, atau dari satu
generasi ke generasi berikutnya.
h. Dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap gizi
2) Kelemahan Antropometri
a. Tidak sensitif: tidak dapat mendeteksi status gizi dalamwaktu singkat, tidak dapat
membedakan kekurangan zat gizitertentu, misal Fe dan Zn
b. Faktor di luar gizi (penyakit, genetik dan penurunan penggunaan energi) dapat
menurunkan spesifikasi dan sensitivitas pengukuran antropometri

5
c. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapatmempengaruhi presisi, akurasi,
dan validitas pengukuran
d. Kesalahan terjadi karena: pengukuran, perubahan hasil pengukuran (fisik dan
komposisi jaringan), analisis danasumsi yang keliru
e. Sumber kesalahan biasanya berhubungan dengan latihan petugas yang tidak
cukup, kesalahan alat, kesulitan pengukuran.

E. Jenis Parameter Antropometri


1) Umur
Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan penentuan
umur dapat mengakibatkan interpretasi status gizi salah. Batasan umur yang digunakan
(Puslitbang Gizi Bogor, 1980):
a. Tahun umur penuh (completed year)
Contoh: 6 tahun 2 bulan, dihitung 6 tahun
5 tahun 11 bulan, dihitung 5 tahun
b. Bulan usia penuh (completed month) untuk anak umur 0-2 tahun
Contoh: 3 bulan 7 hari, dihitung 3 bulan
2 bulan 26 hari, dihitung 2 bulan
2) Berat Badan (BB)
Merupakan ukuran antropometri terpenting dan paling sering. digunakan pada
bayi baru lahir (neonatus). Selain itu dapat digunakan sebagai indikasi:
a. Digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR.
b. Pada masa bayi-balita berat badan dapat dipergunakan untukmelihat laju
pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis (dehidrasi,
asites, edema, atau adanya tumor).
c. Dapat digunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan makanan.
d. Menggambarkan jumlah protein, lemak, air dan mineral pada tulang.
e. Pada remaja, lemak cenderung meningkat dan protein ototmenurun.
f. Pada klien edema dan asites, terjadi penambahan cairan dalam tubuh.
g. Adanya tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan otot. khususnya terjadi pada
orang kekurangan gizi.

6
Alasan mengapa pengukuran berat badan merupakan pilihan utama:
a. Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat
karena perubahan konsumsi makanan dan kesehatan.
b. Memberikan gambaran status gizi sekarang, jika dilakukan periodik
memberikan gambaran pertumbuhan.
c. Umum dan luas dipakai di Indonesia.
d. Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh keterampilan pengukur.
e. Digunakan dalam KMS.
f. BB/TB merupakan indeks yang tidak tergantung umur
g. Alat ukur dapat diperoleh di pedesaan dengan ketelitian tinggi: dacin.
3) Tinggi Badan (TB)
Tinggi Badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan
pertumbuhan skeletal. Pada keadaa normal, TB tumbuh seiring dengan pertambahan
umur. Pertumbuhan TB tidak seperti BB, relatif kurang sensitif pada masalah kekurangan
gizi dalam waktu singkat. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap TB akan nampak dalam
waktu yang relatif lama.
Tinggi Badan merupakan parameter paling penting bagi keadaan yang telah lalu
dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat, serta dapat digunakan
sebagai ukuran kedua yang penting, karena dengan menghubungkan BB terhadap TB
(quac stick) faktor umur dapat dikesampingkan.
Alat ukur Tinggi Badan meliputi:
a. Alat pengukur panjang badan bayi: untuk bayi ata uanak yang belum dapat
berdiri.
b. Microtoise: untuk anak yang sudah dapat berdiri.
4) Lingkar Lengan Atas
Merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah, murah
dan cepat. tidak memerlukan data umur yang terkadang susah diperoleh, dapat
memberikan gambaran tentang keadaan jaringanotot dan lapisan lemak bawah kulit.
Lingkar lengan atas mencerminkan cadangan energi, sehingga dapat
mencerminkan:

7
a. Status KEP pada balita
b. KEK pada ibu hamil: risiko bayi BBLR
Lingkar lengan atas menggunakan alat: pita pengukur dari fiber glass atau sejenis
kertas tertentu berlapis plastik.
a. Ambang batas (Cut of Points):
b. LLA WUS dengan risiko KEK di Indonesia <23.5 cm
c. Pada bayi 0-30 hari: 29.5 cm
d. Balita dengan KEP < 12.5 cm
Kelemahan menggunakan LLA:
a. Baku LLA yang sekarang digunakan belum mendapat pengujian yang memadai
untuk digunakan di Indonesia.
b. Kesalahan pengukuran relatif lebih besar dibandingkan pada TB.
c. Sensitif untuk suatu golongan tertentu, misalnya pada anak prasekolah tetapi
kurang sensitif untuk golongan dewasa.
5) Lingkar Kepala
Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak.
Secarapraktis, biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya kepalaatau
peningkatan ukuran kepala. Contoh: hidrosefalus dan mikrosefalus. Lingkar kepala
dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang tengkorak. Ukuran otak meningkat secara
cepat selama tahun pertama, tetapi besar lingkar kepala tidak menggambarkan keadaan
kesehatan dan gizi. Bagaimanapun ukuran otak dan lapisantulang kepala dan tengkorak
dapat bervariasi sesuai dengan keadaan gizi. Dalam antropometri gizi rasio Lingkar
kepala dan Lingkar dada cukup berarti dan menentukan KEP pada anak. Lingkar kepala
juga digunakan sebagaiinformasi tambahan dalam pengukuran umur.
6) Lingkar Dada
Biasa digunakan pada anak umur 2-3 tahun, karena pertumbuhan lingkar dada
pesat sampai anak berumur 3 tahun. Rasio lingkar dada dan kepala dapat digunakan
sebagai indikator KEP pada balita. Pada umur 6 bulan lingkar dada dan kepala sama.
Setelah umur ini lingkar kepala tumbuh lebih lambat daripada lingkar dada. Pada anak
yang KEP terjadi pertumbuhan lingkar dada yang lambat sehingga perbandingan rasio
lingkar dada dan kepala adalah kurang dari 1.

8
7) Tinggi Lutut
Tinggi lutut erat kaitannya dengan tinggi badan, sehingga data tinggi badan
didapatkan dari tinggi lutut bagi orang tidak dapat berdiri atau lansia. Pada lansia
digunakan tinggi lutut karena pada lansia terjadi penurunan masa tulang. bungkuk, sukar
untuk mendapatkan data tinggi badan akurat. Data tinggi badan lansia dapat
menggunakan formula atau nomogram bagi orang yang berusia >59 tahun.
Formula (Gibson, RS; 1993)
Pria : (2.02 x tinggi lutut (cm))-(0.04 x umur (tahun)) + 64.19
Wanita: (1.83 x tinggi lutut (cm)) - (0.24 x umur (tahun)) + 84.888)
8) Jaringan Lunak
Otot dan lemak merupakan jaringan lunak yang bervariasi. Antropometri dapat
dilakukan pada jaringan tersebut untuk menilai status gizi di masyarakat. Lemak
subkutan (subcutaneous fat), Penilaian komposisi tubuh termasuk untuk mendapatkan
informasi mengenai jumlah dan distribusi lemak dapat dilakukan dengan beberapa
metode, dari yang paling sulit hingga yang paling mudah. Metode yang digunakan untuk
menilai komposisi tubuh (jumlah dan distribusi lemak sub-kutan):
a. Ultrasonik
b. Densitometri (melalui penempatan air padadensitometer atau underwater
weighting)
c. Teknik Isotop Dilution
d. Metoda Radiological
e. Total Electrical Body Conduction (TOBEC)
f. Antropometri (pengukuran berbagai tebal lemakmenggunakan kaliper: skin-fold
calipers)
Metode yang paling sering dan praktis digunakan dilapangan: Antropometri fisik
Standar atau jangkauan jepitan 20-40 mm2, ketelitian 0.1 mm, tekanan konstan 10 g/
mm2. Jenis alat yang sering digunakan Harpenden Calipers, alat ini memungkinkan
jarum diputar ke titik nol apabila terlihat penyimpangan. Beberapa pengukuran tebal
lemak dengan menggunakan kaliper:
a. Pengukuran triceps
b. Pengukuran bisep

9
c. Pengukuran suprailiak
d. Pengukuran subscapular

F. Jenis Pemeriksaan fisik pada Bayi Baru Lahir


Selain pemeriksaan antropometri, beberapa pemeriksaan fisik lainnya yang dilakukan
pada bayi baru lahir di antaranya adalah:
1.Pemeriksaan Apgar
Pemeriksaan Apgar atau apgar score adalah pemeriksaan yang segera dilakukan setelah
bayi baru lahir.Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan warna kulit, detak jantung, kekuatan
otot, respon refleks bayi hingga pernapasan bayi. Apgar score dikatakan tinggi jika nilai
seluruhnya mencapai lebih dari 7.
2.Pemeriksaan mulut
Pemeriksaan selanjutnya adalah pemeriksaan area mulut yang meliputi pemeriksaan gusi
dan langit-langit mulut. Pemeriksaan ini penting dilakukan salah satunya untuk mendeteksi
kelainan seperti bibir sumbing.Pemeriksaan mulut juga mencakup pemeriksaan gigi jika
sudah ada gigi semenjak lahir dan pemeriksaan air liur, karena bayi yang berliur (ngeces)
terus menerus kemungkinan mengalami atresia esofagus.
3.Pemeriksaan jantung dan paru
Dalam pemeriksaan fisik ini, dokter akan memeriksa detak jantung dan suara jantung
bayi dalam kondisi normal atau sebaliknya.Dokter juga akan memeriksa kondisi paru, laju
pernapasan, pola pernapasan dan mengevaluasi fungsi pernapasan bayi. Di mana tarikan
napas bayi yang normal per menit adalah 40-60 kali dan detak jantungnya adalah 120-160
per menit.Namun, walaupun detak jantungnya tampak lebih cepat, hal tersebut masih
tergolong normal.
4. Pemeriksaan pendengaran
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknya gangguan pendengaran.
Dokter akan menggunakan alat berupa otoacoustic emissions (OAE) atau automated
auditory brainstem response (AABR).
5. Pemeriksaan tangan dan kaki
Pemeriksaan ini mencangkup denyut nadi di setiap lengan bayi serta memastikan tangan
dan kaki bayi bergerak optimal. Dokter juga akan memeriksa apakah bayi lahir dengan
ukuran dan jumlah jari yang normal.Pemeriksaan antropometri bayi adalah pemeriksaan
awal yang penting dilakukan pada bayi baru lahir. Untuk mencegah kelahiran bayi yang
tidak normal, Anda sangat dianjurkan untuk rutin memeriksakan kandungan secara berkala
sejak trimester pertama.

10
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian istilah “nutrional anthropometry” mula-mula muncul dalam “Body
Measurements and Human Nutrition” yang ditulis oleh Brozek pada tahun 1966 yang
telah didefinisikan oleh Jelliffe (1966) sebagai “ Pengukuran pada variasi dimensi fisik
dan komposisi besaran tubuh manusia pada tingkat usia dan derajat nutrisi yang berbeda.
Pengukuran antropometri ada 2 tipe yaitu pertumbuhan, dan ukuran komposisi tubuh
yang dibagi menjadi pengukuran lemak tubuh dan massa tubuh yang bebas lemak".
Pemeriksaan fisik penting untuk mendeteksi ada atau tidaknya kelainan pada
tubuh dan anggota badan bayi baru lahir. Antropometri juga menjadi komponen kunci
dari penilaian status gizi pada anak.Pemeriksaan antropometri mencerminkan perubahan
status gizi dan kesehatan fisik seorang anak, seperti untuk mendeteksi adanya gangguan
atau kelainan pada bayi baru lahir.Pengukuran ini juga bisa menentukan kesehatan bayi
seperti berat badan badan rendah, risiko berat badan berlebih, gizi buruk hingga obesitas.
Syarat yang mendasari penggunaan antropologi yaitu alat mudah didapat dan
digunakan. Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektif,
Pengukuran tidak selalu harus oleh tenaga khususprofesional, dapat oleh tenaga lain
setelah mendapat pelatihan, Biaya relatif murah, Hasilnya mudah disimpulkan, memiliki
cutt of point dan buku rujukan yang sudah pasti.
Secara ilmiah diakui kebenarannya (Susilowati. 2008).

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekuarangan. Untuk
kedepannya penulis akan menjelaskan makalah secara lebih fokus dan detail dengan
sumber yang lebih banyak dan dapat dipertanggungjawabkan. Kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat dibutuhkan penulis.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://www.eurekaindonesia.org/wp-content/uploads/antropometri-gizi.pdf.

http://vileppusdik.kemkes.go.id/poltekkestanjungkarang/pluginfile.php/16809/course/
overviewfiles/antropometri.pdf
http://Nursalam,2005, asuhan keperawatan bayi dan anak (untukperawat dan bidan,
edisi pertama.jakarta:salemba medika
Askar,M.(2018). keperawatan pediatrik. Makassar:Unit penelitian
politeknikkesehatan makassar

12

Anda mungkin juga menyukai