Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

Dosen Pengampu:

Disusun oleh :

PROGRAM STUDI KEBIDANAN S-1

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah


memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah ini dapat diselesaikan
dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku
umatnya.

Makalah ini dibuat untuk melengkapi tugas kelompok dengan judul


makalah “Pengaruh Aromaterapi Terhadap Penurunan Nyeri Disminore”. Kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber
bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi
yang akan menjadi bahan makalah.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan
makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan Makalah ini sehingga saya mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu
Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Cimahi, 15 Oktober 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I......................................................................................................................1

PENDAHULUAN....................................................................................................1

1.1 Latar Belakang......................................................................................................1

1.2 Rumusan masalah........................................................................................2

1.3 Tujuan...........................................................................................................2

BAB II.....................................................................................................................3

PEMBAHASAN......................................................................................................3

2.1 Definisi Konsep Patograf..............................................................................3

2.2 Penilaian Kemajuan Persalinan dalam Pengisian Patograf.........................3

2.3 Lembar Observasi.....................................................................................14

2.4 Status Kesehatan ibu, Kesejahteraan Janin, Kemajuan Persalinan..........19

2.5 Analisis Intake dan Output..........................................................................23

BAB III..................................................................................................................32

PENUTUP............................................................................................................32

3.1 Kesimpulan.................................................................................................32

3.2 Saran..........................................................................................................33

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................34

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu faktor yang sering menyebabkan mortalitas dan morbiditas pada
ibu bersalin adalah partus lama. Partus lama terjadi apabila persalinan
berlangsung lebih dari 24 jam pada primigravida dan lebih dari 18 jam pada
multigravida. Partus lama akan menyebabkan infeksi, kehabisan tenaga,
dehidrasi pada ibu, kadang dapat terjadi perdarahan post partum yang dapat
menyebabkan kematian ibu. Pada janin akan terjadi infeksi, cedera dan asfiksia
yang dapat meningkatkan kematian bayi. Untuk memantau dan mengobservasi
persalinan, melalui asuhan persalinan normal(Kemenkes RI, 2019).

Sebanyak 9,4 persen kematian ibu adalah karena partus lama, yang tidak
ditangani dengan baik dan adekuat, akan berlanjut menjadi partus macet.
Banyak fungsi dari penggunaan partograf, salah satunya adalah mencegah
partus lama dan partus macet.Bidan diharapkan mampu mengadakan persalinan
secara normal, mengidentifikasi secara dini penyulit persalinan dan mampu
merujuk ibu hamil tersebut secara tepat waktu dengan keputusan klinik yang
benar. Untuk dapat mencapai semua kompetensi dan tujuan itu, diperlukan
pengetahuan yang cukup tentang partograf

Teknik partograf yang digunakan sekarang merujuk pada labor care


guideline (LCG) dari WHO, yang merupakan pengembangan dari partograf lama
atau modified WHO partograph. LCG terdiri dari tujuh bagian, yaitu informasi saat
penerimaan pasien, supportive care, kondisi janin saat persalinan, kondisi ibu
selama persalinan, proses persalinan, pengobatan, dan perencanaan (decision-
making).

Partograf disarankan untuk meningkatkan keberhasilan persalinan normal,


terutama di negara berpenghasilan rendah dan menengah dengan angka
kematian ibu dan bayi baru lahir relatif tinggi. Partograf tidak disarankan pada

1
kondisi di mana tenaga medis tidak dapat menilai dilatasi serviks, dan pada
pasien yang kontraindikasi menjalani persalinan pervaginam.

1.2 Rumusan masalah

a. Apa Itu Konsep Patograf

b. Bagaimana Penilaian Kemajuan Persalinan dalam Pengisian Patograf ?

c. Bagaimana Lembar Observasi ?

d. Apa saja Status Kesehatan ibu, Kesejahteraan Janin, Kemajuan


Persalinan ?

e. Apa saja Analisis Intake dan Output ?

1.3 Tujuan

a. Untuk Mengetahui Apa itu Konsep Patograf


b. Untuk Mengetahui Bagaimana Penilaian Kemajuan Persalinan dalam
Pengisian Patograf
c. Untuk Mengetahui Bagaimana itu Lembar Observasi
d. Untuk Mengetahui Apa saja Status Kesehatan ibu, Kesejahteraan Janin,
Kemajuan Persalinan
e. Untuk Mengetahui Apa saja Analisis Intake dan Output

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Patograf

Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama fase aktif persalinan.

Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk mencatat hasil


observasi dan kemajuan persalinan dengan nilai pembukaan serviks melalui
pemeriksaan dalam, mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara
normal, dan berisi data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu
dan kondisi bayi, grafik kemajuan proses persalinan, bahan dan medikamentosa
yang diberikan, pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan klinik, dan
asuhan atau tindakan yang diberikan. Dengan demikian dapat juga melakukan
deteksi dini setiap kemungkinan terjadinya partus lama(“Puspito Panggih Rahayu
2017,” n.d.).

Partograf adalah alat bantu untuk membuat keputusan klinik, memantau,


mengevaluasi dan menatalaksan persalinan. Partograf dapat dipakai untuk
memberikan peringatan awal bahwa suatu persalinan berlangsung lama, adanya
kegawatdaruratan pada ibu dan janin.

Partograf adalah alat bantu untuk membuat keputusan klinik, memantau,


mengevaluasi dan menatalaksan persalinan. Partograf dapat dipakai untuk
memberikan peejngatan awal bahwa suatu persalinan berlangsung lama, adanya
gawat ibu dan janin. Serta perkunya rujukan. Hal tersebut sangat penting
khusunya untuk membuat keputusan klinis

Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk:

1. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai


pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.
2. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal.

Jika digunakan secara tepat dan konsisten, maka partograf akan membantu
penolong persalinan untuk:

1. Mencatat kemajuan persalinan.

3
2. Mencatat kondisi ibu dan janinnya.
3. Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran
4. Menggunakan informasi yang tercatat untuk secara dini mengidentifikasi adanya
penyulit.
5. Menggunakan informasi yang ada untuk membuat keputusan klinik yang
sesuai dan tepat waktu.

Penggunaan Partograf

1. Untuk semua ibu dalam kala I fase aktif. Partograf akan membantu
penolong persalinan dalam memantau, mengevaluasi dan membuat
keputusan klinik baik persalinan normal maupun yang disertai dengan
penyulit.
2. Penggunaan partograf secara rutin akan memastikan para ibu dan
bayinya mendapatkan asuhan yang aman dan tepat waktu.

Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dictat secara seksama, yaitu:
1.DJJ setiap 1/2 jam
2. Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus setiap 1/2 jam
3. Nadi: setiap 1/2 jam
4. Pembukaan serviks setiap 4 jam
5. Penurunan setiap 4jam
6. TD dan Suhu tubuh setiap 4 jam
7. Produksi urin, aseton dan protein setiap 2-4 jam
Pencatatan selama fase aktif persalinan

 Halaman depan partograf mencantumkan bahwa observasi dimulai pada


fase aktif persalinan dan menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat
hasil-hasil pemeriksaan selama fase aktif persalinan, termasuk:

Mencatat temuan Partograf

1. Informasi tentang ibu Lengkapi bagian awal (atas) partograf secara


teliti pada saat memulai asuhan persalinan. Waktu kedatangan
(tertulis sebagai: "jam" pada partograf) dan perhatikan kemungkinan

4
ibu datang dalam fase laten persalinan. Catat waktu terjadinya pecah
ketuban.
2. Kesehatan dan kenyamanan janin
3. Kolom, lajur dan skala angka pada partograf adalah untuk pencatatan
denyut jantung janin (DJJ), air ketuban dan penyusupan (kepala
janin).

Catatan persalinan adalah terdiri dari unsur-unsur berikut:

1. Data dasar

2. Kala I

3. Kala II

4. Kala III

5. Bayi baru lahir

6. Kala IV

Cara pengisian:

• Berbeda dengan halaman depan yang harus diisi pada akhir setiap
pemeriksaan, lembar belakang partograf ini disi setelah seluruh proses
persalinan selesai. Adapun cara pengisian catatan persalinan pada lembar
belakang partograf secara lebih terinci disampai kan menurut unsur-unsurnya
sebagai berikut.

1). Data dasar

Data dasar terdiri dari tanggal, nama bidan, tempat persalinan, alamat tempat
persalinan, catatan, alasan merujuk, tempat rujukan dan pendamping pada saat
merujuk. Isi data pada masing-masing tempat yang telah disediakan, atau
dengan cara memberi tanda pada kotak di samping jawaban yang sesuai.

2). Kala I

Kala I terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tentang partograf saat melewati garis


waspada, masalah-masalah yang dihadapi, penatalaksanaannya, dan hasil
penatalaksanaan tersebut.

5
3). Kala II

Kala Il terdiri dari episiotomi, pendamping persalinan, gawat janin, distosia bahu,
masalah penyerta, penatalaksanaan dan hasilnya.

4). Kala III

Kala Ill terdiri dari lama kala Ill, pemberian oksitosin, penegangan tali pusat
terkendali, pemijatan fundus, plasenta lahir lengkap, plasenta tidak lahir > 30
menit, laserasi, atonia uteri, jumlah perdarahan, masalah penyerta,
penatalaksanaan dan hasilnya, isi jawaban pada tempat yang disediakan dan
beri tanda pada kotak di samping jawaban yang sesuai.

5). Bayi baru lahir

Informasi tentang bayi baru lahir terdiri dari berat dan panjang badan, jenis
kelamin, penilaian kondisi bayi baru lahir, pemberian ASI, masalah penyerta,
penatalaksanaan ter pilih dan hasilya. Isi jawaban pada tempat yang disediakan
serta beri tanda ada kotak di samping jawaban yang sesuai.

6). Kala IV

Kala IV berisi data tentang tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus, kontraksi
uterus, kan dung kemih dan perdarahan. Pemantauan pada kala IV ini sangat
penting terutama untuk menilai apakah terdapat risiko atau terjadi perdarahan
pascapersalinan. Pengisian peman-tauan kala IV dilakukan setiap 15 menit pada
satu jam pertama setelah melahirkan, dan setiap 30 menit pada satu jam
berikutnya. Isi setiap kolom sesuai dengan hasil pemeriksaan dan Jawab
pertanyaan mengenai masalah kala IV pada tempat yang telah disediakan.

3.2 Penilaian Kemajuan Persalinan dalam Pengisian Patograf

Mengetahui perkembangan janin. Trauma persalinan dan penyakit infeksi


menjadi penyebab tingginya angka mortalitas perinatal di Negara berkembang.
Cara untuk menurunkan angka kematian perinatal adalah dilakukannya
pemantauan kesejahteraan janin dalam rahim. Adapun komponen yang dapat
dijadikan ukuran untuk mengetahui kesejahteraan janin adalah gerakan janin,

6
gerakan napas, tonus janin, denyut jantung janin, volume air ketuban (Faradisa,
Sardjono, & Purnomo, 2017).

Denyut jantung janin (DJJ) merupakan faktor untuk mengukur


kesejahteraan janin dalam rahim. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
DJJ yaitu kecemasan selama kehamilan. Kecemasan yang dirasakan oleh ibu
hamil sesuai dengan pengalaman yang pernah dirasakan serta sesuai dengan
tahap perkembangan psikologis pada masa kehamilan. Tujuan pemantauan
kesejahteraan janin yaitu untuk mendeteksi dini ada atau tidaknya faktorfaktor
resiko kematian prenatal (hipoksia/asfiksia, gangguan pertumbuhan, cacat
bawaan, dan infeksi) (Chabibah & Laela, 2017).

Kolom dan lajur kedua partograf adalah untuk pencatatan kemajuan


persalinan. Ang- ka 0 - 10 yang tertera di tepi kolom paling kiri adalah besarnya
dilatasi serviks. Tiap angka mempunyai lajur dan kotak yang lain pada lajur di
atasnya, menunjukkan pe- nambahan dilatasi sebesar 1 cm skala angka 1 5 juga
menunjukkan seberapa jauh penurunan janin. Tiap kotak di bagian ini
menyatakan waktu 30 menit.

1. Pembukaan Serviks

Dengan menggunakan metode yang dijelaskan di bagian Pemeriksaan


Fisik, nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih sering dilakukan jika
ada tanda- tanda penyulit). Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat
pada partograf hasil temuam setiap pemeriksaan. Tanda "X" harus ditulis di garis
waktu yang sesuai dengan lajur besarnya pembukaan serviks. Beri tanda untuk
temuan-temuan dari pe- meriksaan dalam yang dilakukan pertama kali selama
masa fase aktif persalinan di garis waspada. Hubungkan tanda "X" dari setiap
pemeriksaan dengan garis utuh.

2. Penurunan Bagian Terbawah atau Presentasi Janin

Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam (setiap 4 jam), atau lebih sering
jika ada Pada persalinan normal, kemajuan pembukaan serviks umumnya diikuti
dengan t tanda-tanda penyulit, nilai dan catat turunnya bagian terbawah atau
presentasi janita runnya bagian terbawah atau presentasi janin. Namun
kadangkala, turunnya bagian terbawah/presentasi janin baru terjadi setelah

7
pembukaan serviks sebesar 7 cm. Penurunan kepala janin diukur secara palpasi
bimanual. Penurunan kepala janin diukur seberapa jauh dari tepi simfisis pubis.
Dibagi menjadi 5 kategori dengan simbol 5/5 nurunan kepala janin diukur secara
palpasi bimanual. Penurunan kepala janin diuk sampai 0/5. Simbol 5/5
menyatakan bahwa bagian kepala janin belum memasuki tepi atas simfisis pubis;
sedangkan simbol 0/5 menyatakan bahwa bagian kepala janin sudah tidak dapat
lagi dipalpasi di atas simfisis pubis'. Kata-kata "Turunnya Kepala" dan Berikan
tanda (0) pada garis waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika kepala bisa garis
terputus dari 0-5, tertera di sisi yang sama dengan angka pembukaan serviks
dipalpasi 4/5, tuliskan tanda (0) di nomor 4. Hubungkan tanda (0) dari setiap
pemeriksaan dengan garis terputus.

Dengan menggunakan metode yang dijelaskan di bagian Pemeriksaan


fisik di bab ini. Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam (setiap 4 jam), atau
lebih sering jika ada tanda-tanda penyulit, nilai dan catat turunnya bagian
terbawah atau presentasi janin.

Pada persalinan normal, kemajuan pembukaan serviks umumnya diikuti


dengan turunnya bagian terbawah atau presentasi janin. Tapi kadangkala,
turunnya bagian terbawah/presen-tasi janin baru terjadi setelah pembukaan
serviks sebesar 7 cm.

Kata-kata "Turunnya kepala" dan garis tidak putus dari 0-5, tertera di sisi yang
sama dengan angka pembukaan serviks. Berikan tanda "" pada garis waktu yang
sesuai. Sebagai contoh, jika kepala bisa dipalpasi 4/5, tuliskan tanda "[" di nomor
4. Hubungkan tanda "" dari setiap pemeriksaan dengan garis tidak terputus.

3. Garis Waspada dan Garis Bertindak

Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan berakhir pada


titik di mana pembukaan lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan 1 cm
per jam. Pen- catatan selama fase aktif persalinan harus dimulai di garis
waspada. Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada
(pembukaan kurang dari 1 cm per jam), maka harus dipertimbangkan pula
adanya tindakan intervensi yang diperlukan, misalnya: amniotomi, infus oksitosin

8
atau persiapan-persiapan rujukan (ke rumah sa- kit atau puskesmas) yang
mampu menangani penyulit kegawat daruratan obstetrik. Garis bertindak tertera
sejajar dengan garis waspada, dipisahkan oleh 8 kotak atau 4 jalur ke sisi kanan.
Jika pembukaan serviks berada di sebelah kanan garis bertindak, maka tindakan
untuk menyelesaikan persalinan harus dilakukan.

Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan berakhir pada


titik di mana pembukaan lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan 1 cm
per jam.

Pencatatan selama fase aktif persalinan harus dimulai di garis waspada. Jika
pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada (pembukaan
kurang dari 1 cm per jam), maka harus dipertimbangkan adanya penyulit
(misalnya fase aktif yang memanjang, macet, dil.)

Pertimbangkan pula adanya tindakan intervensi yang diperlukan, misalnya


persiapan rujukan ke fasilitas kesehatan rujukan (rumah sakit atau puskesmas)
yang mampu menangani penyulit dan kegawat daruratan obstetri. Garis
bertindak tertera sejajar dengan garis waspada, dipisahkan oleh 8 kotak atau 4
jalur ke sisi kanan. Jika pembukaan serviks berada di sebelah kanan garis
bertindak, maka tindakan untuk menyelesaikan per salinan harus dilakukan. Ibu
harus tiba di tempat rujukan sebelum garis bertindak terlampaui.

4. Jam dan Waktu

1. Waktu Mulainya Fase Aktif Persalinan

Di bagian bawah partograf (pembukaan serviks dan penurunan) tertera kotak-


kotak di- beri angka 1 - 16. Setiap kotak menyatakan waktu satu jam sejak
dimulainya fase aktif persalinan.

2. Waktu Aktual Saat Pemeriksaan Dilakukan

Di bawah lajur kotak untuk waktu mulainya fase aktif, tertera kotak-kotak untuk
mencatat waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan. Setiap kotak menyatakan
satu jam penuh dan berkaitan dengan dua kotak waktu tiga puluh menit pada
jalur kotak diatasnya atau lajur kontraksi di bawahnya. Saat ibu masuk dalam
fase aktif persalinan, penuh dan berkaitan dengan dua kotak waktu tiga puluh
9
menit pada lajur kotak di catatkan pembukaan serviks di garis waspada.
Kemudian catatkan waktu aktual pe- meriksaan ini di kotak waktu yang sesuai.
Sebagai contoh, jika pemeriksaan dalam menunjukkan ibu mengalami
pembukaan 6 cm pada pukul 15.00, tuliskan tanda "X" di garis waspada yang
sesuai dengan angka 6 yang tertera di sisi luar kolom paling kiri dan catat waktu
yang sesuai pada kotak waktu di bawahnya (kotak ketiga dari kiri).

5. Kontraksi Uterus

Di bawah lajur waktu partograf terdapat lima lajur kotak dengan tulisan "kontraksi
10 menit" di sebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu
kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan
lamanya kontraksi dalam satuan detik.

Nyatakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit dengan mengisi
angka pada kotak yang sesuai. Sebagai contoh jika ibu mengalami 3 kontraksi
dalam waktu satu kali 10 menit, isi 3 kotak.

Nyatakan lamanya kontraksi dengan :

10
6. Obat-obatan dan Cairan yang Diberikan

Di bawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur kotak untuk mencatat
oksitosin, obat-obat lainnya, dan cairan I.V.

1. Oksitosin

Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30 menit


jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume cairan I.V. dan dalam satuan
tetesan permenit.

2. Obat-obatan lain dan Cairan I.V.

Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dan/atau cairan I.V. dalam kotak
yang sesuai dengan kolom waktunya.

2.3 Lembar Observasi

Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama persalinan. Tujuan


utama penggu- maan partograf adalah untuk (1) mencatat hasil observasi dan
kemajuan persalinan dan (2) mendeteksi apakah proses persalinan berjalan
secara normal: Dengan demikian, juga digunakan secara tepat dan konsisten,
partograf akan membantu, penolong persalinan selama persalinan dan kelahiran,
serta menggunakan informasi yang tercatat, sehingga untuk mencatat kemajuan
persalinan, kondisi ibu dan janin, asuhan yang diberikan yang sesuai dan tepat
waktu. Penggunaan partograf secara rutin akan memastikan ibu secara dini
mengidentifikasi adanya penyulit persalinan, dan membuat keputusan klinik dan
janin telah mendapatkan asuhan persalinan secara aman dan tepat waktu.
Selain itu, dapat mencegah terjadinya penyulit yang dapat mengancam
keselamatan jiwa mereka.

Penggunaan Partograf

World Health Organization (WHO, 2000) telah memodifikasi partograf agar lebih
sederhana dan lebih mudah digunakan. Fase laten telah dihilangkan, dan
pencatatan partograf dimulai dari fase aktif ketika pembukaan serviks 4 cm1.

11
Partograf harus digunakan untuk (1) semua ibu dalam fase aktif kala satu
persalinan sampai dengan kelahiran bayi,sebagai elemen penting asuhan
persalinan; (2) semua tempat pelayanan persalinan (rumah, puskesmas, klinik
bidan swasta, rumah sakit,dan lain-lain), (3) semua penolong persalinan yang
memberikan asuhan kepada ibu selama persalinan dan kelahiran (spesialis
obstetri dan Ginekologi,Bidan,Dokter Umum,Residen, dan Mahasiswa
Kedokteran).

Halaman Depan Partograf

Halaman depan partograf (Gambar 24-1) mencantumkan bahwa observasi yang


dimu. lai pada fase aktif persalinan; dan menyediakan lajur dan kolom untuk
mencatat hasil. hasil pemeriksaan selama fase aktif persalinan, termasuk:

 Informasi tentang Ibu:

- Nama, Umur

- Gravida, Para, Abortus (keguguran)

- Nomor catatan medik/nomor Puskesmas

- Tanggal dan waktu mulai dirawat (atau jika di rumah: tanggal dan waktu
penolong persalinan mulai merawat ibu).

 Waktu pecahnya selaput ketuban.


 Kondisi Janin :

- DJJ (denyut jantung janin);

- Warna dan adanya air ketuban;

- Penyusupan (molase) kepala janin.

 Kemajuan Persalinan:

-Pembukaan serviks;

- Penurunan bagian terbawah janin atau presentasi janin;

- Garis waspada dan garis bertindak.

 Jam dan Waktu:


12
-Waktu mulainya fase aktif persalinan;

- Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian.

 Kontraksi Uterus:

-Frekuensi dan lamanya.

 Obat-Obatan dan Cairan yang diberikan:

- Oksitosin

- Obat-obatan lainnya dan cairan I.V. yang diberikan.

 Kondisi Ibu:

- Nadi, tekanan darah, dan temperatur tubuh;

- Urin (volume, aseton, atau protein).

 Asuhan, Pengamatan, dan Keputusan Klinik lainnya (dicatat dalam kolom


tersedia disisi partograf atau di catatan kemajuan persalinan).

Asuhan, Pengamatan, dan Keputusan Klinik lainnya (dicatat dalam kolom


tersedia di sisi partograf atau di catatan kemajuan persalinan).

Cara Pengisian Halaman Depan Partograf

 Informasi Tentang Ibu

Lengkapi bagian awal atas partograf secara teliti pada saat memulai asuhan
persalinan. Waktu kedatangan (tertulis sebagai: "jam" pada partograf) dan
perhatikan kemungkinan ibu datang dalam fase laten persalinan. Catat waktu
terjadinya pecah ketuban.

 Kesehatan dan Kenyamanan Janin

Kolom, lajur, dan skala angka pada partograf adalah untuk pencatatan denyut
jantung janin (DJJ), air ketuban, dan penyusupan tulang kepala janin.

a. Denyut Jantung Janin

Dengan menggunakan metode seperti yang diuraikan pada bagian Pemeriksaan


Fisik, nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit (lebih sering jika
13
ada tanda-tanda gawat janin). Setiap kotak pada bagian ini, menunjukkan waktu
30 me- nit. Skala angka di sebelah kolom paling kiri menunjukkan DJJ. Catat DJJ
dengan memberi tanda titik pada garis yang sesuai dengan angka yang
menunjukkan DJJ. Kemudian hubungkan titik yang satu dengan titik lainnya
dengan garis yang tidak terputus.

Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf di antara garis tebal angka 180 dan
100. Akan tetapi, penolong harus sudah waspada bila DJJ di bawah 120 atau di
atas 160. Catat tindakan-tindakan yang dilakukan pada ruang yang tersedia di
salah satu dari kedua sisi partograf.

b. Warna dan Adanya Air Ketuban

ban jika selaput ketuban pecah. Catat temuan-temuan dalam kotak yang sesuai
di Nilai air ketuban setiap kali dilakukan pemeriksaan dalam dan nilai warna air
ketu- bawah lajur DJJ. Gunakan lambang-lambang berikut.

U: ketuban utuh (belum pecah).

J: ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih.

14
M: ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium.

D: ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah.

K: ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban ("kering").

Mekonium dalam cairan ketuban tidak selalu menunjukkan gawat janin. Jika
terda t mekonium, pantau DJJ secara seksama untuk mengenali tanda-tanda
gawat janin (denyut jantung janin < 100 atau > 180 kali per menit), ibu segera
dirujuk ke fasi- litas kesehatan yang sesuai. Akan tetapi, jika terdapat mekonium
kental, segera rujuk ibu ke tempat yang memiliki asuhan kegawatdaruratan
obstetrik dan bayi baru lahir.

15
c. Molase (Penyusupan Tulang Kepala Janin)

Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat
me- nyesuaikan diri dengan bagian keras panggul ibu. Tulang kepala yang saling
menyu- sup atau tumpang tindih, menunjukkan kemungkinan adanya disproporsi
tulang pang- gul (Cephalo Pelvic Disproportion - CPD). Ketidakmampuan
akomodasi akan benar- benar terjadi jika tulang kepala yang saling menyusup
tidak dapat dipisahkan. Apabila ada dugaan disproporsi tulang panggul, penting
sekali untuk tetap memantau kondisi janin dan kemajuan persalinan. Lakukan
tindakan pertolongan awal yang sesuai dan rujuk ibu dengan tanda-tanda
disproporsi tulang panggul ke fasilitas kesehatan yang memadai.

Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam, nilai penyusupan kepala janin. Catat
te- muan di kotak yang sesuai di bawah lajur air ketuban. Gunakan lambang-
lambang berikut.

0: tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat dipalpasi.laim

1: tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan.

2: tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih, tapi masih dapat dipisahkan.

3: tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan.

Lembar Belakang Partograf

Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat hal-hal


yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran, serta tindakan-tindakan
yang dilakukan sejak persalinan kala I hingga kala IV (termasuk bayi baru lahir).
Itulah sebabnya bagian ini disebut sebagai Catatan Persalinan. Nilai dan
catatkan asuhan yang mungkinkan penolong persalinan mencegah terjadinya
penyulit dan membuat keputus- munikan pada ibu dalam masa nifas terutama
selama persalinan kala IV untuk me- persalinan). Selain itu, catatan persalinan
(yang sudah diisi dengan lengkap dan tepat) Metalina, terutama pada
pemantauan kala IV (mencegah terjadinya perdarahan pasca- dapat pula
digunakan untuk menilai/memantau sejauh mana telah dilakukan pelaksanaan
asuhan persalinan yang bersih dan aman.

16
Catatan persalinan adalah terdiri atas unsur-unsur berikut.

- Data dasar
- Kala I
- .Kala II
- Kala III
- Bayi baru lahir
- Kala IV

Cara Pengisian Lembar Belakang Partograf

Berbeda dengan halaman depan yang harus diisi pada akhir setiap pemeriksaan,
lembar belakang partograf ini diisi setelah seluruh proses persalinan selesai.
Adapun cara pe- ngisian catatan persalinan pada lembar belakang partograf
secara lebih rinci disampaikan sebagai berikut.

17
Data Dasar

Data dasar terdiri atas tanggal, nama bidan, tempat persalinan, alamat tempat
persalinan, catatan, alasan merujuk, tempat rujukan dan pendamping pada saat
merujuk. Isi data pada tiap tempat yang telah disediakan atau dengan cara
memberi tanda pada kotak di samping jawaban yang sesuai. Untuk pertanyaan
no. 5, lingkari jawaban yang sesuai dan pertanyaan no. 8, jawaban bisa lebih dari
satu.

Data dasar yang perlu dipenuhi adalah sebagi berikut:

Kala I

Kala I terdiri atas pertanyaan-pertanyaan tentang partograf saat melewati garis


waspada, masalah-masalah yang dihadapi, penatalaksanaan, dan hasil
penatalaksanaan Untuk pertanyaan no. 9, lingkari jawaban yang sesuai.
Pertanyaan lainnya hanya diisi jika terdapat masalah lainnya dalam persalinan.

Pertanyaan kala I sebagai berikut:

18
Kala II

Kala II terdiri atas episiotomi persalinan, gawat janin, distosia bahu, masalah
penatalaksanaan dan hasilnya. Beri tanda "V" pada kotak di samping jawaban
yang sesuai Untuk pertanyaan no. 13, jika jawabannya "Ya", tulis indikasinya,
sedangkan untuk no. 15 dan 16 jawabannya "Ya", isi jenis tindakan yang telah
dilakukan. Untuk pertanyaan no. 14, jawaban bisa lebih dari 1, sedangkan untuk
'masalah lain' hanya diisi apabila terdapat masalah lain pada Kala II.

Pertanyaan Kala II sebagai berikut:

Kala III

Kala III terdiri atas lama kala III,pemberian oksitosin,penegangan tali pusat
terkendali, pemijatan fundus, plasenta lahir lengkap, plasenta tidak lahir > 30
menit, laserasi, atonia jumlah perdarahan,masalah penyerta,penatalaksanaan
dan hasilnya. . Isi jawaban pada tempat yang disedia kan dan beri tanda pada
kotak di samping jawaban yang sesuai. Untuk no. 25, 26, dan 28 lingkari jawaban
yang benar.

19
Bayi Baru Lahir

Informasi bayi baru lahir terdiri atas berat dan panjang badan, jenis kelamin,
penilaian kondisi bayi baru lahir, pemberian ASI, masalah penyerta, tatalaksana
terpilih dan hasilnya . Isi jawaban pada tempat yang disediakan serta beri tanda
pada kotak disamping jawaban yang sesuai. Untuk pertanyaan no. 36 dan 37
lingkari jawaban yang sesuai, sedangkan untuk no. 38 jawaban bisa lebih dari 1.

Pertanyaan mengenai Bayi Baru Lahir adalah sebagai berikut.

20
Kala IV
21
Kala IV berisi tentang tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus, kontraksi uterus,
kandung kemih, dan perdarahan. Pemantauan pada Kala IV ini sangat penting
terutama untuk menilai apakah terdapat risiko atau terjadi perdarahan
pascapersalinan. Pengisian pemantauan kala IV dilakukan setiap 15 menit pada
satu jam pertama setelah melahirkan dan setiap 30 menit pada satu jam
berikutnya. Isi setiap kolom sesuai dengan hasil pemeriksaan dan jawab
pertanyaan mengenai masalah Kala IV pada tempat telah disediakan. Bagian
yang digelapkan tidak usah diisi.

2.4 Status Kesehatan ibu, Kesejahteraan Janin, Kemajuan Persalinan

Kesehatan dan Kenyamanan Ibu

Bagian terakhir pada lembar depan partograf berkaitan dengan kesehatan dan
kenyamanan ibu.

1. Nadi, Tekanan Darah dan Temperatur Tubuh

Angka di sebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan nadi dan tekanan
darah

ibu.

• Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persalinan. (lebih
sering jika dicurigai adanya penyulit). Beri tanda titik pada kolom waktu yang
sesuai (•);

• Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif persalinan
(lebih sering jika dianggap adanya penyulit). Beri tanda panah pada partograf
pada kolom waktu yang sesuai: ↑

• Nilai dan catat temperatur tubuh ibu (lebih sering jika meningkat atau dianggap
adanya infeksi) setiap 2 jam dan catat temperatur tubuh dalam kotak

2. Volume Urin, Protein, atau Aseton

Ukur dan catat jumlah produksi urin ibu sedikitnya setiap 2 jam (setiap kali ibu
ber kemih). Jika memungkinkan saat ibu berkemih, lakukan pemeriksaan adanya
atau protein dalam urin.

Asuhan, Pengamatan, dan Keputusan Klinik Lainnya


22
Catat semua asuhan lain, hasil pengamatan, dan keputusan klinik di sisi
luar kolom Girlgraf, atau buat catatan terpisah tentang kemajuan persalinan.
Cantumkan juga ganggal dan waktu saat membuat catatan persalinan.

Asuhan, Pengamatan, dan/atau Keputusan Klinik mencakup:

• Jumlah cairan per oral yang diberikan;

• Keluhan sakit kepala atau penglihatan (pandangan) kabur;

• Konsultasi dengan penolong persalinan lainnya (Obgin, Bidan, Dokter Umum);

• Persiapan sebelum melakukan rujukan; Upaya rujukan.

Upaya Rujukan.

Pencatatan pada lembar belakang Partograf

Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat hal-hal yang


terjadi selama proses persalinan dan kelahiran, serta tindakan-tindakan yang
dilakukan sejak persalinan kala | hingga kala IV (termasuk bayi baru lahir).

•Itulah sebabnya bagian ini disebut sebagai Catatan Persalinan.

•Nilai dan catatkan asuhan yang diberikan pada ibu dalam masa nifas
terutama selama persalinan kala empat untuk memungkinkan penolong
persalinan mencegah terjadinya penyulit dan membuat keputusan klinik yang
sensuai.

•Dokumentasi ini sangat penting untuk membuat keputusan klinik,


terutama pada pe-mantauan kala IV (mencegah terjadinya perdarahan
pascapersalinan). Selain itu, catatan persalinan (yang sudah diisi dengan
lengkap dan tepat) dapat pula digunakan untuk menilai/memantau sejauh mana
telah dilakukan pelaksanaan asuhan persalinan yang dan bersih aman.

INGAT

1. Fase laten persalinan didefinisikan sebagai pembukaan serviks kurang dari 4


cm

23
2. Dokumentasikan asuhan, pengamatan, dan pemeriksaan selama fase laten
per- salinan pada catatan kemajuan persalinan yang dibuat secara terpisah atau
pada kartu KMS.

3. Fase aktif persalinan didefinisikan sebagai pembukaan serviks dari 4 sampai


10 cm biasanya selama fase aktif, terjadi pembukaan serviks sedikitnya 1
cm/jam.

4. Jika ibu datang pada saat fase aktif persalinan, pencatatan kemajuan
pembuka- an serviks dilakukan pada garis waspada.

5. Pada persalinan tanpa penyulit, catatan pembukaan serviks umumnya tidak


akan melewati garis bertindak.

Kesehatan dan kenyamanan janin

a). Denyut jantung janin

Dengan menggunakan metode seperti yang diuraikan pada bagian


Pemeriksaan fisik, nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit
(lebih sering jika ada tanda-tanda gawat janin).Setiap kotak pada bagian ini,
menunjukkan waktu 30 menit. Skala angka di sebelah kolom paling kiri
menunjukkan DJJ. Catat DJJ dengan memberi tanda titik pada garis yang
sesuai dengan angka yang menunjukkan DJJ. Kemudian hubungkan titik
yang satu dengan titik lainnya dengan garis tidak terputus.

Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf di antara garis tebal angka
180 dan 100. Tetapi, penolong harus sudah waspada bila DJJ di bawah 120
atau di atas 160. Untuk tindakan-tindakan segera yang harus dilakukan jika
DJJ melampaui kisaran normal ini. Catat tindakan-tindakan yang dilakukan
pada ruang yang tersedia di salah satu dari kedua sisi partograph.

b). Warna dan adanya air ketuban

Nilai air ketuban setiap kali dilakukan pemeriksaan dalam, dan nilai
warna air ketuban jika selaput ketuban pecah. Catat temuan-temuan dalam
kotak yang sesuai di bawah lajur DJJ. Gunakan lambang-lambang berikut ini:

U : Ketuban utuh (belum pecah)

24
J: Ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih

M:Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium

D: Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah

K: Ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban ("kering")

Mekonium dalam cairan ketuban tidak selalu menunjukkan adanya gawat


janin. Jika terdapat mekonium, pantau DJJ secara seksama untuk mengenali
tanda-tanda gawat janin selama proses persalinan. Jika ada tanda-tanda
gawat janin (denyut jantung janin < 100 atau >180 kali per menit), ibu segera
dirujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai. Tetapi jika terdapat mekonium
kental, segera rujuk ibu ke tempat yang memiliki asuhan kegawatdaruratan
obstetri dan bayi baru.

c). Molase (penyusupan kepala janin)

Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala


bayi dapat menyesuai kan diri dengan bagian keras panggul ibu. Tulang
kepala yang saling menyusup atau tum-pang tindih, menunjukkan
kemungkinan adanya disproporsi tulang panggul (CPD). Keti-dakmampuan
akomodasi akan benar-benar terjadi jika tulang kepala yang saling menyusup
tidak dapat dipisahkan.

Apabila ada dugaan disproprosi tulang panggul, penting sekali un-tuk


tetap memantau kondisi janin dan kemajuan persalinan. Lakukan tindakan
pertolongan awal yang sesuai dan rujuk ibu dengan tanda-tanda disproporsi
tulang panggul ke fasilitas kesehatan yang memadai.

Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam, nilai penyusupan kepala


janin. Catat temuan di kotak yang sesuai (Gambar 2-6) di bawah lajur air
ketuban.

2.5 Analisis Intake dan Output

25
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Faktor - faktor sosial-budaya mempunyai peranan penting dalam memahami

sikap dan prilaku menanggapi kehamilan dan kelahira.Sebagian pandangan


budaya mengenai hal-hal tersebut telah diwariskan turun-temurun dalam
kebudayaan masyarakat yang bersangkutan.Oleh karna itu, meskipun petugas
kesehatan mungkin menemukan suatu bentuk prilaku atau sikap yang terbukti
kurang menguntungkan bagi kesehatan,seringkali tidak mudah bagi mereka
untuk mengadakan perubahan terhadapnya,akibat telah tertanamnya keyakinan
yang melandasi sikap dan prilaku itu secara mendalam pada kebudayaan warga
komuniti tersebut.

Kajian antropologi mengenai kehamilan dan kelahiran bagi wanita dengan


segala konsekuensi baik dan buruknya terhadap kesehatan ini perlu dijadikan
bahan pertimbangan bagi para personil kesehatan di indonesia dalam Upaya
meningkatkan keberhasilan pelayanan kesehatan yang mereka terapkan bagi
ibu.

Khususnya, pemahaman yang menyeluruh dan utuh terhadap berbagai


pandangan,sikap dan prilaku kehamilan dan kelahiran dalam konteks budaya

26
masyarakat yang bersangkutan, sangat diperlukan bagi pembentukan strategi-
strategi yang lebih tepat dalam melakukan perubahan yang diinginkan.

Bidan sebagai salah seorang anggota tim kesehatan yang terdekat dengan
masyarakat, mempunyai peran yang sangat menentukan dalam meningkatkan
status kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan ibu dan anak di wilayah
kerjanya. Seorang bidan harus mampu menggerakkan peran serta Masyarakat
khususnya, berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, bufas, bayi baru
lahir, anak remaja dan usia lanjut. Seorang bidan juga harus memiliki kompetensi
yang cukup berkaitan dengan tugas, peran serta tanggung jawabnya. Agar bidan
dapat menjalankan praktik atau pelayanan kebidanan dengan baik, hendaknya
bidan melakukan beberapa pendekatan misalnya pendekatan melalui kesenian
tradisional.

3.2 Saran
Diharapkan dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam meningkatkan mutu
pelayanan sesuai dengan standar asuhan kebidanan pada berbagai kasus
bersangkutan yang dialami.

Bidan perlu mempelajari sosial-budaya masyarakat wilayah kerjanya, yang


meliputi tingkat pengetahuan penduduk, struktur pemerintahan, adat istiadat dan
kebiasaan sehari-hari, pandangan norma dan nilai, agama, bahasa, kesenian,
dan hal-hal lain yang berkaitan dengan wilayah tersebut.

27
DAFTAR PUSTAKA

ulia fitriany, Amelia Intan Saputri. ANEMIA DEFIENSI BESI

28

Anda mungkin juga menyukai