Dosen Pengampu:
Disusun oleh :
2023/2024
1
KATA PENGANTAR
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan
makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan Makalah ini sehingga saya mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu
Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.3 Tujuan...........................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
BAB III..................................................................................................................32
PENUTUP............................................................................................................32
3.1 Kesimpulan.................................................................................................32
3.2 Saran..........................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................34
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu faktor yang sering menyebabkan mortalitas dan morbiditas pada
ibu bersalin adalah partus lama. Partus lama terjadi apabila persalinan
berlangsung lebih dari 24 jam pada primigravida dan lebih dari 18 jam pada
multigravida. Partus lama akan menyebabkan infeksi, kehabisan tenaga,
dehidrasi pada ibu, kadang dapat terjadi perdarahan post partum yang dapat
menyebabkan kematian ibu. Pada janin akan terjadi infeksi, cedera dan asfiksia
yang dapat meningkatkan kematian bayi. Untuk memantau dan mengobservasi
persalinan, melalui asuhan persalinan normal(Kemenkes RI, 2019).
Sebanyak 9,4 persen kematian ibu adalah karena partus lama, yang tidak
ditangani dengan baik dan adekuat, akan berlanjut menjadi partus macet.
Banyak fungsi dari penggunaan partograf, salah satunya adalah mencegah
partus lama dan partus macet.Bidan diharapkan mampu mengadakan persalinan
secara normal, mengidentifikasi secara dini penyulit persalinan dan mampu
merujuk ibu hamil tersebut secara tepat waktu dengan keputusan klinik yang
benar. Untuk dapat mencapai semua kompetensi dan tujuan itu, diperlukan
pengetahuan yang cukup tentang partograf
1
kondisi di mana tenaga medis tidak dapat menilai dilatasi serviks, dan pada
pasien yang kontraindikasi menjalani persalinan pervaginam.
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama fase aktif persalinan.
Jika digunakan secara tepat dan konsisten, maka partograf akan membantu
penolong persalinan untuk:
3
2. Mencatat kondisi ibu dan janinnya.
3. Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran
4. Menggunakan informasi yang tercatat untuk secara dini mengidentifikasi adanya
penyulit.
5. Menggunakan informasi yang ada untuk membuat keputusan klinik yang
sesuai dan tepat waktu.
Penggunaan Partograf
1. Untuk semua ibu dalam kala I fase aktif. Partograf akan membantu
penolong persalinan dalam memantau, mengevaluasi dan membuat
keputusan klinik baik persalinan normal maupun yang disertai dengan
penyulit.
2. Penggunaan partograf secara rutin akan memastikan para ibu dan
bayinya mendapatkan asuhan yang aman dan tepat waktu.
Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dictat secara seksama, yaitu:
1.DJJ setiap 1/2 jam
2. Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus setiap 1/2 jam
3. Nadi: setiap 1/2 jam
4. Pembukaan serviks setiap 4 jam
5. Penurunan setiap 4jam
6. TD dan Suhu tubuh setiap 4 jam
7. Produksi urin, aseton dan protein setiap 2-4 jam
Pencatatan selama fase aktif persalinan
4
ibu datang dalam fase laten persalinan. Catat waktu terjadinya pecah
ketuban.
2. Kesehatan dan kenyamanan janin
3. Kolom, lajur dan skala angka pada partograf adalah untuk pencatatan
denyut jantung janin (DJJ), air ketuban dan penyusupan (kepala
janin).
1. Data dasar
2. Kala I
3. Kala II
4. Kala III
6. Kala IV
Cara pengisian:
• Berbeda dengan halaman depan yang harus diisi pada akhir setiap
pemeriksaan, lembar belakang partograf ini disi setelah seluruh proses
persalinan selesai. Adapun cara pengisian catatan persalinan pada lembar
belakang partograf secara lebih terinci disampai kan menurut unsur-unsurnya
sebagai berikut.
Data dasar terdiri dari tanggal, nama bidan, tempat persalinan, alamat tempat
persalinan, catatan, alasan merujuk, tempat rujukan dan pendamping pada saat
merujuk. Isi data pada masing-masing tempat yang telah disediakan, atau
dengan cara memberi tanda pada kotak di samping jawaban yang sesuai.
2). Kala I
5
3). Kala II
Kala Il terdiri dari episiotomi, pendamping persalinan, gawat janin, distosia bahu,
masalah penyerta, penatalaksanaan dan hasilnya.
Kala Ill terdiri dari lama kala Ill, pemberian oksitosin, penegangan tali pusat
terkendali, pemijatan fundus, plasenta lahir lengkap, plasenta tidak lahir > 30
menit, laserasi, atonia uteri, jumlah perdarahan, masalah penyerta,
penatalaksanaan dan hasilnya, isi jawaban pada tempat yang disediakan dan
beri tanda pada kotak di samping jawaban yang sesuai.
Informasi tentang bayi baru lahir terdiri dari berat dan panjang badan, jenis
kelamin, penilaian kondisi bayi baru lahir, pemberian ASI, masalah penyerta,
penatalaksanaan ter pilih dan hasilya. Isi jawaban pada tempat yang disediakan
serta beri tanda ada kotak di samping jawaban yang sesuai.
6). Kala IV
Kala IV berisi data tentang tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus, kontraksi
uterus, kan dung kemih dan perdarahan. Pemantauan pada kala IV ini sangat
penting terutama untuk menilai apakah terdapat risiko atau terjadi perdarahan
pascapersalinan. Pengisian peman-tauan kala IV dilakukan setiap 15 menit pada
satu jam pertama setelah melahirkan, dan setiap 30 menit pada satu jam
berikutnya. Isi setiap kolom sesuai dengan hasil pemeriksaan dan Jawab
pertanyaan mengenai masalah kala IV pada tempat yang telah disediakan.
6
gerakan napas, tonus janin, denyut jantung janin, volume air ketuban (Faradisa,
Sardjono, & Purnomo, 2017).
1. Pembukaan Serviks
Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam (setiap 4 jam), atau lebih sering
jika ada Pada persalinan normal, kemajuan pembukaan serviks umumnya diikuti
dengan t tanda-tanda penyulit, nilai dan catat turunnya bagian terbawah atau
presentasi janita runnya bagian terbawah atau presentasi janin. Namun
kadangkala, turunnya bagian terbawah/presentasi janin baru terjadi setelah
7
pembukaan serviks sebesar 7 cm. Penurunan kepala janin diukur secara palpasi
bimanual. Penurunan kepala janin diukur seberapa jauh dari tepi simfisis pubis.
Dibagi menjadi 5 kategori dengan simbol 5/5 nurunan kepala janin diukur secara
palpasi bimanual. Penurunan kepala janin diuk sampai 0/5. Simbol 5/5
menyatakan bahwa bagian kepala janin belum memasuki tepi atas simfisis pubis;
sedangkan simbol 0/5 menyatakan bahwa bagian kepala janin sudah tidak dapat
lagi dipalpasi di atas simfisis pubis'. Kata-kata "Turunnya Kepala" dan Berikan
tanda (0) pada garis waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika kepala bisa garis
terputus dari 0-5, tertera di sisi yang sama dengan angka pembukaan serviks
dipalpasi 4/5, tuliskan tanda (0) di nomor 4. Hubungkan tanda (0) dari setiap
pemeriksaan dengan garis terputus.
Kata-kata "Turunnya kepala" dan garis tidak putus dari 0-5, tertera di sisi yang
sama dengan angka pembukaan serviks. Berikan tanda "" pada garis waktu yang
sesuai. Sebagai contoh, jika kepala bisa dipalpasi 4/5, tuliskan tanda "[" di nomor
4. Hubungkan tanda "" dari setiap pemeriksaan dengan garis tidak terputus.
8
atau persiapan-persiapan rujukan (ke rumah sa- kit atau puskesmas) yang
mampu menangani penyulit kegawat daruratan obstetrik. Garis bertindak tertera
sejajar dengan garis waspada, dipisahkan oleh 8 kotak atau 4 jalur ke sisi kanan.
Jika pembukaan serviks berada di sebelah kanan garis bertindak, maka tindakan
untuk menyelesaikan persalinan harus dilakukan.
Pencatatan selama fase aktif persalinan harus dimulai di garis waspada. Jika
pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada (pembukaan
kurang dari 1 cm per jam), maka harus dipertimbangkan adanya penyulit
(misalnya fase aktif yang memanjang, macet, dil.)
Di bawah lajur kotak untuk waktu mulainya fase aktif, tertera kotak-kotak untuk
mencatat waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan. Setiap kotak menyatakan
satu jam penuh dan berkaitan dengan dua kotak waktu tiga puluh menit pada
jalur kotak diatasnya atau lajur kontraksi di bawahnya. Saat ibu masuk dalam
fase aktif persalinan, penuh dan berkaitan dengan dua kotak waktu tiga puluh
9
menit pada lajur kotak di catatkan pembukaan serviks di garis waspada.
Kemudian catatkan waktu aktual pe- meriksaan ini di kotak waktu yang sesuai.
Sebagai contoh, jika pemeriksaan dalam menunjukkan ibu mengalami
pembukaan 6 cm pada pukul 15.00, tuliskan tanda "X" di garis waspada yang
sesuai dengan angka 6 yang tertera di sisi luar kolom paling kiri dan catat waktu
yang sesuai pada kotak waktu di bawahnya (kotak ketiga dari kiri).
5. Kontraksi Uterus
Di bawah lajur waktu partograf terdapat lima lajur kotak dengan tulisan "kontraksi
10 menit" di sebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu
kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan
lamanya kontraksi dalam satuan detik.
Nyatakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit dengan mengisi
angka pada kotak yang sesuai. Sebagai contoh jika ibu mengalami 3 kontraksi
dalam waktu satu kali 10 menit, isi 3 kotak.
10
6. Obat-obatan dan Cairan yang Diberikan
Di bawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur kotak untuk mencatat
oksitosin, obat-obat lainnya, dan cairan I.V.
1. Oksitosin
Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dan/atau cairan I.V. dalam kotak
yang sesuai dengan kolom waktunya.
Penggunaan Partograf
World Health Organization (WHO, 2000) telah memodifikasi partograf agar lebih
sederhana dan lebih mudah digunakan. Fase laten telah dihilangkan, dan
pencatatan partograf dimulai dari fase aktif ketika pembukaan serviks 4 cm1.
11
Partograf harus digunakan untuk (1) semua ibu dalam fase aktif kala satu
persalinan sampai dengan kelahiran bayi,sebagai elemen penting asuhan
persalinan; (2) semua tempat pelayanan persalinan (rumah, puskesmas, klinik
bidan swasta, rumah sakit,dan lain-lain), (3) semua penolong persalinan yang
memberikan asuhan kepada ibu selama persalinan dan kelahiran (spesialis
obstetri dan Ginekologi,Bidan,Dokter Umum,Residen, dan Mahasiswa
Kedokteran).
- Nama, Umur
- Tanggal dan waktu mulai dirawat (atau jika di rumah: tanggal dan waktu
penolong persalinan mulai merawat ibu).
Kemajuan Persalinan:
-Pembukaan serviks;
Kontraksi Uterus:
- Oksitosin
Kondisi Ibu:
Lengkapi bagian awal atas partograf secara teliti pada saat memulai asuhan
persalinan. Waktu kedatangan (tertulis sebagai: "jam" pada partograf) dan
perhatikan kemungkinan ibu datang dalam fase laten persalinan. Catat waktu
terjadinya pecah ketuban.
Kolom, lajur, dan skala angka pada partograf adalah untuk pencatatan denyut
jantung janin (DJJ), air ketuban, dan penyusupan tulang kepala janin.
Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf di antara garis tebal angka 180 dan
100. Akan tetapi, penolong harus sudah waspada bila DJJ di bawah 120 atau di
atas 160. Catat tindakan-tindakan yang dilakukan pada ruang yang tersedia di
salah satu dari kedua sisi partograf.
ban jika selaput ketuban pecah. Catat temuan-temuan dalam kotak yang sesuai
di Nilai air ketuban setiap kali dilakukan pemeriksaan dalam dan nilai warna air
ketu- bawah lajur DJJ. Gunakan lambang-lambang berikut.
14
M: ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium.
Mekonium dalam cairan ketuban tidak selalu menunjukkan gawat janin. Jika
terda t mekonium, pantau DJJ secara seksama untuk mengenali tanda-tanda
gawat janin (denyut jantung janin < 100 atau > 180 kali per menit), ibu segera
dirujuk ke fasi- litas kesehatan yang sesuai. Akan tetapi, jika terdapat mekonium
kental, segera rujuk ibu ke tempat yang memiliki asuhan kegawatdaruratan
obstetrik dan bayi baru lahir.
15
c. Molase (Penyusupan Tulang Kepala Janin)
Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat
me- nyesuaikan diri dengan bagian keras panggul ibu. Tulang kepala yang saling
menyu- sup atau tumpang tindih, menunjukkan kemungkinan adanya disproporsi
tulang pang- gul (Cephalo Pelvic Disproportion - CPD). Ketidakmampuan
akomodasi akan benar- benar terjadi jika tulang kepala yang saling menyusup
tidak dapat dipisahkan. Apabila ada dugaan disproporsi tulang panggul, penting
sekali untuk tetap memantau kondisi janin dan kemajuan persalinan. Lakukan
tindakan pertolongan awal yang sesuai dan rujuk ibu dengan tanda-tanda
disproporsi tulang panggul ke fasilitas kesehatan yang memadai.
Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam, nilai penyusupan kepala janin. Catat
te- muan di kotak yang sesuai di bawah lajur air ketuban. Gunakan lambang-
lambang berikut.
2: tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih, tapi masih dapat dipisahkan.
16
Catatan persalinan adalah terdiri atas unsur-unsur berikut.
- Data dasar
- Kala I
- .Kala II
- Kala III
- Bayi baru lahir
- Kala IV
Berbeda dengan halaman depan yang harus diisi pada akhir setiap pemeriksaan,
lembar belakang partograf ini diisi setelah seluruh proses persalinan selesai.
Adapun cara pe- ngisian catatan persalinan pada lembar belakang partograf
secara lebih rinci disampaikan sebagai berikut.
17
Data Dasar
Data dasar terdiri atas tanggal, nama bidan, tempat persalinan, alamat tempat
persalinan, catatan, alasan merujuk, tempat rujukan dan pendamping pada saat
merujuk. Isi data pada tiap tempat yang telah disediakan atau dengan cara
memberi tanda pada kotak di samping jawaban yang sesuai. Untuk pertanyaan
no. 5, lingkari jawaban yang sesuai dan pertanyaan no. 8, jawaban bisa lebih dari
satu.
Kala I
18
Kala II
Kala II terdiri atas episiotomi persalinan, gawat janin, distosia bahu, masalah
penatalaksanaan dan hasilnya. Beri tanda "V" pada kotak di samping jawaban
yang sesuai Untuk pertanyaan no. 13, jika jawabannya "Ya", tulis indikasinya,
sedangkan untuk no. 15 dan 16 jawabannya "Ya", isi jenis tindakan yang telah
dilakukan. Untuk pertanyaan no. 14, jawaban bisa lebih dari 1, sedangkan untuk
'masalah lain' hanya diisi apabila terdapat masalah lain pada Kala II.
Kala III
Kala III terdiri atas lama kala III,pemberian oksitosin,penegangan tali pusat
terkendali, pemijatan fundus, plasenta lahir lengkap, plasenta tidak lahir > 30
menit, laserasi, atonia jumlah perdarahan,masalah penyerta,penatalaksanaan
dan hasilnya. . Isi jawaban pada tempat yang disedia kan dan beri tanda pada
kotak di samping jawaban yang sesuai. Untuk no. 25, 26, dan 28 lingkari jawaban
yang benar.
19
Bayi Baru Lahir
Informasi bayi baru lahir terdiri atas berat dan panjang badan, jenis kelamin,
penilaian kondisi bayi baru lahir, pemberian ASI, masalah penyerta, tatalaksana
terpilih dan hasilnya . Isi jawaban pada tempat yang disediakan serta beri tanda
pada kotak disamping jawaban yang sesuai. Untuk pertanyaan no. 36 dan 37
lingkari jawaban yang sesuai, sedangkan untuk no. 38 jawaban bisa lebih dari 1.
20
Kala IV
21
Kala IV berisi tentang tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus, kontraksi uterus,
kandung kemih, dan perdarahan. Pemantauan pada Kala IV ini sangat penting
terutama untuk menilai apakah terdapat risiko atau terjadi perdarahan
pascapersalinan. Pengisian pemantauan kala IV dilakukan setiap 15 menit pada
satu jam pertama setelah melahirkan dan setiap 30 menit pada satu jam
berikutnya. Isi setiap kolom sesuai dengan hasil pemeriksaan dan jawab
pertanyaan mengenai masalah Kala IV pada tempat telah disediakan. Bagian
yang digelapkan tidak usah diisi.
Bagian terakhir pada lembar depan partograf berkaitan dengan kesehatan dan
kenyamanan ibu.
Angka di sebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan nadi dan tekanan
darah
ibu.
• Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persalinan. (lebih
sering jika dicurigai adanya penyulit). Beri tanda titik pada kolom waktu yang
sesuai (•);
• Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif persalinan
(lebih sering jika dianggap adanya penyulit). Beri tanda panah pada partograf
pada kolom waktu yang sesuai: ↑
• Nilai dan catat temperatur tubuh ibu (lebih sering jika meningkat atau dianggap
adanya infeksi) setiap 2 jam dan catat temperatur tubuh dalam kotak
Ukur dan catat jumlah produksi urin ibu sedikitnya setiap 2 jam (setiap kali ibu
ber kemih). Jika memungkinkan saat ibu berkemih, lakukan pemeriksaan adanya
atau protein dalam urin.
Upaya Rujukan.
•Nilai dan catatkan asuhan yang diberikan pada ibu dalam masa nifas
terutama selama persalinan kala empat untuk memungkinkan penolong
persalinan mencegah terjadinya penyulit dan membuat keputusan klinik yang
sensuai.
INGAT
23
2. Dokumentasikan asuhan, pengamatan, dan pemeriksaan selama fase laten
per- salinan pada catatan kemajuan persalinan yang dibuat secara terpisah atau
pada kartu KMS.
4. Jika ibu datang pada saat fase aktif persalinan, pencatatan kemajuan
pembuka- an serviks dilakukan pada garis waspada.
Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf di antara garis tebal angka
180 dan 100. Tetapi, penolong harus sudah waspada bila DJJ di bawah 120
atau di atas 160. Untuk tindakan-tindakan segera yang harus dilakukan jika
DJJ melampaui kisaran normal ini. Catat tindakan-tindakan yang dilakukan
pada ruang yang tersedia di salah satu dari kedua sisi partograph.
Nilai air ketuban setiap kali dilakukan pemeriksaan dalam, dan nilai
warna air ketuban jika selaput ketuban pecah. Catat temuan-temuan dalam
kotak yang sesuai di bawah lajur DJJ. Gunakan lambang-lambang berikut ini:
24
J: Ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
26
masyarakat yang bersangkutan, sangat diperlukan bagi pembentukan strategi-
strategi yang lebih tepat dalam melakukan perubahan yang diinginkan.
Bidan sebagai salah seorang anggota tim kesehatan yang terdekat dengan
masyarakat, mempunyai peran yang sangat menentukan dalam meningkatkan
status kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan ibu dan anak di wilayah
kerjanya. Seorang bidan harus mampu menggerakkan peran serta Masyarakat
khususnya, berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, bufas, bayi baru
lahir, anak remaja dan usia lanjut. Seorang bidan juga harus memiliki kompetensi
yang cukup berkaitan dengan tugas, peran serta tanggung jawabnya. Agar bidan
dapat menjalankan praktik atau pelayanan kebidanan dengan baik, hendaknya
bidan melakukan beberapa pendekatan misalnya pendekatan melalui kesenian
tradisional.
3.2 Saran
Diharapkan dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam meningkatkan mutu
pelayanan sesuai dengan standar asuhan kebidanan pada berbagai kasus
bersangkutan yang dialami.
27
DAFTAR PUSTAKA
28