Anda di halaman 1dari 20

SCREENING PRENATAL

Nama Kelompok :
1. Siti Nuraliyah (2115201077)
2. Uswatun Hasanah (2115201055)
VISI

“Menghasilkan Lulusan Bidan yang berkarakter Islami, Inovatif serta Unggul dalam Upaya
Promotif dan Mampu Memberikan Asuhan Persalinan secara Gentle Birth pada Tahun
2028”

MISI

1. Melaksanakan pendidikan dan pengajaran berdasarkan pada kurikulum perguruan


tinggi melalui strategi pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan terkinI
kebidanan berdasarkan Etik Keprofesian dan nilai-nilai Islam.
2. Memajukan Program Studi Profesi Bidan sebagai institusi akademik dan profesi
yang unggul di tingkat lokal, regional dan nasional.
3. Meningkatkan kompetensi lulusan dalam pengaplikasian inovasi pelayanan
kebidanan, upaya promotif dan asuhan persalinan secara gentle birth berlandaskan
nilai-nilai islami.
4. Melakukan penelitian, pengkajian dan pengembangan keilmuan tentang metode
gentle birth yang digunakan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi di
masyarakat.
5. Menyelenggarakan dan mengembangkan pengabdian kepada masyarakat
berdasarkan hasil penelitian yang tepat guna dalam pelayanan dan pemberdayaan
masyarakat.

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan paper ini. Paper ini pembelajaran ini membahas
tentang “SCREENING PRENATAL”
Dengan disusunnya paper ini pembelajaran ini diharapkan menjadi bahan kajian dalam
pembelajaran mata kuliah Gentle Birth the Evidence sehingga pembelajaran menjadi lebih
terstuktur dan dinamis dan memudahkan mahasiswa dalam memahami topik pembelajaran.
Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan paper ini.
Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan paper ini, penulis
banyak mengucapkan banyak terimakasih. Semoga paper ini dapat bermanfaat.

Penulis

2
DAFTAR ISI

VISI – MISI ............................................................................................................. 1


KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................. 4
B. Tujuan ........................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Screening Perinatal...................................................................... 6
B. Tahapan Screening perinatal.......................................................................... 8
1. Screening Trimester I................................................................................. 8
2. Screening Trimester II................................................................................13
3. Screening Trimester III..............................................................................15
C. Manfaat screening Perinatal...........................................................................15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................18
B. Saran...............................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 19

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri
mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Kehamilan,
persalinan, nifas, bayi baru lahir dan pemilihan alat kontrasepsi merupakan
proses fisiologis dan berkesinambungan. (Marmi, 2011:11)
Agar kehamilan, persalinan serta masa nifas seorang ibu berjalan
normal, ibu membutuhkan pelayanan kesehatan yang baik. Untuk peraturan
pemerintahan Nomor 61 Tahun 2014 tentang kesehatan reproduksi
menyatakan bahwa setiap perempuan berhak mendapatkan pelayanan
kesehatan untuk mencapai hidup sehat dan mampu melahirkan generasi yang
sehat dan berkualitas serta mengurangi Angka Kematian Ibu (Bandiyah,2009).
Pelayanan kesehatan tersebut sangat dibutuhkan selama periode ini. Karena
pelayanan asuhan kebidanan yang bersifat berkelanjutan (continuity of care)
saat di memang sangat penting untuk ibu
Pemeriksaan kehamilan atau antenatal care merupakan cara penting
untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil. Pemeriksaan
kehamilan adalah pelayanan yang diberikan oleh tenaga professional yaitu
dokter spesialisasi kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan
perawat bidan. Petugas Kesehatan melakukan pemeriksaan terhadap kondisi
kehamilan ibu dan memberikan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi)
kepada ibu hamil, suami dan keluarga tentang kondisi ibu hamil dan
masalahnya (Jannah, 2011).

B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang screening prenatal
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang tahapan screening prenatal pada
trimester 1, II, dan III
3. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang manfaat screening prenatal

4
1.

5
BAB II
TINJAUAN TEORI

1. Pengertian Screening Prenatal


Prenatal screening test atau tes skrining saat hamil adalah seperangkat
prosedur yang dilakukan selama kehamilan untuk menentukan apakah bayi
cenderung memiliki kelainan atau cacat lahir tertentu. Skrining prenatal saat hamil
adalah hal yang sangat dianjurkan bagi ibu hamil. Sebagian besar tes ini tidak
invasif. Tes-tes ini biasanya dilakukan selama trimester pertama dan kedua, tapi
beberapa juga dilakukan pada trimester ketiga.
Tes skrining saat hamil hanya bisa memberi tahu risiko atau kemungkinan
adanya kondisi tertentu pada janin. Bila hasil tes skrining positif, maka diperlukan
lagi tes diagnosis untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Tes skrining
prenatal (prenatal screening ) sangat penting untuk memantau kesehatan dan
perkembangan janin di perut bunda. Ini juga membantu untuk mendiagnosis
kesehatan ibu hamil dan untuk mendeteksi risiko yang terkait dengan malformasi
bawaan pada bayi baru lahir. Skrining prenatal adalah prosedur standar untuk ibu
hamil untuk mengetahui penyakit herediter anak yang akan dilahirkan. Dengan
kata lain, tes skrining dapat memberikan informasi apakah kehamilan mempunyai
"risiko" abnormalitas atau tidak. Skrining prenatal sering direkomendasikan untuk
wanita hamil di atas usia 35 atau orang tua yang memiliki riwayat penyakit
genetik.
Pemeriksaan ini tidak memberikan jawaban “ya” atau “tidak” tetapi
mengidentifikasi adanya peningkatan risiko kondisi tertentu sehingga tes
diagnostik definitif dapat dilakukan. Jika hasil tes menunjukkan adanya
abnormalitas, informasi yang memadai diawal kehamilan akan memberi
keyakinan pada orang tua dan memberikan ketenangan pikiran selama sisa
kehamilan.
Skrining prenatal dilakukan dengan cara pemeriksaan darah pada trimester
pertama maupun trimester kedua kehamilan. Selain itu, ultrasonogafi (USG) juga

6
dilakukan pada trimester pertama untuk mengukur jumlah cairan di jaringan
bagian belakang leher bayi.
Ada dua pilihan skrining yang berbeda, diantaranya:
1. First Trimester Screening (FTS)
Merupakan skrining yang dilakukan pada 3 bulan pertama kehamilan,
biasanya dilakukan antara minggu ke-9 sampai 13 minggu 6 hari
kehamilan dan pemeriksaan trimester kedua yang dilakukan saat mingu
ke-14 sampai 18 minggu. Hasil ini menunjukkan apakah bayi mempunyai
risiko mengalami sindromDown. FTS akan mengkombinasikan hasil
pemeriksaan darah dan USG yang dihitung dengan software untuk
memberikan info rmasi tentang risiko memiliki bayi dengan sindrom
Down. Tes ini dapat mendeteksi beberapa kelainan lain. FTS juga dapat
memberitahu jika wanita memiliki kehamilan kembar, namun biasanya
spina bifida tidak terdeteksi. Konsentrasi dua hormon dalam darah (-hCG
dan PAPP-A) akan diperiksa apakah terdapat perubahan selama
kehamilan. Jumlah hormon ini sering berubah ketika bayi mengalami
masalah kromosom serius. Pada USG dilakukan pengukuran ketebalan
area di belakang leher bayi. Daerah ini, yang dikenal sebagai Nuchal
Translucency (NT),seringkali lebih besar pada bayi dengan sindrom
Down. Crown-Rump Length serta diameter biparietal bayi juga diukur
untuk menghitung usia kehamilan.
2. Second Trimester Screening
Pemeriksaan yang dilakukan saat kehamilan memasuki 3 bulan kedua. Tes
ini sering disebut juga sebagai Maternal Serum Screening (MSS) atau
triple test. Darah diperiksa antara 14 sampai 18 minggu kehamilan, tetapi
idealnya dilakukan antara 15 sampai 17 minggu. Darah ibu diperiksa untuk
tiga hormone yaitu estriol, bebas B-hCG, dan fetoprotein alfa. Sedangkan
diagnostic testing dilakukan untuk mengkonfirmasi kelainan kromosom
yang terjadi pada bayi. Hasil pemeriksaan digunakan untuk memastikan
diagnosis serta mengesampingkan kondisi genetik sebelum bayi lahir.
Jenis tes diagnostik ini meliputi Chorionic Villus Sampling (CVS) dan
amniocentesis. Skrining pranatal trimester kedua dapat mencakup
beberapa tes darah,yang disebut beberapa tanda. Penanda ini memberikan

7
informasi tentang risiko Wanita melahirkan bayi dengan penyakit genetik
tertentu atau cacat lahir.

Dikutip dari Pregnancybirthbaby.org.au, kondisi kesehatan yang biasanya


dideteksi melalui tes skrining prenatal adalah:
 Kondisi kromosom (Down syndrome, dan sindrom Patau).
 Cacat tabung saraf (spina bifida atau anencephaly).
 Cacat lahir (jantung bawaan atau kondisi ginjal).

2. Tahapan Screening Prenatal


a) Screening Pada Trimester I
Tes Prenatal Pada Trimester Pertama, diantaranya:
1) USG
Pemeriksaan USG ini menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi
yang di atas jangkuan pendengaran manusia (tidak terdengar). USG ini
relatif aman karena tidak mengandung sinar radiasi seperti foto rontgen,
tetapi sampai saat ini belum ada penelitian yang menunjukkan adanya
akibat buruk USG terhadap janin maupun ibu, namun, tidak ada
kemungkinan bahwa akan ditemukan risiko-risiko di kemudian hari nanti.
Cara pemeriksaan USG ada 2 yaitu melalui vagina (Transvaginal) dan
melalui perut (Transabdominal). USG Transvaginal dilakukan saat
Trimester Pertama dan untuk mengukur panjang cervix di Trimester
Kedua, sedangkan USG Transabdominal dilakukan saat Trimester
Pertama, Kedua maupun Ketiga Kehamilan, tergantung dari kondisi ibu
hamil dan posisi bayi. Pemeriksaan USG baiknya dilakukan minimal tiga
kali, yaitu
a) Trimester Pertama (11 minggu – 13 minggu 6 hari),
 Skrinning Dini Kelainan Kromosom. Dengan USG bisa dilakukan
pengukuran dari ketebalan tengkuk bayi yang disebabkan
penumpukan cairan di daerah tengkuk. Daerah ini dikenal denga
nama “Nuchal Translucency” (NT). NT biasanya akan menebal
pada bayi-bayi dengan kelainan Sindrom Down (Trisomi21) dan
Sindrom Edward (Trisomi 18). Tingkat akurasi untuk deteksi
kelainan kromosom adalah sekitar 85% dengan false positive

8
sekitar 5%, yang artinya sekitar 85 dari setiap 100 bayi akan
terdeteksi memiliki kelainan kromosom, dan setiap 5% dari
kehamilan yang sebetulnya normal akan terdeteksi kondisi
abnormal pada saat USG seperti penebalan NT.
 Menentukan usia kehamilan dengan mengukur crown-rump length
(CRL)atau biparietal diameter (BPD)
 Jumlah Bayi, dengan USG bisa menentukan kehamilan tunggal
ataupun kembar.
 Mengidentifikasi adanya kelainan pada janin, seperti kelainan
jantung
b) Trimester Kedua (18 minggu – 23 minggu)
 Struktur Anatomi Bayi, dilihat untuk mendeteksi adakah kelainan
struktur bayi mulai dari kepala dan otak, muka dan bibir, jantung,
dada, perut, ginjal, kandung kencing,tulang belakang serta kaki dan
tangan.
 Pengukuran Bayi, yang rutin diukur adalah:
 Kepala bayi– biparietal diameter (BPD) dan head
circumference (HC).
 Perut bayi– abdominal circumference (AC)
 Kaki bayi– femur length (FL)
Setiap pengukuran akan dibandingkan dengan referensi range
yang normal, yang akan bervariasi di setiap usia kehamilan.
Semua pengukuran ini dikombinasikan untuk menentukan usia
kehamilan dan berat badan bayi saat itu. Pengukuran usia
kehamilan dengan USG dibandingkan dengan mens terakhir
biasanya akan ada sedikit perbedaan, bisa kurang lebih 10 hari.
 Detak dan irama Jantung Bayi, akan bervariasi, biasanya antara
120 – 180 denyut per menit.
 Jumlah Bayi, bisa dilihat dengan USG apabila di Trimester
pertama belum pernah dilakukan pemeriksaan USG.
 Posisi Plasenta, akan dievaluasi dekat atau tidaknya dengan cervix
(leher rahim), karena bila plasenta menutupi cervix maka akan
menimbulkan risiko perdarahan saat kehamilan yang disebabkan
oleh Placenta Praevia. Bila dokter menemukan lokasi plasenta

9
letak rendah (dekat dengan cervix) biasanya ibu akan diminta USG
ulang di usia kehamilan 32– 34 minggu.
 Jumlah cairan ketuban.
 Panjang cervix ini biasanya penting apabila ada riwayat kelahiran
premature sebelumnya, perdarahan ataupun nyeri saat hamil.
Untuk pengukuran Panjang cervix biasanya dilakukan dengan
USG Transvaginal.
 Uterus (Rahim) dievaluasi untuk kondisi seperti adanya Mioma
(suatu tumor jinak yang tumbuh di rahim), bila ada Mioma maka
akan dilakukan pengukuran besar dan posisinya dimana. Mioma
ini tidak mengganggu kehamilan
c) Trimester Ketiga (31 minggu – 32 minggu 6 hari)
 Menilai pertumbuhan dan kesejahteraan janin.
 Memeriksa ada tidaknya kelainan congenital mayor.
 Posisi plasenta
2) Virus Hepatitis
Virus hepatitis sangat potensial untuk ditularkan kepada janin di dalam
kandungan, maka pemeriksaan laboratorium penting dilakukan selama
kehamilan, diantaranya:
 HBsAg (antigen hepatitis B), untuk mendeteksi adanya virus Hepatitis
B.
 Anti HBs (antibodi hepatitis B), untuk mendeteksi apakah sudah
memiliki antiboditerhadap hepatitis B.
 Anti HCV Total (antigen hepatitis C), untuk mendeteksi adanya virus
Hepatitis C
3) Serologi
Pemeriksaan marker infeksi VDRL dan TPHA untuk mendeteksi adanya
sifilis, jika terinfeksi dapat menyebabkan cacat pada janin. Jika terdeteksi
maka segera dilakukan terapi.
 VDRL (Venereal Disease Research Laboratory) yaitu skrining untuk
penyakitsifilis.
 TPHA (Treponema Pallidum Hemagglutination Assay), pemeriksaan
lanjutanu ntuk konfirmasi penyakit sifilis
4) Hematologi Lengkap

10
Pemeriksaan hematologi lengkap merupakan tes yang digunakan untuk
mendeteksi adanya kelainan pada darah dan komponennya yang dapat
menggambarkan kondisi tubuh secara umum. Hematologi lengkap dapat
dilakukan selama kehamilan pada trimester pertama, trimester kedua dan
saat persalinan. Kelainan yang dapat dideteksi dengan pemeriksaan
laboratorium selama kehamilan antara lain anemia (hemoglobin rendah)
yang umum terjadi pada ibu hamil, kekurangan zat besi, kekurangan asam
folat dan bahkan thalassemia yang merupakan kelainan produksi
hemoglobin yang bersifat genetik.
Tujuannya yaitu :
 Hemoglobin (Hb) bertujuan untuk mendeteksi anemia - Hb kurang dari
11g/dl.
 Indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC) dapat menggambarkan ukuran dan
warnasel darah merah sehingga dapat diketahui penyebab anemia apakah
karena defisiensi besi atau defisiensi asam folat.
 Leukosit dapat mendeteksi adanya infeksidan penyebabnya yang
disebabkan oleh bakteri atau virus, dan dapat melihat kekebalan tubuh
serta potensi alergi.Kadar abnormal leukosit jika lebih dari 15.000/ul.
 Retikulosit dapat memberi informasi lebih dini sebagai prediksi anemia
dan respons sumsum tulang terhadap suplementasi besi.
 Golongan darah A-B-O diperlukan untuk dibandingkan dengan golongan
darah bayi saat lahir apakah ada kemungkinan inkompatibilitas gol darah
A-B-O yang memerlukan tindakan pada bayi. Golongan darah juga perlu
diketahui bila diperlukan transfusi pada ibu. Dilakukan pada trimester
pertama kehamilan.
 Faktor rhesus (positif atau negatif ). Perlu perhatian khusus bila rhesus
istrinegatif sedangkan rhesus suami positif. Terdapat kemungkinan rhesus
janin positif, sehingga dapat terjadi sensitisasi pada darah ibu yang akan
menimbulkan antibodi terhadap rhesus positif. Hal ini dapat
membahayakan janin pada kehamilan berikutnya. Untuk itu ibu hamil
dengan rhesus negatif harus diberisuntikan pada kehamilan 28 minggu
untuk mengikat antibodi terhadap rhesus positif, serta dalam 72 jam
setelah melahirkan apabila bayinya rhesus positif,rhesus yang berbeda

11
antara ibu dan bayi beresiko membuat bayi hiperbilirubinemia atau anemia
hemolitik.
 Tes penunjang hematologi lengkap lainnya adalah ferritin yang dapat
menggambarkan cadangan zat besi sebagai salah satu penyebab anemia.
Ferritin dilakukan pada trimester pertama.
5) Pemeriksaan HIV
Anti HIV (Antigen Human Immunodeficiency Virus) bertujuan
mendeteksi adanya infeksi virus HIVyang berpotensi menular pada janin.
Jika ibu hamil terinfeksi HIV harus segera diterapi dengan antivirus dan
persalinannya dilakukan secara bedah sesar untuk mencegah bayi tertular
virus HIV.
6) Pemeriksaan Urinalisis
Tujuan dari pemeriksaan laboratorium ini yaitu untuk mendeteksi infeksi
saluran kemih dan kelainan lain di saluran kemih serta kelainan sistemik
yang bermanifestasi diurine/air seni. Jika infeksi di saluran kemih tidak
diobati, dapat menyebabkan kontraksidan kelahiran prematur atau ketuban
pecah dini. Tes ini dilakukan pada trimester pertama atau kedua kehamilan
7) Pemeriksaan Glukosa
Pemeriksaan laboratoium selama kehamilan ini untuk mengetahui kadar
glukosa(gula) dalam darah:
 Glukosa puasa (glukosa dalam keadaan puasa 10-12 jam).
 Tes Toleransi Glukosa Oral (glukosa 2 jam setelah minum glukosa 75
gram).HbA1c (Glycosylated hemoglobin) untuk mengetahui kadar
glukosa darah rata-rata selama 3 bulan terakhir. Tujuannya untuk
mengetahui apakah terjadi DMG(diabetes mellitus
gestasional)/kencing manis dalam kehamilan. Glukosa puasa dan tes
toleransi glukosa oral dilakukan bila terdapat risiko DMG pada
trimester pertama atau saat pertama terdiagnosis hamil, atau pada usia
24-28 minggu bila tidak ada risiko DMG.
8) Pemeriksaan CVS (Chorionic villus sampling)
Chorionic villus sampling adalah tes skrining invasif yang dilakukan
dengan mengambil potongan kecil dari plasenta. Tes ini biasanya
dilakukan antara minggu ke 10 dan 12 minggu kehamilan. Tes ini biasanya
merupakan tes lanjutan dari USG NT dan tes darah yang tidak normal. Tes

12
ini dilakukan untuk lebih mendeteksi adanya kelainan genetik pada janin
seperti Down syndrome. CVS adalah pemeriksaan sepotong kecil jaringan
plasenta (villi chorionic) dari rahim selama awal kehamilan untuk skrining
cacat genetik pada bayi. CVS bisa dilakukan melalui leher rahim
(transcervical) atau melalui perut (transabdominal). Hal ini dapat
dilakukan sekitar 10 sampai 12 minggu setelah menstruasi terakhir.
Pemeriksaan dilakukan di laboratorium untuk melihat ada atau tidaknya
kelainan kromosom. Jika hasilnya normal berarti tidak ada tanda-tanda
cacat genetik. Resiko CVS adalah hanya sedikit lebih tinggi daripada
sebuah amniosentesis. Komplikasi yang mungkin terjadi adalah
perdarahan, infeksi, keguguran, ketidakcocokan Rh pada ibu, dan pecah
ketuban.
9) Pemeriksaan Tetanus
Tetanus adalah gangguan pada sumsum tulang belakang dan sistem syaraf
yang disebabkan oleh infeksi bakteri clostridium tetani. Bakteri ini masuk
ke dalam tubuh lewat luka yang kotor dan tidak ditutup . Biasanya
penderita akan mengalami kaku otot pada bagian leher dan rahang.
Tetanus pada wnaita hamil berisiko ditularkan pada janinnya

b) Screening Pada Trimester II


Tes Prenatal Pada Trimester Kedua, diantaranya:
1) Pemeriksaan Tekanan Darah
Pemeriksaan kehamilan trimester 2 berikutnya adalah pemeriksaan
tekanan darah, tujuannya itu adalah untuk medeteksi secara dini terjadinya
preeklampsia atau tekanan darah tinggi saat kehamilan, yang jika dibiarkan
akan mengarah kepada eklampsia.
2) Amniocentesis
Selama amniosentesis, cairan ketuban dikeluarkan dari rahim untuk diuji.
Ini berisi sel janin dengan susunan genetik yang sama seperti bayi, serta
berbagai bahan kimia yang diproduksi oleh tubuh bayi. Ada beberapa jenis
amniosentesis. Tes amniosentesis genetik untuk kelainan genetik, misalnya
spina bifida. Tes ini biasanya dilakukan setelah minggu ke 15 kehamilan.
Tes ini dianjurkan jika:
 Skrining tes saat hamil menunjukkan hasil yang tidak normal.

13
 Memiliki kelainan kromosom selama kehamilan sebelumnya.
 Ibu hamil berusia 35 tahun atau lebih.
 Memiliki riwayat jeluarga dengan kelainan genetik tertentu
3) Pemeriksaan TORCH
Pemeriksaan TORCH tergolong sebagai pemeriksaan penunjang. TORCH
ini merupakan gabungan 4 jenis infeksi yakni toxoplasma gondii, rubella,
cytomegalovirus dan herpes. Infeksi ini rentan menyerang ibu hamil.
Penularannya bisa bersumber dari banyak hal.
a. Toxoplasma Gondii
Parasit ini mudah ditemukan pada kotoran binatang seperti anjing,
kucing, babi, burung, kambing, tikus dan sapi. Penularannya bisa lewat
kontak langsung dengan kotoran tersebut, melalui kecoa, lalat,
pengonsumsian daging yang kurang matang atau pada sayuran yang
telah terkontaminasi pupuk kotoran binatang yang membawa parasite
toxoplasma.
b. Rubella
Rubella biasa juga disebut sebagai campak jerman. Penyakit ini rentan
menyerang ibu dengan usia kehamilan muda. Biasanya penderita akan
mengalami ruam kemerahan pada tubuhnya, demam, otot terssa nyeri
dan terkadang disertai ukuran getah benin yang membesar. Penyakit ini
berbahaya. Umumnya ditularkan lewat cairan tubuh,seperti darah, air
liur, keringan, bersin, batuk atau hubungan seksual
c. Cytomegalovirus
Infeksi ini disebakan oleh virus cytomegalo yang menyerang tubuh ibu
hamil. Penyakit ini berbahaya dan bisa ditularkan pada janin.
Umumnya anak yang tertular infeksi iniakan mengalami cacat genetik
dan gangguan organ hati, otak bahkan berisiko mengidap hidrosefalus
d. Herpes
Infeksi herpes yang rentan menyerang ibu hamil adalah herpes
simpleks tipe II. Penyakit ini ditandai dengan adanya bintik-bintik
kemerahan pada bagian kelamin yang menimbulkan rasa gatal. Selain
itu ibu hamil juga akan mengalami keputihan berlebihan. Penyakit ini
umumnya ditularkan lewat hubungan seksual ataupun kontak dengan
penderita.

14
Keempat infeksi diatas dapat masuk ke dalam plasenta dan menular pada
janin.Kondisi ini sangat berbahaya, jika dibiarkan saja maka bayi berisiko
lahir cacat,mengidap masalah jantung, gangguan pengelihatan dan telinga,
kejang,

c) Screening Pada Trimester III

Tes Prenatal Pada Trimester Ketiga, yakni:


1) Skrining Strepococcus Group B
Strepococcus Group B (GBS) adalah kelompok bakteri yang dapat
menyebabkan infeksi serius pada ibu hamil dan bayi yang baru lahir. GBS
pada wanita sehat sering ditemukan di daerah mulut, tenggorokan, saluran
pencernaan, dan vagina.GBS di vagina umumnya tidak berbahaya bagi
wanita terlepas dari sedang hamil atau tidaknya. Namun, bisa sangat
berbahaya bagi bayi yang baru lahir yang belum memiliki sistem
kekebalan tubuh yang kuat. GBS dapat menyebabkan infeksi serius pada
bayi yang terinfeksi saat lahir. Tes ini dilakukan dengan mengusap vagina
dan rektum ibu hamil pada usia kehamilan ke 35 sampai 37 minggu. Jika
hasil skrining GBS positif, Anda akan diberikan antibiotik saat dalam
proses persalinan untuk mengurangi risiko bayi terkena infeksi GBS.

3. Manfaat Screening Prenatal


Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui apakah bayi memiliki cacat lahir.
Kebanyakan tes tidak memerlukan terlalu banyak kompleksitas, biasanya
menggunakan sampel darah dan urine, yang jarang menembus ke bagian tubuh
yang lain, sedangkan manfaat skrining pada ibu hamil, diantaranya:
 Melakukan deteksi dini risiko tinggi ibu hamil dengan macam faktor
resikonya
 Menemukan ibu risiko tinggi dengan pengertian kemungkinan terjadinya
risiko kematian/kesakitan ibu
 Memberi penyuluhan dalam bentuk Komunikasi Informasi dan Edukasi
(KIE), mengenai kondisi ibu dan janin kepada ibu hamil, suami, dan
keluarga, agar tahu, peduli dan patuh untuk persiapan mental, biaya dan

15
transportasi dalam pengambilan keputusan untuk perencanaan tempat dan
penolong menuju persalinan aman
 Membantu untuk memecahkan permasalahan yang ada dengan
memberikan informasi adanya faktor risiko dan kelompok risiko pada ibu
hamil.
 Untuk mengevaluasi kondisi bayi di dalam kandungan apakah janin
memiliki risiko kelainan genetik
 Untuk mengetahui berbagai risiko sejak dini, termasuk faktor yang bisa
mengganggu kesehatan ibu hamil dan janin.

JURNAL PENELITIAN TERKAIT

No Nama Penulis/ Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian

1 Ni Made Ayu SKRINING Sampel ibu hamil sejumlah


34 orang, tempat kegiatan di
Wulandari, Indrie KEHAMILAN
desa YehSumbul, Kecamatan
Lutfiana, Ni Made SEBAGAI UPAYA Mendoyo Kabupaten
Jembrana, pemeriksaan ibu
PENINGKATAN
Karlina Sumiarti hamil sebagian besar tidak
KESEHATAN IBU anemia, ibu hamil (KEK) 2
Tangkas /2022
orang dan Hipertensi 1
HAMIL DI DESA
orang. Setelah dilakukan
YEH SUMBUL penyuluhan, pengetahuan
tentang anemia baik (50%),
KECAMATAN
tanda bahaya dalam
MENDOYO kehamilan baik (97%).
Skrining ibu hamil dapat
KABUPATEN
mendeteksi secara dini
JEMBRANA kesehatan ibu dan bayi,
mencegah dan memberikan
penanganan awal serta
memberikan edukasi
Promosi kesehatan dan
memberi gambaran
peningkatan pengetahuan ibu
hamil.

16
17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Prenatal screening test atau tes skrining saat hamil adalah seperangkat prosedur yang
dilakukan selama kehamilan untuk menentukan apakah calon bayi cenderung memiliki
kelainan atau cacat lahir tertentu. Ini juga membantu untuk mendiagnosis kesehatan ibu
hamil dan untuk mendeteksi risiko yang terkait dengan malformasi bawaan pada bayi
baru lahir.
Tes screening prenatal ini biasanya dilakukan selama trimester pertama dan kedua,
tapi beberapa juga dilakukan pada trimester ketiga.Tes screening prenatal hanya bisa
memberi tahu risiko atau kemungkinan adanya kondisi tertentu pada janin. Bila hasil tes
skrining positif, maka diperlukan lagi tes diagnosis untuk mendapatkan hasil yang lebih
akurat. Berikut beberapa skrining tes yang menjadi prosedur rutin untuk ibu hamil, antara
lain:
1. Tes Prenatal Pada Trimester Pertama: USG, Serologi, Virus Hepatitis, Hematologi
Lengkap, Pemeriksaan Glukosa, Pemeriksaan CVS (Chorionic villus sampling),
Pemeriksaan Tetanus.
2. Tes Prenatal Pada Trimester Kedua: Pemeriksaan Tekanan Darah, Amniocentesis,
dan Pemeriksaan TORCH
3. Tes Prenatal Pada Trimester ketiga : Skrining Strepococcus Group
Pentingnya pemeriksaan skrining sebelum melahirkan merupakan hal mendasar yang
sebaiknya dilakukan untuk memastikan kesehatan kondisi bayi dan ibu hamil selama
masa kehamilan hingga persalinan demi memberikan kelangsungan hidup keluarga yang
lebih baik.

B. Saran
Diharapkan Petugas Kesehatan melakukan pemeriksaan terhadap kondisi
kehamilan ibu dan memberikan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) kepada
ibu hamil, suami dan keluarga tentang kondisi ibu hamil dan masalahnya (Jannah,
2011) dan berkolaborasi dengan tenaga medis lainnya sepertinya dokter
kandungan, petugas laboratorium sehingga dapat bekerja sama untuk pemeriksaan
berkelanjutan

18
DAFTAR PUSTAKA

Sabrina, Andisa.2017.Daftar Skrining yang Harus Dilakukan Saat Hamil, dari


Trimester 1 Sampai 3 .[online]. Tersedia: https://hellosehat.com › Informasi
Kesehatan › Kehamilan ›Kehamilan & Kandungan 201

Anonim.2017. Mengenal 11 jenis tes atau pemeriksaan perawatan prenatal.


[ONLINE]. Tersedia:http://www.hellobunda.com/mengenal-11-jenis-tes-atau-
pemeriksaan-perawatan-prenatal

Kusumaningrum, Niken.(2012). Prenatal screening pada sindrom down. [ONLINE].


Tersedia:https://www.kompasiana.com/nikenkusumaningrum/prenatal-screening-dan-
diagnostic-testing- pada-sindrom-down_55127774a33311bb56ba864a

Rochjati, P, 2011. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil. Edisi 2. Pengenalan Faktor
Risiko Deteksi Dini Ibu Hamil Risiko Tinggi/Poedji Rochjati. Cetakan 1. Surabaya:
Pusat Penerbitan dan Percetakan Unair

19

Anda mungkin juga menyukai