Nama Kelompok :
1. Siti Nuraliyah (2115201077)
2. Uswatun Hasanah (2115201055)
VISI
“Menghasilkan Lulusan Bidan yang berkarakter Islami, Inovatif serta Unggul dalam Upaya
Promotif dan Mampu Memberikan Asuhan Persalinan secara Gentle Birth pada Tahun
2028”
MISI
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan paper ini. Paper ini pembelajaran ini membahas
tentang “SCREENING PRENATAL”
Dengan disusunnya paper ini pembelajaran ini diharapkan menjadi bahan kajian dalam
pembelajaran mata kuliah Gentle Birth the Evidence sehingga pembelajaran menjadi lebih
terstuktur dan dinamis dan memudahkan mahasiswa dalam memahami topik pembelajaran.
Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan paper ini.
Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan paper ini, penulis
banyak mengucapkan banyak terimakasih. Semoga paper ini dapat bermanfaat.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri
mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Kehamilan,
persalinan, nifas, bayi baru lahir dan pemilihan alat kontrasepsi merupakan
proses fisiologis dan berkesinambungan. (Marmi, 2011:11)
Agar kehamilan, persalinan serta masa nifas seorang ibu berjalan
normal, ibu membutuhkan pelayanan kesehatan yang baik. Untuk peraturan
pemerintahan Nomor 61 Tahun 2014 tentang kesehatan reproduksi
menyatakan bahwa setiap perempuan berhak mendapatkan pelayanan
kesehatan untuk mencapai hidup sehat dan mampu melahirkan generasi yang
sehat dan berkualitas serta mengurangi Angka Kematian Ibu (Bandiyah,2009).
Pelayanan kesehatan tersebut sangat dibutuhkan selama periode ini. Karena
pelayanan asuhan kebidanan yang bersifat berkelanjutan (continuity of care)
saat di memang sangat penting untuk ibu
Pemeriksaan kehamilan atau antenatal care merupakan cara penting
untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil. Pemeriksaan
kehamilan adalah pelayanan yang diberikan oleh tenaga professional yaitu
dokter spesialisasi kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan
perawat bidan. Petugas Kesehatan melakukan pemeriksaan terhadap kondisi
kehamilan ibu dan memberikan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi)
kepada ibu hamil, suami dan keluarga tentang kondisi ibu hamil dan
masalahnya (Jannah, 2011).
B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang screening prenatal
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang tahapan screening prenatal pada
trimester 1, II, dan III
3. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang manfaat screening prenatal
4
1.
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
6
dilakukan pada trimester pertama untuk mengukur jumlah cairan di jaringan
bagian belakang leher bayi.
Ada dua pilihan skrining yang berbeda, diantaranya:
1. First Trimester Screening (FTS)
Merupakan skrining yang dilakukan pada 3 bulan pertama kehamilan,
biasanya dilakukan antara minggu ke-9 sampai 13 minggu 6 hari
kehamilan dan pemeriksaan trimester kedua yang dilakukan saat mingu
ke-14 sampai 18 minggu. Hasil ini menunjukkan apakah bayi mempunyai
risiko mengalami sindromDown. FTS akan mengkombinasikan hasil
pemeriksaan darah dan USG yang dihitung dengan software untuk
memberikan info rmasi tentang risiko memiliki bayi dengan sindrom
Down. Tes ini dapat mendeteksi beberapa kelainan lain. FTS juga dapat
memberitahu jika wanita memiliki kehamilan kembar, namun biasanya
spina bifida tidak terdeteksi. Konsentrasi dua hormon dalam darah (-hCG
dan PAPP-A) akan diperiksa apakah terdapat perubahan selama
kehamilan. Jumlah hormon ini sering berubah ketika bayi mengalami
masalah kromosom serius. Pada USG dilakukan pengukuran ketebalan
area di belakang leher bayi. Daerah ini, yang dikenal sebagai Nuchal
Translucency (NT),seringkali lebih besar pada bayi dengan sindrom
Down. Crown-Rump Length serta diameter biparietal bayi juga diukur
untuk menghitung usia kehamilan.
2. Second Trimester Screening
Pemeriksaan yang dilakukan saat kehamilan memasuki 3 bulan kedua. Tes
ini sering disebut juga sebagai Maternal Serum Screening (MSS) atau
triple test. Darah diperiksa antara 14 sampai 18 minggu kehamilan, tetapi
idealnya dilakukan antara 15 sampai 17 minggu. Darah ibu diperiksa untuk
tiga hormone yaitu estriol, bebas B-hCG, dan fetoprotein alfa. Sedangkan
diagnostic testing dilakukan untuk mengkonfirmasi kelainan kromosom
yang terjadi pada bayi. Hasil pemeriksaan digunakan untuk memastikan
diagnosis serta mengesampingkan kondisi genetik sebelum bayi lahir.
Jenis tes diagnostik ini meliputi Chorionic Villus Sampling (CVS) dan
amniocentesis. Skrining pranatal trimester kedua dapat mencakup
beberapa tes darah,yang disebut beberapa tanda. Penanda ini memberikan
7
informasi tentang risiko Wanita melahirkan bayi dengan penyakit genetik
tertentu atau cacat lahir.
8
sekitar 5%, yang artinya sekitar 85 dari setiap 100 bayi akan
terdeteksi memiliki kelainan kromosom, dan setiap 5% dari
kehamilan yang sebetulnya normal akan terdeteksi kondisi
abnormal pada saat USG seperti penebalan NT.
Menentukan usia kehamilan dengan mengukur crown-rump length
(CRL)atau biparietal diameter (BPD)
Jumlah Bayi, dengan USG bisa menentukan kehamilan tunggal
ataupun kembar.
Mengidentifikasi adanya kelainan pada janin, seperti kelainan
jantung
b) Trimester Kedua (18 minggu – 23 minggu)
Struktur Anatomi Bayi, dilihat untuk mendeteksi adakah kelainan
struktur bayi mulai dari kepala dan otak, muka dan bibir, jantung,
dada, perut, ginjal, kandung kencing,tulang belakang serta kaki dan
tangan.
Pengukuran Bayi, yang rutin diukur adalah:
Kepala bayi– biparietal diameter (BPD) dan head
circumference (HC).
Perut bayi– abdominal circumference (AC)
Kaki bayi– femur length (FL)
Setiap pengukuran akan dibandingkan dengan referensi range
yang normal, yang akan bervariasi di setiap usia kehamilan.
Semua pengukuran ini dikombinasikan untuk menentukan usia
kehamilan dan berat badan bayi saat itu. Pengukuran usia
kehamilan dengan USG dibandingkan dengan mens terakhir
biasanya akan ada sedikit perbedaan, bisa kurang lebih 10 hari.
Detak dan irama Jantung Bayi, akan bervariasi, biasanya antara
120 – 180 denyut per menit.
Jumlah Bayi, bisa dilihat dengan USG apabila di Trimester
pertama belum pernah dilakukan pemeriksaan USG.
Posisi Plasenta, akan dievaluasi dekat atau tidaknya dengan cervix
(leher rahim), karena bila plasenta menutupi cervix maka akan
menimbulkan risiko perdarahan saat kehamilan yang disebabkan
oleh Placenta Praevia. Bila dokter menemukan lokasi plasenta
9
letak rendah (dekat dengan cervix) biasanya ibu akan diminta USG
ulang di usia kehamilan 32– 34 minggu.
Jumlah cairan ketuban.
Panjang cervix ini biasanya penting apabila ada riwayat kelahiran
premature sebelumnya, perdarahan ataupun nyeri saat hamil.
Untuk pengukuran Panjang cervix biasanya dilakukan dengan
USG Transvaginal.
Uterus (Rahim) dievaluasi untuk kondisi seperti adanya Mioma
(suatu tumor jinak yang tumbuh di rahim), bila ada Mioma maka
akan dilakukan pengukuran besar dan posisinya dimana. Mioma
ini tidak mengganggu kehamilan
c) Trimester Ketiga (31 minggu – 32 minggu 6 hari)
Menilai pertumbuhan dan kesejahteraan janin.
Memeriksa ada tidaknya kelainan congenital mayor.
Posisi plasenta
2) Virus Hepatitis
Virus hepatitis sangat potensial untuk ditularkan kepada janin di dalam
kandungan, maka pemeriksaan laboratorium penting dilakukan selama
kehamilan, diantaranya:
HBsAg (antigen hepatitis B), untuk mendeteksi adanya virus Hepatitis
B.
Anti HBs (antibodi hepatitis B), untuk mendeteksi apakah sudah
memiliki antiboditerhadap hepatitis B.
Anti HCV Total (antigen hepatitis C), untuk mendeteksi adanya virus
Hepatitis C
3) Serologi
Pemeriksaan marker infeksi VDRL dan TPHA untuk mendeteksi adanya
sifilis, jika terinfeksi dapat menyebabkan cacat pada janin. Jika terdeteksi
maka segera dilakukan terapi.
VDRL (Venereal Disease Research Laboratory) yaitu skrining untuk
penyakitsifilis.
TPHA (Treponema Pallidum Hemagglutination Assay), pemeriksaan
lanjutanu ntuk konfirmasi penyakit sifilis
4) Hematologi Lengkap
10
Pemeriksaan hematologi lengkap merupakan tes yang digunakan untuk
mendeteksi adanya kelainan pada darah dan komponennya yang dapat
menggambarkan kondisi tubuh secara umum. Hematologi lengkap dapat
dilakukan selama kehamilan pada trimester pertama, trimester kedua dan
saat persalinan. Kelainan yang dapat dideteksi dengan pemeriksaan
laboratorium selama kehamilan antara lain anemia (hemoglobin rendah)
yang umum terjadi pada ibu hamil, kekurangan zat besi, kekurangan asam
folat dan bahkan thalassemia yang merupakan kelainan produksi
hemoglobin yang bersifat genetik.
Tujuannya yaitu :
Hemoglobin (Hb) bertujuan untuk mendeteksi anemia - Hb kurang dari
11g/dl.
Indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC) dapat menggambarkan ukuran dan
warnasel darah merah sehingga dapat diketahui penyebab anemia apakah
karena defisiensi besi atau defisiensi asam folat.
Leukosit dapat mendeteksi adanya infeksidan penyebabnya yang
disebabkan oleh bakteri atau virus, dan dapat melihat kekebalan tubuh
serta potensi alergi.Kadar abnormal leukosit jika lebih dari 15.000/ul.
Retikulosit dapat memberi informasi lebih dini sebagai prediksi anemia
dan respons sumsum tulang terhadap suplementasi besi.
Golongan darah A-B-O diperlukan untuk dibandingkan dengan golongan
darah bayi saat lahir apakah ada kemungkinan inkompatibilitas gol darah
A-B-O yang memerlukan tindakan pada bayi. Golongan darah juga perlu
diketahui bila diperlukan transfusi pada ibu. Dilakukan pada trimester
pertama kehamilan.
Faktor rhesus (positif atau negatif ). Perlu perhatian khusus bila rhesus
istrinegatif sedangkan rhesus suami positif. Terdapat kemungkinan rhesus
janin positif, sehingga dapat terjadi sensitisasi pada darah ibu yang akan
menimbulkan antibodi terhadap rhesus positif. Hal ini dapat
membahayakan janin pada kehamilan berikutnya. Untuk itu ibu hamil
dengan rhesus negatif harus diberisuntikan pada kehamilan 28 minggu
untuk mengikat antibodi terhadap rhesus positif, serta dalam 72 jam
setelah melahirkan apabila bayinya rhesus positif,rhesus yang berbeda
11
antara ibu dan bayi beresiko membuat bayi hiperbilirubinemia atau anemia
hemolitik.
Tes penunjang hematologi lengkap lainnya adalah ferritin yang dapat
menggambarkan cadangan zat besi sebagai salah satu penyebab anemia.
Ferritin dilakukan pada trimester pertama.
5) Pemeriksaan HIV
Anti HIV (Antigen Human Immunodeficiency Virus) bertujuan
mendeteksi adanya infeksi virus HIVyang berpotensi menular pada janin.
Jika ibu hamil terinfeksi HIV harus segera diterapi dengan antivirus dan
persalinannya dilakukan secara bedah sesar untuk mencegah bayi tertular
virus HIV.
6) Pemeriksaan Urinalisis
Tujuan dari pemeriksaan laboratorium ini yaitu untuk mendeteksi infeksi
saluran kemih dan kelainan lain di saluran kemih serta kelainan sistemik
yang bermanifestasi diurine/air seni. Jika infeksi di saluran kemih tidak
diobati, dapat menyebabkan kontraksidan kelahiran prematur atau ketuban
pecah dini. Tes ini dilakukan pada trimester pertama atau kedua kehamilan
7) Pemeriksaan Glukosa
Pemeriksaan laboratoium selama kehamilan ini untuk mengetahui kadar
glukosa(gula) dalam darah:
Glukosa puasa (glukosa dalam keadaan puasa 10-12 jam).
Tes Toleransi Glukosa Oral (glukosa 2 jam setelah minum glukosa 75
gram).HbA1c (Glycosylated hemoglobin) untuk mengetahui kadar
glukosa darah rata-rata selama 3 bulan terakhir. Tujuannya untuk
mengetahui apakah terjadi DMG(diabetes mellitus
gestasional)/kencing manis dalam kehamilan. Glukosa puasa dan tes
toleransi glukosa oral dilakukan bila terdapat risiko DMG pada
trimester pertama atau saat pertama terdiagnosis hamil, atau pada usia
24-28 minggu bila tidak ada risiko DMG.
8) Pemeriksaan CVS (Chorionic villus sampling)
Chorionic villus sampling adalah tes skrining invasif yang dilakukan
dengan mengambil potongan kecil dari plasenta. Tes ini biasanya
dilakukan antara minggu ke 10 dan 12 minggu kehamilan. Tes ini biasanya
merupakan tes lanjutan dari USG NT dan tes darah yang tidak normal. Tes
12
ini dilakukan untuk lebih mendeteksi adanya kelainan genetik pada janin
seperti Down syndrome. CVS adalah pemeriksaan sepotong kecil jaringan
plasenta (villi chorionic) dari rahim selama awal kehamilan untuk skrining
cacat genetik pada bayi. CVS bisa dilakukan melalui leher rahim
(transcervical) atau melalui perut (transabdominal). Hal ini dapat
dilakukan sekitar 10 sampai 12 minggu setelah menstruasi terakhir.
Pemeriksaan dilakukan di laboratorium untuk melihat ada atau tidaknya
kelainan kromosom. Jika hasilnya normal berarti tidak ada tanda-tanda
cacat genetik. Resiko CVS adalah hanya sedikit lebih tinggi daripada
sebuah amniosentesis. Komplikasi yang mungkin terjadi adalah
perdarahan, infeksi, keguguran, ketidakcocokan Rh pada ibu, dan pecah
ketuban.
9) Pemeriksaan Tetanus
Tetanus adalah gangguan pada sumsum tulang belakang dan sistem syaraf
yang disebabkan oleh infeksi bakteri clostridium tetani. Bakteri ini masuk
ke dalam tubuh lewat luka yang kotor dan tidak ditutup . Biasanya
penderita akan mengalami kaku otot pada bagian leher dan rahang.
Tetanus pada wnaita hamil berisiko ditularkan pada janinnya
13
Memiliki kelainan kromosom selama kehamilan sebelumnya.
Ibu hamil berusia 35 tahun atau lebih.
Memiliki riwayat jeluarga dengan kelainan genetik tertentu
3) Pemeriksaan TORCH
Pemeriksaan TORCH tergolong sebagai pemeriksaan penunjang. TORCH
ini merupakan gabungan 4 jenis infeksi yakni toxoplasma gondii, rubella,
cytomegalovirus dan herpes. Infeksi ini rentan menyerang ibu hamil.
Penularannya bisa bersumber dari banyak hal.
a. Toxoplasma Gondii
Parasit ini mudah ditemukan pada kotoran binatang seperti anjing,
kucing, babi, burung, kambing, tikus dan sapi. Penularannya bisa lewat
kontak langsung dengan kotoran tersebut, melalui kecoa, lalat,
pengonsumsian daging yang kurang matang atau pada sayuran yang
telah terkontaminasi pupuk kotoran binatang yang membawa parasite
toxoplasma.
b. Rubella
Rubella biasa juga disebut sebagai campak jerman. Penyakit ini rentan
menyerang ibu dengan usia kehamilan muda. Biasanya penderita akan
mengalami ruam kemerahan pada tubuhnya, demam, otot terssa nyeri
dan terkadang disertai ukuran getah benin yang membesar. Penyakit ini
berbahaya. Umumnya ditularkan lewat cairan tubuh,seperti darah, air
liur, keringan, bersin, batuk atau hubungan seksual
c. Cytomegalovirus
Infeksi ini disebakan oleh virus cytomegalo yang menyerang tubuh ibu
hamil. Penyakit ini berbahaya dan bisa ditularkan pada janin.
Umumnya anak yang tertular infeksi iniakan mengalami cacat genetik
dan gangguan organ hati, otak bahkan berisiko mengidap hidrosefalus
d. Herpes
Infeksi herpes yang rentan menyerang ibu hamil adalah herpes
simpleks tipe II. Penyakit ini ditandai dengan adanya bintik-bintik
kemerahan pada bagian kelamin yang menimbulkan rasa gatal. Selain
itu ibu hamil juga akan mengalami keputihan berlebihan. Penyakit ini
umumnya ditularkan lewat hubungan seksual ataupun kontak dengan
penderita.
14
Keempat infeksi diatas dapat masuk ke dalam plasenta dan menular pada
janin.Kondisi ini sangat berbahaya, jika dibiarkan saja maka bayi berisiko
lahir cacat,mengidap masalah jantung, gangguan pengelihatan dan telinga,
kejang,
15
transportasi dalam pengambilan keputusan untuk perencanaan tempat dan
penolong menuju persalinan aman
Membantu untuk memecahkan permasalahan yang ada dengan
memberikan informasi adanya faktor risiko dan kelompok risiko pada ibu
hamil.
Untuk mengevaluasi kondisi bayi di dalam kandungan apakah janin
memiliki risiko kelainan genetik
Untuk mengetahui berbagai risiko sejak dini, termasuk faktor yang bisa
mengganggu kesehatan ibu hamil dan janin.
16
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Prenatal screening test atau tes skrining saat hamil adalah seperangkat prosedur yang
dilakukan selama kehamilan untuk menentukan apakah calon bayi cenderung memiliki
kelainan atau cacat lahir tertentu. Ini juga membantu untuk mendiagnosis kesehatan ibu
hamil dan untuk mendeteksi risiko yang terkait dengan malformasi bawaan pada bayi
baru lahir.
Tes screening prenatal ini biasanya dilakukan selama trimester pertama dan kedua,
tapi beberapa juga dilakukan pada trimester ketiga.Tes screening prenatal hanya bisa
memberi tahu risiko atau kemungkinan adanya kondisi tertentu pada janin. Bila hasil tes
skrining positif, maka diperlukan lagi tes diagnosis untuk mendapatkan hasil yang lebih
akurat. Berikut beberapa skrining tes yang menjadi prosedur rutin untuk ibu hamil, antara
lain:
1. Tes Prenatal Pada Trimester Pertama: USG, Serologi, Virus Hepatitis, Hematologi
Lengkap, Pemeriksaan Glukosa, Pemeriksaan CVS (Chorionic villus sampling),
Pemeriksaan Tetanus.
2. Tes Prenatal Pada Trimester Kedua: Pemeriksaan Tekanan Darah, Amniocentesis,
dan Pemeriksaan TORCH
3. Tes Prenatal Pada Trimester ketiga : Skrining Strepococcus Group
Pentingnya pemeriksaan skrining sebelum melahirkan merupakan hal mendasar yang
sebaiknya dilakukan untuk memastikan kesehatan kondisi bayi dan ibu hamil selama
masa kehamilan hingga persalinan demi memberikan kelangsungan hidup keluarga yang
lebih baik.
B. Saran
Diharapkan Petugas Kesehatan melakukan pemeriksaan terhadap kondisi
kehamilan ibu dan memberikan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) kepada
ibu hamil, suami dan keluarga tentang kondisi ibu hamil dan masalahnya (Jannah,
2011) dan berkolaborasi dengan tenaga medis lainnya sepertinya dokter
kandungan, petugas laboratorium sehingga dapat bekerja sama untuk pemeriksaan
berkelanjutan
18
DAFTAR PUSTAKA
Rochjati, P, 2011. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil. Edisi 2. Pengenalan Faktor
Risiko Deteksi Dini Ibu Hamil Risiko Tinggi/Poedji Rochjati. Cetakan 1. Surabaya:
Pusat Penerbitan dan Percetakan Unair
19