Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

tentang
Kesejahteraan Janin Selama Kehamilan, Persalinan Penggunaan
Feetal Monitoring, Pengkajian Kehamilan

DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 6


1. Sumarni Ahmad
2. Nurul Nadyanti
3. Mariana Prihatin
4. Riza Mohligianti
5. Sifa Iriawati
6. Liza Azwari
7. Thulu’ul Fajriati
8. Marhamah
9. Yulia Savitri

PROGRAM STUDI KEBIDANAN ALIH JENJANG


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HAMZAR LOMBOK TIMUR - NTB
TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah Swt atas izin-
Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tak lupa pula saya
kirimkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad Saw.
Beserta keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh ummatnya yang senantiasa
istiqomah hingga akhir zaman.Pengerjaan makalah ini bertujuan untuk memenuhi
tugas kuliah.

Dalam penyelesaian makalah ini, kami mendapatkan bantuan serta


bimbingan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kami haturkan
terima kasih kepada Dosen Pengampu dan semua pihak yang tidak dapat kami
rinci satu per satu yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Akhirul kalam, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna.Karena itu kami mengharapkan saran dan kritik konstruktif demi
perbaikan makalah di masa mendatang.Harapan kami semoga makalah ini
bermanfaat dan memenuhi harapan berbagai pihak. Aamiin

Bagu, 18 April 2022

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

KATAR PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2
C. Tujuan ..................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Kesejahteraan Janin Selama Kehamilan............................................... 3


B. Persalinan Penggunaan Feetal Monitoring........................................... 6
C. Pengkajian Kehamilan.......................................................................... 11

BAB II PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 17
B. Saran .................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kehamilan adalah peristiwa alamiah, yang akan dialami oleh seluruh
ibu yang mengharapkan anak. Namun demikian setiap kehamilan perlu
perhatian khusus, untuk mencegah dan mengetahui penyakit-penyakit yang
dijumpai pada persalinan, baik penyakit komplikasi dan lain-lain.
Perkembangan janin merupakan keajaiban alam ciptaan Tuhan, dan
kini menjadi perhatian dunia kedokteran. Dengan teknologi pencitraan kita
dapat melihat perkembangan fisik dan fungsi organ janin. Dengan demikian
riset mengungkapkan pengertian peranan janin pada implantasi, pengenalan
ibu terhadap kehamilan, aspek immunologi, fungsi endokrin, nutrisi dan
persalinan. Beberapa tahun terakhir ini, angka kematian dan kesakitan
perinatal telah menurun secara signifikan, akan tetapi kematian janin
antenatal masih merupakan masalah. Kematian janin tidak selalu pada
kelompok kehamilan risiko tinggi, akan tetapi beberapa kematian tersebut
terjadi pada kehamilan dengan risiko rendah bahkan normal.
Pemantauan kesejahteraan janin merupakan hal penting dalam
pengawasan janin, terutama pada saat persalinan. Dukungan teknologi sangat
berperan dalam kemajuan pemantauan janin, hal ini tampak nyata setelah era
tahun 1960an.
Pemantauan kesejahteraan janin sudah merupakan suatu kompetensi
yang harus dimiliki oleh tenaga medis dan paramedic yang melakukan asuhan
antenatal dan asuhan persalinan. Standarisasi pemantauan sudah merupakan
suatu pra syarat yang harus dipenuhi agar evaluasi keberhasilan atau
kegagalan pemantauan kesejahteraan janin yang dikaitkan dengan luaran
perinatal dapat dilaksanakan dengan baik. Bila hal ini dapat dilakukan dengan
baik, diharapkan angka kematian ibu dan perinatal dapat diturunkan.
Standarisasi memerlukan kegiatan yang terstruktur dan berkesinambungan
dengan evaluasi berkala melalui suatu pelatihan pemantauan kesejahteraan
janin.

1
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana kesejahteraan janin selama kehamilan ?
2. Bagaimana persalinan penggunaan feetal monitoring ?
3. Bagaimana pengkajian kehamilan ?

C. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui kesejahteraan janin selama kehamilan
2. Untuk mengetahui persalinan penggunaan feetal monitoring
3. Untuk mengetahui pengkajian kehamilan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. KESEJAHTERAAN JANIN SELAMA KEHAMILAN


Kesejahteraan janin merupakan kondisi dimana janin dalam keadaan
sejahtera yang diukur berdasarkan denyut jantung dan Gerakan janin. Kondisi
kesejahteraan janin dapat dilihat dari variasi perubahan denyut jantung serta
gerakan pada janin. Tindakan pemantauan terhadap kesejahteraan janin
dilakukan agar dampak negative yang kemungkinan terjadi dapat diantisipasi
lebih awal.
Pemantauan kesejahteraan janin merupakan bagian penting dalam
penatalaksanaan kehamilan dan persalinan. Teknologi yang begitu cepat
berkembang memberikan banyak harapan akan semakin baiknya kualitas
pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, melahirkan dan nifas. Kemajuan ini
tidak mudah untuk diikuti oleh Negara yang sedang berkembang seperti
Indonesia, selain mahalnya harga peralatan, juga terbatasnya sumber daya
manusia yang handal dalam pengoperasionalan alat canggih tersebut.
Banyak cara yang dapat dipakai untuk melakukan pemantauan
kesejahteraan janin, dari cara sederhana hingga yang canggih. Pembahasan ini
memang dibuat sederhana agar mudah dipahami.
Beberapa hal yang diperiksa selama pemantauan kesejahteraan
janin (aktifitas fisik janin) :
1. Gerakan Janin
 Vindla dan James (1995): aktivitas janin pasif tanpa rangsangan sudah
dimulai sejak minggu ke-7 dan menjadi lebih canggih dan
terkoordinasi pada akhir kehamilan.
 De Vries dkk., (1985): mulai 8 minggu setelah haid terakhir,
gerakan janin tidak pernah berhenti dengan periode waktu lebih dari
13 menit.
 Soronkin, dkk., (1982) antara minggu ke-20 sampai 30, gerakan
tubuh umum menjadi lebih teratur & janin mulai memperlihatkan
siklus istirahat-aktivitas.

3
 Pada trimester ketiga pematangan gerakan janin terus berlanjut
sampai sekitar 36 minggu, pada saat ini, 80 % janin normal sudah
dapat diketahui keadaan perilakunya.
 Nijhuis dkk. (1982) mempelajari pola frekuensi denyut jantung janin,
gerakan tubuh umum, dan gerakan mata serta menjelaskan 4 keadaan
perilaku janin :
1F : keadaan diam (tidur tenang), dengan variasi frekuensi DJJ yg
sempit.
2F : gerakan kasar tubuh janin yg sering, gerakan mata kontinu, dan
variasi frekuensi DJJ yg lebih lebar. Analog dengan REM pada
neonates
3F : gerakan mata kuntinu tanpa gerakan tubuh & tdk ada akselarasi
denyut jantung
4F : gerakan kasar tubuh disertai gerakan mata kontinu dan
akselarasi DJJ. Setara dengan terjaga pada neonatus.

USG(Ultrasonography)
USG merupakan alat bantu diagnostic yang semakin penting
didalam pelayanan kesehatan ibu hamil, bahkan mungkin saja suatu saat
alat USG ini menjadi sepertis tetoskop bagi dokter spesialis obstetric dan
ginekologi. Salah satu fungsi penting dari alat ini adalah menentukan usia
gestasi dan pemantauan keadaan janin (deteksidinianomali). Pemeriksaan
panjang kepala-bokongjanin(CRL= crown-rumplength) yang dilakukan
pada kehamilan trimester pertama memiliki akurasi dengan kesalahan
kurang dari satu minggu dalam hal penentuan usia gestasi. Pengukuran
CRL ini juga merupakan satu-satunya parameter tunggal untuk penentuan
usia gestasi dengan kesalahan terkecil. Pengukuran diameter biparietal
(DBP) atau panjang femur memiliki kesalahan lebih dari satu minggu.
Manfaat lain dari pemeriksaan USG adalah penapisan anomaly congenital
yang dilakukan rutin pada kehamilan 10–14 minggu dan 18–22 minggu.
Janin-janin dengan kelainan bawaan, terutama system saraf pusat dan
jantung akan memberikan perubahan dalam pola gerak janin dan hasil

4
kardiotokografi. Jangan sampai kesalahan interpretasi kardiotokografi
terjadi akibat tidak terdeteksinya cacat bawaan pada janin.
2. Observasi Gerak Janin
Pemantauan gerak janin sudah lama dilakukan dan banyak tata
cara yang diperkenalkan, tetapi tidak ada satu pun yang lebih superior
dibanding lainnya. Gerak janin ini dipantau sejak kehamilan 28 minggu
setelah system susunan saraf pusat dan autonom berfungsi dengan
optimal. Pemantauan ini terutama dilakukan pada kehamilan resiko tinggi
terhadap terjadinya kematian janin atau asfiksia. Misalnya pada kasus
pertumbuhan janin terhambat. Ada dua cara pemantauan, yaitu cara :
a. Cara Cardiff
Pemantauan dilakukan mulai jam 9 pagi, tidur miring kekiri
atau duduk, dan menghitung berapa waktu yang diperlukan untuk
mencapai 10 gerakan janin. Bila hingga jam 9 malam tidak tercapai 10
gerakan, maka pasien harus segera kedokter/ bidan untuk penanganan
lebih lanjut.
b. Cara Sadovsky
Pasien tidur miring kekiri, kemudian hitung gerakan janin.
Harus dapat dicapai 4 gerakan janin dalam satu jam, bila belum
tercapai, waktunya ditambah satu jam lagi, bila ternyata tetap tidak
tercapai 4 gerakan, maka pasien harus segera berkonsultasi dengan
dokter/ bidan.
3. Pernafasan
Gambaran pada respirasi janin adalah gerakan dinding pada
paradoks.
Selama inspirasi dinding dada justru kolaps dan abdomen
menonjol (Jhonson dkk., 1988). Ada 2 jenis gerakan pernapasan:
 Nafas tersengal-sengal (gasps atau sighs) yg terjdi dgn frekuensi 1-
4/mnt
 Letupan gerakan nafas irreguler (irreguler bursts of breathing) yg
terjadi dgn laju sampai 240 siklus/mnt (Dawes, 1974)

5
4. Produksi Cairan Ketuban
 Pemeriksaan cairan amnion
 Pengkajian antepartum
 Resiko kematian janin
 Penurunan perfusi uteroplasenta
 Proses aliran darah ginjal janin
 Penurunan frekuensi berkemih
 Oligohidramion.
5. Frekuensi Denyut jantung
DJJ dipengaruhi oleh faktor anatomis, biomedis, farmakologis,
kemoreseptor dalam arteri karotik & arkus aortik. Reaktifitas DJJ
dipengaruhi oleh usia gestasi janin. Minggu ke-24 sampai ke-28 kira-kira
50% dari uji nonstres akan nonreaktif, dan pada minggu ke-32 15% dari
uji nonstres tetap nonreaktif (Druzim dan Gabbe, 1996).

B. PERSALINAN PENGGUNAAN FEETAL MONITORING


EFM merupakan metode untuk memeriksa kondisi bayi dalam rahim
dengan mencatat setiap perubahan yang tidak biasa dalam denyut jantung nya.
Menggunakan dua elektrode yang dipasang pada fundus (untuk menilai
aktifitas uterus) dan pada lokasi punctum maximum denyut jantung janin
pada perut ibu. Dapat menilai aktifitas jantung janin pada saat his / kontraksi
maupun pada saat di luar his / kontraksi. Menilai juga hubungan antara denyut
jantung dan tekanan intrauterin.
1. Tujuan EFM (Electronic Fetal Monitoring)
a. Denyut jantung janin mengalami penyesuaian konstan karena
menanggapi lingkungan dan rangsangan lainnya.
b. Monitor janin mencatat detak jantung bayi yang belum lahir dan
grafik pada selembar kertas.
c. Pemantauan janin elektronik biasanya disarankan untuk kehamilan
berisiko tinggi, saat bayi berada dalam bahaya kesusahan.
d. Alasan khusus untuk EFM meliputi: bayi dalam posisi sungsang,
persalinan premature.

6
2. Indikasi Pemeriksaan EFM (Electronic Fetal Monitoring)
a. Oligohidramnion Hipertensi
b. FHR abnormal
c. Malpresentasi dalam persalinan
d. DM, Kehamilan ganda
e. Persalinan bekas SC
f. Trauma abdomen
g. Ketuban pecah lama
h. Air ketuban kehijauan
i. Kehamilan resiko tinggi
j. Induksi persalinan.
k. Premature
3. Interpretasi EFM (Electronic Fetal Monitoring)
a. Pertimbangan interpretasi dipengaruhi
 Intrapartum/antepartum
 Fase persalinan (stage of labor)
 Usia kehamilan
b. Presentasi janin Malpresentasi
 Terapi induksi persalinan
 Monitoring langsung atau tidak langsung
 Janin normal : pada saat kontraksi : jika frekuensi denyut jantung
tetap normal atau meningkat dalam batas normal, berarti cadangan
oksigen janin baik (tidak ada hipoksia).
 Pada janin hipoksia : tidak ada akselerasi, pada saat kontraksi
justru terjadi deselerasi / perlambatan, setelah kontraksi kemudian
mulai menghilang (tanda insufisiensi plasenta).

7
4. Interpretasi Dasar EFM (Electronic Fetal Monitoring)
a. Baseline DJJ
 Normal : 100 – 109dpm
 Takikardia : 161-180 dpm (sedang)
: >180 dpm (abnormal)
 Bradikardia : 100-109 dpm (sedang)
: <100 dpm (abnormal)
b. Baseline Variability
 Normal : 5 bpm antar kontraksi
 Ragu : 5 bpm selama > 30 menit
 Abnormal : < 5 bpm selama > 40 menit
5. Kriteria Hasil EFM (Electronic Fetal Monitoring)
a. Hasil Normal
 Detak jantung bayi yang belum lahir ini biasanya berkisar 120-
160 denyut per menit (bpm)
 Seorang bayi yang menerima cukup oksigen melalui plasenta akan
bergerak di sekitarnya.
 Strip monitor akan menunjukkan detak jantung bayi meningkat
sebentar saat ia bergerak (seperti denyut jantung orang dewasa
meningkat ketika ia bergerak).
 Strip monitor bayi dianggap reaktif ketika detak jantung bayi
meningkat setidaknya 20 bpm di atas denyut jantung dasar
minimal 20 detik.
 Hal ini harus terjadi setidaknya dua kali dalam periode 20 menit.
 Pelacak denyut jantung reaktif (juga dikenal sebagai tes non-stres
reaktif) dianggap sebagai tanda baik bayi.
b. Hasil Tidak Normal
 Jika denyut jantung bayi turun sangat rendah atau naik sangat
tinggi, hal ini menandakan masalah serius. Dalam kedua kasus ini
jelas bahwa bayi dalam kesusahan dan harus disampaikan segera.
Namun, banyak bayi yang mengalami masalah tidak memberikan
tanda-tanda yang jelas seperti itu.

8
 Selama kontraksi, aliran oksigen (dari ibu) melalui plasenta (untuk
bayi) untuk sementara dihentikan. Seolah-olah bayi harus
menahan napas selama setiap kontraksi. Baik plasenta dan bayi
yang dirancang untuk menahan kondisi ini. Antara kontraksi, bayi
harus menerima lebih dari oksigen yang cukup untuk
melakukannya dengan baik selama kontraksi.
 Tanda pertama bahwa bayi tidak mendapatkan cukup oksigen
antara kontraksi seringkali penurunan detak jantung bayi setelah
kontraksi (deselerasi akhir). Detak jantung bayi pulih ke tingkat
normal antara kontraksi, hanya untuk drop lagi setelah kontraksi
berikutnya. Ini juga merupakan tanda lebih halus dari marabahaya.
 Bayi-bayi ini akan melakukannya dengan baik jika mereka
disampaikan dalam waktu singkat. Kadang-kadang, tanda-tanda
berkembang jauh sebelum pengiriman diharapkan. Dalam kasus
itu, C-section mungkin diperlukan.
6. EFM (Electronic Fetal Monitoring) Akselerasi
a. Akselerasi – peningkatan sesaat FHR 15dpm selama sekurangnya 15
detik
b. Arti klinis tidak ditemukannya akselerasi pada KTG normal masih
belum jelas
c. Ditemukannya akselerasi pada KTG memiliki korelasi dengan
outcome janin (bayi) yang baik
7. EFM (Electronic Fetal Monitoring) Deselerasi
Perlambatan sementara dibawah tingkat basal 15dpm selama 15 detik.
a. Deselerasi Dini:
 Kompresi kepala pada jalan lahir
 Penurunan DJJ dimulai saat kontraksi dan kembali ke basal
setelah kontraksi berakhir
 Perlu diperhatikan terutama bila ditemukan pada awal proses
persalinan atau pemeriksaan antenatal
 Jika ada deselerasi dini : dalam batas normal, observasi.
Kemungkinan akibat turunnya kepala, atau refleks vasovagal

9
b. Deselerasi Lambat
 Penurunan FHR tetap berlangsung meskipun kontraksi uterus
telah kembali ke basal
 Adanya deselerasi lambat yang berulang meningkatnya resiko
asidosis arteri umbilikalis dengan nilai Apgar <7 pada menit ke 5
dan meningkatkan resiko serebral palsy
 Jika ada deselerasi lambat : indikasi untuk terminasi segera.
c. Deselerasi variabel
 Konfigurasi FHR tidak ritmik dan konsisten
 Rule of 60 (decrease of 60 bpm,or rate of 60 bpm and longer than
60 sec)
 Disebabkan oleh kompresi tali pusat atau plasenta
 Sering ditemukan pada keadaan oligohidramnion atau ketuban
pecah dini
 Sering menimbulkan RDS/Sindroma distres pernafasan meskipun
ringan
 Potensial menimbulkan asidosis bila muncul berulang kali
 Jika ada deselerasi variabel (seperti deselerasi dini tetapi ekstrim),
hal ini merupakan tanda keadaan patologis misalnya akibat
kompresi pada tali pusat (oligohidramnion, lilitan tali pusat, dan
sebagainya). Juga indikasi untuk terminasi segera.
 Batasan waktu untuk menilai deselerasi : tidak ada.
 Seharusnya penilaian ideal sampai waktu 20 menit, tapi dalam
praktek, kalau menunggu lebih lama pada keadaan hipoksia atau
gawat janin akan makin memperburuk prognosis.
 Kalau grafik denyut datar terus : keadaan janin non-reaktif.
 Uji dengan bel, normal frekuensi denyut jantung akan meningkat

10
8. Masalah Dan Kenyataan Penggunaan EFM (Electronic Fetal
Monitoring)
a. Pemantauan denyut jantung janin secara elektronik saat ini “harus”
dilakukan pada kehamilan resiko tinggi.
b. Masalah perbedaan interpretasi termasuk “over confidence”
ditemukan tidak hanya antar dokter pemeriksa tetapi pada seorang
pemeriksa yang memeriksa hasil KTG yang sama 2 kali
c. Meningkatkan kejadian seksio sesarea
d. Meningkatkan persalinan bedah obstetrik pervaginam
e. Tidak mempengaruhi kejadian cerebral palsy
f. Menurunkan rerata kejang neonatorum
g. Tidak mempengaruhi nilai APGAR

C. PENGKAJIAN KEHAMILAN
Tahap awal dari proses kehamilan adalah pengkajian. Perawat harus
sistematis dalam melakukan pengkajian untuk tercapainya tujuan.
Dalam melakukan pengkajian kehamilan, ada beberapa fase untuk
mempermudah melakukan pengkajian yaitu pengumpulan data, analisa data,
pengelompokkan data dan dokumentasi data.
Bidan mengumpulkan data yang bersifat deskriptif, lengkap dan
singkat. Dalam melakukan pengkajian, bidan tidak boleh mengambil
kesimpulan yang tidak didukung oleh data (mengambil opini secara terburu-
buru). Pengumpulan data dilakukan pada saat berinteraksi dengan pasien,
keluarga dan sumber pendukung lainnya. Pengumpulan data dilakukan
dengan pemilahan data, pemilahan dan penentuan data yang dikumpulkan
dapat dibantu dengan pemetaan konsep.
Dalam melakukan pengkajian, bidan akan mendapatkan beberapa data
yang bersifat objektif dan subjektif. Data subjektif merupakan data yang
didapat berdasarkan persepsi klien tentang kesehatan mereka, sedangkan data
objektif didapat melalui pengamatan, observasi dan pemeriksaan fisik.
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara wawancara, observasi
sistematis, pengkajian fisik, data laboratorium dan diagnosis.

11
Berikut adalah proses pengkajian yang dilakukan oleh bidan kepada
ibu hamil yaitu mengidentifikasi identitas klien yang dimana perawat
menanyakan mengenai identitas pasien dan suaminya yang meliputi nama,
usia, agama, pendidikan terakhir, pekerjaan dan alamat. Selanjutnya
mengenai keluhan utama atau alasan kunjungan. Riwayat perkawinan yang
meliputi umur kawin pertama dan lama perkawinan tersebut. Berikutnya ialah
riwayat menstruasi dimana bidan mengidentifikasi tentang menarche, siklus
haid, lama, banyaknya, teratur tidaknya haid, sifat darah, disminore (nyeri),
HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir), fluor albus yang bertujuan untuk
mempermudah menentukan tafsiran persalinan. Riwayat KB yang meliputi
jenis kontrasepsi yang pernah digunakan, lama pemakaian, keluahan, alasan
pasang dan alasan lepas. Selanjutnya ialah riwayat kesehatan klien, penyakit
menurun, menular dan kelahiran kembar. Bidan juga dapat mengidentifikasi
adanya masalah kardiovaskuler, hipertensi, diabetes, malaria, penyakit
kelamin HIV/AIDS, heptitis, TBC,dsb. Riwayat Obsterti yang bertujuan
untuk mengetahui informasi kehamilan sebelumnya, seperti jumlah
kehamilan, jumlah anak yang hidup, jumlah kelahiran prematur, jumlah
keguguran, persalinan dengan tindakan (opetaso caesar, dsb), riwayat
perdarahan pasa saat persalinan, berat bayi < 2,5 kg atau > 4 kg, penolong
persalinan dan masalah lainnya. Riwayat kehamilan/ANC meliputi frekuensi
ANC, tempar ANC, imunisasi TT, kebiasaan minum jamu/obat- obatan,
minuman keras, merokok dan pergerakan janin. Selanjutnya tanyakan tentang
keluhan yang dirasakan saat ini, pola pemenuhan setiap hari seperti nutrisi,
eliminasi, personal hygiene, aktifitas, istirahat tidue dan seksualitas. Data
psiko spiritual ibu juga harus dikaji agar mendapatkan informasi tentang
pengetahuan ibu, penerimaan dan dukungan ibu, ketaatan beribadah dan
kegiatan sosial spiritual lainnya.
Setelah melakukan wawancara, dalam proses pengkajian juga dapat
melakukan pemeriksaan fisik guna untuk mendapatkan informasi yang lebih
banyak lagi. Pemeriksaan fisik bisa berupa pemeriksaan tanda-tanda vital,
yang meliputi tekanan darah, nadi yang dimana frekuensi norrmalnya 60-

12
90x/menit. Selanjutnya pernapasan yang berkisar antara 16-24x/menit, suhu
normal selama hamil adalah 36,2- 37,6◦C.
Pemeriksaan sistem kardiovaskular, mengidentifikasi adanya
bendungan vena yang memicu terjadinya varises. Bendungan vena biasanya
terjadi pada tungkai, vulva dan rektum. Selanjutnya, mengidentifikasi adanya
edema atau pembengkakan, edema yang terjadi pada tangan dan wajah
memicu terjadinya hipertensi.
Pemeriksaan sistem muskuloskleteal yaitu mengidentifikasi adanya
perubahan postur yang biasanya terjadi pada otot punggung dan tungkai.
Tinggi dan berat badan, identifikasi berat badan ibu hamil pada saat sebelum
hamil dan saat hamil, berat badan yang rendah dapat memicu terjadinya bayi
prematur. Pengukuran pelviks berguna untuk menentukan diameter untuk
persalinan per vaginaan. Abdomen, perawat harus melakukan pengukuran
terhadap tinggi fundus.
Pemeriksaan sistem integumen, biasanya dilakukan pemeriksaan pada
bagian kulit untuk mengkaji adanya kelainan seperti lesi, pucat dan tanda-
tanda tidak normal lainnya. Pemeriksaan sistem endokrin, pada trimester
kedua tiroid akan membesar, tetapi jika terjadi pembesaran yang berlebihan
akan mengakibatkan hipertiroid.
Sistem gastrointestinal, pemeriksaan pada mulut, mengkaji apakah
keadaan normal atau ada gangguan pada area mulutnya. Pada usus, untuk
mengkaji bising usus, apakah normal atau memicu adanya diare.
Sistem urinarius, pengumpulan urine untuk pemeriksaan yang dapat
mendeteksi tanda infeksi saluran kemih dan zat yang ada didalam urine yang
menandakan ada masalah. Protein, seharusnya tidak ada didalam urine, jika
ada maka menandakan adanya kontaminasi sekret vagina, penyakit ginjal.
Glukosa, jika pada jumlah yang sedikit maka masih batas normal. Keton,
ditemukan apabila melakukan aktivitas yang berat dan pemasukan cairan
yang adekuat. Bakteri, peningkatan bakteri dapat mengakibatkan terjadinya
infeksi pada saluran kemih.
Pemeriksaan pada sistem reproduksi. Ukuran payudara, kesimetrisan,
kondisi puting dan apakah adanya benjolan di area payudara. Pemeriksaan

13
pada organ intim yang menandakan adanya lesi,varises atau keadaan baik-
baik saja.

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH


DINAS KESEHATAN
UPTD BLUD PUSKESMAS PRAYA
Alamat : Jln. Diponegoro no 48 Praya-Lombok Tengah Telp. (0370) 6158649

KAJIAN AWAL KLINIS KEBIDANAN UPTD BLUD PUSKESMAS


PRAYA

No Rekam Medik : Ruang :


Tanggal : Jam :
Pengkaji : No Kartu BPJS :

Nama Ibu : Nama suami :


Umur : Umur :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Agama : Agama :
Pendidikan : Pendidikan :
Alamat :
a. Alasan datang :

b. Keluhan Utama :

c. Riwayat kehamilan dan Persalinan Lalu :


Anak Persalina UK Penolongan Tempat BB Jenis Komplikasi Umur
ke n Bersalin Lahir Kelami Anak
n

d. Riwayat Kehamilan Sekarang :


- Hamil ke :
- Jumlah ANC :
- Keluhan ibu selama hamil :

e. Riwayat Menstruasi :

14
- Menarche :
- Lama :
- Warna :
- Siklus :
- Banyaknya : kali Ganti pembalut
- Keluhan :
- HPHT :
- HTP :

f. Riwayat Kontrasepsi :
- Metode KB yang pernah digunakan :
- Lama : Tahun

g. Riwayat Pernikahan :
-
Status pernikahan : Kawin/Belum kawin/janda
-
Jumlah pernikahan : istri…………..Kali
Suami………..Kali
- Umur pada waktu menikah :
- Lama Pernikahan :
h. Riwayat Kesehatan :
- Riwayat Kesehatan Sekarang :

- Riwayat Kesehatan yang lalu :

- Riwayat Kesehatan keluarga : DM/stroke/Hipertensi/Jantung/Gangguan jiwa/TBC/


Hepatitis/Asma/Lain-lain……

i. Riwayat Imunisasi : Imunisasi TT : belum/sudah; jumlah :……kali ;Tanggal :………….


j. Pola Nutrisi :
- Pola makan : sebelum hamil……..Kali, Sesudah hamil……. Kali
- Pola minum : sebelum hamil……..kali, Sesudah hamil……..Kali
k. Pola Eliminasi : BAK :……kali/hari; Warna :…………….
BAB :…....kali/hari; karakteristik :…………..

l. Pola aktivitas :
m. Pola istirahat : Tidur siang :……jam/hari; Tidur malam :…….jam/hari
n. Pola kebiasaan : Istri : merokok/tidak merokok; Jumlah :…….batang/hari
Suami : merokok/tidak merokok; jumlah :…….batang/hari
o. Personal hygiene :
- Mandi :……kali/hari
- Gosok gigi :……kali/hari
- Ganti pakaian dalam :……kali/hari
p. Pola seksual :……………………………………………………………………………..
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum :
Kesadaran : Compos mentis
Tinggi Badan : Cm Berat badan : Kg
Tekanan Darah : mmHg Nadi : kali/menit
RR : kali/menit Suhu : kali/menit

15
Diagnosa :
1.
2.
3.

Keputusan Layanan Klinis


a. Rencana pelayanan medis Terpadu
1. Gigi
2. Laboratorium
3. Gizi
4. Kesling
5. MTBS
6. Pelayanan Umum
7. Pelayanan Imunisasi

Penyuluhan kesehatan/Konsling :

16
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesejahteraan janin merupakan kondisi dimana janin dalam keadaan
sejahtera yang diukur berdasarkan denyut jantung dan Gerakan janin. Kondisi
kesejahteraan janin dapat dilihat dari variasi perubahan denyut jantung serta
gerakan pada janin. Tindakan pemantauan terhadap kesejahteraan janin
dilakukan agar dampak negative yang kemungkinan terjadi dapat diantisipasi
lebih awal.
Pelaksanaan pengkajian kehamilan kepada ibu hamil bertujuan untuk
melakukan pengumpulan data tentang status kesehatan pasien, kondisi janin,
pemeriksaan kesehatan fisik ibu hamil dan menyusun rencana perawatan guna
untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan janin.

B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan tersebut, makalah ini mempunyai banyak
kekurangan dan jauhnya dari kesempurnaan, oleh karena itu segala kritik dan
saran  yang bersifat membangun sangat lah penulis harapkan terutama dari
dosen pembimbing dan rekan pembaca sekalian demi kesempurnaan makalah
ini dimasa mendatang, semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua dan
menambah wawasan kita.

17
DAFTAR PUSTAKA

Suyono, Y. Joko. 1995. Dasar-Dasar Obstetri dan Ginekologi. Jakarta:

Hipokrates Varney, Helen. 2003. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC

Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba


Medika.

Nurjannah, I. (2010). Proses Keperawatan. Yogyakarta: MocoMedia.

18

Anda mungkin juga menyukai