Kelompok : 4
Dosen Pembimbing :
Susi Purwanti, S.SiT ,MPH
Disusun Oleh :
1. Hajratul Aswad
2. Nurisma
3. Safira Nurzannah
4. Rhegiyana Rosti
Tingkat I / Semester II
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah meridhoi
kami selama proses pembuatan makalah ini. Karena berkat rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Kami menyusun tugas makalah ini untuk lebih lanjut mengetahui tentang Pemantauan
Kesejahteraan Janin. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua. Kami memohon maaf apabila di dalam makalah saya ini terdapat kata-kata
yang kurang mengenakkan untuk dibaca dan kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan Penulisan Makalah........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan................................................................................................9
B. Saran..........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar pemantauan kesejahteraan janin?
2. Bagaimana tata cara pemantauan kesejahteraan janin?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar pemantauan kesejahteraan janin.
2. Untuk mengetahui tata cara pemantauan kesejahteraan janin.
BAB II
PEMBAHASAN
USG(Ultrasonography)
USG merupakan alat bantu diagnostic yang semakin penting didalam
pelayanan kesehatan ibu hamil, bahkan mungkin saja suatu saat alat USG ini menjadi
sepertis tetoskop bagi dokter spesialis obstetric dan ginekologi. Salah satu fungsi
penting dari alat ini adalah menentukan usia gestasi dan pemantauan keadaan janin
(deteksidinianomali). Pemeriksaan panjang kepala-bokongjanin(CRL= crown-
rumplength) yang dilakukan pada kehamilan trimester pertama memiliki akurasi
dengan kesalahan kurang dari satu minggu dalam hal penentuan usia gestasi.
Pengukuran CRL ini juga merupakan satu-satunya parameter tunggal untuk
penentuan usia gestasi dengan kesalahan terkecil. Pengukuran diameter biparietal
(DBP) atau panjang femur memiliki kesalahan lebih dari satu minggu. Manfaat lain
dari pemeriksaan USG adalah penapisan anomaly congenital yang dilakukan rutin
pada kehamilan 10–14 minggu dan 18–22 minggu. Janin-janin dengan kelainan
bawaan, terutama system saraf pusat dan jantung akan memberikan perubahan dalam
pola gerak janin dan hasil kardiotokografi. Jangan sampai kesalahan interpretasi
kardiotokografi terjadi akibat tidak terdeteksinya cacat bawaan pada janin.
2. Observasi Gerak Janin
Pemantauan gerak janin sudah lama dilakukan dan banyak tata cara yang
diperkenalkan, tetapi tidak ada satu pun yang lebih superior dibanding lainnya. Gerak
janin ini dipantau sejak kehamilan 28 minggu setelah system susunan saraf pusat dan
autonom berfungsi dengan optimal. Pemantauan ini terutama dilakukan pada
kehamilan resiko tinggi terhadap terjadinya kematian janin atau asfiksia. Misalnya
pada kasus pertumbuhan janin terhambat. Ada dua cara pemantauan, yaitu cara :
a. Cara Cardiff
Pemantauan dilakukan mulai jam 9 pagi, tidur miring kekiri atau duduk, dan
menghitung berapa waktu yang diperlukan untuk mencapai 10 gerakan janin. Bila
hingga jam 9 malam tidak tercapai 10 gerakan, maka pasien harus segera kedokter/
bidan untuk penanganan lebih lanjut.
b. Cara Sadovsky
Pasien tidur miring kekiri, kemudian hitung gerakan janin. Harus dapat dicapai 4
gerakan janin dalam satu jam, bila belum tercapai, waktunya ditambah satu jam lagi,
bila ternyata tetap tidak tercapai 4 gerakan, maka pasien harus segera berkonsultasi
dengan dokter/ bidan.
3. Pernafasan
Gambaran pada respirasi janin adalah gerakan dinding pada paradoks.
Selama inspirasi dinding dada justru kolaps dan abdomen menonjol (Jhonson dkk.,
1988). Ada 2 jenis gerakan pernapasan:
1. Nafas tersengal-sengal (gasps atau sighs) yg terjdi dgn frekuensi 1-4/mnt
2. Letupan gerakan nafas irreguler (irreguler bursts of breathing) yg terjadi dgn laju
sampai 240 siklus/mnt (Dawes, 1974)
4. Produksi Cairan Ketuban
Pemeriksaan cairan amnion à pengkajian antepartum à resiko kematian janin à ↓
perfusi uteroplasenta à - aliran darah ginjal janinà ↓ frekuensi
berkemih à oligohidramion.
Tujuan EFM :
• Denyut jantung janin mengalami penyesuaian konstan karena menanggapi
lingkungan dan rangsangan lainnya.
• Monitor janin mencatat detak jantung bayi yang belum lahir dan grafik pada
selembar kertas.
• Pemantauan janin elektronik biasanya disarankan untuk kehamilan berisiko tinggi,
saat bayi berada dalam bahaya kesusahan.
• Alasan khusus untuk EFM meliputi: bayi dalam posisi sungsang, persalinan
premature.
Indikasi Pemeriksaan EFM :
• Oligohidramnion Hipertensi
• FHR abnormal
• Malpresentasi dalam persalinan
• DM, Kehamilan ganda
• Persalinan bekas SC
• Trauma abdomen
• Ketuban pecah lama
• Air ketuban kehijauan
• Kehamilan resiko tinggi
• Induksi persalinan.
• Persalinan prematur
Interpretasi EFM
• Pertimbangan interpretasi dipengaruhi
– Intrapartum/antepartum
– Fase persalinan (stage of labor)
– Usia kehamilan
– Presentasi janin à Malpresentasi
• Terapi induksi persalinan
• Monitoring langsung atau tidak langsung
• Janin normal : pada saat kontraksi : jika frekuensi denyut jantung tetap normal atau
meningkat dalam batas normal, berarti cadangan oksigen janin baik (tidak ada
hipoksia).
• Pada janin hipoksia : tidak ada akselerasi, pada saat kontraksi justru terjadi
deselerasi / perlambatan, setelah kontraksi kemudian mulai menghilang (tanda
insufisiensi plasenta).
Interpretasi Dasar EFM
Baseline djj
· Rerata djj (FHR) dalam keadaan stabil kecuali akselerasi dan deselerasi (110-160
dpm)
· Takikardia
· Bradikardia
Baseline Variability
· Normal ³5 bpm antar kontraksi
· Ragu 5 bpm selama < 30 menit
· Abnormal < 5 bpm selama 90 menit
EFM Akselerasi
• Akselerasi – peningkatan sesaat FHR ³15 dpm selama sekurangnya 15 detik
• Arti klinis tidak ditemukannya akselerasi pada KTG normal masih belum jelas
• Ditemukannya akselerasi pada KTG memiliki korelasi dengan outcome janin (bayi)
yang baik
EFM Deselerasi
perlambatan sementara dibawah tingkat basal ³15dpm selama ³ 15 detik.
a. Deselerasi Dini:
· Kompresi kepala pada jalan lahir
· Penurunan DJJ dimulai saat kontraksi dan kembali ke basal setelah kontraksi
berakhir
· Perlu diperhatikan terutama bila ditemukan pada awal proses persalinan atau
pemeriksaan antenatal
· Jika ada deselerasi dini : dalam batas normal, observasi. Kemungkinan akibat
turunnya kepala, atau refleks vasovagal
b. Deselerasi Lambat
· Penurunan FHR tetap berlangsung meskipun kontraksi uterus telah kembali ke
basal
· Adanya deselerasi lambat yang berulang meningkatnya resiko asidosis arteri
umbilikalis dengan nilai Apgar <7 pada menit ke 5 dan meningkatkan resiko serebral
palsy.
· Jika ada deselerasi lambat : indikasi untuk terminasi segera.
Penyebab deselerasi lambat :
o Insufisiensi akut dan kronik pembuluh feto-plasenter
o Terjadi pada kontrasi uterus yang memanjang
o Dirangsang oleh hipoksemia
o Dihubungkan dengan asidosis metabolik dan respiratorik
o Biasanya ditemukan pada pasien hipertensi/preeklampsiaCommon pada pasien dengan
PIH, DM, IUGR atau lainnya, diabetes mellitus dari kekurangan plasenta.
c. Deselerasi variabel
• Konfigurasi FHR tidak ritmik dan konsisten
• Rule of 60 (decrease of 60 bpm,or rate of 60 bpm and longer than 60 sec)
• Disebabkan oleh kompresi tali pusat atau plasenta
• Sering ditemukan pada keadaan oligohidramnion atau ketuban pecah dini
• Sering menimbulkan RDS/Sindroma distres pernafasan meskipun ringan
• Potensial menimbulkan asidosis bila muncul berulang kali
• Jika ada deselerasi variabel (seperti deselerasi dini tetapi ekstrim), hal ini
merupakan tanda keadaan patologis misalnya akibat kompresi pada tali pusat
(oligohidramnion, lilitan tali pusat, dan sebagainya). Juga indikasi untuk terminasi
segera.
• Batasan waktu untuk menilai deselerasi : tidak ada.
• Seharusnya penilaian ideal sampai waktu 20 menit, tapi dalam praktek, kalau
menunggu lebih lama pada keadaan hipoksia atau gawat janin akan makin
memperburuk prognosis.
• Kalau grafik denyut datar terus : keadaan janin non-reaktif.
• Uji dengan bel ("klakson"…ngooook), normal frekuensi denyut jantung akan
meningkat.
B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini kita sebagai mahasiswi kebidanan mampu
mempratekkan ilmu yang kita peroleh berdasarkan materi dalam makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA