MAKALAH TUGAS
PEMANTAUAN DAN PENGKAJIAN
KESEJAHTERAAN JANIN
Disusun oleh :
Kelompok 4
1. Farihatul Mufaidah (P27824420104)
2. Galih Kresmayanti A. (P27824420105)
3. Herlina Pratika A. (P27824420106)
4. Intan Tiara A. (P27824420107)
5. Karindra Alfina D. (P27824420108)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Tugas Pemantauan dan Pengkajian
Kesejahteraan Janin. Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada:
Penulis
ii
iii
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan masalah......................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN......................................................................................3
2.1 Auskultasi Denyut Jantung Janin ....................................................... 3
2.2 Pemantauan Janin Elektronik ............................................................ 8
2.3 Pemantauan Aktivitas Uterus ............................................................ 15
BAB 3 PENUTUP................................................................................................18
3.1 Kesimpulan ...............................................................................................18
3.2 Saran..........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................19
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Kehamilan adalah pertemuan antara sperma dan ovum yang sehat yang
berkembang menjadi fetus yang aterm. Selama kehamilan dari bulan ke bulan ibu
hamil mengalami perubahan dan perkembangan sehingga terjadi perubahan psikis
dan fisiknya. Hal ini terjadi karena hormon progesterone dan hormon estrogen yakni
hormon kewanitaan yang ada didalam tubuh ibu sejak terjadinya proses kehamilan
[ CITATION Han11 \l 1057 ].
Kesejahteraan janin secara umum yaitu perkembangan janin secara normal yang
ditandai dengan tidak adanya gangguan pada pemeriksaan dan atau tidak adanya
keluhan yang dirasakan oleh ibu. Faktor penyebab dari gangguan kesejahteraan janin
yaitu faktor genetik, kenaikan berat badan ibu yang tidak adekuat atau nutrisi yang
kurang memadai saat kehamilan, penyakit kronik ibu, infeksi selama kehamilan,
terpajan zat karsinogen, implantasi plasenta dan solusio plasenta. Dampak dari
gangguan kesejahteraan janin yakni (PJT) Pertumbuhan Janin Terhambat, teratoma,
sindrom patau, talasemia, hipotiroid konginetal, kraniorakiskisi, asfiksia intra partum
bahkan sampai lahir dengan (BBLR) berat badan lahir rendah (mati dalam
kandungan) [ CITATION Fir12 \l 1057 ].
1
2
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari makalah ini untuk mengetahui bagaimana proses
pemantauan serta pengkajian kesejahteraan janin.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui bagaimana pemeriksaan auskultasi denyut jantung janin
2. Untuk mengetahui bagaimana pemantauan janin elektronik
3. Untuk mengetahui bagaimana pemantauan aktivitas uterus
3
BAB 2
PEMBAHASAN
3
4
dan punggung disebelah kiri, punctum maksimum berada diantara pusat dan
prosessus xifoideus ibu dibagian kiri. Bila janin dengan posisi bokong dibawah dan
punggung disebelah kanan, maka punctum maksimum berada diantara pusat dan
prosesus xifodeus dibagian kanan ibu. Selanjutnya, apabila janin dengan posisi
melintang dengan kepala dibagian kiri, punctum maksimum berada diantara pusat
dibagian kiri ibu. Apabila janin dalam posisi melintang dengan kepala dibagian kanan
maka, punctum maksimum berada diantara pusat dibagian kanan ibu (Mufdlilah,
2017).
Bunyi yang terdengar pada pemeriksaan auskultasi pada ibu hamil berasal dari
ibu dan bayi. Bunyi yang berasal dari ibu meliputi :
1. Bising rahim. Sifat bunyi berdetak, frekuensi sama dengan denyut nadi ibu karena
berasal dari arteri urterina.
2. Bunyi aorta. Sifat bunyi berdetak, frekuensi sama dengan denyut nadi ibu,
terdengar lebih keras dari bising rahim.
3. Bising usus. Sifat bunyi tidak teratur yang disebabkan oleh udara dan cairan yang
ada diusus.
Bunyi yang berasal dari bayi meliputi :
1. Bising tali pusat. Sifat bunyi meniup. Bising tali pusat timbul karena tali pusat
tertekan oleh bagian-bagian janin. Bila posisi ibu diubah, Bising tali pusat bisa
hilang karena tali pusat sudah tidak tertekan lagi.
2. Gerakan anak. Sifat bunyi seperti gerakan dari dalam rahim.
3. Bunyi/denyut jantung janin. Sifat bunyi berdetak, dalam keadaan normal lebih
cepat dari denyut nadi, dan irama teratur. Dalam keadaan tidak normal bisa lebih
cepat atau lebih lambat dari denyut nadi dan irama nya tidak teratur.Setelah
punctum maksimum denyut jantung janin ditemukan, frekuensi denyut jantung
dihitung menggunakan arloji yang mempunyai jarum sekon.Frekuensi yang
dihitung adalah lima detik pertama, lima detik ketiga, dan lima detik kelima.
Sedangkan lima detik kedua dan lima detik keempat tidak dihitung. Tujuannya
supaya kita bisa menilai keteraturan bunyi jantung yang kita dengar. Apakah
5
frekuensi pada lima detik pertama, ketiga dan kelima sama, atau masih memiliki
selisih yang seimbang atau selisih sangat banyak, yang menandakan normal
tidaknya irama bunyi jantung yang kita dengarkan. Frekuensi denyut jantung janin
dihitung pada lima detik pertama, lima detik ketiga, lima detik kelima. (Mufdlilah,
2017).
Pemeriksaan auskultasi untuk mendengarkan denyut jantung janin bisa
dilaksanakan mulai umur kehamilan 20 minggu. Urutan kerjanya: umur kehamilan 20
sampai 21 minggu dilakukan setelah pemeriksaan inspeksi abdomen.Pada kehamilan
normal mulai umur kehamilan 22 minggu sampai 35 minggu, sebaiknya dilakukan
setelah melakukan pemeriksaan tinggi fundus uteri dengan teknik Mc.Donald, pada
umur kehamilan 36 minggu sampai menjelang lahir setelah pemeriksaan palpasi
dengan teknik Leopold. Sedangkan pada pemeriksaan kehamilan ganda, pada umur
kehamilan 28 minggu setelah pemeriksaan palpasi dengan teknik Leopold. Jangan
melakukan pemeriksaan saat uterus berkontraksi. (Mufdlilah, 2017)
Contoh Perhitungan Frekuensi Denyut Jantung
5 detik 5 detik 5 detik Kesimpulan
I III V
12 11 11 Teratur,136x/mnt (baik)
11 12 13 Teratur,144x/mnt (baik),
perlu antisipasi
9 14 10 Tidak teratur,132x/mnt
(tidak teratur)
Perlu antisipasi
8 8 6 Tidak teratur,92x/menit,
(brakardia, gawat janin)
15 14 14 Teratur, 172x/mnt (trakardia,
gawat janin) perlu tindakan
segera.
Janin dalam keadaan sehat bunyi jantungan teratur dan frekuensinya berkisar antara
120-140x/menit. Kalau bunyi jantung kurang dari 120 x/menit atau lebih dari 160
x/menit atau tidak teratur, janin dalam keadaan asfiksia (kekurangan oksigen) yang
disebut gawat janin.
5. Pada 5 detik kedua dan keempat, DJJ tidak dihitung, tetapi tetap mendengarkan
dan memperhatikan karakteristik DJJ.
6. Hasilnya dijumlah dikalikan empat ditulis dengan “…..kali per menit”, dijelaskan
juga keteraturan dan kekuatannya.
Menurut Mufdlilah tahun 2017 sikap pemeriksa dalam melaksanakan
pemeriksaan auskultasi :
1. Berhati-hati . Pada saat melaksanakan pemeriksaan auskultasi pemeriksa harus
berhati-hati.Pertama dalam menetukan lokasi(punctum maksimum) terdengarnya
denyut jantung janin , sebelum pasti sebaiknya jangan menempelkan funduskop
dan Doppler diatas perut ibu , supaya ibu tidak sering merasakan geli atau
kadang-kadang juga terasa sakit.Pada saat mendengarkan denyut jantung janin
terutama kalau menggunakan funduskop , usahakan jangan menekan funduskop
terlalu keras , supaya ibu tidak kesakitan dan kesejahteraan janin tidak terganggu.
2. Cermat. Dalam mendengarkan denyut jantung janin pemeriksa harus cermat
sehingga dapat membedakan antara denyut jantung janin , bising tali pusat ,
bising rahim , dan bising usus ,.Dengan demikian , akan memperoleh hasil
pemeriksaaan dengan tepat.Pada saat menghitung frekuensi denyut jantung janin
yang diperoleh pada masing-masing periode perhitungan , yaitu dari perhitungan
pada 5 detik pertama, 5 detik ketiga, 5 detik kelima harus dengan penuh
konsentrasi, sehingga bisa mengingat hasil perhitungan dengan benar. Apabila
dari hasil yang diperoleh ada keraguan, perlu dilakukan ulang sampai 3 kali. kalau
2 kali hasilnya sama, baru bisa diyakini.
3. Tanggap. Selama melakukan pemeriksaan harus tanggap terhadap reaksi ibu
hamil yang sedang diperiksa. Amati apakah ada reaksi kesakitan, jika ada,
kurangi penekanan funduskop pada perut ibu. Apabila terjadi kontraksi rahim atau
gerakan janin yang kuat, tunda dulu pemeriksaan samapai kontraksi hilang,
gerakan janin normal.
4. Melindungi. Dalam pemeriksaan denyut jantung janin privasi ibu perlu
dilindungi, dengan jalan usahakan pemeriksaan jangan dilihat oleh orang lain
8
e. Pada pasien diabetes melitus tipe IDDM pemeriksaan NST diulang tiap hari,
tipe yang lain diulang setiap minggu.
2. Tidak reaktif, bila :
a. Denyut jantung basal 120-160 kali per menit.
b. Variabilitas kurang dari 6 denyut /menit.
c. Gerak janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit.
d. Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan rangsangan
dari luar.
3. Sinusoidal, bila :
a. Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal.
b. Tidak ada gerakan janin.
c. Tidak terjadi akselerasi, janin dalam keadaan bahaya. Bila paru-paru janin
matur, janin dilahirkan. Gambaran ini didapatkan pada keadaan
isoimunisasi-RH.
4. Hasil pemeriksaan NST disebut abnormal (baik reaktif ataupun non reaktif)
apabila ditemukan :
a. Bradikardi
b. Deselerasi 40 atau lebih di bawah (baseline), atau djj mencapai 90 dpm,
yang lamanya 60 detik atau lebih.
Pada pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan terminasi kehamilan bila janin sudah
viable atau pemeriksaan ulang setiap 12-24 jam bila janin belum viable. Hasil
NST yang reaktif biasanya diikuti oleh keadaan janin yang masih baik sampai 1
minggu kemudian (dengan spesifitas sekitar 90%), sehingga pemeriksaan ulang
dianjurkan 1 minggu kemudian. Namun bila ada faktor resiko seperti
hipertensi/gestosis, DM, pendarahan atau oligohidramnion hasil NST yang reaktif
tidak menjamin bahwa keadaan janin akan masih tetap baik sampai 1 minggu
kemudian, sehingga pemeriksaan ulang harus lebih sering (dibawah 1 minggu).
11
Beberapa ahli percaya bahwa pemeriksaan NST tidak diperlukan pada kehamilan
beresiko rendah.Pemeriksaan NST ini mengharuskan pasien tetap diam, gerakan
akan mengganggu sinyal dan pembacaan mesin yang tidak akurat. Beberapa ahli
merasa bahwa NST mengarah kekelahiran cesar atau vakum selama persalinan
vaginal.
4. Auskultasi
Untuk teknologi auskultasi digunakan untuk pemeriksaan frekuensi denyut
jantung janin bisa menggunakan stetoskop manual ataupun stetoskop digital.
Stetoskop manual ada 2 tipe yang biasa digunakan untuk pemeriksaan janin yaitu
stetoskop pinard dan fetoscope, sedangkan untuk stetoskop digital akan
menghasilkan yang dinamakan fPCG. Dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Menggunakan stetoskop Pinard/ Laennec atau monoaural
Stetoskop yang dirancang khusus untuk dapat mendengarkan detak jantung
janin secara manual oleh pemeriksa dapat digunakan pada usia kehamilan 17-
22 minggu. Tata cara pemeriksaan:
1) Tempat mendengarkan harus tenang, agar tidak mendapat gangguan dari
suara lain.
2) Pemeriksaan ini sebagai lanjutan dari pemeriksaan palpasi.
3) Mencari daerah atau tempat dimana kita akan mendengarkan biasanya
merupakan punggung bayi. Setelah daerah ditemukan, stetoskop pinard di
pakai bagian yang berlubang luas ditempatkan ke atas tempat atau daerah
dimana kita akan mendengarkan. Sedangkan bagian yang luasnya sempit
ditempatkan pada telinga kita, letakkan tegak lurus
4) Kepala pemeriksa dimiringkan, perhatian dipusatkan pada denyut jantung
janin. Bila terdengar suatu detak, maka untuk memastikan apakah yang
terdengar itu denyut jantung janin, detak ini harus disesuai dengan detak
nadi ibu. Bila detakkan itu sama dengan nadi ibu, yang terdengar bukan
jantung janin, tetapi detak aorta abdominalis dari ibu.
5) Setelah nyata bahwa yang terdengar itu betul-betul denyut jantung janin
12
5. Ultrasonografi
Ultrasonografi (USG) adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang
memanfaatkan gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki
frekuensi yang tinggi (250 kHz 2000 kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan
dalam layar monitor. Pemantauan menggunakan USG ini dapat dilakukan pada
kehamilan 12 minggu. Tetapi pemantauan menggunakan USG ini disarankan
untuk tidak dilakukan seringkali. Biasanya dianjurkan pada awal kehamilan dan
akhir kehamilan.
a. Skema cara kerja USG
1) Transduser
Transduser adalah komponen USG yang ditempelkan pada bagian tubuh
yang akan diperiksa, seperti dinding perut atau dinding poros usus besar
pada pemeriksaan prostat. Di dalam transduser terdapat kristal yang
digunakan untuk menangkap pantulan gelombang yang disalurkan oleh
transduser. Gelombang yang diterima masih dalam bentuk gelombang
akusitik (gelombang pantulan) sehingga fungsi kristal disini adalah untuk
mengubah gelombang tersebut menjadi gelombang elektronik yang dapat
dibaca oleh komputer sehingga dapat diterjemahkan dalam bentuk gambar.
2) Monitor yang digunakan dalam USG
3) Mesin USG
b. Jenis Pemeriksaan USG
1) USG 2 Dimensi
Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan melintang). Kualitas
gambar yang baik sebagian besar keadaan janin dapat ditampilkan.
2) USG 3 Dimensi
Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut
koronal. Gambar yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda
(dalam hal ini tubuh janin) dapat dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan
14
janin dari posisi yang berbeda. Ini dimungkinkan karena gambarnya dapat
diputar (bukan janinnya yang diputar).
3) USG 4 Dimensi
Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi yang
dapat bergerak (live 3D). Kalau gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi
statis, sementara pada USG 4 Dimensi, gambar janinnya dapat “bergerak”.
Jadi pasien dapt melihat lebih jelas dan membayangkan keadaan janin di
dalam rahim.
4) USG Doppler
USG Doppler atau Fetal Doppler adalah alat untuk deteksi detak jantung
janin di dalam kandungan sang ibu. Gunanya untuk memeriksa apakah sang
janin tumbuh dengan normal, dengan ditandai adanya denyut jantungnya.
Umumnya teknik yang digunakan untuk deteksi detak jantung janin adalah
dengan ultrasound (frekuensi 2 MHz).Pemeriksaan menggunakan USG
Doppler ini dapat dilakukan pada usia kehamilan 12 minggu.
6. FECG
Selain ECG bisa dideteksi melalui kulit kepala janin dengan memecahkan kulit
ketuban yang disebut dengan internal electronic fetal monitoring, sinyal ECG
janin juga dapat dideteksi melalui permukaan perut ibu. Keberadaan
Elektrocardiografi (ECG) terungkap lebih dari satu abad yang lalu, namun akuisisi
dan elisitasi dari elektrokardiogram janin non-invasif (FECG) masih dalam masa
penelitian meskipun kemajuan di elektrokardiografi klinis, teknik pemrosesan
sinyal biomedical canggih dan teknologi rekayasa berkembang cepat. Akuisisi
EKG janin menjadi tugas yang menantang karena berbahaya bagi kontak langsung
atas janin. Selain itu, ECG perut non-invasif (FECG) pengukuran diperoleh diatas
permukaan perut ibu mengandung beberapa potensi bioelectric seperti aktivitas
jantung ibu, aktivitas jantung janin, aktivitas otot ibu, aktivitas gerakan janin,
yang dihasilkan potensi oleh respirasi dan aktivitas perut, dan kebisingan (noise
thermal, kebisingan yang dihasilkan dari kontak elektroda-kulit.
15
muncul pada masa menjelang partus di bawah pengaruh hormon oksitosin dan
prostaglandin (Rahbek, et al., 2014).
Sebagai sel eksitabel, proses kontraksi miometrium pada wanita yang hamil dan
tidak hamil melalui mekanisme yang sama, yaitu difasilitasi oleh influks kalsium.
Aktivitas listrik pada sel-sel miosit uterus terjadi karena siklus depolarisasi dan
repolarisasi yang terjadi pada membran plasma uterus dan ini disebut dengan
potensial aksi. Potensial aksi diperantarai oleh beberapa jenis jalur, seperti VGCC
(Voltage Gated Calcium Channel), SOCE (store-operated calcium entry), ROCE
(receptor- operated calcium entry), dan atau melalui penyimpanan kalsium di ruang
intrasel. Kontraksi uterus dapat terjadi karena adanya aktivitas spontan pada otot
polos uterus yang disebabkan oleh potensial aksi tersebut dan sangat bergantung pada
peningkatan ion kalsium intraseluler, elemen kontraksi, serta sistem konduksi antara
sel-sel uterus (Chin-Smith, et al., 2014).
2.3.3 Alat Pemantauan Aktivitas Uterus
noninvasif, dapat menilai kontraksi, dapat dibaca langsung, bentuknya sederhana, dan
harga terjangkau, yaitu tokodinamometer.
Tokodinamometer adalah suatu perangkat elektronik yang dikembangkan untuk
mengukur aktivitas miometrium (kontraksi uterus), menggunakan sensor tekanan
pada transduser yang dipergunakan secara eksternal untukmendeteksi kontrakstilitas
miometrium sesuai dengan perubahan aktivitas uterus.
Gambar :Hasil Grafik Pengukuran Kontraksi Persalinan Kala I Fase Aktif (A)
Tokodinamometer dan (B) Kardiotografi (KTG)
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam rangka untuk meningkatkan akses dan jangkauan layanan kesehatan ibu
dan neonatal yang berkualitas maka digunakan beberapa teknologi untuk pemantauan
kesejahteraan janin. Salah satunya pemeriksaan auskultasi denyut jantung janin pada
ibu hamil, adalah periksa dengar pada bagian abdomen ibu hamil menggunakan
stetoskop monoaural/funduskop atau dopler. Selain itu pemantauan janin elektronik
menggunakan metode invasive dan non invasive. Adapun pemantauan kontraksi
uterus yang akurat adalah menggunakan KTG yang sekaligus memeriksa kondisi
janin.
3.2 Saran
Pemantauan kondisi janin saat masa prenatal menjadi sebuah penentuan
bagaimana kualitas anak yang dilahirkan nantinya. Maka, perlu adanya kerja sama
antara petugas kesehatan dengan masyarakat khususnya ibu hamil untuk selalu rutin
memeriksakan kehamilannya demi menantikan si buah hati tercinta.
18
20
LAMPIRAN
9. Lathifa/Herlina Hal apa saja yang perlu Menjaga privasi klien, berhati-hati
diperhatikan pemeriksa saat melakukan pemeriksaan,
dalam melakukan sebaiknya jangan tempelkan
pemeriksaan auskultasi? funandoskop/dopler pada perut ibu,
tanggap pada reaksi ibu hamil, jika
terjadi kontraksi maka tunggu hingga
mereda.
10. Devi/Galih Pemantauan kesejahteraan Dapat mempengaruhi hasil
janin dengan menggunakan pengukuran karena jarak antara
KTG pada ibu yang uterus dan tranduser untuk
mengalami IMT berlebih menangkap gelombang tekanan
listrik myometrium saat berkontraksi.
apakah dapat mempengaruhi
karakteristik ibu yang diperiksa juga
hasil dari KTG tersebut?
dilihat melalui IMT , jika IMT
normal maka subkutan tidak terlalu
tebal
11. Aldila/Intan Apa ada kekurangan atau Berbahaya jika kontak langsung pada
kendala dari pemeriksaan janin, pemeriksaan ini memiliki
FECG? potensi bioelektrik yaitu aktivitas
jantung janin, aktivitas jantung ibu
serta aktivitas gerak janin
23
DAFTAR PUSTAKA
Barnea, O, L., A, J., M, S., E.Fox, & Farine. (2009). Relations between fetal head
descent and cervical dilatation during individual uterine contractions in the
active stage of labor. J Obstetri Gynaecol .
Euliano, Nguyen, S, D., SP, M., N, E., & A, O. (2013). Monitoring uterine activity
during labor: a comparison of three methods. Am J Obstetri Gynecol .
Hani, d. (2011). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba
Medika.
Hayes, G. B., M, S., S, H., Brown, FG, M., & S, O. (2012). Accuracy and reliability
of uterine contraction identification using abdominal surface electrodes. Clin
Med Insights: Women’s Health .
Kemenkes, R. I. (2013). Buku Saku Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar Dan
Rujukan. Jakarta: Salemba Medika.
Lisabet. (2018). Asuhan Kebidanan Pada Ny.Nr Masa Hamil Sampai Dengan
Keluarga Berencana Di Pmb Siti Tiarmin Ginting Kec. Medan Johor.
Laporan Tugas Akhir Prodi D3 Kebidanan Poltekes Kemenkes Medan .
Mufdillah. (2017). Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Yogyakarta: Numed
Offset.
Safdar, A., Kia, H., & Farhadi, R. (2013). Physiology of Parturition . International
journal of Advanced Biological and Biomedical Volume 1 Issue 3 .
Siti. (2018). Perbedaan Posisi Berbaring dan Miring terhadap Pungtum Maksimum
Denyut Jantung Janin (DJJ) Primigravida. Artikel Penelitian Vol 8 No 2 .
Wirakusumah, F. F. (2012). Pemantauan Kesejahteraan Janin. Jakarta: Sagung Seto.