Anda di halaman 1dari 75

ASUHAN KEPERAWATAN

“ PRANATAL “

MATA KULIAH : KEPERAWATAN MATERNITAS

DOSEN PENGGAMPUH : Ns Thirsa Mongi, S.Kep., M.Kes

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 :

KETUA

Josiska M Woriwon (2214201088)

SEKERTARIS

Julita Antara (2214201090)

ANGGOTA

Granfina Lengkeng (2214201066)

Yarnita Pareda (2214201201)

Junais Dolo (2214201091)

Irma Winta (2214201075)

FAKULTAS KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
serta hidayah kepada kami semua, sehingga berkat karunia-Nya kelompok kami dapat
menyelesaikan makalah “Asuhan Keperawatan Pranatal“ dengan Mata kuliah “Keperawatan
Maternitas”.Dengan baik.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, terutama kepada Dosen
pembimbing yang telah memberikan bantuan sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran
dari Dosen pembimbing dan semua pihak yang sifatnya membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini dan demi perbaikan makalah kami di masa yang akan
datang.

Penulis kelompok 1

Manado,10 Oktober 2023

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI..........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................


1.2 Tujuan....................................................................................................................
1.3 Manfaat..................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Perkembangan Pranatal.......................................................................


2. Asuhan Keperawatan Pranatal...............................................................................
3. Antenatal Care (pemeriksaan kehamilan).............................................................
4. Pemberian Imunisasi.............................................................................................
5. Pemberian Tablet Zat Besi (FE)............................................................................
6. Standar Pelayanan Antenatal Care (ANC)............................................................
7. Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil……………………………………………..
8. Gizi & Menu Seimbang Pada Ibu Hamil……………………………………….
9. Hiperemesia Gravidarum……………………………………………………...

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian.............................................................................................................
2. Diagnosa ...............................................................................................................
3. Intervensi ..............................................................................................................
4. Implementasi.........................................................................................................
5. Evaluasi.................................................................................................................

3
BAB IV PEMBAHASAN
1. Pengkajian.............................................................................................................
2. Diagnosa................................................................................................................
3. Intervensi ..............................................................................................................
4. Implementasi ........................................................................................................
5. Evaluasi ................................................................................................................

BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN.....................................................................................................
B. SARAN ................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................

4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan kehidupan manusia berawal dari pertemual sel sperma laki-laki dan sel
telurwanita . pada saat itu, sel sperma pria bergabung dengan sel telur wanita (ovum)dan
menghasilkansatu bentuk sel yang telah dubuahi, yang disebut zigot / zygote, yang dalam
psikologi islam disebutnuthfah, yaitu air mani yang keluar dari sulbi laki-laki lalu
bersarang di rahim perempuan. Dengandemikian dapat dipahami bahwa sel-sel sperma
pria dan sel-sel telur wanita pada dasarnya memilikidaya hidup atau energi kehidupan.
Karena sperma dan ovum memiliki daya hidup maka ia mampumenjalin hubungan satu
sama lain, sehingga pada gilirannya menghasilkan benih manusia / embrio.Pada
hakekatnya manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Proses
perkembangankehidupan manusia melalui beberapa tahapan. Umumnya, manusia akan
selalu berubah mengikuti proses perkembangan di sekitar kehidupannya, dimulai sejak
masa prenatal,masa bayi, lalu tumbuhmenjadi seorang remaja, dewasa, dan kemudian
meninggal.Masa prenatal merupakan titik awal dari proses pertumbuhan dan
perkembangan manusia yaitudi saat manusia belum lahir atau masih berada di rahim ibu.
Namun, banyak masyarakat pedesaanpada umumnya cenderung menganggap bahwa
permulaan perkembangan psikologis dimulai padasaat anak dilahirkan. Akibat
kecenderungan ini, kebanyakan dari mereka melakukan hal-hal yangdapat memengaruhi
perkembangan psikologis anak pada masa prenatal

1.2. Tujuan Penulisan


1. Mejelaskan pengertian pemeriksaan kehamilan & Antenatal Care
2. Menjlaskan tentang pemberian imunisasi & pemberian tablet zat besi
3. Menjelaskan standar pelayanan antenatal care & pemeriksaan fisik pada ibu hamil
4. Menjelaskan tentang gizi & menu seimbang pada ibu hamil & hipermesis gravidarum
5. Menjelaskan tentang asuhan keperawatan pranatal
1.3 Manfaat Penulisan
1.Agar Mahasiswa mampu memahami serta menguasai materi tentang Antenatal Care.
2. Agar Mahasiswa tauh cara pemeriksaan leopold pada ibu hamil.
3.Agar Mahasiswa mambu membuat asuhan keperawatan pranatal.

5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Perkembangan Pranatal


A. Pengertian Pranatal
Periode prenatal atau masa sebelum lahir adalah periode awal perkembangan
manusia yang dimulai sejak konsepsi, yaitu ovum wanita di buahi oleh sperma laki-laki
sampai dengan kelahiranseorang individu. Masa ini pada umumnya berlangsung selama
9 bulan atau sekitar 280 hari sebelum lahir. Dilihat dari segi waktunya, peride prenatal
merupakan periode perkembangan manusia yangpaling singkat, perkembangan yang
sangat cepat dalam diri individu.

Periode prenatal merupakan masa yang mengandung banyak bahaya, baik fisik Mupun
psikologis. Meskipun tidak dapat diklaim bahwa periode ini merupakan periode yang pal
ingberbahaya dalam seluruh rentang kehidupan, banyak yang percaya bahwa masa anak-
anak lebih berbahaya tetapi jelas bahwa periode ini merupakan masa di mana bahaya-
bahaya lingkungan atau bahaya-bahaya psikologis dapat sangat mempengaruhi pola
perkembangan selanjutnya atau bahkan dapat mengakhiri suatu perkembangan
Periode prenatal merupakan masa yang mengandung banyak bahaya, baik fisik Mupun
psikologis.

Meskipun tidak dapat diklaim bahwa periode ini merupakan periode yang paling
berbahaya dalam seluruh rentang kehidupan, banyak yang percaya bahwa masa anak-
anak lebih berbahaya tetapi jelas bahwa periode ini merupakan masa di mana bahaya-
bahaya lingkungan atau bahaya-bahaya psikologis dapat sangat mempengaruhi pola
perkembangan selanjutnya atau bahkan dapat mengakhiri suatu perkembangan.

B. perkembangan tahap tahap pra natal


Perkembangan pranatal adalah prpses gestasi embrio atau janin manusia sewaktu
kehamilan, persenyawaan hingga kelahiran. Pada umumnya ahli psikologi
perkembangan membagiperiode prenatal atas tahap perkembangan, yaitu

6
 Tahap germinal
Periode germinal merupakan periode awal perkembangan prenatal yang berlangsun
pada 2 minggu pertama setelah pembuahan. Ini merupakan meliputi penciptaan
zigot, dilanjutkan dengan pemecahan sel, dan melekatnya zigot ke dinding kandungan,
sekitar seminggu setelah pembuahan, zigot terdiri dari 100 hingga
250 sel.Pemisah sel telah dimulai kelapisan dalam dan lapisan luar organisme terbentuk.
Blastocyst adalah lapisan dalam sel yang berkembang selama periode germinal.
zigot ke dinding kandungan, berlangsung sekitar 10 hari setelah pembuahan. Setelah
beberapa hari lira-kira seminggu setelah konsepsi blastocyst menempel di dinding
rahim.Blastocyst yang tertanam di dinding rahim inilah yang disebut embrio.
 Tahap embrio
Tahap embrio ini di mulai dari 2 minggu sampai 8 minggu setelah pembuahan,
yangditandai dengan terjadinya banyak perubahan pada semua organ utama sistem-sitem
siologis. Ukuran panjangnya hanya sekitar 1 inci, maka bagian-bagian tubuh embrio
itubelum sepenuhnya berbentuk tubuh orang dewasa. Tetapi sudah dapat dilihat dan
dikenali sebagai manusia dalam bentuk kecil.Pada periode embrio ini, pertumbuhan
terjadi dalam dalam dua pola, yaitu :
 Cephalocaudal, proses pertumbuhan dimulai dari bagian kepala, pembuluh
darahdan jantung bagian-bagian organ-organ tubuh yang paling penting lebih
duluberkembang daripada lengan, tangan dan kaki.
 Proximodistal, proses pertumbuhan yang di mulai dari bagian-bagian yang
palingdekat dengan pusat badan, yang kemudian ke bagian-bagian yang jauh dari pusat
badan Dalam periode embrio ini, terdapat juga tiga sarana yang membantu
perkembanganstruktur anak
 Kantong Amniok, suatu cairan bening tempat tempat embrio mengapung
danberfungsi sebagai pelindung dari goncangan fisik dan temperatur.
 Plasenta, suatu tempat pada dinding peranakan yang merupakan
saranapenghubung antara ibu dan embrio.
 Tali pusat, adalah suatu saluran lembut yang terdiri atas pembuluh-pembuluh
darahyang berfungsi menghubungkan embrio dengan plasenta

7
Pada periode ini, perkembangan sistem syaraf sangat cepat. Hal ini terlihat pada
umur
6minggu embrio telah dapat di kenali sebagai manusia, namun kepala lebih besar diband
ingkn bagian lain. Dan pada umur 8-9 minggu, perubahan janin semakin terlihat
jelas.Muka, mulut, mata, dan telinga, sudah mulai terbentuk dengan baik. Lengan dan ka
ki lengkap dengan jari-larinya sudah nampak. Organ-organ seks juga mulai terbentuk,
otot dantulang rawan mulai berkembang, organ dalam juga mulai terbentuk, seperti isi
perut,pankreas, paru-paru, dan ginjal

 Tahap Janin (fetus stage)


Perkembangan periode dari masa prenatal disebut periode fetus. Periode inidimulai
dari usia 9 minggu sampai lahir. Setelah sekitar 8 minggu kehamilan,
embrioberkembang menjadi sel-sel tulang belakang. Dalam periode ini, ciri-ciri orang
dewasasecara jelas mulai terlihat.
Pada bulan ketiga,janin yang panjangnya kira-kitra inci dan berat kira-kira
3/4ons secara spontan sudah dapat menggerakkan kepala, tangan dan kakinya serta jantu
ngnya mulai berdenyut. Setelah genap berumur 4 bulan, dimana janin telah
terbentuksebagai manusia, maka ditiupkanlah kedalamnya.Bersamaan dengan
peniupanruhkedalam janin,maka ditentukanlah hukum perkembangannya, seperti masala
h-masalah langkah laku (sikap, karakter, dan bakat), kekayaan, batas usia, dan lain-
lain.Setelah ruh Allah kedalam janin, maka pada bulan ke-4 dan 5 ibu sudahmerasakan
gerakan-gerakan janinnya. Panjang janin kira-kira 4-5 inci, dan pada permulaanbulan
ketujuh, panjang janin sudah mencapai 16 inci dengan berat 1,5-2, kg.

C.Arti penting periode pra natal bagi perkembangan


Pembuahan sel telur oleh sel sperma, dianggap sebagai salah satu masa yang
sangat penting danyang menentukan perkembangan manusia pada periode-periode
berikutnya.MenurutElizabeth,B.Hurlock (1980), ada empat kondisi penting yang berpen
garuh besar terhadap perkembanganindividu barudi masa datang, yakni:
 Penentuan Sifat Bawaan, tergantung pada gen yang diterima oleh zigot dari
masing-masinginformasi

8
 Penentuan Jenis Kelamin, bergantung pada spermatozoa, yang menyatu
dengan ovum. Bilatelur wanita mengandung kromosom X bersatu dengan sperma pria
yang mengandungkromosom Y, hasilnya menjadi kombinasi kromosom XY,
yang akan menghasilkan jeniskelamin. Dan sebaliknya jika samasama mengandung
kromosom X, maka akanmenghasilkan kombinasi XX, yang menghasilkan keturunan
wanita. Jenis kelamin anak yangditentukan pada saat pembuahan akan mempengaruhi
pola perilaku dan pola kepribadian indidu.
 Penentuan Jumlah Anak, apakah kelahiran terbentuk tunggal atau kembar.
Pada umumnya perisiwa kelahiran hanya satu anak yang dilahirkan, namun sering juga
terjadi
kelahirankembar dua, tiga, empat, maupun kembar lima. Dilihat dari persektif perkemba
ngan,kelahiran anak tunggal dan kembar jelas memiliki perbedaan yang signisikan,sea
mempunyai pengaruh terhadap pola perkembangan sebelum dan sesudah lahir,
 Penentuan Posisi Urutan Anak, posisi anak dalam urutan saudara-
saudaranya merupakankondisi yang ditentukan pada saat pembuahan dan mempunyai pe
ngaryh mendasarterhadap perkembangan selanjutnya

D.faktor factor perkembangan pra natal


Selama periode prenatal ini, rahim merupakan lingkungan yang sangat menentukan
perkembangan janin. Kondisi rahim ibu itu sangat nyaman bagi janin dan terlindungi
dari serapgangguan. Bukan berarti janin tersebut secara absolut luput dari pengaruh-
pengaruh luar. Sebagian besar proses pertumbuhan janin sangat bergantung pada kondisi
internal ibu, baik kondisi fisikmapun psikisnya

Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan prenatal adalah:


 Kesehatan Ibu, kesehatan seorang ibu yang mengandung sangatlah pen ng,
karena itu dapatmempengaruhi perkembangan masa prenatal atau kondisi janin.
 Gizi Ibu, asupan gizi juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan
prenatal. Karena janin yang sedang berkembang sangat bergantung pada gizi ibunya,
yang diperolehnyamelalui darah ibunya
Pemakaian Bahan Kimia Oleh Ibu, bahan-bahan kimia yang terdapat pada obat-
obatan ataumakanan yang ada dalam peredaran darah ibu yang tengah hamil, dapat
mempengaruhiperkembangan janin. Minuman yang mengandung alkohol, mengisap

9
rokok oleh wanitahamil juga dapat berdampak buruk bagi perkembangan masa prenatal,
kelahiran danperkembangan pascalahir

 Keadaan Dan Ketegangan Emosi Ibu, selama kehamilan juga mempunyai


pengaruh yangbesar terhadap perkembangan masa prenatal. Ketika seorang ibu hamil
mengalamiketakutan, kecemasan, stres dan emosi lain yang mendalam maka terjadi
perubahanpsikologis. Misalnya, ibu yang mengalami kecemasan berat dan
berkepanjangan sebelumatau selama kehamilan, kemungkinan besar akan mengalami
kesulitan medis danmelahurkan bayi yang abnormal dibandingkan dengan ibu yang
relatif tenang dan aman

E.Ciri Ciri perkembangan prenatal


Menurut Hurlock, meskipun relatif singkat, periode prenatal mempunyai enam ciri
penting,masing-masing ciri mempunyai akibat yang lambat pada perkembangan selama
rentang kehidupan.Adapun ciri ciri tersebut adalah
 Terjadinya pembauran sifat-sifat yang diturunkan oleh kedua orang tua
janinKondisi ini akan di pengaruhi oleh kromosom yang disumbangkan oleh kedua
orangtua janin. Menurut monks dan knoers, dalam hal ini sering ditemukan adanya
penyimpangangenetis yang disebabkan oleh kelebihan jumlah kromosom. Akibatnya
akan memiliki anakyang memiliki penyakit down sindron.dalam hal ini telah dapat
diramalkanseorang ibu ketika hamil memiliki pengaruh terhadap penyimpangan generasi
ini. Usiaseorang ibu yang memiliki umur 35 sampai dengan 39 akan memiliki
penyimpangan genetis dengan skala 1 berbanding 180.
 Adanya pengaruh kondisi-kondisi dalam tubuh ibu yang akan menunjang
perkembangansifat bawaan dan perkembangannya baik itu sifat yang bburuk, dan hal
ini akan berpengaruhpada pola perkembangan yang akan datang.Menurut monks dan
knoers ibu yang sakit dapat memberikan efek yang tidak baikbagi janinnya . contohnya
ibu yang terkena penyakit campak, AIDS, dan cytomegalovirus.Menurut hasil penelitian
ada kurang lebih 3000 anak yang terkena HIV akibat diturunkanoleh ibunya. Nemun
tidak semua ibu yang terkena HIV dapat menurunkan penyakit tersebutpada anaknya
 Jenis kelamin individu yang batu dicptakan sudah dipastika
Pada saat pembuahan dankondisi dalam tubuh ibu tidak akan mempengaruhinya,sama
halnya dengan pembuahan

10
 Perkembangan dan pertumbuhan yang normal lebih banyak terjadi selama
periode pranataldibandingkan pada periode-periode lain dalam seluruh kehidupan
individu.Terdapat pertumbuhan begitu cepat pada tahap pranatal ini. Yang terjadinya
berupabutiran kecil yang hanya bisa dilihat melalui picroscop hanya dengan waktu 280 h
ariberatnya nisa mencapai 7 pon dan diperkirakan pada tahap ini berat badan bertambah
11 juta kali.
 Periode prenatal merupakan tahap yang mengandung banyak bahay, baik psiki
smapun psikologis.Dinyatakan bahaya, karena pada tahap prenatal akan berpengaruh
panjang padatahap pertumbuhan dan perkembangan janin di tahap yang akan datang
 Periode pranatal merupakan saat dimana orang-orang yang berkepengan
membentuksikapdiciptakan.Dalam hal ini Whijayanti dan Sri Purnami menjelaskan dala
m bukunya tentangpendidikan dalam tahap kandungan dengan tujuaan untuk belajar
dini dan mendorongperkembangan positif terhadap psikologis anak dan orang tua. Dan
dalam hal ini, seorangbayi yang sudah berusia 20 minggu dalam kandungan sudah bisa
merasakan gelapn dan terang. Dan pada usia ini orang tua sudah bisa memberikan
dorongan semulus pada janin untuk mengopmalkannya

F.Perkembangan trimester ibu dan janin di setiap trimester


Saat dinyatakan hamil, janin yang ada di dalam rahim akan berkembang sekitar
40minggu dan dibagi menjadi tiga trimester sesuai usia kehamilan, yaitu
 Perkembangan trimester kehamilan pertamaTrimester kehamilan pertama
terhitung sejak usia kehamilan 1 minggu sampai 13minggu. Perhitungan hari pertama
kehamilan sudah dimulai pada hari pertama haid.
1. Perubahan tubuh ibu di trimester pertama kehamilanDi trimester pertama ini,
mungkin belum kelihatan hamil, tapi tubuh sedangmengalami perombakan fungsi besar-
besaran untuk mempersiapkan tumbuhkembang janin.selama trimester pertama , ada
berbagai perubahan tubuh ibu yangmenandakan ciri-ciri muda, seperti
 Badan cepat lela
 Sakit perut seperti simbelit dan mulas
 Mual dan muntah (morning sickness)
 Mood atau suasana hati berubah
 Payudara nyeri dan bengkak
 Berat badan bertambah

11
 Sakit kepala
 Mangidam atau tidak menyukai makanan tertentu
2. Perkembangan janin pada trimester pertama kehamilanPada hari pertama
hamil yang juga hari pertama menstruasi terakhir, belumada janin di dalam rahim.
Pembuahan yang menciptakan cikal bakal janin baru akanterjadi sekitar 10 hingga 14
hari setelahnya. Seiring waktu, janin mulai terbentukperlahan. Perkembangan janin usia
1 minggu sampai 12 minggu dimulai dari otak,sumsum tulang belakang, dan organ-
organ vital lain, termasuk jantung yang mulaiberdetak.Sementara lengan dan
kaki mulai terbentuk saat usia janin 2 sampai 8minggu. Pada akhir trimester pertama,
organ kelamin bayi telah terbentuk meskibelum sempurna. Idealnya, berat bayi sekitar
28 gram dengan panjang sekitar 2,5cm pada akhir trimester satu kehamilan

3. Tes kesehatan di trimester pertama kehamilan Setelah mengetahui positif


hamil, sebaiknya langsung periksaan diri ke dokter kandungan. Sepanjang trimester
pertama, dokter akan melakukan tes skrining,yaitu:
USG untuk menentukan ukuran dan posisi bayi, juga membantumemprediksi risiko
janin cacat lahir
 Pap smear
 Cek tekanan darah
 Tes darah untuk mendeteksi kelainan kromosom
 Tes darah TORCH untuk menentukan risiko penyakit menular pada bayi
 Tes infeksi menular seksual, seperti HIV dan hepatisis
 Tes genetik lewat nuchal translucency (NT)

 Perkembangan trimester kehamilan kedua Trimester kedua diawali


usia kehamilan 13 minggu hingga 27 minggu. Di trimesterkedua ini adalah momen yang
paling nyaman bagi sebagian besar calon ibu. Pasalnya, tubuh sudah berhasil
menyesuaikan diri dengan perubahan besar yang terjadi selama 3 bukllansebelumnya
1. Perubahan tubuh ibu di trimester kedua kehamilanSebagian besar tanda awal
kehamilan secara bertahap mulai mereda. Ada beberapaperubahan lainnya yang terjadi
pada ibu hamil di trimester kedua, yakni:
 Perut mulai membesarkarena rahim berkembang
 Mudah pusing karena tekanan darah rendah

12
 Mulai merasakan gerakan janin di dalam perut
 Badan pegal-pegal
 Nafsu makan meningkat
 Mulai muncul stetch mark pada perut, payudara, paha, atau bokong.
 Ada beberapa bagian kulit yang menggelap
 Badan gatal-gatal
 Pergelsngsn kski stsu tsngsn bengkak
 Mual berkuran
2. Perkembangan janin di trimester kedua
Selama trimester kehamilan ini, hampir seluruh organ janin diharapkansudah
berkembang sempurna. Janin juga mulai dapat mendengar dan menelanmakanan sehat
ibu hsmil yang masuk ke perut. Selain itu, sudah mulai tumbuhrambut-rambut kecil
ditubuh janin yang biasa disebut lanugo. Menurut AmericanPregnancy Association, pada
akhir trimester kedua panjang janindiharapkanmencapai sekitar 10 cm dan beratnya
lebih dari 1 kg
3. Tes kesehatan di trimester keduaBukan Cuma di tiga bulan pertama
kehamilan, calon ibu harus tetap rajinberkunjung ke dokter setiap dua sampai empat
minggu selama trimester keduakehamilan. Tes yang mungkin dilakukan dokter selama
kunjungan pada trimesterkedua kehamilan, meliputi:
 Mengukur tekanan darah
 Memeriksa perubahan berat badan saat hamil
 Skrining diabetes dengan tes darah
untuk USG, di trimester kedua ini khuisus untuk menentukan jenis
kelamin,memeriksa kondisi plasenta, dan memantau pertumbuhan janin secara
keseluruhan.

 Perkembangan trimester ketiga kehamilan Trimester ketiga umumnya


berlangsung dari awal minggu ke-28 kehamilan sampai minggu 40. Di akhir masa
kehamilan ini, tidak jarang banyak calon ibu yang mulai mengalamikontraksi palsu.
Munculnya rasa cemas menjelang melahirkan juga termasuk wajar danbanyak dialami
oleh calon ibu
1. Perubahan tubuh ibu di trimester ketiga Menjelang hari-H persalinan, perut
akan semakin membesar sehinggakeluhan pegal-pegal dan susah tidur juga umum

13
dirasakan. Umumnya leher rahimibu hamil juga akan meregang jadi lebih tipis dan lebih
lembut demakin dekatdengan tanggal kelahiran bayi. Ini brtujuan untuk membuka jalur
keluar bayi selamaproses persalinan.
Berikut adalah kondisi lain yang harus diperhatikan ibu pada trimester
kehamilan ini, seperti:
 Gerakan janin dalam perut yang semakin kencang dan banyak
 Mengalami kontraksi palsu
 Jadi lebih sering buang air kecil
 Merasa mulas
 Pergelangan kaki, jari, atau wajah yang bengkak
 Mengalami wasir
 Sulit menemukan posisi tidur yang nyaman

2. Perkembangan janin trimester ketiga


Pada trimester ketiga kehamilan, tepatnya diminggu ke-32, tulang
dankerangka badan janin sudah terbentuk sempurna. Janin didalam kandungan
punsudah bisa membuka dan menutupmata, serta merasakan cahaya dari luar
perut
ibu. Di akhir usia kehamilan 37 minggu, umumnya semua organ tubuh janin
sudahbisa berfungsi dengan baik secara mandiri
Berat akhir janin idealnya mencapai sekitar 3 kg atau lebih, dan
panjangbadan janin mencapai 50 cm. minggu-minggu terakhir mendekati
persalinan, posisikepala janin idealnya harus sudah turun menghadap kebawah.
Jika belum, dokterakan mencoba memindahkan posisi kepala bayi. Bila posisi
kepala janin tidak berubah, kemungkinan ibu akan disarankan melahirkan lewat
caesar
3. Tes kesehatan di trimester ketiga Di awal trimester ketiga kehamilan, dokter akan
memandu dalammempersiapkan persalinan dan kelahiran. Termasuk cara
membedakan manakontraksi palsu dan kontraksi tanda persalinan, juga
bagaimana cara menghadapidan mengatasi rasa sakit melahirkan. Di trimesrter ke
ketigaa ini, ibu hsmil harusmendapatkan tes GBS (tes infeksi grup B
streptococcus) di antara minggu ke-35 dan37 untuk menghindari risiko infeksi
pada bayi selama persalinan nanti.

14
2.2 Asuhan Keperawatan Pranatal
A.Pemeriksaan Kehamilan
Prenatal screening atau skrining kehamilan adalah suatu upaya untuk mengetahui dan
mengevaluasi kondisi bayi di dalam kandungan. Penyakit kelainan genetis seperti down
syndrome dan atau penyakit yang diturunkan orang tua dapat diketahui lebih dini lewat
skrining kehamilan ini.
Pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil di golongkan menjadi 2 bagian yaitu:
1. Tes Screening
Merupakan pemeriksaan pada ibu hamil yang dilakukan dokter atau bidan untuk
melihat apakah janin memiliki kondisi tertentu. Dokter akan mengevaluasi risiko
yang ada tetapi bukan melakukan diagnosis.
Ketika hasil tes keluar dan terdapat suatu hal yang janggal atau abnormal, bukan
berarti terdapat masalah. Hasil tersebut menandakan bahwa dibutuhkan pemeriksaan
lebih lanjut.
Dokter atau bidan dapat menyediakan informasi yang Anda butuhkan mengenai hasil
yang didapat dan juga langkah selanjutnya yang perlu dilakukan.
Tes screening sendiri memiliki berbagai jenis dan dilakukan pada waktu yang
berbeda-beda, di antaranya:

a. Trimester pertama
Tes yang dilakukan pada tiga bulan pertama kehamilan berikut merupakan kombinasi
pemeriksaan dari USG janin dan tes darah Ibu hamil. Proses screening ini dapat
membantu menentukan risiko janin mengalami cacat lahir tertentu. Tes untuk Ibu
hamil ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:
USG nuchal translucency (NT) adalah pengukuran peningkatan atau ketebalan cairan
di bagian belakang leher janin pada usia kehamilan trimester pertama dengan USG.
Untuk mengetahui adanya risiko Down syndrome pada bayi.
Tes darah Pregnancy-associated plasma protein (PAPP-A) dan hormon hCG (Human
chorionic gonadotropin) merupakan protein dan hormon yang diproduksi oleh

15
plasenta pada awal kehamilan. Jika hasilnya tidak normal, berarti ada peningkatan
risiko kelainan kromosom.

b. Trimester kedua
Terdapat beberapa tes screening yang dilakukan di trimester kedua, antara lain:
1. Multiple markers
Tes screening pada trimester kedua yang pertama ini mencakup beberapa tes
darah yang disebut multiple markers. Pemeriksaan bagi Ibu hamil ini dilakukan
untuk mengetahui adanya risiko cacat lahir atau kelainan genetik pada bayi. Tes
ini idealnya dilakukan pada minggu ke 16 sampai 18 kehamilan.
Tes darah atau multiple markers tersebut meliputi:
 Kadar alpha-fetoprotein (AFP). Ini adalah protein yang biasanya diproduksi
oleh hati janin dan terdapat dalam cairan yang mengelilingi janin (cairan
amnion atau ketuban), dan menyilang plasenta ke dalam darah ibu. Tingkat
AFP yang tidak normal mungkin meningkatkan risiko seperti spina bifida,
sindrom Down atau kelainan kromosom lainnya, cacat di perut janin, dan
kembar.
 Kadar hormon yang diproduksi plasenta, antara lain hCG, estriol, dan inhibun.

2. Tes gula darah


Tes gula darah digunakan untuk mendiagnosis diabetes gestasional. Kondisi
tersebut merupakan penyakit yang bisa berkembang selama kehamilan. Apabila
Ibu mengalami kondisi ini, risiko kelahiran secara caesar akan meningkat karena
bayi dari ibu dengan diabetes gestasional biasanya memiliki ukuran yang lebih
besar.
Untuk itu, ada baiknya ibu berdiskusi lebih lanjut dengan dokter mengenai
persiapan apa saja yang harus dilakukan bila melakukan operasi caesar. Termasuk
cara untuk mengatasi ketakutan menjelang operasi caesar dan pemulihan pasca
operasi caesar.
c. Trimester ketiga

16
Hanya terdapat satu pemeriksaan atau tes screening bagi ibu hamil di trimester ketiga,
yaitu screening Streptococcus Group B (GBS).
GBS adalah kelompok bakteri yang dapat menyebabkan infeksi serius pada ibu hamil
dan bisa memicu penyakit pada bayi yang baru lahir. GBS pada wanita sehat sering
ditemukan di daerah mulut, tenggorokan, saluran pencernaan, dan vagina.
GBS di vagina umumnya tidak berbahaya bagi wanita terlepas dari sedang hamil atau
tidaknya. Namun, bisa sangat berbahaya bagi bayi yang baru lahir yang belum
memiliki sistem kekebalan tubuh yang kuat.
Tes prenatal ini dilakukan dengan mengusap vagina dan rektum ibu hamil pada usia
kehamilan ke 35 sampai 37 minggu.

2. Tes Diagnostik
Setelah tes screening, Ibu juga perlu tahu tes diagnostik. Tes diagnostik berguna
untuk memastikan kondisi kromosom, seperti Down syndrome, atau kondisi genetik
pada bayi.
Tes diagnostik dapat dilakukan apabila Ibu memiliki kondisi seperti:
 Pernah hamil sebelumnya dengan Down syndrome atau cacat lahir lainnya
Telah diidentifikasi berisiko tinggi melahirkan bayi dengan kondisi genetik
setelah tes screening di trimester pertama atau kedua
 Riwayat keluarga yang memiliki kondisi genetik.
Tes atau pemeriksaan diagnostik dapat bersifat invasif bagi Ibu hamil karena dapat
meningkatkan risiko keguguran. Namun, risiko ini cukup rendah karena hanya terjadi
pada kurang dari 1 per 100 tes (kurang dari 1 persen).

Jenis Tes diagnostic termasuk


1. Chorionic villus sampling
Tes ini dilakukan dengan cara mengambil potongan kecil dari plasenta. Biasanya
Chorionic villus sampling dilaksanakan di antara minggu ke 10 dan 12 kehamilan.
Tes ini biasanya merupakan tes lanjutan dari USG NT dan tes darah yang tidak
normal. Tes ini dilakukan untuk lebih memastikan adanya kelainan genetik pada
janin seperti Down syndrome.
2. Amniocentesis

17
Selama menjalankan proses amniosentesis, cairan ketuban dikeluarkan dari rahim
untuk diuji. Cairan tersebut berisi sel janin dengan susunan genetik yang sama
seperti bayi, serta berbagai bahan kimia yang diproduksi oleh tubuh bayi.

Tes ini dianjurkan jika:


 Skrining tes saat hamil menunjukkan hasil yang tidak normal.
 Memiliki kelainan kromosom selama kehamilan sebelumnya.
 Ibu hamil berusia 35 tahun atau lebih.
 Memiliki riwayat keluarga dengan kelainan genetik tertentu.
USG sebenarnya masih termasuk diagnostik tes, tetapi sifatnya tidak invasif
seperti Chorionic villus sampling dan Amniocentesis.Itulah beberapa pemeriksaan atau
tes prenatal yang kemungkinan besar diperlukan oleh Ibu hamil. Satu hal yang perlu
diingat adalah Anda harus selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum memutuskan
untuk melakukan tes apapun agar tidak membahayakan atau mengganggu kesehatan Ibu
dan janin.

2.3 Antenatal Care (pemeriksaan ibu hamil)


A.Pengertian Antenatal Care(ANC)
Antenatal care menurut Profil Kesehatan Indonesia (2008), adalah pelayanan yang
diberikan kepada ibu hamil oleh petugas kesehatan untuk memelihara kehamilannya,
yang dilaksanakan sesuai standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar
Pelayanan Kebidanan.
Sedangkan menurut Mufdlilah (2009), Antenatal care adalah suatu program yang
terencana berupa observasi, edukasi, dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk
memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan.
Antenatal care atau pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan ibu hamil baik
fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan
masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan normal (Padila, 2014).
Kunjungan antenatal care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini
mungkin semenjak wanita merasa dirinya hamil pelayanan/asuhan untuk mendapatkan.
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu yang bersifat preventif
care untuk mencegah terjadinya masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin.
Pelayanan antenatal merupakan upaya kesehatan perorangan yang memperhatikan

18
ketelitian dan kualitas pelayanan medis yang diberikan, agar dapat melalui persalinan
dengan sehat dan aman diperlukan kesiapan fisik dan mental ibu, sehingga ibu dalam
keadaan status kesehatan yang optimal (Depkes RI, 2014).

B.Tujuan Antenatal Care Saiful A,B (2002)


menurut Saifuddin, dkk
(2011), tujuan dari ANC adalah :
1. Memantau kemajuan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang anak.
2. Meningkatkan dan memperhatikan kesehaan fisik mental dan sosial budaya ibu dan bayi.
3. Mengenali secara dini adanya ketidak- normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi
kehamilan termasuk riwayat penyakit secara pembedahan. urnum, kebidanan,
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya
dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
6. Mempersiapkan peranan ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara normal.

Jadi tujuan dari antenatal care adalah untuk meyakinkan bahwa kehamilan ibu tidak
berkomplikasi sehingga dapat melahirkan bayi yang hidup dan dengan keadaan sehat. Jika
ternyata ditemukan nisiko-risiko yang dapat membahayakan baik ibu maupun janinnya maka
harus segera ditindak lanjuti (DeCherney, 2006).
Tindakan yang dilakukan adalah dengan melakukan kunjungan kehamilan ke rumah sakit,
Puskesmas, klinik kesehatan atau praktik kebidanan dan lainnya.

Tujuan Antenatal Care


1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang
janin.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial budaya ibu dan
bayi.
3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi
selama kehamilan termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, pembedahan.

19
Kunjungan antenatal care yang sesuai dengan umur kehamilan penting sekali bagi ibu hamil
karena bertujuan untuk mendeteksi perkembangan dan komplikasi selama kehamilan serta
mempersiapkan memberikan (Nadesul, 2010). kelahiran pendidikan melalui kesehatan
Tujuan umum dari pemeriksaan kehamilan adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan
mental ibu dan anak selama dalam kehamilan,persalinan dan nifas sehingga didapatkan ibu
dan anak yang sehat. Pengawasan antenatal memberikan manfaat dengan ditemukannya
berbagai kelainan yang menyertai kehamilan secara dini sehingga dapat diperhitungkan dan
dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinan. Diketahui bahwa janin dalam
rahim dan ibunya merupakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi sehingga kesehatan
ibu yang optimal akan meningkatkan kesehatan pertumbuhan dan perkembangan janin
(Manuaba, 2010).

C.Manfaat Antenatal Care ( ANC)


adalah tersedianya fasilitas rujukan yarg baik bagi kasus risiko tinggi ibu hamil sehingga
dapat menurunkan angka kematian maternal. Petugas kesehatan dapat mengidentifikasi
faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan usia, paritas, riwayat obstetrik buruk dan
pendarahan selama kehamilan. Perawatan antenatal care berguna untuk mendeteksi,
mengoreksi, menatalaksanakan, mengobati sedini mungkin kelainan yang terdapat pada ibu
dan janinnya. Dapat juga sebagai penyampaian komunikasi, informasi dan edukasi dalam
menghadapi kehamilan, persalinan dan nifas pada ibu hamil agar dapat percaya diri dan bila
ada kedaruratan dapat segera di rujuk ke rumah sakit terdekat dengan fasilitas yang lebih
lengkap.

Sementara Manuaba(2010) mengemukakan bahwa pemeriksaan antenatal care juga


memberikan manfaat
bagi ibu dan janin, antara lain:

1. Bagi Ibu.
a. Mengurangi dan menegakkan secara dini komplikasi kehamilan dan mengobati secara dini
komplikasi yang mempengaruhi kehamilan.
b. Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil dalam
menghadapi persalinan.
c. Meningkatkan kesehatan ibu setelah persalinan dan memberikan ASI. untuk dapat

20
d. Memberikan konseling dalam memilih metode kontrasepsi.

2. Bagi Janin.
Manfaat untuk janin adalah memelihara kesehatan ibu sehingga mengurangi persalinan
prematur, BBLR, juga meningkatkan kesehatan bayi sebagai titik awal kualitas sumber daya
manusia.

D. Sasaran Pelayanan Antenatal


1. Memantau kemajuan proses kehamilan demi memastikan kesehatan pada ibu serta
tumbuh kembang janin yang ada di dalamnya.
2. Mengetahui adanya komplikasi kehamilan yang mungkin saja terjadi saat kehamilan
sejak dini, termasuk adanya riwayat penyakit dan tindak pembedahan.
3. Meningkatkan serta mempertahankan kesehatan ibu dan bayi.
4. Mempersiapkan proses persalinan sehingga dapat melahirkan bayi dengan selamat
serta meminimalkan trauma yang dimungkinkan terjadi pada masa persalinan.
5. Menurunkan jumlah kematian dan angka kesakitan pada ibu.
6. Mempersiapkan peran sang ibu dan keluarga untuk menerima kelahiran anak agar
mengalami tumbuh kembang dengan normal.
7. Mempersiapkan ibu untuk melewati masa nifas dengan baik serta dapat memberikan
ASI eksklusif pada bayinya.

E. Pelaksanaan Antenatal Care


Pelaksanaan antenental care merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
tenaga kesehatan yang profesional untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu hamil
beserta janin yang dikandungnya yang dilakukan sesuai standar agar dapat mendeteksi
secara dini kelainan dan risiko yang mungkin timbul selama kehamilan sehingga dapat
diatasi dengan cepat dan tepat. Puskesmas Securai masih belum melaksanakan ANC
sesuai dengan standar dalam pedoman pelayanan ACN dari segi pengetahuan dan
kepatuhan tenaga serta sarana dan prasarana. Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi pelaksanaan pelayanan ANC di puskesmas Securai.

21
Jenis penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan metode pendekatan kualitatif
dengan wawancara mendalam, observasi dan telah dokumen sebagai cara untuk
mengumpulkan data. Informan penelitian ini sebanyak 20 orang yang terdiri dari, 1
informan kepala puskesmas, 1 informan bidan koordinator, 10 informan bidan di
puskesmas Induk, 5 informan bidan di puskesmas pembantu, 3 informan ibu hamil.
Hasil penelitian menunjukan bahwa seluruh bidan belum pernah mengikuti pelatihan,
sarana dan prasarana yang masih kurang, masih rendahnya pengetahuan dan kepatuhan
bidan dalam memanfaatkan standar dengan maksimal. Sehingga proses pelaksanaan
ANC masih belum dilakukan sesuai standar. Cakupan kunjungan antenental dan
imunisasi Tetanus toxoid meningkat dalam tiga tahun terakhir, namun terjadi penurunan
pada cakupan pemberian tablet Fe. Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan kepada
pihak puskesmas untuk meningkatkan aspek input meliputi kompetensi, kepatuhan bidan
serat sarana dan antemental sesuai standar untuk mencapai pelaksanaan ANC yang
berkualitas.

F. Lokasi Pelaksanaan Pelayanan Antenatal Care


Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan di puskesmas, klinik, atau rumah sakit.
Pemeriksaan ANC pada ibu hamil dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan, antara lain bidan,
perawat, dokter umum, maupun dokter spesialis obstetri dan ginekologi (dokter kandungan).

G. Cakupan pelayanan Abtenatal


Cakupan pelayanan antenatal (ANC) merupakan indikator akses dan penggunaan
pelayanan kesehatan selama kehamilan. Periode antenatal memberikan peluang untuk
menjangkau ibu hamil dengan intervensi yang mungkin penting bagi kesehatan dan
kesejahteraan mereka serta bayi mereka. Menerima pelayanan antenatal setidaknya empat
kali lipat meningkatkan kemungkinan menerima intervensi kesehatan ibu yang efektif selama
periode antenatal. Hal ini merupakan salah satu indikator dalam kerangka pemantauan
strategi global untuk kesehatan perempuan, anak dan remaja (2016-2030), dan salah satu
indikator penelusuran layanan kesehatan universal (indikator SDG 3.8.1).

H. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Antenatal Care (ANC)


Faktor paling dominan jarak tempat tinggal (7,260), dukungan keluarga (6,941) dan
faktor petugas kesehatan (5,045).

22
I. Kunjungan Antenal Care
Kunjungan Antenatal Care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini
mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal.
Pada setiap kunjungan antenatalcare (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data
mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis
kehamilan intrauterine, serta ada tidaknya masalah atau komplikasi (Saifuddin, 2002).
Kunjungan ibu hamil atau ANC adalah pertemuan antara bidan dengan ibu hamil dengan
kegiatan mempertukarkan informasi ibu dan bidan serta observasi selain pemeriksaan fisik,
pemeriksaan umum dan kontak sosial untuk mengkaji kesehatan dan kesejahteraan umumnya
(Salmah, 2006). Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kontak ibu hamil dengan pemberi
perawatan atau asuhan dalam hal mengkaji kesehatan dan kesejahteraan bayi serta
kesempatan untuk memperoleh informasi dan memberi informasi bagi ibu dan petugas
kesehatan (Henderson, 2006). Kunjungan pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu
bentuk perilaku. Menurut Lawrence Green, faktor-faktor yang memengaruhi perilaku ada 3
yaitu :

faktor predisposisi (predisposing factor), faktor pendukung (enabling factor), dan faktor
pendorong (reinforcing factor). Yang termasuk faktor predisposisi (predisposing factor)
diantaranya : pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, keyakinan , nilai dan motivasi.
Sedangkan yang termasuk faktor pendukung (enabling factor) adalah ketersediaan fasilitas-
fasilitas atau sarana-sarana kesehatan dan yang terakhir yang termasuk faktor pendorong
(reinforcing factor) adalah sikap dan perilaku petugas kesehatan, informasi kesehatan baik
literature, media, atau kader (Natoatmodjo, 2003).

Dimana motivasi merupakan gejala kejiwaan yang direfleksikan dalam bentuk prilak karena
motivasi merupakan dorongan untuk bertindak untuk mencapai tujuan tertentu, dalam
keadaan ini tujuan ibu hamil adalah agar kehamilannya berjalan normal dan sehat. Antenatal
Care (ANC) sebagai salah satu upaya pencegahanawal dari faktor risiko kehamilan. Menurut
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Antenatal care untuk mendeteksi dini terjadinya risiko
tinggi terhadap kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan angka kematian ibu dan
memantau keadaan janin. Idealnya bila tiap wanita hamil mau memeriksakan kehamilannya,

23
bertujuan untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang mungkin ada atau akan timbul pada
kehamilan tersebut cepat diketahui, dan segera dapat diatasi sebelum berpengaruh tidak baik
terhadap kehamilan tersebut dengan melakukan pemeriksaan antenatal care (Winkjosastro,
2006). Apabila ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan kehamilan, maka tidak akan
diketahui apakah kehamilannya berjalan dengan baik atau mengalami keadaan risiko tinggi
dan komplikasi obstetri yang dapat membahayakan kehidupan ibu dan janinnya. Dan dapat
menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi (Saifuddin, 2002).

J. Penatalaksanaan Antenatal Care


Antenatal care adalah pelayanan pemeriksaan yang ditujukan kepada ibu hamil untuk
memastikan bahwa ibu serta janin dalam kondisi sehat selama masa kehamilan. Antenatal
care mencakup identifikasi risiko, pencegahan komplikasi kehamilan, serta edukasi dan
promosi kesehatan. Pemberian imunisasi ( tetanus toksoid) TT lengkap

2.4 Pemberian imunisasi ( tetanus toksoid) TT lengkap


A. Pengertian
Vaksin tetanus, juga dikenal dengan nama toksoid tetanus, adalah vaksin yang diberikan
untuk mencegah penyakit tetanus. sebelum menikah di wajibkan untuk melakukan vaksin
tetanus. Lima dosis vaksin ini disarankan untuk anak-anak, sementara dosis keenam akan
diberikan saat remaja.
B. Manfaat imunisasi TT pada ibu hamil
1) Melindungi ibu dari infeksi Tetanus
Suntik TT untuk ibu hamil bermanfaat untuk membangun antibodi sehingga tubuh bisa
melawan bakteri tetanus dan mencegah penyakit berkembang. Antibodi tersebut nantinya
juga akan diteruskan ke janin yang sedang berkembang di rahim sehingga bayi juga akan
terlindungi dari penyakit tetanus hingga mendapatkan vaksin TT pertamanya di usia 6-8
minggu. Dengan harga suntik TT ibu hamil yang terjangkau, manfaat yang Anda dapatkan
sangat luar biasa.

2) Melindungi bayi dari tetanus neonatal

24
Suntik TT ibu hamil juga bermanfaat untuk melindungi bayi dari paparan infeksi bakteri
tetanus ketika lahir. Bayi berisiko d terkena tetanus saat proses persalinan akibat alat potong
tali pusat yang tidak steril dan luka tali pusat yang belum sembuh. Meski begitu, Anda harus
tahu suntik TT ibu hamil usia kandungan berapa karena harus sesuai aturan.

3) Efek samping suntik TT untuk ibu hamil


Efek samping suntik TT pada ibu hamil hampir sama dengan efek samping vaksin pada
umumnya. Beberapa efek samping yang mungkin muncul setelah suntik TT ibu hamil yaitu
bengkak di area bekas suntikan, kemerahan, nyeri, demam, hingga sakit kepala. Efek suntik
TT ini akan berangsur hilang saat tubuh berhasil menyesuaikan diri dengan vaksin.

C. Jumlah dan dosis pemberian imunisasi TT untuk ibu hamil


Imunisasi TT untuk pencegahan terhadap tetanus / tetanus neonatal terdiri dari 2 dosis primer
0,5 ml yang diberikan secara intramuskuler atau subkutan yang dalam dengan interval 4
minggu yang dilanjutkan dengan dosis ke tiga pada 6 - 12 bulan berikutnya.

D. Umur kehamilan untuk mendapat imunisasi TT


Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil harus sedini mungkin. Usia kehamilan 27 hingga 36
minggu merupakan jadwal suntik TT untuk ibu hamil yang tepat. Imunisasi TT pada ibu
hamil diberikan sebanyak dua kali. Masing-masing pemberian imunisasi TT pada ibu hamil
memiliki jeda 4 minggu. Jadwal suntik TT untuk ibu hamil ini merupakan jadwal yang
direkomendasikan WHO.

E. Jarak TT1 ke TT 2
Perlu diketahui imunisasi TT adalah proses membangun kekebalan sebagai pencegahan
terahadap infeksi tetanus. Dimana imunisasi tersebut bisa diberikan pada bumil pada
trimester I sampai dengan trimester III, yaitu TT pertama dapat diberikan sejak diketahui
setelah positif hamil dan TT kedua minimal 4 minggu setelah TT pertama. Sedangkan batas
terakhir pemberian TT yang kedua adalah minimal 2 minggu sebellum melahirkan. Dan
Akan lebih bagus lagi bila ibu imunisasi TT sebelum hamil.

F. Efek samping imunisasi TT

25
Imunisasi TT bisa dikatakan sangat jarang menimbulkan efek samping berat, seperti reaksi
alergi. Efek samping vaksin TT yang biasanya timbul dapat berupa:
• Bengkak dan nyeri di tempat suntikan
• Nyeri otot
• Menggigil
• Sakit kepala
• Demam
• Mual dan muntah
• Diare
• Rewel pada bayi
Efek samping di atas bersifat wajar dan umumnya akan mereda sendiri dalam waktu
beberapa hari. Anda pun bisa mengurangi keluhan di sekitar area bekas suntikan dengan
memberikan kompres dingin selama 10–15 menit.
Meski efek sampingnya memang tidak bisa dihindari, imunisasi TT sangat efektif untuk
melindungi diri dari penyakit tetanus dan komplikasinya yang fatal. Oleh karena itu, penting
untuk mengikuti jadwal imunisasi sejak anak-anak hingga dewasa.

2.5 Pemberian Tablet Zat Besi (FE)


A. Pengertian zat besi
Zat besi merupakan mikroelemen yang esensial bagi tubuh. Zat ini terutama diperlukan
dalam hemopoboesis (pembentukan darah) yaitu sintesis hemoglobin (Hb). Hemoglobin (Hb)
yaitu suatu oksigen yang mengantarkan eritrosit berfungsi penting bagi tubuh. Hemoglobin
terdiri dari Fe (zat besi), protoporfirin, dan globin (1/3 berat Hb terdiri dari Fe). Besi bebas
terdapat dalam dua bentuk yaitu ferro (Fe2+) dan ferri (Fe3+). Konversi kedua bentuk
tersebut relatif mudah. Pada konsentrasi oksigen tinggi, umumnya besi dalam bentuk ferri
karena terikat hemoglobin sedangkan pada proses transport transmembran, deposisi dalam
bentuk feritin dan sintesis heme, besi dalam bentuk ferro. Dalam tubuh, besi diperlukan untuk
pembentukkan kompleks besi sulfur dan heme. Kompleks besi sulfur diperlukan dalam
kompleks enzim yang berperan dalam metabolisme energi. Heme tersusun atas cincin
porfirin dengan atom besi di sentral cincin yang berperan mengangkut oksigen pada
hemoglobin dalam eritrosit dan mioglobin dalam otot.

26
B. Fungsi Zat Besi Bagi Ibu Hamil
Besi mempunyai beberapa fungsi esensial di dalam tubuh : sebagai alat angkut oksigen dari
paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat angkut elektron di dalam sel, dan sebagai bagian
terpadu berbagai reaksi enzim di dalam jaringan tubuh. 11 4 Rata-rata kadar besi dalam tubuh
sebesar 3-4 gram. Sebagian besar (± 2 gram) terdapat dalam bentuk hemoglobin dan sebagian
kecil (± 130 mg) dalam bentuk mioglobin. Simpanan besi dalam tubuh terutama terdapat
dalam hati dalam bentuk feritin dan hemosiderin. Dalam plasma, transferin mengangkut 3 mg
besi untuk dibawa ke sumsum tulang untuk eritropoesis dan mencapai 24 mg per hari. Sistem
retikuloendoplasma akan mendegradasi besi dari eritrosit untuk dibawa kembali ke sumsum
tulang untuk eritropoesis. Zat besi adalah mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel
darah merah (hemoglobin). Selain itu, mineral ini juga berperan sebagai komponen untuk
membentuk mioglobin (protein yang membawa oksigen ke otot), kolagen (protein yang
terdapat di tulang, tulang rawan, dan jaringan penyambung), serta enzim. Zat besi juga
berfungsi dalam sistim pertahanan tubuh.

C. Akibat Kekurangan Zat Besi Pada Ibu Hamil


Anemia defisiensi besi dapat berakibat fatal bagi ibu hamil karena ibu hamil memerlukan
banyak tenaga untuk melahirkan. Setelah itu, pada saat melahirkan biasanya darah keluar
dalam jumlah banyak sehingga kondisi anemia akan memperburuk keadaan ibu hamil.
Kekurangan darah dan perdarahan akut merupakan penyebab utama kematian ibu hamil saat
melahirkan. Penyebab utama kematian maternal antara lain perdarahan pascapartum
(disamping eklampsia dan penyakit infeksi) dan plasenta previa yang kesemuanya bersumber
pada anemia defisiensi. Ibu hamil yang menderita anemia gizi besi tidak akan mampu
memenuhi kebutuhan zat-zat gizi bagi dirinya dan janin dalam kandungan.

Oleh karena itu, keguguran, kematian bayi dalam kandungan, berat bayi lahir rendah, atau
kelahiran prematur rawan terjadi pada ibu hamil yang menderita anemia gizi besi. Anemia
pada ibu hamil bukan tanpa risiko. Menurut penelitian, tingginya angka kematian ibu
berkaitan erat dengan anemia. Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani
karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia
meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematian
maternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal
meningkat. Di samping itu, perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai

27
pada wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak
dapat mentolerir kehilangan darah. Soeprono menyebutkan bahwa dampak anemia pada
kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan
kelangsungan kehamilan (abortus, partus imatur/prematur), gangguan proses persalinan
(inertia, atonia, partus lama, perdarahan atoni), gangguan pada masa nifas (subinvolusi rahim,
daya tahan terhadap infeksi dan stress kurang, produksi ASI rendah), dan gangguan pada
janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian perinatal, dan lain-lain).

Salah satu efek Anemia defisiensi besi (ADB) adalah kelahiran premature dimana hal ini
berasosiasi dengan masalh baru seperti berat badan lahir rendah, defisiensi respon imun dan
cenderung mendapat masalah psikologik dan pertumbuhan. Apabila hal ini berlanjut maka
hal ini berkorelasi dengan rendahnya IQ dan kemampuan belajar. Semua hal tersebut
mengakibatkan rendahnya kualitas sumber daya manusia, produktivitas dan implikasi
ekonomi. cara penanganannya dengan memberikan tablet besi folat (Tablet Tambah
Darah/TTD) yang mengandung 60 mg elemental besi dan 250 ug asam folat) 1 tablet selama
90 hari berturut-turut selama masa kehamilan.

D. Kebutuhan Zat Besi Pada Kehamilan


Kebutuhan besi pada ibu hamil dapat diketahui dengan mengukur kadar hemoglobin. Kadar
Hb < 11 mg/dL sudah termasuk kategori anemia defisiensi besi. Namun pengukuran yang
lebih spesifik dapat dilakukan dengan mengukur kadar feritin, karena walaupun kadar Hb
normal belum tentu kadar feritin tubuh dalam keadaan normal. Kadar feritin memberikan
gambaran cadangan besi dalam tubuh. Beberapa hal yang bisa dipakai sebagai pedoman
untuk mencukupi kebutuhan besi antara lain:
1. Pemberian suplement Fe untuk anemia berat dosisnya adalah 4-6mg/Kg BB/hari dalam 3
dosis terbagi. Untuk anemia ringan-sedang : 3 mg/kg BB/hari dalam 3 dosis terbagi
2. Mengatur pola diet seimbang berdasarkan piramida makanan sehingga kebutuhan
makronutrien dan mikronutrien dapat terpenuhi.
3. Meningkatkan konsumsi bahan makanan sumber besi terutama dari protein hewani seperti
daging, sehingga walaupun tetap mengkonsumsi protein nabati diharapkan persentase
konsumsi protein hewani lebih besar dibandingkan protein nabati.

28
4. Meningkatkan konsumsi bahan makanan yang dapat meningkatkan kelarutan dan
bioavailabilitas besi seperti vitamin C yang berasal dari buah-buahan bersama-sama dengan
protein hewani.
5. Membatasi konsumsi bahan makanan yang dapat menghambat absorpsi besi seperti bahan
makanan yang mengandung polifenol atau pitat.
6. Mengkonsumsi suplemen besi ferro sebelum kehamilan direncanakan minimal tiga bulan
sebelumnya apabila diketahui kadar feritin rendah. Semua pedoman di atas dilakukan secara
berkesinambungan karena proses terjadinya defisiensi besi terjadi dalam jangka waktu lama,
sehingga untuk dapat mencukupi cadangan besi tubuh harus dilakukan dalam jangka waktu
lama pula.
E. Mekanisme Tubuh Mengenai Zat Besi
Besi diserap dari makanan ke dalam enterosit yang melapisi duodenum melalui transporter
logam divalen (DMT1). Oleh karena itu, zat besi harus dalam bentuk divalen untuk dapat
diserap. Hal ini dapat dicapai melalui reduksi Fe 3+ menjadi Fe 2+ oleh vitamin C, atau oleh
sitokrom b duodenum, yang juga terletak pada membran sel enterosit. Begitu zat besi berada
di dalam enterosit, zat besi tersebut diasingkan ke dalam molekul feritin, atau tersedia untuk
diangkut ke dalam tubuh melalui sistem interaksi protein yang diatur secara ketat yang
mampu merasakan status zat besi dalam tubuh. Jika tubuh penuh zat besi, zat besi yang
diserap tetap berada di dalam feritin, dan hilang ketika enterosit terkelupas. Namun, ketika
status zat besi tubuh rendah, zat besi dimasukkan ke dalam transferin (Tf) oleh ferroportin,
dengan bantuan haephestin, suatu protein yang mengandung tembaga yang mengoksidasi
besi dari Fe 2+ menjadi Fe 3+ .

Ferroportin diatur oleh hepcidin, yang mengikatnya, dan menyebabkannya terdegradasi di


dalam sel enterosit. Penemuan hepcidin protein asam amino yang diproduksi di hati,
bersirkulasi dalam plasma dan diekskresikan melalui urin, telah merevolusi pemahaman kita
tentang pengaturan penyerapan dan penyimpanan zat besi. Hepcidin memainkan peran kunci
dalam memastikan pemeliharaan simpanan zat besi yang optimal, dalam mengatur
pengiriman zat besi ke seluruh sel tubuh sesuai dengan kebutuhan fungsional dan
menghalangi penyerapan zat besi yang tidak dibutuhkan melalui usus. Ini bertindak sebagai
pengatur negatif pelepasan dari simpanan dan penyerapan usus. Kadar yang tinggi
mengurangi laju pelepasan dari simpanan dan penyerapan dari usus dengan mengikat satu-
satunya pengekspor zat besi seluler yang diketahui, ferroportin, sehingga menyebabkannya

29
terdegradasi. Besi juga dapat diserap ke dalam enterosit dari heme oleh heme-carrier protein-
1 (HCP-1) dan dilepaskan dari heme oleh heme oksigenase-1.Besi yang dilepaskan kemudian
mengikuti rute yang sama untuk terikat pada Tf.

Setelah zat besi dimasukkan ke dalam Tf, zat tersebut diangkut ke sel-sel yang membutuhkan
zat besi untuk metabolisme. Satu molekul Tf dapat mengikat dua atom besi. Untuk memasuki
sel, Tf berikatan dengan reseptor Tf (TfR) yang terletak di membran sel. Kompleks Tf-TfR
kemudian diendositosis. Dalam vesikel ini, pH diturunkan, dan zat besi dilepaskan,
sedangkan Tf dan reseptor Tf disirkulasikan kembali ke membran sel, dan Tf dilepaskan ke
dalam darah sebagai Tf yang kekurangan zat besi, atau apo-Tf. Tf yang membawa dua atom
besi (besi bermuatan Tf) disebut holo-Tf.Meskipun jelas bahwa hepcidin mengatur masuknya
zat besi ke dalam darah dari enterosit, mekanisme yang memungkinkan hepcidin merasakan
kadar zat besi masih dalam proses penjelasan. Transkripsi hepcidin diregulasi oleh sitokin
inflamasi, zat besi, dan protein morfogenetik tulang dan diregulasi ke bawah oleh defisiensi
zat besi, eritropoiesis yang tidak efektif, dan hipoksia . Lebih lanjut, Gao et al telah
menemukan bahwa kompleks TfR2 dan protein hemochromatosis herediter (HFE) terlibat
dalam regulasi transkripsi hepcidin oleh holo-Tf. Pasien dengan bentuk kelebihan zat besi
herediter yang paling umum mengalami mutasi pada gen HFE dan mereka memiliki kadar
hepcidin yang lebih rendah dibandingkan individu yang tidak terpengaruh.

Begitu berada di dalam sel, kendali lebih lanjut atas zat besi diberikan oleh protein pengatur
zat besi 1 dan 2 (IRP1 dan IRP2) yang mengatur ekspresi beberapa gen metabolisme zat besi
untuk mengoptimalkan ketersediaan zat besi dalam sel. Dalam sel yang kekurangan zat besi,
IRP berikatan dengan elemen responsif besi (IRE) yang ditemukan pada mRNA feritin,
reseptor Tf, dan transkrip metabolisme zat besi lainnya, sehingga meningkatkan penyerapan
zat besi dan mengurangi penyerapan zat besi. Ketika kadar zat besi rendah, sintesis feritin
menurun dan kadar Tf receptor-1 (TfR1) meningkat, sedangkan sebaliknya terjadi pada status
zat besi yang tinggi. Peran fisiologis sistem IRP-IRE digambarkan dengan kondisi berikut:
1. Suatu kelainan yang relatif jarang terjadi pada manusia, sindrom katarak
hiperferritinemia herediter, di mana mutasi IRE rantai L feritin mengganggu proses
pengikatan dan translasi IRP
2. Sebuah sindrom yang dijelaskan pada tikus dewasa yang kekurangan IRP2, yang
ditandai dengan peningkatan kadar feritin, degenerasi saraf progresif, dan anemia.

30
F. Efek Samping Terapi Zat Besi Pada Ibu Hamil
Pemberian zat besi secara oral dapat menimbulkan efek samping pada saluran gastrointestinal
pada sebagian orang, seperti rasa tidak enak di ulu hati, mual, muntah dan diare. Frekuensi
efek samping ini berkaitan langsung dengan dosis zat besi. Tidak tergantung senyawa zat besi
yang digunakan, tak satupun senyawa yang ditolelir lebih baik daripada senyawa yang lain.
Zat besi yang dimakan bersama dengan makanan akan ditolelir lebih baik meskipun jumlah
zat besi yang diserap berkurang. Pemberian suplementasi Preparat Fe, pada sebagian wanita,
menyebabkan sembelit. Penyulit Ini dapat diredakan dengan cara memperbanyak minum,
menambah konsumsi makanan yang kaya akan serat seperti roti, serealia, dan agar-agar.
Mual pada masa kehamilan adalah proses fisiologi sebagai dampak dari terjadinya adaptasi
hormonal. Selain itu mual dapat terjadi pada ibu hamil sebagai efek samping dari minum
tablet besi. Ibu hamil yang mengalami mual sebagai dampak kehamilannya dapat merasakan
mual yang lebih parah dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak mengalami keluhan mual
sebelumnya.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi mual akibat minum tablet besi.
Salah satu cara yang dianjurkan untuk mengurangi mual sebagai efek samping dari
mengkonsumsi tablet besi adalah dengan mengurangi dosis tablet besi dari 1 x 1 tablet sehari
menjadi 2 x ½ tablet sehari. Akan tetapi hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Milman, Bergholt, dan Erikson (2006) yang menyatakan tidak ada hubungan antara efek
samping atau gejala gastrointestinal seperti mual, muntah, nyeri epigastrik, kolik, konstipasi,
dan diare dengan empat dosis yang diuji cobakan yaitu : 20 mg, 40 mg, 60 mg, dan 80 mg.
Konsumsi tablet besi pada malam hari juga dilakukan para partisipan dalam upaya mencegah
mual setelah minum tablet besi. Dalam penelitian ini tablet besi diminum pada malam hari
agar tidak mengalami mual. Hal itu dilakukan atas anjuran petugas kesehatan.

G. Dosis Tablet Zat Besi Pada Ibu Hamil


setiap ibu hamil mendapatkan tablet besi 90 tablet selama kehamilannya. Tablet besi yang
diberikan mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 0,25 mg. Program
tersebut bertujuan mencegah dan menangani masalah anemia pada ibu hamil. Adapun
program pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan dalam mencegah anemia meliputi:

31
a. Pemberian tablet besi pada ibu hamil secara rutin sebanyak 90 tablet untuk
meningkatkan kadar hemoglobin secara tepat. Tablet besi untuk ibu hamil sudah tersedia dan
telah didistribusikan ke seluruh provinsi dan pemberiannya dapat melalui Puskesmas,
Puskesmas Pembantu, Posyandu dan Bidan di Desa. Dan secara teknis diberikan setiap bulan
sebanyak 30 tablet.
b. Diterbitkannya buku pedoman pemberian zat besi bagi petugas tahun 1995, dan
poster-poster mengenai tablet besi sudah dibagikan.
c. Diterbitkan buku Pedoman Operasional Penanggulangan Anemia Gizi bagi petugas
tahun 1996.

H. Mengonsumsi Zat Besi Berlebihan


Selama masa kehamilan terjadi perubahan pada sistem kardiovaskular ibu. Volume darah
juga mengalami peningkatan sejumlah 50% dan massa eritrosit meningkat 20-30%.
Pertambahan volume darah meliputi eritrosit dan plasma. Plasma darah yang lebih banyak
dibandingkan eritrosit dapat mengurangi hemoglobin1 . Salah satu zat gizi yang berpengaruh
dalam kehamilan untuk pembentukan hemoglobin adalah zat besi. Pemberian suplemen tablet
besi selama masa kehamilan dapat meningkatkan status besi ibu.

Bila selama kehamilan seorang ibu mengalami kekurangan zat besi bisa mengakibatkan
anemia dan hipoksia, namun jika mengalami kelebihan zat besi bisa bersifat toksik karena zat
besi bersifat reaktif dan dapat terakumulasi di organ tubuh seperti liver, jantung, kulit, dan
pankreas. Menurut hasil Riskesdas tahun 2018, prevalensi anemia pada ibu hamil di
Indonesia adalah 48,9%.

Pemberian suplementasi tablet Fe yang dilaksanakan di Indonesia yaitu 73,2%. Zat besi
berperan dalam pembentukan hemolgobin. Di dalam tubuh, hemoglobin akan difagosit di
dalam hati, limpa, dan sumsum tulang serta diubah menjadi bentuk globin dan heme3 . Zat
besi yang terlalu banyak dalam tubuh bisa membuat reaksi reaktif, sifat reaktif tersebut dapat
dengan mudah berikatan dengan radikal bebas dan menyebabkan stress oksidatif yang
mempunyai potensi untuk merusak sel, organ, dan jaringan yang ada di dalam tubuh4 .

32
Kelebihan zat besi pada pankreas juga dapat mengakibatkan stress oksidatif di sel beta yang
diikuti dengan kematian sel, defisiensi insulin, dan intolerasi glukosa5 . Kerusakan sel beta
pankreas menyebabkan tubuh tidak dapat menghasilkan insulin sehingga dapat
mengakibatkan tingginya kadar glukosa darah atau hiperglikemia. Kondisi hiperglikemia
dapat menghasilkan pembentukan reactive oxygen species (ROS). Di mana produksi ROS
yang berlebih dapat menyebabkan stres oksidatif dan memperparah kerusakan sel beta
pancreas.

I. Penyebab Anemia Defisien Zat Besi


Beberapa hal yang menyebabkan defisiensi zat besi adalah kehilangan darah, misalnya dari
uterus atau gastrointestinal seperti ulkus peptikum, karsinoma lambung, dll. Dapat juga
disebabkan karena kebutuhan meningkat seperti pada ibu hamil, malabsorbsi dan diet yang
buruk. Kekurangan zat besi menyebabkan anemia defisiensi besi. Terjadinya anemia
defisiensi besi juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya kurangnya
kandungan zat besi dalam makanan sehari-hari, penyerapan zat besi dari makanan yang
sangat rendah, adanya zat-zat yang menghambat penyerapan zat besi, dan adanya parasit di
dalam tubuh seperti cacing tambang atau cacing pita, diare, atau kehilangan banyak darah
akibat kecelakan atau operasi.
Sumber lain mengatakan bahwa Etiologi Anemia defisiensi besi pada kehamilan, yaitu:

a. Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah


b. Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma
c. Kurangnya zat besi dalam makanan
d. Kebutuhan zat besi meningkat
e. Gangguan pencernaan dan absorbsi Pada ibu hamil,

beberapa faktor risiko yang berperan dalam meningkatkan prevalensi anemia defisiensi zat
besi, antara lain :
1. Umur ibu < 20 tahun dan > 35 tahun. Wanita yang berumur kurang dari 20 tahun atau
lebih dari 35 tahun, mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil. Karena akan membahayakan
kesehatan dan keselamatan ibu hamil maupun janinnya, berisiko mengalami pendarahan dan
dapat menyebabkan ibu mengalami anemia. Wintrobe (1987) menyatakan bahwa usia ibu
dapat mempengaruhi timbulnya anemia, yaitu semakin rendah usia ibu hamil maka semakin

33
rendah kadar hemoglobinnya. Muhilal et al (1991) dalam penelitiannya menyatakan bahwa
terdapat kecendrungan semakin tua umur ibu hamil maka presentasi anemia semakin besar
2. Pendarahan akut
3. Pendidikan rendah
4. Pekerja berat
5. Konsumsi tablet tambah darah < 90 butir
6. Makan < 3 kali dan kurang mengandung zat besi.

2.6 Standar Pelayanan Antenatal Care (ANC)


Antenatal Care merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih untuk
ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan
antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan. Pengertian antenatal
care adalah perawatan kehamilan. Pelayanan perawatan kehamilan merupakan
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai
dengan standar pelayanan antenatal care yang sudah ditetapkan.

A. Kunjungan Antenatal Care


Kunjungan ANC dengan memperhatikan tujuan pengawasan antenatal dijadwalkan
pemeriksaan yaitu pada usia kehamilan 0-27 minggu di lakukan 1 bulan sekali, pada
usia kehamilan 28-36 minggu dilakukan 2 minggu sekali, dan pada usia kehamilan
37-40 minggu dilakukan 1 minggu sekali.

B.Kriteria Keteraturan ANC


1) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.
2) Pengukuran tekanan darah.
3) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA).
4) Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri).
5) Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid sesuai
status imunisasi.
6) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan.
7) Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).
8) Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling,
termasuk keluarga berencana).
9) Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb),
pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah.
10) Tatalaksana kasus.

C.Dampak Ibu Hamil Tidak ANC


Dampak dari tidak melakukan ANC pada ibu hamil yaitu ibu hamil akan kurang
mendapat informasi tentang cara perawatan kehamilan yang benar. Selain itu, tidak

34
terdeteksinya tanda bahaya kehamilan secara dini, seperti anemia kehamilan yang
dapat menyebabkan perdarahan saat persalinan.

D.Perubahan Fisiologi Pada Ibu Hamil

a. Sistem Reproduksi

1. Uterus
Perubahan yang amat jelas pada aatomi maternal adalah perbesaran uterus
untuk menyimpan bayi yang sedang tumbuh. Uterus akan bertambah besar, beratnya
meningkat dari 30 gram menjadi 1000 gram dengan ukuran 32 x 24 x 22 cm dengan
kapasitas 4000 cc. Perbesaran ini disebabkan oleh hypertrofi dari otototot rahim,
tetapi pada kehamilan muda terbentuk serabutserabut otot yang berhubungan,
termasuk jaringan 10 fibroelastik, darah dan saraf. Pertumbuhan jaringan uterus pada
masa awal kehamilan disebabkan oleh hormon esterogen yang merangsang serabut
otot dan menyebabkan dinding rahim menebal. Pertumbuhan uterus ini disebut
pertumbuhan aktif. Pada masa kehamilan uterus menjadi mudah teraba. Pada minggu
petama, isthmus rahim mengalami hypertrofi dan bertambah panjang, sehingga bila
diraba terasa lebih lunak. Hal ini disebut tanda Hegar’s pada kehamilan.

Bersamaan dengan pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, diikuti


oleh makin besarnya aliran darah menuju rahim dari arteri uterina dan arteri ovarika.
Otot rahim mempunyai susunan istimiwe yaitu longitudinal, sirkuler, dan oblika
sehingga keseluruhannya membuat anyaman yang dapat menutup pembuluh darah
dengan sempurna. Meningkatnya pembuluh darah menuju rahim memperngaruhi
serviks yang akan mengalami perlunakan. Serviks hanya memiliki sekitar 10%
jaringan otot. Sebabsebab perlunakan serviks ialah karena pembuluh darah dalam
servik bertambah dan karena timbulnya oedema dari serviks dan hiperplasia kelenjar-
kelenjar serviks (Dewi, V.N.L, Sunarsih. T. 2011).

2. Vagina
Vagina dan vulva mengalami peningkaan pembuluh darah karea pengaruh estrogen
sehingga tampak makin merah dan kebiruan. Warna livid pada vagina dan portio
serviks disebut tanda Chadwick. Kekenyalan vagina bertambah, artinya daya regang
bertambah, sebagai persiapan persalinan. Berkaitan dengan perubahan fisiologi pada
vagina, Sulaiman Sastrawinata (1983:143) mengatakan bahwa getah dalam vagina
biasanya bertambah dalam kehamilan, reaksinya asam pH 3,5 – 6,0. Reaksi asam ini
disebabkan terbentuknya acidum lacticum sebagai hasil penghancuran glycogen yang
berada dalam sel-sel epithel vagina oleh bacil-bacil Doderlein (Wiknjosastro, H,
2012).

3. Ovarium
Pada masa kehamilan, ovulasi terhenti. Indung telur yang mengandung kospus luteum
gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna

35
pada umur 16 minggu yang mengambil alih pengeluaran esterogen dan progesterone
(Wiknjosastro, H, 2012).

b. Sistem Integumen
1. Dinding Perut
(Abdominal Wall) Pada kehamilan lanjut pada primi ravida sering timbul garis-garis
memajang atau serong pada perut. Garis-garis ini disebut striae gravidarum. Kadang,
garis-garis ini terdapat juga pada buah dada dan paha. Perbesaran rahim menimbulkan
peregangan dan menyebabkan robeknya serabut elastik dibawah kulit, sehingga
timbul striae gravidarum. Bila terjadi peregangan hebat, misalnya pada hidramnion
dan kehamilan ganda,dapat terjadi diastasis rekti bahkan hernia. Kulit perut pada linea
albae bertambah pigmentasinya dan disebut linea nigra (Hamilton, PM. 2010).

2. Payudara
Salah satu petunjuk pada wanita yang menandakan bahwa mengalami kehamilan
adalah nyeri tekan pada payudara, yang secara bertahap mengalami perbesaran kerena
peningkatan pertumbuhan jaringan alveolar dan suplai darah. Puting susu menjadi
lebih menonjol dan keras dan pada awal kehamilan keluar cairan kuning yang lengket
yang disebut colostrum. Area berpigmen disekotar puting, areola, tumbuh lebih gelap
dan kelenjar-kelenjar Montogomery menonjol keluar. Perubahan teesebut disebabkan
pengaruh hormonal (Manuaba, IBG, 2009).

c. Sistem Endokrin
1. Kelenjar Tiroid
Selama masa kehamilan, basal metabolic rate (BMR) meningkat hampir 20% dan
kelenjar tiroid membersar, tetapi jumlah hormon yang dihasilkan tetap sama
(tiroksin). Ukurannya meningkat karena pertumbuhan sel-sel acinar, dan
meningkatnya matabolic rate disebabka karena banyak oksigen yang digunakan lebih
banyak.
2. Kelenjar Paratiod
Kelenjar paratoid ukurannya menigkat selama masa kehamilan, terutama selama
minggu ke-15 sampai ke-30 ketika kebutuhan kalsium janin lebih besar. Hormon
paratoid penting untuk mempertahankan kecukupan kalsium dalam darah, danpa
hormon tersebut metabolisme tulang dan otot akan terganggu.

3. Pankreas
Insulin dihasilkan oleh sekelompok sel-sel kecil yang disebut pulau Langerhans, yang
terjadi diseluruh jaringan pankreas. Selama masa kehamilan sel-sel ini tumbuh dan
menghasilkan lebih banyak insulin untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat.
Walaupun demikian, karena keterbatasan penyimpanan glikogen, wanita sehat yang
hamil kurang mampu mengatasi jumlah gula yang berlebihan.

4. Kelejar Pituitari
Lobus anterior dari kelenjar pituitaru mengalami sedikit pembesaran selama
kehamilan dan terus menghasilkan semua hormon tropik, tetapi dengan jumlah yang

36
sedikit berbeda. Follicle-stimulating hormone (FSH) ditekan oleh chorionic
gonadotripon (hCG) yang dihasilkan dalam plasenta. Hormon pertumbuhan
berkurang dan hormon melanotropik meningkat, menyebabkan peningkatan
pigmentasi puting susu, wajah, dan abdomen. Pembentukan prolakstin menignkat dan
lanjt setelah persalinan selama menyusui.

5. Kelenjar Adrenal
Ukuran kelenjar adrenal meningkat selama kehamilan, terutama bagian kortikal yang
membentuk kortin. Jumlah ion natriun dan kalium dalam aliran darah diatur oleh
kortin. Bagian medula dari kelenjar adrenala mensekresi epimephrine, hormon yang
sangat penting. Kehamilan tidak mengubah ukuran atau fungsi kedua medulla
(Henderson, C. 2012).

d. Sistem Kardiovaskuler
(Sirkulasi Darah) Pada volume darah, volume darah total dan volume plasma darah
naik pesat sejak akhir timester pertama. Volume darah aka bertambah banyak, kira-
kira 25% dengan puncaknya 15 pada kehamila 32 minggu, diikuti curah jantung
(cardiac output) yang meningkat sebanyak ± 30%. Akibat hemodilusi yang mulai
jelas kelihatan pada kehamilan 4 bulan, ibu yang menderita penyakit jantung dapat
jatuh dalam keadaan dekompensasi kordis. Kenaikan plasma darah dapat mencapai
40% saat mendekati cukup bulan. Kemudian gambaran protein dalam serum juga
berubah, jumlah protein, albumin dan gamaglobulin menurun dalam triwulan pertama
dan meningkat secara bertahap pada akhir kehamilan. Beta-globulin dan fibrinogen
terus meningkat. Berkaitan dengan sistem sirkulasi darah, tekanan darah arteri
cenderung menurun terutama selama trimester kedua, dan kemudian akan naik lagi
seperti pada pra-hamil. Tekanan vena dalam batas-batas normal pada ekstremitas atas
dan bawah, cenderung naik setelah akhir trimester pertama (Wiknjosastro, H. 2012).

e. Sistem Muskuloskeletal
1. Gigi, Tulang, dan Persendian
Persendian panggul akan terasa lebih longgar, karena ligamen-ligamen melunak
(softlistening). Juga terjadi sedikit pelebaran pada ruang persendian. Apabila
pemberian makanan tidak dapat memenuhi kebutuhan kalsium janin, kalsium
maternal pada tulang-tulang panjang akan 16 berkurang untuk memenuhi kebutuhan
ini. Bila konsumsi kalsium cukup, gigi tidak akan kekurangan kalsium. Berkaitan
dengan perubahan pada gigi, selama masa kehamilan wanita membutuhkan kira-kira
seoertiga lebih banyak kalsium dan fosfor. Dengan diit yang seimbang kebutuhan
tersebut terpenuhi dengan baik.
2. Otot
Kram otot-otot tungkai dan kaki merupakan masalah umum selama kehamilan, hal
tersebut terjadi kemungkinan berhubungan dengan metabolisme kalsium da fosfor,
kurangnya drainase sisa metabolisme otot, atau postur yang tidak seimbang. Kram
biasanya terjadi setelah berdiri sepanjang hari dan pada malam hari setelah tubuh
istirahat (Hamilton, PM. 2010).

37
f. Sistem Pernapasan
Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan pendek napas. Hal ini disebabkan
oleh usus yang tertekan kearah diafragma akibat perbesaran rahim. Sebagai
kompensitas terjadinya desakan rahim dan kebutuhan oksigen meningkat, sorang
wanita hamil selalu bernafas lebih dalam sekitar 20-25% dari biasanya yaitu
menggunakan pernapasan dada (Hamilton, PM, 2010). 17

g. Sistem Gastrointestinal (Pencernaan)


Tingginya kadar progesteron mengganggu keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan
kolesterol darah, dan melambatkan kontraks otot polos. Sekresi saliva menjadi lebih
asam dan lebih banyak, dan asam lambung menurun. Perbesaran uterus akan menekan
diaframa, lambung dan intestin. Pada bulan-bulan awal masa kehamilan, sepertiga
dari wanita hamil mengalami mual (morning sickness) dan muntah (emesis
gravidarum). Sebagaimana kehamilan berlanjut, penurunan asam lambung,
melambatkan pengosongan lambung dan menyebabkan kembung. Menurunnya
gerakan peristaltik tidak saja menyebabkan mual tetapi juga konstipasi, karena lebih
banyak feses terdapat dalam usus, lebih banyak air diserap akan semakin keras
jadinya. Konstipasi juga disebabkan oleh tekanan uterus pada usus bagian bawah pada
awal masa kehamilan dan kembali pada akhir masa kehamilan (Kusmiaty dkk., 2009).

h. Sistem Perkemihan
Berkaitan dengan sistem perkemihan, ginjal yang normal mampu mengatasi kerja
tambahan tanpa menyebabkan masalah tekanan karena pertumbuhan janin
menyebabkan stosis urin. 18 Dibawah keadaan yang normal, peningkatan kegiatan
penyaringan darah bagi ibu dan janin tidak membuat ginjal dan ureter bekerja ekstra.
Keduanya menjadi dilatasi karena peristaltik uretra menurun. Sebagai akibat, gerakan
urin ke kadung kemih lebih lambat. Stasis urin ini meningkatka kemungkinan
pielonefritis. Pada awal kehamilan, suplai darah ke kandung kemih meningkat, dan
perbesaran uterus menekan kandung kemih. Faktor ini menyebabkan meningkatnya
berkemih. Mendekati kelahiran janin turun lebih rendah ke pelvis, lebih menekan lagi
kandung kemih dan semakin meningkatkan berkemih, walaupun gejala ini sangat
tidak menyenangkan, hal ini tidak menyebabkan masalah medis yang berarti
(Kusmiaty dkk, 2009).

i. Metabolisme
Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan yang
mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan
persiapan pemberian ASI. Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan
bertambah 12,5 kg. Sebgaian besar penambahan berat badan selama kehamilan
berasal dari uterus dan isinya. Kemudian 19 payudara, volume darah, dan cairan
ekstraselular. Pada kehamilan normal akan terjadi hipoglikemia puasa yang
disebabkan oleh kenaikan kadar insulin, hiperglikemia postprandial dan
hiperinsulinemia. Manuaba (1998:106) menguraikan perubahan-perubahan fisiologis
yang terjadi pada metabolisme tubuh wanita hamil, yaitu:

38
(1) Metabolisme basal meningkat sebesar 15% sampai 20%.
(2) Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq per liter menjadi
145 mEq per liter disebabkan hemodilusi darah dan kebutuhan mineral yang
diperlukan janin.
(3) Kebutuhan protein makin tinggi sekitar ½ gr/kg BB atau sebutir telur ayam sehari.
(4) Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein.
(5) Kebutuhan zat mineral: Kalsium, 1,5 gram/hari, 30 sampai 40 gram untuk
pembentukan tulang janin; Fosfor, rata-rata 2 gram dalam sehari; Zat besi, 800 mgr
atau 30 sampai 50 mgr sehari; dan air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan
dapat terjadi retensi air.
(6) Berat badan akan bertambah antara 6,5 sampai 16,5 kg selama hamil atau terjadi
kenaikan berat badan sekitar ½ 20 kg/minggu. Janin (3 – 3,5 kg), plasenta (0,5 kg), air
ketuban (1 kg), timbunan lemak (1,5 kg), timbunan protein (2 kg), dan retensi air-
garam (1,5 kg) (Saifuddin, AB. 2009).

2.7 Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil


1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2. Ukur tekanan darah
3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas /LILA)
4. Ukur tinggi fundus uter /tinggi rahim
5. tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
6. skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus bila diperlukan
7. beri tablet tambah darah
8. Tes/Periksa Laboratorium
9. tata laksana / penanganan kasus
10. Temu wicara/Konseling

A. Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan umum merupakan salah jenis layanan di Puskesmas yang memberikan
pelayanan kesehatan perorangan berupa penyuluhan/konseling, preventif/pencegahan,
kuratif/pengobatan dan rehabilitatif/pemulihan kesehatan pasien dengan keluhan
secara umum.Dalam menjalankan fungsinya, tenaga kesehatan di Pelayanan
Pemeriksaan Umum terintegrasi dengan seluruh unit pelayanan lainnya di Puskesmas,
antara lain (Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut, Pelayanan KIA dan KB, Imunisasi,
Pelayanan Gizi, Pelayanan Laboratorium, Pelayanan Kefarmasian / Obat)
Pelayanan kesehatan dilakukan oleh dokter dan perawat yang memiliki kompetensi
sesuai standar yang dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan primer.

39
SDM Pelayanan Pemeriksaan Umum saat ini terdiri dari 1 orang dokter umum dan 3
orang perawat. Dalam upaya optimalisasi Pelayanan Pemeriksaan Umum dilengkapi
dengan berbagai macam sarana penunjang diagnostik dan pengobatan seperti :
termometer, tensimeter, stetoskop, respiration timer, EKG, Nebulizer, dll.

B. Pemeriksaan Kebidanan
1. Inspeksi
a. Kepala, pemeriksaan yang dilakukan tediri dari:
1) Rambut dan kulit kepala, yaitu memeriksa kebersihan rambut dan kulit kepala.
2) Wajah/muka Ada tidaknya cloasma gravidarum/topeng kehamilan (pada ibu hamil)
dan ada tidaknya edema padawajah.
"Mata; sklera ikterus atau tidak, konjungtiva palpebra/kelopak mata bagian bawah
warna pucat/putih atau merah (anemia atau tidak).

2.8 Gizi Dan Menu Seimbang Pada Ibu Hamil

A.Materi Pentingnya Gizi Dan Menu Seimbang

Pola makan merupakan perilaku paling penting yang dapat mempengaruhi keadaan gizi. Hal
ini disebabkan karena kuantitas dan kualitas makanan dan minuman yang dikonsumsi akan
mempengaruhi asupan gizi sehingga akan mempengaruhi kesehatan individu dan
masyarakat.Agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit kronis atau penyakit
tidak menular terkait gizi, maka pola makan masyarakat perlu ditingkatkan kearah konsumsi
gizi seimbang. Keadaan gizi yang baik dapat meningkatkan kesehatan individu dan
masyarakat.

2.9 Hiperemesis Gravidarum


A.Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah keadaan muntah muntah yang berat atau berlebihan saat
kehamilan, Lebih dari 8 x dalam 24 jam atau setiap saat yang dapat menimbulkan gejala
dehidrasi, ketidak seimbangan elektrolit dan penurunan BB. Disamping itu hiperemesis
gravidum juga dapat menimbulkan gejala Sakit kepala, Konstipasi, Sangat sensitif terhadap
bau, Produksi air liur berlebihan serta Jantung berdebar.

40
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, tetapi kondisi ini sering kali
dikaitkan dengan tingginya kadar hormon human chorionic gonadotropin (HCG) dalam
darah. Hormon ini dihasilkan oleh ari-ari (plasenta) sejak trimester pertama kehamilan dan
kadarnya terus meningkat sepanjang masa kehamilan.

B.Patofisiologi
Patofisiologi hiperemesis gravidarum dapat disebabkan karena peningkatan Hormon
Chorionic Gonodhotropin (HCG) dapat menjadi faktor mual dan muntah. Peningkatan kadar
hormon progesterone menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami
relaksasi sehingga motilitas menurun dan pengosongan lambung melambat. Hal ini
diperberat dengan adanya penyebab lain berkaitan dengan faktor psikologis, spiritual,
lingkungan, dan sosiokultural". Hormon progesterone ini dihasilkan oleh korpus luteum pada
masa awal kehamilan dan mempunyai fungsi menenangkan tubuh ibu hamil selama
kehamilan, termasuk saraf ibu hamil sehingga perasaan ibu hamil menjadi tenang. Hormon
ini berfungsi untuk membangun lapisan di dinding rahim untuk menyangga plasenta di dalam
rahim. Hormon ini juga dapat berfungsi untuk mencegah gerakan kontraksi atau pengerutan
otot-otot rahim.
Hormon progesteron dapat "mengembangkan" pembuluh darah sehingga menurunkan
tekanan darah, itu penyebab mengapa Anda sering pusing saat hamil. Hormon ini juga
membuat sistem pencernaan jadi lambat, perut menjadi kembung atau sembelit. Hormon ini
juga mempengaruhi perasaan dan suasana hati ibu, meningkatkan suhu tubuh, meningkatkan
pernafasan, mual, dan menurunnya gairah berhubungan intim selama hamil. Seseorang dalam
kondisi stress dan cemas akan meningkatkan aktifitas saraf simpatis, untuk melepaskan
hormon stress berupa adrenalin dan kortisol Sistem imun merupakan komponen penting dan
responden adaptif s secara fisiologis.
Cemas menggunakan adrenalin dalam tubuh untuk meningkatkan kepekaan, prestasi dan
tenaga. Peningkatan adrenalin akan memperkecil kontraksi otot empedu, menyempitkan
pembuluh darah perifer, meluaskan pembuluh darah koroner, meningkatkan tekanan darah
arterial dan menambah volume darah kejantung dan jumlah detak jantung. Adrenalin juga
menambah pembentukan kolesterol dari lemak protein berkepadatan rendah. Tekanan darah
yang tinggi dan peningkatan denyut jantung akan dapat meningkatkan HCG. HCG (Human
Chorionic Gonadotrophin) adalah hormon yang dihasilkan selama kehamilan, yang dapat
dideteksi dari darah atau air seni wanita hamil sesudah kurang lebih

41
C.Manifestasi Klinis
fisiologis, perilaku dan secara langsung melalui timbulnya gejala sebagai
Kecemasan dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan upaya untuk melawan
kecemasan. Intensitas perilaku akan meningkat sejalan dengan peningkatan tingkat
kecemasan. Berikut tanda dan gejala berdasarkan klasifikasi tingkat kecemasan timbul secara
umum adalah":
1) Tanda fisik
a) Cemas ringan:
i. Gemetaran, renjatan, rasa goyang.
ii. Ketegangan otot.
ii. Nafas pendek, hiperventilasi
iv. Mudah lelah
b) Cemas sedang:
i. Sering kaget
ii. Hiperaktifitas otonom
iii. Wajah merah dan pucat
c) Cemas berat:
i. Takikardi
ii. Nafas pendek, hiperventilasi
iii. Berpeluh
iv. Tangan terasa dingin
d) Panik
i. Diare
ii. Mulut kering
iii. Sering kencing
iv. Parestesia (kesemutan pada kaki dan tangan)
v. Sulit menelan

2) Gejala psikologis
a) Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah
tersinggung

42
b) Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut. c) Sulit konsentrasi, hypervigilance
(siaga berlebihan)
d) Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang
e) Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan
f) Gangguan konsentrasi dan daya ingat g) Libido menurun
h) Rasa menganjal di tenggorokan
i) Rasa mual di perut.
f. Tingkat kecemasan.

Ansietas sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan
emosi ini tidak memiliki obyek yang spesifik. Kondisi dialami secara subjektif dan
dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal. Ansietas berbeda dengan rasa takut yang
merupakan penilaian intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya. Ansietas adalah respon
emosional terhadap penilaian tersebut.

D.Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosis untuk mendeteksi adanya hiperemesis gravidarum pada ibu biasanya dilakukan
dengan metode berikut:
• Evaluasi klinis, termasuk pengukuran berat badan.
• Keton urine.
• Serum elektrolit dan tes fungsi ginjal.
Dokter melakukan deteksi berdasarkan gejala yang ibu alami, seperti durasinya, onsetnya,
dan frekuensi muntah yang terjadi. Jika diperlukan, dokter melakukan tes USG untuk
menghindari kemungkinan adanya komplikasi lain.

E.Komplikasi

43
Risiko utama bagi wanita untuk mengidap hiperemesis gravidarum adalah dehidrasi dan
ketidakseimbangan elektrolit. Wanita hamil yang mengidap gangguan ini dalam waktu yang
lama memiliki risiko lebih besar untuk persalinan prematur dan preeklamsia.
Komplikasi jangka panjang pada bayi dapat terjadi jika kondisinya dibiarkan dan tidak
diobati. Selain itu, komplikasi juga dapat terjadi pada ibu hamil yang tidak mendapatkan
berat badan yang cukup selama paruh kedua kehamilan, dan jika bayi menjadi kurang gizi.
Komplikasi hiperemesis gravidarum yang lebih jarang tetapi parah adalah:
•Kerongkongan pecah karena muntah.
•Paru-paru yang kolaps.
•Penyakit pada hati.
•Kebutaan
•Pembengkakan otak akibat kekurangan gizi.
•Gagal ginjal
•Gumpalan darah
•Kejang
•Koma hingga kematian

Maka dari itu, ibu hamil harus selalu memperhatikan asupan setiap harinya agar gizi yang
masuk ke dalam tubuh dapat mencukupi janin yang dikandungnya. Selain itu, juga selalu
menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan baik dengan rajin minum air putih.

F.Penata Laksana
Tujuan pelaksanaan:
Target penatalaksanaan hiperemesis gravidarum adalah:
•Mengatasi dehidrasi
•Mengurangi gejala dengan modifikasi diet, serta terapi farmakologi
•Mencegah komplikasi serius dari muntah yang persisten, termasuk di antaranya gangguan
elektrolit, defisiensi vitamin, dan kehilangan berat badan yang ekstrem
•Meminimalisir efek fetal baik karena kondisi mual dan muntah ibu maupun karena
pengobatan.

44
Pendekatan penatalaksanaan hiperemesis gravidarum berkisar dari tindakan
konservatif seperti perubahan pola makan atau gaya hidup, obat-obatan, hingga rawat inap
untuk cairan parenteral pada pasien dengan hipovolemia. Penatalaksanaan awal hiperemesis
gravidarum dapat dilakukan dengan penyesuaian suplemen prenatal. Minuman atau makanan
mengandung jahe mungkin juga dapat mengurangi keluhan. Pemberian obat yang disarankan
sebagai lini pertama adalah vitamin B6-doksilamin. Jika keluhan tidak membaik, dapat
diberikan terapi lini kedua seperti dimenhydrinate, diphenhydramine, metoclopramide, dan
ondansetron.

G.Cara/Tips MengatasiI Mual Muntah Ibu Hamil.


1. Menghindari Makanan yang Memicu mual
2.Mencukupi Waktu Istirahat
3. Hindari Berbaring Setelah Makan
4. Mengatur Pola Makan
5. Melakukan Relaksasi
6. Mencukupi Kebutuhan Cairan Tubuh
7. Mengatur Sirkulasi Udara di Rumah
8. Mengonsumsi Camilan Sehat
9. Menggunakan Bahan Alami.

Mual, muntah, dan pusing selama kehamilan sebenarnya bukan hal yang perlu
dikhawatirkan. Pasalnya, kondisi ini cukup umum dialami oleh ibu hamil, baik di awal
hingga sepanjang masa kehamilan. Rasa mual dan pusing saat hamil disebabkan oleh
meningkatnya kadar hormon HCG.
Perlu diketahui, hormon HCG berada di kadar puncaknya saat pagi hari, itulah
mengapa ibu hamil sering kali merasakan keluhan mual lebih berat saat bangun tidur atau di
pagi hari. Umumnya, kadar HCG akan menurun saat memasuki usia kehamilan 12-14
minggu.

H.Diet Hiperemesis
1) Diet Hipermesis I
Diet hiperemesis diberikan kepada pasien dengan hiperemesis gravidarum berat. Makanan
hanya terdiri dari roti kering, singkong bakar atau rebus, ubi bakar atau rebus, dan buah-

45
buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Karena pada
diet ini zat gizi yang terkandung di dalamnya kurang, maka tidak diberikan dalam waktu
lama.

2) Diet Hiperemesis II
Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet diberikan secara
berangsur dan dimulai dengan memberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi.
Minuman tidak diberikan bersamaan dengan makanan. Pemilihan bahan makanan yang tepat
pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan gizi kecuali kebutuhan energy.
3) Diet Hiperemesis III ANG Diet hiperemesis III diberikan kepada pasien hiperemesis
gravidamru ringan. Diet diberikan sesuai kesanggupan pasien, dan minuman boleh diberikan
bersama makanan. Makanan pada diet ini mencukupi kebutuhan energi dan semua zat gizi.
(Nengah runiari, 2010) Makanan yang dianjurkan untuk diet hyperemesis III, dan III adalah
a. Roti panggang, biskuit, crackers
b. Buah segar dan sari buah
c. Minuman botol ringan (coca cola, fanta, limun), sirop, kaldu tak berlemak, teh dan kopi
encer Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hiperemesis I. II, III adalah makanan yang
umumnya tidak merangsang saluran pencernaan dan berbumbu tajam. Bahan makanan yang
ini untuk menjaga tercukupinya asupan kalori. Penanganan harus tetap dilakukan sampai
frekuensi mual dan muntah berkurang hingga tidak lebih dari 3 kali sehari.
2. Prinsip diet pada hiperemesis Gravidarum a. Diet Hiperemesis
Hiperemesis gravidarum adalah suatu keadaan pada awal kehamilan (sampai Trimester 11)
yang ditandai dengan adanya rasa mual dan muntah yang berlebihan dalam waktu relatif
lama. Bila keadaan ini tidak diatasi dapat menyebabkan dehidrasi dan penurunan berat badan.
(Nengah Nuriari, 2010)
Ciri khas diet hiperemesis adalah penekanan pemberian karbohidrat kompleks terutama
pada pagi hari, serta menghindari makanan yang berlemak dan goreng-gorengan untuk
menekan rasa mual dan muntah. Sebaiknya diberi jarak dalam pemberian
makan dan minum. (Nengah Nuriari, 2010) Diet pada hiperemesis gravidarum
bertujuan untuk mengganti persediaan glikogen tubuh dan, secara berangsur memberikan
makanan berenergi dan zat gizi yang cukup.
Diet hiperemesis gravidarum memiliki beberapa syarat yaitu karbonhidrat tinggi yaitu
75.80% dari kebutuhan energi total. lemak rendah yaitu 10% dari mengontrol asidosis

46
kebutuhan energi total, protein sedang yaitu 10 - 15%. Makanan diberikan dalam bentuk
kering, pemberian cairan disesuaikan dengan keadaan pasien yaitu 7-10 gelas / hari. Makanan
mudah dicerna, tidak merangsang saluran pencernaan dan diberikan sering dalam porsi kecil,
bila makan pagi dan siang sulit diterima pemberian dioptimalkan pada makan malam hari.
Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan gizi pasien.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PRANATAL
Pengkajian Pranatal

IDENTIAS :
Nama : Ny.S
Umur : 28 tahun
Suku/bangsa :Bangsa Indonesia
Agama : Kristen
Pendidikan terakhir : Sma
Pekerjaan :Ibu Ruma Tangga
Alamat : Kota Manado

47
Status perkawinan :Suda Kawin

Keluhan utama: pasien mengatakan merasa tidak nyaman dan tidak bisa tidur karna cemas
dengan kehamilan nya yang sekarang karena posisi bayi yang sungsang.

Riwayat penyakit: ibu dating ke rs atas rujukan bidan pada bulan desember dengan G2 P1
AO, Hamil usia 38,3 minggu dengan presentasi bokong untuk memastikan pasien di rujuk
sipaya dilakukan USG di Rumah sakit dan hasil memang presentsi bokong pasien di
saerankan untuk control lagi 1 bulan kemudian dan sekarang tanggal 15 januari 2016 pasien
datang lagi untuk control dan lakukan USG ulang.

Riwayat penyekit Dahulu: sebelumnya ibu pernah melahirkan anak perempuan 7 tahun yang
lalu, pasien belum pernah mangalami ke guguran dan pasien mengatakan belum pernah di
rawat di rs karena sakit

B: Riwayat keperawatan
1. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi
Menarche :13 tahun siklus :teratur
Banyakjnya :3x softex penuh lamanya :6-7 hari
HPHT :23-04-2015 keluhan :nyeri pada saat haid
HPL :30-01-2016

b. Riwayat kehamilan,persalinan,nifas yang lalu:


Tahun Jenis Penolong Jenis Keadaan Masalah BB
persalinan kelamin bayi waktu kehamilan waktu
lahir lahir
2009 Spt Bidan Perempuan Normal - 2,700
gram
2016 -

A. Kehamilan sekarang
Diagnosa: G2 P1 A0 hamil 38+8 minggu

48
Imunisasi: sudah imunisasi TT 1 ANC 6x

Keluhan selama hamil:


Mual dan muntah saat hamil usia 3-4 bulan, setelah usia kehamilan 5 bulan keatas
keluhan lain nya tidak ada.

Pengobatan selama hamil:


Ibu tidak komsumsi obat selama hamil kecuali multi vitamin yang di berikan dan saat
pemeriksaan kehamilan.

Pergerakan janin:
Ibu sudah merasakan pergerakan janin nya sejak usia kehamilan 4 bulan.

Kesanggupan dan pengetahuan dalam merawat bayi:


Ibu masi membutuhkan bantuan ke 2 orang tuanya dalam merawat anak nya nanti,
walaupun ini anak ke 2

Mobil payudarae:
Ibu belum melakukan breastcare
Perineal care
Ibu belum melakukan perineal care
Nutrisi ibu hamil:
Selama hamil inbu selalu komsumsi beraneka ragam makanan dan tidak ada makanan
pantangan.

Menyusui:
Ibu pernah menyusui bayi.
Senam nifas;
Ibu belum pernah melakukan senam nifas.

Kaji tentang pengetahuan ibu:


Pengetahuan ibu cukup baik.

49
2. Riwayat Keluarga Berencana
Melaksanakan KB : ya
Sejak melahirkan anak pertama pasien KB suntik yang 3 bulan setelah satu tahun
pasien ganti dengan Implan. Selama KB pasien tidak pernah mempunyai masalah
dengan kontrasepsi.
3. Rwayat Kesehatan
Penyakit yang pernah dialami ibu :
Ibu belum pernah mengalami, sakit yang berat membuatnya sampai di rawat di RS.
Jikapun sakit, ibu hanya mengalami sakit batuk,pilek, atau pusing biasa yang hanya
dengan minum obat dari bidan/tenaga kesehatan sembuh.
Pengobatan yang didapat :
Selama hamil ibu hanya mendapat vitamin ibu hamil dan bidan saat pemeriksaan
kehamilannya.
Riwayat penyakit keluarga :
Dalam keluarga tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit diabetes
melitus, hipertensi, jantung, dan asma.
4. Aspek Psikososial
Persepsi ibu terhadap kehamilan :
Menurut ibu kehamilan adalah proses dimana bertemunya sel sperma dan sel telur
menjadi janin yang tumbuh dan berkembang didalam rahim seorang wanita sampai
melahirkan disaat usia kehamilan sudah 9 bulan 10 hari.
Apakah kehamilan ini menimbulkan perubahan terhadap kehidupan sehari-hari?
Ya, sejak ibu hamil menjadi terbatas karena perut ibu semakin membesar, dan disaat
hamil muda ibu juga mengalami mual muntah.
Harapan yang ibu inginkan selama hamil :
Ibu menginginkan kehamilan sehat, sampai ibu melahirkan nanti. Dan ibu
menginginkan proses kelahirannya nanti berjalan lancar, normal, sehat ibu dan sehat
bayi.
Ibu tingaal dengan siapa :
Selama ini ibu masih tinggal serumah dengan orangtuanya karena ibu belum memiliki
rumah sendiri.
Siapa orang terpenting bagi ibu :
Suami

50
Sikap anggota keluarga terhadap keadaan ini :
Sangat baik, lebih perhatian kepada ibu
Kesiapan mental untuk menjadi ibu :
Ibu sudah siap menjadi seorang ibu sejati, karena ini adalah anak keduanya. Pasien
mengatakan khawatir dengan kehamilan saat ini karena posisi kepala posisi kepala
bayi masih di atas dan bokong di bawah. Pasien mengatakan takut jika harus
melahirkan dengan cara operasi.
5. Kebutuhan Dasar Khusus
a. Pola Nutrisi
Frekuensi makan 3-4 x/hari, Nafsu makan baik, jenis makanan rumah yang
dikonsumsi sperti nasi, laukpauk, sayur dan kadang buah, serta tidak ada pantangan
makanan.
b. Pola Eliminasi
BAK : Frekuensi 6-7 kali/hari, warna jernih, ibu mengatakan sering BAK seiring
bertambahnya usia kehamilannya
BAB : Frekuensi 1x sehari, warna kuning kecoklatan, bau khas, konsistensi agak
keras, tidak ada keluhan saat BAB.
c. Pola Personal Hygiene
Mandi freskuensi 2 kali/sehari, memakai sabun, menggosok, gigi 2 kali/sehari saat
pagi dan sore hari, mencuci rambut 2 hari sekali dan selalu memakai shampo.
d. Pola Istirahat dan Tidur
Lama tidur 7-9 jam/hari, tidak ada kebiasaan khusus sebelum tidur
e. Pola Aktivitas dan Latihan
Kegiatan dalam pekerjaan : ibu melakukan kegiatan sebagai ibu rumah tngga, waktu
bekerja di pagi dan sore hari, dengan frekuensi setiap hari , ibu mengisi kegiatan di
waktu luang dengan menonton tv, ibu mengeluh merasa aktivitasnya terbatas karena
perut yang sudah membesar.
f. Pola Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Ibu tidak merokok, tidak minum minuman keras, dan tidak ketergantungan obat.
g. Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum : Baik
• Tekanan darah : 120/70mmHg

51
• Suhu : 36,4 Derajat Celcius
• BB : 68 kg
• Kesadaran : CM
• Nadi : 72x/menit
• Respirasi : 20x/menit
• Tinggi Badan : 156 cm

Kepala, Mata, Hidung, dan Tenggorokan


• Kepala
Bentuk mesocepal, tidak ada luka, penampilan rambut rapi dan bersih.
• Mata
Posisi mata simetris, kelopak mata normal, gerakan mata normal, pergerakan bola
mata normal, konjungtiva normal/merah, kornea normal, sklera anikterik.
• Hidung
Jalan nafas bersih, pernafasan tidak sesak, suara nafas vesikuler, tidak menggunakan
otot bantu pernafasan.
• Mulut dan Tenggorokan
Jumlah gigi lengkap dan bersih, membran mukosa lembab,tidak ada stomatitis
maupun nyeri telan.
• Dada dan Axilla
Mammae membesar,aerolla mammae melebar dan hitam, colorstrum belum keluar.
• Pernafasan
Jalan nafas bersih, pernafasan tidak sesak, suara nafas vesikuler, tidak menggunakan
otot bantu pernafasan.
• Sirkulasi Jantung
Kecepatan denyut apical 72x/ menit, irama teratur, kelainan bunyi jantung tidak ada,
sakit dada tidak ada.
• Abdomen
Inspeksi :
Abdomen membesar, linea alba/negra, striae albicans, tidak ada luka bekas operasi.
Palpasi :
: Leopold I
TFU 35 cm, bagian atas perut ibu teraba bulat keras melentin (kepala)

52
: Leopold II
Sebelah kanan perut ibu teraba bagian kecil janin (ekstremitas) dan sebelah kiri perut
ibu teraba seperti ada tahanan seperti papan dan memanjang (punggung)
: Leopold III
Dibagian terendah janin teraba bulat, keras memantul (bokong)
: Leopold IV
Bagian terendah janin belum masuk PAP
: TBJ : 2898 gram
: Kontraksi : belum ada
Auskultasi :
DJJ : 132 kali/menit
Tidak ada
• Genitourinary
BAK : pola rutin 6-7 kali/hari, terkontrol, jumlah 850 cc/24 jam, warna kuning jernih.
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami kepitihan selama kehamilan.
• Ekstrimitas (Integumen/Muskuloskeletal)
Turgor kulit elastic, warna kulit sawo matang, kontraktur pada persendian ekstremitas
tidak ada, kesulitan dalam pergerakan tidak ada oedem pada tangan kaki.
6. Data Penunjang
• Hasil USG 15-01-2016
Gravid tunggal, denyut jantung janin (+), Gerak Janin (+), presentasi bokong, kepala
diatas, punggung di kiri, amnion cukup, usia kehamilan berdasarkan BPD dan FL
sekitar 37,3 minggu, taksiran berat janin 2898 gram (HPL 2/2)
• Rongent tidak dilakukan

Analisa data
Data Penyebab Masalah
Ds Cemas Gangguan pola tidur
 Klien mengatakan tidak
bisa tidur karna Kesulitan tidur
memikirkan posisi bayi
nya Gangguan pola tidur
 Klien mengatakan merasa

53
tidak nyaman
 Klien mengatakan merasa
cemas

Do:
 Klien tampak gelisa
 Klien tampak pucat
TTV
 TD: 100/60mmHg
 S:36,4
 R: 20x/M
 N: 72/M

Ds: Kehamilan Gangguan rasa nyaman


 Klien mengatakan
merasa tidak nyaman Perubuhan fisiologis
 Klien mengatakan
tidak merasa aman Hormon HCG
saat tidur karena
memikirkan bayi nya Adaptasi trimester
kehamilan

Do: Gangguan rasa nyaman


 Kien tampak gelisa
karena terlalu
memikirkan keadaan
bayi nya
TTV

 TD: 100/60mmHg

54
 S:36,4
 R: 20x/M
 N: 72/M

N Diagnosa Tujuan dan Intervensi Implementasi Evaluasi


o Keperawatan Kriteria hasil
1 D.0055 L. 05045 pola Tindakan Tindakan S
Ganggua tidur Observasi  Mengidentifikasi  Klien
pola tidur Setelah di  identifikasi pola pola aktivitas dan mengatakan
Berhubungan lakukan aktivitas dan tidur tidur Pola tidur
dengan pasien tindakan 2x24  identifikasi fakor  Mengidentifikasi sudah mulai
mengatakan jam di harapkan pengganggu fakor pengganggu membaik
kesuitan tidur dengan tidur(fisik tidur(fisik  Klien
karna Kritteria hasil dan/atau dan/atau mengatakan
memikirkan  Keluhan psikologis) psikologis) sudah tidak
posisi bayi tidur(me  identifikasi  Mengidentifikasi ada
ditandai nurun) minuman dan minuman dan gangguan
dengan pasien  Keluhan makanan yang makanan yang rasa
tampak pucat sering mengganggu mengganggu nyaman
terjaga( tidur(mis, tidur(mis,  Klien
TTV menurun kopi,the,alcohol, kopi,the,alcohol, mengatakan
) makan mendekati makan mendekati sudah tidak
 TD:  Keluhan waktu waktu cemas lagi
100/60 tidak tidur,minum tidur,minum
mmHg puas banyak sebelum banyak sebelum O.
 S:36,4 tidur(me tidur) tidur)  Klien masi
 R: nurun)  identifikasi obat  Mengidentifikasi tampak
20x/M  Keluhan tidur yang di obat tidur yang di gelisa
 N: pola komsumsi) komsumsi)  Klien sudah
72/M tidur Terapeotik Terapeotik tidak

55
berubah(  modifikasi  Memodifikasi tampak
menurun lingkungan(mis, lingkungan(mis, pucat
) pecahayaan, pecahayaan,
 keluhan kebisingan,suhu, kebisingan,suhu,
istirahat matras dan matras dan A. Masalah
tidak tempat tidur) tempat tidur) teratasi
cukup(m  batasi waktu tidur  Membatasi waktu sebagian
enurun) siang jika perlu tidur siang jika
 kemamp  fasilitas perlu masalah yang
uan penghilang stress  Memfasilitas belum teratasi
beraktivi sebelum tidur penghilang stress 1. Klien
tas  tetapkan jadwal sebelum tidur mengat
(mening tidur rutin  Menetapkan akan
kat)  lakukan prosedur jadwal tidur rutin pola

untuk  Melakukan tidur

meningkatkan prosedur untuk mulai

kenyamanan(mis, meningkatkan memba

pijat,penturan kenyamanan(mis, ik

posis, terapi pijat,penturan 2. Klienn

akupresor) posis, terapi masi

Edukasi akupresor) tampak

 jelaskan Edukasi gelisa

peningnya tidur  Menjelaskan


cukup selama peningnya tidur TTV
sakit cukup selama TD:100/60mm
 anjurkan sakit Hg

menepati  Menganjurkan S:36,4

kebiasan waktu menepati R: 20x/M

tidur kebiasan waktu N: 72x/M


 anjurkan tidur
menghindari  Menganjurkan
makan/minum menghindari
yang makan/minum P. Intervenasi

56
mengganggu yang di lanjutkan
tidur mengganggu SP 2
 anjurkan tidur
penggunakan  Menganjurkan
obat tidur yang penggunakan
tidak obat tidur yang
mengandung tidak
supresor terhdap mengandung
tidur REM supresor terhdap
 anjurkan factor tidur REM
factor yang  Menganjurkan
berkontribusi factor factor yang
terhadap berkontribusi
pengguna pola terhadap
tidur(mis,psikolo pengguna pola
gis, gaya tidur(mis,psikolo
tidur,sering gis, gaya
berubah shift tidur,sering
bekerja) berubah shift
bekerja)

Diagnosa Tujuan dan Intervensi Implementasi Evaluasi


Keperawatan Kriteria hassil
D.0055 L. 05045 pola Tindakan Tindakan S
Ganggua tidur Observasi  Mengidentifikasi  Klien
pola tidur Setelah di  identifikasi pola pola aktivitas dan mengatakan
Berhubungan lakukan aktivitas dan tidur tidur pola tidur
dengan pasien tindakan 2x24  identifikasi fakor  Mengidentifikasi sudah
mengatakan jam di harapkan pengganggu fakor pengganggu membaik
kesuitan tidur dengan tidur(fisik tidur(fisik  Klien
karna Kritteria hasil dan/atau dan/atau mengatakan
memikirkan  Keluhan psikologis) psikologis) sudah tidak
posisi bayi tidur(me  identifikasi  Mengidentifikasi ada

57
ditandai nurun) minuman dan minuman dan gangguan
dengan pasien  Keluhan makanan yang makanan yang rasa
tampak pucat sering mengganggu mengganggu nyaman
terjaga( tidur(mis, tidur(mis,  Klien
TTV menurun kopi,the,alcohol, kopi,the,alcohol, mengatakan
 TD:100 ) makan mendekati makan mendekati sudah tidak
/  Keluhan waktu waktu cemas lagi
60mm tidak tidur,minum tidur,minum
Hg puas banyak sebelum banyak sebelum O.
 S:36,4 tidur(me tidur) tidur)  Klien sudah
 R: nurun) Terapeotik Terapeotik tidak
20x/M  Keluhan  Modifikasi  Memodifikasi tampak
 N: pola lingkungan(mis, lingkungan(mis, gelisa
72x/M tidur pecahayaan, pecahayaan,  Klien sudah
berubah kebisingan,suhu, kebisingan,suhu, tidak
(menuru matras dan matras dan tampak
n) tempat tidur) tempat tidur) pucat
 keluhan  batasi waktu tidur  Membatasi waktu
istirahat siang jika perlu tidur siang jika A.
tidak  fasilitas perlu Masalah
cukup(m penghilang stress  Memfasilitas Taeratasi
enurun) sebelum tidur penghilang stress
 kemamp  tetapkan jadwal sebelum tidur TTV
uan tidur rutin  Menetapkan TD:120/80mm
beraktivi Edukasi jadwal tidur rutin Hg
tas  jelaskan Edukasi S:36
(mening peningnya tidur  Menjelaskan R: 20x/M
kat) cukup selama peningnya tidur N: 80x/M
sakit cukup selama
 anjurkan sakit
menghindari  Menganjurkan
makan/minum menghindari P.
yang makan/minum Intervenasi di

58
mengganggu yang hentikan
tidur mengganggu
 anjurkan factor tidur
factor yang  Menganjurkan
berkontribusi factor factor yang
terhadap berkontribusi
pengguna pola terhadap
tidur(mis,psikolo pengguna pola
gis, gaya tidur(mis,psikolo
tidur,sering gis, gaya
berubah shift tidur,sering
bekerja) berubah shift
bekerja)

No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Implementasi Evaluasi


kriteria hasil
1 D.0074 L08064 status Tindakan S
Gangguan rasa kenyamanan I.09376 Terapi relaksasi Observasi  Klien
nyaman Setelah Definisi:menggunakan  Mengidentifikasi mengataka
berhubungan dilakukan teknik peregangan untuk penurunan tingkat n sudah
dengan pasien tindakan 2x24 mengurangi tanda dan energy, ketidak mulai rasa
mengatakan jam di harapkan gejalah ketika nyamanan mampuan nyaman
merasa tidak dengan seperti nyeri ketegangan berkonsentrasi, atau  Klien
nyaman, di Kriteria hasil otot atau kecemasan gejalah lain yang mengataka

59
tandai dengan  Kesejatraan membangun n sudah
pasien tampak fisik(mening Tindakan kemampuan kognitif rasa aman
gelisa kat) Observasi  Mengidentifikadsi saat tidur
 Kesejatraan  Identifikasi teknik relaksasi yang
TTV psikologis(m penurunan tingkat pernah efektif di O
 TD: eningkat) energy, ketidak gunakan  Kien sudah
100/60  Dukungan mampuan  Mengidentifikasi tidak
mmHg sosial dan berkonsentrasi, atau kesedihan, tampak
 S:36,4 keluarga(me gejalah lain yang kemampuan dan gelisa
 R: ningkat) membangun penggunaan teknik
20x/M  perawatan kemampuan kognitif sebelumnya A
 N: sesuai  Identifikadsi teknik  Memeriksa Masalah
72x/M kebutuhan(m relaksasi yang pernah ketegangan otot, teratasi
eningkat) efektif di gunakan frekuensi sebagian
 kebebasan  Identifikasi nadi,tekanan darah,
melakukan kesedihan, dan suhu sebelum Masalah yang
ibadah kemampuan dan dan sesudah latihan belum teratasi
rileks(menin penggunaan teknik  Memonitior respons  Klien
gkat) sebelumnya terhadap terapi mengataka
 keluhan  Periksa ketegangan relaksasi n sudah
tidak otot, frekuensi Terapeotik mulai rasa
nyaman(men nadi,tekanan darah,  Menciptakan nyaman
urun) dan suhu sebelum lingkungan tenang TTV
 gelisa9menu dan sesudah latihan dan tanpa gangguan TD:100/60mm
run)  Monitior respons dengan pencahayaan Hg
 keluhan sulit terhadap terapi dan suhu ruang S:36,4
tidur(menuru relaksasi nyaman, jika R: 20x/M
n) Terapeotik memungkinkan N: 72x/M

 mual(menur  Ciptakan lingkungan  Memerikan informasi


un) tenang dan tanpa tertulis tentang P
 kewaspadaa gangguan dengan persiapan dan Intervensi di

n(membaik) pencahayaan dan prosedur dan teknik lanjutkan

 pola suhu ruang nyaman, relaksasi SP 2

60
tidur(memba jika memungkinkan  Menggunakan
ik)  Berikan informasi pakaian longgar
tertulis tentang  Menggunakan nada
persiapan dan suara kembut dengan
prosedur dan teknik irama lambat dan
relaksasi berirama
 Gunakan pakaian  Menggunakan
longgar relaksasi sebagai
 Gunakan nada suara strategi penunjang
kembut dengan irama dengan analgetrik
lambat dan berirama atau tindakan medis
 Gunakan relaksasi lain, jika sesuain
sebagai strategi Edukasi
penunjang dengan  Menjelaskan tujuan,
analgetrik atau manfaat, batasan dan
tindakan medis lain, jenis relaksasi yang
jika sesuain tersediah(mis, music,
Edukasi meditasi, napas
 Jelaskan tujuan, dalam, relaksasi otot
manfaat, batasan dan progresif)
jenis relaksasi yang  Menjelaskn secarav
tersediah(mis, music, rinci intervensi
meditasi, napas relaksasi yang di
dalam, relaksasi otot miliki
progresif)  Menganjurkan
 Jelaskn secarav rinci mengambil posisi
intervensi relaksasi nyaman
yang di miliki  Menganjutrkan rileks
 Anjurkan mengambil dan merasakan
posisi nyaman sensassi relaksasi
 Anjutrkan rileks dan  Menganjurkan sering
merasakan sensassi mengulangi atau
relaksasi melatih teknik yang

61
 Anjuekan sering di pilih
mengulangi atau  Demostrasikan dan
melatih teknik yang latih teknik relaksasi
di pilih 9mis, nafas dalam,
 Demostrasikan dan peragangan, atau
latih teknik relaksasi imajinasi terbimbing
9mis, nafas dalam,
peragangan, atau
imajinasi terbimbing

Diagnose Tujuan dan Intervenasi Implementasi Evaluasi


Kriteria hasil
`` D.0074 L08064 status I.09376 Terapi relaksasi Tindakan S
Gangguan rasa kenyamanan Tindakan Observasi  Klien
nyaman Setelah Observasi  Mengidentifikadsi mengataka
berhubungan dilakukan  identifikadsi teknik teknik relaksasi yang n sudah
dengan pasien tindakan 2x24 relaksasi yang pernah pernah efektif di tidak ada
mengatakan jam di harapkan efektif di gunakan gunakan gangguan
merasa tidak dengan  Periksa ketegangan  Memeriksa rasa
nyaman, di Kriteria hasil otot, frekuensi ketegangan otot, nyaman
tandai dengan nadi,tekanan darah, frekuensi  Klien
pasien tampak  Kesejatraan dan suhu sebelum nadi,tekanan darah, mengataka
gelisa fisik(mening dan sesudah latihan dan suhu sebelum n sudah
kat)  monitior respons dan sesudah latihan rasa aman
TTV  Kesejatraan terhadap terapi  Memonitior respons saat tidur
 TD: psikologis(m relaksasi terhadap terapi
100/60 eningkat) Terapeotik relaksasi O
mmHg  Dukungan  ciptakan lingkungan Terapeotik  Kien
 S:36,4 sosial dan tenang dan tanpa  Menciptakan sudah
 R: keluarga(me gangguan dengan lingkungan tenang tidak
20x/M ningkat) pencahayaan dan dan tanpa gangguan tampak
 N:  perawatan suhu ruang nyaman, dengan pencahayaan gelisa

62
72x/M sesuai jika memungkinkan dan suhu ruang
kebutuhan(m  gunakan pakaian nyaman, jika A
eningkat) longgar memungkinkan Masalah
 kebebasan  gunakan relaksasi  Menggunakan teratasi
melakukan sebagai strategi pakaian longgar TTV
ibadah penunjang dengan  Menggunakan  TD:
rileks(menin analgetrik atau relaksasi sebagai 120/80
gkat) tindakan medis lain, strategi penunjang mmHg
 keluhan jika sesuain dengan analgetrik  S:36
tidak Edukasi atau tindakan medis  R:
nyaman(men  jelaskan tujuan, lain, jika sesuain 20x/M
urun) manfaat, batasan dan Edukasi  N:
 gelisa9menu jenis relaksasi yang  Menjelaskan tujuan, 80x/M
run) tersediah(mis, music, manfaat, batasan dan
 keluhan sulit meditasi, napas jenis relaksasi yang
tidur(menuru dalam, relaksasi otot tersediah(mis, music, P
n) progresif) meditasi, napas Intervensi di
 mual(menur  jelaskn secarav rinci dalam, relaksasi otot hentikan
un) intervensi relaksasi progresif)
 kewaspadaa yang di miliki  Menjelaskn secarav
n(membaik)  anjurkan mengambil rinci intervensi
 pola posisi nyaman relaksasi yang di
tidur(memba  anjurkan sering miliki
ik) mengulangi atau  Menganjurkan
melatih teknik yang mengambil posisi
di pilih nyaman
 Demostrasikan dan  Menganjurkan sering
latih teknik relaksasi mengulangi atau
(mis, nafas dalam, melatih teknik yang
peragangan, atau di pilih
imajinasi terbimbing  Mendemostrasikan
dan latih teknik
relaksasi (mis, nafas

63
dalam, peragangan,
atau imajinasi
terbimbing

BAB 4
PEMBAHASAN

Pada pembahasan peneliti akan membahas tentang asuhan keperawatan klien dengan pra
natal Asuhan Keperawatan dilaksanakan selama 2 hari yang dilakukan pada klien Ny.S sejak
tanggal 15-01-2016 Kegiatan dilakukan meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,
intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan.

4.1. Pengkajian Hasil dari pengkajian didapatkan beberapa data yang ada pada klien. Pada
pengkajian diperoleh data bahwa klien Ny.S berumur 28 tahun datang ke rs dengan
G2P1A0 hamil usia 38,3 minggu dengan presentasi bokong, untuk memastikan pasien di
rujuk supaya dilakukan USG di rumah sakit dan hasil memang presentasi bokong pasien

64
di sarankan untuk control lagi satu bulan kemudian dan sekarang tanggal 15-01-2016
pasien datang lagi untuk control dan di lakukan USG ulang
Berdasarkan kasus yang terjadi pada klien ditemukan adanya masalah Gangguan pola
tidur karena klien terlalu memikirkan posisi bayi yang sungsang. Berdasarkan teori yang
ada menurut (SDKI) Gangguan pola tidur di sebabkab oleh kurang control tidur
Berdasarkan kasus yang terjadi pada klien ditemukan adanya masalah Gangguan rasa
nyaman karena khawatir dengan kehamilan yang sekrang(posisi bayi sungsan).
Berdasarkan teori yang ada menurut (SDKI) gangguan rasa nyaman di sebabkan oleh
Gangguan adaptasi kehamilan

4.2. Diagnosa Keperawatan Masalah keperawatan atau diagnosa keperawatan merupakan


suatu penilaian klinis mengenai respons klien terhadap masalah kesehatan atau proses
kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung secara aktual maupun potensial.
Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respons klien individu, keluarga
dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan(SDKI, 2017).
Berdasarkan hal tersebut penulis dalam kasus asuhan keperawatan pada ibu dengan
hiperemesis gravidarum menegakkan masalah keperawatan berdasarkan dari pengkajian
yang didapatkan.
Diagnosa pertama yang muncul pada klien yaitu Gangguan pola tidur berhubungan
dengan pasien terlalu memikirkan posisi bayi yang sungsang ditandai dengan klien
tampak pucat Gangguan pola tidur diagnosis keperawatan yang di definisikan sebagai
gangguan kualitas tidur dan kuantitas tidur
Diagnosa ke dua yang muncul pada klien yaitu Gangguan rasa nyaman berhubungan
dengan pasien mengatakan merasa tidak nyaman, di tandai dengan klien tampak gelisa
Diagnosa gangguan rasa nyaman diagnosis keperawatan yang didefinisikan sebagai
gangguan adaptasi kehamilan

4.3. Intervensi Keperawatan Perencanaan keperawatan meliputi perumusan tujuan,


tindakan dan penilaian rangkaian asuhan keperawatan pada klien berdasarkan analisis
pengkajian agar masalah kesehatan dan keperawatan klien dapat diatasi. Intervensi
Keperawatan dilakukan berdasarakan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia menrut
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018 dengan kriteria hasil berdasarkan Standar Luaran
Keperawatan Indonesia Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019 Perencanaan tindakan

65
keperawatan pada klien dibuat setelah semua data yang terkumpul selesai dianalisis dan
diprioritaskan. Langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan ini terdiri dari :
menganalisis data, menentukan prioritas diagnosa keperawatan, menetukan tujuan,
kriteria hasil, merumuskan intervensi dan tindakan keperawatan. Hasil analisa data kasus
Ny.S dengan masalah pada ibu hamil dalam
penyusunan intervensi keperawatan menggunakan SDKI, 2017 dan sesuai dengan SIKI,
2018 dan SLKI, 2019 yang digunakan sebagai penyusunan intervensi keperawatan.

4.4. Implementasi Keperawatan Implementasi adalah serangkaian perilaku perawat yang


berkoordinasi dengan pasien, keluarga, dan anggota tim kesehatan lain untuk membantu
masalah kesehatan pasien yang sesuai dengan perencanaan dan kriteria hasil yang telah
ditentukan dengan cara mengawasi dan mencatat respon pasien terhadap tindakan
keperawatan yang telah dilakukan. Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa implentasi
yang dilakukan sudah sesuai dengan intervensi yang telah disusun.

4.5. Evaluasi Keperawatan Evaluasi adalah tahap terakhir dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk melihat kemampuan pasien dalam mencapai tujuan. Hal ini bisa
dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan pasien berdasarkan respon pasien
terhadap tindakan keperawatan yang diberikan, sehingga perawat mampu mengambil
keputusan. Hasil evaluasi yang dilakukan oleh peneliti, 2 masalah keperawatan tersebut
sudah teratasi yaitu Ganggoan pola tidur dan Gangguan rasa nyaman
BAB 5
PENUTUP

5.1 Keseimpulan
Perkembangan prenatal merupakan periode awal perkembangan manusia yangdimulai
sejakkonsepsi, yaitu ovum wanita dibuahi oleh sperma laki-laki sampai
dengankelahiran seorang individu. Masa ini pada umumnya berlangsung selama 9
bulan atau sekitar280 hari sebelum lahir. Dilihat dari segi waktunya, periode prenatal
merupakan periode perkembangan manusia yang paling singkat, tetapi justru pada
periode inilah dipandangterjadi perkembangan yang sangat cepat dalam diri
individu.Dan dapat dipahami bahwa sel-sel sperma pria dan wanita pada dasarnya
memilikidaya hidup atau energi kehidupan, yang kemudian mampu menjalin

66
hubungan satu samalain, sehingga pada akhirnya menghasilkan benih manusia. Itu
sebabnya periode prenatal iniharus diperhatikan, karena perkembangan dan
kehidupan manusia dimulai dari periodeprenatal

5.2 Saran
Demikianlah makalah kelompok kami, semoga kita sebagai mahasiswa
mampumengembangkan ilmu yang kita dapat. Dan dengan adanya makalah kami ini
semoga dapatmemicu pembaca untuk lebih tahu tentang “perkembangan prenatal”.
Untuk itu kamisebagai kelompok pemakalah mengharapkan saran dan kritik dari
teman-teman semuauntuk menyempurnakan kekurangan dari makalah kam

DAFTAR PUSTAKA
Afika, Nofi Sukma. 2017. Hubungan Pengetahuan dengan Minat Ibu Hamil Trisemester III
dalam Melakukan Pregnancy Massage (di Wilayah Kerja Puskesmas Plandaan, Kecamatan
Plandaan, Kabupaten Jombang), Prodi D IV Bidan Pendidik STIKES ICMe, Jombang.
Andarmoyo, Sulistyo dan Suharti. 2013. Persalinan Tanpa Nyeri Berlebih.Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media. Ardhiyanti, Y., Pitriani, R, & Damayanti, P. (2014). Panduan Lengkap
Keterampilan Dasar Kebidanan 1. Yogyakarta: Deepublish.Arifin, A., Kundre, R, & Rompas,
S. (2015). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kecemasan Ibu Hamil Menghadapi Proses
Persalinan di Puskesmas Budilatama Kecamatan Gadung Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi
Tengah, 3.
Aryani, Yeni, Masrul, Lisma Evareny. (2015).Pengaruh Masase Pada Punggung Terhadap
Intensitas Nyeri Kala I Fase Laten Persalinan Normal Melalui Peningkatan Kadar ENdorfin.
Jurnal Kesehatan Andalas, 4(1), 70-7
Astika, N. G. (2013). Pengaruh Massage Effleurage Terhadap Kontraksi Uterus pada
Parturien Kala Fase I Aktif di RSIAMelinda Kediri, 22-28.

67
(2014). Tentang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
http://digilib.unila.ac.id. (Diakses Pada Tanggal 23 April (2018).
Harry, G. K. (2011). Pendekatan Non Farmakologis untuk Mengurangi Nyeri Saat
Persalinan, 299-303.
Imi, N. (2015). Pengalaman Ibu Primipara yang Didampingi Suami Saat Menghadapi Proses
Persalinan.
Manuaba, I. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB untuk PendidikanBidan.
Jakarta: EGC.
Musbikin, (2012). Persiapan Menghadapi Persalinan dari Perencanaan Kehamilan Sampai
Mendidik Anak. Yogyakarta: Mitra Pustaka.
Oktarina, M. (2016). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Yogyakarta: Deepublish.
Pane, A. N. (2014). Efektivitas Teknik Effleurage Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Ibu
Bersalin Kala I DI Klinik Bersalin Sumiariani Kecamatan Medan Johor Kabupaten Deli
Serdang Tahun.2014
Purnani, W. T. R. I. (2013). Perbedaan Penurunan Nyeri Persalinan Kala I Antara Teknik
Relaksasi Nafas Dalam dengan Teknik Pijat Effleurage yang Dilakukan Oleh Suami pada Ibu
Inpartu di Bidan Praktek Swasta.
Wulandari, P., & Hiba, P. D. N. (2012). Pengaruh Massage Effleurage Terhadap
Pengurangan Tingkat Nyeri Persalinan Kala Satu Fase Aktif pada Primigravida di Ruang
Bougenvile RSUD Tugurejo Semarang. 59-67. Retrieved From http://ppnijateng.org/wp-
content/uploads/2014/09/Pengaruh- Massage-Effleurage-Terhadap- Pengurangan-Tingkat-
Nyeripersalinan- Kala-1-Fase-Aktif-Pada-Primigravida-DI- Ruang-Bougenvile-Rsud-
Tugurejo- Semarang.pdf
Yuliastanti, T., & Nurhidayati, N. (2013). Pendampingan Suami dan Skala Nyeri pada
Persalinan Kala I Fase Aktif. Bidan Prada: Jurnal Ilmiah Kebidanan, 4(1), 1-14
Liu, et al. (2018). Tetanus Vaccination and Extra-Immunization among Adult Populations:
Eight-Year Follow Up Cohort Study of 771,443 Adults in Taiwan, 2006–2013. International
Journal of Environmental Research and Public Health, 15(8), pp. 1622.
National Health Service UK (2022). Do I Need a Tetanus Vaccine After An Accident or
Injury?
National Health Service UK (2020). Tetanus.
Kantor Wilayah Kementrial Agama Sumatera Selatan (2019). Suntik TT Sebelum Menikah
untuk Calon Pengantin.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (2021). Jadwal Imunisasi IDAI 2020.
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (2021). Jadwal Imunisasi Dewasa
Rekomendasi Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI tahun 2021.
Cleveland Clinic (2022). Tetanus Shot.
Mayo Clinic (2021). Tetanus Shots: Is It Risky to Receive 'Extra' Boosters? 10. Ningrum..
Pemberian Tablet Fe Pada Ibu Hamil Untuk Mencegah Anemia. 2009. 1. Ojofeitimi EO,

68
Ogunjuyigbe PO, Sanusi, et al. Poor Dietary Intake of Energy and Retinol among Pregnant
Women: Implications for Pregnancy Outcome in Southwest Nigeria. Pak. J. Nutr. 2008;
7(3):480-484.
Fatimah, Hadju et al. Pola Konsumsi dan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Di Kabupaten
Maros,Sulawesi Selatan. Makara,Kesehatan. 2011;Vol. 15(1): 31-361. Erick M. Cox JT.
Mogensen KM. Buletin Latihan ACOG 189: Mual dan Muntah pada Kehamilan. Obstet
Ginekol. Mei 2018; 131 (5):935. [PubMed]
Matthews A, Haas DM. O'Mathúna DP, Dowswell T. Intervensi mual dan muntah di awal
kehamilan. Sistem Database Cochrane Rev. 2015 Sep 08, 2015 (9):CD007575. | Artikel
gratis PMC | PubMed]

Http://Ningrumwahyuni.Wordpress.Com/2009/09/04/PemberianTablet-Fe-Pada-Ibu-Hamil-
Untuk-Mencegah-Anemia
https://www.academia.edu/49601479/MAKALAH_PERKEMBANGAN_PRENATAL
https://www.academia.edu/16806084/Prenatal_fitri_1
https://dinkes.gunungkidulkab.go.id/pelayanan-kesehatan-ibu-hamil-sesuai-standar-
pelayanan-antenatal/
https://midwiferia.umsidhttp://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/7383/3/BAB%20II.pdf
a.ac.id/index.php/midwiferia

SOP
PEMERIKSAAN LEOPOLD
PEMERIKSAAN LEOPOLD PADA IBU HAMIL

Halaman
01/04
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

69
Suatu teknik pemeriksaan pada ibu hamil dengan cara perabaan yaitu
merasakan bagian yang
terdapat pada perut ibu hamil menggunakan tangan pemeriksa dalam
Pengertian posisi tertentu, atau
memindahkan bagian-bagian tersebut dengan cara-cara tertentu
menggunakan tingkat tekanan
tertentu. Teori ini dikembangkan oleh Christian Gerhard Leopold
Suatu teknik pemeriksaan pada ibu hamil dengan cara perabaan yaitu
merasakan bagian yang
terdapat pada perut ibu hamil menggunakan tangan pemeriksa dalam
posisi tertentu, atau
memindahkan bagian-bagian tersebut dengan cara-cara tertentu
menggunakan tingkat tekanan
tertentu. Teori ini dikembangkan oleh Christian Gerhard Leopold
Suatu teknik pemeriksaan pada ibu hamil dengan cara perabaan yaitu
merasakan bagian yang
terdapat pada perut ibu hamil menggunakan tangan pemeriksa dalam
posisi tertentu, atau
memindahkan bagian-bagian tersebut dengan cara-cara tertentu
menggunakan tingkat tekanan
tertentu. Teori ini dikembangkan oleh Christian Gerhard Leopold
Suatu teknik pemeriksaan pada ibu hamil dengan cara perabaan yaitu
merasakan bagian yang
terdapat pada perut ibu hamil menggunakan tangan pemeriksa dalam
posisi tertentu, atau
memindahkan bagian-bagian tersebut dengan cara-cara tertentu
menggunakan tingkat tekanan
tertentu. Teori ini dikembangkan oleh Christian Gerhard Leopold
Suatu teknik pemeriksaan pada ibu hamil dengan cara perabaan yaitu
merasakan bagian yang
terdapat pada perut ibu hamil menggunakan tangan pemeriksa dalam
posisi tertentu, atau
memindahkan bagian-bagian tersebut dengan cara-cara tertentu
menggunakan tingkat tekanan
tertentu. Teori ini dikembangkan oleh Christian Gerhard Leopold
Suatu teknik pemeriksaan pada ibu hamil dengan cara perabaan yaitu
merasakan bagian yang
terdapat pada perut ibu hamil menggunakan tangan pemeriksa dalam
posisi tertentu, atau
memindahkan bagian-bagian tersebut dengan cara-cara tertentu
menggunakan tingkat tekanan
tertentu. Teori ini dikembangkan oleh Christian Gerhard Leopold
Suatu teknik pemeriksaan pada ibu hamil dengan cara perabaan yaitu
merasakan bagian yang
terdapat pada perut ibu hamil menggunakan tangan pemeriksa dalam
posisi tertentu, atau
Suatu teknik pemeriksaan pada ibu hamil dengan cara perabaan yaitu
merasakan bagian yang terdapat pada perut ibu hamil menggunakan
tangan pemeriksa dalam posisi tertentu, atau memindahkan bagian-

70
bagian tersebut dengan cara-cara tertentu menggunakan tingkat
1) Leopold IBertujuan mengetahui TFU dan bagian janin yang ada di
Fundus.
2) Leopold II Bertujuan mengetahui bagian janin yang ada disebelah
kanan atau kiri ibu.
Tujuan 3) Leopold IIIBertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada
dibawah uterus.
4) Leopold IVBertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di
bagian yang ada di bawah bagian bawah dan untuk mengetahui apakah
kepala sudah masuk panggul atau belum
TAHAP PRE INTERAKSI
Prosedur 1. Cuci tangan
2. Persiapan alat-alat
1. Sarung tangan
2. Selimut
3. Meteran
4. Lemek/dopler

TAHAP ORIENTASI
1. Beri salam pada pasien/keluarga, dan perkenalkan diri
2. Mengecek identitas pasien: tanyakan nama, tanggal lahir, alamt
pasien
3. Tanyakan kondisi dan keluhan pasien
4. Jelaskan tujuan prosedur tindakan yang akan di lakukan pada
pasien/ keluarga,
5. Kontrak waktu dengan pasien
6. minta persetujuan tindakan yang akan di lakukan pada pasien dan
berikan kesempatan pada pasien/keluarga untuk bertanya

TAHAP KERJA/INTERAKSI
1. Jaga privasi pasien
2. Cuci tangan dan gunaka sarung tangan
3. Atur posisi pasien, letakan sebuah bantal di bawa kepala dan bahu

71
pasien
4. Lakukan pemeriksaan leopold dengan cara:
a). LEOPOLD 1 (untuk menentukan tinggi fundus uteri di bagian
janin yang berada dalam fundus uteri)
 Pemeriksa berdiri di sebelah kanan, menghadap kea rah ibu
 Kedua telapak tangan pemeriksa di letakan pada puncak
fundus uteri
 Rasakan bagian janin yang berada pada bagian fundus (bokong
atau kepala kosong). Hasilnya adalah jika kepala janin yang
berada di fundus, maka palpasi akan teraba bulat, keras dan
dapat digerakkan (Ballotement). Jika bokong yang terletak
difundus, maka pemeriksa akan meraba suatu bentuk yang
tidak spesifik, lebih besar dan lebih lunak dari kepala, tidak
dapat digerakkan, serta fubdus terasapenuh. Pada letak lintang,
palpasi didaerah fundus akan terasa kosong.
 Menentukan tinggi fundus uteri untuk menentukan usia
kehamilan
- Kehamilan 12 minggu, fundus dapat teraba 1-2 jari di atas
simpisis
- Kehamilan 16 minggu, fundus dapat teraba di antara
simpisis dan pusat
- Kehamilan 20 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah
pusat
- Kehamilan 24 minggu, fundus dapat teraba tepat di pusat
- Kehamilan 28 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di atas
pusat
- Kehamilan 32 minggu, fundus dapat teraba di pertengahan
antara prosesus xipoideus
- Kehamilan 36 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah
prosesus sipoideus
- Kehamilan 40 minggu, fundus dapat teraba pertengahan
antara prosesus xipoideus dan pusat. (lakukan konfirmasi
dengan wawancara pasien untuk membedaka

72
b). LEOPOLD 11 (untuk menentukan di mana letak punggung
maupun kaki janin pada ke dua sisi perut ibu
 Keduan telapak tangan di letakan pada kedua sisi perut, dan
lakukan tekanan yang lembut tapi cukup dalam untuk meraba
dari kedua posisi
 Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu, mengahadap ke pada
ibu
 Kedua tlapak tangan pemeriksa bergeser turun ke bawah
sampai di samping kiri dan kanan umbulikus
 Secara perlahan bergeser jari-jari dari satu sisi ke sisi lain
untuk menentukanpada sisi mana terletak punggung, lengan
dan kaki
 Menentukan bagian punggung janin dan menentukan lokasi
auskultasi DJJ nantinya dengan menggunakan Doppler.
Hasilnya adalah bagian bokong janin akan teraba sebagai suatu
benda yang keras pada beberapa bagian lunak dengan bentuk
teratur, sedangkan bila teraba adanya bagian-bagian kecil yang
teratur dan mempunyai banyak tonjolan serta dapat bergerak
dan menendang, maka bagian tersebut adalah lengan, kaki dan
lutut. Bila punggung janin tidak teraba di kedua sisi mungkin
punggung janin barada pada sisi yang sama dengan punggung
ibuc)

C). LEOPOLD III (untuk menentukan bagian janin apa, Kepala atau
bokong) yang terdapat di bagian bawah perut ibu, serta apakah bagian
janin tersebut sudah menyentuh pintu ataspanggul.
 Lutut ibu dalam keadaan fleksiPemeriksaan ini dilakukan
dengan hati-hati oleh karena dapat menyebabkan perasaan tak
nyaman bagi ibu. Coba untuk menilai bagian janin apa yang
berada disana.
 Bagian terendah janin dicekap diantara ibu jari dan telunjuk
tangan kanan

73
 Menentukan apa yang menjadi bagian terendah janin dan
apakah bagian tersebut sudah masuk di PAP atau belum.
Hasilnya adalah apabila bagian janin dapat digerakkan kearah
kranial ibu, maka bagian terbawah dari janin belum melewati
pintu atas panggul. Bila kepala yang berada di bagian
terbawah. Coba untuk menggerakkan kepala, bila kepala tidak
dapat digerakkan lagi, maka kepala sudah masuk di PAP dan
bila tidak dapat diraba adanya kepala atau bokong, maka letak
janin adalah melintang.d)

d). LEOPOLD IV (Untuk menentukan persentasi dan sampai berapa


jauh derajat desensus janin dan mengetahui seberapa bagian kepala
janin masuk ke PAP atau pintu atas panggul)
 Pemeriksa menghadap ke kaki ibu. Kedua lutut ibu masih pada
posisi fleksi
 Letakkan kedua telapak tangan pada bagian bawah abdomen
dan coba untuk menekan ke arah pintu atas panggul.Hasil yang
didapat pada dasarnya sama dengan pemeriksaan Leopold III,
menilai bagian janin terbawah yang berada di dalam panggul
dan menilai seberapa jauh bagian tersebut masuk melalui pintu

TAHAP TERMINASI
1. Evaluas perasaan pasien, simpulkan hasil kegiatan, berikan umpan
balik positif
2. Kontrak waktu pertemuan selanjutnya
3. Bereskan/rapikan alat-alat
4. Cuci tangan

Dokumentasi
1. Catat hasil tindakan dan hari/tanggal tindakan yang telah di
lakukan

74
75

Anda mungkin juga menyukai