Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KONSEP PERKEMBANGAN PRENATAL DAN POST-NATAL


Disusun untuk memenuhi tugas Matakuliah Kesehatan dan Gizi yang
dibimbing oleh Bapak Dr. Pramono, S.Pd, M.Or.

Disusun Oleh:
Ajeng galuh pratiwi 210153602038
Ajeng Larasati 210153602053
Alda Fuadiyah 210153602034
Alisya Ayu Amanda 210153602050
Alivia Hidayatur R 210153602026

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS PENDIDIKAN
S1 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
SEPTEMBER 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang maha kuasa karena dengan rahmat
serta karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul Konsep
Perkembangan Prenatal dan Post-natal dengan baik meskipun dalam pembuatan makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan. Dalam makalah ini disajikan beberapa penjelasan mengenai
tahap perkembangan prenatal dan post-natal serta stunting pada anak.

Makalah ini kami buat untuk memenuhi mata kuliah Kesehatan dan Gizi AUD dengan
tujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa. Rangkaian-rangkaian materi ini
diharapkan dapat membantu para pembaca untuk mengerti dan memahami materi yang telah
disajikan. Kami juga berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi kami dan
juga pembacanya.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan, untuk itu penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan yang membangun demi
perbaikan dalam pembuatan makalah-mak,alah selanjutnya,mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurnatanpa adanya saran serta kritik yang membangun.

Semoga makalah ini dapat mudah dipahami bagi siapapun yang membacanya.Sekiranya
makalah sederhana ini juga dapat berguna bagi kami sendiri dan pembaca sekalian.Sebelumnya
kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Malang 7 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................5
PENDAHULUAN...........................................................................................................................5
A. Latar Belakang......................................................................................................................5
B. Tujuan Makalah....................................................................................................................6
BAB II.............................................................................................................................................7
PEMBAHASAN..............................................................................................................................7
A. Tahapan Perkembangan Pranatal..........................................................................................7
B. Cara Menjaga Kesehatan Pranatal......................................................................................10
C. Masa Post-Natal (Sesudah Kelahiran)................................................................................11
D. Mengenal Ciri-ciri Anak Sehat...........................................................................................14
E. Pengertian Stunting.............................................................................................................16
F. Pencegahan Stunting...........................................................................................................18
Intervensi Gizi Spesifik..........................................................................................................18
Intervensi Gizi Sensitif...........................................................................................................19
BAB III......................................................................................................................................20
PENUTUPAN............................................................................................................................20
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
“Pendidikan harus mulai dikenalkan kepada anak sedini mungkin” pernyataan ini
merupakan salah satu dari banyaknya hal yang sering kita dengar dari pembicaraan antar orang
tua dalammasyarakat. Pembahasan mengenai pendidikan tak hanya satu dua kali terdengar,
hingga dapat dikatakan adanya pendidikan sangatlah penting hingga anak pun telah di kenalkan
oleh dunia pendidikan sejak dini. Lalu sebenarnya yang di maksud dengan mengenalkan
pendidikan “sedini” mungkin kepada anak ini seperti apa? Apakah saat anak mulai menginjak
usia sekolah? pra-sekolah? atau bahkan sejak anak bayi? Jawaban yang tepat sebenarnya adalah,
pendidikan mulai dikenalkan pada anak sejak anak masih berada dalam kandungan sang Ibu.
Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan seluruh kehidupan manusia bermula sejak ia berada
dalam kandungan, maka dari itu ia juga akan mulai dikenalkan pada pendidikan sejak ia masih
berada didalam kandungan.

Dengan adanya fakta baru mengenai hal ini, pradigma mengenai rahim Ibu sebagai ruang
tunggu bagi janin sebelum ia melihat dunia akhirnya telah dipatahkan oleh para ahli yang
berfokus pada dunia pralahir. Karena yang sebenarnya adalah rahim Ibu merupakan sebuah
ruang kelas dimana janin didalamnya dapat mempelajari berbagai hal, untuk dapat mencapai
perkembangan fisik serta psikisnya dengan optimal. Selain itu juga didalam rahim bayi akan
mengembangkan kemampuan otak dan sarafnya sebelum dilahirkan.

Ibnu Qayyim dalam kitabnya yang berjudul “Tuhfatul Maudud bi Ahkamil Maulud”
menulis bahwasannya, orang-orang yang beranggapan bahwa janin yang berada dalam
kandungan tidak dapat melihat maupun mendengar suara adalah tidak benar adanya, pun tidak
terdapat dalil yang menyebutkan hal tersebut. Karena pada dasarnya baik indera pengelihatan,
pendengaran maupun akal telah diberikan kepada janin sejak ia berada dalam kandungan.
Walaupun ketiganya masih bersifat pasif, dan akan aktif setelah janin dilahirkan. Pendidikan
yang di berikan orang tua kepada anak sejak ia berada dalam kandungan ini dikenal sebagai
pendidikan pranatal. Pendidikan pranatal ini pada dasarnya di berikan dengan memperhatikan
berbagai macam aspek yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin yang berada di dalam
kandungan.
B. Tujuan Makalah
1. Menjelaskan tahapan perkembangan prenatal
2. Menjelaskan tahapan perkembangan postnatal
3. Menjelaskan cara menjaga kesahatan prenatal
4. Memahami bagaimana ciri-ciri anak Sehat
BAB II

PEMBAHASAN
A. Tahapan Perkembangan Pranatal
Perkembangan Pranatal merupakan perkembangan awal dari manusia. Pembuahan
akan berfungsi dengan baik jika organ reproduksi manusia dimulai dari pembuahan yang
terjadi pada pertemuan sel sperma dengan sel telur. Sel telur yang telah matang dibuahi
oleh sel sperma yang matang hingga akhirnya akan menjadi sel-sel baru hingga
membentuk zigot. Kondisi seperti bawaan lahir, penentuan jenis kelamin, jumlah anak
dan urutan dalam keluarga merupakan kondisi bawaan dalam pembuahan. Menurut
William Sallebach, periode prenatal atau pasca lahir merupakan masa kritis bagi
perkembangan fisik, emosi, dan mental bayi. Masa seperti ini merupakan masa dimana
terbentuknya kedekatan antara bayi dengan orangtua dan menghadapi kosekuensi yang
akan berdampak Panjang, terutama dengan kemampuan dan kecerdasan pada bayi semasa
dalam kandungan.
Masa prenatal memiliki 6 ciri penting, diantaranya yaitu 1) terjadinya kesamaan
sifat sifat yang diturunkan oleh kedua orangtua selama dalam janin, 2) kondisi kondisi
dalam tubuh ibu yang sangat berpengaruh, 3) kepastian jenis kelamin, 4) pertumbuhan
yang cepat, 5) mengandung bahaya fisik dan psikis, 6) membentuk sikap-sikap yang baru
diciptakan. (Marliani 2015)
Perkembangan Prenatal terjadi dalam beberapa tahap yaitu Germinal, Embrio, dan
Janin
1) Periode Germinal
Periode ini berlangsung sejak ovum dibuahi hingga 10-14 hari. Periode ini
meliputi terjadinya pembelahan zigot yang dilanjutkan dengan
pembelahan sel dan terjadilah implantation. Implantation sendiri
merupakan proses menempelnya zigot pada dinding uterus yang
berlangsung sekitar 10 hari setelah pembuahan. Satu minggu setelah
pembuahan, zigot melakukan pembelahan sel yang telah dimulai Ketika
lapisan dalam (blastocyt) dan lapisan luar (trophoblast) organisme
terbentuk. Pada lapisan dalam sel (blastocyt) akan berkembang terus
menjadi embrio. Lapisan luar (trophoblast) akan berkembang menjadi
lasenta (ari-ari) yang menjadi pelindung embrio, tali pusar dan amnion
yang menyediakan gizi bagi embrio, periode zigot sering juga disebut
sebagai periode conceptual.
2) Periode Embrio
Tahapan kedua masa kehamilan ini dimulai dari 2-8 minggu. Organ dan
sistem tubuh utama berkembang pesat. Pada tahapan ini termasuk kedalam
masa kritis, dimana saat embrio paling rentan terhadap pengaruh destruktif
dari lingkungan pranatal. Sistem atau struktur organ yang masih
berkembang pada saat terpapar lebih mungkin untuk terkena efeknya.
Pada periode ini Janin laki-laki lebih memiliki kemungkinan untuk
mengalami keguguran secara spontan atau dilahirkan dalam keadaan
meninggal daripada janin perempuan. Walaupun sekitar 125 lakilaki di
konsepsi untuk 100 perempuan, fakta yang fakta yang dihubungkan
dengan mobilitas sperma dalam membawa kromosom Y yang lebih kecil,
hanya 105 anak laki-laki yang dilahirkan untuk setiap 100 perempuan.
Kerentanan laki-laki berlanjut setelah dilahirkan, lebih banyak dari mereka
yang meninggal di awal kehidupan, dan di setiap tahapan kehidupan
mereka lebih rentan terhadap berbagai macam penyakit. Hasilnya, hanya
ada 96 laki-laki untuk setiap 100 perempuan di AS. (Papalia, Olds, dan
Feldman 2009).
3) Tahapan Fetal
Tahapan ketiga masa kehamilan ini dimulai dari 8 minggu sampai dengan
masa kelahiran. Selama masa ini, janin tumbuh dengan pesat sekitar 20
kali lebih besar daripada ukuran panjangnya dan organ sekaligus sistem
tubuh menjadi lebih kompleks. Sentuhan akhir seperti kuku jari tangan
dan kaki tumbuh serta kelopak mata terbuka.
Berawal dari sekitar minggu ke12 masa kehamilan, janin menelan dan
menghirup cairan ketuban tempatnya hidup. Cairan ketuban mengandung
zatzat yang melewati plasenta dari aliran darah ibu dan memasuki aliran
darah bayi. Mengonsumsi zat ini dapat merangsang indera pengecapan dan
penciuman yang sedang berkembang dan berkontribusi terhadap
perkembangan organ yang dibutuhkan untuk bernapas dan mencerna. Sel
perasa yang matang muncul sekitar 14 minggu usia masa kehamilan.
Janin melakukan respons terhadap suara dan detak jantung serta getaran
dari tubuh ibunya, menujukkan bahwa mereka bisa mendengar dan
merasa. Respons terhadap bunyi dan getaran nampaknya berawal pada
minggu ke-26 dari masa kehamilan, meningkat dan mencapai puncaknya
pada sekitar inggu ke-32. Janin sepertinya belajar dan mengingat. Dalam
satu eksperimen, bayi berusia 3 hari menghisap putting susu ibunya lebih
sering saat mendengar rekaman cerita yang sering dibacakan keras-keras
oleh ibunya selama 6 minggu terakhir dari kehamilan dibandingkan
dengan saat mereka mendengar dua cerita lain. Sepertinya bayi mengenali
pola bunyi yang mereka dengar di dalam kandungan. Kelompok kontrol di
mana para ibu tidak membacakan cerita sebelum kelahiran bayi mereka,
melakukan respons secara sama terhadap ketiga rekaman. Eksperimen
serupa menemukan bahwa bayi berusia 2-4 hari memilih musik dan suara
yang mereka dengar sebelum lahir. Mereka juga memilih suara ibu mereka
dibandingkan dengan suara perempuan lain, suara perempuan
dibandingkan lakilaki, dan bahasa yang digunakan ibu mereka
dibandingkan bahasa lain. Saat 60 janin mendengar perempuan membaca,
detak jantung mereka meningkat. Jika suara tersebut adalah suara ibu
mereka, dan detak jantungnya akan menurun jika merupakan suara orang
yang tidak dikenal. Dalam penelitian lain, bayi baru lahir menghisap susu
ibunya diberikan pilihan apakah ia akan memilih rekaman suara ibunya
atau suara yang telah “di filter” sehingga terdengar seperti di dalam rahim.
Bayi baru lahir mengisap lebih sering saat mendengar suara yang di filter,
menunjukkan bahwa janin telah mengembangkan preferensi terhadap
bunyi yang mereka dengar sebelum lahir.(Papalia, Olds, dan Feldman
2009).
B. Cara Menjaga Kesehatan Pranatal
Tahap perkembangan pranatal merupakan tahap awal dari kehidupan manusia. Bermula sejak
pembuahan yang terjadi dari bertemunya sek sperma dengan sel telur, lalu sel telur yang telah
matang akan di buahi oleh sel sperma matang dan akan menjadi sel-sel baru kemudia akan
membentuk zigot. Proses pembuahan ini menjadi sebuah tanda bahwa sistem reproduksi telah
berfungsi dengan baik. Selama proses pembuahan terdapat beberapa kondisi yang akan
ditentukan oleh:

 Bawaan lahir;
 Penentuan jenis kelamin;
 Jumlah anak, serta;
 Urutan dalam keluarga.

William Sallebach menjelaskan bahwa masa pranatal atau pra-lahir merupakan masa yang
cukup kritis dalam segi perkembangan fisik, emosi, serta mental pada bayi. Pada masa ini juga
merupakan masa dimana terbentuknya kedekatan antara orang tua dan bayi beserta dengan
konsekuensi yang nantinya akan memberikan dampak berkepanjangan, juga sangat erat
kaitannya dengan perkembangan kemampuan serta kecerdasan bayi sejak berada dalaM
kandungan. Oleh karena itu, terdapat beberapa hal yang harus orang tua perhatikan dalam upaya
menjaga kesehatan bayi selama masa pranatal, diantaranya adalah:

a. Menjaga asupan gizi ibu. Janin yang ada didalam kandungan memeperoleh makanan
melalui aliran darah ibu yang berasal dari plasenta. Agar bayi dapat berkembang dengan
baik maka ibu harus mengkonsumsi makanan-makanan sehat yang mengandung protein,
lemak, serta karbohidrat yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan ibu dan anak.
b. Rutin mengkonsumsi vitamin. Dengan rutin mengkonsumsi vitamin terutama vitamin C,
B6, B12, D, E, dan juga K akan sangat membantu proses tumbuh kembang bayi;
c. Memperhatikan kesehatan ibu selama masa pranatal. Selama masa pranatal kesehatan ibu
harus menjadi perhatian utama, hal ini dikarenakan jika ibu sakit maka akan berpengaruh
pada proses pola normal perkembangan janin;
d. Mengurangi debu serta polutan pada ibu hamil. Debu dan juga asap rokok mengandung
berbagai zat kimia beracun yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan janin yang ada
di dalam kandungan.
e. Menghindari produk-produk yang sekiranya mengandung racun potensial. Ibu hamil
dianjurkan untuk menghentikan penggunaan hair spray, cairan pembersih industri, serta
beberapa produk lain yang terdapat pada cairan cat tembok, aerosol, ataupun cairan
pembersih kamar mandi. Hal ini dikarenakan zat kimia yang terkandung di dalam
produk-produk tersebut dapat terhirup atau bahkan meresap langsung pada bagiaN tubuh
luar dan dapat mengganggu proses perkembangan pada janin;
f. Menghindari keramaian atau kebisingan. Bagi ibu hamil sangat tidak dianjurkan untuk
mendengar (musik rock, alat pemotong rumput, kereta api, dan beberapa bunyi lainnya)
yang tingkatan bunyi-nya mencapai lebih dari 100 desibel. Hal ini dikarenakan bunyi-
bunyian yang terlalu keras akan sangat mengganggu proses perkembangan janin karena
dapat memberikan tekanan pada janin. Namun jika memang kondisi tersebut tidak dapat
dicegah atau dihindari, maka sebaiknya sang ibu menggunakan bantalan selimut untuk
melindungi perut;
g. Menghindari kondisi temperature yang ekstrem. Selama masa kehamilan, ibu sangat amat
dianjurkan untuk tidak memberikan bayi perubahan temprature yang cukup ekstrem. Hal
ini dikarenakan dengan adanya perubahan temprature yang ekstrem akan membuat
regulasi tubuh pada ibu hamil bekerja terlalu keras. Jika hal tersebut terjadi, maka janin
yang sistem tubuhnya belum mengalami perkembagan secara sempurna akan mengalami
tekanan untuk berusaha menyeimbangkan pengaruh perubahan yang drastis dalam
lingkungan sekitarnya.

C. Masa Post-Natal (Sesudah Kelahiran)


Post-natal merupakan suatu keadaan dimana keadaan bayi sudah terlahir atau telah keluar
dari dalam kandungan. Menurut Papalia,dkk (2010) sesudah bayi keluar dari dalam kandungan,
maka mereka akan mengalami perkembangan berupa masa bayi, masa awal anak-anak, masa
pertengahan serta akhir kanak-kanak, masa remaja, masa awal dewasa, masa dewasa, masa akhir
dewasa, dan sampai masa tua.

Dalam masa post- natal (setelah lahir) ada pula masa neonatus. Neonatus terjadi pada
waktu lahir hingga akhir dari minggu kedua sesudah bayi terlahir, serta masa partunatus sendiri
ialah berlangsung semenjak bayi terlahir hingga dipotongnya tali pusar. Setelah dipotong tali
pusarnya, bayi akan memasuki masa neonatus(Jannah and Mirta 2018).
Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan pada masa post-natal:

a. Pengetahuan Ibu
Pengetahuan ibu merupakan salah satu aspek yang penting dalam mempengaruhi
pertumbuhan anak. Apabila ibu memiliki pengetahuan yang kurang mengenai urus-
mengurus anak maka berakibat kurang baik untuk anaknya, namun kebalikannya bila
ibu memiliki pengetahuan atau paham tentang metode mengurus anak yang cocok
maka perkembangan serta pertumbuhan anaknya akan berjalan baik.
b. Gizi
Untuk tumbuh kembang yang baik, anak memerlukan kandungan makanan yang
bergizi. Seperti kandungan, vitamin, zat besi, karbohidrat, protein dll. Kandungan
tersebut harus di berikan dalam porsi yang cukup. Apabila kebutuhan gizinya tidak
terpenuhi maka dapay mengahambat tumbuh kembangnya.
c. Budaya Lingkungan
Masyarakat sekitar dapat berpengaruh dalam tumbuh kembang anak, oleh karena itu
adanya orangtua harus benar-benar memperhatikan pola kehidupan di lingkungannya
agar anak tetap berada pola hidup yang sehat.
d. Lingkungan Fisik
Keadaan lingkungan yang kurang baik atau kurang sehat akan berdampak pada
tumbuh kembang anak.
e. Lingkungan Pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi antara ibu dan anak sangat di butuhkan.
Interaksi ibu dan anak dapat menciptakan kehangatan dan keakraban dan nantinya
akan terbuka kepada kedua orangtuanya dan mudah berinteraksi juga dengan
lingkungan sekitar.
f. Status Sosial Ekonomi
Jika status ekonomi dalam keluarganya tinggi maka kebutuhannya dapat terpenuhi
tetapi jika status ekonomi keluarganya rendah maka kebutuhan belum bisa di katakan
cukup.
g. Stimulasi
Pada perkembangan anak, stimulasi yang dapat diberikan ialah memberikan mainan.
Keterlibatan orangtua dan anggota keluarga terhadap kegiatan bermain anak, hal ini
dilakukan agar stimulasi dapat berkembang dengan baik.

Bayi yang baru dilahirkan di dunia harus cepat dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungan barunya. Apabila ia tidak dapat menyesuaikan diri denga cepat maka kehidupannya
akan terancam. Terdapat beberapa hal yang harus dilakukan bayi untuk penyesuaian diri, yang
pertama terdapat penyesuaian terhadap suhu. Hal tersebut dilakukan karena perbedaan suhu
antara rahim ibu dengan lingkungan tempat mereka dilahirkan sangat berbeda. Kedua
penyesuaian terhadap pernafasan, karena saat di dalam kandungan oksigen yang didapat bayi
berasal dari plasenta (tali pusar). Jika plasenta itu sudah dipoting maka mau tidak mau bayi harus
menghirup dan mengeluarkan oksigen melalui hidungnya. Ketiga penyesuaian terhadap
makanan. Kegiatan menghisap serta mengunyah kerapkali tidak tumbuh sempurna pada saat
terlahir, bayi kerapkali tidak mendapat makanan yang diperlukan sehingga mengakibatkan bayi
kehilangan berat badannya. Keempat penyesuaian terhadap pembuangan. Dalam beberapa menit
ataupun jam sesudah terlahir, organ pembuangan telah mulai berperan. Organ pembuangan
tersebut membuang kotoran yang sebelumnya dibuang lewat tali pusat serta plasenta (Hurlock
dalam Aprilia 2020).

Jenis-jenis kelahiran:

a. Kelahiran normal atau spontan yang berarti suatu proses pengeluaran hasil konsepsi
(janin dan plasenta) yang sudah cukup umur, melalui jalan lahir (pervaginam) dengan
kekuatan ibu sendiri atau tanpa bantuan. Pada kelahiran spontan, posisi janin
memungkinkan untuk mengeluarkan bagian kepala dahulu. Setelah kepala, atau bahu
kemudian lainnya tampak pada saat tubuh janin berputar perlahan dalam saluran
kelahiran. Berikutnya lengan keluar dan selanjutnya kaki.
b. Kelahiran dengan peralatan. Janin yang memiliki ukuran besar dan tidak mungkin
keluar secara spontan maka peralatan pembedahan harus digunakan untuk membantu
persalinan.
c. Kelahiran sungsang. Pantat bayi keluar lebih dulu, diikuti kaki, lengan dan akhirnya
kepala. Bila posisi janin ini tidak diubah kelahiran, harus digunakan peralatan untuk
membantu persalinan.
d. Kelahiran letak melintang. Janin melintang dalam rahim ibu. Kondisi seperti ini harus
segera diubah sebelum melahirkan, peralatan harus digunakan untuk membantu
persalinan.
e. Kelahiran caesar. Terjadi jika ukuran janin terlalu besar untuk dapat dikeluarkan
melalui jalan lahir (pervaginam) tanpa persalinan yang sulit dan lama walaupun
menggunakan peralatan.

D. Mengenal Ciri-ciri Anak Sehat


Anak yang sehat hendak mengalami perkembangan yang wajar serta normal. Kesehatan,
penampilan menarik dan kecerdasa jadi idaman bagi tiap orang tua. Manusia, lebih-lebih pada
masa anak- anak, mengalami proses tumbuh kembang secara cepat. Proses pertumbuhan yang
diisyarati oleh menaiknya berat badan, menaiknya tinggi tubuh, dll.

Mutu seseorang anak bisa dinilai dari proses tumbuh kembang. Proses tumbuh kembang
ialah hasil interaksi aspek genetik serta aspek lingkungan. Aspek genetik/ keturunan merupakan
aspek yang berhubungan dengan gen yang berasal dari ayah serta ibu, sebaliknya aspek
lingkungan meliputi area biologis, fisik, psikologis, serta sosial. Perkembangan serta
pertumbuhan anak yang maksimal bergantung pada pemberian nutrisi dengan mutu serta
kuantitas yang. Status gizi maksimal terjalin apabila tubuh mendapatkan cukup zat gizi yang
digunakan secara efektif, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak bisa
terjadi.

Fungsi zat gizi terhadap pertumbuhan anak

a. Protein: membentuk jaringan, menggantikan jaringan yang telah rusak, serta


menghasilkan tenaga
b. Mineral
- Kalsium: membantu pembentukan tulang dan gigi, mencegah otot terhadap
kelelahan, serta membantu menormalkan fungsi syaraf dan otot
- Besi: mengurangi risiko timbulnya anemia pada anak akibat kekurangan nutrisi,
mencegah mudah lelah dan tubuh yang lemah, serta meningkatkan fungsi kognitif
c. Karbohidrat: berfungsi untuk memastikan protein dapat berperan sebagai zat
pembangun, memastikan optimalisasi fungsi otak anak serta sebagai sumber tenaga
utama
d. Lemak: mendorong pertumbuhan anak, menghasilkan energi tubuh
e. Vitamin
- Vitamin A: meningkatkan daya tahan tubuh, mencegah kelainan terhadap sel
epitel termasuk selaput lendir mata
- Vitamin B1: memproduksi energi serta membantu melindungi sistem saraf dari
kerusakan
- Vitamin B2: membantu menjaga kesehatan kulit, mata, sel-sel darah serta lapisan
usus
- Vitamin B6,B12, dan asam folat: membantu perkembangan otak dan sistem
syaraf, membantu mengubah makanan menjadi energi, serta membantu daya ingat
- Vitamin C: membantu merawat kesehatan gigi dan tulang, membantu menyokong
sistem kekebalan melalui peningkatan aktivitas
- Vitamin D: membantu anak dalam mencegah gangguan kesehatan tulang,
membantu meningkatkan sistem imun tubuh

Ciri-ciri anak sehat:

a. Aktif dalam melakukan kegiatan fisik


Anak yang sering melakukan kegiatan fisik cenderung memiliki kepercayaan diri
yang tinggi sehingga nantinya dapat membantu fokus di sekolah, mudahnya
berbaur dengan teman, suka membantu. Tidak hanya itu, aktivitas ini nantinya
juga membantu anak dalam memperkuat otot dan jantung.
b. Pertumbuhan yang baik
Anak tumbuh dengan berat dan tinggi badan yang sesuai di usianya. Orangtua
juga dapat memantau pertumbuhan anak tergolong baik atau tidak melalui grafik
pertumbuhan yang di konsulkan kepada dokter
c. Keadaan fisik yang sehat
Keadaan fisik yang dapat dilihat orangtua atau orang sekitar. Keadaan fisik yang
baik dapat dilihat dari tampilan kulit yang kering atau tidak, berbentol atau tidak,
keadaan kulit kepala yang tidak berkutu serta keadaan kuku
d. Keadaan emosi yang stabil
Keadaan seperti ini dapat dilihat secara kasat mata seperti perilaku sopan anak
terhadap orang lain, anak yang tidak menunjukkan keadaan tantrum secara terus
menerus, tidak terlihat sedih, serta tidak menarik diri dari lingkungannya.

E. Pengertian Stunting
Stunting merupakan kondisi tinggi tubuh seorang yang lebih pendek dibanding dengan
tinggi tubuh orang lain pada umumnya( seusia). Short stature( Stunted) tinggi tubuh pada umur
yang rendah digunakan selaku penanda malnutrisi kronik yang menggambarkan Riwayat kurang
gizi bayi dalam jangka waktu lama( Sudargo, 2010).

Dekker et al( 2010), Stunting pada balita ataupun rendahnya tinggi tubuh menurut umur
ialah penanda kronis malnutrisi( Dekkar, 2010). Menurut CDC( 2000) Short stature ditetapkan
apabila tinggi tubuh umur sesuai dengan tipe kelamin balita percentile standar pengukuran
antropometri gizi guna memantau perkembangan serta pertumbuhan bayi usia 6- 24 bulan
memakai indeks PB/ Umenurut buku rujukan World Health Organization 2007 selaku Langkah
mengetahui status stunting( Sudargo, 2010).

Stunting ialah keadaan gagal tumbuh pada anak balita yang diakibatkan dari konsumsi
gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat konsumsi makanan yang tidak cocok dengan
kebutuhan gizi. Minimnya gizi dapat terjalin kala bayi dalam isi serta pada masa awal sesudah
anak lahir, namun baru terlihat setelah anak berumur 2 tahun. Kondisi gizi ibu serta anak bagian
faktor penting dari perkembangan anak.

Intervensi yang sangat penting untuk dapat mengurangi pervelensi stunting perlu dicoba
pada 1. 000 hari awal kehidupan( KPH) dari anak balita. Periode 0- 24 bulan umur anak ialah
periode yang sensitive karna akibat yang ditimbulkan terhadap bayi masa ini bersifat permanen,
tidak bisa dikoreksi. Akibat yang ditimbulkan permasalahan gizi ini dalam jangka pendek
merupakan terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, kendala pertumbuhan fisik, serta
kendala metabolisme dalam tubuh.
Aspek dari pemicu stunting, ialah:

 Praktek pengasuhan kurang baik


Minimnya pengetahuan si ibu mengenai Kesehatan serta gizi saat sebelum dan
pada masa kehamilan, serta sesudah ibu melahirkan.
 Terbatasnya layanan Kesehatan termasuk layanan ANC- Ante Natal
Care( pelayanan Kesehatan untuk ibu sepanjang masa kehamilan).
Data yang dikumpulkan dari publikasi kemenkes serta Bank Dunia melaporkan
jika tingkat kehadiran anak di posyandu semakin menurun dari 79% di 2007
menjadi 64% di 2013 serta anak belum menemukan akses yang mencukupi ke
layanan imunisasi.
 Kurangnya akses rumah tangga dalam makanan bergizi.
Bisa terjadi karena disebabkan harga makanan bergizi di Indonesia yang
terkategori mahal.
 Kurangnya akses ke air bersih serta sanitasi.
Dilihat dari data laporan dilapangan menampilkan kalau 1 dari 5 rumah tangga di
Indonesia masih buang air besar diruang terbuka. 1 dari 3 rumah tangga belum
mempunyai akses ke air minum bersih.

Pertumbuhan bisa dilihat melalui beberapa indikator status gizi. Terdapaat 3 indikator
mengukur pertumbuhan bayi dan anak, yaitu :

 Berat badan menurut umur (BB/U)


 Tinggi badan menurut umur (TB/U)
 Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB)

Tinggi badan menurut umur merupakan antropometri untuk status stunting. Dalam keadaan
normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertumbuhan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak
sama dengan berat badan. Pengukuran tinggi badan harus disertai pencatatan usia (TB/U). tinggi
badan diukur menggunakan alat ukur tinggi stadiometer Holtain/mikrotoice bagi yang bisa
berdiri atau baby length board (balita belum bisa berdiri).
Gagal tumbuh merupakan ketidakmampuan anak untuk mencapai berat badan atau tinggi
badan sesuai dengan jalur pertumbuhan normal. Gagal tumbuh pada anak mulai terlihat diusia 4
bulan dan berlanjut sampai usia 2 tahun, dengan puncaknya pada usia 12 bulan.

Ciri-ciri stunting pada anak, yaitu :

 Tanda pubertas terlambat.


 Memori belajar lambat.
 Tes perhatian kurang fokus.
 Terlambatnya pertumbuhan gigi.
 Pertumbuhan melambat.
 Wajah lebih muda dari usianya.

F. Pencegahan Stunting
Stunting merupakan masalah Kesehatan masyarakat yang ada hubungannya dengan
meningkatnya resiko kesakitan, kematian, dan hambatan pertumbuhan motoric maupun mental.
Stunting dibentuk oleh growth faltering dan catcth up growth yang tidak memadai serta
mencerminkan ketidakmampuan untuk mencapai pertumbuhan optimal (World Health
Organization, 2004).

Cara-cara yang dibuat pemerintah untuk mengurangi prevelensi stunting yang telah
menjadi permasalahan gizi di Indonesia. Dengan melakukan intervensi yang bertujuan untuk
mengurangi kejadian stunting Langkah tersebut dibuat pemerintah untuk menurunkan beban
mengenai Kesehatan khususnya dibidang gizi.

Intervensi Gizi Spesifik

Kelompok Intervensi Prioritas Intervensi Penting Intervensi Sesuai


Sasaran Kondisi
Ibu hamil Pemberian makanan Suplementasi Perlindungan
tambahan untuk ibu kalsium dari malaria
hamil dari kelompok Pemeriksaan Pencegahan
miskin kehamilan HIV
Suplementasi tablet
tambah darah
Ibu menyusui Promosi dan Suplementasi Pencegahangan
anak (0-23) bulan konseling menyusui kapsul vit A cacingan
Promosi dan Suplementasi
konseling pemberian taburia
makan bayi dan anak Imunisasi
Tata laksana gizi Suplemen
buruk akut zinc
Pemantauan
pertumbuhan
Remaja dan Suplemen tablet
Wanita usia subur tambah darah
Anak 24-59 bulan Tata laksana gizi Supplement Pencegahan
buruk akut kapsul vit A cacingan
Pemantauan Supplement
pertumbuhan taburia
Supplement
zinc
Manajemen
terpadu
balita sakit

Intervensi Gizi Sensitif

Jenis Intervensi Program/kegiatan intervensi


Kegiatan penyediaan air Akses air minum yang aman
minum dan senitasi Akses senitasi yang layak
Peningkatan akses dan Akses pelayanan keluarga berencana
kualitas pelayanan gizi Akses jaminan Kesehatan
dan kesehatan Akses bantuan uang tunai untuk keluarga kurang mampu
Peningkatan kecerdasan, Penyebarluasan informasi melalui berbagai media
komitmen, dan praktik
pengasuhan dan gizi ibu Penyediaan konseling perubahan prilaku
dan anak Penyediaan konseling pengasuhan untuk orang tua

Peningkatan akses Akses bantuan pangan non tunai


pangan bergizi Akses fortifikasi sembako
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan

Perkembangan prenatal merupakan tahap awal kehidupan manusia. Pembuahan


dimulai ketika sperma bertemu dengan sel telur, kemudian sel telur yang matang akan
membuahi sel sperma yang matang dan menjadi sel baru, yang kemudian membentuk sel
telur yang telah dibuahi (janin). Ada beberapa cara untuk menjaga kesehatan bayi selama
masa prenatal ini yaitu menjaga asupan gizi ibu, mengonsumsi vitamin secara teratur,
memperhatikan kesehatan ibu hamil, mengurangi debu dan polusi, serta menghindari
penggunaan produk. Mengandung racun potensial.
Masa post-natal adalah saat bayi lahir atau keluar dari kandungan. Anak yang sehat ingin
mengalami perkembangan yang normal dan normal. Ciri-ciri anak yang sehat antara lain:
aktivitas fisik yang aktif, pertumbuhan yang baik, kondisi fisik yang sehat, dan keadaan
emosi yang tidak stabil.
Stunting merupakan kondisi tinggi tubuh seorang yang lebih pendek disbanding dengan
tinggi tubuh orang lain pada umumnya ( seusia). Pemerintah melakukan intervensi yang
bertujuan untuk mengurangi stunting.

B. Saran
Walaupun penulis mendambakan kesempurnaan dalam penyusunan artikel ini, namun
sebenarnya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan
kurangnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan pendapat
dan kesan yang membangun dari para pembaca sebagai bahan evaluasi kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Aprilia, Wahyu. 2020. “Perkembangan Pada Masa Pranatal Dan Kelahiran.” Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini 4197: 17.

Boucot, A. & Poinar Jr., G. 2010. "Stunting. Foss. Behav. Compend". 5, 243–243.

Inderawati, dr. Dyan Mega. 2022. “Wajib Tahu, Ini Ciri-Ciri Anak Sehat.” klikdokter.com.
https://www.klikdokter.com/ibu-anak/kesehatan-anak/wajib-tahu-ini-ciri-ciri-anak-sehat
(September 6, 2022).

Indrijati, Herdina. 2017. Psikologi Perkembangan Dan Pendidikan Anak Usia Dini Sebuah
Bunga Rampai.
https://www.google.co.id/books/edition/Psikologi_Perkembangan_dan_Pendidikan_An/
AuG2DwAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=Menyediakan+sumber+informasi+dan+perbandingan+tentang+dunia+
di+luar+keluarga&pg=PA111&printsec=frontcover.

Jannah, Wardatul, and Luluk Mirta. 2018. “Periodesasi Perkembangan Masa Prenatal Dan Post
Natal.” Periodesasi Perkembangan Masa Prenatal Dan Post Natal (152071000013): 1–7.

Kevin, dr. Adrian. 2020. “Melatih Keterampilan Motorik Anak Dengan Permainan.”
https://www.alodokter.com/melatih-keterampilan-motorik-anak-dengan-permainan
(February 8, 2022).

Praditya, Regy Alvi. 2011. “Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Nutrisi Anak Usia Balita (0-59
BULAN) Di Posyandu RW 15 Kelurahan Cidadas Kota Bandung.” Universitas Pendidikan
Indonesia.

Rahayu, A., Yulidasari, F., Putri, A. O. & Anggraini, L. 2018. "Study guide - Stunting dan upaya
pencegahannya. Buku stunting dan upaya pencegahannya".

Sukamti, Endang Rini. 1994. “Pengaruh Gizi Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak.”
Jurnal Cakrawala Pendidikan (3): 139–53.
TNP2K, T. N. P. P. K. 2018 "Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting 2018-2024
(National Strategy for Accelerating Stunting Prevention 2018-2024)". Tim Nas. Percepatan
Penanggulangan Kemiskin. Sekr. Wakil Pres. Republik Indones. 1–32 .

Waluyo, Kasja Eki. 2013. “Pendidikan Prenatal Dalam Membentuk Karakter Anak.” Jurnal
Pendidikan Pascasarjana Magister PAI 2(1): 145–57.
https://journal.unsika.ac.id/index.php/pendidikan/article/download/1040/850.

Zurhayati, Z. & Hidayah, N.2022. "Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada
Balita" . JOMIS (Journal Midwifery Sci. 6, 1–10.

Anda mungkin juga menyukai