Anda di halaman 1dari 19

PENGASUHAN ANAK

DALAM KANDUNGAN HINGGA LAHIR

Disusun guna memenuhi tugas matakuliah Sains Al-Qur’an


dosen pengampu Dr. Samsurohman.,Alh.,S.Ag.M.S.I

oleh:

Helmia Rizkia Nurfauzi (2022270040)


Septia Dwi Kuntari (2022270046)
Nia Dhiniah (2022270052)
Ima Masruroh (2022270059)
Wahyu Nur Fajri (2022270065)
Riza Dwi Amelia (2022270072)

PRODI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU


KESEHATAN UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN
JAWA TENGAH WONOSOBO
2023
PRAKATA

Segala puji dan syukur kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat-Nya. Berkat karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul "Pengasuhan Anak dalam Kandungan Hingga Lahir".

Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak/Ibu dosen yang telah


membimbing kami dari segi materi maupun non materi. Kepada teman teman
yang telah mensuport kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
waktu.

Kami sadar bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan, baik isi
maupun tulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak sangat diharapkan. Semoga makalah ini bermanfaat dan merupakan
kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

2
DAFTAR ISI

Hal

COVER ........................................................................................................... i

PRAKATA....................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 4

A. Latar Belakang .................................................................................... 4


B. Tujuan ................................................................................................. 5

BAB I PEMBAHASAN ................................................................................ 6

A. Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak Dalam Kandungan............... 6


B. Pertumbuhan Janin Menurut Islam ..................................................... 9
C. Makanan Bergizi Bagi Ibu dan Anaknya .......................................... 13

BAB I PEMBAHASAN ................................................................................ 17

A. Simpulan ............................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 18

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengasuhan merupakan proses interaksi antara orang tua dan anak


dalam mendukung perkembangan fisik, emosi, sosial, intelektual, dan
spiritual (Wong: 2001) sehingga anak tumbuh dan berkembang menjadi pribadi
yang cerdas, mandiri, sehat, berbudi pekerti yang luhur, dan berakhlak mulia.
Sedangkan Pengasuhan anak adalah segala bentuk perlakuan yang diberikan
kepada anak dari kelahiran hingga memasuki usia dewasa. Perlakuan ini
meliputi dukungan secara fisik, intelektualm emosional, dan sosial.

Anak dalam pandangan Islam merupakan amanah yang dititipkan Allah


kepada kedua orang tuanya. Kesadaran akan amanah ini, orang tua hendaknya
memeliharanya yaitu amanah yang sudah diberikan Oleh Allah Swt dengan
cara merawat dan memenuhi hak-haknya sebagai anak.

Mendidik anak semenjak dalam masa kandungan bukan berarti agar


anak pandai terhadap apa yang diajarkan namun lebih kepada sebagai stimulus.
Stimulus ini kemudian diproses secara edukatif di dalam kandungan melalui
sang ibu.

Seorang ibu semestinya harus memiliki pemahaman dan keimanan


agama Islam yang kuat. Karena seorang anak mulai proses dalam kandungan,
dilahirkan kedunia sampai ia dewasa selalu berada dalam lingkungan
keluarganya yaitu ayah ibunya. Karena itulah keluarga sangat menentukan
pribadi anak dimasa yang akan datang.

Walaupun Islam menegaskan bahwa anak dilahirkan dalam keadaan


fitrah, tetapi fitrah itu akan berubah menjadi tidak baik bila ia dibesarkan
dalam lingkungan yang buruk dan fitrah itu akan berkembang baik apabila ia

4
tumbuh dalam lingkungan yang mendukung perkembangannya kearah yang
positif.

Hal ini dapat dipahami karena mulai dalam kandungan anak sudah
berinteraksi dengan kedua orang tua sampai ia dewasa. Interaksi itu, setiap saat
mempengaruhi dirinya sehingga terbentuk pribadinya. Maka dapat dipahami
keluarga merupakan pusat dan tempat pendidikan pertama bagi anak, tempat
anak berinteraksi dan memperoleh kehidupan emosional, sehingga membuat
keluarga mempunyai pengaruh yang dalam terhadap anak.

Maka dari pada itu, pada kesempatan pembuatan makalah kali ini
tentang pengasuhan anak dalam kandungan hingga lahir, tujuannya untuk
membekali mahasiswa ataupun mahasiswa sebagai pengetahuan pengasuhan.
B. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah :
1. Mahasiswa mampu memahami bagaimana alquran dalam pengasuhan
terhadap anak dari kandungan hingga lahir
2. Mahasiswa mampu menjelaskan pertumbuhan janin
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan perkembangan janin dan
ibunya
4. Mahasiswa mengetahui makanan dan gizi bagi ibu dan anaknya.

5
6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak Dalam Kandungan


Telah diketahui dan dibuktikan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi
sekarang, sejak lahir manusia telah dilengkapi oleh Allah swt dengan berbagai
potensi, termasuk dengan kelengkapan alat (organ) reproduksi. Alat-alat
reproduksi akan berfungsi ketika kematangan dan dimana seseorang telah
menginjak masa subur dan alat reproduksi ini akan berfungsi secara baik jika
seseorang dalam keadaan sehat.
Bentuk-bentuk reproduksi pada perempuan dan laki-laki menurut
Syarifuddin dkk memiliki perbedaan. Alat-alat reproduksi perempuan terbagi
dua, yaitu di dalam dan di luar tubuh. Alat reproduksi dalam tubuh tidak dapat
dilihat secara langsung, sebaliknya dengan suatu alat khusus.
Seluruh organ reproduksi yang ada pada wanita dan laki-laki yang telah
dianugerahkan Allah SWT berfungsi untuk membentuk seorang manusia baru,
yang pada awalnya hanyalah berbentuk noktah Bayi tumbuh berdasarkan
bercampurnya sel laki-laki dan sel wanita, seperti yang dinyatakan Allah SWT
dalam ayat-ayatnya, dan telah dibuktikan kebenarannya oleh ilmu pengetahuan
dan teknologi sekarang ini. Sel laki-laki (spermatozoa) diciptakan dalam testis
laki-laki, sel wanita (ovum) dibikin dalam indung telur wanita. Campuran dua
sel itu dinamakan konsepsi (ciptaan) atau permulaan satu kehamilan dari
wanita, sebab mulai hidupnya bayi adalah dalam tubuh wanita dalam
peranakan (uterus). Sel wanita biasanya sangat kecil kira-kira 10 mm dan
berupa barang bunder. Ia dilindungi oleh satu selubung. Di dalamnya berada
selapis benda makanan dan di tengah-tengah ada satu inti kecil sekali.
Pertumbuhan manusia dimulai pada saat terjadinya konsepsi
(pembuahan), dimana bertemunya ovum dengan sperma. Umumnya pada
pertemuan silus menstruasi sebuah ovum yang ada dalam kandungan telur atau
avarium itu telah keluar ovarium dan bertemu sperma dituba falopiKemudian
bergerak masuk ke dalam rahimPerjalan itu biasanya 3-7 hari jika dalam

7
perjalan tersebut tidak bertemu dengan sperma maka akan lenyaplah ovum
tersebut dalam rahim. Akan tetapi bila terjadi pembuahan, maka pada saat
terjadinya pembuahan itu sel benih sperma akan melepaskan bagian terkecil
dari darinya yang disebut cromosom yang selanjutnya melebur jadi satu
membentuk bahan keturunan bagi anak, cromosom ini sebenarnya terbagi lagi
dalam bagian-bagian yang terkecil yang disebut gene dan gene inilah yang
merupakan faktor keturunan sesungguhnya.
Setelah terjadinya pembuahan, kemudian mulai timbul perubahan-
perubahan berupa tanda-tanda kehamilan pada wanita. Sebenarnya pada saat
itu dalam rahimnya telah tumbuh berupa cikal bakal seorang bayi, yang berarti
pada saat itu fase-fase atau periode dari kehidupan dalam kandungan telah
dimulai.

Islam memandang pendidikan sebagai suatu proses dalam rangka


mempersiapkan manusia untuk mampu mengemban amanah sebagai khalifah
dimuka bumi. Oleh karena itu, manusia diciptakan dengan diberi bekal berupa
potensi akal dan kemampuan belajar yang membedakan manusia dengan
makhluk lainnya.

Salah satu pendidikan yang sangat penting adalah pendidikan dalam


kandungan. Salah satu ayat Al-Qur’an yang membahas tentang pendidikan
dalam kandungan, antara lain yaitu surat Al-A’raf: 172:

‫َو ِاْذ َاَخ َذ َر ُّبَك ِم ْۢن َبِنْٓي ٰا َد َم ِم ْن ُظُهْو ِرِهْم ُذ ِّر َّيَتُهْم َو َاْش َهَد ُهْم َع ٰٓلى َاْنُفِس ِهْۚم َاَلْس ُت ِبَر ِّبُك ْۗم َقاُلْو ا َبٰل ۛى َش ِهْد َنا‬
‫َۛاْن َتُقْو ُلْو ا َيْو َم اْلِقٰي َم ِة ِاَّنا ُكَّنا َع ْن ٰهَذ ا ٰغ ِفِلْيَۙن‬

Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan


anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap
jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka
menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan
yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:
“Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap
ini (keesaan Tuhan)”

8
Pertumbuhan dan perkembangan manusia meurut islam
Al-Qur’an menjelaskan proses kejadian manusia dalam dua tahap; yaitu tahap
kejadian manusia yang pertama, Adam as, dan tahap kejadian keturunan Adam
as. Sebagai berikut:

Pertama, Al-Quran menjelaskan kejadian manusia pertama sebagai al-Basyar


yang secara material berasal dari bumi (al-ardh) yang merupakan zat hidup dan
menghidupi. Kedua, kejadian keturunan Adam as., diciptakan dari air mani
(sperma) yang dipancarkan, lalu bercampur dengan benih perempuan (ovum),
kemudian ditempatkan di tempat yang kokoh (rahim).

Anak dalam pandangan Islam merupakan amanah yang dititipkan Allah kepada
kedua orang tuanya. Kesadaran akan amanah ini,orang tua hendaknya
memeliharanya yaitu amanah yang sudah diberikan Oleh Allah Swt dengan
cara merawat dan memenuhi hak-haknya sebagai anak.

Pendidikan sejak dalam kandungan


Keluarga merupakan lingkungan alami yang tentunya memberi
perlindungan dan keamanan serta memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok
anak. Keluarga juga merupakan lingkungan pendidikan yang penting, tempat
anak memulai hubungan dengan dunia sekitarnya serta membentuk
pengalaman-pengalaman yang membantunya untuk berinteraksi dengan
lingkungan sekitarnya.
Adapun langkah-langkah pendidikan yang dapat dilakukan oleh seorang
Ibu yang sedang hamil adalah sebagai berikut:
1) Menjauhi makanan yang haram.
Makanan haram yang dikonsumsikan oleh Ibu, akan menjadi makanan
bagi janinnya, ini berarti sang ibu telah memberi makanan yang tidak
sehat kepada anaknya.

9
2) Menjauhi maksiat dan dosa.
Seorang ibu hamil hendaknya memperhatikan dan komitmen terhadap
syari’at serta menjauhi maksiat dan dosa, karena hal tersebut akan
mempunyai dampak yang besar dan langsung terhadap janin yang
dikandungnya.
3) Menghindari emosi yang berlebihan.
Ibu yang mengandung diharapkan menghindari emosi dan kesedihan
yang berlarut-larut. Apabila wanita hamil sering merasakan kesedihan,
emosi, jiwa dan syarafnya, khususnya timbul dari hal-hal yang remeh
dan sederhana yang tercermin dari problema-problema kehidupan
keseharian dari situasi rumah tangga, maka kehidupannya pada
gilirannya akan berpengaruh kepada aktivitas janin yang berada dalam
kandungannya.

B. Peroses Perkembangan Janin Menurut Al-Qur’an


Menurut Al-Qur’an Proses perkembangan janin dijelaskan oleh Allah dalam
Al-Qur’an sebanyak 19 ayat yang terdapat pada beberapa surat, namun yang
lebih lengkap dan menyeluruh, terdapat dalam, Al-Mu’minum ayat 12-14
‫َو َلَقْد َخ َلْقَنا اِاْل ْنَس اَن ِم ْن ُس ٰل َلٍة ِّم ْن ِط ْيٍن‬

Artinya: "Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati


(berasal) dari tanah."

‫ُثَّم َجَع ْلٰن ُه ُنْطَفًة ِفْي َقَر اٍر َّمِكْيٍن‬

Artinya: "Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam


tempat yang kokoh (rahim)."

‫ُثَّم َخ َلْقَنا الُّنْطَفَة َع َلَقًة َفَخ َلْقَنا اْلَع َلَقَة ُم ْض َغ ًة َفَخ َلْقَنا اْلُم ْض َغ َة ِع ٰظ ًم ا َفَك َس ْو َنا اْلِع ٰظ َم َلْح ًم ا ُثَّم َاْنَش ْأٰن ُه َخ ْلًق ا ٰا َخ َۗر‬
‫َفَتَباَر َك ُهّٰللا َاْح َس ُن اْلَخ اِلِقْيَۗن‬

Artinya: "Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu
sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging
itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus

10
dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk)
lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik."

Berdasarkan ayat diatas terdapat enam tahap proses perkembangan janin


sebelum dilahirkan sebagai bayi. Ke enam tahap itu secara berurutan adalah
pertama kali Sulalah, kemudian Nuthfah, „Alaqah, Mudghah, serta izam dan
lahm.1

1) Sulalah
Pendapat tentang makna sulalah (‫ ) لة سال‬disini ada dua, namun
kebanyakan mufassir menterjemahkan dengan saripati.2 Artinya, manusia
itu berasal dari saripati tanah. Saripati tanah nutrien dan mineral ini berasal
dari makanan yang dimakan oleh manusia, sama ada berupa tumbuh-
tumbuhan maupun hewan, dimana keduanya berasal dari tanah.
Apabila saripati atau elemen-elemen tanah ini berkumpul pada
kantong mani, maka akan menjadi air mani. Dengan demikian, pada
hakikatnya manusia itu berasal dari inti pati yang berasal dari tanah. 3
Selain diartikan sebagai saripati tanah, ada pula ulama yang mengartikan
dengan sel. Hal ini didasarkan kepada struktur tubuh manusia itu sendiri
yang terdiri dari beberapa sel.
Sedangkan komponen sel terdiri dari protein, karbohidrat dan
lemak yang sempurna itu berasal dari makanan yang dimakan manusia,
sama ada berasal dari tumbuh-tumbuhan ataupun hewan yang tentunya
berasal dari tanah. Makanan dicerna oleh sistem pencernaan, lalu diserap
oleh sistem pencernaan, lalu diserap ke sistem sirkulasi darah yang dikirim
keseluruh tubuh seterusnya membentuk komponen-komponen sel apakah
sel sematik ataupun sel seksual. Sel seksual berperan pada sel reproduksi
pembiakan. Sel seksual laki-laki dinamakan sperma dan sel seksual wanita
dinamakan ovum.

1
Abdul Wahid, Al-Qur‟an Dan Ilmu Pengetahuan, (Pekanbaru: Yayasan Pustaka Riau, 2008), 62
2
Ahmad Musthafa al-Maragi, Tafsir al-Maragi, (Semarang: Toha Putra, 1993), 12
3
Muhammad Nasib Ar-Rifa’i, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, ( Jakarta: Gema Insani press, 2000 ) jilid
3, 411

11
Meskipun kedua pendapat diatas berbeda dari aspek penerjemahan
sulalah, namun kedua pendapat tersebut sepakat mengatakan sulalah
terjadi dari unsur-unsur tanah yang dinamakan manusia. Setelah memenui
berbagai proses unsur-unsur tersebut maka menjadilah air mani. Seperti
yang telah diperbincangkan, sains modren juga tidak membantah bahwa
hakikat kejadian manusia berasal dari tanah. Dari hasil analisa ditemukan
105 jenis unsur yang terdapat pada tanah, semuanya terdapat pula dalam
tubuh manusia walau kadarnya berbeda-beda. Selain itu terdapat pula
unsur dengan kualitas kecil yang tidak dapat di deteksi.4
2) ( ‫ ) نطفه‬Nutfah
Kata Nutfah ‫ نطفه‬di dalam Al-Qur’an disebut sebanyak 12 kali, kata
nutfah diartikan dengan air mani. Menurut al-Syaukani kata nuthfah secara
terminologi berarti tetesan yaitu sesuatu yang sedikit, dengan kata lain
nuthfah adalah setetes air mani. Dalam konteks sains nutfah adalah setetes
sperma. Dalam kajian embriologi, hanya sebagian kecil air mani yang
mengikuti proses embrio. Semburan air mani dari setiap ejakulasi
mengandung antara 200 sampai 300 juta sperma, sedangkan yang dapat
sampai mengikuti proses persenyawa hanya sekitar 0,05 % dari jumlah
tersebut hanya satu saja yang bisa bersenyawa dengan ovum yang
selanjutnya membentuk zigot sebagai cikal bakal menjadi bayi.
Setelah terjadi persenyawaan, telur/ovum yang sudah
disenyawakan bergerak perlahan menelusuri saluran ovum menuju rahim.
Beberapa jam setelah terjadi persenyawaan telur yang merupakan satu sel
membelah menjadi dua sel, beberapa jam kemudian keduanya membelah
menjadi 4 sel, kemudian 8 sel dan seterusnya sehingga membentuk satu
bola sel. Setelah berselang 5 hari akan membentuk lebih 100 sel. Setelah 5
hari juga bola sel atau zigot akan sampai ke rahim, kemudian setelah
kurang lebih seminggu berlalu, janin akan tertanam pada dinding rahim ini
mengakhiri proses nuthfah.5

4
Abdul Wahid, Al-Qur‟an Dan Ilmu Pengetahuan, (Pekanbaru: Yayasan Pustaka Riau, 2008), 63
5
Ibid, 64

12
3) ( ‫ ) العلقة‬Alaqah
Kata Alaqah ( ‫ ( العلقة‬berasal dari kata alaqa yang berarti tergantung.
Alaqah adalah sesuatu yang melekat atau bergantung pada sesuatu yang
lain, alaqah juga dapat diartikan dengan segumpal darah dan juga nama
binatang, yaitu lintah atau pacat, karena memiliki sifat yang melekat pada
kulit. Thabari dan Ibn Kasir juga menafsirkan bahwa alaqah ialah
segumpal darah beku, ada juga yang berpendapat dengan segumpal darah.6
Proses alaqah adalah proses perkembangan janin yang telah
melewati masa nuthfah, masa pembuahan selama kurang lebih tujuh hari
setelah pertemuan sel sperma dan ovum dilanjutkan dengan
perubahanperubahan. Ia membentuk gumpalan darah beku dan menempel
pada dinding rahim. Istilah alaqah yang secara ilmiah diartkan sebagai
gumpalan, yang mengembangkan pemaknaan bahwa proses ini sebagai
cikal bakal tahap janin dalam pengembangan bentuknya yang terdiri atas
bagian dari gumpalan darah.7
4) (‫ ) مضغة‬Mudhgah
Mudhgah ( ‫( مضغة‬dalam bahasa arab diartikan dengan seonggok
daging yang dikunyah. Priode mudhgah dapat dikatakan sebagai proses
perubahan pada minggu keempat dimana pada masa itu terjadi
perkembangan otak dan saraf, serta pembentukan telinga, mata dan
lainlainnya.
Sedangka priode alaqah berakhir pada hari yang ke 24-25 sejak dari
persenyawaan, kemudian pada hari yang ke 26 bertukar menjadi mudhgah.
Alaqah yang berada pada hari terakhir, embrio mulai menampakan ciri-ciri
mudghah berupa gumpalan-gumpalan daging yang membentuk suatu
ikatan seperti rantai (somites) yang mulai baru keluar. Gumpalan-
gumpalan daging ini nampak seperti daging yang dikunyah.8

5) Izam dan Lahm


6
Ibid, 65
7
Tamrin, Anak Dalam Prespektif Al-Qur‟an, (Jakarta: Disertasi Doktor UIN Jakarta, 2007), 58-59 8
8
Abdul Wahid, Al-Qur‟an Dan Ilmu Pengetahuan, (Pekanbaru: Yayasan Pustaka Riau, 2008), 67

13
Tahap perkembangan selanjutnya adalah proses pembentukan
tulang dan daging pembalutnya. Di dalam Al-Qur’an pada surah alBaqarah
ayat 259 juga disebutkan, artinya :
“Dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, bagaimana Kami
menyusunya kembali, kemudian Kami menutupnya dengan daging. Maka
tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang
telah mati) diapun berkata “saya yakin bahwa Allah Maha kuasa atas
segala sesuatu”.
Jika diperhatikan tahap-tahap perkembangan janin diatas, dapat kita
ketahui bahwa Al-Qur’an telah menyebutkan tahapan-tahapan tersebut
yang bermula dari pancaran sperma, persenyawaan, pembentukan zigot
dalam organ peranakan perempuan, perkembangan embrio, sampai
pembentukan organ hingga ditiupkannya ruh kedalam janin anak manusia.
Dan dalam kajian embriologi pun semua itu dibahas, diteliti dan
diperbincangkanm kecuali masalah roh. Sungguh suatu bukti yang tidak
dapat dipungkiri bahwa Al-Qur’an itu adalah wahyu Allah bukan hasil
karya Nabi Saw.9

C. Makanan dan Gizi Bagi Ibu dan Anak


Makanan dan Gizi dalam Islam: Pedoman dari Al-Quran

1) Halal dan Tayyib:


"Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik
yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah jika benar-
benar kepada-Nya kamu menyembah." (QS. Al-Baqarah [2]: 172)
Islam menekankan pentingnya makanan yang halal dan tayyib (baik)
sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah atas nikmat-Nya.
2) Zakat dan Infaq
"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka; dengan zakat itu kamu
membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doamu itu menjadi ketentraman jiwa bagi mereka. Dan
9
Ibid.

14
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. At-Tawbah [9]:
103)
Islam mendorong umatnya untuk berbagi rezeki dengan memberikan zakat
dan infaq, termasuk dalam aspek makanan.

Gizi bagi Ibu

1) Nutrisi Penuh
"Dan Kami wajibkan kepada manusia berbuat baik kepada kedua orang
tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah dan bersusah-
susah. Karenanya (sekaliannya), diwaktu menyusunya selama tiga puluh
bulan." (QS. Al-Ahqaf [46]: 15)
Islam mendorong pemberian nutrisi yang mencukupi, terutama kepada ibu
hamil dan menyusui untuk mendukung perkembangan bayi.
2) Kualitas Makanan
"Makanlah dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan." (QS. Al-A'raf [7]: 31)
Islam mengajarkan konsep keseimbangan dalam makanan, mendorong
konsumsi makanan yang sehat dan bergizi.
3) Pola Makan Teratur
"Makanlah dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya
Dia tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (QS. Al-A'raf [7]:
31)
Islam mengajarkan umatnya untuk makan dengan porsi yang seimbang
dan tidak berlebihan.

Gizi bagi Anak

1) ASI (Air Susu Ibu)


"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang
ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun." (QS. Luqman
[31]: 14)

15
Islam mendorong pemberian ASI eksklusif selama dua tahun pertama
kehidupan bayi.
2) Pemilihan Makanan Sehat
"Dan makanan (yang diberikan kepada mereka) disediakan oleh Tuhan
mereka dari buah-buahan tempat-tempat penghidupan yang baik dan dari
rezeki yang halal lagi suci." (QS. Ya Sin [36]: 55)
Islam mendorong konsumsi makanan yang halal dan sehat bagi anak-anak.
3) Pendidikan Gizi
"Hai anak cucu Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap
(memasuki) mesjid dan makan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan."
(QS. Al-A'raf [7]: 31)
Islam mendorong pendidikan gizi kepada anak-anak untuk memberikan
pemahaman tentang pentingnya makanan sehat.

Keseimbangan dan Kesehatan

1) Pola Makan Seimbang


"Dan makanlah dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan."
(QS. Al-A'raf [7]: 31) Islam menekankan pentingnya keseimbangan dalam
makanan dan menghindari kelebihan.
2) Puasa dan Pengendalian Diri
"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa." (QS. Al-Baqarah [2]: 183)
Puasa dalam Islam mengajarkan pengendalian diri dalam makan dan
minum, serta memberikan manfaat kesehatan.
3) Bersyukur dan Bersyukur
"Dan (ingatlah) tatkala Tuhanmu memaklumkan: 'Sesungguhnya jika
kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika

16
kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat
pedih.'" (QS. Ibrahim [14]: 7)
Islam mengajarkan rasa syukur terhadap nikmat makanan sebagai bentuk
penghargaan terhadap karunia Allah.

Dengan memahami dan mengikuti petunjuk dari Al-Quran, umat Islam


diharapkan dapat menjalani pola makan dan gizi yang sehat, menciptakan
keseimbangan antara kebutuhan fisik dan spiritual, serta bersyukur atas nikmat
yang diberikan oleh Allah SWT.

17
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Pertumbuhan manusia dimulai pada saat terjadinya konsepsi
(pembuahan), dimana bertemunya ovum dengan sperma. Dan salah satu
pendidikan yang sangat penting adalah pendidikan dalam kandungan sebab
dalam Pendidikan di dalam kandungan memandu calon ibu untuk merawat
kesehatan fisik dan mental mereka, sejalan dengan ajaran Islam, untuk
memberikan lingkungan yang optimal bagi perkembangan anak . . enam tahap
proses perkembangan janin sebelum dilahirkan sebagai bayi. Ke enam tahap itu
secara berurutan adalah pertama kali Sulalah, kemudian Nuthfah, „Alaqah,
Mudghah, serta izam dan lahm. Makanan dan Gizi dalam Islam: Pedoman dari
Al-Quran Halal dan Tayyib, Zakat dan Infaq.

18
DAFTAR PUSTAKA

Al – Qur,an (kitab Allah)


Tamrin, Anak Dalam Prespektif Al-Qur‟an, (Jakarta: Disertasi Doktor UIN Jakarta,
2007), 58-59 8
Abdul Wahid, Al-Qur‟an Dan Ilmu Pengetahuan, (Pekanbaru: Yayasan Pustaka Riau,
2008), 67
Abdul Wahid, Al-Qur‟an Dan Ilmu Pengetahuan, (Pekanbaru: Yayasan Pustaka Riau,
2008), 62
Ahmad Musthafa al-Maragi, Tafsir al-Maragi, (Semarang: Toha Putra, 1993), 12
Muhammad Nasib Ar-Rifa’i, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, ( Jakarta: Gema Insani press,
2000 ) jilid 3, 411
Abdul Wahid, Al-Qur‟an Dan Ilmu Pengetahuan, (Pekanbaru: Yayasan Pustaka Riau,
2008), 63
Al-Mubarakpuri, S. R. (2002). Ar-Rahiq Al-Makhtum (The Sealed Nectar). Darussalam.
Hamdan, A., & Al-Jawarneh, M. (2012). Breastfeeding in Islam: A holistic framework.
Journal of Natural Sciences Research, 2(7), 39-46.
Ibn Qayyim Al-Jawziyya. (1998). Tuhfat al-Mawdud bi Ahkam al-Mawlud (The Gift to
the One who Desires to Know the Rulings of the Newborn). Dar Ibn Qayyim.
Kassirer, J. P., & Clark, V. A. (1994). Learning Medicine: A Prenatal History. New
England Journal of Medicine, 331(10), 677-679.
doi:10.1056/NEJM199409083311012.

19

Anda mungkin juga menyukai