Anda di halaman 1dari 13

PENAFSIRAN KESEHATAN MENTAL ANAK DALAM

PERSPEKTIF TAFSIR AL-AZHAR

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi syarat-syarat guna memperoleh persetujuan penelitian


atas judul skripsi yang diajukan

Oleh :

Dioni Rismalia

(1910301006)

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI
TAHUN 2022
OUT LINE

KATA PENGANTAR. .....................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................................

B. Batasan Masalah......................................................................................................

C. Rumusan Masalah....................................................................................................

D. Tujuan Penelitian.....................................................................................................

E. Metode penelitian....................................................................................................

F. Tinjauan Pustaka......................................................................................................

BAB II GAMBARAN UMUM KESEHATAN MENTAL ANAK

A. Pengertian Kesehatan Mental Anak.........................................................................

B. Ciri-Ciri Kesehatan Mental Anak............................................................................

BAB III BIOGRAFI HAMKA

A. Biografi Hamka.......................................................................................................

B. Latar Belakang Penulisan Kitab Tafsir Al-Azhar....................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Konsep Kesehatan Mental Anak.............................................................................

B. Ayat-Ayat Tentang Kesehatan Mental Anak Dalam Al-Qur’an.............................

C. Penafsiran Hamka Dalam Konsep Kesehatan Mental Anak...................................

i
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................................

B. Saran........................................................................................................................

C. Kata Penutup ...........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

ii
A. Latar Belakang

Kesehatan mental anak adalah bagaimana anak berpikir dan merasa mengenai dirinya

sendiri dan dunia sekelilingnya. Karena itu kesehatan mental berhubungan dengan bagaimana

anak menghadapi tantangan dalam hidup. Berbagai faktor sosial berpengaruh terhadap kondisi

kesehatan, seperti perilaku individu, kondisi sosial, genetik dan biologi, perawatan kesehatan,

dan lingkungan fisik.

Anak didalam islam adalah suatu amanah yang diberikan oleh Allah SWT yang

dititipkan kepada orang tuanya. Untuk itu dididik , diajarkan tentang kebaikan dan meninggalkan

hal-hal yang tidak baik, yang akan menghancurkan masa depan mereka. Anak terlahir suci dan

bersih, dan orang tualah yang menjadikan mereka baik atau buruk. 1

Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW telah bersabda:

ْ ِ‫َما ِم ْن َم ُولُو ٍد ِإالَّ يُوْ لَ ُد عَل َى ْالف‬


‫ا ِم ْن‬Cَ‫ونَ فِ ْيه‬C‫لْ تُ ِح ُّس‬Cَ‫ َك َما تُ ْنتِ ُج ْالبَ ِه ْي َمةُ بَ ِه ْي َمةً َج ْم َعا َء ه‬،‫ فََأبَ َواهُ يُهَ ِّودَانِ ِه َأوْ يُنَصِّ َرانِ ِه َأوْ يُ َم ِّج َسانِ ِه‬،‫ط َر ِة‬

‫َج ْدعَا َء؟‬

Artinya : “Tidaklah setiap anak yang lahir kecuali dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka

kedua orangtuanyalah yang akan menjadikannya sebagai Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Seperti

hewan melahirkan anaknya yang sempurna, apakah kalian melihat darinya buntung (pada

telinga)?”. ( H.R Bukhari no. 1358, 1359, 1385).

1
Al-Ustadz Abu Ubaidah Syafruddin, “Orang Tua Sebab Sang Anak Berada di Suatu Agama”,
https://asysyariah.com/orang-tua-sebab-sang-anak-berada-di-suatu-agama (diakses pada 07 Agustus 2022, pukul
17.32).

1
Dari hadis tersebut dapat diketahui bahwa orang tua lah yang pertama kali bertanggung

jawab atas anaknya. Dan selanjutnya lingkungan, maupun riwayat pendidikan yang akan

menentukan karakter seorang anak tersebut. Seorang anak memiliki sifat yang sedikit sangat

sensitif dengan keadaan yang ia alami, bisa jadi apa yang ia lewati dalam kehidupannya menjadi

ingatan jangka pendek maupun jangka panjang.

Didalam sebuah keluarga, terdapat keluarga yang harmonis maupun tidak. Keluarga

adalah kunci utama pembentukan karakter pada seorang anak sejak kecil. Usaha membentuk

karakter yang baik bukan pekerjaan mudah, memerlukan pendekatan kemperhensip yang

dilakukan secara ekspilit, sistematis, dan berkesinambungan yang dimulai dari sejak kecil di

lingkungan keluarga. Seperi hasil penelitian dikutip dari Aswandi (2009) menunjukkan bahwa

penelitian dari 1000 anak selama 23 tahun, anak yang menjadi sampe diteliti kembali setelah

anak berusia 18 tahun, 21 tahun, dan 23 tahun. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ketika

berusia 3 tahun didiagnosa sebagai anak yang sulit diatur, pemarah, dan pembangkang. Ketika

berusia 18 tahun menjadi remaja bermasalah, agresif dan sulit bergaul. Di usia 21 tahun mereka

sulit membina hubungan sosial dengan orang lain, dan ada yang terlibat dalam tidak kriminal.

Sebaliknya anak berusia 3 tahun yang sehat jiwanya, setelah dewasa menjadi orang yang

berhasil.2

Orang tua kerap kali hanya melihat anaknya dari segi kesehatan fisik namun tidak dengan

kesehatan dari dalam yakni mental seorang anak. Hal ini sering dianggap remeh, karena akan

aneh, jika berkaitan dengan mental berarti menyebutkan jiwa. dan orang biasanya mengaitkan

juga dengan gangguan jiwa (Gila). Padahal Kedua hal tersebut sangatlah berbeda, dimana

kesehatan mental ialah mengetahui apakah seseorang memiliki depresi ataupun ketakutan namun
2
Yulis Jamiah, “Keluarga Harmonis Implikasinya Terhadap Pembentukan Kepribadian Anak Usia Dini”. Jurnal :
Cakrawala Kependidikan.Vol.02, No (01). Tahun 2010, Hal 4-5.

2
terlihat orang yang normal biasanya dia bisa melakukan aktifitas sehari-hari, jikalau gangguan

jiwa ialah sekelompok gejala yang ditandai dengan perubahan pikiran, perasaan dan perilaku

seseorang yang menimbulkan hendaya/disfungsi dalam menjalankan aktivitas sehari-hari dan

sangat berbeda perilaku dengan orang-orang lain biasanya.

Untuk itulah mengapa harus mengetahui bahwa seorang anak memiliki mental yang sehat

sejak dini, dikarenakan akan berpengaruh hingga dia dewasa. Dan juga keluarga akan bisa

mendidik atau memperhatikan anak sesuai apa yang dia butuhkan sejak dini. Didalam Al-Qur’an

sendiri Allah mengatakan bahwa akan menguji seseorang termasuk jiwa sebagaimana didalam

Q.S Al-Baqarah Ayat 155 :

ّ ٰ ‫ت َوبَ ِّش ِر ال‬


َ‫صبِ ِر ْين‬ ِ ۗ ‫س َوالثَّ َم ٰر‬
ِ ُ‫ال َوااْل َ ْنف‬ ِ ْ‫ف َو ْالجُو‬
ٍ ‫ع َونَ ْق‬
ِ ‫ص ِّمنَ ااْل َ ْم َو‬ ِ ْ‫َولَنَ ْبلُ َونَّ ُك ْم بِ َش ْي ٍء ِّمنَ ْالخَ و‬

Yang Artinya : “Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan,

kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang

yang sabar”

Pada ayat itu Allah mengatakan bahwa “Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan

sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa...” dapat dilihat bahwa didalam Al-Qur’an

Allah juga mengatakan bahwa jiwa itu juga diuji, berarti sehat atau tidaknya sebuah mental anak

ialah karena ujian yang datang padanya.

Bentuk ujian yang diberikan Allah terhadap orang mukmin menurut Hamka dalam tafsir

Al-Azhar yaitu beraneka warna yaitu ;

1.) Ketakutan yakni ancaman-ancaman musuh atau bahaya penyakit dan sebagainya.

Sehingga timbul selalu rasa cemas dan terasa ada ancaman.

3
2.) Kelaparan termasuk kemiskinan sehingga persediaan makanan sangat berkurang

3.) Kekurangan harta benda.

4.) Kekurangan jiwa-jiwa, karena ada yang kematian keluarga, anak dan istri dan bapak, ini

semua terjadi karena mereka tidak bisa membawa harta, keluarga, beda waktu hujrah dari

Madinah ke Mekkah sehingga hidup melarat dan terpencil, kehilangan keluarga di tempat

kediaman yang baru.

5.) Kekurangan buah-buahan, karena tidak lagi mempunyai kebun-kebun yang luas. 3

Kita bisa mengetahui apakah benar anak yang berasal dari keluarga yang tidak harmonis

memiliki mental yang sehat ataupun tidak sehingga kita bisa mencari penyelesaian masalahnya.

Al-qur’an merupakan kitab suci yang memiliki banyak ilmu-ilmu didalamnya. Semua penyakit

pasti ada penawarnya seperti yang dijelaskan dalam firman Allah Q.S Al-Isra’ ayat 82 :

ٰ ‫ونُنَ ِّز ُل منَ ْالقُرْ ٰان ما هُو شفَ ۤا ٌء وَّرحْ مةٌ لِّ ْلمْؤ من ْي ۙنَ واَل يز ْي ُد‬
‫الظّلِ ِم ْينَ اِاَّل خَ َسارًا‬ ِ َ َ ِِ ُ َ َ ِ َ َ ِ ِ َ

Artinya : “Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an (sesuatu) yang menjadi penawar dan

rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim (Al-Qur'an itu) hanya akan

menambah kerugian.”

Tafsir Al-Azhar menggunakan corak tafsir adabi ijtima’i (sosial kemasyarakatan) yaitu

menjelaskan petunjuk ayat Al-Qur’an yang berhubungan langsung dengan kehidupan masyarakat

dan berupaya menyelesaikan masalah-masalah kehidupan dengan petunjuk Al-Qur’an. Penulis

memilih tafsir ini juga mendialogkan teks dengan realita yang dialami untuk menguatkan ayat

yang dibahas menjadi hidup dan relevan untuk hidup zaman sekarang. 4 Setelah diperhatikan dan

3
Hamka, Tafsir Al-Azhar. Juz II, (Jakarta; Pustaka Panjimas, 2004) Edisi Revisi. Hal 30-33.
4
Avif alfiyah , “Metode Penafsiran Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar”. Jurnal : Ilmiah Ilmu Ushuluddin.Vol.15, No
(01). Tahun 2017, Hal 30.

4
diteliti secara seksama dari uraian di atas, serta dengan mengumpulkan data-data yang dapat

dipertanggung jawabkan secara ilmiah makan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang

berjudul “Penafsiran Kesehatan Mental Anak Dalam Perspektif Tafsir Al-Azhar”.

5
A. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah di uraikan sebelumnya, maka yang

menjadi pokok permasalahan sekaligus Batasan masalah ialah menitik beratkan serta

fokus pembahasan mengkaji Kesehatan Mental Anak Dalam Al-Qur’an Perspektif

Tafsir Al-Azhar.

B. Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan Kesehatan Mental Anak?

b. Apa ayat-ayat al-Qur’an yang berkaitan tentang Kesehatan Mental Anak?

c. Bagaimana penafsiran Hamka terhadap Kesehatan Mental Anak didalam tafsir

Al-Azhar?

C. Tujuan dan Kegunaan penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui apa itu Kesehatan Mental Anak

b. Untuk mengetahui ayat-ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan Kesehatan Mental

Anak

c. Untuk mengetahui penafsiran Hamka terhadap Kesehatan Mental Anak

2. Kegunaan Penelitian

1. Menambah referensi dalam penelitian serta penyelesaian permasalahan yang

berkaitan dengan kesehatan mental anak dalam penafsiran Al-Azhar agar

terselesaikan segala pro dan kontranya.

2. Memberikan motivasi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.

6
3. Penelitian ini sekaligus sebagai salah satu syarat guna menyelesaikan sarjana

strata satu (S1) dalam program studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir (IAT) sekaligus

sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag) bagi penulis.

D. Metode Penelitian

1. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kepustakaan (library research), yaitu

dengan cara membaca atau menjadikan Al-Qur’an atau menjadikan Al-quran sebagai

primer. Untuk membahas persoalan, penulis menggunakan metode ijmali sebagai

salah satu metode tafsir Al-Qur’an. Untuk memahami makna secara mufradat, penulis

mempergunakan mu’jam dan kamus-kamus lain yang diperlukan agar dapat

memaknai secara tepat.

2. Sumber Data

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu kitab

tafsir Al-Azhar karya Hamka.

b. Sumber Data Sekunder

Sedangkan sumber yang akan digunakan penelitian ini adalah penelitian

buku-buku yang relevan terhadap ayat-ayat Al-Qur’an, kitab-kitab yang

berkenaan dengan Al-Qur’an, tafsir, ulumul Qur’an, dan buku buku yang

membahas tentang Kesehatan Mental Anak, serta mencari informasi media cetak

maupun elektronik seperti, majalah, jurnal ilmiah, artikel, dan lain-lain.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, penulis mengumpulkan data secara dokumentatif dari

berbagai sumber di beberapa perpustakaan serta mencari informasi terkait dari

7
berbagai artikel di internet sebagai bahan yang selanjutnya diolah secara intens

sehingga dapat mendukung dalam kejelasan dan pembuktian suatu masalah. Metode

ini juga disebut juga dengan teknik dokumentasi, yaitu mencari data. Atau variable

yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, dan sebagainya. Teknik ini

merupakan penelaahan terhadap referensi-referensi yang berhubungan dengan

permasalahan penelitian. Penulis juga menyajikan ayat-ayat Al-Qur’an yang

berkaitan dengan pembahasan , yakni dengan menghimpun ayat-ayat tersebut dari

kitab tafsir Al-Azhar.

4. Metode Analisis Data

Penerapan dalam penelitian ini adalah analisis isi (content analysis) berisi ayat-

ayat Al-quran yang berawal dari identifikasi. Uraian ayat-ayat tersebut didukung oleh

hadis-hadis Rasulullah yang digali dari berbagai kitab-kitab hadis. Serta pandangan

mufassir terhadap penafsiran yang berhubungan dengan ayat-ayat kesehatan mental

anak.

E. Sistematika penulisan

BAB I : Bab ini membahas mengenai pendahuluan penelitian, seperti latar

Belakang Masalah, Batasan, dan Rumusan masalah, Tujuan dan

Kegunaan Penelitian, Kajian Relevansi, dan Metode Penelitian.

BAB II : Membahas mengenai Landasan Teori dalam penelitian, yang berupa

definisi dan pemaknaan Adat Matrilineal, serta bedanya dengan

adat kebudayaan Partlineal secara umum.

8
BAB III : Bab ini membahas biografi Hamka, serta latar belakang penulisan kitab

Al-Azhar.

BAB IV : HASIL PENELITIAN.

a. Mengetahui pengertian Kesehatan Mental Anak.

b. Ayat-ayat Al-Qur’an terhadap Kesehatan Menta Anak.

c. Penafsiran Hamka terhadap Kesehatan Mental Anak.

BAB V : Kesimpulan

9
DAFTAR PUSTAKA

Syafruddin, Abu Ubaida. “Orang Tua Sebab Sang Anak Berada di Suatu Agama”,

https://asysyariah.com/orang-tua-sebab-sang-anak-berada-di-suatu-agama (diakses pada

07 Agustus 2022, pukul 17.32).

Jamiah,Yulis. (2010). Keluarga Harmonis Implikasinya Terhadap Pembentukan

Kepribadian Anak Usia Dini. Jurnal : Cakrawala Kependidikan.Vol.02, No (01). Hal 4-5.

Alfiyah, Avif. (2017). Metode Penafsiran Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar.

Jurnal : Ilmiah Ilmu Ushuluddin.Vol.15, No (01). Hal 30.

Hamka, Tafsir Al-Azhar. Juz II, (Jakarta; Pustaka Panjimas, 2004) Edisi Revisi.

Hal 30-33.

10

Anda mungkin juga menyukai