BAB I
PENDAHULAN
Banyak permasalahan baru muncul pada saat ini, yang mana hukumnya masih
membuat bingung masyarakat akan hal itu. Diantara permasalahan yang baru
muncul adalah Keluarga Berencana (KB) dan Aborsi.Banyak dari masyarakat
yang bertanya-tanya bagaimana hukum KB, dan Aborsi. Bahkan banyak dari
mereka yang tidak mengerti apa yang dimaksud dengan KB dan Aborsi.
B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
dan umat Islam. Seperti banyak umat Islam yang berada pada
kebodohan, kemiskinan dan kemelaratan. Diantara penyebabnya
adalah jumlah populasi manusia yang semakin banyak tanpa diiringi
kualitas. Sehingga Negara tidak mampu memberikan fasilitas
kehidupan yang layak bagi pendidikan, pekerjaan dan kesehatan
masyarakat.
Islam pada hakikatnya menghendaki umatnya memiliki
keturunan yang baik secara fisik maupun psikis. Pendidikan,
kesehatan dan ekonomi anak-anak terjamin sampai hari tuanya4
2. Hukum Keluarga Berencana (KB)
Pelaksanaan KB dibolehkan dalam ajaran Islam karena
pertimbangan ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Artinya dibolehkan
bagi orang-orang yang tidak sanggup membiayai kehidupan anak,
kesehatan dan pendidikannya. Bahkan menjadi dosa baginya, jikalau ia
melahirkan anak yang tidak terurusi masa depannya, yang akhirnya
menjadi beban yang berat bagi masyarakat, karena orang tuanya tidak
menyanggupi biaya hidupnya, kesehatan dan pendidikannya 5. Hal ini
berdasarkan pada sebuah ayat al-Quran Surat An-Nisa ayat 9, yang
berbunyi:
;ض; َع; ا;فً; ا; َ;خ; ا;فُ; و;ا; َع; لَ; ْي; ِه; ْم; فَ; ْل; يَ; تَّ; قُ; و
ِ ;ًش; ا;لَّ; ِذ; ي; َ;ن; لَ; ْ;و; تَ; َر; ُك; و;ا; ِم; ْ;ن; َ;خ; ْل; فِ; ِه; ْم; ُذ; ر;ِّ; ي;َّ; ة
;َ ;َ;و; ْل; يَ; ْ;خ
;هَّللا َ; َ;و; ْل; يَ; قُ; و;لُ; و;ا; قَ; ْ;و; اًل َس; ِد; ي; ًد; ا
4
Maslani dan Hasbiyallah, loc,cit, hlm. 59-60
5
Mahjuddin, loc, cit, hlm 74
4
“Orang mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih disukai Allah
daripada orang mukmin yang lemah (HR. Muslim dari Abu Hurairah ra)
8
Ibid, hlm, 62
5
9
Ibid, hlm, 57
10
Ibid, hlm, 58
6
ٍ اَل% ِإ ْم%ن%ْ % ِم% ْم% ُك% اَل َد%و%ْ َأ%ا%و%ُ ل%ُ ت% ْق%َ اَل ت%و%َ
ُ % ا%َّ ِإ ي%و%َ % ْم% ُك%ُ ق% ُز%ر%ْ %َ ن%ن%ُ %ح%ْ %َ ن%ۖ %ق
;ْ% م%ه
11
Ibid, hlm, 62
12
Maslani dan Hasbiyallah, op, cit, hlm, 66
7
1) Pil, berupa tablet yang berisi bahan progestin dan progenteron yang
bekerja pada tubuh wanita untuk mencegah terjadinya ovulasi dan
melakukan perubahan pada endomestrium.
2) Suntikan, yaitu menginjeksikan cairan kedalam tubuh wanita yang
dikenal dengan cairan devofropeta, netden, dan noristerat. Kontra
indikasi tidak disuntikan kepada wanita yang sedang hamil,
mengidap tumor ganas, berpenyakit jantung, paru-paru, liver,
hipertensi dan diabetes.
3) Susuk KB, yaitu berupa lepemorgestrel, yang terdiri dari enam
kapsul yang diinsersikan dibawah kulit lengan bagian dalam kira-
kira 6 sampai 10 cm dari lipatan siku.
4) IUD (Intra Uterine Device)/AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim), terdiri dari livesslov (spiral), multiload dan cover terbuat
dari plastic halus dengan tembaga tipis.
5) Cara-cara tradisional dan metode sederhana; misalnya minum jamu
dan metode klender.
1) Kondom
2) Coitus interrptus (azal)
a. Untuk wanita
b. Untuk pria
14
Mahjuddin, op, cit, hlm. 76-78
15
Maslani dan Hasbiyallah, loc,cit, hlm. 62-63
9
Tetapi kalau kondisi kesehatan istri atau suami yang terpaksa, seperti
untuk menghindari penurunan penyakit dari bapak/ibu terhadap anak
keturunannya yang bakal lahir atau terancamnya jiwa si ibu bila ia
mengandung atau melahirkan bayi, maka sterilisasi dibolehkan oleh Islam
karena dianggap darurat.
B. Abortus
1. Pengertian Aborsi/Abortus
Abortus terbagi dua, yaitu: (1) Abortus Spontan yaitu abortus yang
terjadi secara alamiah tanpa intervensi luar (buatan) untuk mengakhiri
kehamilan tersebut yang biasanya disebut dengan keguguran; (2) Abortus
buatan yakni abortus yang terjadi akibat intervensi tertentu yang
bertujuan untuk mengakhiri proses kehamilan yang biasa disebut juga
dengan pengguguran, aborsi atau abortus provokatus.17
16
Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal cetakan ke-6. 2006.
Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal 145
10
17
Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal cetakan ke-6. 2006.
Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal 145
11
ٰ
ا ٍد فِي% س َ َس َأ ْو ف ً س َراِئي َل َأنَّهُ َمنْ قَتَ َل نَ ْف
ٍ سا بِ َغ ْي ِر نَ ْف ْ ِمنْ َأ ْج ِل َذلِ َك َكتَ ْبنَا َعلَ ٰى بَنِي ِإ
ْد% َا ۚ َولَق%%اس َج ِمي ًعَ َّا الن%%َا َأ ْحي%%ا َف َكَأنَّ َم%%ا َو َمنْ َأ ْحيَا َه%%اس َج ِمي ًعَ َّ َل الن% َا قَت%%ض فَ َكَأنَّ َم ِ اَأْل ْر
ٰ
َ ِرفُون%%%س ْ ض لَ ُم ِ َد َذلِ َك فِي اَأْل ْر%%%ت ثُ َّم ِإنَّ َكثِي ًرا ِم ْن ُه ْم بَ ْع ِ ا%%%َلُنَا بِا ْلبَيِّن%%%س
ُ ا َء ْت ُه ْم ُر%%%َج
Artinya: Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani
Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan
karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat
kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia
seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang
manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia
semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul
Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian
banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas
dalam berbuat kerusakan dimuka bumi. (Q.S Al-Maidah : 32).
a. Aborsi sesudah nafk al-ruh hukumnya adalah haram, kecuali jika ada
alasan secara medis, seperti untuk menyelamatkan jiwa si ibu.
b. Aborsi sejak terjadinya pembuahan ovum, walaupun sebelum nafkh
al-ruh, hukumnya adalah haram, kecuali ada alasan medis atau alasan
lain yang dibenarkan oleh syarat islam
c. Mengharamkan semua pihak untuk melakukan, membantu, atau
mengizinkan praktik aborsi.
Ada dua macam resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi:
19
Ibid, hlm, 165
16
Resiko aborsi bukan saja pada aspek fisik tetapi juga memiliki
dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita.
Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai post-abortion
syndrome (sindrom paksa aborsi). Seperti:
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
20
Ibid, hlm, 164
17
DAFTAR PUSTAKA
Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal cetakan ke-6.
2006. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo