Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

1. Pendahuluan

a. Pandangan Islam Keluarga berencana (KB)


Keluarga berencana (KB) adalah istilah ressmi yan dipakai di dalam lembaga-
lembaga negara kita seperti Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN). Istilah KB ini mempunyai arti yang sama dengan Istilah yang umum dipakai
di dunia internasional yakni family planning atau plannednparenthood,
seperti International Planned Perenthood Federation (IPPF), nama sebuah
organisasi tingkat international dengan kantor pusatnya di London. Keluarga

Berencana juga mempunyai arti yang sama istilah Arab ” ‫( “ ﺗﻨﻆﻴﻢ ﺍﻠﻨﺴﻞ‬pengaturan

keturunan/kelahiran), bukan “‫( “ ﺗﺤﺪﻴﺪﺍﻟﻧﺴﻞ‬Arab) atau Brith Control (Ingris), yang

mempunyai arti pembatasan kelahiran. KB juga dapat dipahami sebagai suatu


program nasional yang dijalankan pemerintah untuk mengurangi populasi penduduk,
karena diasumsikan pertumbuhan populasi penduduk tidak seimbang dengan
ketersediaan barang dan jasa. Dalam pengertian ini, KB didasarkan pada teori
populasi menurut Thomas Robert Malthus. KB dalam pengertian pertama ini
diistilahkan dengan tahdid an-nasl (pembatasan kelahiran). Dapat dipahami juga
sebagai aktivitas individual untuk mencegah kehamilan (man’u al-hamli) dengan
berbagai cara dan sarana (alat). Misalnya dengan kondom, IUD, pil KB, dan
sebagainya. KB dalam pengertian kedua diberi istilah tanzhim an-nasl (pengaturan
kelahiran).

b. Pandangan Islam Bayi Tabung

Pada dasarnya pembuahan yang alami terjadi dalam rahim melalui cara yang alami
pula (hubungan seksual), sesuai dengan fitrah yang I tetapkan Allah untuk manusia.
Setiap pasagan suami istri pasti mengharapkan hadirnyaseorang atau beberapa
orang anak sebagai buah hati dari perkawinan mereka. Akan tetapi pembuahan alami
ini terkadang sulit terwujud, misalnya karena rusaknya atau tertutupnya saluran
indung telur (tuba fallopii) yang membawa sel telur ke rahim, atau karena sel sperma
suami lemah sehingga tidak mampu menjangkau rahim istri. Semua ini akan
meniadakan kelahiran dan menghambat suami istri untuk mendapatkan anak.
Dengan kemajuan yang pesat dibidang teknologi. Kini banyak teknologi-teknologi
yang mampu menciptakan bermacam-macam produk hasil teknologi yang
berkualitas. Diantara produk teknologi mutakhir adalah di bidang biologi. Salah
satunya yaitu bayi tabung unutuk mangatasi permasalahan yang telah di uraikan di
atas. Pada dasarnya orang orang memuji kemajuan di bidang teknologi tersebut,
namun mereka balum tahu pasti apakah produk-produk hasil teknologi itu dibenarkan
menurut hukum agama. Oleh karena hal tersebut di atas, untuk mengetahui lebih
banyak tentang bayi tabung dan bagaimana menurut hokum islam tentang bayi
tabung tersebu, maka saya akan mencoba menggali, mengkaji, dan memaparkan
makalah yang berjudul “BAYI TABUNG MENURUT PANDANGAN ISLAM”. Makalah
tentang bayi tabung ini di maksudkan agar masyarakat terutama dari kalangan
agama islam member tanggapan dan masukan tentang proyek pengembangan bayi
tabung di Indonesia yang mulai terbuka untuk peminat bayi tabung. Sebagai akibat
dari kemajuan ilmu pengetahuan modern dan teknologi kedokteran dan biologi
canggih, maka teknilogi bayi tabung juga maju dengan pesat, sehingga kalau
teknologi bayi tabung ini di tangani oleh orang-orang yang kurang beriman dan
bertaqwa, dikhawatirkan dapat merusak peradaban umat manusia, bias merusak ilai-
nilai agama, moral, dan budaya bangsa.

c. Pandangan Islam Suntik Mati


Kita ketahui sekarang bahwa ada beberapa negara yang menggunakan hukum
eksekusi kepada para tahanan dengan cara "suntik mati". Nah, kami ingin
menanyakan tentang hukum "suntik mati" itu sendiri dalam konsep islam yang
rahmatan lil ‘alamin ini.
2. Latar Belakang Masalah

a. Keluarga berencana (KB)


Masyarat Indonesia memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan
pembangunan sebuah bangsa. Hal ini terkait erat dengan fungsi keluarga sebagai
wahana pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas oleh karena itu, sudah
sewajarnya bila pemerintah bersama-sama dengan segenap komponen masyarakat
berkepentingan untuk membangun keluarga berencana di negara tercinta ini agar
menjadi sejahtera. Dalam hal ini tentu memiliki sudut pandang dan pendapat yang
berbeda-beda agar lebih memahami mengenai Keluarga Berencana dalam Islam.
Terlebih badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN) sebagai motor
pengerak Program KB di Indonesia. Sekarang ini ini sangat berpihak pada upaya
membangun keluarga sejahtera dengan visi dan misi yakni “Seluruh Keluarga Ikut KB”
dan meujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera”

b. Bayi Tabung Kemajuan pengetahuan dan ilmu teknologi yang baik pada saat ini
banyak membawa pengaruh positif bagi kehidupan masa sekarang, dengan adanya
pengetahuan yang luas dan ilmu pengetahuan yang tinggi maka semakin banyak
pulalah hal-hal yang dapat di lakukan manusia untuk membantu kehidupan di masa
sekarang, khususnya di bidang kesehatan yang mengalami banyak perubahan dalam
proses pengobatan maupun alat-alat medis yang di gunakan di rumah sakit .
Namun semakin tingginya pengetahuan tersebut banyak pulalah hal yang
bertentangan terhadap pandangan norma kehidupan secara khususnya menurut
pandangan agama oleh sebab itulah penulis sangat tertarik mengambil judul
“Pandangan Agama Islam Bayi Tabung”

c. Suntik Mati
Perkembangan dunia yang semakin maju, peradaban manusia tampil gemilang
sebagai refleksi dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, persoalan-
persoalan norma dan hokum kemasyarakatan dunia bisa bergeser, sesuai dengan
kebutuhan dan aspirasi masyarakat yang bersangkutan. Didalam masyarakat
modern seperti dibarat, kebutuhan dan aspirasi masyarakat menempati kedudukan
yang tinggi, sehingga berdasarkan itu, suatu produk hukum yang baru dibuat. Dari
sini dapat digambarkan bahwa apabila terjadi pergeseran nilai dalam masyarakat,
maka interfretasi terhadap hukum pun bisa berubah. Masalah euthanasia telah
lama dipertimbangkan oleh beberapa kalangan. Mengenai pembahasan
euthanasia ini masih terus di perdebatkan, terutama ketika masalahnya dikaitkan
dengan pertanyaan bahwa menentukan mati itu hak sapa, dan dari sudut mana ia
dilihat. Dengan adanya makalah ini, kami berharap dapat mengungkapkan suatu
pandangan konprehensif mengenai euthanasia menurut hukum menurut 5 agama.

3. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan penulis dalam latar belakang masalah di atas, maka rumusan
masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Keluarga Berencana (KB)
a) Bagaimana konsep keluarga berencana secara umum?
b) Bagaimana keluarga berencana dalam pandangan Al-Qur’an dan Hadits?
c) Bagaimana hukum keluarga berencana dalam Islam?
c) Bagaimana Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh Islam?

b. Bayi Tabung
Tujuan Umum : Bagaimana kita mampu untuk memahami dan mengetahui
bagaimana pandangan terhadap cloning dan bayi tabung.
Tujuan Khusus : bagaimana pandangan agama Iislam terhadap cloning dan
bayi tabung , kita harus bisa mengerti dan memahami bagaimana pandangan
terhadap cloning dan bayi tabung.
1) Mengetahui pengertian Cloning.
2). Mengetahui pengertian Bayi tabung.
3) Mengetahiu pandangan agama Islam terhadap cloning
4) Mengetahui pandangan agama Islam terhadap bayi tabung.

c. Suntik Mati
1) Apa itu euthanasia
2) Bagaimana euthanasia menurut agama Islam?
3) Apa contoh kasus nyata euthanasia ?
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Keluarga Berencana


Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997: keluarga
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang
memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta
menentukan jumlah anak dalam keluarga.Keluarga berencana menurut Undang-
Undang no 10 tahun 1992 (tentang perkembangan kependudukan dan
pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran
serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan
kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga
kecil, bahagia dan sejahtera. Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk
menjarangkan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Secara
umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha yang mengatur
banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi,
ayah serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian
sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut. Diharapkan dengan adanya
perencanaan keluarga yang matang kehamilan merupakan suatu hal yang memang
sangat diharapkan sehingga akan terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri
kehamilan dengan aborsi.
2. Pengertian Bayi Tabung
Bayi tabung sebenarnya sudah diperkenalkan oleh Steptoe dan Edward sejak tahun
1977. Keduanya merintis program tersebut untuk pasangan yang susah mendapatkan
keturunan. Bayi pertama yang lahir dari program bayi tabung adalah Louise Brown. Ia
lahir dengan pertolongan langsung dari Dr. Robert G. Edwards dan C. Steptoe pada
tanggal 25 Juli 1978 di Manchester Inggris. Sejak saat itulah klinik yang menjalankan
program bayi tabung berkembang dengan pesat. Bayi tabung adalah individu atau
bayi yang pembuahannya terjadi diluar tubuh wanita, dengan cara mempertemukan
sel gemete (ga-met) betina (ovum) dengan sel jantan (spermatozoon) dalam
sebuah bejana (petri disk) yang didalam bejana telah disediakan medium yang
cocok (suhunya dan lembabnya) dengan didalam rahim sehingga ayigote (hasil
pembuahan) yang terjadi dari dua sel tadi menjadi morulla (moerbei) dan kemudian
menjadi blastuta (pelembungan). Pada stadium blastuta calon bayi dimasukkan
(diinflantasikan) dalam selaput lendir wanita yang siap untuk dibuahi dalam masa
subur (sekresi). Teknik ini biasa dikenal dengan Fertilisasi in Vitro (FIV).Jadi bayi
tabung adalah metode untuk membantu pasangan subur yang mengalami kesulitan
di bidang pembuahan sel telur wanita oleh sel sperma pria. Secara teknis, dokter
mengambil sel telur dari indung telur wanita dengan alat yang
disebut laparoscoptemuan dr. Patrick C. Steptoe dari Inggris Sel telur itukemudian
diletakkan dalam suatu mangkuk kecil dari kaca dan dipertemukan dengan sperma
dari suami wanita tadi. Setelah terjadi pembuahan di dalam mangkuk kaca itu
tersebut, kemudian hasil pembuahan itu dimasukkan lagi ke dalam rahim sang ibu
untuk kemudian mengalami masa kehamilan dan melahirkan anak seperti biasa.

2. Pengertian Suntik Mati


Euthanasia berasal dari bahasa Yunani, yaitu eu yang berarti indah, bagus,
terhormat atau gracefully and with dignity, dan thanatos yang berarti mati. Jadi secara
etimologis, euthanasia dapat diartikan sebagai mati dengan baik. Jadi sebenarnya
secara harfiah, euthanasia tidak bisa diartikan sebagai suatu pembunuhan atau
upaya menghilangkan nyawa seseorang. Kode Etik Kedokteran Indonesia
menggunakan euthanasia dalam tiga arti:
1) Berpindahnya ke alam baka dengan tenang & aman tanpa penderitaan, buat yang
beriman dengan nama Tuhan di bibir.
2) Waktu hidup akan berakhir, diringankan penderitaan si sakit dengan memberi obat
penenang.
3) Mengakhiri penderitaan & hidup seorang sakit dengan sengaja atas permintaan
pasien sendiri & keluarganya.
Menurut Philo (50-20 SM) Euthanasia berarti mati dengan tenang dan baik,
sedangkan Suetonis penulis Romawi dalam bukunya yang berjudul Vita Ceaserum
mengatakan bahwa Euthanasia “mati cepat tanpa derita”. Sejak abad 19 terminologi
euthanasia dipakai untuk penghindaran rasa sakit dan peringanan pada umumnya
bagi yang sedang menghadapi kematian dengan pertolongan dokter.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

1) Keluar Berencana
Keluarga berencana berarti pasangan suami istri yang telah mempunyai
perencanaan yang kongkrit mengenai kapan anaknya diharapkan lahir agar
setiap anaknya lahir disambut dengan rasa gembira dan syukur dan
merencanakan berapa anak yang dicita-citakan, yang disesuaikan dengan
kemampuannya dan situasi kondisi masyarakat dan negaranya

2) Bayi Tabung

Masalah ini tetap menjadi titik perbedaan pendapat dari dua kalangan yang
berbeda pandangan. Wajar terjadi perbedaan ini, karena ketiadaan nash yang
secara langsung membolehkan atau mengharamkan tekhnik bayi tabung. Nash
yang ada hanya bicara tentang hukum bayi tabung, sedangkan syarat-
syaratnya masih berbeda. Dan karena berbeda dalam menetapkan syarat itulah
makanya para ulama berbeda dalam menetapkan hukumnya. Dari pembahasan
diatas dapat disimpulkan bahwa:
1) Inseminasi buatan dengan sel sperma dan ovum dari suami istri sendiri dan
tidak ditransfer embrionya kedalam rahim wanita lain(ibu
titipan) diperbolehkan oleh islam, jika keadaan kondisi suami istri yang
bersangkutan benar-benar memerlukan. Dan status anak hasil inseminasi
macam ini sah menurut Islam.
2) Inseminasi buatan dengan sperma dan ovum donor diharamkan oleh
Islam. Hukumnya sama dengan Zina dan anak yang lahir dari hasil
inseminasi macam ini statusnya sama dengan anak yang lahir diluar
perkawinan yang sah

3) Suntik Mati
Euthanasia berasal dari bahasa Yunani, yaitu eu yang berarti indah, bagus,
terhormat atau gracefully and with dignity, dan thanatos yang berarti mati. Jadi
secara etimologis, euthanasia dapat diartikan sebagai mati dengan baik. Jadi
sebenarnya secara harfiah, euthanasia tidak bisa diartikan sebagai suatu
pembunuhan atau upaya menghilangkan nyawa seseorang. Euthanasia
menurut Agama Islam. Dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah qatlu ar-
rahma atau taysir al-maut. Syariah Islam mengharamkan euthanasia aktif,
karena termasuk dalam kategori pembunuhan sengaja (al-qatlu al-‘amad)
walaupun niatnya baik yaitu untuk meringankan penderitaan pasien. Hukumnya
tetap haram, walaupun atas permintaan pasien sendiri atau
keluarganya.Hukum euthanasia pasif dalam arti menghentikan pengobatan
dengan mencabut alat-alat bantu pada pasien –setelah matinya/rusaknya organ
otak—hukumnya boleh (jaiz) dan tidak haram bagi dokter. Euthanasia dalam
keadaan aktif maupun dalam keadaan pasif, menurut fatwa MUI, tidak
diperkenankan karena berarti melakukan pembunuhan atau menghilangkan
nyawa orang lain. Lebih lanjut, KH Ma’ruf Amin ( Ketua Komisi Fatwa Majelis
Ulama Indonesia ) mengatakan, euthanasia boleh dilakukan dalam kondisi pasif
yang sangat khusus.

2. Saran
Saya sadar, tidak ada manusia yang sempurna, kesempurnaan hanya milik Allah
S.W.T, dan saya sadar makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna, maka
dari itu saya meminta kritik dan sarannya yang membangun, agar kedepannya saya
bisa lebih baik dalam membuat makalah. Dan semoga makalah ini bisa bermanfaat
bagi kita semua. Amiinn.
3. Sumber:

http://www.kesuburanwanita.com/artikel/Gizi+dan+Kesehatan/Prakonsepsi/alasan.m
engikuti.program.bayi.tabung/001/001/1539/1
http://keperawatanreligionsrikandipuspaamandaty.wordpress.com/2010/12/17/bayi-
tabung-dalam-pandangan-islam/
http://tauvhk.wordpress.com/2008/11/17/bayi-tabung-dalam-persepsi-islam/
http://konsultasi.wordpress.com/2007/01/13/bayi-tabung/
http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/fatwa/10/05/08/114856-apa-
hukum-bayi-tabung-menurut-islam-

Parker Catharine – Littler. Konsultasi Kebidanan . Jakarta : Erlangga.copyright 2008.


Ebrahim Mohsin Fadl Abdul. Kloning,Euthanasia,Transfusi darah,Transplantasi organ,dan
Eksperimen pada hewan. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.2004.
www.sejarah Cloning blogspot eka widia.com
 www.pandanganagamablogspot.com

4) A
5) a

d. Sesuai dengan berkembangnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi


kehidupan jaman sekarang banyak hal yang mesti harus di ketahui oleh semua
kalangan masyarakatsecara khususnya dari sudut pandangan agama
Dalam hal ini tentunya semua itu dilakukan harus sesuai dengan syariat Islam Allah
dan seruan Rasul-Nya yang mengajak kamu kepada suatu yang memberi kebaikan hidup
bagi mu ( QS Al AnfL : 24)
Melihat penjelasan diatas keluarga sejahtera secara umum dengan konsep
keluarga mempunyai hubungan yang sangat erat, untuk itu dalam makalah ini penulisan
akan mencoba mendeskripsikan dalam Pandangan Islam Kontemporer terhadap KB.
PERMASALAHAN
1. Apa pengertian KB!
2. Bagaimana hukum KB menurut Islam!
3. Apa saja alat kontrasepsi KB itu!

Tujuan Penulisan
a. Untuk mendeskripsikan dalam pandangan Al Qur’an dan Hadis
b. Untuk mendeskripsikan cara KB yang diperbolehkan dan yang dilarang oleh islam
c. Agar dapat mengetahui dampak yang di timbulkan KB dalam pandangan Islam

PERMASALAHAN

1. Apa pengertian KB!


2. Bagaimana hukum KB menurut Islam!
3. Apa saja alat kontrasepsi KB itu!

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar baik segi kekayaan sumber daya alam maupun
sumber daya manusia, hal ini pernah tercatat, bangsa Indonesia terbanyak penduduk setelah Cina dan
India artinya maju mundurnya kemajuan bangsa salah satunya ditentukan oleh kualitas manusia atau
lebih spesifik keluarga. Tidak dapat kita pungkiri, sebagai institusi terkecil dalam masyarakat, keluarga
memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan pembangunan sebuah bangsa. Hal ini terkait
erat dengan fungsi keluarga sebagai wahana pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh
karena itu, sudah sewajarnya bila pemerintah bersama-sama dengan segenap komponen masyarakat
berkepentingan untuk membangun keluarga-keluarga di negara kita tercinta ini agar menjadi keluarga
yang sejahtera yang dalam konteks ini kita maknai sebagai keluarga yang sehat, maju dan mandiri dengan
ketahanan keluarga yang tinggi. Terlebih Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai
motor penggerak Program KB di Indonesia, sekarang ini sangat berpihak pada upaya membangun keluarga
sejahtera dengan visi dan misinya yang telah derbaharuhi, yakni ”Seluruh Keluarga Ikut KB” dan
”Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera”.

Keluarga yang sejahtera, dengan demikian, tentu menjadi dambaan setiap orang untuk
mencapainya. Bukan saja karena dengan mencapai tingkat kesejahteraan tertentu, seseorang akan dapat
menikmati hidup secara wajar dan menyenangkan karena tercukupi kebutuhan materill dan spirituilnya,
tetapi dengan kondisi keluarga yang sejahtera setiap individu didalamnya akan mendapat kesempatan
seluas-luasnya untuk berkembang sesuai dengan potensi, bakat dan kemampuan yang dimiliki.

Dalam agama Islam, keluarga sejahtera disubstansikan dalam bentuk keluarga sakinah.
Pengertian keluarga sakinah diambil dan berasal dari Al Qur’an, yang dipahami dari ayat-ayat Surat Ar
Ruum, dimana dinyatakan bahwa tujuan keluarga adalah untuk mencapai ketenteraman dan kebahagiaan
dengan dasar kasih sayang. Yaitu keluarga yang saling cinta mencintai dan penuh kasih sayang, sehingga
setiap anggota keluarga merasa dalam suasana aman, tenteram, tenang dan damai, bahagia dan sejahtera
namun dinamis menuju kehidupan yang lebih baik di dunia maupun di akhirat.

Mencermati penjelasan di atas antara keluarga sejahtera secara umum dengan kosnep keluarga
sakinah mempunyai hubungan yang sangat erat, untuk itu dalam makalah ini penulis akan mencoba
mendeskripsikan KB dalam pandangan Agama.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan penulis dalam latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana konsep keluarga berencana secara umum?

2. Bagaimana keluarga berencana dalam pandangan Al-Qur’an dan Hadits?

3. Bagaimana hukum keluarga berencana dalam Islam?


4. Bagaimana Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh Islam?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah :

1. Untuk mendeskripsikan konsep keluarga berencana secara umum

2. Untuk mendeskripsikan keluarga berencana dalam pandangan Al-Qur’an dan Hadits

3. Untuk mendeskripsikan hukum keluarga berencana dalam Islam

4. Untuk mendeskripsikan Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh Islam

D. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu menggunakan metode deskriptif analitis
dimana penulis berusaha mendeskripsikan permasalahan dan menganalisisnya sesuai dengan kajian
pustaka yang diperoleh/studi literature, dimana sumber yang digunakan menggunakan sumber pustaka
(buku) dan hasil browusing dari internet.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan makalah sebagai berikut :

ab I Pendahuluan meliputi : Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, metode penulisan dan sistematika
penulisan

Bab II Pembahasan meliputi : konsep keluarga berencana secara umum, keluarga berencana dalam pandangan Al-Qur’an
dan Hadits, hukum keluarga berencana dalam Islam, dan Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang
oleh Islam

Bab III Penutup meliputi kesimpulan dan saran


BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Keluarga Berencana

1. Pengertian Keluarga Berencana

Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997: keluarga berencana adalah
tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan,
mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan,
mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah
anak dalam keluarga.

Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992 (tentang perkembangan


kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran
serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Keluarga
berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai
kontrasepsi.

Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha yang mengatur banyaknya
kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah serta keluarganya yang
bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut.
Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang matang kehamilan merupakan suatu hal yang
memang sangat diharapkan sehingga akan terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan dengan
aborsi.

2. Tujuan Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan:

a. Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan

menekan laju pertumbuhan penduduk (LLP) dan hal ini tentunya akan diikuti dengan menurunnya angka
kelahiran atau TFR (Total Fertility Rate) dari 2,87 menjadi 2,69 per wanita. Pertambahan penduduk yang
tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan sumber daya alam serta
banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah
penduduk. Hal ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa pertumbuhan
manusia cenderung mengikuti deret ukur, sedangkan pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret
hitung.

b. Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan anak pertama dan
menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta menghentikan kehamilan bila dirasakan
anak telah cukup.

c. Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah lebih dari satu tahun tetapi
belum juga mempunyai keturunan, hal ini memungkinkan untuk tercapainya keluarga bahagia.

d. Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan yang akan menikah dengan
harapan bahwa pasangan akan mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang cukup tinggi dalam
membentuk keluarga yang bahagia dan berkualitas.

e. Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk
keluarga berkualitas, keluarga berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi
sandang, pangan, papan, pendidikan dan produktif dari segi ekonomi.

3. Sasaran Keluarga Berencana

a. Sasaran Langsung

Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15 - 49 tahun, Karena kelompok ini
merupakan pasangan yang aktif melakukan hubungan seksual dan setiap kegiatan seksual dapat
mengakibatkan kehamilan. PUS diharapkan secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif lestari sehingga
memberi efek langsung penurunan fertilisasi.

b. Sasaran Tidak Langsung

1) Kelompok remaja usia 15 - 19 tahun, remaja ini memang bukan merupakan target untuk menggunakan
alat kontrasepsi secara langsung tetapi merupakan kelompok yang beresiko untuk melakukan hubungan
seksual akibat telah berfungsinya alat-alat reproduksinya. Sehingga program KB disini lebih berupaya
promotif dan preventif untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan serta kejadian aborsi.

2) Organisasi-organisasi, lembaga-lembaga kemasyarakatan, instansi-instansi pemerintah maupun swasta,


tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama, wanita, dan pemuda), yang diharapkan dapat memberikan
dukungannya dalam pelembagaan NKKBS.
3) Sasaran wilayah dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi

4. Macam-macam Alat Kontrasepsi

Dalam pelaksanaan KB harus menggunakan alat kontrsepsi yang sudah dikenal diantaranya ialah:

 Pil, berupa tablet yang berisi progrestin yang bekerja dalam tubuh wanita untuk mencegah terjadinya
ovulasi dan melakukan perubahan pada endometrium.

 Suntikan, yaitu menginjeksikan cairan kedalam tubuh. Cara kerjanya yaitu menghalangi ovulasi,
menipiskan endometrin sehingga nidasi tidak mungkin terjadi dan memekatkan lendir serlak sehingga
memperlambat perjalanan sperma melalui canalis servikalis.

 Susuk KB, levermergostrel. Terdiri dari enam kapsul yang diinsersikan dibawah kulit lengan bagian dalam
kira-kira sampai 10 cm dari lipatan siku. Cara kerjanya sama dengan suntik.

 AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) terdiri atas lippiss loop(spiral) multi load terbuat dari plastik harus
dililit dengan tembaga tipis cara kerjanya ialah membuat lemahnya daya sperma untuk membuahi sel
telur wanita.

 Sterelisasi (Vasektomi/ tubektomi) yaitu operasi pemutusan atau pengikatan saluran pembuluh yang
menghubungkan testis (pabrik sperma) dengan kelenjar prostat (gudang sperma menjelang diejakulasi)
bagi laki-laki. Atau tubektomi dengan operasi yang sama pada wanita sehingga ovarium tidak dapat masuk
kedalam rongga rahim. Akibat dari sterilisasi ini akan menjadi mandul selamanya.

 Alat-alat konrasepsi lainnya adalah kondom, diafragma, tablet vagmat, dan tiisu yang dimasukkan
kedalam vagina. Disamping itu ada cara kontrasepsi yang bersifat tradisional seperti jamuan, urut dsb.

B. Keluarga Berencana Dalam Pandangan Al-Qur’an Hadits

1. Pandangan Al-Qur’an Tentang Keluarga Berencana

Dalam al-Qur’an banyak sekali ayat yang memberikan petunjuk yang perlu kita laksanakan dalam
kaitannya dengan KB diantaranya ialah :

Surat An-Nisa’ ayat 9:

‫وليخششش الذين لو تركوا من خلفهم ذرية ضعافا خافوا عليهم فليتقوهللاا واليقولوا سديدا‬

“Dan hendaklah takut pada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka
anak-anak yang lemah. Mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah
mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”.
Selain ayat diatas masih banyak ayat yang berisi petunjuk tentang pelaksanaan KB diantaranya ialah
surat al-Qashas: 77, al-Baqarah: 233, Lukman: 14, al-Ahkaf: 15, al-Anfal: 53, dan at-Thalaq: 7.

Dari ayat-ayat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa petunjuk yang perlu dilaksanakan dalam
KB antara lain, menjaga kesehatan istri, mempertimbangkan kepentingan anak, memperhitungkan biaya
hidup brumah tangga.

2. Pandangan al-Hadits Tentang Keluarga Berencana

Dalam Hadits Nabi diriwayatkan:

)‫إنك تدر ورثك أغنياء خير من أن تدرهم عالة لتكففون الناس (متفق عليه‬

“sesungguhnya lebih baik bagimu meninggalkan ahli warismu dalam keadaan berkecukupan dari
pada meninggalkan mereka menjadi beban atau tanggungan orang banyak.”

Dari hadits ini menjelaskan bahwa suami istri mempertimbangkan tentang biaya rumah tangga selagi
keduanya masih hidup, jangan sampai anak-anak mereka menjadi beban bagi orang lain. Dengan demikian
pengaturan kelahiran anak hendaknya dipikirkan bersama.

C. Hukum Keluarga Berencana Dalam Islam

1. Menurut al-Qur’an dan Hadits

Sebenarnya dalam al-Qur’an dan Hadits tidak ada nas yang shoreh yang melarang atau memerintahkan
KB secara eksplisit, karena hukum ber-KB harus dikembalikan kepada kaidah hukum Islam, yaitu:

‫اال صل فى األشياء االباحة حتى يدل على الدليل على تحريمها‬

Tetapi dalam al-Qur’an ada ayat-ayat yang berindikasi tentang diperbolehkannya mengikuti program KB,
yakni karena hal-hal berikut:

a. Menghawatirkan keselamatan jiwa atau kesehatan ibu. Hal ini sesuai dengan firman Allah:

)195 : ‫وال تلقوا بأيديكم إلى التهلكة (البقرة‬

“Janganlah kalian menjerumuskan diri dalam kerusakan”.

b. Menghawatirkan keselamatan agama, akibat kesempitan penghidupan hal ini sesuai dengan hadits Nabi:
‫كادا الفقر أن تكون كفرا‬

“Kefakiran atau kemiskinan itu mendekati kekufuran”.

c. Menghawatirkan kesehatan atau pendidikan anak-anak bila jarak kelahiran anak terlalu dekat sebagai
mana hadits Nabi:

‫وال ضرر وال ضرار‬

“Jangan bahayakan dan jangan lupa membahayakan orang lain.

2. Menurut Pandangan Ulama’

a. Ulama’ yang memperbolehkan

Diantara ulama’ yang membolehkan adalah Imam al-Ghazali, Syaikh al-Hariri, Syaikh Syalthut, Ulama’ yang
membolehkan ini berpendapat bahwa diperbolehkan mengikuti progaram KB dengan ketentuan antara
lain, untuk menjaga kesehatan si ibu, menghindari kesulitan ibu, untuk menjarangkan anak. Mereka juga
berpendapat bahwa perencanaan keluarga itu tidak sama dengan pembunuhan karena pembunuhan itu
berlaku ketika janin mencapai tahap ketujuh dari penciptaan. Mereka mendasarkan pendapatnya pada
surat al-Mu’minun ayat: 12, 13, 14.

2) Ulama’ yang melarang

Selain ulama’ yang memperbolehkan ada para ulama’ yang melarang diantaranya ialah Prof. Dr. Madkour,
Abu A’la al-Maududi. Mereka melarang mengikuti KB karena perbuatan itu termasuk membunuh
keturunan seperti firman Allah:

‫وال تقتلوا أوالدكم من إملق نحن نرزقكم وإياهم‬

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut (kemiskinan) kami akan memberi
rizkqi kepadamu dan kepada mereka”.

D. Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh Islam

1 Cara yang diperbolehkan

Ada beberapa macam cara pencegahan kehamilan yang diperbolehkan oleh syara’ antara lain,
menggunakan pil, suntikan, spiral, kondom, diafragma, tablet vaginal , tisue. Cara ini diperbolehkan asal
tidak membahayakan nyawa sang ibu. Dan cara ini dapat dikategorikan kepada azl yang tidak
dipermasalahkan hukumnya. Sebagaimana hadits Nabi :

) ‫ فلم ينهها (رواه مسلم‬.‫ م‬.‫كنا نعزل على عهد وسول هللاا ص‬

Kami dahulu dizaman Nabi SAW melakukan azl, tetapi beliau tidak melarangnya.
2) Cara yang dilarang

Ada juga cara pencegahan kehamilan yang dilarang oleh syara’, yaitu dengan cara merubah atau merusak
organ tubuh yang bersangkutan. Cara-cara yang termasuk kategori ini antara lain, vasektomi, tubektomi,
aborsi. Hal ini tidak diperbolehkan karena hal ini menentang tujuan pernikahan untuk menghasilakn
keturunan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Keluarga berencana berarti pasangan suami istri yang telah mempunyai perencanaan yang
kongkrit mengenai kapan anaknya diharapkan lahir agar setiap anaknya lahir disambut dengan rasa
gembira dan syukur dan merencanakan berapa anak yang dicita-citakan, yang disesuaikan dengan
kemampuannya dan situasi kondisi masyarakat dan negaranya.

Alat kontrasepsi yang dibenarkan menurut Islam adalah yang cara kerjanya mencegah kehamilan
(man’u al-haml), bersifat sementara (tidak permanen) dan dapat dipasang sendiri olrh yang bersangkutan
atau oleh orang lain yang tidak haram memandang auratnya atau oleh orang lain yang pada dasarnya
tidak boleh memandang auratnya tetapi dalam keadaan darurat ia dibolehkan. Selain itu bahan
pembuatan yang digunakan harus berasal dari bahan yang halal, serta tidak menimbulkan implikasi yang
membahayakan (mudlarat) bagi kesehatan.

Alat/metode kontrasepsi yang tersedia saat ini telah memenuhi kriteria-kriteria tersebut diatas,
oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa KB secara substansial tidak bertentangan dengan ajaran Islam
bahkan merupakan salah satu bentuk implementasi semangat ajaran Islam dalam rangka mewujudkan
sebuah kemashlahatan, yaitu menciptakan keluarga yang tangguh, mawardah, sakinah dan penuh
rahmah. Selain itu, kebolehan (mubah) hukum ber-KB, dengan ketentuan-ketentuan seperti dijelaskan
diatas, sudah menjadi kesepakatan para ulama dalam forum-forum ke Islaman, baik pada tingkat nasional
maupun Internasional (ijma’al-majami).

Para ulama yang membolehkan KB sepakat bahwa Keluarga Berencana (KB) yang dibolehkan
syari`at adalah suatu usaha pengaturan/penjarangan kelahiran atau usaha pencegahan kehamilan
sementara atas kesepakatan suami-isteri karena situasi dan kondisi tertentu untuk kepentingan
(maslahat) keluarga.

Hukum KB secara prinsipil dapat diterima oleh Islam, bahkan KB dengan maksud menciptakan
keluarga sejahtera yang berkualitas dan melahirkan keturunan yang tangguh sangat sejalan dengan tujuan
syari`at Islam yaitu mewujudkan kemashlahatan bagi umatnya. Selain itu, Kb juga memiliki sejumlah
manfaat yang dapat mencegah timbulnya kemudlaratan. Bila dilihat dari fungsi dan manfaat KB yang
dapat melahirkan kemaslahatan dan mencegah kemudlaratan maka tidak diragukan lagi kebolehan KB
dalam Islam

B. Saran

Dalam mewujudkan keluarga yang sejahtera sesuai dengan syariat Islam maka penulis berharap
pemerintah tidak henti-hentinya memberikan penyuluhan dan bimbingan kepada masyarakat agar
melaksanakan program pemerintah karena dengan menggunakan alat kontrasepsi bukan berarti menolak
takdir dari Allah SWT tetapi dalam rangka meningkatkan ke Imanan dan Ketaqwaan kepada Allah SWT.

DAFTAR PUSTAKA

Mas say loros. (2011). Dalam As-sunnah edisi 01/Tahun V/2001M/1421H] termuat dalam
: http://kanal3.wordpress.com/2011/02/13/bagaimanakah-hukum-keluarga-berencana-kb-dalam-
pandangan-islam/
Drs.H. Aminudin Yakub,MA-Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI
Pusat http://keluargaberencanadalamislam.blogspot.com/2009/12/pandangan-hukum-islam-
tentang-keluarga.html
Tu’nas Fuaidah. (2009). http://8tunas8.wordpress.com/keluarga-berencana-kb-dalam-pandangan-islam/

http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/18/program-kb-dalam-perspektif-islam/
Mardiya http://www.kulonprogokab.go.id/v2/files/MEWUJUDKAN%20KELUARGA_%20SEJAHT
ERA_DALAM_PERSPEKTIF_ISLAM_2.pdf

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR……..…..................................................................................... i

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………… 1

A. Latar Belakang Masalah ......…………..…………………………………………….. 1

B. Rumusan Masalah .................…………..…………..………………………………. 2

C. Tujuan Penulisan…………………………….……………………………………………. 2

D. Metode Penulisan................…………..……..…..………………………………….. 3

E. Sistematika Penulisan........….……….……………….………………………………. 3

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………………………………. 4

A. Konsep Keluarga Berencana.............................................................. 4

B. Keluarga Berencana Dalam Pandangan Al-Qur’an Hadits…………….. 7

C. Hukum Keluarga Berencana Dalam Islam...…................................... 9

D. Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh Islam…………. 10

12
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………………………..

A. Kesimpulan.................. ...................……….……….………...................... 12
B. Saran................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ..................………..….………….………………………………………………… 14

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan pengetahuan dan ilmu teknologi yang baik pada saat ini banyak membawa
pengaruh positif bagi kehidupan masa sekarang, dengan adanya pengetahuan yang luas dan
ilmu pengetahuan yang tinggi maka semakin banyak pulalah hal-hal yang dapat di lakukan
manusia untuk membantu kehidupan di masa sekarang, khususnya di bidang kesehatan
yang mengalami banyak perubahan dalam proses pengobatan maupun alat-alat medis yang
di gunakan di rumah sakit .
Namun semakin tingginya pengetahuan tersebut banyak pulalah hal yang
bertentangan terhadap pandangan norma kehidupan secara khususnya menurut pandangan
agama oleh sebab itulah penulis sangat tertarik mengambil judul “Pandangan Agama Islam
Bayi Tabung”
Sesuai dengan berkembangnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kehidupan jaman
sekarang banyak hal yang mesti harus di ketahui oleh semua kalangan masyarakatsecara khususnya
dari sudut pandangan agama
1.2 Tujuan Penulisan
juan Umum : Agar kita mampu untuk memahami dan mengetahui bagaimana pandangan agama Kristen protestan
terhadap cloning dan bayi tabung.
juan Khusus :Setelah mengetahui bagaimana pandangan agama Kristen protestan terhadap cloning dan bayi
tabung , kita harus bisa mengerti dan memahami bagaimana pandangan agama Kristen protestan
terhadap cloning dan bayi tabung.
1. Mengetahui pengertian Cloning.
2. Mengetahui pengertian Bayi tabung.
3. Mengetahiu pandangan agama kristen protestan terhadap cloning
4. Mengetahui pandangan agama kristen protestan terhadap bayi tabung.
1.3 Manfaat Penulisan
1.3.1 Teori
Manfaat makalah ini untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi para
mahasiswa/mahasiswi STIKES Eka Harap agar lebih mengetahui dan memahami bagaimana
pandangan agama Kristen protestan terhadap cloning dan bayi tabung.
1.3.2 Praktis
Manfaat yang kami harapkan dalam penulisan makalah ini, agar dapat di jadikan sebagai
sumber ilmu pengetahuan dan penunjang pendidikkan bagi mahasiswa/mahasiswi STIKES Eka Harap.
1.4 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah dan pengertian Cloning ?
2. Bagaimana sejarah dan pengertian Bayi Tabung?
3. Bagaimana pandangan agama Kristen protestan terhadap proses Cloning ?
4. Bagaiman pandangan agama Kristen protestan terhadap proses Bayi Tabung ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Dan Pengertian Cloning
Sejarah Cloning : Sejarah kloning muncul pertama kali pada tahun 1960 oleh
Gurdon, percobaan Gurdon yang pertama kali dilakukanya terhadap berudu, yaitu dengan
menaruh gen ke dalam sel berudu tersebut. Percobaan ini berhasil melahirkan berudu baru
namun berudu tersebut tidak bisa tumbuh menjadi katak dewasa dan akhirnya mati terurai
oleh air.
Pada tahun 1980 percobaan dilanjutkan oleh para ilmuwan di Granada yang
melakukan transfer nukleus pada sapi ternak untuk memperbanyak produksi daging pada
sapi miliknya. Steen Willadsen memiliki reputasi brilian untuk memasuki bidang baru yaitu
pada tahun 1980, dia berhasil di pusat riset hewan Cambridge, ia menerapkan teknik kloning
gurdon pada katak dipeternaka. Orang yang pertama menggunakan embrio domba lalu
menanamnya kedalam sel telur domba dengan membuang nukleusnya. Ia adalah orang yang
pertama kali menemukan lima embrio domba kloning pertama. Willadsen ingin
mengembangkan teknik ini secara komersil ia bergabung dengan perusahaan ternak di
texas, Granada Corporation. Ia mencoba menerapkan kloning pada sapi.
Dr. Charles Looney dan Dr. Frank Barnes di ajak ke Granada Corporation untuk
mengembangkan penelitian yang dimulai oleh Steen Willadsen, bersama Ian wilmuth mereka
berhasil mengkloning sapi, akan tetapi ada sisi sedihnya bahwa anak sapi ini ada yang tidak
normal ketika melahirkan anak sapi tersebut sangat besar dan ada sapi yang berbobot 180
pound. Dua kali berat normal. Anak sapi ini banyak yang mati. Sehingga menyebabkan
penelitian ini tidak dapat dilanjutkan hingga ditemukan penyebab kenaikan bobot sapi
tersebut. Banyak sapi yang terkena diabetes. Sebagian memiliki jantung yang
membesar,dan mengalami penyakit diabetes sejak lahir.
Percobaan ini berhasil melahirkan 1000 sapi dari 3000 sel hasil transfer
nukleus. Selanjutnya, hewan kloning baru yang dihasilkan lewat penelitian Dr. Ian Willmut
seorang ilmuwan Skotlandia pada 23 Februari 1997, untuk pertama kali membuktikan bahwa
kloning dapat dilakukan pada hewan mamalia dewasa yaitu domba. Domba itu diberi nama
domba Dolly. Kloning domba Dolly merupakan peristiwa penting dalam sejarah kloning. Dolly
dapat direproduksi tanpa bantuan domba jantan, melainkan diciptakan dari sebuah sel
kelenjar susu yang di ambil dari seekor domba betina. Dalam proses ini Dr. Ian Willmut
menggunakan sel kelenjar susu domba finndorset sebagai donor inti sel dan sel telur domba
blackface sebagi resepien. Sel telur domba blackface dihilangkan intinya dengan cara
mengisap nukleusnya keluar dari selnya menggunakan pipet mikro pada. Kemudian, sel
kelenjar susu domba finndorset didifusikan (digabungkan) dengan sel telur domba blackface
yang tanpa nukleus.
Dalam Proses penggabungan ini dibantu oleh tegangan listrik sebesar 25 volt,
sehingga terbentuk fusi antara sel telur domba blackface tanpa nucleus dengan sel kelenjar
susu domba finndorsat. Hasil dari fusi ini kemudian berkembang menjadi embrio dalam
tabung percobaan dan kemudian dipindahkan ke rahim domba blackface. Kemudian embrio
berkembang dan lahir dengan ciri-ciri sama dengan domba finndorset. Kuncinya yaitu proses
transfer nukleus dilakukan pada fase diam sel sehingga tidak merusak siklus nukleus dan
sub protein yang mengelilinginya. Pada percobaan tersebut telah dilakukan sebanyak 277
kali percobaan untuk mendapatkan kloning tersebut.
Pengertian cloning yaitu : gen-gen yang direkombinasi dan di kembangkan. Cloning berasal
dari kata “clone” yang diturunkan dari bahasa Yunani “klon” yang artinya potongan yang digunakan
untuk memperbanyak tanaman. Kata ini digunakan dalam dua pengertian (1) klon sel adalah
sekelompok sel yang identik sifat-sifat genetiknya, semua berasal dari satu sel. (2) klon gen atau
molekuler adalah sekelompok salinan gen yang bersifat identik yang direplikasi dari satu gen yang
dimasukan dalam sel inang.
Proses Cloning manusia dapat digambarkan seperti ditunjukkan dan dijelaskan secara
sederhana sebagai berikut :
 Mempersiapkan sel stem : suatu sel awal yang akan tumbuh menjadi berbagai sel tubuh. Sel ini diambil
dari manusia yang hendak dikloning. Sel stem diambil inti sel yang mengandung informasi geneti
kemudian dipisahkan dari sel.
 Mempersiapkan sel telur : suatu sel yang diambil dari sukarelawan perempuan kemudian intinya
dipisahkan. Inti sel dari sel stem diimplantasikan ke sel telur
 Sel telur dipicu supaya terjadi pembelahan dan pertumbuhan. Setelah membelah (hari kedua) menjadi
sel embrio.
 Sel embrio yang terus membelah (disebut blastosis) mulai memisahkan diri (hari ke lima) dan siap
diimplantasikan ke dalam rahim.
 Embrio tumbuh dalam rahim menjadi bayi dengan kode genetik persis sama dengan sel stem donor.
Dari pengertian kloning dan prosesnya di atas yang menghasilkan individu baru dan mempunyai
sifat genetik yang “identik” (sama). Sifat “identik” inilah yang akan coba dibahas dalam koridor ruang
– waktu proses kloning.
Ada beberapa jenin kloning yang di kenal :
1. Cloning DNA rekombinan
Kloning ini merupakan pemindahan sebagian rantai DNA yang diinginkan dari suatu organisme pada
satu element replikasi genetik, contohnya penyisipan DNA dalam plasmid bakteri untuk mengklon satu
gen.
2. Cloning Reproduktif
Merupakan teknologi yang digunakan untuk menghasilkan hewan yang sama, contohnya Dolly dengan
suatu proses yang disebut SCNT (Somatic Cell Nuclear Transfer).
3. Cloning Terapeutik
Merupakan suatu kloning untuk memproduksi embrio manusia sebagai bahan penelitian. Tujuan
utama dari proses ini bukan untuk menciptakan manusia baru, tetapi untuk mendapatkan sel batang
yang dapat digunakan untuk mempelajari perkembangan manusia dan penyembuhan penyakit.
2.2 Sejarah Dan Pengertian Bayi Tabung
Sejarah Bayi Tabung : Penemuan bayi tabung dipelopori sejumlah dokter Inggris. Bayi
tabung pertama lahir ke dunia ialah Louise Brown. Ia lahir di Manchester, Inggris, 25 Juli 1978 atas
pertolongan Dr. Robert G. Edwardsdan Patrick C. Steptoe. Sejak itu, klinik untuk bayi tabung
berkembang pesat. Teknik bayi tabung ini telah menjadi metode yang membantu pasangan subur yang
tidak mempunyai anak akibat kelainan pada organ reproduksi anak pada wanita.
Sejak kelahiran Louise Brown, teknik bayi tabung atau In Vitro Fertilization (IVF) semakin
populer saja di dunia. Di Indonesia, teknik bayi tabung (IVF) ini pertama kali diterapkan di Rumah
Sakit Anak-Ibu (RSAB) Harapan Kita, Jakarta, pada 1987. Teknik bayi tabung yang kini disebut IVF
konvensional itu berhasil melahirkan bayi tabung pertama, Nugroho Karyanto, pada 2 Mei
1988. Setelah itu lahir sekitar 300 "adik" Nugroho, di antaranya dua kelahiran kembar empat.
Kesuksesan perdana program bayi tabung yang dilakukan secara konvensional/In Vitro
Fertilization (IVF) dengan lahirnya Louise Brown membuat program ini semakin diminati oleh negara-
negara di dunia. Di Indonesia, sejarah bayi tabung yang pertama dilakukan di RSAB Harapan Kita,
Jakarta, pada tahun 1987. Program bayi tabung tersebut akhirnya melahirkan bayi tabung pertama di
Indonesia, yakni Nugroho Karyanto pada tahun 1988. Baru setelah itu mulai banyak bermunculan
kelahiran bayi tabung di Indonesia. Bahkan jumlahnya sudah mencapai 300 anak. Kesuksesan
program bayi tabung tidak begitu saja memuaskan dunia kedokteran. Upaya untuk mengukir tinta
emas sejarah bayi tabung terus berlanjut.
Pengertian Bayi Tabung : Bayi tabung adalah individu atau bayi yang
pembuahannya terjadi diluar tubuh wanita, dengan cara mempertemukan sel gemete (ga-
met) betina (ovum) dengan sel jantan (spermatozoon) dalam sebuah bejana (petri disk) yang
didalam bejana telah disediakan medium yang cocok (suhunya dan lembabnya) dengan
didalam rahim sehingga ayigote (hasil pembuahan) yang terjadi dari dua sel tadi menjadi
morulla (moerbei) dan kemudian menjadi blastuta (pelembungan). Pada stadium blastuta
calon bayi dimasukkan (diinflantasikan) dalam selaput lendir wanita yang siap untuk dibuahi
dalam masa subur (sekresi). Teknik ini biasa dikenal dengan Fertilisasi in Vitro (FIV).
Jadi bayi tabung adalah metode untuk membantu pasangan subur yang
mengalami kesulitan di bidang pembuahan sel telur wanita oleh sel sperma pria. Secara
teknis, dokter
mengambil sel telur dari indung telur wanita dengan alat yang disebut laparoscop ( temuan
dr. Patrick C. Steptoe dari Inggris ). Sel telur itukemudian diletakkan dalam suatu mangkuk
kecil dari kaca dandipertemukan dengan sperma dari suami wanita tadi. Setelah terjadi
pembuahan di dalam mangkuk kaca itu tersebut, kemudian hasil pembuahan itu dimasukkan
lagi ke dalam rahim sang ibu untuk kemudian mengalami masa kehamilan dan melahirkan
anak seperti biasa.
Tahap sel telur di buahi :
 Pengambilan sel telur : Sel telur yang telah matang diambil di suatu ruangan dalam klinik yang mirip
dengan kamar operasi. Lalu anda akan diberi anestesi ringan dan dokter akan menggunakan panduan
ultrasonografi untuk mengumpulkan sel-sel telur dengan pelacak ( probe )
 Menggabungkan sel telur dan sperma : Setelah berhasil diambil, sel telur anda yang telah matang akan
digabungkan dengan sperma yang baru dikeluarkan oleh pasangan anda dalam cairan khusus di cawan
petri, siap untuk pembuahan. Setiap sel telur yang dibuahi akan dipantau secara ketat.
 Memantau sel telur : Selama dua atau tiga hari, teknisi laboratorium akan mengamati dengan saksama
perkembangan sel telur. Jika satu atau beberapa sel telur mulai membelah, anda akan dipanggil kembali
untuk menjalani pemindahan sel telur ke dalam rahim anda.
 Pemindahan embrio ke dalam rahim : Melalui prosedur yang lebih mirip pemeriksaan apusan leher
rahim yang tidak membutuhkan obat penenang, sel-sel telur yang telah di buahi akan dipindahkan
secara hati-hati ke dalam rahim melalui kateter dengan menggunakan ultrasonografi sebagai pemandu.
2.3 Pandangan Agama Kristen Protestan Tehadap Proses Cloning
Sekalipun Alkitab tidak secara khusus membicarakan topik mengenai kloning manusia, ada
prinsip-prinsip Alkitab yang dapat memberi pencerahan. Kloning membutuhkan sel-sel DNA dan
embrio untuk dapat berhasil. Pertama-tama DNA dikeluarkan dari inti sel makhluk itu. Materi itu, yang
mengandung kode informasi genetik, kemudian ditempatkan dalam inti dari sel embrio. DNA dari sel
yang menerima informasi genetik yang baru harus disingkirkan supaya bisa menerima DNA baru.
Kalau sel menerima DNA baru, maka embrio duplikat akan terbentuk. Namun sel embrio bisa saja
menolak DNA baru dan mati. Juga sangat mungkin bahwa embrio itu tidak dapat bertahan hidup
setelah informasi genetik yang asli dikeluarkan dari intinya. Dalam banyak kasus, ketika kloning
diupayakan, beberapa embrio digunakan sekaligus untuk meningkatkan peluang keberhasilan
penanaman materi genetik yang baru. Sekalipun mungkin saja untuk makhluk duplikat diciptakan
dengan cara semacam ini (misalnya domba Dolly), kemungkinan untuk berhasilnya menduplikasikan
suatu makhluk hidup tanpa ada variasi, dan tanpa adanya komplikasi, adalah amat sangat tipis

Pandangan Kristen mengenai proses kloning manusia dapat ditelaah dalam terang beberapa
prinsip Alkitabiah. Pertama, umat manusia diciptakan dalam rupa Allah, dan karena itu, bersifat unik.
Kejadian 1:26-27 menegaskan bahwa manusia diciptakan dalam rupa dan gambar Allah, dan bersifat
unik dibandingan dengan ciptaan-ciptaan lainnya. Jelaslah bahwa itu adalah sesuatu yang perlu
dihargai dan tidak diperlakukan seperti komoditas yang dijual atau diperdagangkan. Sebagian orang
mempromosikan kloning manusia dengan tujuan untuk menciptakan organ pengganti untuk orang-
orang yang membutuhkan pengcangkokan namun tidak dapat menemukan donor yang cocok.
Pemikirannya adalah mengambil DNA sendiri dan menciptakan organ duplikat yang terdiri dari DNA
itu sendiri akan sangat mengurangi kemungkinan penolakan terhadap organ itu. Walaupun ini mungkin
benar, masalahnya melakukan hal yang demikian amat merendahkan kehidupan manusia. Proses
kloning menuntut penggunaan embrio manusia; dan walaupun sel dapat dihasilkan untuk membuat
organ yang baru, untuk mendapatkan DNA yang diperlukan beberapa embrio harus dimatikan. Pada
hakikatnya kloning akan “membuang” banyak embrio manusia sebagai “barang sampah,” meniadakan
kesempatan untuk embrio-embrio itu bertumbuh dewasa.

Mengenai apakah klon memiliki jiwa, kita lihat kembali pada penciptaan hidup. Kejadian
2:7 mengatakan, “Ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan
menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang
hidup.” Inilah gambaran Allah menciptakan jiwa manusia. Jiwa adalah siapa kita, bukan apa yang kita
miliki (1 Korintus 15:45).
Banyak orang percaya bahwa hidup tidak dimulai pada saat pembuahan dengan terbentuknya embrio,
dan karena itu embrio bukan betul-betul manusia. Alkitab mengajarkan hal yang berbeda. Mazmur
139:13-16 mengatakan, “Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam
kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang
Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika
aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah;
mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan
dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.” Penulis, Daud, menyatakan bahwa dia dikenal secara
pribadi oleh Allah sebelum dia dilahirkan, berarti bahwa pada saat pembuahannya dia adalah manusia
dengan masa depan dan Allah mengenal Dia dengan dekat.
Selanjutnya, Yesaya 49:1-5 berbicara mengenai Allah memanggil Yesaya untuk melayani sebagai nabi
ketika dia masih berada dalam kandungan ibu. Yohanes Pembaptis juga dipenuhi dengan Roh Kudus
ketika dia masih berada dalam kandungan (Lukas 1:15). Semua ini menunjuk pada pendirian Alkitab
bahwa hidup dimulai pada saat pembuahan.
Lebih dari itu, kalau manusia diciptakan, tentulah ada Sang Pencipta, dan karena itu manusia
tunduk dan bertanggung jawab kepada Sang Pencipta itu. Sekalipun pandangan umum – pandangan
psikologi sekuler dan humanistik – mau orang percaya bahwa manusia tidak bertanggung jawab
kepada siapapun kecuali dirinya sendiri, dan bahwa manusia adalah otoritas tertinggi, Alkitab
mengajarkan hal yang berbeda. Alkitab mengajarkan bahwa Allah menciptakan manusia, dan memberi
manusia tanggung jawab atas bumi ini (Kejadian 1:28-29 dan Kejadian 9:1-2). Dengan tanggung jawab
ini ada akuntabilitas kepada Allah. Manusia bukan penguasa tertinggi atas dirinya dan karena itu dia
tidak dalam posisi untuk membuat keputusan sendiri mengenai nilai hidup manusia. Ilmu pengetahuan
juga bukan otoritas yang menentukan etis tidaknya kloning manusia, aborsi, atau eutanasia. Menurut
Alkitab, Allah adalah satu-satuNya yang memiliki hak kedaulatan mutlak atas hidup manusia.
Berusaha mengontrol hal-hal sedemikian adalah menempatkan diri pada posisi Allah.
Kalau kita melihat manusia semata-mata sebagai salah satu ciptaan dan bukan sebagai ciptaan
yang unik, dan manusia adalah ciptaan yang unik, maka tidak sulit untuk melihat manusia tidak lebih
dari peralatan yang perlu dirawat dan diperbaiki. Namun kita bukanlah sekedar kumpulan molekul dan
unsur-unsur kimia. Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa Allah menciptakan setiap kita dan
memiliki rencana khusus untuk setiap kita. Lebih lagi, Dia menginginkan hubungan pribadi dengan
setiap kita, melalui Anak-Nya, Yesus Kristus. Sekalipun ada aspek-aspek kloning manusia yang
mungkin bermanfaat, umat manusia tidak punya kontrol terhadap arah perkembangan teknologi
kloning. Adalah bodoh kalau beranggapan bahwa niat baik akan mengarahkan penggunaan kloning.
Manusia tidak dalam posisi untuk menjalankan tanggung jawab atau memberi penilaian yang harus
dilakukan untuk mengatur kloning manusia.
2.4 Pandangan Agama Kristen Protestan Terhadap Proses Bayi Tabung
Masalah utama di dalam bayi tabung dari perspektif Kristen adalah berhubungan
dengan embrio-embrio “yang terbuang” Sebagian besar metode-metode dalam teknologi
reproduksi memaksa untuk mengorbankan banyak embrio guna mendapatkan satu embrio
yang lebih unggul dan dapat bertahan hidup. Dengan kata lain sengaja menyebabkan
kematian manusian.
Alkitab dengan jelas berkata bahwa kita tidak berdaulat atas hidup kita sendiri.
“Tuhan yang memberi, Tuhan juga yang mengambil” (Ayub 1:21). Selain itu juga, Allah
berkata kepada Musa, “Akulah yang mematikan dan Akulah yang menghidupkan” (Ulangan
32:39). Allah yang menciptakan kehidupan (Kejadian 1: 21,27) dan dia sendirilah yang
menopangnya (Kis 17:28). Karena itu kita tidak mempunyai hak untuk mengambil hidup yang
tidak bersalah (Kej 9:6, Kel 20:13). Segala sesuatu dalam hidup ini adalah atas kuasa Tuhan.
Dengan demikian jelas bahwa bukan manusia yang berkuasa untuk menciptakan kehidupan.
Bayi tabung merupakan kegiatan yang melanggar ketetapan Allah karena manusia berusaha
menciptakan kehidupan.
Secara medis, teknik bayi tabung (In Vitro Fertilization/IVF) tidak
dipermasalahkan. Tetapi menurut iman Kristen sebaiknya tidak dilakukan walaupun jika
dalam proses IVF sel telur dan sperma yang digunakan memang dari pasangan suami-istri
yang sah. Karena jika tidak, apa bedanya dengan perzinahan.
Namun demikian, IVF juga menyisakan masalah yang jika dilihat dari iman Kristen
tidaklah diperbolehkan. Masalahnya adalah dalam proses IVF, IVF akan
mengambil beberapa sel telur dan sperma dari pasangan suami-istri tersebut sehingga nanti
akan tercipta beberapa “batch” hasil pembuahan. Batch yang menunjukkan hasil pembuahan
terbaiklah yang kemudian akan dikembangkan selanjutnya dalam rahim si ibu. Sementara
hasil pembuahan lain yang juga berhasil terjadi tetapi dianggap “kualitasnya kurang prima”
dibuang/dimusnahkan. Pemusnahan bayi-bayi yang lain ini yang termasuk dalam
pembunuhan, yang berarti melanggar hukum ke-6. Teknik bayi tabung yang dikembangkan
kemudian ternyata juga tidak menjawab masalah-masalah yang ditimbulkan, bahkan
memperrumit dan menambahnya dengan masalah pelik yang baru.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Penulis mengambil kesimpulan dari Cloning dan bayi tabung
3.2 Saran
Daftar Pustaka
 Parker Catharine – Littler. Konsultasi Kebidanan . Jakarta : Erlangga.copyright 2008.
 Ebrahim Mohsin Fadl Abdul. Kloning,Euthanasia,Transfusi darah,Transplantasi organ,dan
Eksperimen pada hewan. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.2004.
 www.sejarah Cloning blogspot eka widia.com
 www.pandanganagamablogspot.com

Islam datang untuk mengangkat derajat umat manusia ke tempat yang tinggi setelah begitu
terpuruk pada masa jahiliyah. Islam sangat menghormati jiwa manusia dengan banyak
memberikan perhatian terhadapnya.

Islam bahkan menganggap bahwa membunuh satu jiwa manusia sama dengan membunuh
manusia seluruhnya, firman Allah swt., “Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi
Bani Israil, bahwa: Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu
(membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka
seakan-akan Dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara
kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah Dia telah memelihara kehidupan manusia
semuanya..” (QS. Al Maidah : 32)
Seorang yang membunuh orang lain bukan dikarenakan qishosh maka bagai membunuh
seluruh manusia, misalnya; bisa jadi orang yang terbunuh itu adalah kepala rumah tangga
yang memberikan nafkah kepada isteri dan anak-anaknya Seandainya ia dibunuh, berarti si
pembunuh itu telah menelantarkan keluarga yang terbunuh karena tidak ada yang
memberikan nafkahnya setelah itu dan efek terburuk bagi keluarga ini yang mungkin saja
terjadi adalah juga kematian karena kelaparan. Begitu pula sebaliknya jika si pembunuh
tadi menahan diri untuk tidak membunuh orang itu.

Kejahatan yang menyebabkan si pembunuhnya harus dibunuh lagi adalah pembunuhan


yang menghilangkan jiwa manusia secara sengaja, sebagaimana hadits Rasulullah saw.,
“Pembunuhan yang disengaja (pelakunya) wajib dilakukan qishash kecuali kalau wali
korban pembunuhan memaafkan.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)

Adapun persyaratan-persyaratan untuk bisa dilakukan qishosh (pembunuhan itu) adalah :


1. Si pembunuh itu sudah baligh.
2. Berakal.
3. Si pembunuh bukanlah ayah dari yang dibunuh.
4. Orang yang terbunuh tidak lebih rendah dari si pembunuh, seperti kafir atau budak.
(Kifayatul Akhyar hal.98)

Adapun dengan apakah qishosh tersebut dilaksanakan telah terjadi perbedaan pendapat di
kalangan para ulama :

1. Qishsosh terhadap pembunuh dilaksanakan seperti ia membunuh orang yang


dibunuhnya. Barangsiapa yang membunuhnya dengan menenggelamkannya maka ia pun
harus dibunuh dengan cara ditenggelamkan. Barangsiapa yang membunuh dengan cara
memukulnya dengan batu maka ia pun harus dibunuh dengan cara itu pula, demikianlah
pendapat Malik dan Syafi’i. Mereka mengatakan, ”Kecuali (jika dengan cara yang sama) dia
mengalami penyiksaan yang sama maka baginya pedang lebih tepat."

Di kalangan para ulama, Maliki telah terjadi perbedaan pendapat terhadap seorang yang
membunuh dengan cara membakar; apakah ia harus dibakar—seperti pendapat Malik
dalam kesamaan modus pembunuhan—? Juga dalam hal pembunuhan dengan anak
panah.

2. Abu Hanifah dan para pengikutnya berpendapat dengan apa pun orang itu membunuh
maka tidaklah ia dibunuh kecuali dengan pedang. Mereka berdalil dengan yang
diriwayatkan oleh Hasan dari Nabi saw bahwasanya beliau bersabda, “Tidaklah diqishosh
kecuali dengan besi (pedang).”

Ada pun dalil kelompok pertama adalah hadits Anas bahwasanya seorang Yahudi telah
memecahkan kepada seorang wanita dengan batu maka Nabi saw pun memecahkan
kepalanya dengan batu.” Atau dia berkata,”Diantara dua buah batu.” Juga firman Allah swt :
“Diwajibkan atas kalian untuk melakukan qishosh dalam pembunuhan.” Dan Qishosh
adalah menuntut hal yang semisal. (Bidayatul Mujtahi, juz II hal 330)

Di dalam Fatawa Al Azhar juz VI hal 6 disebutkan:


Apabila pelaksanaan qishosh dengan selain pedang lebih mudah dan lebih cepat maka
sesungguhnya qishosh itu boleh dilakukan dengannya berdasarkan nash hadits : “Tidaklah
qishosh dilaksanakan kecuali dengan pedang.” Apabila dengan selain (pedang) rasanya
seperti (pedang) itu juga dalam hal kemudahan, cepatnya ruh itu terlepas. Di dalam
permasalahan qishosh adalah bahwa pembunuhan dengan pedang itu lebih gampang dan
mudah.

Namun apabila didapati ada suatu jenis pembunuhan (di dalam qishosh) dengan cara yang
masih belum dikenal namun lebih cepat kematiannya maka seacara lahiriyah hal itu
dibolehkan, berdasarkan nash hadits tersebut diatas.

Apabila pembunuhan dengan digantung itu lebih cepat dan mudah daripada pembunuhan
dengan pedang maka hal itu dibolehkan. “

Dari penjelasan diatas tampak bahwa dasar dibolehkannya suatu alat itu digunakan dalam
pembunuhan hukuman mati adalah bahwa alat itu ketika digunakan tidak menyiksa dan
menyengsarakan korban tapi mempermudah serta mempercepat kematiannya
sebagaimana hadits Rasulullah saw : “Apabila kamu membunuh maka lakukanlah dengan
cara yang baik dan apabila kamu menyembelih maka sembelihlah dengan cara yang baik.”
(HR. Muslim)

Jadi penggunaan suntik mati dalam mengeksekusi tahanan diperbolehkan jika memang
suntik mati itu tidak membuat tahanan tersebut menderita, tersiksa dalam waktu yang lama
dan lama menemui ajalnya.

Makalah Keluarga Berencana(KB)


Menurut Pandangan Islam
KELUARGA BERENCANA (KB)
MEURUT PANDANGAN ISLAM

A. Pengertian
Istilah Keluarga Berencana (KB), merupakan terjemahan dari bahasa inggris "Familiy
Planning" yang dalam pelaksanaannya di Negara-negara barat mencakup dua macam metode
(cara) yaitu:
1. Planning paren parenthood
Pelaksanaan metode ini menitik beratkan tanggung jawab kedua orang tua untuk
membentuk kehidupan rumah tangga yang aman, tentram, damai, sejahtera dan bahagia,
walaupun bukan dengan jalan membatasi jumlah anggota keluarga. Hal ini, lebih mendekati
istilah bahasa arab Tandzimul Nasli (mengatur keturunan)
2. Birth Control
Penerapan metode ini menekankan jumlah anak atau menjarangkan kelahiran, sesuai
dengan situasi dan kondisi suami-istri. Hal ini, lebih mirip dengan bahasa arabTahdidun
Nasli (membatasi keturunan). Tetapi dalam perakteknya di Negara barat, cara ini juga
membolehkan pengguguran kandungan (abortus); pemandulan (infertilitas) dan pembujangan
(at-tabattulu)
Untuk menjelaskan pengertian Keluarga Berencana di indonesia, maka penulis
mengemukakannya dengan pengertian umum dan khusus; yaitu:

1. pengertian umum
Keluarga Berencana ialah suatu usaha yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran
sedenikian rupa, sehingga, bagi ibu maupun bayinya, dan bagi ayah serta keluarganya atau
masyarakat yang bersangkutan, tidak menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari
kelahiran tersebut

2. Pengertian khusus
Keluarga Berencana dalam kehidupan sehari-hari berkisar pada pencegahan konsepsi atau
pencegahan terjadinya pembuahan atau pencegahan pertemuan anara sel mani dari laki-laki dan
sel telur dari perempuan sekitar persetubuhan
Dari pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa keluarga berencana adalah istilah yang
resmi digunakan di Indonesia terhadap usaha-usaha untuk mencapai kesejahteraan dan
kebahagiaan keluarga, dengan menerima dan memperaktekkan gagasan keluarga kecil yang
potensial dan bahagia
B. Keluarga Berencana dan Kependudukan
Pertambahan pendudukan di Indonesia semakin lama semakin menunjukkan peningkatan
perekonomian Negara. Pertambahan penduduk lebih cepat, sedangkan perekonomian Negara jaul
lebih ketinggalan dari padanya.
Kalau hal tersebut di atas tidak segera ditanggulanginya maka akan berpengaruh negatif
terhadap pembengunan nasional, karena pemerintah bisa kewalahan menyediakan sarana
perekonomian, fasilitas kesehatan, sarana pendidikan, tempat wisata dan sebagainya.
Dengan menyadari ancaman yang bakal terjadi, maka pemerintah menjadikan keluarga
berencana sebagai bagian dari pembangunan nasional, yang kegiatannya dimulai sejak pelita I
yang lalu.
Dalam kegiatan selanjutnya, keluarga berencana di indonesia mengalami proses yang tidak
jauh berbeda dengan apa yang terjadi di negara-negara yang sedang berkembang lainnya yaitu,
sangat ditentukan oleh alasan kesehatan. Tetapi perkembangan selanjutnya semakin disadari lagi,
bahwa permasalahannya bertambah luas, dimana keluarga berencana dianggap sebagai slah satu
cara untuk menurunkan angka kelahiran, sebagai satu sarana umtuk mengendalikan pertambahan
penduduk yang semakin pesat.
Sejak tahun 1957 sudah ada perkumpulan suasta yang bergerak dibidang keluarga berencana,
yang bernama "Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia PKBI". Tetapi ketika itu, pemerintah
belum melembagakannya, karena faktor suasana politik yang belum memungkinkannya.
Sejak tahun 1967, baru terlihat ada persiapan – persiapan menuju kepada pelaksanaan
program tersebut. Dan sejak itu pula, pemerintah mulai mendorong masyarakat indonesia untuk
menciptakan iklim, yang dapat menguntungkan program pelaksanaan KB secara Nasional. Maka
pada tahun 1968, Presiden menginstruksikan kepada menteri negara kesejahteraan rakyat, melalui
SK. Presiden nomor 26 tahun 1968, yang bertujuan untuk membentuk suatu lembaga resmi
pemerintah, yang bernama "Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN)" yang bertugas untuk
megkoordinir kegiatan keluarga berencana. Kemudian pada tahun 1969, program tersebut mulai
dimasukkan kedalam program pembangunan nasional pada pelita I.
Dan kira-kira satu tahun sesudahnya maka pemerintah menganggap [erlu membentuk suatu
lembaga pemerintah yang diberi nama "Badan Koordinasi Keluiarga Berencana Nasional
(BKKBN)" yang bertugas untuk mengkoordinir semua kegiatan KB di indonesia. Maka sejak itu
pula, masalah kependudukan di indonesia sudah bisa terkendalikan dengan baik serta seluruh
lembaga pemerintah dan swasta, mengambil bagian untuk menyukseskan pembangunan nasional
dibidang kependudukan.
Apabila laju pertumbuhan penduduk sudah dapat dikendalikan dengan program KB, maka
pemerintah sudah bisa mengupayakan peningkatan kualitas penduduk, dengan cara menyediakan
fasilitas perekonomian, kesehatan, pendidikan dan sebagainya, sehingga pada masa yang akan
datang, penduduk indonesia semakin tinggi kualitas hidupnya dan semakin maju tingka
kecerdasannya.

C. Hukum
Dalam pembahasan ini, penulis hanya meninjau status hukumnya menrut islam, dengan
mendasarkan kepada nash Al-quran dan hadits serta logika ((dalil aqli).
Pelaksanaan KB dibolehkan dalam islam karena pertimbangan ekonomi, kesehatan dan
pendidikan. Artinya, dibolehkan bagi orang-orang yang tidak sanggup membiayai kehidupan anak,
kesehatan dan pendidikannya agar menjadi akseptor KB. Bahkan menjadi dosa baginya, jikalau ia
melahirkan anak yang tidak terurusi masa depannya; yang akhirnya menjadi beban yang berat bagi
masyarakat, karena orang tuanya tidak menyanggupi biaya hidupnya, kesehatan dan
pendidikannya. Hal ini berdasarkan pada sebuah ayat al-quran yang berbunyi:
‫وليخش اللذين لو تركوا من خلفهم ذرية ضعافا خافوا عليهم فليتقوا هللاا واليقولوا قوال سديدا‬
Dan hendaklah orang-orang takut kepada Alloh bila seandainya mereka meninggalkan anaka-
anaknya yang dalam keadaan lemah; yang mereka hawatirkan terhadap (kesejahteraan
mereka)oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Alloh dan mengucapkan perkataan
yang benar.
Ayat ini menerangkan bahwa kelamahan ekonomi, kurang stabilnya kondisi kesehatan fisik
dan kelemahan integensi anak akibat kekurangan makanan yang bergizi, menjadi tanggung jawab
kedua orang tuanya. Maka disinilah peranan KB untuk membantu orang-orang yang tidak dapat
menyaggupi hal tersebut, agar tidak berdosa di kemudia hari bila meniggalkan keturunannya.
Dalam ayat lai disebutkan juga:
‫والوالدات يرضعن اوالدهن حولين كاملين لمن اراد ان يتم الرضاعة‬
Para ibu, hendaklah menyusui anak-anaknya selam dua tahun penuh; yaitu bagi yang ingin
menyempurnakan penyusuannya.
Ayat ini menerangkan bahwa anak harus disusukan selama dua tahun penuh. Karena itu,
ibunya tidak boleh hamil lagi sebelum cukup umur bayinya dua tahun. Atau dengan kata lain,
penjarangan kelahiran anak minimal tiga tahun, supaya anak bisa sehat dan terhindar dari
pentyakit, karena susu ibulah paling baik untuk pertumbuhan bayi, dibandingkan dengan susu
buatan. Mengenai alat kontrasepsi ‫ وسائل منع الحمل‬yang sering digunakan ber KB, ada yang
dibolehkan dan ada pula yang diharamkan dalam islam.

Selanjutnya, alat kontrasepsi yang dibolehkannya adalah :


a. Untuk wanita; seperti:
1. IUD (ADR);
2. Pil;
3. Obat suntik;
4. Susuk;
5. Cara-carea tradisional dan metode yang sederhana; misalnya minuman jamu dan
metode klender (Metode ogino knans)

b. Untuk pria; seperti;


1. Kondom;
2. Coituis interruktus (azal menurut islam)
Cara ini desepakati oleh ulama islam bahwa boleh digunakan, berdasarkan dengan cara
yang telah diperaktekkan oleh para sahabat nabi semenjak beliau masih hidup, sebagaimana
keterangan sebuah hadits yang bersumber dari Jabir, berbunyi:

)‫كنا نعزل على عهد رسول هللا صلى هللا عليه وسلم والقران ينزلز (متفق عليه‬
‫وفي لفظ اخر‬: ‫)رواه مسلم عن جا بر ايضا( كنا نعزل فبلغ ذلك نبي هللا صلى هللا عليه وسلم فلم ينهنا‬

Artinya:
kami pernah melakukan 'azal (coitus interruktus) dimasa rosululloh SAW, sedangkan Alqur'an
(ketika itu) masih selalu turun. H.R.Bukhori-Muslim. Dan pada hadist lain mengatakan: kami
pernah melakukan 'azal (yang ketika itu) nabi mengetahuinya,tetapi ia tidak pernah melarang
kami. H>R> Muslim, yang bersumber dari 'Jabir juga.
Hadist ini menerangkan bahwa boleh melakukan melakukan cara kontrasepsi baru coitus
interruktus, karena itu ada ayat yang melarangnya, padahal ketika sahabat melakukannya, Alqur'an
masih selalu turun. Karena itu seandainya perbuatan tersebut dilarang oleh Allah, maka pasti ada
ayat yang turun untuk mencegah perbuatan itu. Begitu juga halnya sikap nabi ketika mengetahui,
bahwa banyak diantara sahabat yang melakukan hal tersebut, maka beliaupun tidak melarangnya;
pertanda bahwa melakukan 'azal (coitus interruktus) dibolehkan dalam islam untuk ber-KB.
Sedangkan alat kontrasepsi yang dilarang dalam islam; adalah:
a. Untuk wanita; seperti;
1. Menstrual regulation (MR atau pengguguran kandungan yang masih muda);
2. Abortus atau pengguguran kandungan yang sudah bernyawa;
3. Ligasi tuba (mengingat saluran kantong ovum) dan tubektomi (mengangkat tempat
ovum). Kedua istilah ini disebut sterilisasi.
b. Untuk pria; seperti vasektomi (mengingat atau memutuskan saluran sperma dari buah Zakar) dan
cara ini juga disebut sterilisasi. Selanjutnya, mengenai alasan-alasan sehingga alat kontrasepsi
tersebut dilarang dalam islam, dapat dilihat pembahasan pada bagian yang lain dario tulisan ini.
Adapun dasar dibolehkannya KB dalam islam menurut dalil akli, adalah karena
pertimbangan kesejahteraan penduduk yang didiam-diamkan oleh bangsa dan negara. Sebab kalau
pemerintahan tidak melaksanakannya maka keadaan rakyat di masa datang, dapat menderita.
Oleh karena itu, pemerintahan menempuh suatu cara untuk mengatasi ledakan penduduk
yanmg tidak seimbang dengan pertumbuhan perekonomian nasional dengan mengadakan program
KB, untuk mencapai kemaslahatan seluruh rakyat. Upaya pemerintah tersebut, sesuai dengan
kaidah fiqhiyah yang berbunyi:

‫تصرف االمام على الرعية منوط بالمصلحة‬


Artinya:
Kebijaksanaan imam (pemerintahan) terhadap rakyatnya bisa dihubungkan dengan (tindakan)
kemaslahatan.
Pertimbangan kemaslahatan umat (rakyat) dapat dijadikan dasar pertimbangan untuk
menetapkan hokum islam menurut mazdhab maliki; di Negara Indonesia yang tercinta ini,
pemerintahan sebagai pelaksana amanat rakyat,berkewajiban untuk melaksanakan program KB,
sesuai dengan petunjuk GBHN. Maka program tersebut hukumnya boleh dalam islam, karena
pertimbangan kemaslahatan umat (rakyat).

Anda mungkin juga menyukai