PENGAKHIRAN KESUBURAN
Di tulis diajukan untuk Memenuhi Tugas Ilmu Fiqh
Dibimbing oleh Bapak Bahrul Munib,M.pd
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………..
A. Latar Belakang …………………………………………………………........
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………….......
C. Tujuan………………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………..
A. Pengertian Keluarga Berencana (KB)………………………………………...
B. Sejarah Dunia Tentang KB………………………………………………….
1. KB di Inggris…………………………………………………….....
2. KB di Amerika Serikat……………………………………………...
3. KB di Indonesia.................................................................................................
C. Hukum Mengikuti KB....................................................................................................
D. Pengakhiran Kesuburan (STERILISASI)...................................................................
1. Pengertian Sterilisasi........................................................................................
2. Tujuan Sterilisasi..............................................................................................
3. Hokum Sterilisasi.............................................................................................
BAB III PENUTUP..............................................................................
A. Kesimpulan………………………………………………………....
B. Saran………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA............................................................................
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2
berencana dalam konteks keindonesiaan melihat keadaan masyarakatnya yang
banyak dan masih berada di bawah garis kemiskinan serta kualitas yang rendah.
Adapun Sterilisasi (pengakhiran kesuburan) adalah proses pemandulan karena
disengaja melalui proses operasi. Sedangkan Infertilitas adalah kemandulan
karena berkurangnya kesanggupan sel untuk berkembang biak, meskipun
Sterilisasi merupakan tindakan untuk memandulkan pria dan wanita tetapi tidak
dapat disamakan dengan istilah Infertilitas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Keluarga berencana?
2. Bagaimana sejarah dunia tentang keluarga berencana?
3. Bagaimana hukum mengenai keluarga berencana?
4. Apa pengertian strelisasi elisasi (pengakhiran kesuburan)?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian keluarga berencana
2. Untuk mengetahui sejarah keluarga berencana
3. Untuk mengetahui hukum keluarga berencana
4. Untuk mengetahui pengertian strelisasi
BAB II
3
PENDAHULUAN
A. Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga Berencana (KB) dalam pengertian sederhana adalah merujuk kepada
penggunaan metode kontrasepsi oleh suami istri atas persetujuan bersama, untuk
mengatur kesuburan dengan tujuan untuk menghindari kesulitan kesehatan,
kemasyarakatan, dan ekonomi, dan untuk memungkinkan mereka memikul
tanggungjawab terhadap anak-anaknya dan masyarakat.
Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa KB adalah pengaturan
rencana kelahiran anak dengan melakukan suatu cara atau alat yang dapat
mencegah kehamilan. KB bukanlah berarti Birth Control atau Tahid al-Nasl yang
konotasinya pembatasan atau mencegah kelahiran, yang mana hal tersebut
bertentangan dengan tujuan perkawinan yaitu melanjutkan keturunan.
Perencanaan keluarga dengan jumlah anak yang mungkin mampu ia tanggungkan
sesuai dengan kondisinya masing-masing. Perencanaan keluarga adalah
merencanakan kelahiran dengan merencanakan kehamilan karena memakai atau
menggunakan suatu cara atau alat/obat yang disebut kontrasepsi. Dengan
demikian dapat dibedakan antara mencegah kelahiran dengan mencegah
kehamilan.1 KB adalah usaha untuk mencegah kehamilan merupakan hak dan
wewenang setiap manusia, termasuk perencanaan berkeluarga Ini meliputi hal-hal
sebagai berikut:
1. menjarangkan anak untuk memungkinkan penyusuan dan penjagaan
kesehatan ibu dan anak.
2. pengaturan masa hamil agar terjadi pada waktu yang aman.
3. mengatur jumlah anak, bukan saja untuk keperluan keluarga, melainkan
juga untuk kemampuan fisik, finansial, pendidikan, dan pemeliharaan
anak.
4
buruh dikota-kota besar di inggris yang sedang mengalami kesulitan hidup,
miskin, gaya hidup yang buruk ditambah lagi dengan banyaknya anak.
Pencanangan Keluarga Berencana mulai dibicarakan oleh Marie Stopes
seorang bidan di inggris yang hidup pada tahun 1880-1950 dan dialah yang
menganjurkan pengaturan kehamilan di kalangan buruh saat itu dengan
mengkampanye kan kondom, secara berkala kepada masyarakat Inggris pada saat
itu
2. KB di Amerika Serikat
Di Amerika Serikat pelopor KB adalah Margareth Sanger yang hidup pada
thn 1883-1966 ia adalah juru rawat yang pertama kali mencanangkan dengan
program “birth control” (KB) pada tahun 1912 nya merupakan pelopor KB
Modern.
Pada Nopember 1921 diadakan Amerika hasilnya terbentuknya Amirican Birth
Control League Dan Margareth Sanger diangkat sebagai ketuanya. Selanjutnya
pada tahun 1923 mulai dibuka biro klinik pengaturan kelahiran. Hal ini membuka
jalan terhadap pembukaan ratusan klinik sejenis di Amerika. Pada tahun 1925 ia
mengorganisir Konperensi International di New York yang menghasilkan
pembentukan International Federation of Birth Control League.
Pada tahun 1948 Margareth Sanger turut aktif di dalam pembentukan
International Committee on Planned Parenthood yang dalam konferensinya di
New Delhi pada tahun 1952 meresmikan berdirinya International Planned
Parenthood Federation (IPPF). Federasi ini memilih Margareth Sanger dan Lady
Rama Ran dari India sebagai pimpinannya. Sejak saat itu berdirilah perkumpulan-
perkumpulan keluarga berencana di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, yang
merupakan cabang-cabang IPPF tersebut.
3. KB di Indonesia
5
peralihan jika selama orde lama program gerakan KB dilakukan oleh sekelompok
tenaga sukarela yang beroperasi secara diam-diam karena pimpinan negara pada
waktu itu anti kepada KB maka dalam masa orde baru gerakan KB diakui dan
dimasukkan dalam program pemerintah. Struktur organisasi program gerakan KB
juga mengalami perubahan tanggal 17 Oktober 1968 didirikanlah LKBN yaitu
Lembaga Keluarga Berencana Nasional sebagai semi Pemerintah, kemudian pada
tahun 1970 lembaga ini diganti menjadi BKKBN atau Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional yang merupakan badan resmi pemerintah dan departemen dan
bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan program KB di Indonesia.
6
d. Segi kehidupan beragama. Ketenangan hidup beragama dalam satu
keluarga, banyak factor penentuannya, seperti fakor ekonomi,
social, lingkungan tempat tinggal, kemampuan ilmu yang dimiliki
suami istri dalam mendidik anak dan keharmonisan antara semua
keluarga.
Terlebih bagi anak-anak itu sendiri yang perlu dirawat secara intensif yaitu
diberi air susu ibu ASI selama dua tahun.7 Seterusnya disapih dari penyusuan
dengan memberikan makanan yang bergizi dan berprotein sampai anak tersebut
7
berumur lima tahun. Dengan kata lain, seorang ibu dituntut untuk merawat
seorang anak (bayi) secara intensif sampai anak berumur lima tahun. Sebelum
anak berumur lima tahun hendaknya sang ibu tidak diganggu oleh kelahiran anak
berikutnya. Apalagi dalam masa menyusui bayi, seorang ibu jangan sampai
menjadi hamil, karena dapat mengganggu kelancaran dan kemurnian air susu. Hal
ini disebab ghailah yang kurang terpuji, sebagaimana pernah disabdakan oleh
Nabi dalam suatu hadist, karena mengakibatkan terhentinya anak menyusu.
Lebih jauh, tujuan KB adalah untuk mempersiapkan secara dini sejumlah anak
yang memungkinkan bagi orang tua untuk membekali anak-anaknya, baik fisik
maupun mentalnya, agar dapat mandiri di hari depannya. Faktor dominan dalam
hal ini adalah agar anak mendapat pendidikan yang tinggi dan akhlak mulia yang
diperoleh dari rumah tangga seperti dicontohkan orang tuanya. Tujuan-tujuan ini
akan lebih mudah dicapai apabila suatu keluarga relative kecil, yang secara
ekonomis lebih mudah dijangkau, dan secara psikologis akan ada ketenangan serta
mawaddah wa rahmah antara suami istri. Hal ini merupakan pendidikan dasar
bagi anak-anak.
D. Hukum mengikuti KB
Keluarga Berencana atau KB adalah gerakan untuk membatasi jumlah
keluarga (yang sering kita dengar dengan istilah 2 anak cukup) yang dilakukan
dengan menggunakan alat kontrasepsi atau pencegahan kehamilan seperti spiral,
IUD dan lain-lain.
Namun ternyata gerakan pembatasan keturunan ini jika kita perhatikan dari
sisi agama, ternyata program Keluarga Berencana ini sangat bertentangan dengan
nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam.
Sebab Allah subhanahuwata’ala dan Rasulullah SAW telah mensyariatkan
kepada umatnya untuk mendapatkan keturunan sekaligus memperbanyaknya.
Dalam salah satu hadits, Rasulullah SAW bersabda:
تزوجوا الودود الولود فإني مكاثر بكم المم يوم القيامة
”Nikahilah wanita yang banyak anak lagi penyayang, karena sesungguhnya akub
erlomba-lomba dalam banyak umat dengan umat-umat yang lain di hari
kiamat(dalam riwayat yang lain : dengan para nabi di hari kiamat)".
8
[Hadits Shahih diriwayatkan oleh Abu Daud 1/320, Nasa'i 2/71, Ibnu Hibban no.
1229,Hakim 2/162 (lihat takhrijnya dalam Al-Insyirah hal.29 Adazbuz Zifaf hal
60) ; Baihaqi781, Abu Nu'aim dalam Al-Hilyah 3/61-62]
Hukum asal untuk membatasi keturunan adalah Haram, Kecuali dalam keadaan-
keadaan tertentu yang mengharuskannya untuk tidak melahirkan lagi, seperti
dalam keadaan darurat. Maka jika bersandar dari dalil diatas, maka hukum asal
untuk membatasi keturunan adalah Haram. Namun pada kenyataannya timbul
banyak sekali pernyataan-pernyataan tentang keadaan tertentu yang
mengharuskan seseorang untuk berhenti dari memiliki keturunan. seperti dalam
keadaan darurat yang terkait faktor ekonomi, kesehatan dan pendidikan. maka
dalam hal ini pelaksanan KB diperbolehkan dalam ajaran islam sebagaimana
firman Alloh swt berikut :
9
Imam Ramli, mengemukakan pendapatnya sebagai komentar atas pendapat
Ibn Hajar sebagai berikut:
Adapun suatu (alat) yang dapat menahan kehamilan untuk suatu masa tertentu,
tanpa memutus kehamilan dari sumbernya, hal itu tidaklah dilarang.
Dari dua pandangan di atas bila kita kompromikan maka dapat ditarik
kesimpulan, penggunaan alat kontrasepsi apapun, asal tidak menyebabkan
terhentinya kehamilan secara abadi dari sumber pokoknya (saluran/pembuluh
testis bagi pria, dan pembuluh ovorium bagi waninta) hal tersebut tidak dilarang.
Maka usaha pencegahan kehamilan yang tidak dibenarkan dalam Islam adalah
melakukan kebiri. Dalam medis, cara ini disebut dengan vasektomi pada pria atau
tubektomi pada wanita dan pengguguran kandungan yang popular dengan istilah
abortus. Abortus dengan cara apapun dilarang oleh jiwa dan semangat Islam baik
dikala janin sudah bernyawa atau belum kecuali memiliki alasan yang kuat seperti
membahayakan nyawa si Ibu.
Lebih lanjut Majlis Ulama Indonesia (MUI) dalam munasnya pada tahun 1983
tentang kependudukan, kesehatan dan keluarga berencana memutuskan bahwa
ber-KB tidaklah dilarang, dan penggunaan berbagai alat kontrasepsi dapat
dibenarkan dengan sedikit eksepsi yaitu pemasangan/pengontroan alat kontrasepsi
dalam Rahim (AKDR/IUD) harus dipasang oleh tenaga medis/ para medis wanita,
atau tenaga medis pria, dengan syarat harus didampingi oleh suami wanita
akseptor tersebut atau wanita lain (untuk menghilangkan fitnah). Adapun dengan
vasektomi atau tubektomi, tidaklah dapat
2. Dibolehkannya KB Pada Zaman Nabi Muhammad
Azal pernah dilakukan oleh sebagian Sahabat Nabi yang menjimaki bundak-
budaknya tetapi mereka tidak menginginkannya hamil. Demikian pula terhadap
istri mereka setelah mendapat izin sebelumnya. Peristiwa „azal ini mereka
ceritakan kepada Nabi seraya mengharapkan petunjuk Nabi tentang hukumnya.
Ternyata Nabi tidak menentukan hukumnya, sementara wahyu yang masih turun
juga tidak menentukan hukumnya. Mengenai „azal diungkapkan dalam sebuah
hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim.
10
Dari sahabat Jabir berkata: kami melakukan „azal pada masa Nabi SAW
sedangkan ketika itu al-Quran masih turun, kemudian berita peristiwaini sampai
kepada Rasulullah dan beliau tidak melarang kami
Dalam riwayat yang lain disebutkan dan ketika itu al-Quran masih turun.
Dalam hadis lain dari sahabat Jabir yang diriwayatkan oleh Muslim disebutkan :
Dari sahabat Jabir berkata: salah seorang dari kalangan Anshar datang
menemui Rasulullah lalu ia berkata: sungguh aku memiliki seorang jariah sedang
aku sendiri menggaulinya, akan tetapi aku tidak menginginkannya hamil.
Kemudian Rasulullah memerintahkan lakukanlah „azal jika engkau menghendaki
karena dengan begitu hanya akan masuk sekedarnya saja. Atas dasar itulah
kemudian ia
melakukan „azal. Kemudian ia mendatangi rasul dan berkata: sungguh jariah itu
telah hamil, maka rasullahpun berkata: aku telah beritahu kamu bahwasanya
sperma akan masuk sekedarnya (kerahimnya) dan akan membuahi.
Kedua hadis di atas merupakan hadis taqriri yang menunjukkan bahwa
perbuatan „azal yang dilakukan dalam rangka upaya menghindari kehamilan
dapat dibenarkan (tidak ada larangan). Jika azal dilarang maka akan dijelaskan
dalam al-Quran yang masih turun pada waktu itu atau ditegaskan oleh nabi
sendiri. Nabi hanya mengingatkan „azal hanya ikhtiar manusia untuk mengindari
kehamilan, sedangkan kepastiannya berada ditangan Tuhan. Demikian pula alat-
alat kontrasepsi atau cara-cara lainnya, tidak menjamin sepenuhnya berhasil.
D. STERILISASI ( Pengakhiran Kesuburan )
1. Pengertian Sterilisasi
Sterilisasi adalah tindakan atau metode yang menyebabkan seseorang
wanita tidak dapat hamil lagi Sterilisasi adalah cara proses pemandulan yang
dilakukan dengan sengaja.
Pengertian Sterilisasi sepintas mirip dengan apa yang disebut Infertilitas namun
sesungguhnya keduanya berbeda karena sebab Infertilitas bisa juga disebut
dengan kemandulan yaitu dimana berkurangnya kesanggupan sel untuk
berkembang biak tanpa melalui proses operasi. ada yang disebut Infertilitas
Primer adalah kemandulan yang sama sekali tidak pernah hamil.dan juga
11
Infertilitas Sekunder adalah keadaan wanita yang pernah hamil lalu menjadi
mandul karena factor usia
Letak perbedaan antara Sterilisasi dengan Infetilitas, kalau Sterisasi adalah
proses pemandulan karena disengaja melalui proses operasi,kalau Infertilitas
kemandulan karena berkurangnya kesanggupan sel untuk berkembang biak
meskipun Sterilisasi merupakan tindakan untuk memandulkan pria dan wanita
tetapi tidak dapat disamakan dengan istilah Infertilitas
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
13
biak tanpa melalui proses operasi. Strelisasi dilakukan dengan cara radiasi yaitu
dengan merusak fungsi ovarium hingga wanita hingga tidak dapat lagi
menghasilkan hormon-hormonnya hingga menjadi menopause. Sterilisasi
dilarang dalam islam karena sifat pemandulannya selama-lamanya. Pemandulan
yang dierbolehkan dalam islam apabila bersifat sementara atau dalam keadaan
apabila kondisi kesehatan suami atau istri terpaksa maka sterilisasi boleh
dilakukan karena dianggap dalam keadaan darurat.
B. Saran
14