Dalam perusahaan kita perlu mencatat setiap transaksi transaksi yang berhubungan dengan keuangan.
Akuntansi keuangan mencatatnya dalam sebuah jurnal agar setiap pengeluran tercatat secara rapi.
Macam-macam jurnal
1. Jurnal umum
Jurnal umum adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat setiap transaksi dalam perusahaan secara terperinci
2. Jurnal khusus
Jurnal khusus adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi khusus dalam perusahaan yang
berhubungan dengan penjualan dan pembelian.
Jurnal khusus terdiri dari :
a. Jurnal Penjualan ( Sales Journal)
Jurnal Penjualan adalah jurnal yang digunakan apabila kita melakukan penjualan barang secara kredit kepada
Customer
b. Jurnal Pembelian ( purchases Journal)
Jurnal Pembelian adalah jurnal yang digunakan apabila kita melakukan pembelian barang secara kredit kepada
supplier.
1. Hutang biaya
2. Piutang Pendapatan
Untuk memudahkan pemahaman, berikut ini disajikan ikhtisarnya saja sebagai berikut:
Jurnal Penutup adalah ayat jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk menutup rekening-rekening
nominal/sementara.
Akibat penutupan ini maka rekening–rekening ini pada awal periode akuntansi saldonya nol.
Pendapatan
xxx
Ikhtisar Rugi/Laba xxx
Ikhtisar Rugi/Laba
xxx
Beban xxx
Ikhtisar Rugi/Laba
xxx
Modal xxx
Modal
xxx
Prive xxx
C. CONTOH
JURNAL PENUTUP
Menutup Pendapatan:
Pendapatan
12.900.000
Ikhtisar Rugi/Laba 12.900.000
Menutup Beban:
Ikhtisar Rugi/Laba
Beban telepon 1.000.000
Beban asuransi 12.250.000 250.000
Beban depresiasi 9.000.000
Beban gaji 2.000.000
Menutup Ikhtisar
Rugi/Laba:
Buku Besar
Buku besar (ledger) adalah sebuah buku yang berisi kumpulan akun atau perkiraan (accounts). Akun
(rekening) tersebut digunakan untuk mencatat secara terpisah aktiva, kewajiban, dan ekuitas. Dengan demikian,
akun merupakan kumpulan informasi dalam sebuah sistem akuntansi. Misalnya, kas dicatat dalam akun kas,
piutang dicatat dalam akun piutang, tanah dicatat dalam akun tanah, dan sebagainya untuk akun�akun yang
termasuk dalam kelompok akun aktiva.
Kelompok akun kewajiban akan dijumpai akun hutang, pinjaman jangka panjang, dan lain-lain sesuai
dengan jenis kewajiban tersebut. Demikian pula, modal dicatat dalam akun ekuitas.
Buku Besar terbagi menjadi Buku Besar Umum (general Ledger) dan Buku Besar Pembantu (Subsidiary
Ledger). Sistem Buku Besar Umum menampilkan proses transaksi untuk Buku Besar Umum dan Siklus
Pelaporan Keuangan. Sistem Buku Besar Umum mempunyai beberapa tujuan, yaitu untuk:
1. mencatat semua transaksi akuntansi secara akurat dan benar.
2. memposting transaksi-transaksi ke akun yang tepat.
3. menjaga keseimbangan debet dan kredit pada akun.
4. mengakomodasi entry jurnal penyesuaian yang dibutuhkan.
5. menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya dan tepat waktu untuk setiap periode akuntansi.
Adapun fungsi dari Sistem Buku Besar Umum adalah:
1. Mengumpulkan data transaksi.
2. Mengklasifikasikan dan mengkodekan data transaksi dan akun.
3. Memvalidasikan transaksi yang terkumpul.
4. Meng-update-kan akun Buku Besar Umum dan File transaksi.
5. Mencatatkan penyesuaian terhadap akun.
6. Mempersiapkan laporan keuangan.
Buku besar pembantu digunakan untuk mencatat rincian akun tertentu yang ada di Buku Besar Umum.
Akun Buku Besar Umum yang rinciannya dicatat dalam Buku Besar Pembantu disebut Akun Pengawas
(Controlling Account). Sedangkan akun-akun yang merinci akun pengawas disebut Akun Pembantu (Subsidiary
Account). Dua buku besar pembantu yang umum adalah Buku Pembantu Kewajiban (Hutang) dan Buku
Pembantu Piutang.
Untuk entitas sektor publik, setiap akun bisa atau perlu dibuat buku besar pembantu karena mengingat
luasnya akun-akun dalam setiap entitas. Untuk selanjutnya, buku besar umum sering disingkat menjadi buku
besar dan buku besar pembantu yang disingkat dengan nama buku pembantu.
Pengunaan buku besar pembantu mempunyai beberapa kelebihan sebagai berikut:
1. Memudahkan penyusunan laporan keuangan, karena buku besar umum terdiri dari akun-akun yang
jumlahnya lebih sedikit. Hal ini juga akan mengurangi kesalahan-kesalahan dalam buku besar umum.
2. Ketelitian dalam pembukuan dapat diuji dengan membanding-kan saldo dalam akun buku besar umum
dengan jumlah saldo-saldo dalam buku pembantu.
3. Dapat diadakan pembagian tugas dalam pengrjaan akuntansi.
4. Memungkinkan pumbukuan harian dari bukti-bukti pendukung transaksi kedalam buku pembantu.
5. Bisa segera diketahui jumlah macam-macam elemen.
Suatu instansi sektor publik memiliki kewajiban (hutang) kepada beberapa kreditor. Mekanisme monitoring
hutang kepada masing-masing kreditor dilakukan melalui akun pengawas �Hutang� di buku besar umum.
Akun ini digunakan untuk mencatat total kewajiban instansi kepada seluruh kreditor.
Di samping itu, satu akun hutang secara terpisah disediakan kepada masing-masing kreditor itu dibuku
besar pemantu. Akun-akun yang merupakan rincian dari akun pengawas hutang itu disebut akun pembantu
hutang. Akun pengawas, sesuai dengan namanya, mengawasi jumlah keseluruhan hutang yang ada di akun
pembantu.
Saldo akun pengawas hutang harus sama dengan penjumlahan saldo-saldo akun pembantu hutang.
Posting ke akun pengawas dilakukan cukup sekali dalam satu periode tertentu (mingguan atau bulanan),
sedangkan posting ke akun-akun pembantu dilakukan secara harian. Untuk entitas lain, Prosedur yang sama bisa
dilakukan.
NAMA AKUN
No. Akun
Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah
NAMA AKUN
SISI KIRI ATAU DEBET SISI KANAN ATAU KREDIT
Dalam persamaan dasar akuntansi, ada tiga kelompok akun yang dijumpai, masing-masing adalah
aktiva, kewajiban, dan ekuitas. Pos pendapatan dan pos biaya dicatat dalam akun-akun tersendiri, yaitu akun
pendapatan dan akun biaya. Masing-masing jenis akun yang tergabung dalam kelompok akun bersangkutan
disediakan akun tersendiri.
Aturan debet-kredit digunakan dalam pencatatan transaksi. Aturan ini digunakan untuk mencatat
perubahan aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan biaya dalam akun yang bersangkutan. Persamaan yang
digunakan adalah sebagai berikut:
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS + PENDAPATAN � BIAYA
Atau
AKTIVA + BIAYA = KEWAJIBAN + EKUITAS + PENDAPATAN
Semua akun yang berada di ruas kiri (aktiva dan biaya) jika bertambah dicatat di sebelah kiri atau debet,
dan jika berkurang dicatat di sebelah kanan atau kredit. Sedangkan untuk semua akun yang berada di ruas kanan
(kewajiban, ekuitas, dan pendapatan) jika bertambah dicatat di sebelah kanan atau kredit, dan jika berkurang
dicatat di sebelah kiri atau debet. Itulah aturan debet dan kredit.
Buku Besar Pembantu
Buku besar pembantu (subsidiary ledger) merupakan perluasan dari buku besar umum (general ledger).
Catatan dalam buku besar pembantu merupakan rincian dari salah satu akun besar umum. Buku besar pembantu
atau disingkat dengan buku pembantu yang akan dibahas pada bagian ini meliputi:
a. Buku besar pembantu hutang ( account payable subsidiary), berfungsi sebagai tempat mencatat perubahan
hutang kepada kreditor secara individual sehingga merupakan rincian dari akun Hutang dagang dalam buku
besar umum
b. Buku besar pembantu piutang ( account receivable subsidiary ledger), berfungsi sebagai tempat mencatat
perubahan piutang (tagihan) kepada debitor secara individual sehingga merupakan rincian dari akun Piutang
dagang dalam buku besar umum.
Sumber pencatatan dalam buku besar pembantu adalah bukti-bukti transaksi yang mengakibatkan
perubahan baik terhadap hutang maupun piutang perusahaan. Misalnya faktur pembelian, faktur penjualan, bukti
pengeluran kas, bukti penerimaan kas dan nota debet/ kredit. Dengan demikian dalam perusahaan yang
menyelenggarakan buku pembantu hutang dan buku pembantu piutang, bukti transaksi yang mengakibatkan
perubahan pada hutang dan piutang dicatat dengan prosedur sebagai berikut:
a. Dicatat dalam buku jurnal untuk dipindah bukukan ke dalam buku besar, baik setiap pos jurnal secara
individual maupun secara kolektif
b. Dicatat ke dalam buku pembantu yang selanjutnya pada tiap akhir periode tertentu dari data buku
pembantu disusun daftra saldo. Artinya dari data buku pembantu hutang pada akhir periode disususn daftar
saldo hutang dari data pembantu piutang disusun daftar saldo piutang.
Jika terjadi kesalahan pencatatan baik dalam buku pembantu, saldo akun Hutang dalam buku besar pada akhir
periode harus sma dengan jumlah hutang menurut buku pembantu hutang (daftar saldo hutang). Demikian pula
saldo akun Piutang harus sama dengan jumlah piutang menurut buku pembantu piutang (daftar saldo piutang).
a. Pencatatan dalam Buku Pembantu Hutang
SALDO
Tgl Keterangan Ref DEBET KREDIT
DEBET KREDIT
b) Transaksi yang terjadi dalam bulan Juli 2003 antara lain sebagai berikut:
Pembelian kredit perlengkapan studio:
Juli 6, faktur No.SB-06 dari PD SUMBER WARNA seharga Rp 3.800.000,00
Juli 14, faktur No. K-012 dari PD KARYA MUDA seharga Rp 2.500.000,00
Juli 25, faktur No.AS-19 dari PD ANEKA SARANA seharg Rp.2.700.000,00
Jumlah pembelian kredit bulan Juli 2003 Rp 9.000.000,00
BUKU BESAR
Akun: HUTANG USAHA No.221
SALDO
Tgl Keterangan Ref DEBET KREDIT
DEBET KREDIT
2003 Saldo - - - - 8.500.000
Juli 1
Juli 31 Posting JPb-1 - 9.000.000 - 17.500.000
Juli Posting JKK-1 7.500.000 - - 10.000.000
31
SARI ADVERTISING
BUKU PEMBANTU HUTANG
Nama Kreditor : ANEKA SARANA, PD
SALDO
Tgl Keterangan Ref DEBET KREDIT
DEBET KREDIT
2003 Saldo - - - - 2.600.000
Juli 1
Juli 18 Faktur No. K- JKK-1 1.600.000 - - 1.000.000
716
Juli Faktur No. JPb-1 - 2.700.000 - 3.700.000
25 AS-19
Daftar saldo hutang di atas menunjukkan data jumlah hutang SARI Advertising menurut buku pembantu hutang
pada tanggal 31 Juli 2003 sebesar Rp. 10.000.000,00. Jumlah tersebut sama dengan saldo kredit akun Hutang
usaha dalam buku besar di muka.
3) Pencatatan selisih saldo akun hutang
Dalam hal terjadi selisih antara saldo akun Hutang dengan jumlah hutang menurut buku pembantu
hutang, selisih bisa terjadi akibat kesalahan mencatat transaksi dalam buku jurnal atau kesalahan mencatat
dalam buku pembantu hutang. Kesalahan mencatat transaksi dalam buku jurnal harus dibetulkan dengan pos
jurnal koreksi yang dibuat dalam buku jurnal umum. Kesalahan mencatat dalam buku pembantu harus
dibetulkan dalam buku pembantu dengan mendebet atau mengkredit rekening kreditor yang bersangkutan
Sebagai ilustrasi
Saldo akun hutang usaha pada tanggal 31 juli 2003 sebesar Rp. 35.500.000,00, sementara jumlah hutang
menurut buku pembantu hutang pada tanggal yang sama sebesar Rp. 36.000.000,00. Dengan demikian terdapat
selisih Rp.500.000,00. Setelah diteliti, selisih timbul akibat kesalahan mencatat faktur PD LIBRA No. L-225
untuk pembelian perlengkapan service seharga Rp. 2.750.000,00, dicatat dalam buku jurnal pembelian dengan
jumlah Rp. 2.250.000,00.
Transaksi pembelian kredit dicatat pada akun Hutang Usaha sisi kiri kredit. Harga faktur pembelian sebesar Rp.
2.750.000,00 dicatat dalam jurnal pembelian dengan jumlah Rp. 2.500.000,00. Artinya akun hutang Usaha
trelalu rendah di kredit sebesar Rp. 500.000,00. Di sisi lain, akun perlengkapan service juga terlalu di debet
sebesar Rp. 500.000,00. Koreksi kesalahan tersebut dibuat jurnal koreksi untuk menambah sisi debet akun
perlengkapan service dan menambah sisi kredirt akun hutang usaha yatu sbagai berikut:
JURNAL UMUM
SALDO
Tgl Keterangan Ref
DEBET KREDIT
Perlengkapan service Rp. 500.000,00 -
Juli 31 Hutang Usaha - Rp. 500.000,00
Setelah pos jurnal di atas diposting ke dalam buku besar, akun Hutang Usaha menunjukkan saldo kredit sebesar
Rp. 36.000.000,00
b. Pencatatan dalam Buku Pembantu Piutang
b) Transaksi yang terjadi dalam bulan Juli 2003 antara lain sebagai berikut:
Juli 5, faktur No. S-06 kepada PT NUSANTARA seharga Rp. 4.300.000,00
Juli12, faktur No. S-07 kepada PD JAYA MOTOR seharga Rp. 5.500.000,00
Juli, 24, faktur No. S-08 kepada DIAN THEATER seharga Rp. 5.700.000,00
Jumlah penjualan kredit bulan Juli 2003 Rp. 15.500.000,00
Penerimaan piutang dari debitor:
Juli 4, bukti kas No. M-705 dari PD SINAR MOTOR Rp. 5.000.000,00
Juli 10, bukti kas No. M-709 dari PT BUANA FILM Rp. 5.700.000,00
Juli 14, bukti kas No. M-715 dari PT JAYA MOTOR Rp. 3.000.000,00
Juli 27, bukti kas No. M-724 dari DIAN THEATER Rp. 4.000.000,00
Jumlah piutang diterima dalam bulan Juli 2003 Rp. 17.700.000,00
Pencatatan data di atas, sebagai berikut:
Piutang tanggal 1 Juli 2003 sebesar Rp.12.100.000,00 sudah tercatat di sisi debet akun Piutang Usaha
dalam buku besar. Rinciannya tercatat dalam buku pembantu piutang pada rekening mesing-masing debitor di
sisi debet
Semua faktur penjualan dicatat dalam buku jurnal sehingga pada 31 Juli 2003 akun Piutang usaha
didebet sebesar Rp. 15.500.000,00. Sementara setiap faktur penjualan dicatat juga dalam buku pembantu
piutang dengan mendebet rekening debitor yang bersangkutan
Semua bukti penerimaan kas dari debitor dicatat dalam buku jurnal penerimaan kas. Dari buku jurnal
tersebut pada 31 Juli 2003 akun Piutang Usaha dikredit sebesar Rp. 17.700.000. masing-masing bukti
penerimaan kas juga dalam buku pembantu piutang dengan mengkredit rekening debitor yang bersangkutan.
Dengan pencatatan seperti di atas, akun piutang dalam buku besar dan rekening-rekening debitor dalam buku
pembantu piutang akan tampak sebagai berikut:
BUKU BESAR
Akun : PIUTANG USAHA No. 112
SALDO
Tgl Keterangan Ref DEBET KREDIT
DEBET KREDIT
2003 Saldo - - - 12.100.000 -
Juli 1
Juli 31 Posting JPn-1 15.500.000 - 27.600.000 -
Juli 31 Posting JKM-1 - 17.700.000 9.900.000 -
SARI ADVERTISING
DAFTAR SALDO PIUTANG
Tanggal 31 Juli 2003
Nomor NAMA DEBITOR SALDO
1 PD SINAR MOTOR RP.1.400.000,00
2 PT BUANA FILM -
3 PT NUSANTARA RP. 4.300.000,00
4 PD JAYA MOTOR RP. 2.500.000,00
5 DIAN THEATER RP. 1.700.000,00
JUMLAH RP. 9.900.000,00
Daftar saldo piutang di atas menunjukkan data jumlah piutang SARI Advertising menurut buku pembantu
piutang pada tanggal 31 Juli 2003 sebesar Rp. 9.900.000,00. Jumlah tersebut sama dengan saldo debet akun
Piutang Usaha dalam buku besar di atas.
Neraca saldo adalah kumpulan dari saldo-saldo yang ada pada setiap perkiraan dibuku besar. Pada Kasus
ini jumlah dari kolom debit dan kolom kredit harus sama. Jika tidak maka telah terjadi kesalahan pencatatan,
mungkin dari jurnal umum atau dari buku besar. itu artinya kita harus menelusuri ulang kebelakang sampai
ditemukan kesalahan nya.
Neraca lajur adalah Kumpulan dari perkiraan mulai dari Neraca saldo, Ayat jurnal Penyesuaia, Neraca
saldo setelah penyesuaian, Harga Pokok produksi (pada perusahaan industri), Perkiraan Rugi/ laba dan Neraca.
Neraca Lajur sebenar nya hanya untuk memudahkan dalam pembuatan laporan keuangan. kolom neraca
saldo diisi sesuai dengan yang ada pada neraca saldo setelah buku besar, kolom ayat jurnal penyesuaian diisi
serupa pula dengan ayat jurnal penyesuaian menurut perkiraan-perkiraan. Neraca saldo setela penyesuaian diisi
dengan melihat dari Neraca saldo dan Ayat jurnal penyesuaian. Jika ada perbedaan sisi antara kedua kolom
neraca saldo dan ayat jurnal penyesuaian, maka nominal akan dikurangi, tetapi jika sisi antara kedua kolom,
maka nominal akan dijumlah.
jika dalam perkiraan tidak ada penyesuaian, maka langsung ditulis saja nominal yang tertera pada Neraca saldo
setelah penyusutan. kedua sisi pada setiap kolom dijumlahkan, dan harus sama antara sisi debit dan sisi
kreditnya
Kolom perkiraan Rugi/ Laba akan diisi denga perkiraan Pendapatan dan Biaya-biaya (pada perusahaan
jasa). Pendapatan, Pembelian barang dagangan, Retur penjualan maupun pembelian dan potongan penjualan
maupun pembelian juga biaya-biaya (pada perusahaan jasa dan manufaktur). Jumlahkan kedua sisi, jika sisi
debit lebih besar dari kredit maka perusahaan mendapat rugi. Jika sisi kredit yang lebih besar, perusahaan
mendapat Laba.
Kolom harga pokok produksi hanya ada pada perusahaan industri atau manufaktur, diisi dengan perkiraan
yang berhubungan dengan proses produksi, pers barang dalam proses, dan bahan baku, serta biaya overhead
pabrik.
Kolom Neraca diisi dengan perkiraan aktiva, hutang, modal dan prive. perkiraan yang tidak dimasukan
ke dalam kolom Harga pokok produksi dan Perkiraan rugi/laba.
Laporan Keuangan
LAPORAN KEUANGAN (FINANCIAL STATEMENT)
Sebelum pembahasan mengenai laporan keuangan, ada hal penting yang harus
dipahami terlebih dahulu, yaitu Jenis-jenis perusahaan. Karena perbedaan jenis perusahaan
berpengaruh kepada format dan perkiraan-perkiraan yang digunakan dalam laporan.
JENIS-JENIS PERUSAHAAN
Jenis-jenis perusahaan berdasarkan pemilikan dan status hukum dapat dibedakan menjadi 2 macam,
yaitu :
2. Perseroan Terbatas (PT) adalah perusahaan yang modalnya terbagi atas saham-saham yang
dimiliki oleh banyak orang, yang disebut pemegang saham. Status hukum PT harus mendapat
pengesahan Menteri Kehakiman RI.
selanjutnya perlu dipahami adalah jenis perusahaan dilihat dari bidang usaha, yang mana terbagi atas 3
macam, yaitu :
1. Perusahaan Jasa (Service Company), yaitu perusahaan yang bergerak dalam bidang
penjualan jasa keahlian. Contoh seperti kantor akuntan publik, usaha salon, usaha
bengkel, bank, asuransi, lembaga pendidikan, sekolah, universitas, klinik dokter, kantor notaris,
perusahaan leasing, rumah sakit, usaha rental mobil, jasa pengurusan surat-surat, usaha jasa
pengiriman,dan sebagainya.
2. Perusahaan Dagang (Trading Company), yaitu perusahaan yang bergerak dalam bidang membeli
dan menjual barang dagangan. Contoh seperti showroom atau dealer motor, apotik, toko elektronika,
toko grosir, supermarket, minimarket, toko sparepart, toko pakaian, distributor, dan sebagainya.
REKONSILIASI BANK
Apabila perusahaan menyimpan uangnya di Bank, dan melakukan pembayaran dengan cek (kecuali
pengeluaran-pengeluaran dalam jumlah kecil), maka secara periodik Bank akan mengirim laporan saldo uang
tersebut ke perusahaan. Laporan saldo tersebut dalam bentuk Rekening Koran, yaitu : Suatu daftar secara
sistematis yang menunjukkan perubahan saldo uang nasabah yang disusun oleh Bank.
Dalam Rekening Koran tersebut oleh Bank dicatat semua pertambahan (Kredit) dan penguragan
(Debet), disertai biaya-biaya (Debet) maupun jasa giro (Kredit) yang mengakibatkan perubahan saldo uang
nasabah yang bersangkutan.
Pada prinsipnya saldo uang menurut Laporan Bank akan selalu sama dengan saldo uang menurut Buku
Kas perusahaan. Namun ada beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan antara saldo menurut Laporan Bank
(Rekening Koran) dengan saldo menurut Buku Kas perusahaan, antara lain :
1. Bank belum mencatat transaksi tertentu :
a. Setoran dalam perjalanan (deposit in transit)
Perusahaan telah mencatat setoran ke bank, tetapi bank belum mencatatnya sehingga tidak
tercantum dalam Laporan Bank,
b. Cek dalam peredaran (out standing checks)
Cek yang ditarik dan telah dibukukan oleh perusahaan, tetapi bank belum mencatatnya karena
pemegang cek belum menguangkan ke bank,
2. Perusahaan belum mencatat transaksi tertentu :
a. Penerimaan kas melalui bank (inkaso)
Bank melakukan penerimaan kas (misalnya dari piutang/wesel tagih) untuk dibukukan ke
dalam rekening giro perusahaan,
b. Biaya administrasi bank
Biaya-biaya yang dibebankan oleh bank kepada perusahaan,
c. Pendapatan bunga atau jasa giro
Bunga yang diberikan bank kepada perusahaan atas saldo rekeningnya,
d. Cek kosong dari konsumen atau debitur (cek yang tidak cukup dananya)
Cek yang diterima perusahaan kemudian disetorkan bersama-sama dengan uang tunai ke
bank, akan tetapi dikembalikan bank karena tidak cukup dana (not sufficient fund),
e. Cek yang dikembalikan kepada penyetor dengan alasan lain
Cek yang dikembalikan dengan alasan-alasan : (1) rekening penarik cek telah ditutup, (2) cek
telah daluarsa, (3) tandatangan yang tercantum pada cek tidak sah, (4) terdapat kesalahan
dalam penulisan cek.
3. Bank atau Perusahaan atau kedua-duanya telah melakukan kesalahan pencatatan
Tahap-tahap penyusunan rekonsiliasi bank adalah sebagai berikut :
1. Mulailah dengan saldo yang tercantum dalam laporan bank dan saldo yang tercantum dalam rekening Kas
perusahaan yang mungkin tidak sama jumlahnya,
2. Tambahkan atau kurangkan pada saldo per bank, hal-hal yang tercantum dalam pembukuan perusahaan tetapi
tidak tercantum dalam laporan bank :
a. Tambahkan setoran dalam perjalanan pada saldo per bank
b. Kurangkan cek dalam peredaran pada saldo per bank
3. Tambahkan atau kurangkan pada saldo per buku, hal-hal yang tercantum dalam laporan bank tetapi tidak
tercatat dalam pembukuan perusahaan :
a. Tambahkan pada saldo per buku (1) penerimaan-penerimaan kas langsung melalui bank dan (2)
pendapatan bunga atas saldo giro di bank,
b. Kurangkan pada saldo per buku (1) biaya administrasi bank, (2) biaya pencetakan cek, dan (3)
pengurangan yang telah dilakukan oleh bank lainnya (misalnya pengurangan karena adanya pengembalian cek
kosong atau cek yang telah lewat waktu)
4. Hitunglah saldo per bank yang telah disesuaikan dan saldo per buku yang telah disesuaikan. Kedua saldo
tersebut harus sama,
5. Buatlah jurnal untuk setiap hal yang tercantum pada butir 3 di atas, yaitu hal-hal yang tercantum pada sisi per
buku (perusahaan) dalam rekonsiliasi bank,
6.Perbaiki semua kesalahan yang terdapat dalam pembukuan perusahaan, dan sampaikan pemberitahuan ke
bank jika bank telah melakukan kesalahan.