Reni Febrianti,SE.,MM
AKUNTANSI PIUTANG
A. Pengertian Piutang
Piutang adalah jumlah yang dapat ditagih secara tunai kepada orang lain atas kesepakatan
diwaktu yang lalu. Berikut adalah beberapa pengertian terkait piutang. Hery(2014:202) istilah piutang
mengacu pada sejumlah tagihan yang akan diterima oleh perusahaan (umumnya dalam bentuk kas) dari
pihak lain, baik sebagai akibat penyerahan barang dan jasa secara kredit (untuk piutang pelanggan yang
terdiri atas piutang dan memungkinkan piutang wesel), memberikan pinjaman (untuk piutang karyawan,
piutang debitur yang biasanya lansung dalam bentuk piutang wesel, dan piutang bunga), maupun sebagai
akibat kelebihan pembayaran kas kepada pihak lain (untuk piutang pajak). Soemarso(2014:338) piutang
adalah kebiasaan bagi perusahaan untuk memberikan kelonggaran kepada para pelanggan pada waktu
melakukan penjualan. IkatanakuntanIndonesia(2016:307) piutang adalah klaim yang dimiliki atas
pelanggan atau pihak lain untuk utang,barang, atau jasa.
B. Klasifikasi piutang usaha Berikut ini adalah beberapa klasiikasi piutang usaha.
1. Piutang usaha (accounts receivable).
Adalah piutang yang timbul dari penjualan barang atau jasa secara kredit. Saldo normal
piutang usaha berada disebelah debet.
2. Piutang wesel (notes receivable).
Adalah tagihan perusahaan kepada pembuat wesel. Pembuat wesel adalah pihak yang
berhutang kepada perusahaan.
3. Piutang lain-lain (other receivable).
Adalah piutang yang timbul selain dari aktivitas penjualan barang dan jasa.
C. Pengakuan, Penilaian, dan Penghapusan Piutang usaha.
1. Pengakuan piutang usaha. Saldo normal piutang usaha berada disebelah debit, sementara itu hal
yang dikorbankan dengan piutang usaha dicatat disebelah kredit (seperti : penjualan,kas, atau
pendapatan). Maka dari itu jurnal untuk pengakuan piutang usaha sebagai berikut.
(apabila diasumsikan piutang berasal dari transaksi penjualan)
Piutang usaha xx
Penjualan xx
(apabila diasumsikan piutang berasal dari pengeluaran kas)
Piutang usaha xx
Kas xx
(apabila diasumsikan piutang berasal dari transaksi pendapatan)
Piutang usaha xx
Pendapatan xx
Ada dua metode pencatatan untuk piutang tak tertagih, yaitu metode lansung dan metode penyisihan.
a. Metode Lansung.
Metode lansung mencatatkan piutang tak tertagih sebagai beban piutang tak tertagih. Oleh karena itu,
pada saat piutang tersebut tidak tertagih maka piutang tersebut dihapuskan. Dengan cara , mendebit akun
beban piutang tak tertagih lalu mengkreditkan piutang usaha.
Pada saat piutang yang telah dihapuskan dilunasi, maka akun tersebut dibalik sebesar jumlah piutang
yang dapat ditagih.
Berikut adalah jurnalnya.
1) Pada saat dihapuskan.
Beban piutang tak tertagih xx
Piutang usaha xx
2) Pada saat piutang yang dihapuskan dilunasi.
Piutang usaha xx
Beban piutang tak tertagih xx
Kas/bank xx
Piutang usaha xx
b. Metode penyisihan.
Metode penyisihan yaitu metode menetapkan prediksi sejumlah piutang yang tidak dapat ditagih ke
dalam akun penyisihan piutang tak tertagih. Jika piutang tersebut benar-benar tidak bisa ditagih maka
akun penyisihan piutang tak tertagih dikurangkan atau dihapuskan. Hal ini lebih efektif di bandingkan
dengan metode lansung. Dalam membuat penyisihan piutang tak tertagih terdapat dua cara. Cara pertama
dengan penyisihan berdasarkan persentase piutang usaha (dalam laporan posisi keuangan). Cara kedua
yaitu berdasarkan persentase penjualan (dalam laporan laba/rugi)
1) Penyisihan berdasarkan persentase saldo piutang usaha (dalam laporan posisi keuangan). Untuk
menentukan penyisihan piutang tak tertagih dengan metode persentase saldo piutng awal bulan di
kurangi dengan beban piutang tak tertagih sehingga menghasilkan saldo piutang. Sementara itu dalam
menentukan saldo awal piutang dapat dilakukan dengan menggunakan saldo piutang yang
bersangkutan dan dengan menggunakan saldo rata-rata piutang. Apabila menggunakan saldo rata-rata
piutang rumusnya adalah saldo piutang sebelumnya ditambah dengan saldo piutang saat ini dibagi
dua
Penyisihan Piutang tak tertagih
Saldo awal piutang tak tertagih xx
Beban piutang tak tertagih (saldo akir piutang taktertagih – saldo awal) (xx)
Saldo akir piutang tak tertagih (metode lansung dan rata-rata) xx
Jurnal nya sebagai berikut :
Pada saat disisihkan
Beban piutang tak tertagih xx
Penyisihan piutang tak tertagih xx
Pada saat dihapuskan
Penyisihan piutang tak tertagih xx
Piutang usaha xx
Contoh soal.
Saldo piutang Cv.setiawan tanggal 1 Januari 2015 sebesar 160.000, pada tanggal 31
desember 2015 saldo piutang menjadi 146.000. penjualan bersih pada tahun 2015 sebesar 2.245.000.
saldo awal piutang tak tertagih sebesar 3.000 jumlah piutang tak tertagih yang dapat ditagih sebesar
1.250. tentukan saldo akir piutang tak tertagih dengan menggunakan metode saldo piutang rata-rata
dengan alokasi 3%, tentukan beban penyisihan piutang tak tertagih dan buatlah jurnal untuk
penyisihan piutang tak tertagih!
Saldo akir piutang tak tertagih = (160.000 + 146.000)/2 = 153.000 x 3% = 4.590
Saldo awal piutang tak tertagih 3.000
Piutang tak tertagih yang dapat ditagih (1250)
Beban piutang tak tertagih = 4.590 – 1.750 = 2.840
Saldo akir piutang tak tertagih 4.590
Oleh karena itu besarnya beban penyisihan piutang tak tertagih sebesar 2.840
Jurnal
Beban penyisihan piutang tak tertagih 2.840
Penyisihan piutang tak tertagih 2.840
Contoh soal.
Saldo piutang Cv.setiawan tanggal 1 Januari 2015 sebesar 3.000. penjualan bersih pada tahun
2015 sebesar 2.245.000. saldo awal piutang tak tertagih sebesar 3.000 jumlah piutang tak tertagih yang
dapat ditagih sebesar 1.250. tentukan saldo akir piutang tak tertagih dengan menggunakan metode
penjualan dengan alokasi 1/8%, tentukan beban penyisihan piutang tak tertagih dan buatlah jurnal
untuk penyisihan piutang tak tertagih!
Saldo awal piutang tak tertagih 3.000
Beban penyisihan piutang tak tertagih 2.806,25 (1/8% x 2.245.000)
Saldo piutang tak tertagih 5.806,25
Jurnal
Beban penyisihan piutang tak tertagih 2.806,25
Penyisihan piutang tak tertagih 2.806,25
PIUTANG WESEL DAN WESEL TAGIH
A. Pengertian Piutang Wesel
Pengertian Piutang Wesel (Notes Receivable) adalah piutang yang diperkuat dengan
adanya perjanjian tertulis (wesel). Sedangkan Wesel (Promissory Notes) adalah janji tertulis
untuk membayar sejumlah uang tertentu.
Piutang Wesel timbul karena adanya transaksi peminjaman uang. Bunga perhitungannya
disebut diskonto. Intinya, Piutang Wesel itu surat perjanjian yang diberikan Debitur kepada
Kreditur agar memperkuat piutangnya.
Syarat pendiskontoan wesel adalah jika pembuat wesel tidak dapat melunasi weselnya
hingga pada saat jatuh tempo maka pihak yang mendiskontokan bertanggung jawab untuk
melunasi diskonto tersebut.
Langkah – Langkah Dalam Akuntansi Pendiskontoan Wesel Tagih :
1. Hitung nilai jatuh tempo dari wesel (nilai nominal ditambah bunga sampai jatuh
tempo).
2. Hitung diskonto (tingkat diskonto bank dikalikan nilai jatuh tempo dikalikan jangka
waktu sampai jatuh tempo).
3. Hitunglah hasil-hasil (nilai jatuh tempo dikurangi diskonto bank).
4. Hitunglah nilai buku tercatat dari wesel tersebut (nilai nominal ditambah bunga yang
akan diterima sampai tanggal pendiskontoan).
5. Hitunglah keuntungan atau kerugian, jika merupakan penjualan, atau pendapatan atau
beban bunga. Jika merupakan peminjaman (hasil dikurangi nilai buku tercatat).
6. Catatlah ayat jurnal.
Bunga = Nominal x Tingkat Bunga x Jangka Waktu Wesel / Jangka Waktu Pertahun
Ayat Jurnal untuk mencatat pendapatan bunga pada akhir tahun fiskal Desember 2014 :
(Rp 500.000 x 10% x 2/12) = Rp 8.333
Keterangan:
1. Rp 500.000,- didapat dari = nominal wesel
2. 10% didapat dari = suku bunga
3. 2 didapat dari jangka waktu wesel
4. 12 didapat dari jangka waktu pertahun
Ayat Jurnal yang dibuat pada 1 Februari 2015 yaitu tepat pada pelunasan wesel:
(Rp 500.000 x 10% x 1/12) = Rp 4.167
Kas Rp 512.500 -
Piutang Wesel - Rp 500.000
Pendapatan Bunga - Rp 4.167
Piutang Bunga - Rp 8.333
Ayat Jurnal yang dibuat Supplier untuk mencatat pendapatan bunga pada 31 Desember
2014:
(Rp 12.500 x 2/3) = Rp 8.333
Keterangan:
1. Rp 12.500 didapat dari Potongan Piutang Wesel
2. didapat dari jangka waktu wesel
3. didapat dari jangka waktu 3 bulan (sesuai soal)
Perhitungan Pendiskontoan:
Jumlah uang yang diterima pada tanggal 31 Januari 2014 adalah :
Nilai jatuh tempo = Rp 500.000
Diskonto (Rp 500.000 x 10% x 60 / 360) = Rp 8.333
Uang yang diterima = Rp 491.667
Kas Rp 491.667 -
Biaya Bunga Rp 8.333 -
Piutang Wesel - Rp 500.000
(Pendiskontoan)
Kas Rp 516.667 -
Piutang Wesel - Rp 500.000
(Pendiskontoan)
Pendapatan Bunga - Rp 16.667
ILUSTRASISOAL
Misalkan PT Dimastri melakukan transaksi-transaksi sebagai berikut:
2014
1 April Meminjamkan uang pada Tuan Miskiran sebesar Rp 8.000.000, dan menerima wesel tagih
berjangka waktu satu tahun dengan tingkat bunga19%.
1 Juni Wesel tagih dari Tuan Miskiran didiskontokan pada bank dengan tingkatdiskonto 12%
30 Nop Meminjamkan uang pada Tuan Ramiyus sebesar Rp 6.000.000, danmenerima wesel tagih
berjangka waktu 3 bulan dengan tingkat bunga 11%
2015
28 Feb Diterima uang hasil pelunasan wesel tagih dari Tuan Ramiyus yang jatuh tempo.
Periode akuntansi PT Dimastri berakhir pada tanggal 31 Desember
Diminta
1. Catatlah transaksi yang terjadi pada PT Dimastri pada tanggal 1 April, 1 Juni, dan 30
Nopember 2014.
2. Buatlah ayat jurnal penyesuaian yang diperlukan per tanggal 31 Desember2014.
3. Buatlah jurnal untuk mencatat penerimaan pelunasan wesel tagih dari Tuan Ramiyus pada
tanggal 28 Pebruari 2015
4. Transaksi manakah yang menimbulkan kewajiban bersyarat bagi PT Dimastri, sejak kapankah
kewajiban bersyarat tersebut muncul ? Dan kapan kewajiban bersyarat tersebut berakhir?
5. Buatlah catatan kaki bagi PT Dimastri untuk melaporkan kewajiban bersyaratnya!
Cara Perhitungan :
Pinjaman Pokok Rp 8.000.000
+ Bunga (8.000.000 X 0,11 X 12/12) Rp 800.000
Nilai jatuh tempo Rp 8.800.000
- Diskonto (8.800.000 X 0,12 X 10/12) Rp 880.000
Uang yang diperoleh Rp 7.920.000
Jawaban 3
2015
28 Peb Kas 6.000.000 + (6.000.000 X 0,11 X 3/12)6.165.000
Wesel Tagih - Tuan Ramiyus 6.000.000
Piutang Bunga 55.000
Pendapatan Bunga (6.000.000 X 0,11 X 2/12)110.000
Jawaban 4
Pendiskontoan wesel tagih Tuan Miskiran akan menyebabkan timbulnya kewajiban bersyarat
bagi PT Dimastri. Kewajiban bersyarat tersebut muncul pada tanggal pendiskontoan wesel tagih
(1 Juni) sampai tanggal jatuh tempo dari wesel tagih tersebut (1 April 2015).
Jawaban 5
Catatan XX - Kewajiban Bersyarat: Pada tanggal 31 Desember 2014, perusahaan mempunyai
kewajiban bersyarat atas wesel tagih sebesar Rp 8.000.000 yang didiskontokan pada bank.