Anda di halaman 1dari 13

BAB VI

PIUTANG

CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah membaca dan mengkaji bab ini, pembaca akan mampu:
1. mengklasifikasikan piutang;
2. melakukan pencatatan piutang;
3. melakukan pengukuran dan penilaian piutang; dan
4. menyajikan dan mengungkapkan piutang dalam laporan keuangan.

RUJUKAN

PSAK 50 : Instrumen Keuangan: Penyajian, 2014


PSAK 60 : Instrumen Keuangan: Pengungkapan, 2014
PSAK 71 : Instrumen Keuangan, 2017

6.1 PENDAHULUAN
Piutang merupakan aset keuangan, sehingga piutang adalah bagian dari instrumen
keuangan. Berdasarkan hal tersebut maka pengaturan perlakuan akuntansi secara lengkap
tentang piutang diatur pada PSAK yang mengatur tentang instrumen keuangan, yaitu
PSAK nomor 50, 60, dan 71 tentang Instrumen Keuangan.
Piutang (seringkali diartikan sebagai: piutang dan pinjaman), adalah klaim
terhadap pihak lain agar pihak lain tersebut membayar sejumlah uang atau jasa dalam
waktu paling lama satu tahun atau satu periode akuntansi, jika periode akuntansi tersebut
lebih lama dari satu tahun. Contoh pinjaman (loans) misalnya Bank Mandiri memberikan
pinjaman dana (kredit) ke PT Dirgantara Indonesia, sedangkan contoh piutang
(receivables) misalnya PT Dirgantara Indonesia menjual pesawat secara kredit ke
maskapai Lion Air. Untuk mempermudah pembahasan dalam modul ini digunakan istilah
piutang yang berarti pinjaman dan piutang.

6.2 KLASIFIKASI PIUTANG


Klasifikasi piutang menurut Kieso, et al. (2020: 535):
1. Piutang Dagang, yaitu jumlah yang terutang oleh pelanggan untuk barang dan jasa
yang telah diberikan sebagai bagian dari operasi bisnis normal, terdiri dari dua jenis
yaitu Piutang Usaha dan Piutang Wesel.

64
65

2. Piutang Non-Dagang, berasal dari berbagai transaksi dan dapat berupa janji tertulis
untuk membayar atau mengirimkan sesuatu, misalnya pinjaman kepada karyawan,
piutang dividen, piutang bunga, dan klaim asuransi.

6.3 PENGAKUAN DAN PENGUKURAN


6.3.1 Pengakuan dan Pengukuran Awal
Telah disebutkan sebelumnya bahwa piutang merupakan aset keuangan, sehingga
ketentuan pengakuan dan pengukurannya harus sesuai dengan PSAK 71 tentang
Instrumen keuangan. Pengakuan awal atas piutang pada laporan posisi keuangan
dilakukan jika perusahaan menjadi salah satu pihak dalam kontrak piutang tersebut. Pada
saat pengakuan awal tersebut, piutang diukur sebesar nilai wajarnya. Nilai wajar adalah
harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk
mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal
pengukuran (IAI, 2021: 68.2).
Jadi piutang dicatat sebesar harga pertukaran (exchange price) antara dua belah
pihak. Harga pertukaran merupakan jumlah pembayaran yang diterima dari debitur. Oleh
karena itu, penentuan harga pertukaran harus memperhatikan ada tidaknya diskon (baik
diskon dagang maupun diskon penjualan), serta jangka waktu piutang (Kieso, et al.,
2020:538).
Maka berdasarkan hal tersebut piutang diukur sebesar nilai kini dari kas yang
akan diterima di masa depan (present value of future cash flow). Dalam prakteknya hal
tersebut tidak dilakukan karena piutang dagang jarang yang berbunga dan jangka waktu
pembayarannya relatif pendek, sehingga pendapatan bunga yang diperhitungkan relatif
tidak material. Namun demikian untuk piutang yang secara jelas akan dilunasi dalam
jangka panjang, maka perusahaan harus mencatat piutang sebesar nilai kini dari kas yang
akan diterima di masa depan (Martani, et al., 2016:204).
Telah dijelaskan bahwa penentuan harga pertukaran harus memperhatikan
diskon dan jangka waktu piutang. Piutang diukur sebesar harga pertukaran setelah
dikurangi diskon. Nilai setelah diskon adalah harga wajar dari perolehan piutang
tersebut.
Diskon dagang merupakan potongan dari daftar/katalog harga yang berlaku
menjadi harga yang benar-benar dibebankan kepada pelanggan. Sedangkan diskon
penjualan/tunai merupakan potongan yang diberikan pada pembeli yang segera
melakukan pembayaran atas piutangnya. Diskon ini diberikan jika pembayaran piutang
dilakukan dalam masa diskon .
66

Diskon penjualan dapat dicatat dengan dua metode. Metode pertama dengan
menggunakan metode bruto dan metode kedua adalah metode neto. Perbedaan dari kedua
metode tersebut adalah pada saat pencatatan transaksi penjualan. (1) Akun piutang
dagang dan akun penjualan pada metode bruto jumlah yang sebesar transaksi yang terjadi,
sedangkan pada metode neto, jumlah yang disajikan telah dikurangi dengan potongan
penjualan yang ditawarkan. (2) Pada saat terjadi pelunasan (masih dalam jangka waktu
potongan), maka jurnal yang dibuat pada metode bruto harus mencatat akun potongan
penjualan, sedangkan metode netto tidak mencatat akun potongan penjualan. (3) Apabila
terjadi pelunasan di luar jangka waktu potongan, maka jurnal yang dibuat pada metode
neto mencatat akun potongan penjualan yang tidak diambil.
Berikut disajikan ilustrasi transaksinya.
Metode Bruto Metode Neto

Penjualan senilai Rp 100, syarat 10/15, n/30


Piutang Usaha 100 Piutang Usaha 90
Penjualan 100 Penjualan 90
Asumsi 1: Pelunasan pada periode diskon
Kas 90 Kas 90
Diskon penjualan 10 Piutang Usaha 90
Piutang Usaha 100
Asumsi 2: Pelunasan setelah periode diskon
Kas 100 Kas 100
Piutang Usaha 100 Piutang Usaha 90
Diskon penjualan
tidak diambil 10

6.3.2 Pengukuran Setelah Tanggal Perolehan


Setiap tanggal laporan perusahaan harus mengevaluasi apakah terdapat bukti
objektif bahwa piutang mengalami penurunan nilai. Jika terdapat bukti objektif maka
akan diakui sebagai kerugian penurunan nilai. Beberapa contoh peristiwa yang
menyebabkan penurunan nilai (Martani, et al., 2016:212) adalah piutang tidak dilunasi
pada saat jatuh tempo, peminjam dinyatakan pailit oleh pengadilan, atau memburuknya
kondisi ekonomi yang menyebabkan kemampuan membayar pihak peminjam menurun.
Contoh peristiwa tersebut akan berpengaruh pada pengakuan awal piutang yang
berdampak merugikan terhadap arus kas di masa depan. Nilai tercatat piutang dikurangi
baik secara langsung atau menggunakan pos cadangan. Kerugian diakui dalam laporan
laba rugi.
Penilaian dan pelaporan piutang pada tanggal laporan menunjukkan jumlah
bersih yang diperkirakan dapat direalisir dalam bentuk kas (cash realizable value).
Penentuan cash realizable value memerlukan estimasi baik untuk piutang yang tak
67

tertagih maupun retur penjualan dan pengurangan harga yang diberikan (Kieso, et al.,
2020:542). Pada saat melakukan penilaian terhadap piutang, ada dua metode yang dapat
dipergunakan untuk pencatatan piutang tak tertagih, yaitu :
 Metode langsung
Piutang yang disajikan dalam neraca dalam jumlah bruto. Adanya kerugian piutang
baru diakui pada saat ada piutang yang benar-benar tidak dapat tertagih (saat ada
bukti-bukti pendukung)
Jurnal :
Kerugian Piutang xx
Piutang xx
• Metode tidak langsung (metode cadangan)
Jumlah piutang yang disajikan sebesar jumlah bruto dikurangi jumlah yang
diperkirakan akan tidak dapat ditagihkan kepada jumlah piutang. Dengan kata lain
dibentuk cadangan kerugian piutang yang disajikan dalam neraca sebagai kontra akun
piutang.
•Jurnal saat melakukan taksiran kerugian
Kerugian Piutang xx
Cadangan Kerugian Piutang xx

•Jurnal saat pengakuan kerugian benar-benar terjadi.


Cadangan Kerugian Piutang xx
Piutang xx

Penentuan cadangan kerugian piutang menggunakan alternatif 2 dasar penentuan,


yaitu :
a. Persentase (%) Penjualan
Merupakan pendekatan Laba/Rugi (income statement approach), dihitung dari
persentase jumlah penjualan kredit. Akan tetapi bila tidak memungkinkan dihitung
dari penjualan total.
b. Persentase (%) Piutang
Merupakan pendekatan neraca (balance sheet approach), dihitung dari persentase
saldo piutang. Aplikasi dari metode ini bisa dilakukan dengan menggunakan
persentase tertentu untuk seluruh piutang, atau dengan membuat analisis umur piutang
(aging scedule). Yang perlu diperhatikan dalam metode ini yaitu jumlah yang dicatat
sebagai cadangan kerugian piutang periode berjalan harus memperhitungkan saldo
awal cadangannya.
68

6.4 PENGHENTIAN PENGAKUAN


Penghentian pengakuan (derecognition) akan menyebabkan piutang tidak dicatat
lagi dalam laporan keuangan. Suatu entitas menghentikan pengakuan aset keuangan jika:
a. hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau
b. entitas mentransfer aset keuangan dan transfer tersebut memenuhi kriteria penghentian
pengakuan.
Transfer piutang pada pihak ketiga untuk mendapatkan kas, dapat dilakukan
dengan salah satu cara berikut:
1. Penggadaian piutang/utang dengan jaminan (secured borrowing)
2. Penjualan piutang (sales of receivables)

6.4.1 Penggadaian Piutang


Suatu perusahaan dapat menggunakan piutangnya sebagai jaminan untuk
mendapatkan pinjaman. Bentuk penjaminan piutang ini disebut sebagai utang dengan
jaminan (secured borrowing). Piutang tetap dikelola perusahaan dan setiap penerimaan
pelunasan dari debitur harus digunakan untuk melunasi pinjaman.
Contoh:
PT. Janaka meminjam uang ke Bank Alengka sebesar Rp. 500.000, 00 dengan jaminan
berbentuk piutang dagang sebesar Rp. 650.000, 00. Atas pinjaman ini dipungut biaya
administrasi 5% dari jumlah yang dipinjam. Bunga yang dikenakan adalah Rp. 50.000,00.
Berikut adalah jurnal yang dibuat oleh masing-masing pihak.
PT Janaka Bank Alengka
Peminjaman sebesar Rp. 500.000, dengan jaminan piutang
Kas 475.000 Piutang 500.000
Biaya adm 25.000 Pendapatan lain 25.000
Hutang Bank 500.000 Kas 475.000

Piutang digadaikan 650.000


Piutang usaha 650.000
PT. Janaka menerima pembayaran dari debitur
Kas 500.000 -
Piutang digadaikan 500.000
Pelunasan pinjaman
Hutang Bank 500.000 Kas 550.000
Beban bunga 50.000 Pendapatan bunga 50.000
Kas 550.000 Piutang 500.000

Piutang usaha 150.000


Piutang digadaikan 150.000
69

6.4.2 Penjualan Piutang


Piutang yang ditransfer (dijual) kepada pihak lain untuk tujuan mendapatkan kas
lebih cepat diberi istilah anjak piutang atau factoring. Perusahaan yang menerima anjak
piutang biasanya adalah bank atau lembaga keuangan bukan bank. Melalui transaksi ini,
pemilik piutang akan menerima kas, sedangkan perusahaan anjak piutang akan
membebankan biaya atau komisi atas transaksi ini. Penjualan dengan menggunakan kartu
kredit adalah contoh penggunaan mekanisme anjak piutang. Transaksi anjak piutang
bermanfaat bagi pemilik piutang karena dapat memanfaatkan dana lebih cepat,
menghemat biaya penagihan, dan menghindari potensi kredit macet.
Anjak piutang dapat dipisahkan menjadi (Martani, et al., 2016:225):
1. Disclosed factoring
Disclosed factoring adalah transfer piutang kepada perusahaan anjak piutang dengan
sepengetahuan debitur. Pembayaran piutang langsung dilakukan oleh debitur kepada
perusahaan anjak piutang, bukan kepada perusahaan yang memiliki piutang.
2. Undisclosed factoring
Undisclosed factoring adalah transfer piutang kepada perusahaan anjak piutang tanpa
sepengetahuan debitur. Pembayaran piutang dilakukan oleh debitur kepada
perusahaan yang memiliki piutang.

Berdasarkan tanggung jawab setelah piutang ditransfer, anjak piutang dibedakan


menjadi (Kieso, et al., 2020:555):
1. Transfer piutang dengan jaminan (sale with guarantee/sale with recourse)
Pada anjak piutang jenis ini, perusahaan akan menjamin jika debitur sampai tidak
membayar.
2. Transfer piutang tanpa jaminan (sale without guarantee/sale without recourse)
Pada anjak piutang jenis ini, perusahaan tidak menjamin jika debitur tidak membayar,
maka perusahaan anjak piutang akan menanggung risiko tidak tertagihnya piutang.
Contoh:
PT. Parang Garudha menjual nominal piutang Rp. 500.000,00. PT. Parang Garudha
memperkirakan yang tidak tertagih dari jumlah tersebut adalah Rp. 5.000. Piutang ini
dibeli oleh Bank Amerta dengan harga Rp. 450.000. Untuk penjualan piutang yang
dengan jaminan, diasumsikan jumlah yang ditahan oleh Bank Amerta adalah 10% dari
harga jual.
Jurnal yang dibuat oleh PT. Parang Garudha pada saat penjualan adalah sebagai
berikut:
70

Sale With Guarantee Sale Without Guarantee


Kas 405.000 Kas 450.000
Piutang Bank Amerta 45.000 Cadangan kerugian piutang 5.000
Cadangan kerugian piutang 5.000 Rugi penjualan 45.000
Rugi penjualan 45.000 Piutang 500.000
Piutang 500.000
Perhitungan:
Piutang yang dijual 500.000
Cadangan Kerugian Piutang 5.000
Harga jual piutang 450.000
455.000
Rugi penjualan 45.000

Kas yang ditahan oleh Bank Amerta adalah 10% x 450.000 = 45.000

6.5 PENYAJIAN PIUTANG


Beberapa hal yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan piutang adalah
sebagai berikut:
1. Adanya pemisahan penyajian antara piutang lancar dan tidak lancar.
2. Mengungkapkan informasi untuk menilai risiko dari piutang dengan memberikan
informasi tentang:
a. Piutang yang telah melewati jatuh tempo
b. Nilai buku dari piutang yang telah melewati jatuh tempo
3. Mengungkapkan piutang yang dijadikan jaminan
Berikut contoh penyajian piutang milik PT HM Sampoerna Tbk.

Sumber : Laporan Keuangan PT HM Sampoerna, Tbk, 2017


71

6.6 PENGUNGKAPAN PIUTANG


Pengungkapan piutang secara khusus diatur dalam PSAK 50 Instrumen
Keuangan: Penyajian dan PSAK 60 Instrumen keuangan: Pengungkapan. Hal-hal yang
perlu diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan terkait dengan piutang yaitu:
1. Kebijakan akuntansi.
Kebijakan akuntansi terkait piutang yang dijelaskan antara lain tentang metode
pengakuan awal, metode pengukuran setelah perolehan, metode untuk menghitung
penurunan nilai, dan penjelasan mengenai penghapusan piutang.
2. Pengungkapan rincian piutang dan penjelasan lain yang signifikan.
Hal ini meliputi:
a. jenis piutang yang dimiliki, misalnya menurut mata uang dan sifat piutang;
b. rincian piutang yang dilakukan kepada pelanggan dengan jumlah signifikan;
c. identifikasi piutang yang diklasifikasikan sebagai aset lancar dan aset tidak
lancar;
d. penurunan nilai piutang dan penjelasan penurunan nilai yang dilakukan secara
kolektif maupun individu;
e. piutang yang digunakan sebagai jaminan;
f. informasi terkait dengan risiko, yang menjelaskan:
 piutang yang telah jatuh tempo atau mengalami penurunan nilai;
 Nilai terbawa dari piutang yang mengalami penurunan nilai yang telah
dinegosiasikan;
 Analisis umur piutang atas piutang yang telah jatuh tempo;
g. nilai wajar piutang; dan
h. semua konsentrasi risiko kredit atas piutang.

6.7 ANALISIS PIUTANG


Likuiditas piutang usaha perusahaan dapat diukur dengan menggunakan rasio
keuangan. Rasio keuangan yang digunakan untuk menilai likuiditas piutang adalah
rasio perputaran piutang (receivables turnover ratio). Rasio ini mengukur berapa
kali, secara rata-rata, piutang berhasil ditagih selama suatu periode. Rasio ini
dihitung dengan membagi penjualan bersih dengan rata-rata piutang (bersih) yang
beredar selama tahun berjalan. Rata-rata piutang dapat diperoleh dengan cara
menjumlahkan piutang awal periode dengan piutang akhir periode dibagi dua.
Rasio perputaran yang tinggi mencerminkan kualitas piutang yang semakin
baik. Tinggi rendahnya perputaran piutang tergantung pada besar kecilnya modal
72

yang diinvestasikan dalam piutang. Makin cepat perputaran piutang berarti makin
cepat modal kembali. Tingkat perputaran piutang suatu perusahaan dapat
menggambarkan tingkat efisiensi modal perusahaan yang ditanamkan dalam piutang,
sehingga makin tinggi tingkat perputaran piutang berarti makin efisien modal yang
digunakan.

PERTANYAAN DAN SOAL DISKUSI


1. Jelaskan dua metode untuk mencatat piutang dengan asumsi terdapat diskon
penjualan!
2. Masalah dasar apa yang biasanya muncul dalam proses penilaian piutang dagang?
3. Jelaskan seberapa tepat metode persentase (%) penjualan dan persentase (%)
piutang dalam menentukan jumlah cadangan kerugian piutang.
4. Apa prosedur normal untuk menangani penagihan piutang usaha yang sebelumnya
telah dihapus dengan menggunakan metode penghapusan langsung?
5. Sebutkan 3 alasan mengapa perusahaan menjual piutangnya kepada perusahaan lain.

LATIHAN SOAL

1. Pada tanggal 3 Maret PT Shandika menjual barang dagangan kepada CV Altis


senilai Rp 2.000.000 (syarat kredit 2/10, n/60, f.o.b shipping point). Pada tanggal 12
Maret PT Shandika menerima cek pembayaran dari CV Altis.
a. Buat jurnal yang harus dicatat PT Shandika jika:
(1) Penjualan dan piutang dicatat dengan metode bruto
(2) Penjualan dan piutang dicatat dengan metode netto
b. Buat jurnal yang sama dengan asumsi CV Altis baru melunasi hutangnya pada
tanggal 30 April.

2. Sandel Company reports the following financial information before adjustments.


Dr Cr
Account receivables $ 160,000
Allowance for doubtful accounts $ 2,000
Sales (all on credit) 800,000
Sales return and allowances 50,000
Instructions
Prepare the journal entry to record bad debt expense assuming Sandel Company
estimates bad debt at (a) 1% of net sales and (b) 5% of account receivable.
73

3. PT. XYZ menggunakan metode cadangan untuk mengakui kerugian piutangnya.


Informasi sebelum penyesuaian yang diperoleh per 31 Desember 2017 : saldo Piutang
Dagang Rp 2.500.000 dan Rp 125.000 untuk cadangan kerugian piutang. Cadangan
Kerugian piutang ditentukan berdasar analisis umur piutang yang pada tanggal 31
Desember 2018 adalah sebagai berikut:

Jangka waktu peredaran Jumlah Tk. Kolektibilitas


Piutang

Kurang dari 15 hari Rp 1.500.000 98 %

Antara 16 s/d 30 hari 500.000 90 %

Antara 31 s/d 45 hari 250.000 80 %

Antara 46 s/d 60 hari 150.000 70 %

Antara 61 s/d 75 hari 50.000 60 %

Lebih dari 75 hari sisanya 0%

Diminta:
Menentukan besarnya cadangan kerugian piutang yang dicantumkan di neraca per 31
Desember 2018

4. Berikut disajikan informasi yang berkaitan dengan Fresh Baking:


a. Piutang sejumlah $ 40,000 digadaikan kepada Fleetfoot Finance Company
sebagai jaminan untuk pinjaman sebesar $ 30,000. Beban keuangan adalah
sebesar 3 % dari jumlah yang dipinjam
b. Penagihan kas atas piutang yang sudah digadaikan berjumlah $ 19,000
c. Penagihan piutang yang digadaikan sampai tanggal sekarang, ditambah cek $ 400
untuk bunga pinjaman, diteruskan kepada Fleetfoot Finance Company.
d. Penagihan tambahan atas piutang yang digadaikan berjumlah $ 15,200.
e. Pinjaman dibayarkan secara penuh ditambah bunga pinjaman $ 150
f. Saldo piutang yang belum tertagih pada piutang yang digadaikan, dikembalikan
ke buku besar pelanggan yang biasa.
Diminta: Buat ayat jurnal pada setiap transaksi.
74

5. Berikut disajikan informasi yang berkaitan dengan Coors. Corp (Kieso, et al.,
2020:587)::
1 Juli Coors menjual kepada Hocking Co., barang dagangan yang mempunyai harga
jual $ 8,000 dengan syarat 2/10, net/60. Coors mencatat penjualan dan
piutangnya dengan nilai bersih.
3 Juli Hocking mengembalikan barang cacat yang mempunyai harga jual $ 700
5 Juli Piutang dagang sebesar $ 9,000 (kotor) difaktorkan kepada Kelly Kredit Corp
dengan beban keuangan 10%. Kas diterima untuk hasilnya, penagihan ditangani
oleh perusahaan keuangan. Piutang tersebut semua sudah melewati periode
potongan.
9 Juli Piutang dagang tertentu sebesar $ 10,000 (kotor) digadaikan pada Tultex Credit
Corp sebagai jaminan untuk pinjaman sebesar $ 6,000 dengan beban keuangan 6
% dari jumlah pinjaman. Penagihan dilakukan oleh perusahaan keuangan.
Piutang tersebut semua sudah melewati periode potongan.
29 Des Hocking Co. memberitahu Coors bahwa perusahaan ini bangkrut dan hanya akan
membayar 10 % dari hutangya. Buatkan jurnal yang akan menghapuskan saldo
yang tak tertagih dengan menggunakan metode penyisihan. Catatan: Catatlah
dahulu kenaikan dalam piutang pada tanggal 12 Juli ketika periode potongan
terlewati.
Diminta : Ayat jurnal pada setiap tanggal.

6. Transfer of receivables without guarantee (Kieso, et al., 2018). Bohannon SA


factors €250,000 of account receivable with Winkler Financing, Inc. on without
guarantee (no recourse) basis. Winkler Financing will collect the receivables. The
receivables records are transferred to Winkler Financing on August 15, 2019. Winkler
Financing asssesses a finance charge of 2% of the amount of account receivable to
cover probable adjustments.
Instructions:
a. What conditions must be met for a transfer of receivables with guarantee to be
accounted for as a sale ?
b. Assume the conditions from part (a) are met. Prepare the journal entry on August
15, 2019, for Bohannon to record the sale of receivables.

7. Analysis of receivables ((Kieso, et al., 2018). Presented below is information for


Grant AG.
75

a. Beginning-of-the-year Account Receivable balance was €15,000


b. Net sales (all on account) for the year were €100,000. Grant does not offer
cash discounts
c. Collections on accounts receivable during the year were €80,000
Instructions:
a. Prepare (summary) journal entries to record the items noted above.
b. Compute Grant’s account receivable turnover for the year. The company
does not believe it will have any bad debts
c. Use the turnover ratio computed in (b) to analyze Grant’s liquidity. The
turnover ratio last year was 7.0.

KASUS
The Flatiron Pub provides catering services to local businesses. The following information
was available for The Flatiron for the years ended December 31, 2010 and 2011.

31-Dec-10 31-Dec-11
Cash $ 2,000 $ 1,685
Accounts receivable 46,000 ?
Allowance for doubtful accounts 550 ?
Other current assets 8,500 7,925
Current liabilities 37,000 44,600
Total credit sales 205,000 255,000
Collections on accounting receivable 190,000 228,000

Flatiron management is preparing for a meeting with its bank concerning renewal of a loan
and has collected the following information related to the balance.
1. The cash reported at December 31,2011, reflects the following items : petty cash
$1,575 and postage stamps $110. The other current assets balance at 12/31/11
includes the checking account balance of $4,000.
2. On November 31,2011, Flatiron agreed to accept a 6-month, $5.000 note bearing12
% interest, payable at maturity, from a major client in settlement of a $5,000 bill.
The above balance do not reflect this transaction.
3. Flatiron factored some accounts receivable at the end of 2011. It transferred
accounts totaling $10,000 to Final factor, Inc. without guarantee (recourse). Final
76

Factor will receive the collections from Flatiron’s customers and will retain 2% of
balance. Final Factor assesses Flatiron a finance charge of 3% on this transfer.
However, management has determined that the amount due from the factory has
not been recorded and is not included in the balance above.
4. Flatiron wrote off uncollectible accounts with balance of $1,600. On the basis of
the latest available information, the 2011 uncollectible accounts are estimated to be
2.5% of accounts receivable.
Analysis:
a. Compute Flatiron’s current ratio and accounts receivable turnover ratio for
December 31, 2011. Use these measures to analyze Flatiron’s liquidity. The
accounts receivable turnover ratio in 2010 was 4.37.
b. Discuss how the analysis you did above of Flatiron’s liquidity would be affected if
Flatiron had transferred the receivables in a secured borrowing transaction.

Anda mungkin juga menyukai