Anda di halaman 1dari 14

BAB II

KERANGKA KONSEPTUAL PELAPORAN KEUANGAN

CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah membaca dan mengkaji bab ini, pembaca akan mampu:
1. mengetahui definisi, tujuan, dan peranan kerangka konseptual;
2. menjelaskan dan memahami tujuan pelaporan keuangan;
3. mengidentifikasi unsur-unsur dasar laporan keuangan;
4. mengidentifikasi karakteristik umum pelaporan keuangan;
5. mengidentifikasi karakteristik kualitatif laporan keuangan;
6. menjelaskan dan memahami definisi, pengakuan dan pengukuran unsur-unsur
pembentuk laporan keuangan; dan
7. memahami konsep dan pemeliharaan modal.

RUJUKAN
Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK), tahun 2019.

2.1 DEFINISI, TUJUAN, DAN PERANAN KERANGKA KONSEPTUAL


Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK) yang terbaru diterbitkan dan
disahkan oleh IAI pada tanggal 11Desember 2019.KKPK tersebut berlaku efektif pada
tanggal 1 Januari 2020 dengan penerapan lebih dini diperkenankan.
Kerangka konseptual atau kerangka dasar merupakan konsep yang mendasari
pelaporan keuangan.Kerangka konseptual merupakan sistem konsep koheren yang berasal
dari tujuan pelaporan keuangan. Kerangka konseptual ini digunakan sebagai acuan untuk
(Kieso, et al., 2011: 40):
1. mengidentifikasi batasan-batasan pelaporan keuangan;
2. pemilihan transaksi, peristiwa, dan kejadian yang harus disajikan;
3. mengakui dan mengukur suatu transaksi, peristiwa, atau kejadian tersebut; dan
4. melaporkan transaksi, peristiwa, atau kejadian tersebut.
Kerangka konseptual mendeskripsikan tujuan dari dan konsep untuk pelaporan
keuangan yang bertujuan umum.. Tujuan kerangka konseptual adalah untuk (IAI, 2019:1):

13
14

1. membantu Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK


IAI) dalam mengembangkan SAK yang berdasarkan konsep yang konsisten;
2. membantu penyusun laporan keuangan untuk mengembangkan kebijakan akuntansi
yang konsisten ketika tidak ada Standar yang berlaku untuk transaksi tertentu atau
peristiwa lain, atau ketika Standar memberikan pilihan kebijakan akuntansi; dan
3. membantu semua pihak untuk memahami dan menginterpretasikan Standar.
Kerangka konseptual yang terdapat pada PSAK mengadopsi dari the
ConceptualFramework for Financial Reporting per Maret 2018.Kerangka konseptual
bukan merupakan standar akuntansi keuangan.Jadi, tidak mendefinisikan standar untuk
permasalahan pengukuran atau pengungkapan tertentu dan jika terdapat pertentangan antara
kerangka konseptual dengan standar akuntansi keuangan, maka ketentuan dalam standar
akuntansi keuangan yang relatif diunggulkan.Kerangka konseptual merupakan pedoman
dalam penyusunan prinsip/standar akuntansi. Adanya kerangka konseptual akan
mengarahkan penyusunan prinsip/standar akuntansi yang konsisten. Kerangka konseptual ini
membahas tentang:
1. tujuan pelaporan keuangan bertujuan umum;
2. karakteristik kualitatif informasi keuangan yang berguna;
3. laporan keuangan dan pelaporan keuangan entitas pelapor;
4. unsur-unsur laporan keuangan;
5. pengakuan dan penghentian pengakuan;
6. pengukuran;
7. penyajian dan pengungkapan; dan
8. konsep modal dan pemeliharaan modal.

2.2 TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN BERTUJUAN UMUM


Tujuan pelaporan keuangan bertujuan umum adalah untuk menyediakan informasi
keuangan tentang entitas pelapor yang berguna untuk investor saat ini dan investor potensial,
pemberi pinjaman, dan kreditor lainnya dalam membuat keputusan tentang penyediaan
sumber daya kepada entitas. Namun laporan keuangan bertujuan umum tidak menyediakan
semua informasi yang dibutuhkan oleh pihak-pihak tersebut. Artinya para pengguna tersebut
perlu mempertimbangkan informasi terkait dari sumber lainnya, sebagai contoh, kondisi dan
15

ekspektasi ekonomik secara umum, peristiwa dan kondisi politik, serta prospek masa depan
industri dan entitas.

2.3 KARAKTERISTIK KUALITATIF INFORMASI KEUANGAN YANG BERGUNA

Karakteristik kualitatif informasi keuangan yang berguna diterapkan untuk informasi


keuangan yang tersedia dalam laporan keuangan, dan juga informasi keuangan yang tersedia
dengan cara lainnya. Agar informasi keuangan menjadi berguna, informasi tersebut harus
relevan dan merepresentasikan secara tepat apa yang akan direpresentasikan. Kegunaan
informasi keuangan dapat ditingkatkan jika informasi tersebut lebih terbanding (comparable),
tepat waktu (timely), dan terpahami (understandable) (IAI, 2019:9).
a. Karakteristik Kualitatif Fundamental
1. Relevansi
Agar informasi bermanfaat maka harus relevan dengan kebutuhan pengguna dalam proses
pengambilan keputusan. Informasi dikatakan relevan jika dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pengguna untuk mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan
(predictive); menegaskan (confirmatory); atau mengoreksi hasil evaluasi. Informasi yang
relevan juga dipengaruhi oleh hakikat dan materialitasnya.
2. Materialitas
Informasi adalah material jika penghilangan atau salah saji informasi tersebut dapat
mempengaruhi keputusan.Suatu akun dinyatakan material (cukup berarti) jika
penggunaannya atau penghapusannya akan mempengaruhi atau mengubah pengambilan
keputusan pengguna laporan keuangan. Akun-akun yang material disajikan terpisah
dalam laporan keuangan sedangkan yang tidak material digabungkan dengan jumlah yang
memiliki sifat atau fungsi yang sejenis.
3. Representasi Tepat
Laporan keuangan merepresentasikan fenomena ekonomik dalam kata dan angka.Agar
dapat menjadi informasi yang berguna, harus merepresentasikan fenomena yang relevan
dan tepat.Agar representasi menjadi tepat dan berguna, terdapat tiga karakteristik yang
harus dipenuhi yaitu lengkap, netral, dan bebas dari kesalahan.
16

Penerapan karakteristik kualitatif fundamental proses yang paling efisien dan


efektif dalam penerapan karakteristik kualitatif fundamental biasanya sbb:
a. Mengidentifikasi fenomena ekonomik, dimana informasi atas fenomena tsb
dapat menjadi berguna bagi pengguna informasi keuangan entitas pelapor
b. Mengidentifikasi jenis informasi tentang fenomena yang paling relevan
c. Menentukan apakah informasi tersebut tersedia dan apakah informasi tersebut
dapat memberikan representasi tepat dari fenomena ekonomik

b. Karakteristik Kualitatif Peningkat


Keterbandingan, keterverifikasian, ketepatwaktuan, dan keterpahaman adalah karakteristik
kualitatif yang meningkatkan kegunaan informasi yang relevan dan memberikan
representasi tepat dari apa yang dimaksudkan untuk direpresntasikan (IAI,
2019:12).Maknanya adalah kegunaan informasi keuangan dapat ditingkatkan jika
informasi tersebut comparable, verifiable, timely, dan understandable
1. Keterbandingan(comparable)
Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan untuk mengidentifikasi dan
mengevaluasi kecenderungan (trend) posisi, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan.Pengguna juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar entitas
untuk melakukan evaluasi secara relatif.
2. Keterverifikasian(verifiable)
Dapat diverifikasi berarti bahwa berbagai pengamat independen atau pengguna informasi,
dengan pengatahuan berbeda-beda mempunyai penggambaran tertentu dan merupakan
representasi yang tepat.
3. Ketepatwaktuan (timely)
Ketepatwaktuan berarti tersedianya informasi bagi pembuat keputusan pada waktu yang
tepat sehingga dapat mempengaruhi pengambilan keputusan.
4. Keterpahaman(understandable)
Kualitas penting informasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah kemudahannya
untuk dipahami, dengan asumsi pengguna memiliki pengetahuan yang memadai tentang
aktifitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi
dengan ketekunan yang wajar.Informasi harus mudah dipahami agar bermanfaat untuk
pengambilan keputusan.
17

Penerapan karakteristik kualitatif peningkat. Karakteristik kualititatif


peningkat harus dimaksimalkan sebaik mungkin. Penerapan karakteristik kualitatif
peningkat merupakan sebuah proses yang berulang yang tidak mengikuti urutan
tertentu. 1 erfg satu karakteristik kualitatif mungkin dapat dikurangkan untuk
memaksimalkan karakteristik kualitatif lainnya. Sebagai contoh, pengurangan
temporer dalam keterbandingan sebai akibat dari penerapan Standar baru secara
prospektif mungkin berguna untuk meningkatkan relevansi atau representasi tepat
dalam jangka panjang. Pengungkapan yang sesuai secara parsial dapat
mengompensasi ketidakterbandingan.

KENDALA BIAYA PELAPORAN YANG BERGUNA


Biaya merupakan kendala untuk informasi yang dapat disajikan dalam pelaporan
keuangan.Pelaporan informasi keuangan menimbulkan biaya.Dalam penerapan kendala
biaya, harus dinilai apakah manfaat dari pelaporan informasi tertentu cenderung seimbang
dengan biaya yang dikeluarkan untuk menyediakan informasi dan menggunakan informasi
tersebut. Jadi harus dipertimbangkan cost and benefitnya.
Manajemen mungkin menghadapi berberapa kendala agar dapat memberikan
informasi yang relevan dan andal, sehingga manajemen perlu menyeimbangkan antara
manfaat relatif antara pelaporan tepat waktu dan ketentuan informasi andal.Pertimbangan
utama yang harus diperhatikan dalam mencapai keseimbangan tersebut adalah kebutuhan
pengambil keputusan. Manajemen harus mampu mempertimbangkan keseimbangan antara
biaya dan manfaat lebih yang merupakan kendala pervasif, evaluasi kedua hal tersebut
merupakan proses pertimbangan yang substansial.

2.4 LAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN KEUANGAN ENTITAS PELAPOR


a. Tujuan dan ruang lingkup laporan keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi keuangan tentang
aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, dan beban entitas pelapor yang berguna bagi pengguna
laporan keuangan dalam menilai prospek arus kas neto masa depan entitas pelapor dan
dalam menilai pengelolaan oleh manajemen atas sumber daya ekonomik entitas (IAI, 2019:
17).
18

b. Periode pelaporan
Laporan keuangan disusun untuk jangka waktu tertentu dan memberi informasi
tentang:
• Aset, liabilitas, dan ekuitas, pada akhir periode pelaporan
• Penghasilan danbeban, untuk periode pelaporan

c. Perspektif yang diadopsi dalam laporan keuangan


Laporan keuangan memberikan informasi tentang transaksi dan peristiwa lain dilihat
dari perspektif entitas pelapor secara keseluruhan, bukan dari perspektif kelompok tertentu
dariinvestor saat ini atau investor potensial, pemberi pinjaman atau kreditor lainnya.

d. Asumsi kelangsungan usaha


Laporan keuangan biasanya disusun berdasarkan asumsi kelangsungan
usahaentitas(going concern) dan entitas akan melanjutkan usahanya di masa depan (IAI,
2019:18). Oleh karena itu, entitas diasumsikan tidak memiliki intensi atau berkeinginan
untuk melikuidasi atau mengurangi skala usahanya secara material.
Atas dasar asumsi kelangsungan usaha, maka dalam keadaan normal suatu aset tetap
lazimya dilaporkan di neraca berdasarkan nilai buku, tidak dilaporkan berdasarkan harga
pasar yang lebih tinggi pada tanggal laporan. Perlakuan tersebut adalah berdasarkan asumsi
aset tetap akan digunakan dalam berusaha, dan entitas tidak sedang dilikuidasi. Asumsi
kelangsngan usaha sangat penting mendasari penyajian wajar suatu laporan keuangan agar
tidak menyesatkan pengguna informasi tersaji.

2.5 UNSUR-UNSUR LAPORAN KEUANGAN


Unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan adalah sebagai berikut.
1. Aset
Aset adalah sumber daya ekonomik kini yang dikendalikan oleh entitas sebagai akibat
dari peristiwa masa lalu. Jadi aset memiliki aspek hak, potensi untuk menghasilkan
manfaat ekonomi, dan pengendalian (IAI, 2019:22).
Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset adalah potensi aset untuk
memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, arus kas dan setara kas
kepada perusahaan.
19

Manfaat ekonomi suatu aset dapat terwujud dalam beberapa cara (Kartikahadi et al.,
2016:62):
a. Sebagai alat produksi penghasil barang atau jasa
b. Dipertukarkan dengan aset lain
c. Untuk menyelesaikan liabilitas
d. Dibagikan kepada para pemilik entitas
Aset dapat diperoleh berdasarkan produksi, pembelian, pertukaran, atau sumbangan.Aset
dapat pula berwujud maupun tidak berwujud.Ditinjau dari segi hukum, hak atas suatu
aset tidak hanya berupa hak milik, tapi dapat juga berupa hak sewa, hak pakai, hak tagih,
dan lain-lain. Perbedaan hak tersebut akan mempengaruhi jenis dan penggolongan aset
dalam laporan keuangan.

2. Liabilitas
Karakteristik penting liabilitas adalah bahwa perusahaan mempunyai kewajiban masa
kini yang timbul dari peristiwa masa lalu. Kewajiban adalah suatu tanggung jawab
untuk bertindak atau melaksanakan sesuatu dengan cara tertentu, yang penyelesaiannya
mengakibatkan arus keluar sumber daya perusahaan.
Jadi kriteria liabilitas adalah entitas memiliki kewajiban, kewajiban untuk
mengalihkan sumber daya ekonomik, dan kewajiban tersebut akibat dari peristiwa
masa lalu (IAI, 2019:25).
Liabilitas dapat timbul karena tindakan hukum atau peraturan perundangan yang
berlaku.Suatu transaksi jual beli atau pengikatan suatu perjanjian tertentu dapat
menimbulkan hak dan kewajiban.Peraturan perundangan pajak dapat menimbulkan
kewajiban pajak.Peraturan perburuhan dapat menimbulkan kewajiban dibidang
kesejahteraan pegawai.Namun kewajiban juga dapat ditimbulkan karena praktik bisnis
yang lazim, misalnya kesediaan entitas untuk menarik kembali produk yang cacat
(Kartikahadi et al., 2016:63).
3. Ekuitas
Ekuitas merupakan hak residual atas aset suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh
liabilitasnya. Ekuitas dapat disubklasifikasikan dalam neraca, contoh untuk ekuitas
perseroan terbatas disubklasifikasikan menjadi modal saham, ágio saldo saham, dan
saldo laba.
20

Penyajian ekuitas bertujuan agar laporan keuangan dapat memberikan informasi dengan
jelas hak dan pembatasan yang ditetapkan menurut hukum atau pembatasan lainnya atas
ekuitas sehubungan dengan hak kepemilikan masing-masing pemilik modal dalam
hubungannya dengan pembagian laba, dividen, maupun pengembalian modal
(Kartikahadi et al., 2016: 63).
4. Kinerja
Laba seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja.Unsur yang secara langsung berkaitan
dengan pengukuran laba adalah penghasilan dan beban.Penghasilan (income) meliputi
baik pendapatan (revenues) maupun keuntungan (gains).Penghasilan adalah kenaikan
manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau
penambahan aset atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi penanam modal meningkat.
Definisi penghasilan (income) meliputi pendapatan (revenues) dan keuntungan (gains).
Pendapatan timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa dan dikenal dengan
sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalti,
dan sewa.
Bebanadalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi, dalam bentuk
arus keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya kewajiban, yang mengakibatkan
penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.
Beban mencakup beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan biasa,
misalnya: beban pokok penjualan, beban marketing dan beban administrasi. Beban juga
mencakup kerugian seperti rugi pelepasan aset tetap, rugi karena bencana alam, maupun
rugi yang belum direalisasi.

2.6 PENGAKUAN DAN PENGHENTIAN PENGAKUAN UNSUR-UNSUR YANG


MEMBENTUK LAPORAN KEUANGAN
2.6.1 PENGAKUAN
Pengakuan (recognition) merupakan proses pembentukan suatu pos yang memenuhi
definisi unsur dan kriteria pengakuan dalam neraca atau laporan laba rugi. Pengakuan
dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata atau dalam jumlah uang dan
mencantumkannya ke dalam neraca atau laporan laba rugi. Pos yang memenuhi definisi suatu
unsur harus diakui kalau:
21

1. ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut akan
mengalir dari atau ke dalam perusahaan; dan
2. pos tersebut mempunyai nilai yang dapat diukur dengan andal

Berdasarkan definisi suatu unsur harus diakui tersebut, maka :


1. Pengakuan Aset,
Pengakuan dilakukan dalam laporan posisi keuangan, jika kemungkinan besar manfaat
ekonomi masa depan akan mengalir ke entitas, dan nilainya dapat diukur dengan andal.
Berikut ilustrasinya (Kartikahadi et al., 2016: 67):

Bila suatu entitas tekstil mengeluarkan kas Rp 100 juta untuk membeli sebuah mesin
tenun, manfaat ekonomi dimasa depan yang akan diperoleh entitas dari mesin tenun
tersebut adalah jelas, dan harga perolehannya juga jelas Rp 100 juta. Bila entitas
tekstil tersebut kemudian membayar premi asuransi kebakaran dimuka untuk
bangunan dan peralatan pabrik untuk satu tahun sejumlah Rp 10 juta, manfaat
ekonomi selama masa tanggungan dan biaya premi asuransi Rp 10 juta juga jelas. Jadi
baik mesin tenun maupun premi asuransi yang dibayar dimuka dapat dilaporkan
dalam neraca sebagai aset.
Tapi dengan berjalannya waktu dan kegiatan proses produksi, maka mesin akan susut
secara teknis dan ekonomi. Setiap tahun akan dihitung beban penyusutan, nilai mesin
dengan demikian akan berkurang dari tahun ke tahun sejalan dengan semakin
menurunnya manfaat ekonomi mesin. Sedangkan manfaat ekonomi premi asuransi
jelas akan berkurang dengan berjalannya masa tanggungan. Pada akhir masa
pertanggungan, seluruh aset premi asuransi sudah berubah menjadi beban asuransi
dan tampak di laporan laba rugi.

2. Pengakuan Liabilitas
Pengakuan dilakukan dalam laporan posisi keuangan, jika kemungkinan besar terdapat
pengeluaran sumber daya entitas untuk menyelesaikan kewajiban, dan nilainya dapat
diukur dengan andal.
Lazimnya pengakuan kewajiban berkaitan dengan pengakuan suatu aset atau beban.Dalam
suatu transaksi pembelian kredit atau impor barang, perlu diperhatikan syarat perikatan
jual beli untuk dapat menentukan kapan pengakuan atas hak milik barang telah berpindah,
dan kapan hutang usaha yang terkait harus diakui sebagai kewajiban.Pengetahuan dasar
hukum perdata dan hukum dagang khususnya tentang perikatan dan berbagai jenis
transaksi jual beli atas barang atau jasa perlu dipahami dengan baik.Pengakuan timbulnya
22

suatu aset dan liabilitas dari sudut pandang akuntansi tentunya harus berlandaskan
padahukum dan peraturan perundangan yang berlaku, dan tidak mungkin terlepas berdiri
sendiri (Katikahadi et al., 2016:68).
3. Pengakuan Penghasilan
Pengakuan dilakukan dalam laporan laporan laba rugi, jika terdapat kenaikan manfaat
ekonomi masa depan yang berkaitan dengan kenaikan aset atau penurunan liabilitas, dan
nilainya dapat diukur dengan andal.
Suatu penghasilan biasanya berkaitan dengan timbulnya suatu aset, misalnya suatu
transaksi penjualan kredit, kecuali menimbulkan penjualan juga menimbulkan piutang
usaha.
4. Pengakuan Beban
dilakukan dalam laporan laporan laba rugi, jika terdapat penurunan manfaat ekonomi
masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau kenaikan liabilitas, dan nilainya
dapat diukur dengan andal.
Timbulnya suatu beban lazimnya berkaitan dengan menurunnya suatu aset atau timbulnya
suatu liabilitas.Contoh beban yang menyebabkan turunnya aset adalah pembayaran gaji
pegawai dengan kas atau beban penyusutan mesin.Contoh beban yang menimbulkan
liabilitas adalah perhitungan beban bunga akrual pada akhir tahun usaha atau beban listrik
yang terhutang pada saat penutupan buku.

2.6.2 PENGHENTIAN PENGAKUAN


Penghentian pengakuan (derecognition) adalah penghapusan seluruh atau sebagian
aset atau liabilitas yang diakui dari laporan posisi keuangan entitas. Penghentian pengakuan
biasanya terjadi ketika item tersebut tidak lagi memenuhi definisi aset atau liabilitas (IAI,
2019:38).

2.7 PENGUKURAN
Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang (moneter) untuk suatu pos dalam
neraca dan laporan laba rugi. Proses ini menyangkut pemilihan dasar pengukuran tertentu.
Berikut adalah berbagai dasar pengukuran:
1. Biaya historis (historical cost)
Aset dicatat sebesar pengorbanan yang dikeluarkan untuk memperolehnya.Liabilitas
dicatat sebesar jumlah yang diharapkan dibayarkan untuk memenuhi liabilitas tersebut.
23

2. Biaya kini (current cost)


Biaya kini adalah biaya atas aset yang setara pada tanggal pengukuran, yang terdiri dari
imbalan yang akan dibayar pada tanggal pengukuran ditambah biaya transaksi yang akan
terjadi pada tanggal tersebut.
Aset dinilai dalam jumlah kas yang seharusnya dibayar bila aset yang sama diperoleh
sekarang. Liabilitas dinyatakan dalam jumlah kas yang tidak didiskontokan
(undiscounted) yang mungkin akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban masa kini.
3. Nilai wajar
Nilai wajar adalah hargayang akan diterima untuk menjual aset, atau dibayarkan
untuk mengalihkan liabilitas, dalam transaksi yang teratur antara pelaku pasar
pada tanggal pengukuran.
Nilai wajar mencerminkan perspektif pelaku pasar.
4. Nilai pakai dan nilai pemenuhan
Nilai pakai adalah nilai sekarang dari arus kas atau manfaat ekonomik lainya yang
diperkirakan akan diperoleh dari penggunaan aset dan dari pelepasan akhirnya.
Nilai pemenuhan adalah nilai sekarang dari arus kas atau sumber daya ekonomik
lainnya yang wajib dialihkan selama entitas memenuhi suatu liabilitas.

2.8 PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN


Entitas pelapor mengkomunikasikan informasi tentang aset, liabilitas, ekuitas,
penghasilan, dan beban dengan menyajikan dan mengungkapkaninformasi dalam laporan
keuangannnya. Tujuan dan prinsip penyajian dan pengungkapan adalah untuk memfasilitasi
komunikasi informasi yang efektif dalam laporan keuangan, ketika mengembangkan
persyaratan penyajian dan pengungkapan dalam Standar diperlukan keseimbangan antara:
a. memberikan entitas fleksibilitas untuk memberikan informasi yang relevan
b. mensyaratkan informasi yang terbandingkan.

2.9 KONSEP MODAL DAN PEMELIHARAAN MODAL


2.9.1 Konsep Modal
Pemilihan konsep modal yang sesuai didasarkan pada kebutuhan pengguna laporan
keuangan. Berikut adalah konsep modal tersebut:
24

1. Konsep modal keuangan


Konsep modal keuangan dianut oleh sebagian besar entitas dalam penyusunan laporan
keuangan.Menurut konsep modal keuangan, seperti uang atau daya beli yang
diinvestasikan, modal bersinonim dengan aset neto atau ekuitas entitas.
Konsep modal keuangan menganggap laba hanya diperoleh kalau nilai uang (nilai
finansial) dari aset bersih pada akhir suatu periode usaha melebihi awal periode, setelah
memperhitungkan kembali penyetoran dan atau penarikan modal oleh pemilik.Pengukuran
dapat dilakukan berdasarkan satuan moneter nominal atau dalam satuan daya beli yang
konstan.Pemilihan konsep modal yang tepat bagi entitas didasarkan pada kebutuhan
pengguna laporan keuangan.Jadi, konsep modal keuangan seharusnya dianut jika
pengguna laporan keuangan terutama berkepentingan dengan pemeliharaan modal
nominal yang diinvestasikan.
2. Konsep modal fisik
Modal dipandang sebagai kapasitas produktif entitas yang didasarkan pada, misalnya, unit
output per hari.Pemeliharaan modal fisik menganggap laba hanya diperoleh kalau
kapasitas produktif fisik (atau kemampuan usaha) pada akhir suatu periode usaha melebihi
awal periode, setelah memperhitungkan kembali penyetoran dan atau penarikan modal
oleh pemilik. Konsep ini menggunakan dasar pengukuran biaya kini (current cost) dan
digunakan pemakai informasi bila berkepentingan dengan kemampuan usaha entitas.

2.9.2 Pemeliharaan Modal


Dua jenis konsep modal tersebut pada akhirnya menciptakan dua konsep
pemeliharaan modal, yaitu sebagai berikut:
1. Pemeliharaan modal keuangan
Menurut konsep ini, laba hanya diperoleh kalau jumlah finansial dari aset bersih akhir
periode melebihi jumlah finansial dari aset bersih pada awal periode.
2. Pemeliharaan modal fisik
Menurut konsep ini laba hanya diperoleh kalau kapasitas produktif fisik (kemampuan
usaha) pada akhir periode melebihi kapasitas produktif fisik pada awal periode.
Perbedaan pokok antara dua konsep pemeliharaan modal ini adalah perlakuan
terhadap pengaruh perubahan harga aset dan liabilitas perusahaan. Dalam pengertian umum,
perusahaan telah memelihara modalnya kalau modal yang dimiliki pada akhir periode
25

samadengan modal pada awal periode. Setiap jumlah yang melebihi modal pada awal tahun
merupakan laba.

PERTANYAAN DAN SOAL DISKUSI

1. Jelaskan pemahaman tentang kerangka konseptual dan manfaatnya!


2. Apakah tujuan membuat laporan keuangan?
3. Jelaskan perbedaan istilah laporan keuangan dan pelaporan keuangan!
4. Jelaskan secara singkat dan disertai contoh beberapa istilah di bawah ini :
a) Materiality
b) Going concern
5. Apakah yang dimaksud dengan istilah pengakuan dan pengukuran? Berikan contohnya!
6. Manajemen harus mampu mempertimbangkan kendala biaya dan manfaat untuk
menghasilkan informasi yang relevan dan andal. Jelaskan pernyataan tersebut!
7. Perusahaan melakukan penggantian atas metode penilaian persediaannya, dari metode
rata-rata menjadi FIFO (First In First Out). Tidak ada penjelasan apapun terkait dengan
perubahan ini pada catatan atas laporan keuangan. Bagaimanakah pendapat atau
komentar anda atas hal tersebut?
8. Jika terdapat suatu transaksi baru yang belum terdapat standar khusus yang mengatur hal
tersebut, maka standar atau patokan apa yang dapat digunakan oleh suatu entitas dalam
mencatat transaksi tersebut ?
9. Laporan keuangan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) di 2018 menyatakan perusahaan
mampu meraup laba bersih US$ 809,85 ribu atau setara Rp 11,33 miliar (kurs Rp
14.000). Hal itu tentu menjadi kabar besar, maklum BUMN maskapai ini sudah lama
merugi.Namun ternyata ada dua komisaris yang tidak setuju dengan penyampaian
laporan keuangan GIAA tersebut. Kedua komisaris itu Chairal Tanjung dan Dony
Oskaria.
Menurut dokumen yang diterima awak media, kedua komisaris itu merasa keberatan
dengan pengakuan pendapatan atas transaksi Perjanjian Kerja Sama Penyediaan
Layanan Konektivitas Dalam Penerbangan, antara PT Mahata Aero Teknologi dan PT
Citilink Indonesia. Pengakuan itu dianggap tidak sesuai dengan kaidah Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 23: Pendapatan. Sebab manajemen
26

Garuda Indonesia mengakui pendapatan dari Mahata sebesar US$ 239.940.000,


yang diantaranya sebesar US$ 28.000.000 merupakan bagian dari bagi hasil yang
didapatkan dari PT Sri Wijaya Air.Padahalan uang itu masih dalam bentuk
piutang, namun diakui perusahaan masuk dalam pendapatan.
(https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-4523309/2-komisaris-tolak-laporan-
keuangan-garuda)
Diminta:
Berikan komentar saudara atas kejadian tersebut dikaitkan dengan Kerangka Konseptual
Pelaporan Keuangan.
10. Suatu entitas mengoperasikan 5 SPBU dan memiliki semua tanah dan bangunan tempat
SPBU tersebut beroperasi.Entitas memilih untuk tidak mengasuransikan semua
SPBUnya dari risiko kebakaran, namun melakukan perhitungan sendiri mengenai
probabilitas terjadinya kebakaran. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan manajemen,
terdapat risiko terjadi kebakaran dengan nilai kerugian sebesar Rp 100 juta untuk setiap
5 tahun. Dengan demikian entitas mengakui beban atas risiko terjadinya kebakaran
sebesar Rp 20 juta setiap tahun dan mengakui liabilitas. Alasan manajemen bahwa risiko
kebakaran sangat besar dan jika manajemen memilih menggunkan jasa asuransi maka
akan tetap timbul beban asuransi setiap periodenya (Kartikahadi et al., 2016)
Diminta: Berikan pendapat anda atas pengakuan beban dan liabilitas yang dilakukan
manajemen, apakah telah sesuai dengan pengakuan sebagaimana diatur dalam Kerangka
Konseptual.

Anda mungkin juga menyukai