CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah membaca dan mengkaji bab ini, pembaca akan mampu:
1. mengetahui definisi, tujuan, dan peranan kerangka konseptual;
2. menjelaskan dan memahami tujuan pelaporan keuangan;
3. mengidentifikasi unsur-unsur dasar laporan keuangan;
4. mengidentifikasi karakteristik umum pelaporan keuangan;
5. mengidentifikasi karakteristik kualitatif laporan keuangan;
6. menjelaskan dan memahami definisi, pengakuan dan pengukuran unsur-unsur
pembentuk laporan keuangan; dan
7. memahami konsep dan pemeliharaan modal.
RUJUKAN
Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK), tahun 2019.
13
14
ekspektasi ekonomik secara umum, peristiwa dan kondisi politik, serta prospek masa depan
industri dan entitas.
b. Periode pelaporan
Laporan keuangan disusun untuk jangka waktu tertentu dan memberi informasi
tentang:
• Aset, liabilitas, dan ekuitas, pada akhir periode pelaporan
• Penghasilan danbeban, untuk periode pelaporan
Manfaat ekonomi suatu aset dapat terwujud dalam beberapa cara (Kartikahadi et al.,
2016:62):
a. Sebagai alat produksi penghasil barang atau jasa
b. Dipertukarkan dengan aset lain
c. Untuk menyelesaikan liabilitas
d. Dibagikan kepada para pemilik entitas
Aset dapat diperoleh berdasarkan produksi, pembelian, pertukaran, atau sumbangan.Aset
dapat pula berwujud maupun tidak berwujud.Ditinjau dari segi hukum, hak atas suatu
aset tidak hanya berupa hak milik, tapi dapat juga berupa hak sewa, hak pakai, hak tagih,
dan lain-lain. Perbedaan hak tersebut akan mempengaruhi jenis dan penggolongan aset
dalam laporan keuangan.
2. Liabilitas
Karakteristik penting liabilitas adalah bahwa perusahaan mempunyai kewajiban masa
kini yang timbul dari peristiwa masa lalu. Kewajiban adalah suatu tanggung jawab
untuk bertindak atau melaksanakan sesuatu dengan cara tertentu, yang penyelesaiannya
mengakibatkan arus keluar sumber daya perusahaan.
Jadi kriteria liabilitas adalah entitas memiliki kewajiban, kewajiban untuk
mengalihkan sumber daya ekonomik, dan kewajiban tersebut akibat dari peristiwa
masa lalu (IAI, 2019:25).
Liabilitas dapat timbul karena tindakan hukum atau peraturan perundangan yang
berlaku.Suatu transaksi jual beli atau pengikatan suatu perjanjian tertentu dapat
menimbulkan hak dan kewajiban.Peraturan perundangan pajak dapat menimbulkan
kewajiban pajak.Peraturan perburuhan dapat menimbulkan kewajiban dibidang
kesejahteraan pegawai.Namun kewajiban juga dapat ditimbulkan karena praktik bisnis
yang lazim, misalnya kesediaan entitas untuk menarik kembali produk yang cacat
(Kartikahadi et al., 2016:63).
3. Ekuitas
Ekuitas merupakan hak residual atas aset suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh
liabilitasnya. Ekuitas dapat disubklasifikasikan dalam neraca, contoh untuk ekuitas
perseroan terbatas disubklasifikasikan menjadi modal saham, ágio saldo saham, dan
saldo laba.
20
Penyajian ekuitas bertujuan agar laporan keuangan dapat memberikan informasi dengan
jelas hak dan pembatasan yang ditetapkan menurut hukum atau pembatasan lainnya atas
ekuitas sehubungan dengan hak kepemilikan masing-masing pemilik modal dalam
hubungannya dengan pembagian laba, dividen, maupun pengembalian modal
(Kartikahadi et al., 2016: 63).
4. Kinerja
Laba seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja.Unsur yang secara langsung berkaitan
dengan pengukuran laba adalah penghasilan dan beban.Penghasilan (income) meliputi
baik pendapatan (revenues) maupun keuntungan (gains).Penghasilan adalah kenaikan
manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau
penambahan aset atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi penanam modal meningkat.
Definisi penghasilan (income) meliputi pendapatan (revenues) dan keuntungan (gains).
Pendapatan timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa dan dikenal dengan
sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalti,
dan sewa.
Bebanadalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi, dalam bentuk
arus keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya kewajiban, yang mengakibatkan
penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.
Beban mencakup beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan biasa,
misalnya: beban pokok penjualan, beban marketing dan beban administrasi. Beban juga
mencakup kerugian seperti rugi pelepasan aset tetap, rugi karena bencana alam, maupun
rugi yang belum direalisasi.
1. ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut akan
mengalir dari atau ke dalam perusahaan; dan
2. pos tersebut mempunyai nilai yang dapat diukur dengan andal
Bila suatu entitas tekstil mengeluarkan kas Rp 100 juta untuk membeli sebuah mesin
tenun, manfaat ekonomi dimasa depan yang akan diperoleh entitas dari mesin tenun
tersebut adalah jelas, dan harga perolehannya juga jelas Rp 100 juta. Bila entitas
tekstil tersebut kemudian membayar premi asuransi kebakaran dimuka untuk
bangunan dan peralatan pabrik untuk satu tahun sejumlah Rp 10 juta, manfaat
ekonomi selama masa tanggungan dan biaya premi asuransi Rp 10 juta juga jelas. Jadi
baik mesin tenun maupun premi asuransi yang dibayar dimuka dapat dilaporkan
dalam neraca sebagai aset.
Tapi dengan berjalannya waktu dan kegiatan proses produksi, maka mesin akan susut
secara teknis dan ekonomi. Setiap tahun akan dihitung beban penyusutan, nilai mesin
dengan demikian akan berkurang dari tahun ke tahun sejalan dengan semakin
menurunnya manfaat ekonomi mesin. Sedangkan manfaat ekonomi premi asuransi
jelas akan berkurang dengan berjalannya masa tanggungan. Pada akhir masa
pertanggungan, seluruh aset premi asuransi sudah berubah menjadi beban asuransi
dan tampak di laporan laba rugi.
2. Pengakuan Liabilitas
Pengakuan dilakukan dalam laporan posisi keuangan, jika kemungkinan besar terdapat
pengeluaran sumber daya entitas untuk menyelesaikan kewajiban, dan nilainya dapat
diukur dengan andal.
Lazimnya pengakuan kewajiban berkaitan dengan pengakuan suatu aset atau beban.Dalam
suatu transaksi pembelian kredit atau impor barang, perlu diperhatikan syarat perikatan
jual beli untuk dapat menentukan kapan pengakuan atas hak milik barang telah berpindah,
dan kapan hutang usaha yang terkait harus diakui sebagai kewajiban.Pengetahuan dasar
hukum perdata dan hukum dagang khususnya tentang perikatan dan berbagai jenis
transaksi jual beli atas barang atau jasa perlu dipahami dengan baik.Pengakuan timbulnya
22
suatu aset dan liabilitas dari sudut pandang akuntansi tentunya harus berlandaskan
padahukum dan peraturan perundangan yang berlaku, dan tidak mungkin terlepas berdiri
sendiri (Katikahadi et al., 2016:68).
3. Pengakuan Penghasilan
Pengakuan dilakukan dalam laporan laporan laba rugi, jika terdapat kenaikan manfaat
ekonomi masa depan yang berkaitan dengan kenaikan aset atau penurunan liabilitas, dan
nilainya dapat diukur dengan andal.
Suatu penghasilan biasanya berkaitan dengan timbulnya suatu aset, misalnya suatu
transaksi penjualan kredit, kecuali menimbulkan penjualan juga menimbulkan piutang
usaha.
4. Pengakuan Beban
dilakukan dalam laporan laporan laba rugi, jika terdapat penurunan manfaat ekonomi
masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau kenaikan liabilitas, dan nilainya
dapat diukur dengan andal.
Timbulnya suatu beban lazimnya berkaitan dengan menurunnya suatu aset atau timbulnya
suatu liabilitas.Contoh beban yang menyebabkan turunnya aset adalah pembayaran gaji
pegawai dengan kas atau beban penyusutan mesin.Contoh beban yang menimbulkan
liabilitas adalah perhitungan beban bunga akrual pada akhir tahun usaha atau beban listrik
yang terhutang pada saat penutupan buku.
2.7 PENGUKURAN
Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang (moneter) untuk suatu pos dalam
neraca dan laporan laba rugi. Proses ini menyangkut pemilihan dasar pengukuran tertentu.
Berikut adalah berbagai dasar pengukuran:
1. Biaya historis (historical cost)
Aset dicatat sebesar pengorbanan yang dikeluarkan untuk memperolehnya.Liabilitas
dicatat sebesar jumlah yang diharapkan dibayarkan untuk memenuhi liabilitas tersebut.
23
samadengan modal pada awal periode. Setiap jumlah yang melebihi modal pada awal tahun
merupakan laba.