Anda di halaman 1dari 68

Akuntansi Pajak

Sub Materi

AKP atas Piutang dan


Persediaan
AKUNTANSI PIUTANG
PENGERTIAN PIUTANG

Piutang adalah semua hak atau klaim


terhadap pihak lain atas uang , barang dan
jasa.
Secara akuntansi, pengertiannya adalah
klaim yang diharapkan akan direalisasikan
menjadi kas.
Biasanya sumber utama piutang adalah
aktivitas normal perusahaan yakni dari
penjualan kredit kepada para pelanggan.
3
KLASIFIKASI PIUTANG

Beberapa klasifikasi piutang :


1.Piutang Usaha dan Wesel Tagih (berdasarkan bukti formal )
2.Piutang Dagang atau Non Dagang (berdasarkan transaksinya)
3.Piutang Lancar atau Piutang Tidak Lancar ( berdasarkan
lamanya jatuh tempo )
Dalam praktik yg paling sering digunakan adalah :
a. Piutang Usaha
b. Piutang Lain

4
PENGAKUAN PIUTANG
- Pengakuan Piutang berkaitan dengan pengakuan
pendapatan.
- Piutang diakui pada waktu hak milik atas barang
beralih ke pembeli ( biasanya pada saat barang telah
dikirimkan ke pelanggan) atau pada saat jasa
dilaksanakan.
- Jurnal Pengakuan :
Piutang Usaha xxx
Penjualan/Pendapatan xxx

- Jurnal Pelunasan :
Kas xxx
Piutang Usaha xxx

5
DISKON/POTONGAN DAGANG

1.Potongan Dagang ( rabat ): Potongan dagang


mengurangi harga jual menjadi harga jual
bersih yang benar – benar dibebankan pada
pelanggan
2.Potongan tunai : Potongan yang diberikan jika
pembayaran dilakukan dalam periode waktu
tertentu , biasanya tiga puluh hari atau kurang.

6
DISKON/ POTONGAN TUNAI

Metode Bruto
Penjualan tunai Rp.1.000.000 syarat 2/10,n/30 :
Piutang Usaha Rp.1.000.000
Penjualan Rp.1.000.000
Pembayaran Rp.300.000 dalam periode diskon :
Kas Rp.294.000
Potongan Penjualan 6.000
Piutang Usaha Rp.300.000
Pembayaran Rp.700.000 yang diterima setelah periode diskon :
Kas Rp.700.000
Piutang Usaha Rp.700.000

7
DISKON/ POTONGAN TUNAI

Metode Nett/Bersih
Penjualan tunai Rp.1.000.000 syarat 2/10,n/30 :
Piutang Usaha Rp.980.000
Penjualan Rp.980.000
Pembayaran Rp.300.000 dalam periode diskon :
Kas Rp.300.000
Piutang Usaha Rp.300.000
Saat periode diskon berakhir :
Piutang Usaha Rp.14.000
Pot.Penj.Tidak Diambil Rp.14.000
Pembayaran Rp.700.000 yang diterima setelah periode diskon :
Kas Rp.694.000
Piutang Usaha Rp.694.000

8
RETUR PENJUALAN DAN PENGURANGAN HARGA

Retur ( pengembalian barang ) dan pengurangan


harga terjadi karena kemungkinan ada kerusakan
barang dalam pengiriman ,barang yang kurang
sempurna, cacat
Contoh : Penjualan barang senilai Rp.1.000.000
diretur seluruhnya.
Retur penjualan dan pengurangan harga Rp.1.000.000
Piutang Usaha Rp.1.000.000

9
PENILAIAN PIUTANG

Piutang disajikan dalam laporan keuangan dengan


nilai yang dapat direalisasikan.
Piutang yang cukup besar dalam perusahaan
kemungkinan tidak semuanya dapat tertagih.
Metode untuk permasalahan piutang tak tertagih
ada dua yaitu :
1.Metode Penghapusan Langsung
2.Metode Penyisihan

10
METODE PENGHAPUSAN LANGSUNG

Metode ini langsung mengakui kerugian atas piutang


tak tertagih dengan mendebit akun beban
Metode ini sangat sederhana dan biasanya
digunakan oleh perusahaan kecil
Jurnal
Beban Piutang Tak Tertagih xxx
Piutang Usaha xxx

11
METODE PENYISIHAN

Metode ini dilakukan dengan melakukan penaksiran jumlah


beban piutang tak tertagih sebesar dengan persentase
tertentu dari penjualan atau saldo piutang
Jurnal :
Beban Piutang Tak Tertagih xxx
Penyisihan Piutang Tak Tertagih xxx
Ket :

Beban Piutang Tak Tertagih : Beban Penjualan


Penyisihan piutang tak tertagih : Pengurang Piutang Usaha

12
METODE PENYISIHAN
-Metode penyisihan dapat berdasarkan persentase
penjualan
-Penjualan yang digunakan biasanya berdasarkan
penjualan kredit yang dilakukan.Namun, apabila sulit
dilakukan dapat digunakan total penjualan.
Contoh:
Jika 2 % dari penjualan yang dilakukan sebesar
Rp.100.000.000 dianggap diragukan dapat tertagih

Beban Piutang Tak Tertagih Rp.2.000.000


Penyisihan Piutang Tak Tertagih Rp.2.000.000

13
METODE PENYISIHAN

-Metode penyisihan dapat dilakukan berdasarkan saldo


piutang usaha
-Estimasi dilakukan berdasarkan persentase rata-rata piutang
beredar selama periode berjalan
-Metode yang lazim digunakan untuk piutang usaha yang
beredar adalah penetapan umur piutang.
- Saldo Penyisihan pada akhir periode harus mencerminkan
persentase piutang tak tertagih sehingga perlu diperhatikan
saldo penyisihan pada awal periode.

14
METODE PENYISIHAN

Contoh :
Rata- rata piutang usaha adalah Rp.50.000.000 dan
diestimasikan bahwa 3 % dari piutang tersebut tidak
tertagih.Maka seharusnya saldo penyisihan piutang tak
tertagih adalah Rp.1.500.000. Jika akun penyisihan pada
awal periode mempunyai saldo kredit sebesar Rp.600.000
maka jurnalnya adalah :

Beban Piutang Tak Tertagih Rp.900.000


Penyisihan piutang Tak tertagih Rp.900.000

15
PENETAPAN UMUR PIUTANG

Penetapan umur piutang dilakukan dengan cara :


1.Piutang dibedakan antara piutang yang telah jatuh
tempo dan belum jatuh tempo
2.Piutang yang telah jatuh tempo diklasifikasikan
menurut berapa lama piutang tersebut telah jatuh
tempo
3.Analisa estimasi persentase ketertidaktagihan pada
klasifikasi piutang tersebut

16
PENGHAPUSAN PIUTANG TAK TERTAGIH

-Apabila terdapat bukti positif bahwa piutang tersebut tidak dapat ditagih
maka dapat dilakukan penghapusan terhadap piutang tersebut.
-Jurnal penghapusan :
Penyisihan piutang tak tertagih xxx
Piutang Usaha xxx
-Namun,apabila setealh dihapus, ternyata secara tak terduga diterima
pembayaran maka akan dijurnal :
Piutang xxx
Penyisihan piutang Tak Tertagih xxx
Kemudian pada saat pelunasan piutang adalah :
Kas xxx
Piutang Usaha xxx

17
METODE PENGHAPUSAN PIUTANG

Penghapusan langsung
(direct Write-of Method)
Dsr Saldo Penjualan
Komersial (income statement
Approach)
Penyisihan/Pencadangan Piutang Rata-rata
(allowance Method)

Dsr Saldo Piutang (Balance


sheet Approach)

Umur Piutang

Penghapusan
Pasal 6 ayat (1)
Fiskal langsung (direct syarat
huruf h
Write of method)
Receivable (Tax)
pasal 6 ayat (1) huruf h UU PPh
piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih

1. telah diakui sebagai beban dalam income statement


komersial;

2. penyerahan daftar piutang yang tidak dapat ditagih ke DJP;


dan

3. perkara penagihan disampaikan ke PN, perjanjian tertulis


kreditur dan debitur, publikasi dalam penerbitan umum
atau khusus, atau pengakuan debitur (kecuali untuk
debitur kecil)
Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba
rugi komersial

Telah diserahkan perkara penagihannya kepada PN atau instansi


pemerintah yg menangani piutang negara, atau

Ada perjanjian tertulis mengenai penghapusan


Syarat piutang/pembebasan utang antara kreditur dan
piutang tak debitur ybs atau,
tertagih dapat
dibebankan Telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau
sbg biaya khusus , atau

Adanya pengakuan dr debitur bhw utangnya telah


dihapuskan untuk jml utang tertentu

Daftar Piutang Tak Tertagih diserahkan kepada DJP


Receivable (Tax)
penerbitan umum
pemuatan pengumuman pada penerbitan surat
kabar/majalah atau media massa cetak yang lazim lainnya
yang berskala nasional

penerbitan khusus
penerbitan Himpunan Bank-Bank Milik Negara (HIMBARA)/
Perhimpunan Bank-Bank Umum Nasional (PERBANAS);
penerbitan/pengumuman khusus Bank Indonesia; dan/atau
penerbitan yang dikeluarkan oleh asosiasi yang telah
terdaftar sebagai Wajib Pajak dan pihak kreditur menjadi
anggotanya
Receivable (Tax)
debitur kecil
piutang debitur kecil yang jumlahnya tidak melebihi
Rp100.000.000,00, yang merupakan gunggungan jumlah piutang
dari beberapa kredit yang diberikan oleh suatu institusi
bank/lembaga pembiayaan dalam negeri sebagai akibat adanya
pemberian:

•Kredit Usaha Keluarga Prasejahtera (Kukesra);


•Kredit Usaha Tani (KUT);
• Kredit Pemilikan Rumah Sangat Sederhana (KPRSS);
• Kredit Usaha Kecil (KUK);
•Kredit Usaha Rakyat (KUR); dan/atau
•Kredit kecil lainnya dalam rangka kebijakan perkreditan Bank
Indonesia dalam mengembangkan usaha kecil dan koperasi.
Receivable (Tax)

debitur kecil lainnya


piutang debitur kecil lainnya yang jumlahnya tidak
melebihi Rp5.000.000,00
Receivable (Tax)

pasal 9 ayat (1) huruf c UU PPh


metode pencadangan (allowance)

usaha bank dan badan usaha lain yang menyalurkan


kredit;
sewa guna usaha dengan hak opsi;
perusahaan pembiayaan konsumen; dan
perusahaan anjak piutang.
Receivable (Tax)
cadangan usaha bank dan badan usaha lain yang menyalurkan kredit

0,5% dari kredit yang digolongkan lancar;

3% dari kredit yang digolongkan kurang lancar setelah dikurangi


dengan nilai agunan yang dikuasai;

50% dari kredit yang digolongkan diragukan setelah dikurangi


dengan nilai agunan yang dikuasai; dan

100% dari kredit yang digolongkan macet yang masih tercatat dalam
pembukuan bank setelah dikurangi dengan nilai agunan yang
dikuasai.
Receivable (Tax)

nilai agunan sebagai pengurang

100% dari nilai agunan yang bersifat likuid;

75% dari nilai agunan lainnya; atau

sebesar nilai yang ditetapkan oleh perusahaan penilai


Receivable (Tax)

nilai agunan sebagai pengurang

100% dari nilai agunan yang bersifat likuid;

75% dari nilai agunan lainnya; atau

sebesar nilai yang ditetapkan oleh perusahaan penilai


Receivable -Commercial

Methods of Accounting for Uncollectible Accounts (Piutang Tak Tertagih)

Direct Write-Off (metode Allowance Method


lgs) Losses are estimated:
Theoretically undesirable: better matching.
no matching. receivable stated at net
receivable not stated at net realizable value.
realizable value. required by IFRS.
not acceptable for financial
reporting.

SO 3 Distinguish between the methods and bases


companies use to value accounts receivable.
Valuing Accounts Receivable

Direct Write-Off Method for Uncollectible Accounts

Under the direct write-off method, when a company determines


a particular account to be uncollectible, it charges the loss to Bad
Debts Expense. Assume, for example, that on December 12
Warden Co. writes off as uncollectible M. E. Doran’s $200 balance.
The entry is:

Dec. 12 Bad debt expense 200


Accounts receivable 200
Valuing Accounts Receivable

Allowance Method for Uncollectible Accounts


1. Companies estimate uncollectible accounts receivable.

2. To record estimated uncollectibles:


Bad Debts Expense xxx
Allowance for Doubtful Accounts xxx

3. To write off uncollectible accounts:


Allowance for Doubtful Accounts xxx
Accounts Receivable xxx
Valuing Accounts Receivable
Recording Estimated Uncollectibles: Assume that Hampson
Furniture has credit sales of $1,200,000 in 2011. Of this amount,
$200,000 remains uncollected at December 31. The credit
manager estimates that $12,000 of these sales will be
uncollectible. The adjusting entry to record the estimated
uncollectibles is:

Dec. 31 Bad debt expense 12,000


Allowance for doubtful accounts 12,000
Valuing Accounts Receivable
Recording the Write-Off of an Uncollectible Account:
The financial vice-president of Hampson Furniture authorizes a
write-off of the $500 balance owed by R.A.Ware
on March 1, 2012. The entry to record the write-off is:

Mar. 1 Allowance for doubtful accounts 500


Accounts receivable 500

Illustration 8-3
Valuing Accounts Receivable
Recording the Write-Off of an Uncollectible Account:
The write-off affects only statement of financial position accounts.
Illustration 8-3

Illustration 8-4

SO 3 Distinguish between the methods and bases


companies use to value accounts receivable.
Valuing Accounts Receivable
Recovery of an Uncollectible Account: On July 1, R. A. Ware
pays the $500 amount that Hampson had written off on March 1.
These are the entries:

Jul. 1 Accounts receivable 500


Allowance for doubtful accounts 500

Jul. 1 Cash 500


Accounts receivable 500
Valuing Accounts Receivable

Bases Used for Allowance Method


Illustration 8-5
Valuing Accounts Receivable
Percentage-of-Sales

Illustration: Assume that Gonzalez Company elects to use


the percentage-of-sales basis. It concludes that 1% of net credit
sales will become uncollectible. If net credit sales for 2011 are
$800,000, the adjusting entry is:

Dec. 31 Bad debts expense 8,000 *


Allowance for doubtful accounts 8,000

* $800,000 x 1%
Valuing Accounts Receivable
Percentage-of-Sales

Emphasizes the matching of expenses with revenues.


When the company makes the adjusting entry, it disregards
the existing balance in Allowance for Doubtful Accounts.

Illustration 8-6
Valuing Accounts Receivable
Percentage-of-Receivables
Illustration 8-7
Aging schedule
Valuing Accounts Receivable
Percentage-of-Receivables

Illustration: If the trial balance shows Allowance for Doubtful


Accounts with a credit balance of $528, the company will make the
following adjusting entry.

Dec. 31 Bad debts expense 1,700 *


Allowance for doubtful accounts 1,700

* $2,228 - 528
Valuing Accounts Receivable
Percentage-of-Receivables

Illustration 8-8

Occasionally the allowance account will have a debit balance


prior to adjustment.
•Misalnya pada th. 2015 WP melakukan pencadangan penghapusan piutang sbb:
Kelompok
UmurPiutang SaldoPiutang % TidakTertagih Jumlah
Penyisihan
1 -30 hari 55.000.000 1% 550.000
31 -60 hari 45.000.000 2% 900.000
61 – 90 hari 30.000.000 5% 1.500.000
91 –120 hari 20.000.000 10 % 2.000.000
Jumlah 150.000.000 4.950.000

•Piutang yg nyata2 tidak dapat ditagih = Rp 2.000.000, telah dilakukan usaha


•penagihan sesuai peraturan perpajakan
Akun Komersial Kor. positif Kor. negatif Fiskal

B. Piutang
tdk tertagih
4.950.000 2.950.000 2.000.000

•Temporary Defference

•Temporary Defference
•Misalnya, seluruh piutang yg diperkirakan tidak dapat ditagih pada th
•2015 tidak dapat ditagih seluruhnya. Pada tahun 2016 WP tidak lagi
•membentuk penyisihan piutang tak tertagih

Akun Komersial Kor. positif Kor. negatif Fiskal


Th. 2015
B. Piutang
tdk tertagih
4.950.000 2.950.000 2.000.000
Th. 2016
B. Piutang
tdk tertagih
0 2.950.000 2.950.000
B. Piutang
Tak tertagih 4.950.000 4.950.000
15 & 16
Accounting for Uncollectible Receivables

No. Transaksi DIRECT METHOD INDIRECT METHOD


(TDK DIATUR PSAK) ( DIATUR DALAM PSAK)

1 Pencadangan - Dilakukan pada akhir


Piutang Tidak periode:
Tertagih Bad Debt Expense xx
Allowance for Bad Debt xx
2 Penghapusan Bad Debt Exp. XX Allowance for Bad Debt XX
Piutang Tidak Acc. Receivable XX Acc. Receivable XX
Tertagih
3 Penerimaan Acc. Receivable XX Acc. Receivable XX
Piutang Tertagih Bad. Debt Exp. xx Allowance for Debt Xx
Kembali
Cash XX Cash XX
Acc. Receivable XX Account Receivable XX
FISKAL MENGANUT DIRECT METHOD DGN PERSYARATAN Ps. 6 AYAT 1 UU PPh.
43
Ilustrasi: Accounting for Uncollectible Receivables
(Allowance Method)
PT. ABC, pers.dagang, melakukan penambahan cadangan piutang tak tertagih
pada tahun 2014 sebesar Rp 1.500, sebagaiman pada L/K berikut:
Neraca Per 31/12/2013: Neraca Per 31/12/2014:
Accts. Receivable Rp 100,000 Accts. Receivable Rp 99,600
Less: Allowance for Less: Allowance for
Doubtful Accounts 2,000 Doubtful Accounts 3.500
Net Receivables Rp 98,000 Net Receivables Rp 96.100

Laporan L/R Tahun 2014 Nilai Koreksi Fiskal SPT Tahunan


Positif Negatif PPh Badan

Beban umum & administrasi:


Beban Piutang Tidak Tertagih 1.500 1500 0
(Bad Debt Expense)

FISKAL MENGANUT DIRECT METHOD DGN PERSYARAN Ps. 6 AYAT 1 UU PPh.


44

•PENGUKURAN PERSEDIAAN

Jenis Jumlah H. pokok H. pasar B.Penjualan Nilai relisasi N. Persediaan N. Persediaan


Br Unit perunit peruni perunit bersih Perunit Komersial Fiskal
g t
A 200 10.000 9.000 500 8.500 1.700.000 2.000.000
B 400 14.000 16.000 1.000 15.000 5.600.000 5.600.000
C 300 15.000 15.500 1.000 14.500 4.350.000 4.500.000
D 500 9.000 9.000 300 8.700 4.350.000 4.500.000
Jml 1.400 16.000.000 16.600.000
•Rekonsiliasi Fiskal Persediaan

Akun Komersial Koreksi (+) Koreksi (-) Fiskal

Persediaan awal 20.000.000 20.000.000


Pembelian 557.000.000 557.000.000

Tersedia untuk dijual 577.000.000 577.000.000

Persediaan akhir 16.000.000 600.000 16.600.000


HPP 561.000.000 600.000 560.400.000

•Temporary
•Defferent

•Temporary Defferent
Akun Komersial Kor. positif Kor. negatif Fiskal
HPP 2013
Pers. Awal 20.000.000 20.000.000
Pembelian 557.000.000 557.000.000
Pers. Akhir 16.000.000 600.000 16.600.000
HPP 561.000.000 600.000 560.400.000
HPP 2014
Pers. Awal 16.000.000 600.000 16.600.000
Pembelian 0 0
Pers. Akhir 0 0
HPP 16.000.000 600.000 16.600.000

HPP 13 +14 577.000.000 577.000.000


PENILAIAN PERSEDIAAN
Metode Penilaian
Persediaan

Metode Rata-rata (Average methode)


Membebankan harga perolehan rata-rata baik pada unit persediaan yang terjual dan
persediaan akhir.
Metode FIFO (First in First out)
Metode penilaian persediaan dengan menjual terlebih dahulu persediaan yang dibeli
di awal.
Metode LIFO (Last in First out)
Metode penilaian persediaan dengan menjual terlebih dahulu persediaan yang dibeli
di akhir. (Metode ini tidak diperkenankan di pajak dan SAK)
Metode Rata-Rata (Average Cost) Method

• Membebankan harga perolehan rata-rata baik pada unit


persediaan yang terjual dan persediaan akhir.
• Untuk metode pencatatan persediaan periodik, biaya
perolehan adalah biaya rata-rata tertimbang (weighted
average) persediaan pada seluruh periode.
• Untuk metode pencatatan persediaan perpetual, biaya
perolehan dihitung berdasarkan rata-rata bergerak
(moving average) yang berubah setiap kali pembelian
unit baru dilakukan.

52
Average Cost Method – Pencatatan Periodik

Jan. 1 200 units @ Rp10 per unit = Rp 2,000


Mar. 23 300 units @ Rp 12 per unit = 3,600
July 15 500 units @ Rp 11 per unit = 5,500
Nov. 6 100 units @ Rp 13 per unit = 1,300
1,100 units Rp 12,400

Rp 12,400 1,100 units = Rp 11.27 per unit (dibulatkan)

Asumsi: Terjual 700 unit, maka:


Harga Pokok Penjualan = Rp 11.27 x 700 = Rp 7,890

Persediaan Akhir = Rp 11.27 x 400 = Rp 4,510


53
Average Cost Method – Pencatatan Perpetual

Apr. 1 Beginning Inventory 100 units @ Rp10 Rp1,000


Apr. 10 Purchases 80 units @ Rp11 880
Apr. 10 Balance 180 units @ Rp10.44 Rp1,880
Apr. 18 Sales (90) units @ Rp10.44 (940)
Apr. 18 Balance 90 units @ Rp10.44 Rp 940
Apr. 20 Purchases 70 units @ Rp12 840
Apr. 20 Balance 160 units @ Rp11.125Rp1,780

Apr. 27 Sales (50) units @ Rp11.125 (556)


Apr. 30 Balance 110 units @ Rp11.125Rp1,224

Ending inventory, Rp1,224


54
Average Cost Method – Pencatatan Perpetual

Apr. 1 Beginning Inventory 100 units @ Rp10 Rp1,000


Apr. 10 Purchases 80 units @ Rp11 880
Apr. 10 Balance 180 units @ Rp10.44 Rp1,880
Apr. 18 Sales (90) units @ Rp10.44 (940)
Apr. 18 Balance 90 units @ Rp10.44 Rp 940
Apr. 20 Purchases 70 units @ Rp12 840
Apr. 20 Balance 160 units @ Rp11.125Rp1,780

Apr. 27 Sales (50) units @ Rp11.125 (556)


Apr. 30 Balance 110 units @ Rp11.125Rp1,224

Cost of Goods Sold (140 units) Rp940 + Rp556 = Rp1,496

55
First-in, First-out (FIFO) Method

Jan. 1 200 units @ Rp10 per unit Sold 200


Mar. 23 300 units @ Rp12 per unit = Rp2,000
July 15 500 units @ Rp11 per unit
Nov. 6 100 units @ Rp13 per unit

56
First-in, First-out (FIFO) Method

Jan. 1 200 units @ Rp10 per unit = Rp2,000


Mar. 23 300 units @ Rp12 per unit Sold 300
July 15 500 units @ Rp11 per unit = 3,600
Nov. 6 100 units @ Rp13 per unit

57
First-in, First-out (FIFO) Method

Jan. 1 200 units @ Rp10 per unit = Rp2,000


Mar. 23 300 units @ Rp12 per unit = 3,600
July 15 500 units @ Rp11 per unit Sold 200
Nov. 6 100 units @ Rp13 per unit = 2,200
Total Harga Pokok Penjualan Rp7,800

58
First-in, First-out (FIFO) Method
Goods Not Sold

July. 15 300 units @ Rp11 per unit = Rp3,300

Nov. 6 100 units @ Rp13 per unit = 1,300

Persediaan Akhir Rp4,600

59
Metode FIFO

Pembelian Penjualan Persediaan Awal/Akhir

100 unit @ Rp. 10 = Rp. 1.000

80 unit @ Rp. 11 = Rp. 880 100 unit @ Rp. 10 = Rp. 1.000


80 unit @ Rp. 11 = Rp. 880

90 unit @ Rp. 10 = Rp. 900 10 unit @ Rp. 10 = Rp. 100


80 unit @ Rp. 11 = Rp. 880
70 unit @ Rp. 12 = Rp. 840 10 unit @ Rp. 10 = Rp. 100
80 unit @ Rp. 11 = Rp. 880
70 unit @ Rp. 12 = Rp. 840

10 unit @ Rp. 10 = Rp. 100 40 unit @ Rp. 11 = Rp. 440


40 unit @ Rp. 11 = Rp. 440 70 unit @ Rp. 12 = Rp. 840
PERBANDINGAN PENGUKURAN PERSEDIAAAN
AKUNTANSI VS FISKAL

• PSAK No.14 “ PERSEDIAAN”, persediaan harus diukur


berdasarkan biaya (cost) atau nilai realisasi bersih
(net realizable value), mana yang lebih rendah (THE
LOWER OF COST AND NET REALIZABLE VALUE). Nilai
realisasi bersih = Harga Penjualan – Biaya
Penyelesaian / Biaya Penjualan.
• Pasal 10 ayat 6 UU PPh, persediaan dalam rangka
perhitungan harga pokok penjualan dinilai
berdasarkan HARGA PEROLEHAN (COST).

62
ILUSTRASI:
• PT ABC menggunakan metode FIFO (First in first out) dan LOCONRV (the Lower of
Cost or Net Realizable Value) dalam penilaian persediaan akhir tahun.

Jumlah (Rp. Milyar)


Tanggal item
Cost Net Realizable Value Selisih
31-12- Persediaan akhir 17 16.5 0.5
2004
31-12- Persediaan akhir 15 16 1
2005

Diketahui pada Laporan Laba Rugi Tahun 2005, PT ABC melaporkan komponen
Harga Pokok Penjualan sebagai berikut:
◼ Persediaan Awal 16.5
◼ Pembelian Dalam Negeri 7.5
◼ Import 6.0
◼ Persediaan Akhir (15)
◼ Harga Pokok Penjualan 15
63
KOREKSI FISKAL ATAS PENILAIAN PERSEDIAAN

Laporan L/R Tahun 2005 Nilai Koreksi Fiskal SPT Tahunan


Positif Negatif PPh Badan

Harga Pokok Penjualan


Persediaan Awal 16.5 - 0.5 17
Pembelian Dalam Negeri 7.5 - - 7.5
Import 6.0 - - 6.0
Persediaan Akhir 15 - - 15
Jumlah Harga Pokok Penjualan 15 0.5 15.5

FISKAL MENILAI PERSEDIAN SESUAI HARGA PEROLEHAN


SESUAI DGN PERSYARAN Ps. 10 AYAT 6 UU PPh.

64
65
KESALAHAN DALAM PENCATATAN

Kesalahan yg menyebabkan perbedaan jumlah kredi dan debit


yg tidak menyebabkan perbedaan saldo debet dan kredit,

1)Transaksi tidak dicatat atau diposting,


2) Pencatatan jumlah yang sama di sisi debit dan kredit dengan
jumlah yang sama,
3)Pencatatan transaksi yang sama lebih dari satu kali,
4)Posting transaksi benar ke debit kredit namun di akun yang
salah.

Selain kesalahan diatas, maka kesalahan pencatatan


menyebabkan saldo debit dan kredit menjadi tidak sama
Kekeliruan dalam pencatatan

•Transposisi, artinya urutan digit dalam angka


ayat jurnal berubah, missal: 520 ditulis 502
•Slide, artinya kesalahan penempatan jumlah,
missal: 520 ditulis 5200.

Jika kekeliruan ini terjadi di jurnal maka buat


jurnal balik atau coret ayat jurnal yg salah dan
tulis ayat jurnal yg benar
Thank You
iaijawatimur.or.id

082257317728

info@iaijawatimur.or.id

iaijatim

Anda mungkin juga menyukai