Anda di halaman 1dari 73

Akuntansi Pajak

Sub Materi

AKP atas Kas (selisih kurs)


dan asset tetap
Akuntansi Pajak

Aset Lancar
Cash and Cash Equivalent
Cash and Cash Equivalent

tidak diatur secara khusus dalam UU PPh


(mengikuti ketentuan akuntansi komersial)

penyajian dalam statement of financial position


menggunakan nilai tercatat

perbedaan selisih kurs


Kurs Tetap
Kurs pada Tanggal Laporan keuangan
Macam-macam kurs

Kurs menteri keuangan : kurs yg ditetapkan oleh Menkeu yg ditetapkan tiap minggu
Kurs realisasi : kurs yg sebenarnya terjadi pada waktu perusahaan merupiahkan valas atau
pada waktu perusahaan membeli valas
Kurs Bank Indonesia : kurs untuk mencatat utang piutang serta transaksi dalam valuta asing.
Yang digunakan adalah kurs tengah BI yang merupakan rata-rata antara kurs jual dan kurs
beli
Kurs Menteri Keuangan

Digunakan untuk penghitungan pajak-pajak yang terutang


dalam valuta asing yang harus terlebih dahulu di nilai ke dalam
mata uang rupiah
Perhitungan bea masuk, PPN-impor, PPh pasal 22 sesuai
dengan tanggal PIB
Penghitungan PPN dan PPn BM sesuai tanggal faktur pajak
Penghitungan PPh pasal 21 atau PPh pasal 26 apabila
penghasilan diterima dlm mata uang asing
Penghitungan pajak ekspor
Penghitungan Pajak final yang dibayarkan dlm valuta asing
Transaksi dalam mata uang asing
Transaksi yang didenominasi atau membutuhkan penyelesaian dalam suatu mata
uang asing misalnya membeli atau menjual barang atau jasa, meminjam atau
meminjamkan dana, memperoleh atau melepaskan aktiva, menimbulkan atau
melunasi kewajiban dan yang lainnya

Transaksi dalam mata uang asing dibukukan dengan menggunakan kurs pada saat
terjadinya transaksi
Pelaporan akhir tahun

Pos aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing


dilaporkan ke dalam mata uang rupiah dengan
menggunakan kurs tanggal neraca. Apabila terdapat
kesulitan dalam menentukan kurs tanggal neraca, maka
dapat digunakan kurs tengah Bank Indonesia sebagai
indikator yang obyektif;
Pos non-moneter tidak boleh dilaporkan dengan menggunakan
kurs tanggal neraca tetapi tetap harus dilaporkan dengan
menggunakan kurs tanggal transaksi; dan
Pos non-moneter yang dinilai dengan nilai wajar dalam mata
uang asing harus dilaporkan dengan menggunakan kurs
yang berlaku pada saat nilai tersebut ditentukan
Transaksi Dalam Valuta Asing
Pelaporan Pada
Pos (Account) Pengakuan Awal Laporan Laba Rugi
Tgl Neraca

Pos Moneter : Dilaporkan Selisih kurs


Dibukukan dg
Kas/Bank, dg menggunakan Diakui sebagai
Kurs saat terjadi
Piutang, utang, kurs pada tanggal Gain/(Loss)
transaksi
Neraca tahun berjalan

Pos non moneter : Dilaporkan


Dibukukan dg
Persediaan, aktiva tetap menggunakan
Kurs saat terjadi
tetap, ekuitas kurs pada tanggal
transaksi
Transaksi
Pengakuan Selisih Kurs

End of
Transaction Settlement
periode Settlement
Date Date
Date
1/6 1/9 31/12 1/6
09 09 09 10

Pengakuan
Laba (Rugi) Kurs

Pengakuan
Pengakuan Laba (Rugi) Kurs
Laba (Rugi) Kurs

Satu periode akuntansi

Melewati satu periode akuntansi


Pengakuan Selisih Kurs menurut
Akuntansi Pajak
Keuntungan dan/atau kerugian yang diperoleh karena fluktuasi kurs mata uang asing diakui
berdasarkan sistem pembukuan yang dianut dan dilakukan secara taat asas sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia * Penjelasan pasal 4 ayat(1)
huruf l UU PPh
laba selisih kurs merupakan objek Pajak Penghasilan dan kerugian selisih kurs merupakan
Biaya yang dapat dikurangkan sebagai Pengurang Penghasilan Bruto
REKONSILIASI FISKAL

PERLAKUAN PAJAK ATAS SELISIH KURS

Penilaian hutang/piutang valas


• Kurs tengah : tiap akhir periode pembukuan
dilakukan penilaian kembali saldo hutang/
piutang valas berdasar kurs tengah tgl neraca
diakui laba rugi kurs tiap akhir periode
pembukuan

• Kurs tetap/REALISASI : saldo hutang/piutang


valas tidak dilakukan penilaian diakui laba
rugi kurs tiap akhir periode pembukuan
KEUNTUNGAN KARENA SELISIH KURS – 2009 DAN SETERUSNYA

Keuntungan yang diperoleh karena fluktuasi kurs mata uang


asing diakui berdasarkan sistem pembukuan yang dianut
dan dilakukan secara taat asas sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia.
TIDAK ADA Pilihan wajib pajak dalam memperlakukan selisih
kurs menurut perpajakan, HANYA Menggunakan kurs
tengah.
Apabila digunakan metode kurs tengah, maka setiap akhir
periode pembukuan dilakukan penilaian kembali saldo
hutang piutang dalam valuta asing berdasarkan kurs
tengah BI pada tanggal neraca. Konsekuensinya diakui
adanya laba atau rugi selisih kurs setiap akhir periode
pembukuan→ Metode ini yang digunakan dalam akuntansi
sesuai PSAK No.10 “ Transaksi dalam mata uang asing”.

13
KEUNTUNGAN KARENA SELISIH KURS – 2009 DAN SETERUSNYA

Keuntungan atau kerugian selisih kurs mata uang asing yang


berkaitan langsung dengan usaha Wajib Pajak yang:
a. dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final; atau
b. tidak termasuk objek pajak,
tidak diakui sebagai penghasilan atau biaya.

Keuntungan atau kerugian selisih kurs mata uang asing yang tidak
berkaitan langsung dengan usaha Wajib Pajak yang:
a. dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final; atau
b. tidak termasuk objek pajak,
diakui sebagai penghasilan atau biaya sepanjang biaya tersebut
dipergunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan.

14
ILUSTRASI: PELAPORAN LABA/RUGI SELISIH KURS
DALAM SPT TAHUNAN PPh BADAN
Ilustrasi:
PT XYZ, sebuah perusahaan dagang, menggunakan metode kurs
tengah BI untuk kepentingan fiskal dan pada laporan laba rugi tahun
2007, terdapat penghasilan berikut:

Laporan L/R Nilai Koreksi Fiskal SPT Tahunan


Positif Negatif PPh Badan
Pendapatan Lain-Lain:
Laba Selisih Kurs – Akhir Tahun 1.000 - - 1.000
Laba Pembayaran Hutang Valas 985 - - 985
Total 1.985 1.985
Note:
Sepanjang WP Badan menggunakan metode kurs tengah BI dalam pembukuannya
maka tidak diperlukan lagi koreksi fiskal
Koreksi fiskal dilakukan jika WP Badan menggunakan metode tengah BI dalam
pembukuan sedangkan untuk fiskal menggunakan metode kurs tetap. 15
KEUNTUNGAN KARENA SELISIH KURS
PT. BANYAK UTANG adalah wajib pajak badan yang menggunakan
tahun kalender sebagai tahun buku/pajaknya. pada tanggal 15
November 2001 membeli/import barang modal seharga USD
2.000.000,- dari induknya, Right Value Inc. yang berkedudukan di
Amerika. Right Value Inc. Memberikan fasilitas/kemudahan
pembayaran berupa penundaan pembayaran selama 1 tahun dan
mengangsurnya per-semester dimulai pada tanggal 14 Mei 2003.
Sehingga PT. Banyak Utang mengakuinya sebagai pinjaman
berjangka 1,5 tahun atau jatuh tempo 14 Mei 2002 dan 14
November 2003.
Kurs tengah BI 15-11-2001 Rp 10.500,00
31-12-2001 Rp 10.400,00
31-12-2002 Rp 9.700,
14-05-2003 Rp. 9.000,00
14-11-2003 Rp 8.500,00
Pertanyaan: Berapa laba rugi selisih kurs yang harus diakui sesuai
ketentuan perrpajakan atas transaksi dalam mata uang asing untuk
kasus diatas?

16
Jawaban:
Pembukuan berdasarkan Kurs tetap:
Pembebanan selisih kurs dilakukan pada saat terjadinya pembayaran
utang valas, tiap-tiap akhir tahun (31 Desember) tidak adanya pengakuan selisih
Kurs.
15-11-2001 Pembelian dan Pembukuan Utang valas
Mesin Rp 21.000.000.000,-
Hutang Valas Rp 21.000.000.000,-
14-05-2003 Pembayaran USD 1.000.000,-
Hutang Valas Rp 10.500.000.000,-
Kas Rp.9.000.000.000,-
Laba selisih kurs Rp.1.500.000.000,-
14-11-2003 Pembayaran USD 1.000.000,-
Hutang Valas Rp 10.500.000.000,-
Kas Rp.8.500.000.000,-
Laba selisih kurs Rp.2.000.000.000,-

Sehingga laba selisih kurs yang harus diakui pada tahun 2003 adalah sebesar
Rp.3.500.000.000,-. Seluruh selisih kus baru diakui pada tahun 2003.

17
Jawaban:
Pembukuan berdasarkan Kurs Tengah BI ,pada tiap-tiap akhir tahun dapat mengakui
rugi selisih kurs.
15-11-2001 Pembelian dan Pembukuan Utang valas
Mesin Rp 21.000.000.000,-
Hutang Valas Rp 21.000.000.000,-

31-12-2001 Penilaian utang valas (USD 2.000.000 x 10.400,- = 20.800.000.000,-)


Hutang Valas Rp 200.000.000,-
Laba selisih kurs Rp 200.000.000,-
Sehingga laba selisih kurs yang harus diakui pada tahun 2001 adalah sebesar
Rp.200.000.000,-.
31-12-2002 Penilaian utang valas (USD2.000.000 x 9.700,-= 19.400.000.000,-)
Hutang Valas Rp 1.400.000.000,-
Laba selisih valas Rp 1.400.000.000,-
Sehingga laba selisih kurs yang harus diakui pada tahun 2002 adalah sebesar
Rp.1.400.000.000,-.

Continued 18
Jawaban:
14-05-2003 Pembayaran USD 1.000.000,-
Hutang Valas Rp.9.700.000.000,-
Kas Rp.9.000.000.000,-
Laba selisih kurs Rp. 700.000.000,-
14-11-2003 Pelunasan USD 1.000.000,-
Hutang Valas Rp.9.700.000.000,-
Kas Rp.8.500.000.000,-
Laba selisih kurs Rp.1.200.000.000,-
Sehingga laba selisih kurs yang harus diakui pada tahun 2003 adalah
sebesar Rp.1.900.000.000,-.
Total keseluruhan selisih kurs yang timbul dari transaksi ini adalah sebesar
Rp.3.500.000.000,-

19
20
21
22
23
REKONSILIASI FISKAL

PERLAKUAN BUNGA PINJAMAN

Bunga Pinjaman
Dapat
dibebankan

Sepanjang berhubungan dg biaya untuk


3 M penghasilan (obyek PPh non-final)
Kecuali

Bunga tersebut dikapitalisasi, pada :


- pembelian saham
- pembelian tanah (real estate)
- masa konstruksi
Next
REKONSILIASI FISKAL

PERLAKUAN BUNGA PINJAMAN

ApabilaWP juga mempunyai deposito atau tabungan :

Rata-rata Pinjaman Rata-rata Pinjaman


=< >
Rata-rata Dep/Tab Rata-rata Dep/Tab

Bunga tidak boleh Bunga dibebankan


atas selisih lebih
dibebankan rata-rata pinjaman

Bunga dapat dibebankan seluruhnya dalam hal :


- Dana pinjaman ditempatkan dalam rekening giro
- Ketentuan mengharuskan dana pinjaman ditempatkan di dep/tab
- Saldo dep/tab dananya berasal dari tambahan modal/sisa laba
Next
REKONSILIASI FISKAL

PERLAKUAN BUNGA PINJAMAN

Contoh Soal:

 Pada th 2009 PT ABC mendpt pinjaman dari Bank Mandiri


 Nilai Rp 200 Juta dan
 tingkat bunga pinjaman 20%.
 Dari jumlah tersebut telah diambil pada bulan Februari sebesar Rp 125
Juta, pada bulan Juni diambil lagi sebesar Rp 25 Juta dan sisanya
diambil bulan Agustus.
 Disamping itu PT ABC mempunyai dana yang ditempatkan dalam
bentuk deposito dengan perincian sebagai berikut :
 Februari s/d Maret sebesar Rp 25 Juta
 April s/d Agustus sebesar Rp 46 Juta
 September s/d Desember sebesar Rp 50 Juta

Next
 Hitung bunga yang dapat dibebankan sebagai biaya..!
REKONSILIASI FISKAL

PERLAKUAN BUNGA PINJAMAN


 Rata-rata Pinjaman:
Bulan Pinjaman Jk Waktu Jumlah
 Januari - 1 bln -
 Feb – Mei 125 Juta 4 bln 500 Juta
 Juni – Juli 150 Juta 2 bln 300 Juta
 Agt – Des 200 Juta 5 bln 1.000 Juta
Total 1.800 Juta
Rata-rata pinjaman = 1,8 M : 12 bln = 150.000.000
 Rata-rata Deposito
Bulan Pinjaman Jk Waktu Jumlah
 Januari - 1 bln -
 Feb – Mar 25 Juta 2 bln 50 Juta
 April – Juli 46 Juta 5 bln 230 Juta
 Agt – Des 50 Juta 4 bln 200 Juta
Total 480 Juta
Rata-rata Deposito = 480 Juta : 12 = 40.000.000
 Bunga yang dapat dibebankan sebagai biaya =
Next
20% x (150 Juta – 40 Juta) = Rp 22.000.000,-
PENGELUARAN

Masa T Beban Tahun Berjalan


Manfaat >1th Ps. 6 (1) UUPPh

Y Ps. 11 UU PPh

Y Aktiva
BERWUJUD ? Tetap
Penyusutan

T Ps. 11 A UU PPh

Masa manfaat T Aktiva tdk


Amortisasi
Pasti ? berwujud

Y B. dimuka
Alokasi
biaya
DEFINISI AKTIVA TETAP
❑ Aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai
❑ atau dengan dibangun lebih dahulu,
❑ yang digunakan dalam operasi perusahaan,
❑ tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan
❑ dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun

PENGAKUAN AKTIVA TETAP


1. Besar kemungkinan (probable) bahwa manfaat ekonomis
dimasa yang akan datang yang berkaitan dengan aktiva
tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan; dan
2. Biaya perolehan aktiva dapat diukur secara andal
Permasalahan Aktiva Tetap
1. Saat (timing) pengakuan aktiva
2. Penentuan jumlah tercatat
3. Pembebanan Penyususutan
Aktiva Tetap
Ak. Komersial PSAK Ak. Pajak
16 UU PPh

Aktiva dalam kondisi dan


tempat siap dipergunakan
Timing

Pengakuan awal :
• Harga perolehan
• Market Price
Jumlah Tercatat
Pengukuran Setelah
Pengakuan Awal
• Cost model
• Revaluation model

Pembebanan Masa manfaat sesuai


Masa manfaat sesuai
jenis aktiva yang
Penyusutan taksiran manajemen
ditetapkan KepMenkeu
Harga Perolehan Aktiva Tetap

Akuntansi Komersial Akuntansi Pajak


PSAK No. 16 Ps. 10 UU PPh
• Jumlah kas atau setara kas yang Harga perolehan atau harga
dibayarkan atau penjualan Dalam hal terjadi jual
• nilai wajar imbalan lain yg beli harta
diberikan untuk memperoleh • Tidak dipengaruhi hubungan
suatu aktiva pada saat perolehan istimewa adalah jumlah yang
atau sesungguhnya dikeluarkan atau
• Kontruksi diterima,
sampai dengan aktiva tersebut • Terdapat hubungan istimewa
dalam kondisi dan tempat yang adalah jumlah yang seharusnya
siap untuk dipergunakan dikeluarkan atau diterima

Keduanya menganut
Historical Cost & Market Price
Masa Manfaat

Akuntansi Komersial Akuntansi Pajak


PSAK No. 16 Ps. 11 UU PPh
◼ Periode suatu aktiva diharapkan ◼ Masa Manfaat ditetapkan oleh
digunakan oleh perusahaan; atau Undang-undang sesuai kelompok
◼ Jumlah produksi atau unit serupa aktiva
yang diharapkan diperoleh dari aktiva ◼ Kelompok aktiva ditetapkan oleh
oleh suatu perusahaan KepMenKeu

Tergantung taksiran Kewajiban mengikuti


manajemen peraturan
Cara Perolehan Aktiva Tetap :
1. Pembelian
2. Pertukaran
3. Setoran Modal
4. Sumbangan
5. Kontruksi Sendiri
6. Sewa Guna Usaha
7. Build Operate and Transfer
8. Merger, Penggabungan Usaha
Perolehan Aktiva Tetap

Pembelian

Ak. Komersial Ak. Pajak


Ps. 10 (1) UU PPh

Tidak Ada Hubungan Ada


Istimewa
Hubungan Istimewa

HP = Jumlah yang
sebenarnya dikeluarkan HP = Jumlah yang
(Historical Cost) seharusnya dikeluarkan
(Market Price)
PEMBELIAN
PT ABC membeli mesin (tunai) untuk produksi dari
PT XYZ :
Harga dalam invoice = 200.000.000
PPN = 20.000.000
Ongkos angkut = 1.000.000 dibayar tunai
Biaya instalasi = 2.000.000 dibayar tunai

Harga perolehan mesin :


Harga dalam invoice = 200.000.000
Ongkos angkut = 1.000.000
Biaya instalasi = 2.000.000
HP Mesin = 203.000.000
PEMBELIAN : BIAYA UJI COBA
Sebelum digunakan untuk memproduksi secara komersial, PT ABC
melakukan uji coba atas penggunaan mesin tersebut. Biaya uji coba
yang dikeluarkan Rp 2.000.000
Hasil penjualan barang dari proses uji coba Rp 200.000

Harga perolehan mesin :


Harga dalam invoice = 200.000.000
Ongkos angkut = 1.000.000
Biaya instalasi = 2.000.000
` = 203.000.000
Biaya uji coba = 2.000.000
Hasil penjualan brg proses uji coba = (200.000)
Harga Perolehan mesin = 204.800.000
PEMBELIAN : TERDAPAT HUBUNGAN ISTIMEWA

PT XYZ adalah pemilik 30% saham PT ABC

Harga perolehan mesin PT ABC:

Komersial Fiskal
Harga = 200.000.000 250.000.000
Ongkos angkut = 1.000.000 1.000.000
Biaya instalasi = 2.000.000 2.000.000
HP Mesin = 203.000.000 253.000.000

Dasar Penyusutan Mesin secara FISKAL adalah Rp 253.000.000


Pencatatan/jurnal tetap menggunakan akuntansi komersial
Perolehan Aktiva Tetap

Perolehan aset secara gabungan

Akuntansi Komersial Akuntansi Pajak

HP masing2 aktiva = alokasi harga


gabungan ber dasarkan
perbandingan nilai wajar
masing2 aktiva
Perolehan secara gabungan :
Harga beli tanah dan bagunan (termasuk biaya notaris, bea balik nama dan BPHTB) Rp
600.000.000
Harga pasaran tanah = Rp 300.000.000
Nilai wajar bangunan = Rp 200.000.000
Nilai wajar = Rp 500.000.000

Harga perolehan aktiva

Jenis Aktiva Harga wajar Alokasi Harga Perolehan


Tanah 300.000.000 3/5 X 600.000.000 = Rp 360.000.000
Bangunan 200.000.000 2/5 X 600.000.000 = Rp 240.000.000
Jumlah 500.000.000 Rp 600.000.000

Jurnal :

Tanggal Akun Debit (Rp) Kredit (Rp)


Tanah 360.000.000
Bangunan 240.000.000
Kas 600.000.000
Perolehan Aktiva Tetap

Pertukaran

Akuntansi Komersial Akuntansi Pajak

memiliki
substansi
T komersial;
Nilai atau HP = H. pasar aktiva
yg diterima
buku nilai wajar dapat
diukur secara
andal. GAIN/LOSS DIAKUI

Nilai wajar
Aktiva yg diterima/dilepas
mana yg lebih andal
Pertukaran Aktiva Tetap

PT Waras menukar mesinnya dengan truk milik PT Wiris


Nilai Aset menurut pembukuan masing-masing

PT Wiris - Truk PT Waras -Mesin


Komersial Fiskal Komersial Fiskal
H. Perolehan 200.000.000 200.000.000 250.000.000 250.000.000
Ak. penyusutan 72.000.000 150.000.000 90.000.000 187.500.000
Nilai buku 128.000.000 50.000.000 160.000.000 62.500.000
Harga Pasar 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000
Laba Pertukaran 52.000.000 130.000.000 20.000.000 117.500.000
PT waras –pemilik mesin
Jurnal
Tanggal Akun Debit (Rp) Kredit (Rp)
truk 180.000.000
Ak. Penyusutan – mesin 90.000.000
Mesin 250.000.000
laba pertukaran 20.000.000

Akhir Tahun :
- Koreksi Positif atas laba pertukaran Rp 97.500.000
- Nilai perolehan yang menjadi dasar penyusutan fiskal = Rp 180.000.000
PT wiris – pemilik truk
Jurnal
Tanggal Akun Debit (Rp) Kredit (Rp)
mesin 180.000.000
Ak. Penyusutan – truk 72.000.000
Truk 200.000.000
Laba Pertukaran 52.000.0000
Akhir Tahun :
- Koreksi positif atas laba pertukaran Rp 78.000.000
- Nilai perolehan yang menjadi dasar penyusutan fiskal = Rp 180.000.000

Pencatatan/jurnal tetap menggunakan akuntansi komersial


Pertukaran Ak. Tetap – ada penyerahan kas

Sama dengan kasus di atas tetapi PT Wiris menambah uang sebesar Rp 10.000.000
PT Wiris - Truk PT Waras -Mesin
Komersial Fiskal Komersial Fiskal
H. Perolehan 200.000.000 200.000.000 250.000.000 250.000.000
Ak. penyusut 72.000.000 150.000.000 90.000.000 187.500.000
Nilai buku 128.000.000 50.000.000 160.000.000 62.500.000
Harga Pasar 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000
Tambah uang (10.000.000) (10.000.000) 10.000.000 10.000.000
Laba Prtukran 42.000.000 120.000.000 30.000.000 127.500.000

PT Waras, Jurnal

Tanggal Akun Debit (Rp) Kredit (Rp)


Ak.baru 180.000.000
Kas 10.000.000
Ak. Penyusutan – Ak.Lama 90.000.000
Ak.lama 250.000.000
laba Pertukaran 30.000.000
Akhir Tahun :
- Koreksi Positif atas laba pertukaran Rp 97.500.000
- Nilai perolehan yang menjadi dasar penyusutan fiskal = Rp 180.000.000
PTWiris
Jurnal

Tanggal Akun Debit (Rp) Kredit (Rp)


Ak.baru 180.000.000
Ak. Penyusutan Ak.lama 72.000.000
Aktiva lama 200.000.000
Kas 10.000.000
laba pertukaran 42.000.000

Akhir Tahun :
- Koreksi Positif atas laba/rugi pertukaran Rp 78.000.000
- Nilai perolehan yang menjadi dasar penyusutan fiskal = Rp 180.000.000

Pencatatan/jurnal tetap menggunakan akuntansi komersial


Perolehan Aktiva Tetap

Setoran Modal

Akuntansi Komersial Akuntansi Pajak

HP = H. pasar aktiva HP = H.Pasar aktiva di tentukan


oleh pihak independen yg
diakui pemerintah

• Bagi yang menerima aktiva


(emiten) selisih harga pasar dg
nominal saham= agio saham
• Bagi yg mengalihkan diakui
capital gain (Loss)
Setoran Modal
PT Aman menyerahkan mesin kepada PT Rawan sebagai penyertaan modalnya
Komersial Fiskal
Nilai perolehan = Rp 60.000.000 60.000.000
Akumulasi penyusutan = Rp 30.000.000 32.500.000
Nilai Buku = Rp 30.000.000 27.500.000
Harga Pasar mesin = Rp 40.000.000
Nilai Nominal saham PT Rawan = Rp 25.000.000

Perhitungan PT Rawan Komesian Fiskal


Nilai pasar mesin = Rp 40.000.000 Rp 40.000.000
Nilai nominal saham = Rp 25.000.000 Rp 25.000.000
Agio saham = Rp 15.000.000 Rp 15.000.000
Jurnal PT Rawan
Tanggal Akun Debit (Rp) Kredit (Rp)
Mesin 40.000.000
Modal saham 25.000.000
Agio saham 15.000.000

Akhir Tahun :
- Tidak ada koreksi fiskal
Perhitungan Aman Komersial Fiskal
Nilai pasar mesin = Rp 40.000.000 40.000.000
Nilai buku = Rp 30.000.000 27.500.000
Laba = Rp 10.000.000 12.500.000

Tanggal Akun Debit (Rp) Kredit (Rp)


Penyertaan 40.000.000
Ak. Penyusutan – Truk 30.000.000
Mesin 60.000.000
Capital gain 10.000.000

Akhir Tahun :
- Koreksi fiskal positif Rp 2.500.000

Pencatatan/jurnal tetap menggunakan akuntansi komersial


Perolehan Aktiva Tetap

Sumbangan/hibah

Akuntansi Komersial Akuntansi Pajak

Ada hubungan usaha Tdk ada hub usaha

HP = H. pasar HP= H. -pasar HP = nilai buku

Dikredit sebagai • Bagi yg menerima = objek • Bagi yg menerima = bukan


modal donasi PPh objek PPh
• Bagi yg menyumbang • Bagi yg myumbang=
Nilai pasar dicatat sbg bukan biaya
biaya
Nilai pasar-nilai buku=
Gain (loss)
Sumbangan : tidak ada hubungan Usaha
PT Pemberi menyumbangkan Truk kepada PT Penerima, keduanya tidak ada hubungan
istimewa.
Pembukuan Truk PT Pemberi sbb :
Komersial Fiskal
Nilai perolehan = Rp 160.000.000 160.000.000
Akumulasi penyusutan = Rp 100.000.000 120.000.000
Nilai Buku = Rp 60.000.000 40.000.000
Harga Pasar = Rp 80.000.000
Jurnal PT Penerima
Tgl Akun Debit (Rp) Kredit (Rp)
Truk 80.000.000
Modal donasi 80.000.000
Akhir Tahun :Nilai perolehan yang menjadi dasar penyusutan fiskal Rp 60.000.000

Jurnal PT Pemberi
Tgl Akun Debit (Rp) Kredit (Rp)
B. Sumbangan 60.000.000
Ak. penyusutan 100.000.000
Truk 160.000.000
Akhir Tahun : Koreksi positif fiskal B. sumbangan Rp 60.000.000
Pencatatan/jurnal tetap menggunakan akuntansi komersial
Sumbangan : ada hubungan usaha

PT Pemberi mempunyai hubungan usaha dg PT Penerima

Perhitungan Fiskal
PT Pemberi PT Penerima
Harga pasar = Rp 80.000.000 Penghasilan = Rp 80.000.000
Nilai Buku = Rp 40.000.000
Laba pengalihan harta = Rp 40.000.000
Biaya sumbangan = Rp 80.000.000
Jurnal PT Penerima :
Sama dengan sebelumnya
Akhir Tahun :
Koreksi positif penghasilan Rp 80.000.000
Dasar penyusutan fiskal aktiva Rp 80.000.000

Jurnal PT Pemberi :
Sama dengan sebelumnya

Akhir Tahun :
Koreksi negatif B. sumbangan Rp 20.000.000
Koreksi positif Laba pengalihan harta Rp 40.000.000
Perolehan Aktiva Tetap

Membangun sendiri

Akuntansi Komersial Akuntansi Pajak

HP = Seluruh biaya yang HP = Seluruh biaya sesuai ps. 6


dikeluarkan sampai aset siap yang dikeluarkan sampai aset siap
pakai pakai

Bunga selama kontruksi


Dikapitalisir dg syarat :
• Bunga pinjaman dpt diatribusikan langsung dg
aktiva
• Pinjaman hanya ditujukan nuntuk memperoleh
aktiva
• Apabila pinjaman hanya sebagian untuk
pembiayaan aktiva, pembebanan dg rata2
tertimbang
Membangun sendiri

Akuntansi Komersial Akuntansi Pajak

• Saat dimulainya kapitalisasi =


saat pengeluaran untuk aktiva tersebut
telah mulai dilakukan
• Saat berakhir =
saktivitas untuk memperoleh,
membangun atau mem produksi
aktiva tertentu sesuai dengan
tujuannya secara substantial telah
selesai.
Perolehan Aktiva Tetap

Pembelian secara Angsuran

Akuntansi Komersial Akuntansi Pajak

HP = Harga beli
B. bunga = current expense

Bedakan dg bunga dalam masa


konstruksi
Contoh :
PT AA membeli Aset Tetap berupa Mobil dengan Harga Rp.180.000.000,- dibayar dalam 36
kali angsuran tanpa uang muka, masing-masing Rp.5.000.000/bulan dengan bunga 20% per
tahun
• Saat Pembelian
Mobil (dlm angsuran) Rp.180.000.000,-
Utang angsuran Rp.180.000.000,-

• Perhitungan angsuran pertama


Angsuran bulanan Rp.5.000.000,-
Bunga 1/12 x 20% x Rp.180.000.000 Rp.3.000.000,-
Jumlah Pembayaran Rp.8.000.000,-
Jurnalnya :
Utang angsuran Rp.5.000.000,-
Beban Bunga Rp.3.000.000,-
Kas/Bank Rp.8.000.000,-

• Perhitungan angsuran kedua


Angsuran bulanan Rp.5.000.000,-
Bunga 1/12 x 20% x (Rp.180.000.000 – 5.000.000) Rp.2.916.667,-
Jumlah Pembayaran Rp.7.916.667,-
Jurnalnya :
Utang angsuran Rp.5.000.000,-
Beban Bunga Rp.2.916.667,-
Kas/Bank Rp.7.916.667,-
Penyusutan
Aktiva Tetap Yang Dapat disusutkan

Ada
Penurunan Y
Disusutkan sesuai
Tanah Nilai karena
Penggunaan komersial
?

T
Aktiva Tidak dapat
Tetap disusutkan
T

Bukan Digunakan Y Disusutkan sesuai


Untuk
Tanah Usaha (3M) UU PPh
?
Saat Dimulai Penyusutan

Cara Perolehan Aktiva Saat dimulai penyusutan

Komersial :
Aktiva dlm kondisi dan
tempat siap dipergunakan

Fiskal :

Bulan Pengeluaran/ Dengan izin


Siap Pakai Pembelian Dirjen Pajak
Saat mulai penyu-
sutan dapat di-
ditunda sampai
Dibangun/dikerjakan Bulan aktiva saat aktiva mulai
Lebih dahulu Selesai dibangun digunakan
Metode Penyusutan
Akuntansi Komersial Akuntansi Fiskal
1. Berdasarkan waktu 1. Berdasarkan waktu
a. Metode Garis Lurus a. Metode Garis Lurus
b. Metode Saldo menurun b. Metode Saldo Menurun
2. Berdasarkan penggunaan
a. Metode jam jasa
b. Metode jumlah unit produksi
3. Berdasarkan kriteria lainnya :
a. Metode berdasarkan jenis
dan kelompok
b. Metode anuitas
c. Sistem persediaan
Metode Penyusutan

1. Metode garis Lurus


Penyusutan Pertahun = H. Perolehan – Estimasi Nilai Sisa
Estmasi masa manfaat
Fiskal :
Penyusutan Pertahun = H. Perolehan .
Estmasi masa manfaat

2. Metode Saldo Menurun


Penyusutan = Tarif X Nilai buku
Tarif = 2x 100 X 100%
Estimasi masa manfaat
Fiskal : sama

3. Metode Unit Produksi


Penyusutan pertahun Tarif x (Harga perolehan – Estimasi nilai sisa)
Tarif = Produksi aktual
Kapasitas produksi
Kelompok Aktiva dan Tarif Penyusutan
Pasal 11 ayat (6) PPh

Kelompok Masa Tarif Penyusutan


Harta Berwujut Manfaat Garis Lurus Saldo
menurun
I. Bukan Bangunan
Kelompok 1 4 tahun 25% 50%
Kelompok 2 8 tahun 12,5% 25%
Kelompok 3 16 tahun 6,25% 12,5%
Kelompok 4 20 tahun 5% 10%
Bangunan
Permanen 20 tahun 5%
Tidak Permanen 10 tahun 10%

Pengelompokan Jenis aktiva ditetapkan


dengan Keputusan Menteri Keuangan
PT Padi Kuning bergerak dalam bidang pertanian, pada tgl 5 Agustus 2008 membeli 2
unit komputer seharga Rp 10.000.000. Masa manfaat 4 tahun (gol 1)
Metode garis lurus :
Thn Dasar Penyusutan Bulan Tarif Beban Penyusutan Nilai Buku
2008 10,000,000 5 bln 25% 1,041,667 8,958,333
12

2009 10,000,000 25% 2,500,000 6,458,333


2010 10,000,000 25% 2,500,000 3,958,333
2011 10,000,000 25% 2,500,000 1,458,333
2012 10,000,000 7 bln 25% 1,458,333 -

Metode Saldo menurun :


Tahun Dasar Penyusutan Bulan Tarif Beban Penyusutan Nilai Buku
2008 10,000,000 5/12 50% 2,083,333 7,916,667
2009 7,916,667 50% 3,958,333 3,958,333
2010 3,958,333 50% 1,979,167 1,979,167
2011 1,979,167 50% 989,583 989,583
2012 989,583 989,583 -
ILUSTRASI: AWAL PENYUSUTAN

PT ABC membeli komputer pada tanggal 31 Desember 2006


maka:
Penyusutan fiskal dimulai pada bulan Desember 2006 (1 bulan)
Beban Penyusutan fiskal tahun 2006 = 1/12 X Rp…
Atas komputer yang dibeli diatas, PT ABC menjual kembali pada
tanggal 31 Desember 2007:
Beban penyusutan komputer secara fiskal pada tahun 2007→
hanya dihitung 11 bulan → 11/12 x Rp ….
Dari sisi Pembeli, menghitung penyusutan fiskal komputer 1 bulan
= 1/12 x Rp….

66
ILUSTRASI: AWAL PENYUSUTAN
Contoh 1:
Pengeluaran untuk pembangunan sebuah gedung adalah
sebesar Rp 100.000.000,00. Pembangunan dimulai pada bulan
Oktober 2000 dan selesai untuk digunakan pada bulan Maret
2001. Penyusutan atas harga perolehan bangunan gedung
tersebut dimulai pada bulan Maret tahun pajak 2001.
Contoh 2:
PT X yang bergerak di bidang perkebunan membeli traktor
pada tahun 1999. Perkebunan tersebut mulai menghasilkan
(panen) pada tahun 2000. Dengan persetujuan Direktur Jenderal
Pajak, penyusutan traktor tersebut dapat dilakukan mulai tahun
2000.

67
Methode Penyusutan

Metode Garis Lurus / Straight-Line Method (SLM)


Materi Menurut Akuntansi Menurut Perpajakan
(Fiskal)
Beban Penyusutan = Harga Perolehan – Nilai Residu = Harga Perolehan
Per Tahun Estimasi Masa Manfaat Masa Manfaat Sesuai
Kelompok Harta

Contoh: → Beban Penyusutan Per Tahun Komputer→ Kelompok


Komputer, = Rp 6,5 juta – Rp 0.5 juta Harta I→ Masa Manfaat 4
Harga Perolehan = 3 tahun tahun
6,5 juta, estimasi Beban Penyusutan/Thn
= Rp 2.000.000
nilai residu Rp 0.5 = Rp 6,5 juta
juta, 4 tahun
estimasi masa KOREKSI = Rp 1.630.000
manfaat 3 tahun FISKAL + 68
Methode Penyusutan
Metode Saldo Menurun / Declining Balance Method (DBM)

Materi Menurut Akuntansi Menurut Perpajakan (Fiskal)


Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x Nilai Buku = Tarif Penyusutan x Nilai
Per Tahun Aktiva Tetap Buku Aktiva Tetap
= Tarif Penyusutan x (Harga = Tarif Penyusutan x (Harga
Perolehan – Akumulasi Perolehan – Akumulasi
Penyusutan) Penyusutan)
Contoh: →TarifPenyusutan = 2/3 Komputer→ Kelompok Harta
Komputer, →Beban Penyusutan Tahun-1 I→ Masa Manfaat 4 tahun →
Harga Perolehan = = (2/3) x Rp 6 juta Tarif Penyusutan = 50%
6 juta, estimasi Beban Penyusutan Tahun-1
= Rp 4.000.000
nilai residu Rp 0.5 = 50% X Rp 6 juta
juta, = Rp 3.000.000
estimasi masa
manfaat 3 tahun KOREKSI
FISKAL + 69
ILUSTRASI PENYUSUTAN DENGAN METODE SALDO MENURUN

Pada tanggal 5 Juli 2001, PT.ABC membeli sepeda motor untuk operasional kantor
seharga Rp 12.000.000. Menurut akuntansi, estimasi masa maanfaat menurut
manajemen 5 tahun dan disusutkan dengan metode garis lurus. Untuk perpajakan,
WP menyusutan dengan metode saldo menurun.
Harga
Tahun Perolehan Perhitungan Beban Akumulasi Nilai Buku
Penyusutan Fiskal Penyusutan Penyusutan Akhir Tahun
6/12 x 50% x Rp
2001 12,000,000 12.000.000 3,000,000 3,000,000 9,000,000

2002 12,000,000 50% x Rp 9.000.000 4,500,000 7,500,000 4,500,000

2003 12,000,000 50% x Rp 4.500.000 2,250,000 9,750,000 2,250,000

2004 12,000,000 50% x Rp 2.250.000 1,125,000 10,875,000 1,125,000

2005 12,000,000 SEKALIGUS 1,125,000 12,000,000 -

PERHITUNGAN PENYUSUTAN SECARA FISKAL 70


ILUSTRASI PENYUSUTAN DENGAN METODE GARIS LURUS - AKUNTANSI

Harga
Tahun Perolehan Perhitungan Beban Akumulasi Nilai Buku
Penyusutan Akuntansi Penyusutan Penyusutan Akhir Tahun
6/12 x 1/5 x Rp
2001 12,000,000 12.000.000 1,200,000 1,200,000 10,800,000
2002 12,000,000 1/5 x Rp 12.000.000 2,400,000 3,600,000 8,400,000
2003 12,000,000 1/5 x Rp 12.000.000 2,400,000 6,000,000 6,000,000
2004 12,000,000 1/5 x Rp 12.000.000 2,400,000 8,400,000 3,600,000

2005 12,000,000 1/5 x Rp 12.000.000 2,400,000 10,800,000 1,200,000


6/12 x 1/5 x Rp
2006 12,000,000 12.000.000 1,200,000 12,000,000 -

PERHITUNGAN PENYUSUTAN SECARA AKUNTANSI 71


KOREKSI FISKAL ATAS PERHITUNGAN BEBAN PENYUSUTAN

Pada tanggal 5 Juli 2001, PT.ABC membeli sepeda motor untuk operasional kantor
seharga Rp 12.000.000. Menurut akuntansi, estimasi masa maanfaat menurut
manajemen 5 tahun dan disusutkan dengan metode garis lurus. Untuk perpajakan,
WP menyusutan dengan metode saldo menurun.

Tahun Beban Penyusutan Koreksi Fiskal


Akuntansi Fiskal Jumlah Akumulasi
2001 1,200,000 3,000,000 (1,800,000) (1,800,000)

2002 2,400,000 4,500,000 (2,100,000) (3,900,000)

2003 2,400,000 2,250,000 150,000 (3,750,000)

2004 2,400,000 1,125,000 1,275,000 (2,475,000)

2005 2,400,000 1,125,000 1,275,000 (1,200,000)

2006 1,200,000 - 1,200,000 -

KOREKSI FISKAL 72
Thank You
iaijawatimur.or.id

082257317728

info@iaijawatimur.or.id

iaijatim

Anda mungkin juga menyukai