PERTEMUAN
KE-8
1
IKATAN AKUNTAN INDONESIA IKATAN KONSULTAN PAJAK INDONESIA
MANAJEMEN PERPAJAKAN
Presented by:
Tim Pengajar :
Dr. Diana Sari , S.E., M.Si., Ak., QIA., CA.
Iji Samaji, S.E., M.Si., Ak., CA., BKP.
5. Menyiasati SE-46/PJ.4/1995
3
Agenda
1.
7. Biaya Entertainment
4
INTI PERSOALAN PERPAJAKAN
Siapa Subjek
Wajib Pajak
Inti Objek
Berapa Tarif
Pajak
Terutang
DPP
1
7
PEMBUKUAN DALAM MATA UANG ASING
$
WP dapat menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan Bahasa Inggris dan
satuan mata uang Dollar AS:
Bagi WP yg menyelenggarakan
Pembukuan dalam Rupiah
CAPITAL EXPENDITURE
(Pengeluaran Modal)
VS
REVENUE EXPENDITURE
(Pengeluaran Pendapatan)
19
BIAYA YANG BOLEH DIKURANGKAN
DIBEBANKAN
DIBEBANKAN MELALUI
LANGSUNG PENYUSUTAN
&
AMORTISASI
Capital Expenditure adalah:
Pengeluaran yg bermanfaat dalam kegiatan atau usaha
untuk 3M lebih dari satu tahun pajak.
=> Termasuk semua pengeluaran yg sifatnya
menambah dan/atau meningkatkan nilai (kegunaan)
harta atau barang modal.
Revenue Expenditure adalah:
Biaya atau pengeluaran yg bermanfaat dalam kegiatan
atau usaha untuk 3M tidak lebih dari satu tahun pajak.
=> Pengeluaran pendapatan dpt diharapkan akan
terjadi secara rutin dlm setiap tahun pajak.
21
Basis
akuntansi
2. ANALISIS TRANSAKSI
• Terkait dengan sistem pencatatan berpasangan : Debet – Kredit
• Pemahaman akan kelompok akun mekanisme Debet –kreditnya
23
23
3. PENJURNALAN
4. POSTING TRANSAKSI
• Mencatat ke buku besar dan buku
pembantu
- BUKU BESAR
– Buku besar / Akun pembukuan
– Daftar Buku besar Chart of Accounts (CoA)
– Akun real dan akun nominal
- BUKU PEMBANTU:
– Rincian informasi dari bukubesar
– Antara lain : - B.P. Piutang
- B.P. Hutang
24
24
5. PENYUSUNAN NERACA SALDO
• Neraca Saldo: daftar saldo akun Buku Besar
• Tujuan: apkh saldo debet = saldo kredit
25
25
7. NERACA SALDO SETELAH PENYESUAIAN
• Membuktikan Jml saldo Debet =saldo kredit
(BB)
• Saldo akun BB laporan keuangan pokok
- Pendapatan xxx
Ikhtisar L/R xxx
- Rugi xxx
Ikhtisar L/R xxx
27
6. PENYUSUNAN JURNAL PEMBALIK
• Jurnal Pembalik diawal periode
• Kebalikan dari jurnal penyesuaian tertentu
• Tujuan : penyerdehanaan prosedur
pencatatan pd periode selanjutnya
• Bersifat optional
28
28
KERANGKA LAPORAN KEUANGAN
Perusahaan Dagang
Tidak merubah bentuk barang
Perhitungan Harga Pokok Penjualan
Perusahaan Industri
Merubah bentuk barang, dari bahan baku ke barang jadi
Perhitungan Harga Pokok Penjualan
29
29
KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN
• NERACA
• LAPORAN LABA-RUGI
• LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
• LAPORAN ARUS KAS
• CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30
NERACA
31
LAPORAN L/R
32
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
33
LAPORAN ARUS KAS
34
Catatan Atas Laporan Keuangan
35
SUB POKOK BAHASAN
Persyaratan
Pembukuan dalam
Perpajakan
36
Pembukuan (lanjutan)
forward
37
37
PENGERTIAN PEMBUKUAN
Dalam Psl. 28 UU KUP, mengatur ttg kewajiban pembukuan
Pengertian pembukuan Psl. 1 angka 29 UU KUP
Pembukuan adalah:
Pencatatan yaitu:
39
PENGERTIAN PEMBUKUAN
Dalam Psl. 14 UU PPh, mengatur ttg tujuan pembukuan
40
Pasal 28 UU KUP No. 28 Thn. 2007
41
Pasal 28 UU KUP No. 28 Thn. 2007
42
Pasal 28 UU KUP No. 28 Thn. 2007
Point:
Wajib Pajak harus bersikap fairness dlm penyajian laporan keuangan dan
diandasi dgn kejujuran serta integritas usaha.
43
Pembukuan
44
Pembukuan
45
Pembukuan
46
Pembukuan
48
Pembukuan
49
Pasal 28 UU KUP No. 28 Thn. 2007
Point:
Bagi perusahaan PMA atau BUT bisa menggunakan bahasa asing & mata
uang selain rupiah setelah mendapatkan izin dari Menteri Keuangan
50
Pasal 28 UU KUP No. 28 Thn. 2007
Point:
Wajib Pajak yg menggunakan pencatatan wajib mencatat peredaran atau
penerimaan bruto
51
Pasal 28 UU KUP No. 28 Thn. 2007
Point:
Seiring dgn perkembangan teknologi informasi, maka untuk WP yg
menggunakan pengolahan data secara elektronik (EDP) harus menyimpan
semua buku, catatan dan dokumen yg menjadi dasar pembukuan atau
pencatatan tsb.
52
Pasal 28 UU KUP No. 28 Thn. 2007
Point:
Peraturan Menteri Keuangan yg mengatur hal tsb yaitu:
53
3
54
PERSEDIAAN
JENIS PERSEDIAAN
- Barang dagangan u/ dijual
- Barang dalam proses.
- Bahan baku/ pelengkap
PENCATATAN / PENILAIAN
- Periodik dan perpetual – disyaratkan perpetual
- Penilaian menurut pajak - FIFO dan Average Cost
- Dicatat sebesar harga perolehannya (at-cost).
BIAYA DIBAYAR DIMUKA
- Biaya u/aktivitas persh. akan datang PSAK 9 sesuai manfaat.
55
KLASIFIKASI PERSEDIAAN
1. PERUSAHAAN JASA
Tidak Punya Persediaan
2. PERUSAHAAN DAGANG
Aktiva dalam bentuk siap dijual
kembali kepada pelanggan
• “ Persediaan Barang ”
3.PERUSAHAAN MANUFAKTUR /
INDUSTRI
Barang dibeli diproses barang
jadi u/ tujuan di jual
• Bahan baku ( Raw Material )
• Barang Dalam Proses ( Work In Process )
• Barang Jadi ( Finished Goods )
SISTEM PENCATATAN PERSEDIAAN
Administrasi Persediaan:
1. Sistem fisik / periodik (physically /
periodic inventory system)
2. Sistem perpetual (perpetual inventory
system)
UU PPh pasal 10 ayat (6)
Penilaian persediaan & pemakaian persediaan utk menghitung HPP yaitu FIFO dan
Weighted Average (meratakan nilai persediaan)
see
Periodic Inventory System
• Berdasarkan sistem ini persediaan ditentukan dengan
melakukan penghitungan fisik terhadap persediaan.
dilakukan secara periodik.
• Dalam sistem ini pencatatan terhadap mutasi
persediaan tidak selalu diikuti.
• Prosedur penghitungan fisik persediaan pada akhir
periode harus dilakukan (mandatory procedure)
untuk menentukan fisik persediaan yang akan
dilaporkan dalam laporan keuangan.
• Hasil perhitungan fisik dipakai sebagai dasar
penentuan nilai persediaan
Perpetual Inventory System
CONTOH
1. PERSEDIAAN AWAL 100 SATUAN Rp 9.-
2. PEMBELIAN 100 SATUAN Rp 12.
3. PEMBELIAN 100 SATUAN Rp 11,25
4. PENJUALAN/DIPAKAI
5. PENJUALAN/DIPAKAI
5. 100 Sat @ 100 Sat @ Rp 100 Sat @ Rp 10,75=Rp 100 Sat @ Rp 11,25=
Rp10,75=Rp1.075. 12.= Rp 1.200.- 1.075.- Rp 1.125.
Contoh Kasus:
Ditanya:
Berapakah jumlah/nilai persediaan (akhir) dalam unit
dan Rupiah ? (Gunakan metode Fisik dan Perpetual
FIFO, LIFO, Average)
Pengaruh Asumsi Aliran Biaya terhadap
Laporan Keuangan
Cost Flow Neraca Rugi/Laba
FIFO Menggambarkan nilai yang Menggambarkan harga
mendekati harga pasar pokok penjualan yang
(harga yang bisa direalisir) tidak sebanding dengan
harga pasar. Dalam hal ini
laba dinilai terlalu besar
LIFO Menggambarkan nilai Menggambarkan harga
persediaan yang terlalu pokok penjualan yang
kecil mendekati harga pasar.
Dalam hal ini laba dinilai
wajar
Average Menggambarkan nilai Menggambarkan harga
persediaan yang terlalu pokok penjualan yang
kecil tetapi lebih besar mendekati harga pasar,
daripada LIFO tetapi lebih kecil daripada
LIFO. Dalam hal ini laba
dinilai lebih besar daripada
LIFO, tetapi lebih kecil dari
FIFO
4
• Landasan Hukum:
• UU Pajak Penghasilan
71
PENYUSUTAN…
• Metode penyusutan
– Garis lurus
– Saldo menurun
• Bangunan disusutkan dengan metode garis lurus
• Penyusutan dilakukan untuk setiap bulan
• Tanah tidak disusutkan, kecuali jika nilai tanah mengalami
penurunan untuk memperoleh penghasilan
• Di akhir masa manfaat, sisa nilai buku disusutkan seluruhnya
PENYUSUTAN
HARTA BERWUJUD KECUALI
TANAH YG BERSTATUS HAK DILAKUKAN DALAM BAGIAN-BAGIAN YANG SAMA BESAR
MILIK, HGB, HGU, DAN HAK PAKAI SELAMA MASA YG TELAH DITENTUKAN
TARIF PENYUSUTAN
KEL. HARTA MASA
BERWUJUD MANFAAT
GARIS SALDO
LURUS MENURUN
1. Bukan
Bangunan
- Kel. 1 4 Thn 25 % 50 %
- Kel. 2 8 Thn 12,5 % 25 %
- Kel. 3 16 Thn 6,25 % 12,5 %
- Kel 4 20 Thn 5% 10 %
2. Bangunan
Permanen 20 Thn 5%
Tdk Permanen 10 Thn 10 %
GUNA
KEPENTINGAN PENYUSUTAN
DITETAPKAN DENGAN
PERATURAN MENKEU
1. BANGUNAN
PERMANEN
TIDAK PERMANEN
2. BUKAN BANGUNAN
- KELOMPOK 1
- KELOMPOK 2
- KELOMPOK 3
- KELOMPOK 4
Contoh Menghitung Biaya
Penyusutan
Sepeda motor (digunakan usaha), dibeli 12 Januari 2005 --- KELOMPOK 1
Harga Perolehan Rp. 12.000.000
G. LURUS Saldo MENURUN
…% X H PEROLEHAN ….% X NILAI SISA BUKU FISKAL
NSBF = H.perolehan - Ak.penyusutan
kelompok 1 = 25% kel 1 = 50% H PEROLEHAN 12.000.000
2005 25% X 12 JT 3.000.000 50% X 12 JT 6.000.000 -
NSBF 6.000.000
2006 25% X 12 JT 3.000.000 50% X 6 JT 3.000.000 -
NSBF 3.000.000
2007 25% X 12 JT 3.000.000 50% X 3 JT 1.500.000 -
2008 25% X 12 JT 3.000.000 NSBF 1.500.000
th 2008 1.500.000
KOMPUTER
HARDWARE SOFTWARE
APLIKASI KHUSUS
PENYUSUTAN APLIKASI UMUM
AMORTISASI
KELOMPOK 1 - EXPENSE -
Kelompok 1-
Komputer Canggih
Biaya Handphone (Fiskal)
Ponsel
Penyusutan
Pemeliharaan Pulsa
50%
50% 50%
(Kelompok 1)
Sedan & Sejenisnya utk pegawai tertentu
Sedan &
Sejenisnya
Penyusutan
Pemeliharaan BBM, STNK
50%
50% 50%
(Kelompok 2)
Sedan untuk usaha persewaan mobil ???
MENYIASATI SE-46/PJ.4/21995
104
Ilustrasi
SE-46/PJ./1995
Pinjaman PT. X
Deposito=200
Biaya bunga pinjaman=DE
= Rp. 300 x 800/1000
= Rp. 240
Ph Bunga =20% => Objek PPh Final
Nilai biaya bunga pinjaman => PPh-nya tidak masuk sbg kredit pajak
yg dikoreksi = Biaya bunga => PPh-nya tidakmasuk di F-1771
pinjaman x modal kerja/total => Biaya terkaitnya tidak bopleh masuk
pinjaman x 100% atau Rp. juga di F-1771;
300 x 200/1000 yg ekuivalen Biaya yg mana ???!
dgn Rp. 60, maka (Rp. 300-
Rp. 60=Rp. 240)
Cara yg dapat ditempuh perusahaan, sbb:
Bunga Pinjaman
Dapat
dibebankan
• Rata-rata Pinjaman:
Bulan Pinjaman Jk Waktu Jumlah
– Januari - 1 bln -
– Feb – Mei 125 Juta 4 bln 500 Juta
– Juni – Juli 150 Juta 2 bln 300 Juta
– Agt – Des 200 Juta 5 bln 1.000 Juta
Total 1.800 Juta
Rata-rata pinjaman = 1,8 M : 12 bln = 150.000.000
• Rata-rata Deposito
Bulan Pinjaman Jk Waktu Jumlah
– Januari - 1 bln -
– Feb – Mar 25 Juta 2 bln 50 Juta
– April – Juli 46 Juta 5 bln 230 Juta
– Agt – Des 50 Juta 4 bln 200 Juta
Total 480 Juta
Rata-rata Deposito = 480 Juta : 12 = 40.000.000
• Bunga yang dapat dibebankan sebagai biaya =
20% x (150 Juta – 40 Juta) = Rp 22.000.000,-
• Bunga yang dapat dikurangkan: (150 jt – 40 jt) x 20% = 22 juta
• Pengecualian:
• dana pinjaman tersebut disimpan/ditempatkan dalam bentuk rekening
giro yang dikenakan PPh final,
• adanya keharusan bagi WP untuk menempatkan sejumlah dana
dalam bentuk deposito berdasarkan ketentuan yang berlaku,
sepanjang jumlah deposito dan tabungan tersebut semata-mata untuk
memenuhi keharusan tersebut: misalnya cadangan biaya reklamasi
yang harus ditempatkan dalam bentuk deposito di Bank Pemerintah,
• dapat dibuktikan bahwa penempatan deposito atau tabungan tersebut
dananya berasal dari tambahan modal dan sisa laba setelah kena
pajak
Catatan:
Jika tingkat bunga pinjaman berbeda maka
rumus sbb :
NON
Rata-rata Deposito FLAT
X Bunga yg dibayar
Rata-rata Pinjaman
See Contoh lainnya
SE-46/PJ.4/1995 tgl 5/10/1995
• Contoh penghitungan biaya bunga yang
dapat dibebankan sebagian apabila jumlah
pinjaman lebih besar dibandingkan dengan FLAT
pendapatan bunga simpanan/deposito
Rincian Bunga Pinjaman Bank
115
Cont’d
SOLUSI
Rata-rata pinjaman
Feb-Mei 4 x Rp 125 jt = Rp 500 jt
Juni – Juli 2 x Rp 150 jt = Rp 300 jt
Agt – Des 5 x Rp 200 jt = Rp 1.000 jt
JUMLAH Rp 1.800 jt
• Rata-rata Deposito
Feb – Apr 3 x Rp 25 jt = Rp 75 jt
Mei – Juli 3 x Rp 25 jt = Rp 75 jt
Agts – Okt 3 x Rp 25 jt = Rp 75 jt
JUMLAH Rp 225 jt
Rata² = 1/12 x Rp 225 jt = Rp 18,75 jt
118
b. Rincian bunga pinjaman kpd BNI sbb :
10 jt 12 % 250 jt Peb-Mei
7 jt 14 % 300 jt Jun-Jul
20 jt 12 % 400 jt Agust-Des
-
37 jt - -
119
PERTANYAAN:
Bila dilakukan Pemeriksaan Hitung Bunga Pinjaman
yg diperkenankan dibiayakan oleh PT. ABC th. 2008.
(menurut ketentuan Perpajakan apabila ada Bunga
Pinjaman Bank juga ada Deposito).
JAWAB :
130 x 2 + 80 x 5 + 60 x 4
X 37 jt= 9,25 juta
250 x 4 + 300 x 2 + 400x 5
120
6
CADANGAN KERUGIAN
PIUTANG TAK TERTAGIH
121
DEFINISI
Continue
Cont’d
Penjelasan
• Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih adalah piutang yang timbul
dari transaksi bisnis yang wajar sesuai dengan bidang usahanya, yang
nyata-nyata tidak dapat ditagih meskipun telah dilakukan upaya-upaya
penagihan yang maksimal atau terakhir oleh Wajib Pajak.
• (1) Syarat Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dapat dibebankan
sebagai biaya :
a. telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial;
b. Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang nyata-nyata tidak
dapat ditagih kepada Direktorat Jenderal Pajak; dan
c. Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih tersebut telah diserahkan
perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau instansi pemerintah
yang menangani piutang negara, atau terdapat perjanjian tertulis mengenai
penghapusan piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur atas
piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih tersebut, atau telah
dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus, atau adanya
pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah
utang tertentu.
Cont’d
BIAYA
ENTERTAINMENT
131
ENTERTAINMENT
Contoh
8
PERSYARATAN-PERSYARATAN
BEBAN PROMOSI SESUAI ATURAN
PERPAJAKAN
134
Biaya Promosi Yang Dapat Dikurangkan
Dari Penghasilan Bruto (1)
02/PMK.03/2010, SE-09/PJ/2010
135
Biaya Promosi Yang Dapat Dikurangkan
Dari Penghasilan Bruto (2)
02/PMK.03/2010, SE-09/PJ/2010
136
Daftar nominatif
• Landasan Hukum:
UU Pajak Penghasilan, terkait
masalah ekualisasi pajak dan
rekonsiliasi fiskal
138
PENJUALAN & HPP (FISKAL)
BEBERAPA
SESUAI
SESUAI PERBEDAAN
KETENTUAN
PSAK PERPAJAKAN
Fungsi Bi Prod
PPh
Operasional/
HPP
Produksi
Tax
Bi. Penjualan Reporting
Fungsi
Marketing
Gross Sales
Sales
PPN/PPn BM
Sumber Jurnal Buku Neraca Laporan Keuangan
Dokumen Besar Saldo
Neraca
Rekonsiliasi Fiskal
Penyesuaian Positif
Penyesuaian Negatif
UU Perpajakan
Laba (Rugi) Fiskal
Laba xxx
Kompensasi ( xxx )
Penghasilan Kena Pajak xxx
PPh Terutang: (psl 17UU PPh) xxx
(25%)
Accounting Vs Tax Audit Process
Sub Fiscal
Ledgers Adjustment
• Landasan Hukum:
• UU Pajak Penghasilan
• UU PPN & PPnBM
150
Biaya yg diperbolehkan (Pasal 6 UU PPh)
Nama Biaya Nama Biaya
A. biaya yang secara langsung atau tidak langsung D. kerugian karena penjualan atau pengalihan harta
berkaitan dengan kegiatan usaha, antara lain: yang dimiliki dan digunakan dalam perusahaan atau
yang dimiliki untuk 3M
- Biaya pembelian bahan E. kerugian selisih kurs mata uang asing