Anda di halaman 1dari 21

KELOMPOK

KELOMPOK55

BUNGA PINJAMAN DAN


SELISIH KURS VALUTA ASING

4A AKUNTANSI SORE
ANGGOTA
ANGGOTAKELOMPOK
KELOMPOK 55

SUKMA ARDINI JULIANTARI

2002022509 2002022522

BAYU SATYA FEBRI LESTARI

2002022516 2002022528
1.
1. BUNGA
BUNGAPINJAMAN
PINJAMAN

PENGHASILAN berupa bunga deposito, tabungan, serta diskonto Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang
diterima baik oleh wajib pajak badan maupun wajib pajak orang pribadi merupakan objek pajak
penghasilan (PPh) yang bersifat final. Hal ini dinyatakan dalam PP No. 123 Tahun 2013 & PP No. 131
Tahun 2000.
Terkait dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan berupa bunga deposito tidak
dapat dibebankan sebagai biaya secara fiskal karena bunga deposito merupakan objek PPh yang bersifat
final. Namun, khusus untuk biaya bunga pinjaman yang dibayarkan kepada pihak ketiga dalam hal dana
yang ditempatkan oleh wajib pajak dalam bentuk deposito berjangka atau tabungan lainnya bersumber
dari pinjaman tersebut, diatur lebih lanjut dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak No.
SE-46/PJ.4.1995.
1.
1. BUNGA
BUNGAPINJAMAN
PINJAMAN

Landasan berpikir yang disebutkan dalam SE-46/1995 adalah sebagai berikut:


“Dapat terjadi bahwa dana yang ditempatkan dalam bentuk deposito berjangka atau tabungan lainnya
langsung atau tidak langsung berasal dari pinjaman atau dana yang berasal dari pihak ketiga yang
dibebani biaya bunga. Apabila hal tersebut terjadi Wajib Pajak dapat memperkecil Penghasilan Kena
Pajak secara tidak wajar, karena bunga yang terutang atau dibayar atas pinjaman tersebut dikurangkan
sebagai biaya, sedangkan bunga yang diterima atau diperoleh yang berasal dari penempatan dana
dalam bentuk deposito berjangka atau tabungan lainnya tidak ditambahkan dalam penghitungan
Penghasilan Kena Pajak karena telah dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final sebesar 15%.
1.
1. BUNGA
BUNGAPINJAMAN
PINJAMAN

Sehubungan dengan hal-hal diatas, berikut ini diberikan penegasan terkait cara menghitung koreksi
biaya bunga pinjaman menurut SE-46/1995:
 Apabila jumlah rata-rata pinjaman sama besarnya dengan atau lebih kecil dari jumlah rata-rata dana
yang ditempatkan sebagai deposito berjangka atau tabungan lainnya, maka bunga yang dibayar atau
terutang atas pinjaman tersebut seluruhnya tidak dapat dibebankan sebagai biaya.
 Apabila jumlah rata-rata pinjaman lebih besar dari jumlah rata-rata dana yang ditempatkan dalam
bentuk deposito atau tabungan lainnya, maka bunga atas pinjaman yang boleh dibebankan sebagai
biaya adalah bunga yang dibayar atau terutang atas rata-rata pinjaman yang melebihi jumlah rata-
rata dana yang ditempatkan sebagai deposito berjangka atau tabungan lainnya.
1b.
1b.KETENTUAN
KETENTUANPENGECUALIAN
PENGECUALIANDALAM
DALAMBUNGA
BUNGA
PINJAMAN
PINJAMAN
2. Adanya keharusan bagi wajib
pajak untuk menempatkan dana

1. Dana pinjaman tersebut dalam jumlah tertentu pada suatu 3. Dapat dibuktikan bahwa
bank dalam bentuk deposito
disimpan/ditempatkan dalam penempatan deposito atau
berdasarkan ketentuan perundang-
bentuk rekening giro yang atas tabungan tersebut dananya
undangan yang berlaku, sepanjang
jasanya dikenakan PPh yang berasal dari tambahan modal
jumlah deposito dan tabungan
bersifat final, tersebut semata-mata untuk dan sisa laba setelah kena
memenuhi keharusan tersebut: pajak.
misalnya cadangan biaya
reklamasi.
02
SELISIH KURS VALUTA
ASING
Berdasarkan penjelasan resmi dari Kementerian Keuangan, kurs pajak
merupakan nilai kurs yang digunakan sebagai dasar pelunasan Bea Masuk,
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Barang dan Jasa serta Pajak Penjualan atas
Barang Mewah, Pajak Ekspor, dan Pajak Penghasilan.
2A.
2A. MACAM-MACAM
MACAM-MACAM KURS
KURS VALUTA
VALUTAASING
ASING

KURS
KURS KURS
KURS
KURS
KURSTETAP
TETAP MENGAMBANG
MENGAMBANG MENGAMBANG
MENGAMBANG
BEBAS
BEBAS TERKENDALI
TERKENDALI

KURS
KURSBELI
BELI KURS
KURSJUAL
JUAL KURS
KURSTENGAH
TENGAH
Berdasarkan definisi yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan, kurs pajak adalah nilai
kurs yang digunakan sebagai dasar pelunasan bea masuk, pajak pertambahan nilai (PPN), pajak
penjualan atas barang mewah (PPnBM), pajak penghasilan (PPh), serta pajak lain dalam rangka
kegiatan ekspor-impor.
Peraturan yang mendasari penggunaan kurs pajak tercantum dalam Pasal 14 Peraturan
Pemerintah Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983
tentang PPN dan PPnBM sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 42 Tahun 2009 (UU PPN dan PPnBM). Penetapan kurs pajak diatur melalui
keputusan Menteri Keuangan yang dikeluarkan setiap minggu sekali dan berlaku untuk 7 hari.
Kurs pajak digunakan hanya dalam transaksi yang berhubungan dengan pajak (khususnya
dalam pembuatan faktur pajak, serta laporan pajak kepada kantor pajak). Adapun kurs tengah BI
digunakan sebagai nilai tukar dalam closing pembukuan akuntansi.

2B. PENGGUNAAN KURS


2C.
2C. SELISIH
SELISIH KURS
KURSAKHIR
AKHIRTAHUN
TAHUN
Selisih kurs menurut akuntansi adalah selisih yang dihasilkan dari
penjabaran sejumlah tertentu satu mata uang ke dalam mata uang lain pada
kurs yang berbeda. Dalam pengakuan keuntungan atau kerugian selisih kurs,
ketentuan pajak mengacu pada ketentuan akuntansi sebagaimana disebutkan
dalam penjelasan Pasal 4 ayat (1) huruf l dan penjelasan Pasal 6 ayat (1)
huruf e Undang-undang No. 7 Tahun 1983 s.t.d.t.d. Undang-undang No. 11
tahun 2020 tentang Cipta Kerja (“UU PPh”).
2C.
2C. SELISIH
SELISIH KURS
KURSAKHIR
AKHIR TAHUN
TAHUN

01
01 (Penjelasan Pasal 4 (1) huruf l UU PPh)

02
02 (Penjelasan Pasal 6 ayat 1 huruf e UU PPh)

03
03 (Pasal 4 ayat (1) huruf l UU PPh)

04
04 (Pasal 6 ayat (1) huruf e UU PPh)

05
05 (Pasal 9 ayat (2) PP-94/2010)
2C.
2C. SELISIH
SELISIH KURS
KURSAKHIR
AKHIR TAHUN
TAHUN

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kerugian atau


keuntungan selisih kurs yang telah terealisasi dapat diakui
sebagai penghasilan dan dapat dibebankan sebagai
pengurang Penghasilan Kena Pajak. Namun, kerugian atau
keuntungan selisih kurs yang berhubungan langsung
dengan kegiatan usaha Wajib Pajak yang dikenakan PPh
final atau bukan objek pajak tidak diakui sebagai
penghasilan atau biaya menurut pajak. Keuntungan dan
kerugian selisih kurs yang dapat diakui secara perpajakan
adalah yang telah terealisasi, bukan unrealized gain/loss.
3.
3. KASUS
KASUS

Pada tahun 2018 PT. A mendapat pinjaman dari pihak ketiga dengan batas maksimum sebesar
Rp200.000.000 dan tingkat bunga pinjaman 20%. Dari jumlah tersebut telah diambil pada bulan
Februari sebesar Rp125.000.000, pada bulan Juni diambil lagi sebesar Rp25.000.000 dan sisanya
(Rp50.000.000) diambil pada bulan Agustus.
Di samping itu wajib pajak mempunyai dana yang ditempatkan dalam bentuk deposito dengan perincian
sebagai berikut:
 bulan Februari s.d Maret sebesar Rp25.000.000
 bulan April s.d Agustus sebesar Rp46.000.000
 bulan September s.d Desember sebesar Rp50.000.000
3.
3. KASUS
KASUS

Dengan demikian bunga yang dapat dibebankan sebagai biaya adalah sebagai berikut:
1. rata-rata pinjaman per bulan:
Jangka
Bulan Pinjaman (Rp) Rata - Rata Pinjaman (Rp)
Waktu
Rp Rp
Januari 1 bulan
- -
Rp Rp
Februari s/d Mei 4 bulan
125,000,000 500,000,000
Rp Rp
Juni s/d Juli 2 bulan
150,000,000 300,000,000
Rp Rp
Agustus s/d Desember 5 bulan
200,000,000 1,000,000,000
Rp
Jumlah Rata - Rata Pinjaman Setahun
1,800,000,000

Dari perhitungan di atas, rata-rata pinjaman per bulan adalah Rp1.800.000.000 : 12 = Rp150.000.000.
3.
3. KASUS
KASUS
2. rata-rata deposito per bulan:
Jangka Rata - Rata Dana Berupa
Bulan Pinjaman (Rp)
Waktu Deposito (Rp)
Rp Rp
Januari 1 bulan
- -
Rp Rp
Februari s/d Maret 2 bulan
25,000,000 50,000,000
Rp Rp
April s/d Agustus 5 bulan
46,000,000 230,000,000
September s/d Rp Rp
4 bulan
Desember 50,000,000 200,000,000
Rp
Jumlah Rata - Rata Deposito Setahun
480,000,000
Dari perhitungan di atas, rata-rata deposito per bulan adalah Rp480.000.000 : 12 = Rp 40.000.000.
Berdasarkan perhitungan rata-rata pinjaman dan deposito perbulan, maka biaya bunga yang dapat dibebankan sebagai
biaya secara fiskal adalah sebagai berikut:
= 20% x (Rp 150.000.000 – Rp 40.000.000,00)
= Rp22.000.000.
PERTANYAAN
PERTANYAAN
1.
1. BAGAIMANA
BAGAIMANAPERLAKUAN
PERLAKUANAKUNTANSI
AKUNTANSI
TERHADAP
TERHADAPLABA/RUGI
LABA/RUGI SELISIH
SELISIH KURS
KURS
YANG
YANG TERJADI
TERJADI PADA
PADAMATA
MATAUANG
UANGASING?
ASING?
PERTANYAAN
PERTANYAAN

2.
2.DOLAR
DOLARAS
ASMERUPAKAN
MERUPAKANMATA
MATAUANG
UANGYANG
YANG
MEMILIKI
MEMILIKINILAI
NILAITERTINGGI
TERTINGGIDALAM
DALAMVALUTA
VALUTA
ASING.
ASING.APA
APAYANG
YANGMENYEBABKAN
MENYEBABKANMATA
MATAUANG
UANG
DOLAR
DOLARASASMENJADI
MENJADIMATA
MATAUANG
UANGYANG
YANGPALING
PALING
BANYAK
BANYAKDIPERJUALBELIKAN
DIPERJUALBELIKANDALAM
DALAMTRANSAKSI
TRANSAKSI
PERTUKARAN
PERTUKARANMATA
MATAUANG?
UANG?
PERTANYAAN
PERTANYAAN
3.
3.APA
APAPENTINGNYA
PENTINGNYAKURS
KURS TENGAH
TENGAH
DALAM
DALAM PELAPORAN
PELAPORAN PAJAK?
PAJAK?
PERTANYAAN
PERTANYAAN
4.
4. KEUNTUNGAN
KEUNTUNGANATAU
ATAU KERUGIAN
KERUGIAN
SELISIH
SELISIH KURS
KURS MATA
MATAUANG
UANGASING
ASING
SEPERTI
SEPERTIAPA
APAYANG
YANG TIDAK
TIDAK DIAKUI
DIAKUI
SEBAGAI
SEBAGAI PENGHASILAN
PENGHASILANATAU
ATAU
BIAYA?
BIAYA?
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Terkait dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan berupa bunga deposito tidak dapat dibebankan sebagai
biaya secara fiskal karena bunga deposito merupakan objek PPh yang bersifat final. Namun, khusus untuk biaya bunga pinjaman
yang dibayarkan kepada pihak ketiga dalam hal dana yang ditempatkan oleh wajib pajak dalam bentuk deposito berjangka atau
tabungan lainnya bersumber dari pinjaman tersebut, diatur lebih lanjut dalam Surat Edaran Direktur Jenderal
Pajak No. SE-46/PJ.4/1995.
Berdasarkan penjelasan resmi dari Kementerian Keuangan, kurs pajak merupakan nilai kurs yang digunakan sebagai dasar
pelunasan Bea Masuk, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Barang dan Jasa serta Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Ekspor,
dan Pajak Penghasilan. kurs pajak adalah nilai kurs yang digunakan sebagai dasar pelunasan bea masuk, pajak pertambahan nilai
(PPN), pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM), pajak penghasilan (PPh), serta pajak lain dalam rangka kegiatan ekspor-
impor.
Selisih kurs menurut akuntansi adalah selisih yang dihasilkan dari penjabaran sejumlah tertentu satu mata uang ke dalam mata
uang lain pada kurs yang berbeda. Dalam pengakuan keuntungan atau kerugian selisih kurs, ketentuan pajak mengacu pada
ketentuan akuntansi sebagaimana disebutkan dalam penjelasan Pasal 4 ayat (1) huruf l dan penjelasan Pasal 6 ayat (1) huruf e
Undang-undang No. 7 Tahun 1983 s.t.d.t.d. Undang-undang No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja (“UU PPh”).
““ TERIMAKASIH”
TERIMAKASIH”

~ Orang yang berhenti belajar menjadi


pemilik masa lalu ~

Anda mungkin juga menyukai