Anda di halaman 1dari 14

MATA KULIAH PERPAJAKAN

RMK PPh Final

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6

NI KETUT WINARSI 202033121276

KADEK BAYU KRESNA PARAMARTHA 202033121345

I MADE REVALDI MERTA DITIA 202033121290

I GEDE ARTHA WIGUNA 202033121277

PUTU WISNU PRATAMA 202033121341

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS WARMADEWA DENPASAR

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, kami mampu
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Paper dengan judul “RMK PPh Final” ini disusun
dengan tujuan untuk melengkapi tugas pada mata kuliah Perpajakan I. Paper ini kami susun
dengan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Cokorda Krisna Yudha ,SE.,M.SI.,AK.,BKP selaku dosen mata kuliah Perpajakan I di


kelas D6 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Warmadewa.
2. Seluruh pihak yang telah mendukung dalam penyusunan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa hasil laporan penelitian ini masih jauh
dari kata sempurna sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang PPh final di
Indonesia.

Denpasar,25 Mei 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................3

2.1 Definisi PPh pasal 4 ayat 2………………………….….………………........................3

2.2 Objek PPh pasal 4 ayat 2.................................................................................................3

2.3 Tarif PPh pasal 4 ayat 2……………...............................................................................4

2.4 Pengecualian PPh pasal 4 ayat 2……..…………..……….............................................6

2.5 Perhitungan PPh pasal 4 ayat 2……..…………..…………….......................................9

BAB III PENUTUP..............................................................................................................10

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................……….....10

3.2 Saran..........................................................................................................….………....10

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………...........11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perpajakan merupakan fenomena yang selalu hidup dan berkembang dalam kehidupan
masyarakat seiring dengan perkembangan perubahan sosial dan ekonomi, seperti masih banyak
para wajib pajak yang masih lalai terhadap pajak dan tidak menjalani kewajibannya sebagai
wajib pajak. Sementara pemerintah telah mencanangkan seluruh kegiatan tersebut untuk
membiayai pembangunan negara dan juga merupakan sumber pendapat negara guna
mewujudkan kelangsungan dan peningkatan pembangunan nasional. Jenis pajak yang
ditetapkan pemerintah salah satunya adalah pajak penghasilan yaitu pajak yang dikenakan
terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak atau
dapat pula dikenakan pajak atas penghasilan dalam bagian tahun pajak. Ada beberapa jenis
pajak penghasilan yang beberapa diantaranya akan dibahas lebih lanjut adalah PPh final.

Pajak Penghasilan (PPh) Final merupakan salah satu jenis pajak yang dikenakan dengan
tarif dasar pengenaan pajak (DPP) tertentu. Yang mana berbeda dengan skema pajak secara
umum atas suatu penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam sepanjang tahun pajak
berjalan. Jadi, bisa dikatakan jika PPh Final merupakan pajak yang tidak diikutsertakan lagi
dalam penghitungan PPh Terutang tahunan. Hal ini berarti bahwa suatu PPh yang sudah
bersifat final, maka tidak dapat untuk dikreditkan dengan PPh Terutang.

Untuk lebih memahami secara mendalam dan komprehensif mengenai pajak penghasilan
final, Pajak Penghasilan Final atau yang lebih dikenal dengan istilah PPh Final terdiri dari
beberapa jenis kategori. Yang mana telah dikelompokkan berdasarkan pada setiap pasal dalam
Undang-Undang Pajak Penghasilan (PPh). Pengelompokan PPh Final tersebut terdiri dari PPh
pasal 4 ayat 2 dan PPh dalam pasal lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi PPh pasal 4 ayat 2?
2. Apa objek pajak PPhh pasal 4 ayat 2?
3. Berapa tarif pajak pada PPh pasal 4 ayat 2?
4. Apa saja pengecualian pada PPh pasal 4 ayat 2?
5. Bagaimana contoh menghitung PPh pasal 4 ayat 2?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dan tujuan dari PPh pasal 4 ayat 2
2. Untuk mengetahui apa saja objek pajak PPh pasal 4 ayat 2
3. Untuk mengetahui berapa tarif pada PPh pasal 4 ayat 2
4. Untuk mengetahui pengecualian pada PPh pasal 4 ayat 2
5. Untuk mengetahui cara menghitung PPh pasal 4 ayat 2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi PPh 4 ayat 2


PPh Pasal 4 ayat 2 (Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat 2) atau disebut juga PPh final
adalah pajak yang dikenakan pada wajib pajak badan maupun wajib pajak pribadi atas
beberapa jenis penghasilan yang mereka dapatkan dan pemotongan pajaknya bersifat final.

2.2 Objek PPh pasal 4 ayat 2


a. Objek
1) Bunga deposito/obligasi
Objek PPh 4 ayat 2 seperti penghasilan dari bunga deposito dan jenis-jenis
tabungan, bunga dari obligasi dan obligasi negara, dan bunga dari tabungan yang
dibayarkan oleh koperasi pada anggotanya
2) Hadiah
Objek PPh Final 4 ayat 2 berikutnya adalah penghasilan dari hadiah seperti
menang lotre atau undian.
3) Transaksi saham/surat berharga
Berikutnya, objek PPh 4 ayat 2 adalah penghasilan dari transaksi saham dan surat
berharga lainnya, transaksi derivatif perdagangan bursa, dan transaksi penjualan
saham atau pengalihan ibu kota mitra perusahaan yang diterima oleh perusahaan
modal usaha.
4) Pengalihan aset/sewa tanah/bangunan
Objek PPh Pasal 4 ayat 2 selanjutnya adalah penghasilan dari transaksi atas
pengalihan aset dalam bentuk tanah dan/atau bangunan meliputi penjualan, tukar-
menukar, perjanjian pemindahan hak, pelepasan hak, penyerahan hak, lelang,
hibah, waris, atau cara lain yang disepakati. Kemudian objek Pajak Penghasilan
Pasal 4 ayat 2 dari sewa tanah dan/atau bangunan berupa tanah, rumah,
kondominium, gedung perkantoran, pertokoan, gedung pertemuan termasuk
bagiannya, rumah kantor, toko, rumah toko, gudang, bangunan industri. Selain itu,
objek PPh final 4 ayat 2 juga untuk usaha jasa konstruksi (kontraktor), usaha real
estate dan penghasilan dari perencanaan/pengawasan konstruksi (konsultan.
5) Pendapatan lainnya
Penghasilan yang juga sebagai objek Pajak Penghasilan Final 4 ayat 2 adalah
pendapatan lainnya yang spesifik seperti diatur dalam Peraturan Pemerintah.

2.3 Tarif PPh pasal 4 ayat 2


Berikut ini macam-macam objek pajak penghasilan pasal 4 ayat 2 dengan tarifnya masing-
masing yang telah diatur pemerintah:
a. Bunga deposito / tabungan, diskonto SBI dan jasa giro
Tarif PPh Pasal 4 ayat 2 untuk objek pajak bunga deposito/tabungan, diskonto SBI
dan jasa giro (kecuali yang diterima bank, dana pensiun, tabungan kepemilikan
rumah RSS, tabungan atau deposito di bawah Rp7.000.000) sebesar 20%. Tarif ini
merupakan bunga dari kewajiban. Penjelasan lebih rinci termaktub dalam Pasal 4 (2)
a UU PPh jo PP 131 Tahun 2000 jo KMK 51/2001.
b. Bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang
pribadi
Bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang
pribadi (kecuali bunga di bawah Rp240.000 tidak dikenakan pajak) kena PPh
Pasal 4 ayat 2 sebesar 10%. Tarif ini sesuai ketentuan dalam Pasal 4 (2) a dan
Pasal 17 (7) jo PP No. 15 tahun 2009.
c. Bunga obligasi (surat utang negara) dan SUN lebih dari 12 bulan
Ketentuan tarif ini sesuai Pasal 4 (2) a UU PPh jo PP No. 16 Tahun 2009. Berikut
rincian tarif pajaknya:
1) 15% : untuk bunga dari obligasi dengan kupon bagi wajib pajak dalam negeri
dan BUT
2) 20% : untuk bunga dari obligasi dengan kupon bagi wajib pajak luar negeri non
BUT sesuai P3B
3) 15% : untuk diskonto dari obligasi dengan kupon bagi wajib pajak luar negeri
non BUT sesuai BUT (Penghasilan dari selisih harga jual atau nilai nominal di
atas harga perolehan obligasi)
4) 20% : untuk diskonto dari obligasi dengan kupon bagi wajib pajak luar negeri
non BUT sesuai P3B (Penghasilan dari selisih harga jual atau nilai nominal di
atas harga perolehan obligasi)
5) 15% : untuk diskonto dari obligasi tanpa bunga bagi wajib pajak dalam negeri
dan BUT (Dari selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan
obligasi)
6) 20% : untuk diskonto dari obligasi tanpa bunga bagi wajib pajak luar negeri non
BUT sesuai P3B (Dari selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga
perolehan obligasi)
7) 0% : untuk bunga dan/atau diskonto dari obligasi yang diterima dan/atau
diperoleh wajib pajak reksa dana yang terdaftar pada Badan Pengawal Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan untuk tahun 2009 – 2010
8) 5% : untuk bunga dan/atau diskonto dari obligasi yang diterima dan/atau
diperoleh wajib pajak
9) 15% : untuk bunga dan/atau diskonto dari obligasi yang diterima dan/atau
diperoleh wajib pajak reksa dana yang terdaftar pada Penagwas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan untuk tahun 2014 dan seterusnya
d. Dividen yang diterima/diperoleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri
Dividen yang diterima atau diperoleh WP Pribadi dalam negeri dikenakan tarif pajak
penghasilan pasal 4 ayat 2 sebesar 10%. Tarif pajak penghasilan pasal 4 ayat 2
dividen ini diatur dalam Pasal 17 (2c) dan Pasal 4 (2) UU PPh.
e. Hadiah undian
Tarif pajak penghasilan pasal 4 ayat 2 pada hadiah, lotre atau undian
sebesar 25% seperti diatur dalam PP No. 132 Tahun 2000.
f. Transaksi derivatif berupa kontra berjangka yang diperdagangkan di bursa
Tarif pajak penghasilan pasal 4 ayat 2 untuk transaksi derivatif berupa kontrak
berjangka panjang yang diperdagangankan di bursa sebesar 2,5% dari margin awal
sebagaimana telah diatur PP No. 17 Tahun 2009.
g. Transaksi penjualan sahan pendiri
1) 0,5% : untuk transaksi penjualan saham pendiri, yang diatur dalam PP No. 14
Tahun 1997 jo KMK 282/KMK.04/1997 jo SE-15/PJ.42/1997 dan SE
06/PJ/14/1997.
2) 0,1% : untuk transaksi penjualan bukan saham pendiri
h. Jasa konstruksi
Tarif pajak penghasilan pasal 4 (2) jasa konstruksi diatur dalam Pasal 4 (2) c UU PPh
jo PP No. 51 Tahun 2008 jo PP No. 40 Tahun 2009.
1) 2% : untuk pelaksana jasa konstruksi kecil
2) 4% : untuk pelaksana jasa konstruksi tanpa sertifikasi
3) 3% : untuk pelaksana jasa konstruksi sedang dan besar
4) 4% : untuk perancang atau pengawal jasa konstruksi oleh penyedian jasa
konstruksi bersertifikasi usaha
5) 6% : untuk perancang atau pengawas jasa konstruksi oleh penyedia jasa
konstruksi bersertifikasi usaha
i. Persewaan atas tanah dan/atau bangunan
Tarif pajak penghasilan pasal 4 ayat 2 untuk persewaan atas tanah dan/atau bangunan
diatur dalam Pasal 4 (2) d UU PPh jo PP No. 71 Tahun 2008.
j. Pengalihan hak atas tanah/bangunan dan RSS dan Rumah Susun
1) 5% : untuk wajib pajak yang melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau
bangunan, termasuk usaha real estate (kecuali pengalian oleh WP Pribadi yang
berpenghasilan di bawah PTKP dengan nilai pengalihan kurang dari
Rp60.000.000, penjualan, tukar-menuka, pelepasan hak, hibah, warisan atau cara
lain kepada pemerintah, untuk pelaksanaan pembangunan dan kepentingan
umum yang memerlukan persyaratan khusus.
2) 1% : untuk pengalihan rumah sederhana dan rumah susun sederhana oleh wajib
pajak yang usaha pokoknya melakaukan pengalihan hak atas tanah dan/atau
bangunan
k. Transaksi penjualan saham
Tarif Pajak Penghasilan pasal 4 (2) untuk transaksi penjualan saham atau pengalihan
penyerahan modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh perusahaan
modal ventura sebesar 0,1% sebagaimana diatur dalam PP No. 4 Tahun 1995.

2.4 Pengecualian PPh pasal 4 ayat 2


Subjek maupun objek yang tidak termasuk dalam pengenaan PPh Pasal 4 ayat (2) dibagi
menjadi beberapa bagian, di antaranya:
a. Bunga deposito, tabungan dan diskonto Sertifikat BI dengan syarat tertentu
Pemotongan pajak atas penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan serta
diskonto Sertifikat Bank Indonesia tidak dilakukan terhadap:
1) Bunga dari deposito dan tabungan serta diskonto Sertifikat Bank Indonesia
sepanjang jumlahnya tidak melebihi Rp7.500.000 dan bukan merupakan jumlah
yang dipecah-pecah
2) Bunga dan diskonto yang diterima atau diperoleh bank yang didirikan di
Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia
3) Bunga deposito dan tabungan serta diskonto sertifikat Bank Indonesia yang
diterima atau diperoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh
Menteri Keuangan. Sepanjang dananya diperoleh dari sumber pendapatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 UU No. 11/1992 tentang Dana Pensiun;
4) Bunga tabungan pada bank yang ditunjuk pemerintah dalam rangka pemilikan
rumah sederhana dan sangat sederhana serta kavling siap bangun. Digunakan
untuk rumah sederhana dan sangat sederhana, atau rumah susun sederhana sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, untuk dihuni sendiri.
b. Bunga obligasi dengan syarat tertentu
Ketentuan dalam pengenaan PPh Pasal 4 ayat (2) terkait bunga obligasi ini tidak
berlaku apabila:
1) Wajib Pajak dana pensiun yang pendirian atau pembentukannya telah disahkan
oleh Menteri Keuangan dan memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam
Pasal 4 ayat (3) huruf h Undang-Undang PPh
2) Wajib Pajak bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di
Indonesia.

Penghasilan berupa bunga obligasi yang diterima dan/atau diperoleh Wajib Pajak
bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia, dikenai
PPh berdasarkan tarif umum sesuai UU PPh.

c. Diskonto SPN dengan syarat tertentu


Pemotongan pajak tidak dilakukan atas diskonto Surat Perbendaharaan Negara
(SPN) yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak:
1) Bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia
2) Dana Pensiun yang pendirian/pembentukannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan
3) Reksa dana yang terdaftar pada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan, selama 5 tahun pertama sejak pendirian perusahaan atau pemberian
izin usaha.
d. Perusahaan modal ventura dari transaksi penjualan saham atau pengalihan
penyertaan modal pada perusahaan pasangan usahanya dengan syarat tertentu
Atas penghasilan perusahaan modal ventura dari transaksi penjualan saham atau
pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangan usaha yang tidak
memenuhi ketentuan di atas dikenakan PPh sesuai dengan ketentuan dalam UU
PPh. Pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan dengan syarat tertentu
Dikecualikan dari kewajiban pembayaran atau pemungutan PPh dalam pasal 4
ayat (2) adalah :
1) Orang pribadi yang mempunyai penghasilan di bawah Penghasilan Tidak
Kena Pajak (PTKP) yang melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau
bangunan dengan jumlah bruto pengalihannya kurang dari Rp 60.000.000 dan
bukan merupakan jumlah yang dipecah-pecah
2) Orang pribadi atau badan yang menerima atau memperoleh penghasilan dari
pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan kepada pemerintah guna
pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum yang memerlukan
persyaratan khusus
3) Orang pribadi yang melakukan pengalihan tanah dan/atau bangunan dengan
cara hibah kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat.
Lalu, badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan,
koperasi atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil. Yang
mana ketentuannya diatur lebih lanjut dengan PMK. Sepanjang hibah tersebut
tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan
antara pihak-pihak yang bersangkutan
4) Badan yang melakukan pengalihan tanah dan/atau bangunan dengan cara
hibah kepada badan keagamaan. Lalu badan pendidikan, badan sosial
termasuk yayasan koperasi atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro
dan kecil. Di mana ketentuannya diatur lebih lanjut dengan PMK. Sepanjang
hibah tersebut tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan,
atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan
5) Pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan karena warisan.
Termasuk yang dikecualikan dari kewajiban pembayaran atau pemungutan
PPh dalam pasal 4 ayat (2) ini adalah pengalihan hak atas tanah dan/atau
bangunan yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan yang tidak termasuk
subjek pajak.
2.5 Perhitungan PPh pasal 4 ayat 2
Aditya menyimpan uang di Bank ABC dalam bentuk deposito sebesar Rp100.000.000
dengan tingkat bunga 12% per tahun. Atas deposito tersebut, Aditya menerima bunga
setiap bulan sebesar Rp1.000.000. Berapa besaran pajak yang harus dibayarkan atas bunga
deposito Aditya?
Jawab:
PPh Pasal 4 ayat 2 yang dipotong Bank ABC adalah 20% x Rp1.000.000 = Rp200.000
Pajak deposito per tahun = Rp200.000 x 12 bulan = Rp2.400.000
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

PPh atau pajak penghasilan final merupakan salah jenis pajak yang dikenakan dengan
tarif dasar pengenaan pajak (DPP) tertentu. Yang mana berbeda dengan skema pajak secara
umum atas suatu penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam sepanjang tahun pajak
berjalan. Jadi, bisa dikatakan jika PPh Final merupakan pajak yang tidak diikutsertakan lagi
dalam penghitungan PPh Terutang tahunan. Hal ini berarti bahwa suatu PPh yang sudah
bersifat final, maka tidak dapat untuk dikreditkan dengan PPh Terutang. PPh pasal 4 ayat
2 merupakan PPh yang tergolong PPh final.

3.2 Saran

Saran dari penulis yait subjek maupun obyek pajak baik itu wajib pajak orang pribadi
maupun badan agar selalu melakukan perhitungan pajak terutama PPh sesuai dengan
peraturan pemerintah selain itu wajib pajak, wajib menghitung dan melaporkan
perhitungan kepada pemungut pajak sesuai dengan kenyataannya tanpa di ada manipulasi.
DAFTAR PUSTAKA

Online pajak. 2017. PPh Pasal 4 Ayat 2 (Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat 2). https://www.

online-pajak.com/seputar-pajakpay/pajak-penghasilan-pph-pasal-4-ayat-2-a

(diakses tanggal 25 Mei 2022).

Bayu. 2021. Penjelasan Lengkap Pajak Penghasilan Final PPh Pasal 4 ayat 2: Definisi, Tarif,

dan Waktu Pelaporan Pajak. https://konsultanku.co.id/blog/penjelasan-lengkap-

pajak-penghasilan-final-pph-pasal-4-ayat-2-definisi-tarif-waktu-pelaporan-

pajak (diakses tanggal 25 Mei 2022).

FlazzTax. 2021. Apa Itu Pajak Penghasilan Final (PPh Final)?. https://flazztax.com/202

1/07/17/apa-itu-pajak-penghasilan-final-pph-final/ (diakses tanggal 25 Mei 2022).

Fitriya. 2022. Perbedaan Pajak Penghasilan (PPh) Final dan Tidak Final .https://klikpajak

.id/blog/objek-pajak-final-perbedaan-pajak-pph-final-dan-tidak-final/ (diakses

tanggal 25 Mei 2022).

Anda mungkin juga menyukai