Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
1
DAFTAR ISI
2
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pajak adalah iuran wajib yang dipungut oleh pemerintah dari masyarakat (wajib pajak) untuk
menutupi pengeluaran rutin negara dan biaya pembangunan tanpa balas jasa yang dapat ditunjuk
secara langsung. Pajak mempunyai banyak golongan ataupun jenisnya, yang salah satunya yaitu
pajak penghasilan (PPh). Seseorang ataupun badan yang mempunyai penghasilan pasti akan
dipungut pajak dari penghasilan tersebut, oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui apa
saja dan bagaimana perhitungan pajak penghasilan (PPh) pasal 4 ayat 2.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah, yaitu :
1. Apa yang terkandung dalam peraturan tentang pajak penghasilan pada pasal 4 ayat
2. Bagaimana cara penghitungan pajak menurut peraturan pemerintah pasal 4 ayat 2?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui Apa yang terkandung dalam peraturan tentang pajak penghasilan pada pasal
4 ayat 2.
2. Untuk mengetahui Bagaimana cara penghitungan pajak pajak menurut peraturan pemerintah
pasal 4 ayat 2.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Pasal 4 ayat 2 Undang-undang pajak penghasilan menyebutkan, bahwa :”Atas penghasilan
berupa bunga deposito, dan tabungan lainya,penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas
lainya di bursa efek, penghasilan dari pengalihan harta berupa tanah dan atau bangunan serta
penghasilan tertentu lainya, pengenaan pajaknya diatur dengan peraturan pemerintah”.
PPh pasal 4 ayat 2 adalah pajak penghasilan atas jenis penghasilan tertentu yang bersifat
final dan tidak dapat dikreditkan denan pajak penghasilan terutang
Pengenaan PPh secara final mengandung arti bahwa atas penghasilan yang diterima atau
diperoleh akan dikenakan PPh dengan tarif tertentu dan dasar pengenaan pajak tertentu pada saat
penghasilan tersebut diterima atau diperoleh. PPh yang dikenakan, baik yang dipotong fihak lain
maupun yang disetor sendiri, bukan merupakan pembayaran di muka atas PPh terutang tetapi
sudah langsung melunasi PPh terutang untuk penghasilan tersebut. Dengan demikian, penghasilan
yang dikenakan PPh final ini tidak akan dihitung lagi PPh nya di SPT Tahunan untuk dikenakan
tarif umum bersama-sama dengan penghasilan lainnya. Begitu juga, PPh yang sudah dipotong atau
dibayar tersebut juga bukan merupakan kredit pajak di SPT Tahunan.
2.1. Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Berupa Bunga Deposito Dan Tabungan,
Dan Diskonto Sertifikat Bank Indonesia
Pengenaan pajak penghasilan atas penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan serta
diskonto Sertifikat Bank Indonesia (SBI) di atur dengan peraturan pemerintah No. 131 tahun
2000. Menurut PP No 131 tahun 2000, atas penghasilan berupa bunga yang berasal dari deposito
dan tabungan serta diskonto SBI yang diterima oleh wajib pajak dalam negeri dan BUT dikenakan
Pajak Penghasilan yang bersifat final. Besarnya PPh yang dipotong adalah 20% dari jumlah bruto.
Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
tertentu berdasarkan perjanjian Nasabah Penyimpan dengan bank.
5
Bentuk balas jasa yang diberikan pihak bank kepada nasabah dalam jangka waktu tertentu
berdasarkan presentase dan jumlah tabungan nasabah.
3. PPh atas Diskonto Sertifikat Bank Indonesia
Diskonto adalah Jumlah selisih kurang antara nilai kini kewajiban (present value)
dengan nilai jatuh tempo kewajiban (maturity value) karena tingkat bunga nominal lebih
rendah dari tingkat bunga efektif.
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh Bank
Indonesia . SBI merupakan salah satu instrumen yang digunakan oleh Bank Indonesia
sebagai bank sentral untuk melakukan operasi pasar terbuka. Bank Indonesia mengeluarkan SBI
untuk menyerap kelebihan uang yang beredar.
Penghasilan berupa imbalan atau penghasilan sejenis lainnya dengan nama dan dalam
bentuk apapun dari Sertifikat Bank Indonesia dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah.
Sedangkan wajib pajak luar negeri selain Bentuk Usaha Tetap, biasanya PPh yang dipotong
adalah 20% dari jumlah bruto atau tarif berdasarkan perjanjian penghindaran Pajak Berganda
yang berlaku.
1. Bunga dan diskonto yang diterima atau diperoleh bank yang didirikan di Indonesia atau
cabang bank luar negeri di Indonesia.
2. Bunga deposito dan tabungan serta Sertifikat bank Indonesia, sepanjang jumlah deposito
dan tabungan serta Sertifikat Bank Indonesia tersebut tidak melebihi Rp. 7.500.000,00 dan
bukan merupakan jumlah yang pecah-pecah.
3. Bunga deposito dan tabungan, serta diskonto SBI yang diterima atau diperoleh dana
pensiun yang pendirianya telah disahkan oleh Menteri Keuangan.
4. Bunga tabungan pada bank yang ditunjuk pemerintan dalam rangka pemilikan rumah
sederhana dan sangat sederhana, kaveling siap bangun untuk rumah sederhana dan sangat
sederhana,atau rumah susun sederhana sesuai dengan ketentuan yang berlaku, untuk dihuni
sendiri.
Catatan :
Bagi wajib pajak dalam negeri orang pribadi yang seluruh penghasilanya (termasuk bunga dan
diskonto) dalam satu tahun pajak tidak melebihi Panghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), atas pajak
yang telah dipotong dapat diajukan permohonan restitusi.
6
2.2. Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Berupa Bunga Atau Diskonto Obligasi
Yang Dijual Di Bursa Efek
Pengenaan pajak penghasilan atas penghasilan berupa bunga atau diskonto obligasi yang
dijual di bursa efek diatur dengan Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2002. Menurut PP No. 6
tahun 2002, atas penghasilan yang diterima wajib pajak berupa bunga dan diskonto obligasi yang
diperdagangkan dan atau dilaporkan di bursa efek dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat
final. Besarnya pajak penghasilan tersebut adalah sebagai berikut:
a. 15% bagi wajib pajak dalam negeri dan BUT (Bentuk Usaha Tetap), BUT adalah bentuk
usaha Tidak kurang dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua
belas) bulan, atau badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia,
untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia.
b. 20% atau tarif sesuai dengan ketentuan persetujuan penghindaran pajak berganda (P3B)
yang berlaku, bagi wajib pajak penduduk/berkedudukan di luar negri. Perjanjian
penghindaran pajak berganda antara dua negara bilateral yang mengatur mengenai
pembagian hak pemajakan atas penghasilan yang diperoleh atau
diterima oleh penduduk dari salah satu atau kedua belah Negara pihak pada
persetujuan (both contracting states) Dari jumlah bruto bunga sesuai dengan masa
kepemilikan (holding period) obligasi.
7
PPh (final) = 20% x Bruto
Diperbarui :
Bunga Obligasi dengan kupon, tarif untuk WPDN/BUT 15%, WPLN 20% dari bruto
Diskonto obligasi dengan kupon, tarif untuk WPDN/BUT 15%, WPLN 20% dari selisih
harga jual
Diskonto obligasi tanpa bunga, tarif untuk WPDN/BUT 15%, WPLN 20% dari selisih
harga jual
Bunga/diskonto diterima reksadana, tahun 2009-2010 = 0% (bebas), tahun 2011-2013 =
5%, mulai 2014 =15%.
Catatan:
Atas bunga atau diskonto obligasi yang diterima atau diperoleh wajib pajak:
1. Bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia
2. Dana pensiun yang pendirian/pembentukannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan
3. Reksadana yang terdaftar pada Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) selama 5 tahun
pertama sejak pendirian atau pemberian izin usaha Tidak dikenakan pemotongan Pajak
Penghasilan yang bersifat final.
2.3. Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Berupa Sewa Tanah Dan/Atau
Bangunan
Pengenaan pajak penghasilan atas penghasilan berupa sewa tanah dan atau bangunan diatur
dengan Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1996 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah No.5 Tahun 2002.Menurut ketentuan tersebut penghasilan berupa sewa tanah
dan atau bangunan dikenakan Pph bersifat final. Besarnya Pph yang dipotong adalah sebesar 10%
baik atas penghailan yang diterima oleh Wajib Pajak badan maupun orang pribadi dari jumlah
bruto nilai persewaan tanah dan atau bangunan.
2.4. PPh Final Atas Penghasilan Dari Pengalihan Hak Atas Tanah Dan Atau
Bangunan
- Wajib pajak orang pribadi dan yayasan atau organisasi yang sejenis yang mengalihkan hak
atas tanah dan atau bangunan wajib membayar Pph Final 5% dari jumlah Bruto Nilai
8
Pengalihan (nilai tertinggi antara nilai berdasarkan akta jual beli/pengalihan dan NJOP tanah
& bangunan sesuai SPPT PBB).
- Bagi Wajib Pajak orang pribadi yang jumlah penghasilannya melebihi penghasilan Tidak
Kena Pajak (PTKP), apabila melakukan pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan yang
jumlah brutonya kurang dari Rp. 60.000.000,00 penghasilan yang diperoleh dari pengalihan
tersebut merupakan objek Pajak Penghasilan dan pajak penghasilan terutang yang bersifat
final sebesar 5% dari jumlah bruto nilai pengalihan, wajib dibayar sendiri oleh Wajib Pajak
dengan Surat Setoran Pajak Final sebelum akhir tahun pajak yang bersangkutan, kecuali
penghasilan yang diperoleh dari pengalihan penjualan, tukar-menukar, pelepasan hak,
penyerahan hak, atau cara lain kepada pemerintah guna pelaksanaan pembangunan untuk
kepentingan umum yang memerlukan persyaratan khusus.
- Atas transaksi penghasilan hak atas tanah dan atau bangunan yang dilakukan Wajib Pajak
Badan Yang melakukan pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan di luar kegiatan usaha
pokok, diwajibkan meyetor Pph 5% melalui bank persepsi. Setoran Pph tersebut tidak bersifat
final, sehingga merupakan angsuran Pph dalam tahun berjalan yang dapat dikreditkan.
Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak badan termasuk koperasi yang usaha
pokoknya melakukan transaksi pengalihan hak atas tanh dan atau bagunan, pengenaan Pajak
Penghasilannya berdasarkan ketentuan umum Pasal 16 ayat (1) dan pasal 17 UU Pph. Dengan
demikian, kewajiban pembayaran Pajak Penghasilan dalam tahunberjalan terutang dan
dilaksanakan sendiri berdasarkan ketentuan Pasal 25.
Pengenaan pajak penghasilan atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi diatur dengan
Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2008. Berikut ini adalah beberapa pengertian menurut PP
No.51 Tahun:
- Jasa konstruksi adalah layanan jasa konstruksi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa
pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan layanan jasa konsultasi pengawasan pekerjaan
konstruksi.
- Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan
pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal,
elektrikal, dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya untuk mewujutkan suatu
bangunan atau bentuk fisik lain.
9
- Perencanaan konstruksi adalah pemberian jasa oleh orang pribadi atau badan yang dinyatakan
ahli yang profesiona dibidangl perencanaan jasa konstruksi yang mampu mewujutkan
pekerjaan dalam bentuk dokumen perencanaan bangunan fisik lain.
- Pelaksanaan konstruksi adalah pemberian jasa oleh orang pribadi atau badan yang dinyatakan
ahli yang profesional dibidang pelaksanaan jasa konstruksi yang g mampu menyelenggarakan
kegiatan untuk mewujutkan suatu hasil perencanaan menjadi bentuk bangunan bentuk fisik
lain,termasuk didalamnya pekerjaan konstruksi terintegrasi penggabungan fungsi layanan
dalam model penggabungan perencanaan, pengadaan, dan pembangunan
(engineering,proturement and contruction) serta model penggabungan perencanaan dan
pembangunan (design and build).
- Pengawasan konstruksi adalah pemberian jasa oleh orang pribadi atau badan yang dinyatakan
ahli yang profesional dibidang pengawasan konstrusi,yang mampu melaksanakan pekerjaan
pengawasan jasa konstrusi sejak awal pelaksanaan pekerjaan konstrusi sampai selesai dan
diserahterimakan.
- Penyedia jasa adalah orang pribadi atau badan termasuk bentuk tetap, yang kegiatan usahanya
menyediakan layanan jasa konstruksi baik sebagai perencana konstruksi, pelaksana konstruksi
dan pengawasan kostruksi maupun sup-supnya.
1.
PPh(final)=2% x Jumlah jasa
2% (dua persen) untuk pelaksanaan konstruksi yang dilakukan oleh penyedia jasa yangmemiliki
kualifikasi usaha kecil;
2.
PPh(final)=4% x Jumlah jasa
4% (empat persen) untuk pelaksanaan kontruksi yang dilakukan oleh penyedia jasa yang tidak memiliki
kualifikasi usaha;
3. 3% (tiga persen) untuk pelaksanaan konstruksi yang dilakukan oleh penyedia jasa memiliki
kualifikasi usaha besar/menengah;
4. 4% (empat persen) untuk Jasa Perencanaan Konstruksi atau Pengawasan Konstruksi yang
dilakukan oleh Penyedia Jasa yang memiliki kualifikasi usaha
5. 6% (enam persen) untuk Jasa Perencanaan Konstruksi atau Pengawasan Konstruksi yang
dilakukan oleh Penyedia Jasa yang tidak memiliki kualifikasi usaha
10
2.6. Pajak Penghasilan Atas Hadiah Undian
Pengenaan pajak penghasilan atas penghasilan berupa hasiah undian di atur dalam peratiran
pemerintah No. 132 Tahun 2000. Menurut ketentuan peraturan tersebut penghasilan berupa undian
dengan nama dan dalam bentuk apapun dipotong atau dipungut pajak penghasilan yang bersifat
final. Besarnya pajak penghasilan yang wajib dipotong atau dipungut adalah sebesar 25% dari
jumlah bruto hadiah undian.
Penghasilan yang diterima dan/atau diperoleh orang pribadi atau badan dari transaksi
derivatif berupa kontrak berjangka yang diperdagangkan di bursa dikenai Pajak Penghasilan yang
bersifat final. Yang dimaksud dengan “transaksi derivatif’adalah transaksi yang didasari pada
kontrak atau perjanjian pembayaran yang nilainya merupakan turunan dari nilai instrumen yang
mendasari seperti suku bunga, nilai tukar, komoditi, ekuiti, dan indeks, baik yang diikuti dengan
pergerakan maupun tanpa pergerakan dana atau instrumen. Yang dimaksud dengan “kontrak
berjangka” adalah suatu perjanjian termasuk kontrak standar untuk membeli atau menjual
sejumlah efek atau komoditi yang jumlah, mutu, jenis, tempat, dan waktu penyerahan di kemudian
hari telah ditetapkan. Yang dimaksud dengan “bursa” adalah bursa efek dan bursa berjangka di
Indonesia yang menyelenggarakan transaksi kontrak berjangka.
Saham adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu
perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan
bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga
tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di
perusahaan tersebut. Bursa efek atau bursa saham adalah sebuah pasar yang berhubungan
dengan pembelian dan penjualan efekperusahaan yang sudah terdaftar di bursa itu. Berikut rumus
perhitungan Pphnya :
11
2.9. Pajak Penghasilan Atas Penjualan saham perusahaan modal ventura
Modal ventura adalah merupakan suatu investasi dalam bentuk pembiayaan berupa
penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan swasta sebagai pasangan usaha (investee company)
untuk jangka waktu tertentu. Berikut perhitungan Pphnya :
Syarat :
a. merupakan perusahaan kecil, menengah, atau yang melakukan kegiatan dalam sektor-sektor
usaha yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan; dan
Bunga simpanan koperasi kepada anggota lebih dari Rp 240.000 per bulan PPh terutang
yaitu :
Obyek Dasar
Tarif Sifat
Perhitungan
PPh Pasal 4 ayat (2)
12
b. Bunga dan diskonto yang diterima atau diperoleh
bank yang didirikan di Indonesia atau cabang
bank luar negeri di Indonesia.
13
1. WP DN & BUT 15 %
Jumlah bruto
bunga sesuai
20 % atau
dengan masa
Tarif
2. WP LN selain BUT kepemilikan
berdasarkan
obligasi
P3B
14
atau nilai
nominal di atas
harga perolehan
obligasi
Pengecualian :
4. Hadiah Undian
Jumlah Bruto
Dasar Hukum : PP No. 132 Tahun 2000 25% Final
Hadiah Undian
KEP-395/PJ./2001
Dasar Hukum : PP No. 29 Tahun 1996 jo. 10% Jumlah Bruto Final
15
Wajib Pajak yang melakukan transaksi pengalihan Jumlah Bruto
a. 5%
hak atas tanah dan/atau bangunan Nilai Pengalihan
16
Pengalihan
Dasar Hukum : PP No. 4 Tahun 1995 Penyertaan
Modal
Syarat :
CONTOH SOAL
deposito
Contoh :
Pada tanggal 1 Januari 2008 Tuan Budi menyimpan uang di Bank Mandiri berbentuk deposito
sebesar 100.000.000 dengan tingkat suku bunga 12 % per tahun, kesepakatan penarikan antara
Tuan Budi dan pihak bank yaitu 1 tahun yaitu pada 1 Januari 2009, sehingga menerima bunga
setiap bulan sebesar 1.000.000.
Atas bunga sebesar 1.000.000 dipotong PPh Pasal 4 (2) sebesar : 1.000.000 x 20 % = 200.000
Uang yang diterima tuan budi dari bunga deposito per bulan sebesar :
1.000.000-200.000 = 800.000
17
Tabungan:
Alice Key memiliki tabungan di Bank Moneytalk Indonesia dengan saldo rata-rata bulan Juni
2017 adalah Rp450.000.000. Bunga yang diberikan oleh Bank Moneytalk Indonesia adalah 9%
per tahun. Bunga yang diterima Alice Key pada bulan Juni 2017 adalah Rp3.375.000.
Bagaimana kewajiban pemotongan atau pemungutan PPh terkait transaksi tersebut?
Jawab:
PPh Pasal 4 ayat 2 yang dipotong oleh Bank Moneytalk Indonesia pada Juni 2017 adalah 20% x
Rp3.375.000 = Rp675.000. Pajak tabungan per tahun = Rp675.000 x 12 bulan = Rp8.100.000.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan kajian yang membahas tentang Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 4 ayat 2 (PPh
yang Bersifat Final), maka kami dapat menyimpulkan sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA
18
http://masjoen.blogspot.com/2013/03/pph-pasal-4-ayat-2-atas-penghasilan.html
http://masjoen.blogspot.com/2013/03/pph-pasal-4-ayat-2-atas-bunga-simpanan.html
http://www.pajak.go.id/content/penghitungan-pajak
http://pratiiwi.blogspot.com/2012/02/konsep-dasar-dan-tata-cara-penghitungan.html
http://tabalota.wordpress.com/2011/11/06/makalah-pajak-penghasilan-umum/
http://coki002.wordpress.com/pengertian-saham-dan-jenis-jenis-saham/
http://id.wikipedia.org/wiki/Saham
http://id.wikipedia.org/wiki/Mo
19