Anda di halaman 1dari 4

PERTEMUAN 13

BAHAN PERSENTASI
KELOMPOK 4
OBJEK PAJAK PENGHASILAN PASAL 4 AYAT 2 ( ANDINI)
a. Bunga deposito dan tabungan, bunga yang diterima atau diproleh dari deposito dan
tabungan yang ditempatkan di luar negri melalui bank yang didirikan atau tempat
kedudukan di Indonesia atau cabang bank luar negri di Indonesia.
b. Diskonto sertifikat bank Indonesia
c. Hadiah undian
d. Pengalihan hak atas tanah dan atas bangunan
e. Persewaan tanah dan atau bangunan

SUBJEK YANG DIKENAKAN PPH PASAL 4 AYAT 2 (NUZULLIA)


Jenis PPH Pasal 4 ayat 2 atau PPH final ini dikenakan pada wajib pajak badan maupun wajib
pajak pribadi atas beberapa jenis penghasilan yang mereka dapatkan dan pemotongan pajaknya
bersifat final.
TARIF PPH PASAL 4 AYAT 2 (SABRINA)
Berikut ini macam-macam objek pajak penghasilan pasal 4 ayat 2 dengan tarifnya masing-
masing yang telah diatur pemerintah:
1. Bunga deposito / tabungan, diskonto SBI dan jasa giro
Tarif PPh Pasal 4 ayat 2 untuk objek pajak bunga deposito/tabungan, diskonto SBI dan jasa
giro (kecuali yang diterima bank, dana pensiun, tabungan kepemilikan rumah RSS, tabungan
atau deposito di bawah Rp7.000.000) sebesar 20%
Tarif ini merupakan bunga dari kewajiban. Penjelasan lebih rinci termaktub dalam Pasal 4 (2)
a UU PPh jo PP 131 Tahun 2000 jo KMK 51/2001
2. Bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang
pribadi
Bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi
( kecuali bunga di bawah Rp240.000 tidak dikenakan pajak ) kena PPh Pasal 4 ayat 2
sebesar 10%.
Tarif ini sesuai ketentuan dalam Pasal 4 (2) a dan Pasal 17 (7) jo PP No. 15 tahun 2009.
3. Bunga obligasi (surat utang negara) dan SUN lebih dari 12 bulan
Ketentuan tarif ini sesuai Pasal 4 (2) a UU PPh jo PP No. 16 Tahun 2009.
Berikut rincian tarif pajaknya:
 15% : untuk bunga dari obligasi dengan kupon bagi wajib pajak dalam negeri dan BUT
 20% : untuk bunga dari obligasi dengan kupon bagi wajib pajak luar negeri non BUT sesuai
P3B
 15% : untuk diskonto dari obligasi dengan kupon bagi wajib pajak luar negeri non BUT
sesuai BUT (Penghasilan dari selisih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan
obligasi)
 20% : untuk diskonto dari obligasi dengan kupon bagi wajib pajak luar negeri non BUT sesuai
P3B (Penghasilan dari selisih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan obligasi)
 15% : untuk diskonto dari obligasi tanpa bunga bagi wajib pajak dalam negeri dan BUT (Dari
selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan obligasi)
 20% : untuk diskonto dari obligasi tanpa bunga bagi wajib pajak luar negeri non BUT sesuai
P3B (Dari selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan obligasi)
 0% : untuk bunga dan/atau diskonto dari obligasi yang diterima dan/atau diperoleh wajib pajak
reksa dana yang terdaftar pada Badan Pengawal Pasar Modal dan Lembaga Keuangan untuk
tahun 2009 – 2010
 5% : untuk bunga dan/atau diskonto dari obligasi yang diterima dan/atau diperoleh wajib pajak
 15% : untuk bunga dan/atau diskonto dari obligasi yang diterima dan/atau diperoleh wajib
pajak reksa dana yang terdaftar pada Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan untuk
tahun 2014 dan seterusnya
4. Dividen yang diterima/diperoleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri
Dividen yang diterima atau diperoleh WP Pribadi dalam negeri dikenakan tarif pajak
penghasilan pasal 4 ayat 2 sebesar 10%.
Tarif pajak penghasilan pasal 4 ayat 2 dividen ini diatur dalam Pasal 17 (2c) dan Pasal 4 (2)
UU PPh.
5. Hadiah undian
Tarif pajak penghasilan pasal 4 ayat 2 pada hadiah, lotre atau undian sebesar 25% seperti diatur
dalam PP No. 132 Tahun 2000.
6. Transaksi derivatif berupa kontra berjangka yang diperdagangkan di bursa
Tarif pajak penghasilan pasal 4 ayat 2 untuk transaksi derivatif berupa kontrak berjangka
panjang yang diperdagangkan di bursa sebesar 2,5% dari margin awal sebagaimana telah
diatur PP No. 17 Tahun 2009.
7. Transaksi penjualan sahan pendiri
 0,5% : untuk transaksi penjualan saham pendiri, yang diatur dalam PP No. 14 Tahun 1997 jo
KMK 282/KMK.04/1997 jo SE-15/PJ.42/1997 dan SE 06/PJ/14/1997.
 0,1% : untuk transaksi penjualan bukan saham pendiri
8. Jasa konstruksi
Tarif PPh Pasal 4 ayat 2 jasa konstruksi diatur dalam Pasal 4 (2) c UU PPh jo PP No. 51 Tahun
2008 jo PP No. 40 Tahun 2009.
 2% : untuk pelaksana jasa konstruksi kecil
 4% : untuk pelaksana jasa konstruksi tanpa sertifikasi
 3% : untuk pelaksana jasa konstruksi sedang dan besar
 4% : untuk perancang atau pengawal jasa konstruksi oleh penyedian jasa konstruksi
bersertifikasi usaha
 6% : untuk perancang atau pengawas jasa konstruksi oleh penyedia jasa konstruksi
bersertifikasi usaha
9. Persewaan atas tanah dan/atau bangunan
Tarif pajak penghasilan pasal 4 ayat 2 untuk persewaan atas tanah dan/atau bangunan diatur
dalam Pasal 4 (2) d UU PPh jo PP No. 71 Tahun 2008.
10. Pengalihan hak atas tanah/bangunan dan RSS dan Rumah Susun
 5% : untuk wajib pajak yang melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan,
termasuk usaha real estate ( kecuali pengalian oleh WP Pribadi yang berpenghasilan di
bawah PTKP dengan nilai pengalihan kurang dari Rp60.000.000, penjualan, tukar-menuka,
pelepasan hak, hibah, warisan atau cara lain kepada pemerintah, untuk pelaksanaan
pembangunan dan kepentingan umum yang memerlukan persyaratan khusus.
 1% : untuk pengalihan rumah sederhana dan rumah susun sederhana oleh wajib pajak yang
usaha pokoknya melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan
11. Transaksi penjualan saham
Tarif Pajak Penghasilan pasal 4 (2) untuk transaksi penjualan saham atau pengalihan
penyerahan modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura
sebesar 0,1% sebagaimana diatur dalam PP No. 4 Tahun 1995.

CONTOH PERHITUNGAN PPH PASAL 4 AYAT 2 (RIZQI)


Pemerintah DKI Jakarta bersiap melakukan pembangunan sebuah jembatan.
Pemenang tender yang sudah diputuskan adalah PT AAA, yang juga berfungsi sebagai
pelaksana konstruksi.
PT AAA merupakan perusahaan konstruksi yang mempunyai kualifikasi dalam usaha kelas
menengah.
Sedangkan Bpk. Kelik adalah PKP yang bertindak sebagai perencana konstruksi dan konsultan
sipil yang mempunyai sertifikasi dalam perencanaan konstruksi dengan kualifikasi usaha kecil.
Nilai kontrak proyek pembangunan jembatan ini sebesar Rp5.000.000.000 (tidak termasuk
PPN).
Pembayaran dilakukan secara bertahap berdasarkan kemajuan pembangunan yang dilaporkan.
Pada 31 Januari 2021, dilakukan pembayaran tahap I kepada PT AAA sebesar
Rp1.750.000.000.
Pembayaran dilakukan dengan nomor Faktur Pajak 010.000-15.00000830 tertanggal 1
Desember 2020.
Pembayaran tahap II dilakukan pada Bpk. Kelik pada 5 Juli 2021 sebesar Rp65.000.000.
Pembayaran dilakukan atas nomor seri Faktur Pajak 010.000-15.00000950 tertanggal 30 Juni
2021.
Berdasarkan data di atas, maka kewajiban pajak yang harus dipenuhi sebagai berikut:
a. Pemotongan/Pemungutan PPh 4 (2)
Bendahara Inspektorat Provinsi akan memotong PPh 4 Ayat 2 atas jasa konstruksi, yaitu:
1. Pembayaran tahap I PT AAA dibayar pada 31 Januari 2021:
Rp1.750.000.000 x 3% = Rp52.500.000
2. Pembayaran tahap II kepada Bpk. Kelik pada 5 Juli 2021:
Rp65.000.000 x 4% = Rp2.600.000
b. Pemungutan PPN
Bendahara Inspektorat Provinsi akan mengambil Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ) sebesar 10%
atas transaksi jasa konstruksi seperti berikut:
1. Pembayaran tahap I oleh PT AAA dibayar pada 31 Januari 2021: Rp1.750.000.000 x 10% =
Rp175.000.000
2. Pembayaran tahap II kepada Bpk. Kelik dibayar pada 5 Juli 2021:
Rp65.000.000 x 10% = Rp6.500.000

Anda mungkin juga menyukai