Anda di halaman 1dari 32

Akuntansi Pajak

Sub Materi

AKP atas Kas (selisih kurs)


dan asset tetap
Akuntansi Pajak

Aset Lancar
Cash and Cash Equivalent
Cash and Cash Equivalent

tidak diatur secara khusus dalam UU PPh


(mengikuti ketentuan akuntansi komersial)

penyajian dalam statement of financial position


menggunakan nilai tercatat

perbedaan selisih kurs


Kurs Tetap
Kurs pada Tanggal Laporan keuangan
Macam-macam kurs

Kurs menteri keuangan : kurs yg ditetapkan oleh Menkeu yg ditetapkan tiap minggu
Kurs realisasi : kurs yg sebenarnya terjadi pada waktu perusahaan merupiahkan valas atau
pada waktu perusahaan membeli valas
Kurs Bank Indonesia : kurs untuk mencatat utang piutang serta transaksi dalam valuta asing.
Yang digunakan adalah kurs tengah BI yang merupakan rata-rata antara kurs jual dan kurs
beli
Kurs Menteri Keuangan

Digunakan untuk penghitungan pajak-pajak yang terutang


dalam valuta asing yang harus terlebih dahulu di nilai ke dalam
mata uang rupiah
Perhitungan bea masuk, PPN-impor, PPh pasal 22 sesuai
dengan tanggal PIB
Penghitungan PPN dan PPn BM sesuai tanggal faktur pajak
Penghitungan PPh pasal 21 atau PPh pasal 26 apabila
penghasilan diterima dlm mata uang asing
Penghitungan pajak ekspor
Penghitungan Pajak final yang dibayarkan dlm valuta asing
Transaksi dalam mata uang asing
Transaksi yang didenominasi atau membutuhkan penyelesaian dalam suatu mata
uang asing misalnya membeli atau menjual barang atau jasa, meminjam atau
meminjamkan dana, memperoleh atau melepaskan aktiva, menimbulkan atau
melunasi kewajiban dan yang lainnya

Transaksi dalam mata uang asing dibukukan dengan menggunakan kurs pada saat
terjadinya transaksi
Pelaporan akhir tahun

Pos aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing


dilaporkan ke dalam mata uang rupiah dengan
menggunakan kurs tanggal neraca. Apabila terdapat
kesulitan dalam menentukan kurs tanggal neraca, maka
dapat digunakan kurs tengah Bank Indonesia sebagai
indikator yang obyektif;
Pos non-moneter tidak boleh dilaporkan dengan menggunakan
kurs tanggal neraca tetapi tetap harus dilaporkan dengan
menggunakan kurs tanggal transaksi; dan
Pos non-moneter yang dinilai dengan nilai wajar dalam mata
uang asing harus dilaporkan dengan menggunakan kurs
yang berlaku pada saat nilai tersebut ditentukan
Transaksi Dalam Valuta Asing
Pelaporan Pada
Pos (Account) Pengakuan Awal Laporan Laba Rugi
Tgl Neraca

Pos Moneter : Dilaporkan Selisih kurs


Dibukukan dg
Kas/Bank, dg menggunakan Diakui sebagai
Kurs saat terjadi
Piutang, utang, kurs pada tanggal Gain/(Loss)
transaksi
Neraca tahun berjalan

Pos non moneter : Dilaporkan


Dibukukan dg
Persediaan, aktiva tetap menggunakan
Kurs saat terjadi
tetap, ekuitas kurs pada tanggal
transaksi
Transaksi
Pengakuan Selisih Kurs

End of
Transaction Settlement
periode Settlement
Date Date
Date
1/6 1/9 31/12 1/6
09 09 09 10

Pengakuan
Laba (Rugi) Kurs

Pengakuan
Pengakuan Laba (Rugi) Kurs
Laba (Rugi) Kurs

Satu periode akuntansi

Melewati satu periode akuntansi


Pengakuan Selisih Kurs menurut
Akuntansi Pajak
Keuntungan dan/atau kerugian yang diperoleh karena fluktuasi kurs mata uang asing diakui
berdasarkan sistem pembukuan yang dianut dan dilakukan secara taat asas sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia * Penjelasan pasal 4 ayat(1)
huruf l UU PPh
laba selisih kurs merupakan objek Pajak Penghasilan dan kerugian selisih kurs merupakan
Biaya yang dapat dikurangkan sebagai Pengurang Penghasilan Bruto
REKONSILIASI FISKAL

PERLAKUAN PAJAK ATAS SELISIH KURS

Penilaian hutang/piutang valas


• Kurs tengah : tiap akhir periode pembukuan
dilakukan penilaian kembali saldo hutang/
piutang valas berdasar kurs tengah tgl neraca
diakui laba rugi kurs tiap akhir periode
pembukuan

• Kurs tetap/REALISASI : saldo hutang/piutang


valas tidak dilakukan penilaian diakui laba
rugi kurs tiap akhir periode pembukuan
KEUNTUNGAN KARENA SELISIH KURS – 2009 DAN SETERUSNYA

Keuntungan yang diperoleh karena fluktuasi kurs mata uang


asing diakui berdasarkan sistem pembukuan yang dianut
dan dilakukan secara taat asas sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia.
TIDAK ADA Pilihan wajib pajak dalam memperlakukan selisih
kurs menurut perpajakan, HANYA Menggunakan kurs
tengah.
Apabila digunakan metode kurs tengah, maka setiap akhir
periode pembukuan dilakukan penilaian kembali saldo
hutang piutang dalam valuta asing berdasarkan kurs
tengah BI pada tanggal neraca. Konsekuensinya diakui
adanya laba atau rugi selisih kurs setiap akhir periode
pembukuan→ Metode ini yang digunakan dalam akuntansi
sesuai PSAK No.10 “ Transaksi dalam mata uang asing”.

13
KEUNTUNGAN KARENA SELISIH KURS – 2009 DAN SETERUSNYA

Keuntungan atau kerugian selisih kurs mata uang asing yang


berkaitan langsung dengan usaha Wajib Pajak yang:
a. dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final; atau
b. tidak termasuk objek pajak,
tidak diakui sebagai penghasilan atau biaya.

Keuntungan atau kerugian selisih kurs mata uang asing yang tidak
berkaitan langsung dengan usaha Wajib Pajak yang:
a. dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final; atau
b. tidak termasuk objek pajak,
diakui sebagai penghasilan atau biaya sepanjang biaya tersebut
dipergunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan.

14
ILUSTRASI: PELAPORAN LABA/RUGI SELISIH KURS
DALAM SPT TAHUNAN PPh BADAN
Ilustrasi:
PT XYZ, sebuah perusahaan dagang, menggunakan metode kurs
tengah BI untuk kepentingan fiskal dan pada laporan laba rugi tahun
2007, terdapat penghasilan berikut:

Laporan L/R Nilai Koreksi Fiskal SPT Tahunan


Positif Negatif PPh Badan
Pendapatan Lain-Lain:
Laba Selisih Kurs – Akhir Tahun 1.000 - - 1.000
Laba Pembayaran Hutang Valas 985 - - 985
Total 1.985 1.985
Note:
Sepanjang WP Badan menggunakan metode kurs tengah BI dalam pembukuannya
maka tidak diperlukan lagi koreksi fiskal
Koreksi fiskal dilakukan jika WP Badan menggunakan metode tengah BI dalam
pembukuan sedangkan untuk fiskal menggunakan metode kurs tetap. 15
KEUNTUNGAN KARENA SELISIH KURS
PT. BANYAK UTANG adalah wajib pajak badan yang menggunakan
tahun kalender sebagai tahun buku/pajaknya. pada tanggal 15
November 2001 membeli/import barang modal seharga USD
2.000.000,- dari induknya, Right Value Inc. yang berkedudukan di
Amerika. Right Value Inc. Memberikan fasilitas/kemudahan
pembayaran berupa penundaan pembayaran selama 1 tahun dan
mengangsurnya per-semester dimulai pada tanggal 14 Mei 2003.
Sehingga PT. Banyak Utang mengakuinya sebagai pinjaman
berjangka 1,5 tahun atau jatuh tempo 14 Mei 2002 dan 14
November 2003.
Kurs tengah BI 15-11-2001 Rp 10.500,00
31-12-2001 Rp 10.400,00
31-12-2002 Rp 9.700,
14-05-2003 Rp. 9.000,00
14-11-2003 Rp 8.500,00
Pertanyaan: Berapa laba rugi selisih kurs yang harus diakui sesuai
ketentuan perrpajakan atas transaksi dalam mata uang asing untuk
kasus diatas?

16
Jawaban:
Pembukuan berdasarkan Kurs tetap:
Pembebanan selisih kurs dilakukan pada saat terjadinya pembayaran
utang valas, tiap-tiap akhir tahun (31 Desember) tidak adanya pengakuan selisih
Kurs.
15-11-2001 Pembelian dan Pembukuan Utang valas
Mesin Rp 21.000.000.000,-
Hutang Valas Rp 21.000.000.000,-
14-05-2003 Pembayaran USD 1.000.000,-
Hutang Valas Rp 10.500.000.000,-
Kas Rp.9.000.000.000,-
Laba selisih kurs Rp.1.500.000.000,-
14-11-2003 Pembayaran USD 1.000.000,-
Hutang Valas Rp 10.500.000.000,-
Kas Rp.8.500.000.000,-
Laba selisih kurs Rp.2.000.000.000,-

Sehingga laba selisih kurs yang harus diakui pada tahun 2003 adalah sebesar
Rp.3.500.000.000,-. Seluruh selisih kus baru diakui pada tahun 2003.

17
Jawaban:
Pembukuan berdasarkan Kurs Tengah BI ,pada tiap-tiap akhir tahun dapat mengakui
rugi selisih kurs.
15-11-2001 Pembelian dan Pembukuan Utang valas
Mesin Rp 21.000.000.000,-
Hutang Valas Rp 21.000.000.000,-

31-12-2001 Penilaian utang valas (USD 2.000.000 x 10.400,- = 20.800.000.000,-)


Hutang Valas Rp 200.000.000,-
Laba selisih kurs Rp 200.000.000,-
Sehingga laba selisih kurs yang harus diakui pada tahun 2001 adalah sebesar
Rp.200.000.000,-.
31-12-2002 Penilaian utang valas (USD2.000.000 x 9.700,-= 19.400.000.000,-)
Hutang Valas Rp 1.400.000.000,-
Laba selisih valas Rp 1.400.000.000,-
Sehingga laba selisih kurs yang harus diakui pada tahun 2002 adalah sebesar
Rp.1.400.000.000,-.

Continued 18
Jawaban:
14-05-2003 Pembayaran USD 1.000.000,-
Hutang Valas Rp.9.700.000.000,-
Kas Rp.9.000.000.000,-
Laba selisih kurs Rp. 700.000.000,-
14-11-2003 Pelunasan USD 1.000.000,-
Hutang Valas Rp.9.700.000.000,-
Kas Rp.8.500.000.000,-
Laba selisih kurs Rp.1.200.000.000,-
Sehingga laba selisih kurs yang harus diakui pada tahun 2003 adalah
sebesar Rp.1.900.000.000,-.
Total keseluruhan selisih kurs yang timbul dari transaksi ini adalah sebesar
Rp.3.500.000.000,-

19
20
21
22
23
REKONSILIASI FISKAL

PERLAKUAN BUNGA PINJAMAN

Bunga Pinjaman
Dapat
dibebankan

Sepanjang berhubungan dg biaya untuk


3 M penghasilan (obyek PPh non-final)
Kecuali

Bunga tersebut dikapitalisasi, pada :


- pembelian saham
- pembelian tanah (real estate)
- masa konstruksi
Next
REKONSILIASI FISKAL

PERLAKUAN BUNGA PINJAMAN

ApabilaWP juga mempunyai deposito atau tabungan :

Rata-rata Pinjaman Rata-rata Pinjaman


=< >
Rata-rata Dep/Tab Rata-rata Dep/Tab

Bunga tidak boleh Bunga dibebankan


atas selisih lebih
dibebankan rata-rata pinjaman

Bunga dapat dibebankan seluruhnya dalam hal :


- Dana pinjaman ditempatkan dalam rekening giro
- Ketentuan mengharuskan dana pinjaman ditempatkan di dep/tab
- Saldo dep/tab dananya berasal dari tambahan modal/sisa laba
Next
REKONSILIASI FISKAL

PERLAKUAN BUNGA PINJAMAN

Contoh Soal:

 Pada th 2009 PT ABC mendpt pinjaman dari Bank Mandiri


 Nilai Rp 200 Juta dan
 tingkat bunga pinjaman 20%.
 Dari jumlah tersebut telah diambil pada bulan Februari sebesar Rp 125
Juta, pada bulan Juni diambil lagi sebesar Rp 25 Juta dan sisanya
diambil bulan Agustus.
 Disamping itu PT ABC mempunyai dana yang ditempatkan dalam
bentuk deposito dengan perincian sebagai berikut :
 Februari s/d Maret sebesar Rp 25 Juta
 April s/d Agustus sebesar Rp 46 Juta
 September s/d Desember sebesar Rp 50 Juta

Next
 Hitung bunga yang dapat dibebankan sebagai biaya..!
REKONSILIASI FISKAL

PERLAKUAN BUNGA PINJAMAN


 Rata-rata Pinjaman:
Bulan Pinjaman Jk Waktu Jumlah
 Januari - 1 bln -
 Feb – Mei 125 Juta 4 bln 500 Juta
 Juni – Juli 150 Juta 2 bln 300 Juta
 Agt – Des 200 Juta 5 bln 1.000 Juta
Total 1.800 Juta
Rata-rata pinjaman = 1,8 M : 12 bln = 150.000.000
 Rata-rata Deposito
Bulan Pinjaman Jk Waktu Jumlah
 Januari - 1 bln -
 Feb – Mar 25 Juta 2 bln 50 Juta
 April – Juli 46 Juta 5 bln 230 Juta
 Agt – Des 50 Juta 4 bln 200 Juta
Total 480 Juta
Rata-rata Deposito = 480 Juta : 12 = 40.000.000
 Bunga yang dapat dibebankan sebagai biaya =
Next
20% x (150 Juta – 40 Juta) = Rp 22.000.000,-
PENGELUARAN

Masa T Beban Tahun Berjalan


Manfaat >1th Ps. 6 (1) UUPPh

Y Ps. 11 UU PPh

Y Aktiva
BERWUJUD ? Tetap
Penyusutan

T Ps. 11 A UU PPh

Masa manfaat T Aktiva tdk


Amortisasi
Pasti ? berwujud

Y B. dimuka
Alokasi
biaya
DEFINISI AKTIVA TETAP
❑ Aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai
❑ atau dengan dibangun lebih dahulu,
❑ yang digunakan dalam operasi perusahaan,
❑ tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan
❑ dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun

PENGAKUAN AKTIVA TETAP


1. Besar kemungkinan (probable) bahwa manfaat ekonomis
dimasa yang akan datang yang berkaitan dengan aktiva
tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan; dan
2. Biaya perolehan aktiva dapat diukur secara andal
Permasalahan Aktiva Tetap
1. Saat (timing) pengakuan aktiva
2. Penentuan jumlah tercatat
3. Pembebanan Penyususutan
Aktiva Tetap
Ak. Komersial PSAK Ak. Pajak
16 UU PPh

Aktiva dalam kondisi dan


tempat siap dipergunakan
Timing

Pengakuan awal :
• Harga perolehan
• Market Price
Jumlah Tercatat
Pengukuran Setelah
Pengakuan Awal
• Cost model
• Revaluation model

Pembebanan Masa manfaat sesuai


Masa manfaat sesuai
jenis aktiva yang
Penyusutan taksiran manajemen
ditetapkan KepMenkeu

Anda mungkin juga menyukai