Anda di halaman 1dari 12

BAB XIII

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1


Akuntansi Untuk Valuta Asing (Penjabaran Laporan Keuangan
dalam Mata Uang Asing

NAMA :

1. NI KADEK ARI INDRAYANI (1533121147)

2. NI PUTU VERA YUNITA DEWI (1533121149)

3. SRI RANI DEWI (1533121152)

4. NI LUH PUTU LIANA PUTRI (1533121216)

5. NI WAYAN MILAYANI (1533121283)

6. NI JERO BALIAN SERI ASIH (1533121295)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WARMADEWA
TAHUN AJARAN 2017/2018
LAPORAN KEUANGN DAN MATA PELAPORAN

Mata Uang Penyajian Dan Mata Uang Fungsional

Menurut PSAK 10 (Revisi 2009) Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta


Asing, mata uang fungsional adalah mata uang pada lingkungan ekonomi
terutama di mana entitas beroperasi. Sedangkan mata uang penyajian adalah mata
uang yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan. Pada umumnya mata
uang penyajian adalah mata uang fungsionalnya, namun situasi lain mata uang
penyajian dapat berbeda dengan mata uang fungsional.

Perbedaan antara mata uangpenyajian dan mata uang fungsional dapat tejadi
dalam 2 kondisi yaitu :

1. Entitas tunggal yang mencatat transaksinya dalam mata uang fungsional


dan menyajikan laporan keuangan dalam mata uang asing, atau sebaliknya.
2. Entitas anak/asosiasi/cabang yang beroperasi diluar negeri yang mencatat
transaski dan menyajikan laporan keuangan dalam mata uang fungsional
namun entitas induk / investor/pusat memiliki mata uang penyajian yang
berbeda (mata uang asing), atau sebaliknya.

Metode Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing

Menurut PSAK 10 (Revisi 2009) terdapat 2 metode dalam penjabaran laporan


keuangan, yaitu:

1. Metode Translasi

Metode ini digunakan jika penjabaran laporan keuangan dilakukan dari mata uang
fungsional ke mata uang lain yang berbeda dengan mata uang fungsionalnya
(mata uang asing)

2. Metode Pengukuran Kembali

Metode ini digunakan jika penjabaran laporan keuangan dilakukan dari mata uang
asing ke mata uang fungionalnya
METODE TRANSLASI

Perlakuan Akuntansi

Perlakuan ini akan sedikit berbeda untuk penjabaran laporan keuangan


antara entitas tunggal dan entitas anak /asosiasi. Sesuai dengan PSAK 15 (Revisi
2014) Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama, jika entitas induk atau
investor menggunakan metode ekuitas atas investasinya pada entitas anak atau
entitas asosiasi yang dijabarkan laporan keuangannya, maka penghaislan
komprhensif lain tersebut juga diakui sebesar proporsi kepemilikan sebagai
penghasilan komprehensif lain oleh entitas induk atau investor.Ketika dijabarkan
dari mata uang fungsional ke mata uang asing, kurs yang digunakan tidak sama
untuk masing-masing pos sehingga menimbulkan selisih atas laporan keuangan
hasil translasi.

Kurs dalam Metode Translasi dan Pengukuran Kembali –Pos Laporan Keuangan

Pos-Pos Laporan Posisi Metode Translasi Metode Pengukuran Kembali


Keuangan
Aset dan liabilitas moneter Kurs penutup Kurs penutup

Aset dan liabilitas non moneter Kurs penutup Kurs pada tanggal transaksi (jika
diperoleh sebelum akuisisi:kurs
akuisisi)
Pos non-moneter dalam nilai Kurs penutup Kurs pada tanggal ketika nilai
Wajar wajar ditentukan
Modal saham dan saldo laba Kurs akuisisi Kurs akuisisi
pra-akuisisi
Saldo laba pasca-akuisisi Dijabarkan dengan Dijabarkan dengan beberapa kusr
beberapa Kurs
Selisih penjabaran Diakui di ekuitas Diakui di laporan laba rugi (diakui
(penghasilan di eukitas jika selisih nilai wajar
komprehensif lain) juga diakui di ekuitas
Kertas Kerja

Dalam melakukan penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing


sebaiknya menggunakan kertas kerja. Kertas kerja terdiri dari pos-pos neraca
saldo yang terdiri dari pos-pos laporan posisi keuangan dan laba rugi. Informasi
neraca saldo dipisah antara saldo normal debit dan kredit agar dapat dihitung
selisih penjabaran yang dihasilkan.

Contoh Translasi Laporan Keuangan

PT Induk mengakuisisi 80% kepemilikan atas saham PT Anak yang beroperasi di


Singapura pada tanggal 2 Januari 2015 senilai S$60.000. Mata uang fungsional
dan penyajian PT Anak adalah dolar Singapura (SGD atau S$). Berdasarkan
Laporan Keuangan PT Anak, komposisi ekuitas saat akuisisi terdiri dari Saham
Biasa dan Saldo Laba masing-masing sebesar S$50.000 dan S$20.000. Pada saat
akuisisi, seluruh nilai tercatat aset dan liabilitas PT Anak sama dengan nilai
wajarnya. Nilai wajar kepentingan nonpengendali (KNP) saat akuisisi adalah
S$15.000. PT Anak mengumumkan laba dan dividen (1 April 2015) untuk tahun
2015 masing-masing senilai S$5.000 dan S$3.000. Berikut kurs yang relevan
untuk tahun 2015 (Rp/S$) :

Tanggal Kurs
2 Januari 2015 10.000
1 April 2015 10.050
31 Desember 2015 10.150
Rata-Rata 2015 10.100

Kertas Kerja Tahun Akuisisi

Pada contoh diatas , laporan keuangan PT Anak harus dijabarkan ke dalam


mata uang laporan keuangan PT Induk. Penjabaran dilakukan dari mata uang
fungsional ke mata uang asing yang digunakan PT Anak sehingga harus
menggunakan metode translasi. PT Induk harus menghitung nilai akuisisi dalam
Rupiah karena pencatatan investasi harus dilakukan pada mata uang fungsional
dan pelaporan PT Induk. Atas akuisisi tersbut dihasilkan goodwill senilai
Rp50.000.000. Pada tanggal akuisisi, seluruh pos dalam Laporan Posisi Keuangan
PT Anak dijabarkan dari S$ ke Rp menggunakan kurs tanggal akuisisi. Hal ini
untuk menandakan bahwa kurs tanggal akuisisi tersebut adalah kusr historis
sehingga kurs yang relevan untuk pos-pos Laporan Posisi Keuangan sebeum
tanggal akuisisi menjadi tidak berlaku lagi.

Kertas Kerja Tahun Berikutnya

Pada tahun 2016 PT Anak melaporkan laba sebesar S$8.000 dan


mengumumkan dividen sebesar S$5.000 pada tanggal 1 Mei 2016. Selain itu,
goodwill mengalami penurunan nilai sebesar S$1.000. Berikut kurs yang relevan
untuk tahun 2015 dan 2016.

Tanggal Kurs
2 Januari 2015 10.000
1 April 2015 10.050
31 Desember 2015 10.150
Rata-Rata 2015 10.100
1 Mei 2016 10.070
31 Desember 2016 10.200
Rata-Rata 2016 10.120

Selama tahun 2016, PT Induk akan mencatat investasinya atas PT Anak sebagai
berikut :

1 Mei 2016
Kas 40.280.000
Investasi pada PT Anak 40.280.000
(Mencatat penerimaan dividen)

31 Desember 2016
Investasi pada PT Anak 64.768.000
Bagian laba PT Anak 64.768.000
(Mencatat pengakuan bagian laba)
Ketika di akhir tahun 2016, laporan keuangan PT Anak kembali dijabarkan dari
S$ ke Rp. Penjabaran kali ini sudah melibatkan hasil operasi dan dividen PT
Anak.

Penyajian dan Pengungkapan

Penyajian laporan keuangan atas penjabaran laporan pada dasarnya sama


dengan penyajian laporan keuangan pada umumnya. Perbedaan hanya pada pos
penghasilan komprehensif lain yang dihasilkan dari translasi. Penghasilan
komprehensif lain tersebut disajikan sebagai komponen ekuitas seperti halnya
penghasilan komprehensif lainya.

Pengungkapan yang diperlukan mencakup :

1. Kebijakan akuntansi atas penjabaran laporan keuangan dalam mata uang


asing.
2. Selisih nilai nukar neto diakui dalam pendapatan komprehensif lain dan
diakumulasikan dalam komponen ekuitas terpisah, dan juga harus
mengungkapkan rekonsiliasi dari selisih nilai tukar tersebut pada awal dan
akhir periode.
3. Ketika mata uang pelaporan berbeda dari mata uang fungsional, fakta
tersebut harus dinyatakan , bersama dengan pengungkapan mata uang
fungsional dan alasan untuk menggunakan suatu mata uang pelaporan
yang berbeda.

METODE PENGUKURAN KEMBALI

Perlakuan Akuntansi

Metode pengukuran kembali (remeasurement) digunakan jika penjabaran


laporan keuangan dilakukan dari mata uang asing ke mata uang fungsional.
Seperti halnya translasi, ketika dijabarkan dari mata uang asing ke mata uang
fungsional, kurs yang digunakan tidak sama untuk masing-masing pos sehingga
juga menimbulkan selisih atas laporan keuangan hasil translasi. Selisih ini diakui
sebagai keuntungan atau kerugian di laporan laba rugi hasil penjabaran. Untuk
aset dan liabilitas moneter menggunakan kurs penutup sedangkan aset dan
liabilitas nonmoneter menggunakan kurs pada tanggal transaksi. Jika aset dan
liabilitas nonmoneter diperoleh sebelum akuisisi, maka digunakan kurs akuisisi.
Jika aset dan liabilitas nonmoneter diukur pada nilai wajar, maka digunakan kurs
pada tanggal nilai wajar ditentukan. Modal saham dan saldo laba pra akuisisi
dijabarkan dengan kurs tanggal akuisisi. Pada peiode setelah akuisisi, hanya
modal saham yang dijabarkan dengan kurs tanggal akuisisi, sedangkan saldo laba
pasca-akuisisi dihitung seperti pada metode transalsi. Kurs yang digunakan untuk
metode pengukuran kembali juga berbeda-beda untuk pos-pos Laporan Laba
Rugi. Dengan demikian, pada metode pengukuran kembali jenis kurs yang
digunakan lebih bervariasi tergantung seberapa banyak kurs actual pada tanggal
perolehan disamping kurs tanggal akuisisi ekuitas, kurs penutup periode
sebelumnya,kurs penutup periode berjalan, kurs rata-rata peiode berjalan, dan kurs
tanggal dividen.

Kertas Kerja

Dalam melakukan pengukuran kembali laporan keuangan dalam mata


uang asing juga menggunakan kertas kerja karena perhitngan yang lebih
kompleks. Format kertas kerja sama seperti pada metode translasi yaitu terdiri dari
pos-pos neraca saldo yang terdiri dari pos-pos laporan posisi keuangan dan laba
rugi. Informasi neraca saldo dipisah antara saldo normal debit dan kredit agar
dapat dihitung selisih penjabaran yang dihasilkan

Contoh Pengukuran Kembali Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing

PT Induk mengakuisisi 80% kepemilikan atas saham PT Anak yang beroperasi


disingapura pada tanggal 2 Januari 2015 senilai S$60.000. Mata uang fugsional
dan penyajian PT Induk adalah rupiah (Rp). Mata uang fungsional PT Anak
adalah rupiah (Rp) namun mata uang penyajian PT Anak adalah dolar Singapura
(S$). Berdasarkan Laporan Keuangan PT Anak, kpmposisi ekuitas saat akuisisi
terdiri dari Saham Biasa dan Saldo Laba masing-masing sebesar S$50.000 dan
S$20.000. Pada saat akuisisi, seluruh nilai tercatat aset dan liabilitas PT Anak
sama dengan nilai wajarnya. Nilai wajar kepentingan nonpengendali (KNP) saat
akuisisi adalah S$15.000 PT Anak mengumumkan laba dan deviden (1 April)2015
untuk tahun 2015 masing-masing senilai S$5.000 dan S$3.000.

Berikut kurs yang relevan (Rp/S$) :

Tanggal Kurs
20 April 2014 9.800
20 Agustus 2014 9.900
2 Januari 2015 10.000
1 April 2015 10.050
1 Juli 2015 10.060
20 Desember 2015 10.120
31 Desember 2015 10.150
Rata-Rata 2015 10.100

Pada contoh diatas, laporan keuangan PT Anak harus dijabarkan ke dalam


mata uang laporan keuangan PT Induk. Penjabaran dilakukan dari mata uang
asing ke mata uang fungsioanal PT Anak sehingga metode penjabaran adalah
pengukuran kembali. PT Induk harus menghitung nilai akuisisi dalam rupiah
karena pencatatan investasi harus dilakukan pada mata uang fugsional dan
pelaporan PT Induk .

Atas akuisisi tersebut dihasilkan goodwill senilai 50.000.000. Pada tanggal


akuisisi, seluruh pos dalam Laporan Posisi Keuangan PT Anak dijabarkan dari S$
ke RP menggunakan kurs tanggal akuisisi. Hal ini untuk menandakan bahwa kurs
tanggal akuisisi tersebut adalah kurs historis sehingga kurs yang relevan untuk
pos-pos Laporan Posisi Keuangan sebelum tanggal akuisisi menjadi tidak berlaku
lagi.Berbeda dengan metode translasi, untuk aset/liabilitas nonmoneter dijabarkan
dengan kurs actual perolehanya.

Penyajian dan Pengungkapan

Penyajian laporan keuangan atas penjabaran laporan keuangan pada


dasarnya sama dengan penyajian laporan keuangan pada umumnya.
Keuntungan/kerugian penjabaran dengan metode pengukuran kembali disajikan di
laporan laba rugi konsolidasi.

Pengungkapan yang diperlukan mencakup :


1. Kebijakan akuntansi atas penjabaran laporan keuangan dalam mata uang
asing.
2. Jumlah dari selisih nilai tukar yang diakui dalam laba rugi.
3. Ketika mata uang pelaporan berbeda dari mata uang fungsional, fakta
tersebut harus dinyatakan, bersama dengan pengungkapan mata uang
fungsioanal dan alasan untuk menggunakan suatu mata uang fungsional
dan alasan untuk menggunakan suatu mata uang pelaporan yang berbeda.
4. Ketika entitas menyajikan laporan keuangan atau informasi keuangan
lainya di dalam suatu mata uang yang berbeda baik dari mata uang
fungsionalnya maupun dari mata uang pelaporanya, entitas harus :
a. Mengidentifikasikan secara jelas informasi sebagai informasi
tambahan untuk membedakanya dari informasi yang tunduk
dengan PSAK
b. Mengungkapkan mata uang dimana informasi tambahan tersebut
disajikan
c. Mengungkapkan mata uang fungsional entitas dan metode
penjabaran yang digunakan untuk menentukan informasi
tambahan.

ISU-ISU LAIN SEPUTAR PENJABARAN LAPORAN KEUANGAN

Perubahan Mata Uang Fungsional

Mata uang fungsional suatu perusahaan dapat berubah seiring berubahnya


faktor-faktor yang mempengaruhi kriteria mata uang fungsional yang dibahas
pada bab sebelumnya. Mata uang fungsioanal dari suatu perusahaan
mencerminkan transaksi-transaksi, kejadian-kejadian, dan kondisi-kondisi yang
mendasari yang relevan terhadap perusahaan. Salah satu faktornya adalah
perubahan dalam bidang bisnis perusahaan yang semula pendapatanya lebih
banyak dipengaruhi oleh mata uang rupiah kemudian kemudian berubah menjadi
mata uang dolar AS. Perubahan mata uang fungsioanal dapat berdampak terhadap
pencatatan transaksi ataupun penjabaran laporan keuangan dalam mata uang
asing.PSAK 10 (Revisi 2009) mengatur perlakuan akuntansi jika terjadi
perubahan dalam mata uang fungsioanal. Ketika terjadi perubahan dalam mata
uang fungsioanal suatu perushaan, harus diterapkan prosedur penjabaran untuk
mata uang fungsional yang baru secara prospektif sejak tanggal perubahan
terjadi.

Transaksi Antar-Entitas

Salah satu tujuan penjabaran suatu laporan keuangan adalah untuk


keperluan konsolidasi dengan entitas induk. Setelah dilakukan penjabaran,
prosedur konsolidasi yang dilakukan mengikuti prosedur konsolidasi normal,
seperti eliminasi saldo antar kelompok dan transaksi antar kelompok dari sauatu
entitas anak seperti yang dibahas pad bab sebelumnya. Namun, suatu aset atau
liabilitas moneter antar kelompok, baik jangka pendek atau jangka panjang, tidak
dapat dieliminasi terhadap liabilitas atau aset antar kelompok tanpa menunjukan
hasil fluktuasi mata uang dalam laporan keuangan konsolidasian. Hal ini karena
pos moneter menggambarkan suatu komitmen untuk mengonversi satu mata uang
ke dalam mata uang lainya dan mengakibatkan perusahaan memiliki risiko atas
keuntungan atau kerugian melalui fluktuasi mata uang. Sehingga dalam laporan
keuangan konsolidasian selisih nilai tukar ini diakui dalam laba atau rugi atau
pendapatan komprehensif lain.
REFERENSI
Baker, Richard E, Cristensen, Theodore E, Cotterell, David M. 2011.
Advanced Financial accounting 9th. Edition.Singapore McGraw Hill
Baker, Richard E, Cristensen, Theodore E, Cotterell, David M. 2011.
Advanced Financial accounting10th. Edition.New York McGraw Hill
Goodman, Peter S. 2010. “China Ends Fixed-rate Currency” Jeter, Debra
C dan Paul K. Chaney. 2012. Advanced Acxounting.5th Edition. Wiley
PT Garuda Indonesia (persero), Tbk. 2014. Laporan Keuangan interim PT
Garuda Indonesia(persero), Tbk. Maret 2014
PT Astra International Tbk 2013. Laporan Keuangan Konsolidasi PT Astra
International Tbk. Tahun 2013
PT Asuransi Bintang Tbk, 2013. Laporan Keuangan Konsolidasi PT
Asuransi Bintang Tbk, tahun 2013`
Machenzie B,et al. 2011. IFRS 2011, Inteterpretation and Application of
International Financial Reporting Standards 8th Edition. Whey
Neo,Peter Tan Hock, Yeong, Lim Chu, Nyean, Peter Lee Lip 2015.
Advance Financial Accounting. Second Edition. Singapore McGraw Hill
Education.
PSAK 10 (Revisi 2009) Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing
PSAK 15 (Revisi 2014) Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura
Bersama
PSAK 22 (Penyesuaian 2014) Kombinasi Bisnis
PSAK 22 (Revisi 2013) Kombinasi Bisnis
PSAK 38 (Revisi 2012) Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali
PSAK 46 (Revisi 2013) Pajak Penghasilan
PSAK 48 (Revisi 2009) Penurunan Nilai Aset
PSAK 48 (Revisi 2010) Penurunan Nilai

PSAK 50 (Revisi 2014) Instrumen Keuangan-Penyajian


PSAK 55 (Revisi 2011) Instrumen Keuangan-Pengakuan dan Pengukuran

PSAK 56 (Revisi 2010) Laba Per Saham

PSAK 58 (Revisi 2009) Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan
Operasi yang Dihentikan

PSAK 60 (Revisi 2014) Instrumen Keuangan Konsolidasi

Anda mungkin juga menyukai