Anda di halaman 1dari 20

FOREIGN SUBSIDIARY

(anak perusahaan di
luar negeri)

Astia Putriana, SE., MSA


Tujuan Bab

• Mengidentifikasi mata uang fungsional anak perusahaan


diluar negeri
• Mengkonversi laporan keuangan anak mata uang asing ke
mata uang pelaporan induk berdasarkan mata uang
fungsionalnya
• Menghitung dampak tranlasi dan pengukuran kembali
laporan keuangan anak yang berada diluar negeri terhadap
pendapatan investasi dan nilai investasi induk perusahaan
• Menghitung pendapatan investasi dan nilai investasi atas
laporan keuangan mata uang asing
• Menyusun kertas kerja konsolidasi apabila mata uang
pelaporan anak tidak sama dengan mata uang pelaporan
induk
Multinational Accounting
• Bab ini membahas tentang translasi (penjabaran) laporan
keuangan entitas luar negeri ke Rupiah. Penyajian kembali ini
diperlukan sebelum laporan keuangan tersebut digabungkan
atau dikonsolidasikan dengan laporan keuangan induk
perusahaan Indonesia, yang sudah dinyatakan dalam Rupiah.
• Akuntan harus mempertimbangkan perbedaan dalam prinsip-
prinsip akuntansi dan perbedaan dalam mata uang yang
digunakan untuk mengukur operasi entitas luar negeri.
• Contoh, anak perusahaan Indonesia di Inggris memberikan
laporan keuangan ke induk perusahaan yang dinyatakan dalam
poundsterling, menggunakan sistem akuntansi Inggris yang
berbeda dengan metode akuntansi dan pengukuran di
Indonesia.
Multinational Accounting
Induk Perusahaan di Indonesia secara umum harus melakukan
langkah-langkah berikut dalam proses translasi dan konsolidasi anak
perusahaan di Inggris tersebut
Ada dua isu yang ditunjukan pada laporan keuangan yang ditranslasikan dari
mata uang asing pada rupiah Indonesia yaitu:
1.Nilai tukar manakah yang harus digunakan untuk mentraslasikan nilai mata
uang asing menjadi mata uang domestik?
2.Bagaimanakah seharusnya perlakuan atas keuntungan atau kerugian
tersebut? Haruskah hal itu dimasukan dalam laba rugi?

Ada tiga kemungkinan nilai tukar  yang digunakan dalam mengonversi nilai


mata uang asing menjadi rupiah yaitu:
1.Nilai tukar sekarang, merupakan nilai tukar pada akhir tanggal neraca
2.Nilai tukar historis, merupakan nilai tukar yang pada saat transakasi awal
terjadi, seperti nilai tukar pada tanggal saat aset diterima atau kewajiban
diakui.
3.Nilai tukar rata-rata, merupakan nilai tukar rata-rata selama suatu periode.
Penentuan Mata Uang Fungsional
• PSAK No.11 tentang “Translasi Mata Uang Asing“
memberikan panduan khusus untuk mentranslasikan laporan
keuangan dari mata uang asing menjadi mata uang rupiah.
• Tujuan PSAK 11 adalah menyajikan hasil yang secara langsung
memperlihatkan pengaruh perubahan ekonomi dari
pergerakan nilai tukar.
• PSAK 11 juga menjelaskan tentang pencapaian keuangan dan
hubungannya dalam laporan keuangan dengan mata uang
asing melalui proses translasi
Determining the Functional Currency

• PSAK mengadopsi konsep mata uang fungsional


(Fungtional currency) yang didefinisikan sebagai

Mata uang dari lingkungan ekonomi primer di mana


entitas tersebut beroperasi, umumnya, mata uang
tersebut adalah mata uang dari lingkungan dimana
entitas tersebut terutama menghasilkan dan
menerima kas

12-7
Beberapa indikator menentukan mata uang fungsional

1.Indikator arus kas yang mendominasi kegiatan utama perusahaan

2.Indikator harga jual. Harga jual produk perusahaan dalam periode jangka pendek

sangat dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar mata uang tertentu atau produk

perusahaan secara dominan dipasarkan untuk ekspor

3.Indikator biaya. Biaya-biaya perusahaan secara dominan sangat dipengaruhi oleh

pergerakan mata uang tertentu.


Menentukan Mata Uang Fungsional
• Pendekatan mata uang fungsional mengharuskan
entitas asing untuk mentranslasikan seluruh
transaksinya ke dalam mata uang fungsional

• Jika suatu entitas mempunyai transaksi yang


dinyatakan dalam mata uang selain uang fungsional,
maka transaksi asing harus disesuaikan menjadi nilai
setara mata uang fungsional sebelum perusahaan
menyusun laporan keuangan konsolidasi.
Translasi vs Pengukuran Kembali
Laporan Keuangan Asing

Terdapat dua metode yang berbeda untuk menyajikan


kembali laporan keuangan entitas asing ke dalam
rupiah :
1. Translasi laporan keuangan entitas asing ke
Rupiah
2. Pengukuran kembali laporan keuangan entitas
asing ke mata uang fungsional entitas tersebut
Translasi vs Pengukuran Kembali

• Translasi adalah metode yang umum digunakan


dan diterapkan jika mata uang lokal adalah mata
uang fungsional entitas asing.
• Contoh : anak perusahaan Indonesia di Singapura
menggunakan Dolar Singapura sebagai mata uang
pencatatan dan mata uang fungsional.
• Laporan keuangan anak perusahaan harus
ditranslasikan dari Euro ke Rupiah.
• Setiap selisih translasi yang terjadi akan
dimasukkan sebagai komponen laba komprehensif
Translasi vs Pengukuran Kembali

• Pengukuran kembali adalah aktivitas pengukuran


kembali laporan keuangan entitas asing dari mata
uang lokal yang digunakan entitas ke mata uang
fungsional asing

• Pengukuran kembali hanya diharuskan jika mata


uang fungsional berbeda dengan mata uang yang
digunakan untuk pembukuan dan pencatatan
entitas asing
Translasi vs Pengukuran Kembali

• Setelah pengukuran kembali, laporan keuangan harus


ditranslasi jika mata uang fungsional tidak dalam
rupiah.

• Jika entitas asing menggunakan Rupiah untuk mata


uang pencatatan dan pelaporan maka translasi atau
pengukuran kembali tidak diperlukan; laporan
keuangannya sudah dinyatakan dalam Rupiah dan
siap untuk digabungkan dengan laporan keuangan
kantor pusat Indonesia.
Translation versus Remeasurement

• Contoh, perusahaan Indonesia mempunyai cabang


penjualan di Singapura menggunakan rupiah sebagai
mata uang fungsional dan menggunakan dolar
singapura sebagai mata uang pencatatan dan
pelaporan

• Jika cabang Singapura tersebut menggunakan Rupiah


untuk mata uang fungsional dan pelaporan maka
translasi atau pengukuran kembali tidak diperlukan.
Contoh : Anak Perusahaan di Singapura
Penerapan
Translasi
Laporan Keuangan
Translation
• Sebagian besar entitas bisnis transaksi dan mencatat
aktivitas bisnisnya dalam mata uang lokal.

• Oleh karena itu, mata uang lokal dari entitas asing


adalah mata uang fungsional.

• Translasi laporan keuangan entitas asing kedalam


rupiah merupakan proses yang relatif sederhana
Translation Exchange Rates
ACCOUNTS EXCHANGE RATES_______

Revenue & Expense Umumnya nilai tukar rata-


rata tertimbang untuk periode laporan

Assets & Liabilities Nilai tukar sekarang pada


tanggal neraca

Stockholders’ Equity Nilai tukar historis


Translation Adjustment
• Oleh karena untuk translasi masing-masing akun
entitas asing digunakan kurs yang berbeda-beda,
maka umumnya debit dan kredit dalam neraca
percobaan setelah translasi tidak sama

• Pos penyeimbang debit neraca percobaan translasi


dengan kreditnya disebut Selisih Translasi
(Penjabaran)
Akun Translasi Pengukuran kembali

Aset dan Kurs Tanggal Neraca Moneter* = Kurs Tanggal Neraca


Kewajiban Non moneter** = Kurs akuisisi (historis)

Ekuitas Kurs akuisisi (historis) Kurs akuisisi (historis)

Pendapatan dan Kurs rata-rata tertimbang Kurs rata-rata tertimbang


beban Kecuali beban penyusutan aset tetap atau
amortisasi aset non moneter
menggunakan kurs akuisisi (historis)

Dividen Kurs tanggal pencatatan dividen Kurs tanggal pencatatan dividen

Selisih Disajikan sbg penyesuaian Merupakan bagian dari laba/rugi


penjabaran ekuitas

* Aset moneter = persediaan & surat berharga yang dinilai berdasarkan harga pasar
** Aset non moneter = persediaan & surat berharga yang dinilai berdasarkan harga perolehan

Anda mungkin juga menyukai