Akuntansi Multinasional:
Penjabaran Laporan
Keuangan Entitas Asing
Baiq Intan Pujiati (1901036025)
Salsabila Orviana (1901036070)
Ratna Savitri (1901036087)
Multinational Accounting
● Pada saat perusahaan Multinasional Indonesia menyusun Laporan Keuangan untuk
pelaporan kepada pemegang sahamnya, perusahaan harus memasukkan operasi yang
berbasis di luar negeri yang dinyatakan dalam mata uang Rupiah dan dilaporkan dengan
menggunakan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
● Operasi di luar negeri tersebut termasuk anak perusahaan, cabang atau investasi dari
perusahaan Indonesia.
Perbedaan dalam Prinsip Akuntansi
● Beberapa negara mengembangkan prinsip akuntansinya berdasarkan kebutuhan informasi
dari otoritas pajak.
● Negara lain mempunyai prinsip akuntansi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan dari
pemerintah pusat sebagai perencana ekonomi.
● Model di Indonesia berfokus pada kebutuhan informasi pemegang saham biasa atau pihak
pemberi kredit melalui penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
● Standar pelaporan keuangan yang utama saat ini sedang dalam proses penyusunan oleh
International Accounting Standards Board (IASB), adalah sebuah badan yang
memperoleh mandat untuk menyusun seperangkat standar laporan keuangan internasional
dan mendorong seluruh pihak untuk mengadopsi standar yang berlaku secara Internasional
tersebut
Differences in Accounting Principles
● IASB mengumumkan sebuah standar pelaporan yang disebut sebagai Standar Pelaporan
Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standards-IFRSs). Sebelum
terbentuknya IASB, International Accounting Standards Comittee telah menerbitkan International
Accounting Standards (IASs). IASs diterbitkan dari tahun 1973 hingga tahun 2001. IASB
mengadopsi IASs secara keseluruhan dan sekaligus mengembangkannya yang disebut IFRSs.
● IFRS sekarang relatif banyak digunakan di banyak negara, termasuk telah diadopsi oleh negara
Uni Eropa dan lainnya.
● Banyak pihak yang berpendapat bahwa jika hanya ada satu set standar akuntansi yang berlaku
secara internasional akan meningkatkan kepercayaan diri investor di pasar dan meningkatkan
efisiensi pasar karena memudahkan investor untuk membandingkan berbagai pilihan investasi di
berbagai negara.
Differences in Accounting Principles
● Bentuk pelaporan keuangan yang juga berpengaruh adalah GAAP Amerika Serikat.
● Keberadaan berbagai bentuk standar akuntansi ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
perusahaan Indonesia dan juga perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia. Hal ini
disebabkan karena penyusunan laporan keuangan harus menggunakan standar akuntansi dimana
mereka berlokasi, kemudian mentranslasikan agar sesuai dengan prinsip Akuntansi Berterima
Umum Indonesia untuk memudahkan penyusunan laporan konsolidasi.
Hal yang sama terjadi jika perusahaan Indonesia memilih untuk mendaftarkan sahamnya di bursa
efek di luar Indonesia atau dual listing (di Indonesia dan di luar negeri), maka perusahaannya itu
harus menyesuaikan dengan standar negara di mana mereka mendaftarkan sahamnya.
● Oleh karena itulah, maka meminimalkan perbedaan di antar berbagai standar di dunia ini khususnya
GAAP AS dan IFRS, menjadi perhatian utama.
Differences in Accounting Principles
● Konvergensi akan mengurangi biaya bagi penerbit laporan keuangan, karena mereka tidak perlu
mengeluarkan biaya untuk menyiapkan laporan keuangan dalam berbagai standar.
● FASB terus bekerja sama dengan IASB untuk meningkatkan kualitas standar pelaporan internasional
dan mengkonversikan kedua set standar tersebut.
● Pada bulan September 2001, FASB menerbitkan “The Norwalk Agreement” di mana baik FASB dan
IASB sepakat bekerja sama untuk meningkatkan kualitas standar pelaporan keuangan dengan
meminimalisasi perbedaan diantara mereka.
● Usaha konvergensi ini berfokus pada evaluasi standar yang telah ada dan mengawasi implementasi
standar tersebut saat ini serta standar baru yang kedua kelompok tersebut dikembangkan.
Penentuan Mata Uang Fungsional
● PSAK No.11 tentang “Translasi Mata Uang Asing “ memberikan panduan khusus untuk
mentranslasikan laporan keuangan dari mata uang asing menjadi mata uang rupiah .
● Tujuan PSAK 11 adalah menyajikan hasil yang secara langsung memperlihatkan
pengaruh perubahan ekonomi dari pergerakan nilai tukar.
● PSAK 11 juga menjelaskan tentang pencapaian keuangan dan hubungannya dalam
laporan keuangan dengan mata uang asing melalui proses translasi
Determining the Functional Currency
● PSAK mengadopsi konsep mata uang fungsional (Fungtional currency) yang
didefinisikan sebagai “mata uang dari lingkungan ekonomi primer di mana entitas
tersebut beroperasi, umumnya, mata uang tersebut adalah mata uang dari lingkungan
dimana entitas tersebut terutama menghasilkan dan menerima kas”
● Jika suatu entitas mempunyai transaksi yang dinyatakan dalam mata uang selain uang
fungsional, maka transaksi asing harus disesuaikan menjadi nilai setara mata uang
fungsional sebelum perusahaan menyusun laporan keuangan konsolidasi.
Penentuan Mata Uang Fungsional di Lingkungan
denag Tingkat Inflasi Tinggi
● Pengecualian atas kriteria pemilihan mata uang asing dikhususkan jika entitas asing
berlokasi di negara seperti, Argentina dan Peru yang mengalami inflasi yang sangat
tinggi.
● Inflasi yang sangat tinggi didefinisikan sebagai inflasi yang melebihi 100% selama
periode 3 tahun.
Ekonomi dengan inflasi sangat tinggi
● PSAK memutuskan bahwa volatilitas dalam mata uang asing dengan hiperinflasi
mendistorsi laporan keuangan jika mata uang lokal dipergunakan sebagai mata uang
fungsional entitas asing.
● Oleh karena itu, dalam kasus operasi entitas asing yang berada dalam perekonomian
dengan tingkat inflasi yang sangat tinggi, mata uang pelaporan dari induk perusahaan
Indonesia-Rupiah-harus sebagai mata uang fungsional entitas asing.
● Contoh : Asumsikan bahwa anak perusahaan di luar negeri membangun gedung dengan
biaya 1.000.000 peso pada saat nilai tukar adalah Rp.500 = 1 peso. Kemudian diasumsikan
bahwa karena adanya hiperinflasi di negara anak perusahaan luar negeri tersebut, maka nilai
tukar menjadi Rp.0,05 = 1 peso. Nilai gedung hasil translasi pada saat dibangun dan setelah
hiperinflasi adalah sebagai berikut :
● Oleh karena itu, mata uang lokal dari entitas asing adalah mata uang fungsional.
● Translasi laporan keuangan entitas asing kedalam rupiah merupakan proses yang relatif
sederhana
Translation Exchange Rates
ACCOUNTS EXCHANGE RATES_______
Revenue & Expense Umumnya nilai tukar rata-rata tertimbang untuk periode
laporan
● Pos penyeimbang debit neraca percobaan translasi dengan kreditnya disebut Selisih
Translasi
Contoh
● Pada tgl. 1 Januari 2011 PT Induk perusahaan Indonesia membeli 100% saham German
Comp. seharga Rp.860.000.000. Harga tersebut Rp.60.000.000 lebih tinggi dari nilai buku.
Selisih tersebut dialokasikan ke paten dan diamortisasi selama 10 tahun
● Mata uang lokal German Company adalah euro merupakan mata uang fungsional
● Pada tanggal 1 Oktober 2011 anak perusahaan umumkan dan membayar dividen 6.250 euro
● Anak perusahaan menerima Rp.72.000.000 kurs 1 euro = Rp.16.000
Neraca percobaan Kurs Neraca Percobaan (Rp)
(euro)
Kas 2.500 16.000 40.000.000
Piutang 10.000 16.000 160.000.000
Persediaan 7.500 16.000 120.000.000
Aset Tetap 50.000 16.000 800.000.000
Total debit 70.000 1.120.000.000
Akm depresiasi 5.000 16.000 80.000.000
Utang usaha 2.500 16.000 40.000.000
Utang Obligasi 12.500 16.000 200.000.000
Saham Biasa 40.000 16.000 640.000.000
Saldo laba 10.000 16.000 160.000.000
Total kredit 70.000 1.120.000.000
Ayat jurnal pada saat akuisisi (1 jan 2011)
Investasi pada saham German Comp 860.000.000
Kas 860.000.000
(mencatat pembelian
● Jurnal German Comp)
eliminasi
Paten 60.000.000
Diferensial 60.000.000
(mencatat alokasi diferensial ke Paten)
Pada saat anak perusahaan menerima rupiah
Meskipun pengukuran kembali tidak seperti yang biasa digunakan sebagai translasi, beberapa situasi
yang ada di mana mata uang fungsional dari afiliasi asing tidak mata uang lokal.
● Pengukuran ini mirip dengan translasi dalam bahwa tujuannya adalah untuk mendapatkan nilai Rupiah
yang setara untuk akun afiliasi asing sehingga mereka dapat dikombinasikan atau dikonsolidasikan
dengan laporan perseroan.
Kurs yang digunakan untuk pengukuran kembali, bagaimanapun, adalah berbeda dari yang digunakan
untuk translasi, sehingga nilai Rupiah yang berbeda untuk akun afiliasi asing
Remeasurement
● Proses pengukuran kembali membagi neraca ke rekening moneter dan nonmoneter. aktiva dan
kewajiban moneter, seperti uang tunai, jangka pendek atau piutang jangka panjang, dan jangka pendek
atau hutang jangka panjang, memiliki jumlah mereka tetap dalam hal unit mata uang. aset nonmoneter
adalah akun seperti persediaan, dan peralatan pabrik, yang tidak tetap dalam kaitannya dengan satuan
moneter
● Laba atau rugi selisih kurs dari proses pengukuran kembali termasuk dalam laporan laba
rugi periode berjalan, biasanya di bawah "Penghasilan."
Berbagai judul akun yang digunakan, seperti Devisa Laba (Rugi), Mata Laba (Rugi),
Exchange Laba (Rugi), atau Pengukuran Laba (rugi).
Pos Saldo € Kurs Saldo Rp
Kas 10.750 1,40 15.050
Unit mata uang asing 3.000 1,40 4.200
Piutang 10.500 1,40 14.700
Persediaan 5.000 1,40 6.900
Aktiva tetap 50.000 1,40 60.000
Harga pokok penjualan 22.500 1,30 28.100
Beban operasi 14.500 1,30 18.600
Kerugian transaksi mata uang asing 500 1,30 650
Dividen dibayarkan 6.250 1,36 8.500
Total debit 123.000 156.700
31 Desember 2011
Pendapatan komprehensif lainnya 10.000
Utang pinjaman (€) 10.000
Menilai kembali utang yang didenominasi dalam mata uang asing berdasarkan kurs tunai akhir
periode, Rp.60.000 = €50.000 x (Rp.1,40 - Rp.1,20)
1 Januari 2012
Utang bunga (€) 3.500
Utang pinjaman (€) 70.000
Kas 73.500
Membayar pokok dan bunga terkait dengan lindung nilai yang
didenominasi dalam euro
Rp.70.000 = Rp.60.000 + Rp.10.000
Additional Disclosure Requirements
● FASB 52 mensyaratkan bahwa keuntungan transaksi asing agregat atau kerugian
termasuk dalam penghasilan harus diungkapkan secara terpisah dalam laporan laba rugi
atau dalam catatan yang menyertainya.
Ini termasuk keuntungan atau kerugian diakui dari transaksi mata uang asing, kontrak
berjangka, dan keuntungan pengukuran atau rugi.
● Jika tidak diungkapkan sebagai item satu baris pada laporan laba rugi, pengungkapan
ini biasanya catatan kaki satu kalimat yang meringkas operasi asing perusahaan
Peerless Products dan anak perusahaan
Laporan laba rugi konsolidasi
Untuk tahun berakhir 31 Desember 2011
. Penjualan Rp.465.000
Harga Pokok penjualan (199.250)
Laba kotor 266.750
Beban operasi (109.500)
Kerugian transaksi mata uang asing (650)
Laba bersih konsolidasi untuk hak pengendali Rp.155.600