Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.

Latar Belakang
Perusahaan dengan operasi luar negeri yang signifikan menyusun laporan keuangan

konsolidasi yang memungkinkan para pembaca laporan untuk mendapatkan pemahaman


yang holistic atas operasi perusahaan, baik domestic maupun luar negeri. Untuk mecapai hal
ini, laporan keuangan anak perusahaan luar negeri yang berdominasi dalam mata uang asing
disajikan ulang dengan mata uang pelaporan induk perusahaan. Proses penyajian ulang
informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut sebagai
translasi.Translasi mata uang asing berbeda dengan konversi mata uang asing. Translasi
hanyalah perubahan satuan unit moneter, seperti halnya sebuah neraca yang dinyatakan dalam
pound Inggris disajikan ulang kedalam nilai ekuivalen dollar AS. Tidak ada pertukaran fisik
yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang terjadi seperti dilakukan konversi.
Kurs nilai tukar variable dapat di sajikan dalam berbagai macam metode translasi
sehingga perbedaan perlakuan atas keuntungan dan kerugian translasi pun bisa berbeda serta
untuk membuat perbandingan hasil keuangan satu perusahaan dengan perusahaan lain atau
perbandingan hasil suatu perusahaan yang sama dari satu period ke periode lain akan sulit
dilakukan. Translasi mata uang asing selain mencatat transaksi mata uang asing, mengukur
resiko suatu perusahaan terhadap pengaruh perubahan mata uang dan berkomunikasi dengan
para pihak berkepentingan dari luar negeri. Seperti halnya dengan konsolidasi, transaksi
dalam mata uang asing, seperti pembelian barang dagang dari China oleh sebuah importer
dari Kanada, harus ditranslasikan karena laporan keuangan tidak dapat disusun dari akunakun yang dinyatakan dalam lebih dari satu mata uang.
Jika kurs nilai tukar relative stabil, translasi mata uang tidak akan lebih sukar, namun
demikian, kurs nilai tukar jarang sekali stabil. Mata uang Negara negara industry maju
menemukan nilainya secar bebas dalam pasar mata uang. Nilai tukar yang berfluktuasi sering
terjadi khususnya di Eropa Timur, Amerika Latin, dan beberapa Negara di Asia. Fluktuasi
mata uang meningkatkan jumlah nilai tukar translasi yang dapat digunakan dalam proses
translasi dan menimbulkan keuntungan dan kerugian mata uang asing.

1 Pengaruh Perubahan Kurs valuta Asing Pelaporan Korporasi

Perusahaan di Indonesia tidak hanya melakukan transaksi dengan perusahaan lokal


akan tetapi juga melakukan transaksi internasional bahkan ada yang membuka cabang di
negara lain ataupun melakukan merger dengan perusahaan luar negeri. Sehingga diperlukan
pengetahuan mendalam mengenai translasi dan konversi. Karna masalah diatas sehingga
penulis memilih tertarik untuk menyajikan materi terkait dengan translasi mata uang asing.
2.

Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud dengan translasi mata uang asing ?

2 Pengaruh Perubahan Kurs valuta Asing Pelaporan Korporasi

BAB II
PEMBAHASAN

2. 1 Defenisi
Adopsi IFRS (International Financial Reporting Standard) ke dalam PSAK
(Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) berdampak signifikan terhadap kinerja entitas.
PSAK 10 (Revisi 2010) yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2012 mengatur tentang
Bagaimana memasukkan transaksi dalam mata uang asing (valas) dan kegiatan usaha luar
negeri ke dalam laporan keuangan entitas dan menjabarkan laporan keuangan ke dalam mata
uang penyajian. Permasalahan utama yang muncul diantaranya adalah kurs mana yang akan
digunakan dan bagaimana melaporkan pengaruh perubahan kurs dalam Laporan Keuangan
entitas. Jika pada PSAK 10 yang lalu perusahaan boleh memilih untuk mencatat dan
mengukur transaksi dengan menggunakan rupiah atau functional currency, maka dengan
pengaturan PSAK 10 (revisi 2010) ini perusahaan wajib melakukan pencatatan dan
pengukuran transaksi hanya dengan menggunakan functional currency.
Sebelum melakukan konversi mata uang asing, maka harus mengetahui dan paham
megenai mata uang fungsional (Functional Currency) entitas. Mata uang fungsional berbeda
dengan mata uang penyajian laporan keuangan, namun sebagian besar jenis mata uang
fungsional adalah yang digunakan sebagai mata uang penyajian laporan keuanga.
2. 1.1 Mata Uang Pelaporan, Fungsional & Pencatatan
Pada dasarnya, mata uang fungsional (mata uang pengukuran) adalah mata uang yang
digunakan dalam transaksi pengukuran. Sedangkan mata uang pelaporan adalah mata uang
yang digunakan dalam menyajikan laporan keuangan, jika mata uan penyajian dengan mata
uang fungsional, maka entitas harus menjabarkan laporan keuangan (tranlasi) sesuai dengan
mata uang penyajian. PSAK 10 mensyaratkan bahwa suatu perusahaan mengukur
transaksinya menggunakan mata uang fungsionalnya dan membolehkan perusahaan
menyajikan laporan keuangannya dengan menggunakan mata uang apa saja. Namun PSAK
10 paragraf 38 juga menyatakan bahwa mata uang pelaporan di Indonesia adalah Rupiah.
Perusahaan diharuskan untuk mengubah mata uang pencatatan dan pelaporan ke
rupiah, apabila mata uang fungsional berubah dari bukan rupiah ke rupiah. Perubahan mata
3 Pengaruh Perubahan Kurs valuta Asing Pelaporan Korporasi

uang pencatatan dan pelaporan harus dilakukan pada awal tahun buku, tidak di tengah tahun
buku. Pernyataan ini berlaku efektif untuk penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang
mencakup periode laporan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2000. Penerapan
lebih dini dianjurkan. Dalam PSAK No 52 di berikan penjelasan tentang istilah mata uang
pelaporan, pencatatan dan fungsional sebagai berikut :

Mata uang pelaporan adalah mata uang yang digunakan dalam menyajikan laporan

keuangan.
Mata uang pencatatan adalah mata uang yang di gunakan oleh perusahaan untuk

membukukan transaksi.
Mata uang fungsional adalah mata uang dalam arti subtansi ekonomi yaitu mata uang
utama yang dicerminkan dalam kegiatan operasi perusahaan.
Tentu saja mata uang pelaporan dan pencatatan untuk badan usaha yang ada di

Indonesia adalah Rupiah. Tetapi untuk mata uang fungsionalnya bisa berupa rupiah atau mata
uang lain yang mendominasi kegiatan operasi badan usaha tersebut. Untuk menentukan
apakah mata uang tertentu merupakan mata uang yang mendominasi kegiatan operasi suatu
badan usaha, maka ada beberapa indikator yang dapat dipakai sesuai PSAK No 52:

Indikator Arus Kas


Arus kas yang berhubungan dengan kegiatan utama perusahaan didominasi oleh mata
uang tertentu.

Indikator Harga Jual


Harga jual produk perusahaan dalam periode jangka pendek sangat dipengaruhi oleh
pergerakan nilai tukar mata uang tertentu atau produk perusahaan secara dominan
dipasarkan untuk ekspor dan

Indikator Biaya
Biaya-biaya perusahaan secara dominan sangat dipengaruhi oleh pergerakan mata
uang tertentu.
Untuk menentukan seberapa dominan suatu mata uang setelah melihat ketiga

indikator di atas, biasanya menghasilkan persentase di atas 50 % dan ketiga indikator tersebut
harus dapat dipenuhi secara menyeluruh. Setelah menentukan mata uang fungsional maka
mata uang fungsional tersebut dapat dipakai untuk membuat pencatatan transaksi dan
pelaporan. Misalnya mata uang pelaporan dan pencatatan untuk badan usaha di Indonesia
4 Pengaruh Perubahan Kurs valuta Asing Pelaporan Korporasi

seharusnya adalah rupiah, tetapi mata uang fungsional badan usaha tersebut adalah US dollar,
maka badan usaha tersebut dapat membuat mata uang pencatatan dan pelaporannya dalam US
dollar juga.
Ilustrasi
Skenario I
PT Merkurius merupakan entitas yang didirikan di Indonesia. Sebagian besar transaksi
penjualan, pembelian dan pengeluaran operasi dilakukan menggunakan mata uang rupiah (Rp).
Dengan demikian, mata uang fungsional PT Merkurius adalah rupiah (Rp)
Skenario II
PT Venus merupakan entitas yang didirikan di Indonesia , sebagian besar transaksi penjualan,
pembelian dan pengeluaran operasi dilakukan menggunakan mata uang dolar AS (USD).
Dengan demikian, mata uang fungsional PT Merkurius adalah dolar AS (USD)
Skenario III
PT Mars merupakn entitas yang didirikan di Indonesia. PT Mars membeli sebagian
persediaannya dari AS dengan menggunakan mata uang Dolar AS (USD). Oleh karena itu,
PT Mars menentukan harga jual berdasarkan (USD) meskipun harga jual di catat dalam
rupiah (RP). Selain itu, PT Mars membayar manajemen puncak dalam rupiah (Rp) namun
jumlah remunerasi disetarakan dengan USD yang di bayarkan kepada manajemen puncak
serupa di entitas-entitas AS.
Dengan demikain, mata uang fungsional PT Mars adalah dolar AS (USD)
2. 2 Akuntansi Untuk Transaksi dalam Mata Uang Asing
Ketentuan PSAK No.10 tentang Transaksi Mata Uang Asing yaitu transaksi dalam
mata uang asing adalah transaksi yang didenominasi atau membutuhkan penyelesaian dalam
suatu mata uang asing, termasuk transaksi yang timbul ketika suatu perusahaan:

Membeli atau menjual barang atau jasa yang harganya didenominasi dalam suatu

mata uang asing;


Meminjam (utang) atau meminjamkan (piutang) dana yang didenominasi dalam suatu

mata uang asing;


Menjadi pihak untuk suatu perjanjian dalam valuta asing yang belum terlaksana; atau

5 Pengaruh Perubahan Kurs valuta Asing Pelaporan Korporasi

Memperoleh atau melepaskan asset, dan menimbulkan atau melunasi kewajiban yang
didenominasi dalam suatu mata uang asing.

Perlakuan akuntansi untuk transaksi dalam mata uang asing selain kontrak berjangka adalah:

Pengakuan awal
Transaksi dalam mata uang asing dibukukan dengan menggunakan kurs pada saat
terjadinya transaksi. Kurs tunai yang berlaku pada tanggal transaksi sering disebut
kurs spot (spot rate). Untuk alasan praktis, suatu kurs yang mendekati kurs tanggal
transaksi sering digunakan, contohnya, suatu kurs rata-rata selama seminggu atau
sebulan mungkin digunakan untuk seluruh transaksi dalam setiap mata uang asing
yang terjadi selama periode itu. Namun, jika kurs berfluktuasi secara signifikan,

penggunakan kurs rata-rata untuk satu periode tidak dapat diandalkan.


Pelaporan pada Tanggal Neraca Berikutnya
Pada setiap tanggal neraca:
o Pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dilaporkan ke dalam
mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tanggal neraca. Apabila terdapat
kesulitan dalam menentukan kurs tanggal neraca, maka dapat digunakan kurs
tengah Bank Indonesia sebagai indikator yang obyektif;
o Pos non-moneter tidak boleh dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal
neraca tetapi tetap harus dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal
transaksi; dan
o Pos non-moneter yang dinilai dengan nilai wajar dalam mata uang asing harus
dilaporkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat nilai tersebut
ditentukan.

Ilustrasi I
PT ABC merupakan entitas yang didirikan di Indonesia yang pelaporan keuangannya
berahkir pada tanggal 31 Desember dan menggunakan rupiah sebagai mata uang
fungsionalnya. Pada tanggal 15 Mei 2012. PT ABC membeli barang seharga US$ 100.000
dari PT XYZ dimana kurs pada saat itu US$ = Rp 9.900 PT XYZ merupakan entitas yang
diidrikan di Amerika yang menggunakan dolar Amerika (US$) sebagai mata uang
fungsionalnya.
Berdasarkan PSAK 10, maka transaksi ini harus di cata sesuai dnegan nilai sport pada
tanggal transaksi yaitu sebagai berikut :
Db. Pembelian

Rp 990.000.000

6 Pengaruh Perubahan Kurs valuta Asing Pelaporan Korporasi

Kr. Utang Usaha

Rp 990.000.000

Mencantumkan pembelian pada tanggal 15 Mei 2012

Ilustrasi II
Diasumsikan pada tanggal 31 Desember 2012 utang dagang PT ABC pada ilustrasi di atas
belum dibayar. Kurs yang berlaku pada tanggal 31 Desember 2012 $1 = Rp 10.500. Dengan
demikian utang usaha harus di sajikan ulang menggunakan kurs penutu (31 Desember 2012)
sebesar Rp 1.050.000.000
Db. Rugi Kurs

Rp 60.000.000

Kr. Utang Usaha

Rp 60.000.000

Mencantumkan pembelian pada tanggal 15 Mei 2012

Ilustrasi III
Pada tanggal 5 juli 2012 PT ABC juga melakukan transaksi pembelian sebidang tanah di
Australia untuk tujuan investasi. Sesuai dengan PSAK 13, PT ABC memutuskan
menggunakan metode biaya untuk memperhitungkan preperty investasi tersebut. Biaya
perolehan tanah adalahs ebesar US$ 4.000.000 dimana kurs yang berlaku pada tanggal 5 juni
2012 dalah sebesar 1 US$ = Rp 9.500 sementara kurs yang berlaku pada tanggal 31 desember
2012 1 US$ = Rp 9.700
Dalam ilustrasi ini property investasi akan diakuki tanggal 5 juni 2014 sebesar Rp
38.000.000.000 ($ 4.000.000 x Rp 9.500) Karena property investasi merupakan pos non
moneter yang dicatat pada nilai historis, maka penyajian nilai property investasi pada tanggal
31 Desember 2012 adalah tetap sebesar Rp 38.000.000.000

Ilustrasi IV
Pada tanggal 1 Oktober 2012, Pt ABC membeli kepemilikan saham beberapa entitas
diamerika untuk tujuan spekulasi. Berdasarkan PSAK 55, perhitungan investasi dalam
7 Pengaruh Perubahan Kurs valuta Asing Pelaporan Korporasi

sekuritas dilakukan berdasarkan nilai pasar (Mark to Market). Biaya investasi saham yang
dikeluarkan PT ABC adalah sebesar US$ 120.000 dan harga tercatanya pada tanggal 31
Desember 2012 adalah sebesar US$ 165.000. Sementara Nilai Kurs pada tanggal 1 Oktober
2012 dan 31Desember 202 masing-masing US$1 = Rp 9.700 dan US$1 = Rp 9.600.
Pada ilustrasi ini, investasi dalam sekuritas yaang diakui pada tanggal 31 Oktober 2012 pada
jumlah Rp 1.164.000.000 (US$ 120.000 x Rp 9.700)
Karena investasi dalam securitas merupakan pos non moneter, maka pada tanggal 31
desember 2012 harus disajikan ulang menggunakan kurs penutupan yaitu sebesar Rp
1.584.000.000 (US$165.00 x Rp 9.600)
2. 2 . 1 Moneter Vs Nonmoneter
Non monetary aset adalah aset yang nilainya dapat berubah-ubah dari waktu ke waktu
sesuai dengan kesepaktan mengenai daya beli uang yang ingin dipertahankan. Dengan kata
lain pengertian non monetary asset adalah jenis aset yang tidak memiliki nilai tukar yang
tetap, tapi yang nilainya tergantung pada kondisi ekonomi. Contoh non monetary asset yaitu
persedian, bahan baku, propert, tanah dan peralatan lainnya.
Sedangkan pengertian monetary asset adalah aset yang nilainya cenderung tetap
apabila dikonversikan menjadi ka s/ uang tunai. Dengan demikian 1 juta uang cash saat uni
nilainya akan sama pada 1 tahun kedepan. Contoh monetary asset adalah kas, piutang dan
wesel tagih
2. 2 . 2 Pengakuan Selisih Kurs
Selisih kurs timbul apabila terdapat perubahan kurs antara tanggal transaksi dan
tanggal penyelesaian (settlement date) pos moneter yang timbul dari transaksi dalam mata
uang asing. Bila timbulnya dan penyelesaian suatu transaksi berada dalam suatu periode
akuntansi yang sama, maka seluruh selisih kurs diakui dalam periode tersebut. Namun jika
timbulnya dan diselesaikannya suatu transaksi berada dalam beberapa periode akuntansi,
maka selisih kurs harus diakui untuk setiap periode akuntansi dengan memperhitungkan
perubahan kurs untuk masing-masing periode.
Terdapat dua cara untuk menangani selisih kurs, yaitu perspektif satu transaksi dan
perspektif dua transaksi. Dalam perspektif satu transaksi, transaksi dagang dan transaksi
pelunasan dipandang sebagai transaksi tunggal dan selisih kurs disesuaikan dengan transaksi
dagang. Dalam perspektif dua transaksi, transaksi dagang dan transaksi pelunasan dipandang
8 Pengaruh Perubahan Kurs valuta Asing Pelaporan Korporasi

sebagai dua transaksi yang berbeda dan selisih kurs dicatat secara terpisah sebagai laba atau
rugi kurs.
Ilustrasi I
Pada tanggal 10 April 2011 PT INA berkdudukan di Bandung membeli barang
dagangan dengan harga faktur S$100.000 dari PT S yang berkedudukan di
Malaysia. Kurs saat itu S$1 =Rp6.600. pembelian dilakukan secara kredit untuk
masa 3 bulan; kurs tanggal 10 Juli 2011 S$1 =Rp6.700

Pada tanggal 10 April 2011, utang PT INA adalah Rp660 juta; sedangkan utang
tanggal 10 Juli 2011 adalah Rp670 juta sehingga terdapat selisih kurs Rp10 juta

Dari contoh di atas, bila digunakan perspektif satu transaksi. Jurnal yang dibuat adalah
sebagai berikut:
10 April 2011
Db. Pembelian
Kr. Utang dagang

Rp 660.000.000
Rp 660.000.000

(Mencatat Pembelian)
10 Juli 2011
Db. Utang dagang
Kr. Kas

Rp 670.000.000
Rp 670.000.000

(Mencata pelunasan utang)


Db. Pembelian
Kr. Utang Dagang

Rp 10.000.000
Rp 10.000.000

(Mencata Selisih Kurs)


Bila digunakan perspektif dua transaksi jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:
10 April 2011

9 Pengaruh Perubahan Kurs valuta Asing Pelaporan Korporasi

Db. Pembelian
Kr. Utang dagang

Rp 660.000.000
Rp 660.000.000

(Mencatat Pembelian)
10 Juli 2011
Db. Utang dagang

Rp 660.000.000

Db. Rugi kurs

Rp 10.000.000

Kr. Kas

Rp 670.000.000

(Mencata pelunasan utang)


PSAK 10 mensyaratkan perspektif dua transaksi
2. 3 Akuntansi Untuk Transaksi dalam Mata Uang Asing
Translasi mata uang asing adalah proses pelaporan informasi keuangan dari satu
mata uang ke mata uang lainnya.Translasi mata uang asing dilakukan untuk mempersiapkan
laporan keuangan gabungan yang memberikan laporan pada pembaca informasi mengenai
operasional perusahaan secara global, dengan memperhitungkan laporan keuangan mata
uang asing dari anak perusahaan terhadap mata uang asing induk perusahaan.
Translasi atas laporan keuangan dari entitas anak menggunakan mata uang asing
yang menggunakan mata uang asing dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Aset dan liabilitas ditranslasi menggunakan kurs pada tanggal pelaporan


Transaksi ekuitas ditranslasi menggunakan kurs pada tanggal transaksi
Pendapat dan beban ditranslasi menggunakan kurs pada tanggal transaksi namu juga

dapat menggunkan kurs rata-rata.


Perbedaan yan timbul dari transaksi diakui sebagi penghasilan komprehensif lainnya.
Laporan arus kas ditranslasi menggunakan kurs pada tanggal transaksi, namu dapat

juga menggunakan kurs rata-rata.


Sebagai catatan, penggunaan kurs rata-rata untuk pendapatan dan beban di
perbolehkan apabila fluktuatif kurs selama periode pelaporan keuangan stabil.
Perusahaan yang beroperasi secara internasional menggunakan berbagai metode

untuk menyatakan aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban yang dinyatakan dalam mata
uang asing menjadi mata uang domestik. Metode translasi ini dapat dikualifikasikan menjadi
dua jenis : metode yang menggunakan kurs translasi tunggal untuk menyajikan ulang saldo
dalam mata uang asing ke dalam nilai ekuivalen dalam mata uang domestik dan metode
10 Pengaruh Perubahan Kurs valuta Asing Pelaporan Korporasi

yang menggunakan berbagai macam kurs.

Metode Kurs Tunggal


Metode kurs tunggal, telah lama populer di eropa. Penggunaan nilai tukar kurs
tunggal, kurs sekarang dan kurs penutupan untuk semua aset dan kewajiban mata

uang asing.
Metode Kurs Ganda
Metode kurs ganda merupakan kombinasi kurs sekarang dan kurs historis dalam
proses translasinya.
o
Metode current-noncurrent
Aktiva lancar dan kewajiban lancar anak perusahaan luar negeri
ditranslasikan ke dalam mata uang pelaporan induk prusahaannya
berdasarkan kurs sekarang. Aktiva dan kewajiban tidak lancar
ditranslasikan berdasarkan kurs historis. Pos-pos laba rugi ( kecuali
penyusutan) ditranslasikan sebesar kurs rata-rata yang berlaku. Beban
depresiasi dan amortisasi ditranslasikan sebesar kurs historis yang tercatat
saat aktiva tersebut diperoleh. Metode ini tidak mempertimbangkan unsur
o

ekonomis.
Metode monetary dan nonmonetary
Menggunakan skema klasifikasi neraca untuk menentukan kurs
klasifikasi

translasi

yang

tepat. Aktiva

dan

kewjiban

moneter

ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Pos-pos nin moneter aktiva tetap


investasi jangka panjang dan persediaan investor di translasikan dengan
mnggunakan kurs historis. Pos-pos laporan laba rugi di translasikan
dengan menggunakan prosedur yang sama dengan konsep currentnoncurrent. Metode ini melihat bahwa aktiva dan kwajiban menghadapi
resiko mata uang asing. Metode moneter-nonmoneter bergantung pada
klasifikasi skema neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat. Hal
ini

dapat

menghasilkan hasil

yang kurang tepat. Metode

ini

mentranslasikan seluruh aktiva non moneter berdasarkan kurs historis


yang tidak cukup memadai untuk aktiva yang dinyatakan sebesar nilai
pasar kininya. Metode ini juga akan mendistorsikan marjin laba karena
emmbandingkan harga dan kurs translasi kini dengan biaya penjualan
ynag diukur sebesar biaya perolehan dan kurs translasi historis.
o

Metode sementara
Translasi mata uang asing merupakan proses konversi pengukurab atau

11 Pengaruh Perubahan Kurs valuta Asing Pelaporan Korporasi

penyajian ulang nilai tertentu. metode ini tidak mengubah atribut suatu
pos yang diukur melainkan hanya mengubah unit pengukuran. Kas diukur
berdasarkan jumlah ynag dimiliki pada tanggal neraca. Piutang dan utang
dinyatakan sebesar jumlah yang diperkitrakan akan diterima atau akan
dibayarkan pada saat jatuh temponya. Aktiva dan kewajiban lain diukur
sebesar harga uang saat pos-pos tersebut diakuisisi atau terjadi ( harga
historis). Namun beberapa pos diukur sebesar harga yang terjadi per
tanggal laporan keuangan (harga kini), seperti persediaan berdasarkan
aturan mana yang lebih rendah antara biaya perolehan atau harga pasar.
Metode temporal memiliki keuntungan dan kerugian yang sama dengan
metode moneter nonmoneter karena sengaja mengabaikan inflasi lokal.
Metode ini memiliki keterbatasan

dengan metode translasi lain.

Akuntansi biaya historis juga mengabaikan inflasi.

:
Ilustrasi I
ABC Corporation sebuah perusahaan export & import yang berdomisili di United Stated of
Amerika (USA) memiliki piutang (Receivable) dan hutang (Payable) dalam unit mata uang
asing (foreign currency units).
Berikut ini data sebelum dilakukan penyesuaian (adjustment) pada akhir tahun (31
Desember 2013), sebagai berikut :

12 Pengaruh Perubahan Kurs valuta Asing Pelaporan Korporasi

Foreign Currency

Rate On
Date Of
Transaction

Current
Unit

Per Books
In U.S.
Dollars

Current
Rate On
31/12/13

Account Receivable
denominated in Foreign
Currency
20
0,000
30
0,000
40
0,000
5,00
0,000

British Pound
Euros
Swedish Krona
Japanese Yen

326,000

$
1.6400

0.6700

201,000

0.6750

0.6800

272,000

0.6900

0.0090

45,000

0.0085

1.6300

844,000

160,000

$
0.8500

0.6650

199,500

0.6500

0.0080

80,000

0.0085

Account Payable denominated in


Foreign Currency
20
0,000
30
0,000
10,00
0,000

Canadian Dollars
Swedish Krona
Japanese Yen

0.8000

439,500

Diminta:
Buat perhitungan piutang (Receivable) dan hutang (payable) yang harus dilaporkan pada Neraca
ABC Corporation per 31 Desember 2005.

Hitung gains & losses individual untuk masing-masing Receivable dan Payables serta net
exchange gains / losses yang akan dilaporkan pada Laporan Laba Rugi (Income statement) ABC
Corporation tahun 2005.

Jawabannya

Per Books
Account Receivable
British Pound (200.000 x 1.6300)
Euros (300.000 x 0.6700)
Swedish Krona (400.000 x 0.6800)

326,000
201,000
272,000

Balance Sheet

Exchange Gain
or (Loss)

328,000
202,500
276,000

13 Pengaruh Perubahan Kurs valuta Asing Pelaporan Korporasi

(2,000)
(1,500)
(4,000)

Japanese Yen (5.000.000 x 0.0009)


$
Account Payable
Canadian Dollars (200.000 x 0.8500)
Swedish Krona
Japanese Yen

45,000
844,000
160,000
199,500
80,000
439,500

$
$

42,500
849,000
170,000
195,000
85,000
450,000

Net Exchange Gain

2,500
-5000
$

(10,000)
4,500
(5,000)
(10,500)

5,500

http://maristafitri.blogspot.co.id/2015/05/translasi-mata-uang-asingakuntansi.html

http://ruangemy.blogspot.co.id/2013/03/cogm-cogs.html

14 Pengaruh Perubahan Kurs valuta Asing Pelaporan Korporasi

http://esarinaindriani.blogspot.co.id/2015/04/bab-5-transaksi-mata-uangasing.html

https://kartikagaby.wordpress.com/2014/06/12/transaksi-mata-uang-asingakuntansi-internasional/

http://mochrizal212.blogspot.co.id/2015/04/translasi-mata-uang-asing.html

http://sukman21.blogspot.co.id/2015/05/makalah-translasi-mata-uang.html

http://dokumen.tips/documents/tugas-makalah-pelaporan-transaksi-mata-uangasing.html

https://elraihany.wordpress.com/2013/06/18/pengaruh-perubahan-kurs-valutaasing-psak-10/

https://januarishaq.wordpress.com/2014/10/30/aplikasi-mudah-dan-praktis-psak10-revisi-2010-pengaruh-perubahan-kurs-valuta-asing-2/

https://developmant.wordpress.com/2012/12/04/makalah-valuta-asing-dan-kurs/

15 Pengaruh Perubahan Kurs valuta Asing Pelaporan Korporasi

Anda mungkin juga menyukai