PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Perusahaan dengan operasi luar negeri yang signifikan menyusun laporan keuangan
Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 Defenisi
Adopsi IFRS (International Financial Reporting Standard) ke dalam PSAK
(Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) berdampak signifikan terhadap kinerja entitas.
PSAK 10 (Revisi 2010) yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2012 mengatur tentang
Bagaimana memasukkan transaksi dalam mata uang asing (valas) dan kegiatan usaha luar
negeri ke dalam laporan keuangan entitas dan menjabarkan laporan keuangan ke dalam mata
uang penyajian. Permasalahan utama yang muncul diantaranya adalah kurs mana yang akan
digunakan dan bagaimana melaporkan pengaruh perubahan kurs dalam Laporan Keuangan
entitas. Jika pada PSAK 10 yang lalu perusahaan boleh memilih untuk mencatat dan
mengukur transaksi dengan menggunakan rupiah atau functional currency, maka dengan
pengaturan PSAK 10 (revisi 2010) ini perusahaan wajib melakukan pencatatan dan
pengukuran transaksi hanya dengan menggunakan functional currency.
Sebelum melakukan konversi mata uang asing, maka harus mengetahui dan paham
megenai mata uang fungsional (Functional Currency) entitas. Mata uang fungsional berbeda
dengan mata uang penyajian laporan keuangan, namun sebagian besar jenis mata uang
fungsional adalah yang digunakan sebagai mata uang penyajian laporan keuanga.
2. 1.1 Mata Uang Pelaporan, Fungsional & Pencatatan
Pada dasarnya, mata uang fungsional (mata uang pengukuran) adalah mata uang yang
digunakan dalam transaksi pengukuran. Sedangkan mata uang pelaporan adalah mata uang
yang digunakan dalam menyajikan laporan keuangan, jika mata uan penyajian dengan mata
uang fungsional, maka entitas harus menjabarkan laporan keuangan (tranlasi) sesuai dengan
mata uang penyajian. PSAK 10 mensyaratkan bahwa suatu perusahaan mengukur
transaksinya menggunakan mata uang fungsionalnya dan membolehkan perusahaan
menyajikan laporan keuangannya dengan menggunakan mata uang apa saja. Namun PSAK
10 paragraf 38 juga menyatakan bahwa mata uang pelaporan di Indonesia adalah Rupiah.
Perusahaan diharuskan untuk mengubah mata uang pencatatan dan pelaporan ke
rupiah, apabila mata uang fungsional berubah dari bukan rupiah ke rupiah. Perubahan mata
3 Pengaruh Perubahan Kurs valuta Asing Pelaporan Korporasi
uang pencatatan dan pelaporan harus dilakukan pada awal tahun buku, tidak di tengah tahun
buku. Pernyataan ini berlaku efektif untuk penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang
mencakup periode laporan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2000. Penerapan
lebih dini dianjurkan. Dalam PSAK No 52 di berikan penjelasan tentang istilah mata uang
pelaporan, pencatatan dan fungsional sebagai berikut :
Mata uang pelaporan adalah mata uang yang digunakan dalam menyajikan laporan
keuangan.
Mata uang pencatatan adalah mata uang yang di gunakan oleh perusahaan untuk
membukukan transaksi.
Mata uang fungsional adalah mata uang dalam arti subtansi ekonomi yaitu mata uang
utama yang dicerminkan dalam kegiatan operasi perusahaan.
Tentu saja mata uang pelaporan dan pencatatan untuk badan usaha yang ada di
Indonesia adalah Rupiah. Tetapi untuk mata uang fungsionalnya bisa berupa rupiah atau mata
uang lain yang mendominasi kegiatan operasi badan usaha tersebut. Untuk menentukan
apakah mata uang tertentu merupakan mata uang yang mendominasi kegiatan operasi suatu
badan usaha, maka ada beberapa indikator yang dapat dipakai sesuai PSAK No 52:
Indikator Biaya
Biaya-biaya perusahaan secara dominan sangat dipengaruhi oleh pergerakan mata
uang tertentu.
Untuk menentukan seberapa dominan suatu mata uang setelah melihat ketiga
indikator di atas, biasanya menghasilkan persentase di atas 50 % dan ketiga indikator tersebut
harus dapat dipenuhi secara menyeluruh. Setelah menentukan mata uang fungsional maka
mata uang fungsional tersebut dapat dipakai untuk membuat pencatatan transaksi dan
pelaporan. Misalnya mata uang pelaporan dan pencatatan untuk badan usaha di Indonesia
4 Pengaruh Perubahan Kurs valuta Asing Pelaporan Korporasi
seharusnya adalah rupiah, tetapi mata uang fungsional badan usaha tersebut adalah US dollar,
maka badan usaha tersebut dapat membuat mata uang pencatatan dan pelaporannya dalam US
dollar juga.
Ilustrasi
Skenario I
PT Merkurius merupakan entitas yang didirikan di Indonesia. Sebagian besar transaksi
penjualan, pembelian dan pengeluaran operasi dilakukan menggunakan mata uang rupiah (Rp).
Dengan demikian, mata uang fungsional PT Merkurius adalah rupiah (Rp)
Skenario II
PT Venus merupakan entitas yang didirikan di Indonesia , sebagian besar transaksi penjualan,
pembelian dan pengeluaran operasi dilakukan menggunakan mata uang dolar AS (USD).
Dengan demikian, mata uang fungsional PT Merkurius adalah dolar AS (USD)
Skenario III
PT Mars merupakn entitas yang didirikan di Indonesia. PT Mars membeli sebagian
persediaannya dari AS dengan menggunakan mata uang Dolar AS (USD). Oleh karena itu,
PT Mars menentukan harga jual berdasarkan (USD) meskipun harga jual di catat dalam
rupiah (RP). Selain itu, PT Mars membayar manajemen puncak dalam rupiah (Rp) namun
jumlah remunerasi disetarakan dengan USD yang di bayarkan kepada manajemen puncak
serupa di entitas-entitas AS.
Dengan demikain, mata uang fungsional PT Mars adalah dolar AS (USD)
2. 2 Akuntansi Untuk Transaksi dalam Mata Uang Asing
Ketentuan PSAK No.10 tentang Transaksi Mata Uang Asing yaitu transaksi dalam
mata uang asing adalah transaksi yang didenominasi atau membutuhkan penyelesaian dalam
suatu mata uang asing, termasuk transaksi yang timbul ketika suatu perusahaan:
Membeli atau menjual barang atau jasa yang harganya didenominasi dalam suatu
Memperoleh atau melepaskan asset, dan menimbulkan atau melunasi kewajiban yang
didenominasi dalam suatu mata uang asing.
Perlakuan akuntansi untuk transaksi dalam mata uang asing selain kontrak berjangka adalah:
Pengakuan awal
Transaksi dalam mata uang asing dibukukan dengan menggunakan kurs pada saat
terjadinya transaksi. Kurs tunai yang berlaku pada tanggal transaksi sering disebut
kurs spot (spot rate). Untuk alasan praktis, suatu kurs yang mendekati kurs tanggal
transaksi sering digunakan, contohnya, suatu kurs rata-rata selama seminggu atau
sebulan mungkin digunakan untuk seluruh transaksi dalam setiap mata uang asing
yang terjadi selama periode itu. Namun, jika kurs berfluktuasi secara signifikan,
Ilustrasi I
PT ABC merupakan entitas yang didirikan di Indonesia yang pelaporan keuangannya
berahkir pada tanggal 31 Desember dan menggunakan rupiah sebagai mata uang
fungsionalnya. Pada tanggal 15 Mei 2012. PT ABC membeli barang seharga US$ 100.000
dari PT XYZ dimana kurs pada saat itu US$ = Rp 9.900 PT XYZ merupakan entitas yang
diidrikan di Amerika yang menggunakan dolar Amerika (US$) sebagai mata uang
fungsionalnya.
Berdasarkan PSAK 10, maka transaksi ini harus di cata sesuai dnegan nilai sport pada
tanggal transaksi yaitu sebagai berikut :
Db. Pembelian
Rp 990.000.000
Rp 990.000.000
Ilustrasi II
Diasumsikan pada tanggal 31 Desember 2012 utang dagang PT ABC pada ilustrasi di atas
belum dibayar. Kurs yang berlaku pada tanggal 31 Desember 2012 $1 = Rp 10.500. Dengan
demikian utang usaha harus di sajikan ulang menggunakan kurs penutu (31 Desember 2012)
sebesar Rp 1.050.000.000
Db. Rugi Kurs
Rp 60.000.000
Rp 60.000.000
Ilustrasi III
Pada tanggal 5 juli 2012 PT ABC juga melakukan transaksi pembelian sebidang tanah di
Australia untuk tujuan investasi. Sesuai dengan PSAK 13, PT ABC memutuskan
menggunakan metode biaya untuk memperhitungkan preperty investasi tersebut. Biaya
perolehan tanah adalahs ebesar US$ 4.000.000 dimana kurs yang berlaku pada tanggal 5 juni
2012 dalah sebesar 1 US$ = Rp 9.500 sementara kurs yang berlaku pada tanggal 31 desember
2012 1 US$ = Rp 9.700
Dalam ilustrasi ini property investasi akan diakuki tanggal 5 juni 2014 sebesar Rp
38.000.000.000 ($ 4.000.000 x Rp 9.500) Karena property investasi merupakan pos non
moneter yang dicatat pada nilai historis, maka penyajian nilai property investasi pada tanggal
31 Desember 2012 adalah tetap sebesar Rp 38.000.000.000
Ilustrasi IV
Pada tanggal 1 Oktober 2012, Pt ABC membeli kepemilikan saham beberapa entitas
diamerika untuk tujuan spekulasi. Berdasarkan PSAK 55, perhitungan investasi dalam
7 Pengaruh Perubahan Kurs valuta Asing Pelaporan Korporasi
sekuritas dilakukan berdasarkan nilai pasar (Mark to Market). Biaya investasi saham yang
dikeluarkan PT ABC adalah sebesar US$ 120.000 dan harga tercatanya pada tanggal 31
Desember 2012 adalah sebesar US$ 165.000. Sementara Nilai Kurs pada tanggal 1 Oktober
2012 dan 31Desember 202 masing-masing US$1 = Rp 9.700 dan US$1 = Rp 9.600.
Pada ilustrasi ini, investasi dalam sekuritas yaang diakui pada tanggal 31 Oktober 2012 pada
jumlah Rp 1.164.000.000 (US$ 120.000 x Rp 9.700)
Karena investasi dalam securitas merupakan pos non moneter, maka pada tanggal 31
desember 2012 harus disajikan ulang menggunakan kurs penutupan yaitu sebesar Rp
1.584.000.000 (US$165.00 x Rp 9.600)
2. 2 . 1 Moneter Vs Nonmoneter
Non monetary aset adalah aset yang nilainya dapat berubah-ubah dari waktu ke waktu
sesuai dengan kesepaktan mengenai daya beli uang yang ingin dipertahankan. Dengan kata
lain pengertian non monetary asset adalah jenis aset yang tidak memiliki nilai tukar yang
tetap, tapi yang nilainya tergantung pada kondisi ekonomi. Contoh non monetary asset yaitu
persedian, bahan baku, propert, tanah dan peralatan lainnya.
Sedangkan pengertian monetary asset adalah aset yang nilainya cenderung tetap
apabila dikonversikan menjadi ka s/ uang tunai. Dengan demikian 1 juta uang cash saat uni
nilainya akan sama pada 1 tahun kedepan. Contoh monetary asset adalah kas, piutang dan
wesel tagih
2. 2 . 2 Pengakuan Selisih Kurs
Selisih kurs timbul apabila terdapat perubahan kurs antara tanggal transaksi dan
tanggal penyelesaian (settlement date) pos moneter yang timbul dari transaksi dalam mata
uang asing. Bila timbulnya dan penyelesaian suatu transaksi berada dalam suatu periode
akuntansi yang sama, maka seluruh selisih kurs diakui dalam periode tersebut. Namun jika
timbulnya dan diselesaikannya suatu transaksi berada dalam beberapa periode akuntansi,
maka selisih kurs harus diakui untuk setiap periode akuntansi dengan memperhitungkan
perubahan kurs untuk masing-masing periode.
Terdapat dua cara untuk menangani selisih kurs, yaitu perspektif satu transaksi dan
perspektif dua transaksi. Dalam perspektif satu transaksi, transaksi dagang dan transaksi
pelunasan dipandang sebagai transaksi tunggal dan selisih kurs disesuaikan dengan transaksi
dagang. Dalam perspektif dua transaksi, transaksi dagang dan transaksi pelunasan dipandang
8 Pengaruh Perubahan Kurs valuta Asing Pelaporan Korporasi
sebagai dua transaksi yang berbeda dan selisih kurs dicatat secara terpisah sebagai laba atau
rugi kurs.
Ilustrasi I
Pada tanggal 10 April 2011 PT INA berkdudukan di Bandung membeli barang
dagangan dengan harga faktur S$100.000 dari PT S yang berkedudukan di
Malaysia. Kurs saat itu S$1 =Rp6.600. pembelian dilakukan secara kredit untuk
masa 3 bulan; kurs tanggal 10 Juli 2011 S$1 =Rp6.700
Pada tanggal 10 April 2011, utang PT INA adalah Rp660 juta; sedangkan utang
tanggal 10 Juli 2011 adalah Rp670 juta sehingga terdapat selisih kurs Rp10 juta
Dari contoh di atas, bila digunakan perspektif satu transaksi. Jurnal yang dibuat adalah
sebagai berikut:
10 April 2011
Db. Pembelian
Kr. Utang dagang
Rp 660.000.000
Rp 660.000.000
(Mencatat Pembelian)
10 Juli 2011
Db. Utang dagang
Kr. Kas
Rp 670.000.000
Rp 670.000.000
Rp 10.000.000
Rp 10.000.000
Db. Pembelian
Kr. Utang dagang
Rp 660.000.000
Rp 660.000.000
(Mencatat Pembelian)
10 Juli 2011
Db. Utang dagang
Rp 660.000.000
Rp 10.000.000
Kr. Kas
Rp 670.000.000
untuk menyatakan aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban yang dinyatakan dalam mata
uang asing menjadi mata uang domestik. Metode translasi ini dapat dikualifikasikan menjadi
dua jenis : metode yang menggunakan kurs translasi tunggal untuk menyajikan ulang saldo
dalam mata uang asing ke dalam nilai ekuivalen dalam mata uang domestik dan metode
10 Pengaruh Perubahan Kurs valuta Asing Pelaporan Korporasi
uang asing.
Metode Kurs Ganda
Metode kurs ganda merupakan kombinasi kurs sekarang dan kurs historis dalam
proses translasinya.
o
Metode current-noncurrent
Aktiva lancar dan kewajiban lancar anak perusahaan luar negeri
ditranslasikan ke dalam mata uang pelaporan induk prusahaannya
berdasarkan kurs sekarang. Aktiva dan kewajiban tidak lancar
ditranslasikan berdasarkan kurs historis. Pos-pos laba rugi ( kecuali
penyusutan) ditranslasikan sebesar kurs rata-rata yang berlaku. Beban
depresiasi dan amortisasi ditranslasikan sebesar kurs historis yang tercatat
saat aktiva tersebut diperoleh. Metode ini tidak mempertimbangkan unsur
o
ekonomis.
Metode monetary dan nonmonetary
Menggunakan skema klasifikasi neraca untuk menentukan kurs
klasifikasi
translasi
yang
tepat. Aktiva
dan
kewjiban
moneter
dapat
menghasilkan hasil
ini
Metode sementara
Translasi mata uang asing merupakan proses konversi pengukurab atau
penyajian ulang nilai tertentu. metode ini tidak mengubah atribut suatu
pos yang diukur melainkan hanya mengubah unit pengukuran. Kas diukur
berdasarkan jumlah ynag dimiliki pada tanggal neraca. Piutang dan utang
dinyatakan sebesar jumlah yang diperkitrakan akan diterima atau akan
dibayarkan pada saat jatuh temponya. Aktiva dan kewajiban lain diukur
sebesar harga uang saat pos-pos tersebut diakuisisi atau terjadi ( harga
historis). Namun beberapa pos diukur sebesar harga yang terjadi per
tanggal laporan keuangan (harga kini), seperti persediaan berdasarkan
aturan mana yang lebih rendah antara biaya perolehan atau harga pasar.
Metode temporal memiliki keuntungan dan kerugian yang sama dengan
metode moneter nonmoneter karena sengaja mengabaikan inflasi lokal.
Metode ini memiliki keterbatasan
:
Ilustrasi I
ABC Corporation sebuah perusahaan export & import yang berdomisili di United Stated of
Amerika (USA) memiliki piutang (Receivable) dan hutang (Payable) dalam unit mata uang
asing (foreign currency units).
Berikut ini data sebelum dilakukan penyesuaian (adjustment) pada akhir tahun (31
Desember 2013), sebagai berikut :
Foreign Currency
Rate On
Date Of
Transaction
Current
Unit
Per Books
In U.S.
Dollars
Current
Rate On
31/12/13
Account Receivable
denominated in Foreign
Currency
20
0,000
30
0,000
40
0,000
5,00
0,000
British Pound
Euros
Swedish Krona
Japanese Yen
326,000
$
1.6400
0.6700
201,000
0.6750
0.6800
272,000
0.6900
0.0090
45,000
0.0085
1.6300
844,000
160,000
$
0.8500
0.6650
199,500
0.6500
0.0080
80,000
0.0085
Canadian Dollars
Swedish Krona
Japanese Yen
0.8000
439,500
Diminta:
Buat perhitungan piutang (Receivable) dan hutang (payable) yang harus dilaporkan pada Neraca
ABC Corporation per 31 Desember 2005.
Hitung gains & losses individual untuk masing-masing Receivable dan Payables serta net
exchange gains / losses yang akan dilaporkan pada Laporan Laba Rugi (Income statement) ABC
Corporation tahun 2005.
Jawabannya
Per Books
Account Receivable
British Pound (200.000 x 1.6300)
Euros (300.000 x 0.6700)
Swedish Krona (400.000 x 0.6800)
326,000
201,000
272,000
Balance Sheet
Exchange Gain
or (Loss)
328,000
202,500
276,000
(2,000)
(1,500)
(4,000)
45,000
844,000
160,000
199,500
80,000
439,500
$
$
42,500
849,000
170,000
195,000
85,000
450,000
2,500
-5000
$
(10,000)
4,500
(5,000)
(10,500)
5,500
http://maristafitri.blogspot.co.id/2015/05/translasi-mata-uang-asingakuntansi.html
http://ruangemy.blogspot.co.id/2013/03/cogm-cogs.html
http://esarinaindriani.blogspot.co.id/2015/04/bab-5-transaksi-mata-uangasing.html
https://kartikagaby.wordpress.com/2014/06/12/transaksi-mata-uang-asingakuntansi-internasional/
http://mochrizal212.blogspot.co.id/2015/04/translasi-mata-uang-asing.html
http://sukman21.blogspot.co.id/2015/05/makalah-translasi-mata-uang.html
http://dokumen.tips/documents/tugas-makalah-pelaporan-transaksi-mata-uangasing.html
https://elraihany.wordpress.com/2013/06/18/pengaruh-perubahan-kurs-valutaasing-psak-10/
https://januarishaq.wordpress.com/2014/10/30/aplikasi-mudah-dan-praktis-psak10-revisi-2010-pengaruh-perubahan-kurs-valuta-asing-2/
https://developmant.wordpress.com/2012/12/04/makalah-valuta-asing-dan-kurs/