Anda di halaman 1dari 9

MATERI

AKUNTANSI KEUANGAN
LANJUTAN 2

Universitas Muhammadiyah Bengkulu


Hesti Setiorini, S.Akt., M.Ak.
Dosen Akuntansi

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2023

1
Bab 2
Akuntansi Multinasional: Transaksi Laporan
Keuangan Entitas Asing

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari Bab ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan:
1. Tentang Perbedaan Dalam Prinsip Akuntansi
2. Bagaimana Penentuan Mata Uang Fungsional
3. Tentang Translasi Versus Pengukuran Kembali Laporan Keuangan Asing
4. Tentang Translasi Laporan Keuangan Mata Uang Fugsional Menjadi Mata
Uang Pelaporan Perusahaan Indonesia
5. Pengukuran Kembali Pembukuan ke dalam Mata Uang Fungsional
6. Investasi Asing dan Entitas Anak yang Tidak Dikonsolidasikan
7. Lindung Nilai Atas Investasi Neto Pada Entitas Anak di Luar Negeri
8. Persyaratan Pengungkapan

2
1. Perbedaan Dalam Prinsip Akuntansi

Bab ini akan membahas tentang translasi (penjabaran) laporan


keuangan entitas usaha luar negeri ke rupiah. Penyajian kembali ini
diperlukan, sebelum laporan keuangan tersebut digabungkan atau
dikonsolidasikan dengan laporan keuangan induk perusahaan di
Indonesia, yang sudah dinyatakan dalam rupiah.

Pada saat penyusunan laporan keuangan, akuntan harus


mempertimbangkan perbedaan dalam prinsip-prinsip akuntansi dan
perbedaan dalam mata uang yang digunakan untuk mengukur operasi
entitas luar negeri.

Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh entitas induk di


Indonesia dalam proses translasi dan konsolidasi anak perusahaan di luar
negeri, adalah:

1. Menerima laporan anak perusahaan dimana mereka berasal


2. Menyajikan laporan keuangan tersebut agar sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
3. Menstranslasikan laporan keuangan yang diukur dalam mata uang
asing menjadi nilai setara dalam rupiah. Tiap saldo akun entitas luar
negeri masing-masing harus ditranslasikan menjadi nilai setara
rupiah sebagai berikut:

Akun yang diukur x Nilai tukar = Akun yang diukur


dalam unit mata uang yang sesuai dalam nilai setara
asing rupiah

4. Mengonsolidasi akun-akun anak perusahaan yang telah


ditranslasikan, yang sudah diukur dalam rupiah, dengan akun-akun
induk perusahaan.

• Faktor yang mempengaruhi perkembangan standar akuntansi dan


profesi akuntan di suatu Negara, antara lain: Kondisi perekonomian
suatu Negara; masalah hukum; pendidikan dan sistem politik;
perkembangan teknologi; budaya dan tradisi dan sosial.
• IASB (International Accounting Standards Board) adalah Badan
yang memperoleh mandat untuk menyusun seperangkat standar
laporan keuangan internasional dan mendorong seluruh pihak untuk
mengadopsi standar yang berlaku secara internasional.

3
• IASB terdiri dari 14 anggota, antara lain 12 anggota penuh (bekerja
full time untuk IASB); 5 anggota berlatar belakang auditor, 3 anggota
berlatar belakang penyusun laporan keuangan (dari manajemen), 3
anggota berlatar belakang pengguna laporan keuangan, 1 anggota
berlatar belakang akademisi dan 2 anggota lainya berlatar belakang
dari bidang lainya.
• Standar pelaporan keuangan yang direkomendasikan oleh IASB
adalah IFRS (International Financial Reportig Standards).
• Bentuk pelaporan keuangan yang juga berpengaruh adalah GAAP
(Generally Accepted Accounting Principles) Amerika Serikat.
• Adanya berbagai bentuk standar akuntansi memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap perusahaan baik di Indonesia maupun
multinasional, karena penyusunan laporan keuangan harus
menggunakan standar akuntansi dimana mereka berdomisili.
• FASB (Financial Accounting Standards Board) bekerja sama
dengan IASB untuk untuk meningkatkan kualitas standar pelaporan
internasional dan mengonversikan kedua standar tersebut dan
sepakat untuk meningkatkan kualitas standar pelaporan keuangan
dengan meminimalisasi perbedaan diantara mereka.

2. Penentuan Mata Uang Fungsional


Fenomena utama pada laporan keuangan yang harus ditranslasikan dari
mata uang asing ke rupiah adalah:
1. Nilai tukar manakah yang harus digunakan untuk menstranslasikan
nilai mata uang asing menjadi mata uang domestik?
2. Bagaimana seharusnya perlakuan atas keuntungan dan kerugian
tersebut? Haruskah hal tersebut dimasukka dalam laba rugi?

Ada tiga (3) kemungkinan nilai tukar yang digunakan dalam mengonversi
nilai mata uang asing menjadi rupiah:
1. Nilai Tukar Sekarang; merupakan nilai tukar pada tanggal akhir
neraca.
2. Nilai Tukar Historis; merupakan nilai tukar yang ada pada saat
transaksi awal terjadi. (pada saat asset diterima atau kewajiban
diakui).
3. Nilai Tukar Rata-rata; merupakan nilai tukar rata-rata selama satu
periode.

4
• PSAK 11 tentang “Translasi Mata Uang Asing” memberikan panduan
khusus utuk mentranslasikan laporan keuangan dari mata uang asing
menjadi mata uang rupiah.
• PSAK mengadopsi konsep mata uang fungsional (functional
currency) yang didefinisikan sebagai mata uang dari lingkungan
ekonomi primer dimana entitas tersebut beroperasi; umumnya mata
uang tersebut adalah mata uang dari lingkungan dimana entitas
tersebut menghasilkan dan menerima kas.
• Pendekatan mata uang fungsional mengharuskan entitas asing untuk
mentranslasikan seluruh transaksinya ke dalam mata uang
fungsional.

Indikator mata uang fungsional


Indikator Mata uang sebagai mata uang fungsional jika memenuhi
indikator dibawah ini
Arus Kas Arus kas yang berhubungan dengan kegiatan utama
perusahaan didominasi oleh mata uang tersebut
Harga Jual Harga jual dalam jangka pendek sangat berpengaruh dengan
perubahan nilai mata uang tersebut atau produksi perusahaan
sebagian besar di ekspor
Beban Beban dipengaruhi oleh perubahan nilai mata uang

3. Translasi Versus Pengukuran Kembali Laporan Keuangan Asing


Ada dua metode untuk menyajikan kembali laporan keuangan entitas
asing kedalam rupiah:
1. Metode Translasi; laporan keuangan entitas asing ke rupiah. Adalah
metode yang umum digunakan dan diterapkan jika mata uang lokal
adalah mata uang fungsional entitas asing. Metode ini sering disebut
dengan metode nilai tukar sekarang (current rate methods).
2. Pengukuran Kembali; laporan keuangan entitas asing ke mata uang
fungsional entitas tersebut. Adalah pengukuran kembali laporan
keuangan entitas asing dari mata uang lokal yang digunakan entitas ke
mata uang fungsional entitas asing.

5
Metode yang dapat digunakan oleh perusahaan Indonesia untuk
menyatakan kembali laporan keuangan afiliasi asing menjadi rupiah:
Mata Uang Pembukuan Mata uang Fungsional Metode Pernyataan Kembali
dan Pencatatan Afiliasi
Luar Negeri
Mata Uang lokal (yaitu Mata uang lokal Traslasi ke rupiah menggunakan
mata uang Negara tempat nilai tukar sekarang
afiliasi berlokasi)
Mata uang lokal Rupiah Indonesia (seperti Diukur kembali dari mata uang
yang diharuskan dalam lokal ke rupiah
perekonmian hiperinflasi)
Mata uang lokal Mata uag negara ketiga Pertama, diukur kembali dari
(bukan mata uang lokal mata uang lokal ke mata unag
atau rupiah) fungsional, kemudian
ditranslasikan dari mata uang
fungsional ke rupiah
Rupiah Indonesia Rupiah Indonesia Tidak diperlukan pernyataan
kembali; sudah dinyatakan
dalam rupiah

4. Translasi Laporan Keuangan Mata Uang Fugsional Menjadi Mata


Uang Pelaporan Perusahaan Indonesia
• Translasi dilakukan dengan menggunakan nilai tukar sekarang untuk
semua asset dan kewajiban. Nilai tukar ini merupakan spot rate pada
tanggal neraca.
• Pos-pos dalam laporan laba rugi yang digunakan: pendapatan, beban,
keuntungan dan kerugian; harus ditranslasikan menggunakan nilai
tukar pada tanggal terjadinya transaksi yang mendasari, walaupun
untuk tujuan praktis dapat menggunakan nilai tukar rata-rata
tertimbang untuk periode tersebut, dengan asumsi bahwa pendapatan
dan beban terjadi merata sepanjang tahun.
• Akan tetapi, jika timbul keuntungan dan kerugian material dari
kejadian tertentu, maka nilai tukar pada tanggal kejadian tersebut,
bukan nilai tukar rata-rata yang digunakan untuk menstranslasikan
hasil transaksi.

Secara ringkas, translasi laporan keuangan entitas asing dari mata uang
fungsional ke mata uang pelaporan perusahaan Indonesia adalah sebagai
berikut:
Akun laporan laba rugi:
Pendapatan dan Beban Umumnya, nilai tukar rata-rata tertimbang
untuk periode laporan
Akun Neraca
Aset dan Kewajiban Nilai tukar sekarang pada tanggal neraca

Ekuitas Pemegang Saham Nilai tukar historis

6
Penyajian Laporan Keuangan dari Selisih Translasi
• Selisih translasi dari proses translasi adalah bagian dari pendapatan
komprehensif untuk periode tersebut. Pendapatan Komprehensif
termasuk semua perubahan dalam ekuitas selama tahun berjalan
kecuali perubahan yang timbul dari investasi pemilik dan pembagian
ke pemilik.
• Pendapatan Komprehensif termasuk laba bersih dan Pendapatan
komprehensif lainnya yang merupakan bagian dari perubahan aset
bersih perusahaan dari sumber selain pemilik (bukan investasi modal
tambahan dan dividen) selama periode berjalan.
• Terdapat beberapa alternatif format penyajian untuk pendapatan
komprehensif:
Pertama, menyajikan pos-pos dalam laporan laba rugi dan kemudian
mempunyai bagian yang menyajikan pos pendapatan komprehensif
lainnya.
Kedua, menyajikan perhitungan laba bersih dalam satu laporan,
kemudian laporan terkait yang dimulai dengan laba bersih dan
merekonsiliasi menjadi pendapatan komprehensif dengan
melaporkan pos pendapatan komprehensif secara terpisah.
Ketiga, hanya menyajikan pos yang merupakan bagian dari
pendapatan komprehensif lainnya dalam skedul akumulasi
pendapatan komprehensif lainnya dalam laporan perubahan ekuitas
konsolidasi.

5. Pengukuran Kembali Pembukuan Ke Dalam Mata Uang Fugsional


▪ Metode pengukuran Kembali bertujuan untuk mendapatkan nilai
setara rupiah dari akun-akun afiliasi asing sehingga dapat
dikombinasikan atau dikonsolidasikan dengan laporan keuangan
perusahaan Indonesia. Akan tetapi kurs yang digunakan untuk
pengukuran kembali berbeda dengan kurs yang digunakan untuk
penjabaran, sehingga mengakibatkan nilai rupiah berbeda untuk
akun-akun afiliasi.
▪ Jika afiliasi asing menggunakan rupiah sebagai mata uang fungsional
dan mata uang pelaporannya, tidak diperlukan pengukuran kembali
karena hasil operasi sudah dilaporkan dalam rupiah.
▪ Proses pengukuran Kembali membagi laporan posisi keuangan ke
dalam akun moneter (diukur menggunakan kurs kini) dan
nonmoneter (diukur menggunakan kurs historis). Aset dan
liabilitas moneter seperti kas, piutang jangka pendek dan jangka
Panjang, utang jangka pendek dan Panjang atau kerugian dari

7
perubahan kurs. Aset nonmoneter adalah akun seperti persediaan
dan aset tetap, yang nilainya tidak tetap dalam unit moneter.

Akun-akun yang Diukur Kembali Menggunakan Kurs Historis


Akun Laporan Posisi Keuangan
✓ Efek yang dicatat sebesar biaya perolehannya.
✓ Persediaan yang dicatat sebesar biaya perolehannya
✓ Biaya dibayar di muka seperti asuransi, iklan dan sewa
✓ Aset tetap
✓ Paten, merek dagang, lisensi dan formula
✓ Goodwill
✓ Aset tak berwujud lainnya
✓ Biaya dan kredit tangguhan, kecuali biaya perolehan kebijakan
untuk perusahaan asuransi jiwa
✓ Penghasilan tangguhan
✓ Modal saham biasa
✓ Saham preferen yang dicatat sebesar harga perolehan

Akun Laporan Laba Rugi


✓ Penghasilan dan beban yang berkaitan dengan asset dan
liabilitas nonmoneter
✓ Beban pokok penjualan
✓ Penyusutasn asset tetap
✓ Amortisasi asset takberwujud
✓ Amortisasi biaya tangguhan.

Penyajian Laporan Keuangan dari Keuntungan atau


Kerugian Pengukuran Kembali.
▪ Keuntungan atau kerugian yang timbul dari proses pengukuran
Kembali dimasukkan dalam laporan laba rugi periode berjalan,
biasanya dalam “laba rugi lain”.
▪ Akun Keuntungan (kerugian) pengukuran Kembali digunakan
karena nama ini yang paling deskriptif dari sumber pos tersebut.
▪ Keuntungan (kerugian) pengukuran Kembali dimasukkan
dalam laba rugi periode berjalan karena jika transaksi sejak awal
dicatat dalam rupiah, maka keuntungan atau kerugian kurs akan
diakui dalam periode ini sebagai bagian penyesuaian yang
diperlukan untuk penilaian transaksi luar negeri yang
didenominasikan dalam mata uang asing.

8
6. Investasi Asing dan Entitas Anak yang Tidak Dikonsolidasikan
Sebagian besar perusahaan mengonsolidasikan entitas anak di luar negeri
sesuai dengan PSAK 65 “Laporan Keuangan Konsolidasi”, tetapi ada
beberapa kasus yang kegiatan operasinya tersebut tidak dapat
dikonsolidasikan karena ada beberapa kriteria yang diterapkan untuk
entitas anak di luar negeri, seperti:
1. Pembatasan valuta asing di negara asing
2. Pembatasan transfer properti di negara asing
3. Ketidakpastian lain yang diterapkan oleh pemerintah.

Entitas anak di luar negeri yang tidak dikonsolidasikan, akan


dilaporkan sebagai investasi dalam laporan posisi keuangan entitas induk
di Indonesia.

7. Lindung Nilai Atas Investasi Neto pada Entitas Anak di Luar Negeri
PSAK 55 memperbolehkan lindung nilai investasi neto pada entitas anak
di luar negeri. PSAK 55 menyatakan bahwa keuntungan atau kerugian
terkait bagian efektif lindung nilai atas investasi neto dimasukkan dalam
penghasilan komprehensif lain sebagai bagian dari penyesuaian
penjabaran, namun jumlahnya dibatasi sebesar penyesuaian penjabaran
untuk investasi neto.

8. Persyaratan Pengungkapan
PSAK 10 Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing mensyaratkan
keuntungan atau kerugian transaksi mata uang agregat dalam laba rugi
akan diungkapkan secara terpisah dalam laporan laba rugi atau dalam
catatan yang menyertainya.

Selamat Belajar

Anda mungkin juga menyukai