Anda di halaman 1dari 5

Matkul : Akuntansi Keuangan Lanjutan II

Tugas II : Akuntansi Multi Nasional

1. Jelaskan istilah-istilah berikut : a. mata uang lokal, b. mata uang pencatatan, c. mata uang
pelaporan?

Jawab:
a. Mata Uang Lokal adalah mata uang yang digunakan secara resmi di suatu negara untuk
melakukan transaksi keuangan domestik. Mata uang lokal juga dikenal sebagai mata uang
domestik. Contohnya, rupiah adalah mata uang lokal Indonesia, sedangkan dolar Amerika
Serikat adalah mata uang lokal di Amerika Serikat.
b. Mata Uang Pencatatan adalah mata uang yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan
internasional dalam buku akuntansi suatu perusahaan. Mata uang pencatatan biasanya
merupakan mata uang yang paling stabil atau dominan di pasar internasional. Hal ini
memudahkan perusahaan dalam mencatat transaksi keuangan dan memperkirakan nilai tukar.
Contohnya, sebuah perusahaan Indonesia yang melakukan transaksi dengan perusahaan
Amerika Serikat mungkin akan menggunakan dolar Amerika Serikat sebagai mata uang
pencatatannya.
c. Mata Uang Pelaporan adalah mata uang yang digunakan untuk menyajikan laporan keuangan
suatu perusahaan. Mata uang pelaporan harus dipilih oleh perusahaan dan harus konsisten
digunakan selama periode pelaporan. Hal ini penting agar laporan keuangan dapat dibaca dan
dipahami dengan mudah oleh pihak yang berkepentingan. Contohnya, sebuah perusahaan yang
berbasis di Indonesia dan memiliki anak perusahaan di Australia mungkin akan menggunakan
dolar Australia sebagai mata uang pelaporannya.

2. Apa faktor faktor yang digunakan untuk menentukan mata uang fungsional dari entitas pelaporan?
Jawab:

1. Lingkungan Operasi: Mata uang fungsional biasanya merupakan mata uang yang digunakan
secara umum di lingkungan operasi entitas tersebut, termasuk mata uang yang digunakan
untuk mengelola kas, membayar karyawan, dan melakukan transaksi bisnis sehari-hari.
2. Keberlangsungan Bisnis: Mata uang fungsional juga dipilih dengan mempertimbangkan
faktor-faktor keberlangsungan bisnis, seperti sumber pendanaan, lokasi pasar utama, dan
penyelesaian utang.
3. Faktor Ekonomi: Faktor ekonomi, seperti inflasi dan stabilitas mata uang, juga
dipertimbangkan saat menentukan mata uang fungsional. Mata uang yang lebih stabil dan
dapat diandalkan lebih disukai.
4. Perspektif Manajemen: Manajemen entitas pelaporan juga memiliki peran dalam menentukan
mata uang fungsional. Mereka harus mempertimbangkan bagaimana mata uang fungsional
akan memengaruhi laporan keuangan dan kemampuan entitas untuk memenuhi kewajiban
keuangan.
5. Persyaratan Pelaporan: Entitas pelaporan juga harus mempertimbangkan persyaratan
pelaporan yang berlaku dalam yurisdiksi mereka. Beberapa yurisdiksi dapat memiliki
persyaratan pelaporan khusus untuk mata uang fungsional yang digunakan.

3. Beberapa akuntan berusaha untuk mengharmonisasikan standar akuntansi internasional. apa yang
dimaksud dengan harmonisasi?

Jawab:
Harmonisasi dalam akuntansi merujuk pada proses menyamakan atau menyelaraskan standar
akuntansi di seluruh dunia agar lebih seragam dan konsisten. Hal ini dilakukan dengan tujuan
memudahkan perusahaan dalam menyajikan laporan keuangan yang dapat dibandingkan secara
internasional dan mempermudah pembandingan kinerja antar perusahaan di berbagai negara.

Harmonisasi standar akuntansi internasional dilakukan melalui beberapa metode, antara lain:
1. Adopsi Standar Internasional: Negara-negara dapat mengadopsi standar akuntansi
internasional, seperti IFRS (International Financial Reporting Standards) yang disusun oleh
IASB (International Accounting Standards Board).
2. Konvergensi Standar Akuntansi: Negara-negara dapat mencoba mengkonvergensi standar
akuntansi nasional mereka dengan standar internasional seperti IFRS.
3. Kerjasama Regional: Negara-negara di suatu wilayah dapat bekerja sama untuk
mengembangkan dan mengadopsi standar akuntansi regional yang seragam.

4. Bagaimana harmonisasi akan menghasilkan pelaporan keuangan yang lebih baik untuk induk
perusahaan indonesia dengan beberapa investasi luar negeri?
Jawab:

1. Memperbaiki Kualitas Informasi Keuangan: Dengan adopsi standar akuntansi internasional


yang seragam dan konsisten, perusahaan dapat memperbaiki kualitas informasi keuangan
yang mereka laporkan. Hal ini membantu investornya untuk memahami kinerja perusahaan
secara akurat dan lebih mudah dibandingkan dengan perusahaan sejenis di seluruh dunia.
2. Memudahkan Pembandingan Kinerja: Harmonisasi standar akuntansi internasional juga
memudahkan pembandingan kinerja perusahaan dengan perusahaan sejenis di seluruh dunia.
Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan mereka
dalam persaingan global.
3. Meningkatkan Transparansi: Dengan adopsi standar akuntansi internasional yang seragam
dan konsisten, perusahaan dapat meningkatkan transparansi dalam pelaporan keuangan
mereka. Hal ini dapat memperkuat kepercayaan investor dan mendorong investasi lebih
lanjut.
4. Meminimalkan Risiko: Dengan menggunakan standar akuntansi internasional yang seragam
dan konsisten, perusahaan dapat meminimalkan risiko yang terkait dengan perbedaan dalam
standar akuntansi di seluruh dunia. Hal ini membantu perusahaan menghindari masalah
potensial yang terkait dengan perbedaan dalam pelaporan keuangan, seperti risiko
ketidakakuratan dan konflik regulasi.

5. Anak perusahaan indonesia yang berlokasi di australia menggunakan dolar australia sebagai mata
uang fungsionalnya. jelaskan metodologi untuk mentranslasikan laporan keuangan anak
perusahaan menjadi mata uang pelaporan induk.

Jawab:
Untuk mentranslasikan laporan keuangan anak perusahaan yang menggunakan dolar Australia
sebagai mata uang fungsional menjadi mata uang pelaporan induk perusahaan, berikut adalah
beberapa langkah metodologi yang dapat diambil:

1. Konversi Laporan Keuangan Anak Perusahaan ke dalam Mata Uang Induk: Langkah pertama
adalah konversi laporan keuangan anak perusahaan dari dolar Australia ke mata uang induk
perusahaan. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan kurs spot atau kurs rata-rata pada
periode yang bersangkutan.
2. Konversi Aset dan Liabilitas ke dalam Mata Uang Induk: Selanjutnya, aset dan liabilitas anak
perusahaan juga harus dikonversi ke mata uang induk perusahaan dengan menggunakan kurs
spot atau kurs rata-rata pada tanggal neraca.
3. Konversi Pendapatan dan Biaya ke dalam Mata Uang Induk: Pendapatan dan biaya yang
dilaporkan oleh anak perusahaan juga harus dikonversi ke mata uang induk perusahaan
menggunakan kurs spot atau kurs rata-rata pada periode yang bersangkutan.
4. Pemetaan Komponen Laporan Keuangan Anak Perusahaan: Setelah itu, komponen laporan
keuangan anak perusahaan, seperti neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas, harus
dipetakan ke dalam laporan keuangan induk perusahaan. Hal ini dapat dilakukan dengan
membandingkan dan memetakan item laporan keuangan anak perusahaan dengan item
laporan keuangan induk perusahaan yang sejenis.
5. Penyesuaian untuk Selisih Kurs: Selanjutnya, perlu dilakukan penyesuaian untuk selisih kurs
yang muncul karena konversi laporan keuangan anak perusahaan ke dalam mata uang
pelaporan induk perusahaan. Penyesuaian ini dilakukan dengan menghitung selisih kurs
antara kurs spot atau kurs rata-rata pada periode yang bersangkutan dengan kurs yang
digunakan untuk mengonversi laporan keuangan anak perusahaan. Selisih kurs tersebut
kemudian dicatat sebagai pos terpisah di dalam laporan keuangan induk perusahaan.
6. Sebuah perusahaan Indonesia mempunyai cabang penjualan luar negeri yang berlokasi di spanyol.
Cabang Spanyol memilih menggunakan mata uang rupiah sebagai mata uang fungsionalnya.
Jelaskan metodologi untuk mengukur kembali laporan keuangan cabang menjadi mata uang
pelaporan perusahaan Indonesia.

Jawab:
Untuk mengukur kembali laporan keuangan cabang Spanyol yang menggunakan mata uang rupiah
sebagai mata uang fungsionalnya ke dalam mata uang pelaporan perusahaan Indonesia, perusahaan
harus mengikuti beberapa langkah berikut:

1. Konversi laporan keuangan cabang ke dalam mata uang pelaporan perusahaan


Indonesia (misalnya rupiah) menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal laporan
keuangan cabang dibuat.
2. Hitung kembali saldo akun-akun dalam laporan keuangan cabang dengan
menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi atau periode yang sesuai
dengan sifat dari masing-masing akun.
3. Kategorikan setiap pos dalam laporan keuangan cabang berdasarkan jenisnya
(misalnya aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan biaya). Hal ini akan memudahkan
perhitungan untuk mengukur kembali laporan keuangan ke dalam mata uang
pelaporan perusahaan Indonesia.
4. Hitung ulang total aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan biaya dalam laporan
keuangan cabang dalam mata uang pelaporan perusahaan Indonesia menggunakan
kurs yang berlaku pada tanggal laporan keuangan cabang dibuat.
5. Sesuaikan saldo akun-akun dalam laporan keuangan cabang dengan menggunakan
kurs yang berlaku pada tanggal laporan keuangan cabang dibuat.
6. Jika ada transaksi yang belum diselesaikan pada tanggal laporan keuangan cabang
dibuat, hitung ulang nilai transaksi tersebut menggunakan kurs yang berlaku pada
tanggal laporan keuangan perusahaan Indonesia dibuat dan buat catatan pada laporan
keuangan bahwa transaksi tersebut belum diselesaikan.
7. Pastikan bahwa saldo akun-akun dalam laporan keuangan cabang yang telah dihitung
ulang dan disesuaikan dengan kurs yang berlaku pada tanggal laporan keuangan
cabang dibuat, sejalan dengan catatan dan dokumen pendukung yang tersedia.

7. Jelaskan perlakuan akuntansi dan pengungkapan selisih translasi. kapan akun selisih translasi
mempunyai saldo debet? kapan mempunyai saldo kredit?

Jawab:
Selisih translasi adalah perbedaan nilai tukar antara mata uang asing dengan mata uang fungsional
suatu entitas yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan. Perlakuan akuntansi dan
pengungkapan selisih translasi tergantung pada apakah entitas tersebut memiliki anak perusahaan
atau cabang yang berlokasi di luar negeri dan apakah mata uang fungsionalnya berbeda dengan
mata uang pelaporannya.

Jika nilai tukar mata uang fungsional menguat terhadap mata uang asing, maka akan terjadi selisih
translasi positif, yang akan dicatat sebagai saldo debet dalam akun selisih translasi. Sebaliknya,
jika nilai tukar mata uang fungsional melemah terhadap mata uang asing, maka akan terjadi selisih
translasi negatif, yang akan dicatat sebagai saldo kredit dalam akun selisih translasi.

8. Dimana keuntungan atau kerugian pengukuran kembali dilaporkan dalam laporan


keuangan konsolidasi?

Jawab:
Keuntungan atau kerugian pengukuran kembali dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasi
karena pengaruhnya terhadap kinerja keuangan entitas yang terdiri dari beberapa entitas anak atau
cabang. Hal ini memungkinkan para pemangku kepentingan untuk memahami pengaruh fluktuasi
nilai tukar mata uang asing terhadap kinerja keuangan entitas secara keseluruhan.
9. Jika mata uang fungsional adalah uang lokal afiliasi luar negeri, mengapa akun ekuitas pemegang
saham ditranslasikan menggunakan kurs historis? Bagaimana menghitung saldo laba?

Jawab:
Jika mata uang fungsional adalah mata uang lokal afiliasi luar negeri, maka akun ekuitas
pemegang saham biasanya ditranslasikan menggunakan kurs historis karena ekuitas pemegang
saham adalah bagian dari entitas induk dan diukur dalam mata uang fungsional entitas induk.
Dalam hal ini, pengaruh fluktuasi nilai tukar tidak akan mempengaruhi ekuitas pemegang saham,
karena ekuitas pemegang saham merupakan investasi dalam entitas anak atau cabang yang
memiliki mata uang fungsional yang sama dengan entitas induk.

Untuk menghitung saldo laba dalam laporan keuangan konsolidasi, saldo laba dalam mata uang
fungsional afiliasi luar negeri harus ditranslasikan ke dalam mata uang fungsional entitas induk
dengan menggunakan kurs spot atau kurs rata-rata periode pelaporan, tergantung pada metode
yang digunakan. Setelah itu, selisih translasi yang timbul harus dicatat dalam akun selisih translasi
di ekuitas.

10. Berikan komentar atas pernyataan berikut: "Penggunaan metode kurs sekarang untuk
mentranslasikan laporan keuangan afiliasi luar negeri memungkinkan penilaian manajemen
luarnegeri dengan kreteria rasio yang sama yang digunakan untuk manajemen afiliasi luar negeri.

Jawab:
Pernyataan tersebut bermakna bahwa penggunaan metode kurs sekarang untuk menerjemahkan
laporan keuangan afiliasi luar negeri dapat memudahkan penilaian kinerja manajemen afiliasi
tersebut dengan kriteria rasio yang sama dengan yang digunakan untuk manajemen afiliasi di
dalam negeri. Saya setuju dengan pernyataan ini karena penggunaan metode kurs sekarang dapat
membantu memperkirakan nilai tukar mata uang asing dan dapat memungkinkan perbandingan
rasio keuangan antara afiliasi dalam negeri dan luar negeri.

11. Sebuah perusahaan Indonesia membayar lebih dari nilai buku untuk mengakuisisi afiliasi luar
negeri. Bagaimana selisih lebih tersebut dilaporkan dalam neraca dan laporan laba rugi konsolidasi
diperiode berikutnya, jika mata uang fungsional adalah unit mata uang lokal dari afiliasi luar
negeri?

Jawab:
Jika mata uang fungsional afiliasi luar negeri adalah unit mata uang lokal, maka selisih tersebut
harus diubah ke dalam mata uang fungsional perusahaan induk (yaitu rupiah) menggunakan kurs
yang berlaku pada tanggal akuisisi. Selanjutnya, perubahan nilai kurs harus dicatat dalam laporan
laba rugi konsolidasi pada periode berikutnya sebagai bagian dari pos penghasilan selain operasi.

12. Apa logika dibalik pengakuan di pembukuan induk perusahaan atas sahamnya dari selisih
translasi luar negeri?

Jawab:
jika perusahaan induk memiliki saham pada afiliasi luar negeri, maka nilai saham tersebut juga
akan terkena dampak perubahan nilai kurs. Oleh karena itu, untuk menghindari pengakuan ganda
atas selisih kurs, perusahaan induk harus mengakui selisih kurs tersebut sebagai bagian dari nilai
investasinya di afiliasi luar negeri. Hal ini dilakukan dengan mengubah nilai saham tersebut
berdasarkan kurs yang berlaku pada tanggal pelaporan, dan mengakui selisih translasi sebagai pos
modal dalam laporan keuangan konsolidasi.

Dengan mengakui selisih translasi luar negeri dalam pembukuan induk perusahaan atas sahamnya,
maka laporan keuangan konsolidasi dapat memberikan gambaran yang lebih akurat tentang nilai
investasi perusahaan dalam afiliasi luar negeri, dan memberikan informasi yang penting bagi para
investor dan pemangku kepentingan lainnya.
13. Apakah anak perusahaan luar negeri dikonsolidasikan, mengapa ya atau mengapa tidak?

Jawab:
Anak perusahaan luar negeri harus dikonsolidasikan dalam laporan keuangan induk perusahaan
tergantung pada tingkat kendali yang dimiliki oleh perusahaan induk atas anak perusahaan
tersebut. Jika perusahaan induk memiliki kendali mayoritas, maka anak perusahaan harus
dikonsolidasikan, sedangkan jika tidak memiliki kendali mayoritas, maka anak perusahaan tidak
harus dikonsolidasikan.

14. Jelaskan akuntansi untuk investasi luar negeri yang tidak dikonsolidasikan dengan
perusahaan yang ada di Indonesia.

Jawab:
Investasi dalam perusahaan luar negeri yang tidak dikendalikan dicatat sebagai "Investasi dalam
Perusahaan Asosiasi" atau "Investasi dalam Perusahaan Anak Perusahaan Non-Konsolidasi"
menggunakan metode ekuitas, dan perusahaan Indonesia perlu memperhitungkan efek perubahan
nilai tukar mata uang terhadap nilai investasi.

15. Jelaskan permasalahan mendasar dari eliminasi transaksi antar perusahaan dengan afiliasi
luar negeri.

Jawab:
Permasalahan mendasar dari eliminasi transaksi antara perusahaan dengan afiliasi luar negeri
adalah kesulitan dalam menentukan dan memastikan bahwa transaksi tersebut dilakukan dengan
harga pasar yang adil. Karena perusahaan dan afiliasi luar negeri merupakan entitas terpisah,
maka harga yang digunakan dalam transaksi antara keduanya dapat terpengaruh oleh faktor-
faktor seperti hubungan personal atau bisnis yang ada antara mereka.

Anda mungkin juga menyukai