Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam Mata kuliah Perpajakan II dengan dosen
Diah Andari,S.E.,M.Acc.,Ak.
Disususn Oleh :
Kelompok :
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2017
DAFTAR ISI
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai
macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa
keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak,
sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh
manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen serta teman-
teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moril maupun materil, sehingga
makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Kami menyadari sekali,
didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-
kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen
serta teman-teman sekalian, yang kadangkala hanya menturuti egoisme pribadi, untuk itu
besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan
makalah-makalah kami dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa
yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang
ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari makalah yang
membahas tentang rekonsiliasi laporan keuangan komersial ke laporan keuangan fiskal ini
sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
I.I. LATAR BELAKANG
Laporan keuangan merupakan produk yang dihasilkan dari akuntansi yang harus
disajikan pada akhir periode untuk disampaikan kepada pihak manajemen. Laporan yang
dihasilkan dari akuntansi komersial ini menggunakan konsep, metode, prosedur, dan teknik-
teknik tertentu untuk menjelaskan perubahan yang terjadi pada aset perusahaan sebagai
entitas. Pengguna konsep,metode maupun prosedur diperlukan juga dalam perpajakan
sebagai dasar menghitung besarnya pajak terutang.
Tujuan pokok akuntansi komersial adalah menyajikan secara wajar keadaan atau
posisi keuangan dari hasil usaha perusahaan sebagai entitas. Informasi berupa laporan
keuangan yang dapat dipakai sebagai dasar untuk membuat keputusan ekonomi. Penyajian
informasi keuangan memerlukan proses penetapan dan penandingan (matching) secara
periodik antara pendapatan dan beban sehingga dapat menentukan besarnya laba (rugi)
komersial. Demikian halnya dalam akuntansi pajak dengan menggunakan istilah penghasilan
dan pengeluaran sebagaimana diatur pada pasal 4 dan pasal 6 Undang-Undang Pajak
Penghasilan. Pada akuntansi perpajakan inilah terlihat tujuan pokoknya menetapkan jumlah
Penghasilan Kena Pajak (PhKP) apabila ditinjau dari kewajiban Pajak Penghasilan, tetapi
untuk jenis pajak lainnya juga akan terlihat dari transaksi-transaksi keuangan yang
dibukukannya, seperti kewajiban untuk memungut Pajak Pertambahan nilai (PPN) dan pajak
Penjualan atas Barang Mewah(PPnBM).
Proses penyusunan laporan keunagan komersial akan dijelaskan pada bab ini
termasukdalam kategori laporan keuangan fiskal, sedang bagian-bagian tertentu yang
memerlukan penjelasan terperinci, seperti masalah penghasilan, pengeluaran, rekonsiliasai
fiskal dan lain sebagainya,akan disampaikan pada bab-bab yang berkaitan.
I.II. PERMASALAHAN
Masalah yang akan di angkat dan di bahas dalam makalah ini adalah tentang
pengertian Laporan Keuangan Komersial, Laporan Keuangan Fiskal, dan perbedaan
laporan keuangan komersial dengan laporan keuangan fiskal.
I.III. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN
Ruang lingkup permasalahan yang akan di bahas dalam makalah ini meliputi
tentang pengertian Laporan Keuangan Komersial, Laporan Keuangan Fiskal, dan
perbedaan laporan keuangan komersial dengan laporan keuangan fiskal.
BAB II
PEMBAHASAN
II.I. LATAR BELAKANG
Rekonsiliasi dilakukan karena terdapat perbedaan penghitungan, khususnya laba
menurut akuntansi (komersial) dengan laba menurut perpajakan (fiskal). Laporan keuangan
komersial atau bisnis ditujukan untuk menilai kinerja ekonomi dan keadaan finansial dari
sektor swasta., sedangkan laporan keuangan fiskal lebih ditujukan untuk menghitung pajak.
Untuk kepentingan komersial atau bisnis, laporan keuangan disusun berdasarkan prinsip yaitu
Standar Akuntansi Keuangan (SAK); sedangkan untuk kepentingan fiskal, laporan keuangan
disusun berdasarkan peraturan perpajakan (Undang-undang Pajak Penghasilan disingkat UU
PPh). Perbedaan kedua dasar penyusunan laporan keuangan tersebut mengakibatkan
perbedaan perhitungan laba (rugi) suatu entitas (Wajib Pajak).
Menurut Bambang Kesit (2001), ada beberapa pendekatan dalam penyusunan laporan
keuangan fiskan, yaitu :
1. Jumlah awal di daftar penyusutan diisi dengan harga perolehan, apabila menggunakan
metode garis lurus dan diisi dengan harga sisa buku apabila menggunakan metode
saldo ganda menurun.
2. Penambahan di daftar penyusutan diisi dengan harga perolehan untuk kedua metode
yang digunakan.
Parsial : Penambahan
6. Penyusutan merupakan perkalian antara dasar penyusutan dengan tariff, yang dihitung
sebagai berikut :
9. Alokasi penyusutan komersial tidak perlu dihitung lagi, salin saja dari saldo komersial
masing-masing rekonsiliasi.
10. Alokasi penyusutan fiscal dihitung berdasarkan persentase yang telah ditentukan.
11. Kolom selisih dicari dengan cara mencari selisih antara penyusutan komersial dengan
penyusutan fiscal masing-masing alokasi.
1. Jika suatu penghasilan diakui menurut akuntansi tapi tidak diakui menurut fiskal
maka rekonsiliasi dilakukan dengan mengurangkan sejumlah penghasilan tersebut
dari penghasilan menurut akuntansi, yang berarti mengurangi laba menurut fiskal.
2. Jika suatu penghasilan tidak diakui menurut akuntansi tapi diakui menurut fiskal
maka rekonsiliasi dilakukan dengan menambahkan sejumlah penghasilan tersbut
pada penghasilan menurut akuntansi, yang berarti menambah laba menurut fiskal.
3. Jika suatu biaya/pengeluaran diakui menurut akuntansi tapi tidak diakui sebagai
pengurang penghasilan bruto menurut fiskal maka rekonsiliasi dilakukan dengan
mengurangkan sejumlah biaya/pengeluaran tersebut dari biaya menurut akuntansi,
yang berarti menambah laba menurut fiskal.
4. Jika suatu biaya/pengeluaran tidak diakui menurut akuntansi dapat diakui sebagai
pengurang penghasilan bruto menurut fiskal maka rekonsiliasi dilakukan dengan
menambahkan sejumlah biaya/pengeluaran tersebut pada biaya menurut
akuntansi, yang berarti mengurangi laba menurut fiskal.
Kertas kerja rekonsiliasi fiskal dapat dibuat dengan format sebagai berikut.
Wajib Pajak X
Rekonsiliasi Fiskal
Tahun 20xx
- xx
- xx
- Xx
- Xx
- Xx
1. Pendapatan menurut fiskal lebih besar daripada menurut akuntansi atau suatu
penghasilan diakui menurut fiskal, tetapi tidak diakui menurut akuntansi
2. Biaya/pengeluaran menurut fiskal lebih kecil dari pada menurut akuntansi atau
suatu biaya/pengeluaran tidak diakui menurut fiskal, tetapi diakui menurut
akuntansi.
Wajib Pajak X
Rekonsiliasi Fiskal
Tahun 20xx
Rekonsiliasi fiskal dilakukan oleh WP badan dan WP orang pribadi yang wajibn
menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan pendekatan akuntansi
(komersial). Rekonsiliasi fiskal dilakukan untuk mempermudah pengisian Surat
Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPH dan menyusun laporan keuangan fiskal
sebagai lampiran SPT Tahunan PPh. Rekonsiliasi yang dibahas dalam buku ini
hanya dibatasi pada rekonsiliasi laporan laba rugi
BAB III
KESIMPULAN
III.I. SIMPULAN
III.II. SARAN
Penulis tidak membatasi kritikan maupun saran yang ingin masuk. Karena Tak ada
gading yang tak retak, maka dari itu, penulis sendiri merasa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan sangat mengharapkan sekali kritikan dari para pembaca
DAFTAR PUSTAKA