Anda di halaman 1dari 59

AKUNTANSI

MULTINASIONAL :
TRANSLASI LAPORAN
KEUANGAN ENTITAS
ASING
Pada saat penyusunan laporan keuangan PT Induk,
akuntan harus mempertimbangkan perbedaan dalam
prinsip-prinsip akuntansi dan perbedaan dalam mata
uang yang digunakan untuk mengukur operasi entitas
luar negeri.

• Induk perusahaan di Indonesia secara umum harus


memperhatikan langkah-langkah dalam Proses Translasi
dan Konsolidasi anak perusahaan di Luar negeri yaitu:
1. Menerima laporan keuangan anak perusahaan luar negeri
yang dilaporkan dalam mata uang asing
2. Menyajikan kembali laporan keuangan tersebut agar sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
3. Mentranslasikan laporan keuangan yang diukur
dalam mata uang asing menjadi nilai setara dalam
rupiah. Tiap saldo akun entitas luar negeri masing-
masing harus ditranslasikan menjadi nilai setara
rupiah
4. Mengkonsolidasikan akun-akun anak perusahaan
yang telah ditranslasikan, yang sudah diukur dalam
rupiah, dengan akun-akun induk perusahaan.
Perbedaan Dalam Prinsip Akuntansi
• Dipengaruhi oleh :
1. Kondisi perekonomian suatu negara
2. Masalah hukum
3. Pendidikan dan sistem politik
4. Perkembangan Teknologi
5. Budaya dan tradisi
6. Serta berbagai faktor-faktor sosial ekonomi
lainnya
Perbedaan ini akan menyebabkan adanya perbedaan
yang signifikan antara standar-standar akuntansi di
berbagai negara

• Ketidak seragaman standar akuntansi di


berbagai negara akan menimbulkan berbagai
masalah bagi perusahaan, pihak penyusun dan
pengguna laporan keuangan
IASB menggunakan sebuah standar pelaporan yang
disebut sebagai Standar Pelaporan Keuangan
Internasional (International Financial Reporting
Standards- IFRSs)

• IASB mengadopsi IASs secara keseluruhan dan sekaligus


mengembangkannya, yang disebut standar baru IFRSs
• IFRS sekarang relatif digunakan dibanyak negara, termasuk
telah diadopsi oleh negara Uni Eropa dan lainnya.
• Banyak pihak yang berpendapat bahwa jika hanya ada satu
set standar akuntansi yang berlaku secara internasional
akan meningkatkan kepercayaan diri investor di pasar dan
meningkatkan efisiensi pasar karena memudahkan investor
untuk membandingkan berbagai pilihan investasi di
berbagai negara
Penentuan Mata Uang Fungsional
• Mata uang fungsional (functional currency) didefinisikan
sebagai “mata uang dari lingkungan ekonomi primer
dimana entitas tersebut beroperasi; umumnya mata uang
tersebut adalah mata uang dari lingkungan dimana entitas
tersebut terutama menghasilkan dan menerima kas”
• Mata uang fungsional digunakan untuk membedakan
antara dua jenis kegiatan operasionalluar negeri yaitu:
• 1. Kegiatan yang dikelola sendiri dan terintegrasi dengan
lingkungan lokal dimana entitas asing itu beroperasi
• 2. Kegiatan yang terpisah dari lingkungan lokal dan
terintegrasi dengan induknya
Indikator- indikator dalam menentukan mata uang
fungsional

• Arus kas yang berhubungan dengan kegiatan utama


perusahaan didominasi oleh mata uang tersebut
• Harga Jual dalam jangka pendek sangat terpengaruh
dengan perubahan nilai mata uang tersebut atau
produksi perusahaan sebagian besar diekspor
• Beban dipengaruhi oleh perubahan nilai mata uang
• Pendekatan mata uang fungsional mengharuskan
entitas asing untuk mentranslasikan seluruh
transaksinya ke dalam mata uang fungsional.
• Jika suatu entitas mempunyai transaksi yang
dinyatakan dalam mata uang selain mata uang
fungsional, maka transaksi asing harus disesuaikan
menjadi nilai setara mata uang fungsional sebelum
perusahaan menyusun laporan keuangan konsolidasi
Penentuan Mata Uang Fungsional di Lingkungan
dengan Tingkat Inflasi Tinggi
• Inflasi yang sangat tinggi didefinisikan sebagai inflasi yang
melebihi 100 % selama periode 3 tahun
• PSAK memutuskan bahwa volatilitas dalam mata uang asing
dengan hiperinflasi mendistorsi laporan keuangan jika mata
uang lokal dipergunakan sebagai mata uang fungsional entitas
asing
• Pengecualian atas kriteria pemilihan mata uang asing
dikhususkan jika entitas asing berlokasi di negara seperti
Argentina dan Peru yang mengalami inflasi yang sangat tinggi
• Oleh karena itu dalam kasus operasi entitas asing yang berada
dalam perekonomian dengan tingkat inflasi yang sangat tinggi,
mata uang pelaporan dari induk perusahaan Indonesia – rupiah
harus digunakan sebagai mata uang fungsional entitas asing
Pengecualian ini mencegah nilai aset dan perubahan
laporan laba rugi yang tidak realistis jika keadaan
hiperinflasi tersebut diabaikan dan prosedur translasi
yang normal digunakan

ILUSTRASI
Asumsikan bahwa anak perusahaan di luar negeri
membangun gedung dengan biaya 1.000.000 peso pada
saat nilai tukar Rp.500 = 1 peso. Kemudian diasumsikan
bahwa karena adanya hiperinflasi di negara anak
perusahaan luar negeri tersebut, maka nilai tukar
menjadi Rp.0,05 = 1 peso.Berapa nilai Gedung pada
saat dibangun?
----------------------------------------------------------------
Jumlah Tanggal pembangunan Setelah hiperinflasi
(peso) ---------------------------------------------------------------------------------------------
Nilai tukar Jmlh Hsl Translasi Nilai tukar Jmlh Hsl Translasi
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
1.000.000 Rp.500 Rp.500.000.000 Rp.0.05 Rp.50.000
Nilai pasar setelah hiperinflasi tidak mencerminkan
nilai pasar atau biaya perolehan historis dari gedung
tersebut. Oleh karena itu PSAK mengharuskan
penggunaan rupiah sebagai mata uang fungsional dalam
kasus hiperinflasi untuk memberikan stabilitas dalam
laporan keuangan.
TRANSLASI VERSUS PENGUKURAN KEMBALI
• Ada dua metode yang digunakan dalam menyajikan
kembali laporan keuangan entitas asing ke dalam
rupiah yaitu :
1. Translasi laporan keuangan entitas asing ke rupiah
2. Pengukuran Kembali laporan keuangan entitas
asing ke mata uang fungsional entitas tersebut
TRANSLASI
• Metode yang umum digunakan dan diterapkan jika
mata uang lokal adalah mata uang fungsional entitas
asing.
• Setiap selisih yang terjadi adalah bagian dari
pendapatan komprehensif untuk periode tersebut
• Metode translasi sering disebut sebagai metode nilai
tukar sekarang (current rate methods)
• Karena diasumsikan pendapatan dan beban terjadi
secara seragam sepanjang periode, sehingga
pendapatan dan beban yang ada dalam laporan laba
rugi ditranslasikan dengan menggunakan nilai tukar
rata-rata sepanjang periode pelaporan
PENGUKURAN KEMBALI
• Hanya diharuskan jika mata uang fungsional berbeda
dengan mata uang yang digunakan untuk pembukuan
dan pencatatan entitas asing
• Metode yang digunakan untuk pengukuran kembali
adalah metode temporal (temporal methods)
• Setiap selisih yang timbul akibat ketidakseimbangan
pada metode temporal disajikan sebagai bagian dari
laporan laba rugi
Metode-metode yang digunakan oleh perusahaan Indonesia untuk menyatakan
kembali laporan keuangan afiliasi asing menjadi rupiah
-----------------------------------------------------------------------
Mata uang pembukuan dan
Pencatatan Afiliasi Luar Negreri Mata uang fungsional Metode Pernyataan Kembali
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mata uang lokal Mata uang lokal Translasi ke rupiah
(mata uang negara tempat menggunakan nilai tukar
afiliasi berlokasi) sekarang

Mata uang Lokal Rupiah Indonesia (seperti Diukur kembali dari mata
yang diharuskan dalam uang lokal ke rupiah
perekonomian hiperinflasi

Mata uang lokal Mata uang negara ketiga Pertama: diukur kembali
(bukan mata uang dari mata uang lokal ke mata
atau rupiah) uang fungsional, kemudian di
translasikan dari mata uang
fungsional ke rupiah

Rupiah Indonesia Rupiah Indonesia Tidak diperlukan pernyataan


kembali; sudah dinyatakan
dalam rupiah
Alasan konseptual dari kedua perbedaan metode
tersebut adalah :

• Tujuan dari kedua metode tersebut adalah untuk


memberikan informasi yang menunjukkan pengaruh
yang diharapkan dari perubahan nilai tukar terhadap
arus kas dan ekuitas perusahaan Indonesia
Translasi Laporan Keuangan Mata Uang
Fungsional Menjadi Mata Uang Pelaporan
Perusahaan Indonesia

• Translasi masing-masing akun entitas menggunakan


kurs yang berbeda-beda, sehingga umumnya antara
Debit dan Kredit dalam neraca percobaan setelah
translasi tidak sama
• Pos Penyeimbang antara Debit dan Kredit dari neraca
percobaan setelah translasi disebut Selisih translasi
Secara ringkas, translasi laporan keuangan entitas asing
dari mata uang fungsional ke mata uang pelaporan
perusahaan Indonesia adalah sebagai berikut:

---------------------------------------------------------------
Akun Laporan Laba Rugi:
Pendapatan dan Beban Umumnya, nilai tukar rata-rata tertimbang
untuk periode laporan
Akun Neraca :
Aset dan Kewajiban Nilai tukar sekarang pada tanggal neraca
Ekuitas Pemegang Saham Nilai Tukar Historis
Ilustrasi
Untuk mengetahui konsolidasi anak perusahaan luar negeri, asumsikan
fakta-fakta berikut :
1. Pada tanggal 1 Januari 20X1, PT Induk perusahaan Indonesia,
membeli 100 % saham beredar dari German Company, sebuah
perusahaan yang berlokasi di Berlin, seharga Rp.860.000.000.
Selisih harga perolehan tersebut dialokasikan ke paten yang
diamortisasi selama 10 tahun
2. Mata uang lokal German Company adalah Euro yang juga
merupaka mata uang fungsionalnya
3. Pada tanggal 1 Oktober 20X1, anak perusahaan mengumumkan
dan membayar dividen sebesar €16.250
4. Anak perusahaan menerima Rp.92.000.000 dari transaksi
tersebut pada saat kurs adalah €1= Rp.16.000 Anak perusahaan
masih memiliki mata uang asing tersebut pada tanggal 31
Desember
5. Kurs Tunai yang terkait adalah (Rp/ €1) adalah :
----------------------------------------------------------------
Tanggal Kurs
---------------------------------------------------------------
1 Januari 20X1 Rp.16.000
1 Oktober 20X1 Rp.17.600
31 Dember 20X1 Rp.18.000
Rata-rata Rp.17.000
---------------------------------------------------------------
Akun Neraca kedua perusahaan pada tanggal 1 Januari
20X1 (sesaat sebelum akuisisi)
PT INDUK German Company
Kas Rp.350.000.000 €2.500
Piutang 75.000.000 10.000
Persediaan 100.000.000 7.500
Tanah 175.000.000 -0-
Aset Tetap 800.000.000 50.000
Total Debit Rp 1.500.000.000 €70.000
Akumulasi Depresiasi Rp. 400.000.000 €5.000
Utang Usaha 100.000.000 2.500
Utang Obligasi 200.000.000 12.500
Saham Biasa 500.000.000 40.000
Saldo Laba 31/12/20X0 300.000.000 10.000
Total Kredit Rp.1.500.000.000 €70.000
Pertanyaan
• Susunlah Kertas Kerja untuk mentranslasikan Anak Perusahaan
Luar Negeri pada 1 Januari 20X1 (tanggal akuisisi ) Mata uang
fungsional adalah Euro Eropa!
• Buatlah ayat jurnal PT Induk untuk mencatat pembelian 100 %
saham German Company!
• Buatlah ayat jurnal anak perusahaan pada saat menerima
Rp.92.000.000 dari transaksi dengan perusahaan Indonesia
• Pada saat penerimaan dividen
• Pada saat penerimaan laba
• Pada saat penerimaan selisih translasi
• Berapa Laba bersih anak perusahaan?
• Susunlah Translasi Neraca Percobaan per tanggal 31 Desember
20X1Anak Perusahaan Luar Negeri Euro Eropa adalah Mata
Uang Fungsional.
Jawaban
1. Kertas Kerja Translasi Pada Tanggal Akuisisi
Neraca Percobaan Kurs Neraca Percobaan
€ Rp/€

Kas 2.500 16.000 40.000.000


Piutang 10.000 16.000 160.000.000
Persediaan 7.500 16.000 120.000.000
Aset Tetap 50.000 16.000 800.000.000
Total Debit 70.000 1.120.000.000
Akumulasi Depresiasi 5.000 16.000 80.000.000
Utang Usaha 2.500 16.000 40.000.000
Utang Obligasi 12.500 16.000 200.000.000
Saham Biasa 40.000 16.000 640.000.000
Saldo Laba 10.000 16.000 160.000.000
Total Kredit 70.000 1.120.000.000
2.Ayat jurnal PT Induk mencatat pembelian saham
German Company

• Investasi pada Saham German Company 860.000.000


Kas 860.000.000
Pembelian saham German Company

 Saham Biasa-German Company 640.000.000


Saldo Laba 160.000.000
Diferensial 60.000.000
Investasi pada Saham German Company 860.000.000

 Paten 60.000.000
Diferensial 60.000.000
3. Ayat jurnal anak perusahaan pada saat menerima
Rp.92.000.000 dari penjualan

• Unit Mata Uang Asing (Rp) €5.750


Penjualan €.5.750

Kerugian transaksi mata uang asing €. 639


Unit Mata Uang Asing (Rp) €.639
Berapa Laba Bersih anak perusahaan?

Penjualan €50.000
Harga Pokok Penjualan (22.500)
Beban Operasi (14.500)
Kerugian Transaksi Mata Uang Asing 500
-----------
Laba Bersih €12.500
======
Buatlah Translasi Neraca Percobaan per tanggal 31
Desember 20X1Anak Perusahaan Luar Negeri Euro
Eropa adalah Mata Uang fungsional............???
Saldo Kurs Saldo (Rp)
(€)
Kas 10.750 193.500.000
Unit Mata Uang Asing 3.000 54.000.000
Piutang 10.500 189.000.000
Persediaan 5.000 90.000.000
Aset Tetap 50.000 900.000.000
Harga Pokok Penjualan 22.500 382.500.000
Beban Operasi 14.500 246.500.000
Kerugian Transaksi Mata Uang Asing 500 8.500.000
Dividen Dbayarkan 6.250 110.000.000
Total Debit 123.000 2.174.000.000
Akumulasi Depresiasi 7.500 135.000.000
Utang Usaha 3.000 54.000.000
Utang Obligasi 12.500 225.000.000
Saham Biasa 40.000 640.000.000
Saldo laba (1/1) 10.000 160.000.000
Penjualan 50.000 850.000.000
Total 123.000 2.064.000.000
Akumulasi Pendapatan Komprehensif lainnya 110.000.000
Total Ktredit 2.174.000.000
Pembuktian Selisih Translasi per 31 Desember
PT INDUK DAN ANAK PERUSAHAAN
Pembuktian Selisih Translasi
Tahun Berakhir 31 Desember 20X1
€ Kurs Rp
Translasi

Aset bersih awal tahun 50.000 16.000 800.000.000


Penyesuaian untuk perubahan dalam posisi
aset bersih selama tahun berjalan:
Laba bersih tahun berjalan 12.361 17.000 210.137.000
Dividen dibayarkan (16.250) 17.600 (286.000.000)
---------------------
Aset bersih ditranslasikan menggunakan: 724.137.000
Kurs selama tahun berjalan
Kurs akhir tahun 46.111 18.000 829.998.000
Pendapatan komprehensif lainnya-s elisih
translasi selama tahun berjalan 105.861.000
Akumulasi pendapatan komprehensif
lainnya- selisih translasi, 1/1 -0-
----------------------------
Akumulasi pendapatan komprehensfif
lainnya-selisih translasi 31/12/20X1 105.861.000
Ayat Jurnal Pada Pembukuan Induk Perusahaan
• Dibuat untuk mengakui nilai setara rupiah dari bagian
induk perusahaan atas laba anak perusahaan
• Amortisasi selisih biaya perolehan dengan nilai buku
• Selisih translasi kumulatif dari diferensial induk
perusahaan
• Dividen yang diterima dari anak perusahaan luar negeri
• Induk perusahaan harus mengakui bagiannya atas
selisih translasi yang timbul dari laporan keuangan
anak perusahaan
• Beban periodik dalam selisih translasi induk
perusahaan dari investasi luar negeri dilaporkan
sebagai komponen pendapatan komprehensif lainnya
induk perusahaan
Ayat jurnal yang dibuat oleh PT Induk untuk
mencatat Investasinya di German Company adalah
sebagai berikut:
• 1 Oktober 20X1 :
Kas 110.000.000
Investasi pada saham German Company 110.000.000
Dividen yang diterima dari anak perusahaan
€6.250 X Rp.17.600

 31 Desember 20X1
Investasi Pada Saham German Company212.500.000
Pendapatan dari Anak perusahaan luar negeri 212.500.000
Bagian laba anak perusahaan €12.500 X Rp.17.000

Investasi pada Saham German Company 110.000.000


Pendapatan komprehensif lainnya-Selisih Translasi 110.000.000
Diferensial : Selisih Lebih dari Harga Perolehan Terhadap Nilai
Bukunya
• Diferensial tidak muncul dalam pembukuan anak perusahaan;
tapi merupakan bagian dari akun investasi induk perusahaan
• PSAK 11 mengharuskan alokasi dan amortisasi dari diferensial
antara investasi dan nilai bukunya dilakukan dalam konteks
mata uang fungsional anak perusahaan dan jumlah tersebut
kemudian ditranslasikan menggunakan kurs yang sesuai dalam
kertas kerja pada tanggal neraca.
• Amortisasi periodik mempengaruhi laba-rugi sehingga
ditranslasikan menggunakan kurs rata-rata
• Dilain pihak, sisa saldo diferensial yang belum diamortisasi
dilaporkan dalam neraca dan ditranslasikan menggunakan kurs
pada tanggal neraca
• Pengaruh dari perbedaan kurs tersebut disajikan dalam selisih
translasi Induk perusahaan sebagai revisi dari bagian investasi
awal induk perusahaan di Anak perusahaan
PT Induk mengamortisasi paten selama periode 10 tahun

Euro Eropa Kurs Translasi Rupiah Indonesia

Laporan Laba Rugi

Diferensial awal tahun €6.250 16.000 Rp.100.000.000

Amortisasi periode berjalan (625) 17.000 Rp.(10.625.000)


(€3.750/10) -------- -----------------------
Sisa Saldo €.5.625 Rp.89.375.000

Neraca

Sisa saldo 31/12/X1 ditranslasikan €.5.625 18.000 Rp.101.250.000


menggunakan kurs neraca -----------------------
Selisih dimasukkan dalam Rp.11.875.000
pendapatan komprehensif lainnya
• Ayat Jurnal untuk mengakui amortisasi paten untuk periode
berjalan
Pendapatan dari anak perusahaan 6.375.000
Investasi pada Saham German Company 6.375.000
Amortisasi paten €375 X Rp.17.000

 Ayat Jurnal untuk mencatat bagian selisih translasi


Investasi pada Saham German Company 7.125.000
Pendapatan komprehensif lainnya-selisih translasi 7.125.000
Mengakui selisih translasi atas peningkatan diferensial
• Saldo akun Investasi pada Saham German
Company tanggal 31 Desember 20X1 adalah:
------------------------------------------------------------------
Investasi pada Saham German Company
------------------------------------------------------------------------------
Harga Beli 860.000.000 Dividen 110.000.000
Ekuitas dalam laba 212.500.000
Bagian atas selisih translasi 110.000.000 Amortisasi
Selisih translasi dari diferensial diferensial 6.375.000
Saldo 31/12/X1 7.125.000
---------------
Saldo 31/12/X1 1.073.250.000
Ingat : Bahwa akun pendapatan komprehensif lainnya-
selisih translasi sebesar Rp.117.125.000

• Jurnal penutup secara terpisah laba bersih dari anak


perusahaan dan pendapatan komprehensif lainnya yang
timbul dari investasi pada anak perusahaan

• Pendapatan dari anak perusahaan 206.125.000


Saldo Laba 206.125.000
Untuk menutup laba bersih dari anak perusahaan
Rp.212.500.000-Rp.6.375.000

 Pendapatan Komprehensif lainnya-Selisih translasi 117.125.000


Akumulasi Pendapatan Komprehensifl ainnya-selisih translasi 117.125.000
Kertas Kerja Konsolidasi
 Ada dua hal yang harus diperharikan dalam proses konsolidasi
anak perusahaan luar negeri yaitu :
1. Induk perusahaan akan mencatat bagian selisih translasi yang
timbul dari translasi akun anak perusahaan luar negeri yang
memiliki 100 % saham anak perusahaan, tetapi dalam kasus
anak perusahaan tidak dimiliki seluruhnya, maka kepemilikan
minoritas akan mendapat alokasi sebesar bagian presentasenya
atas selisih translasi
2. Amortisasi paten untuk periode berjalan ditranslasikan
menggunakan kurs rata-rata untuk periode berjalan, sedangkan
saldo akhir paten ditranslasikan menggunakan kurs neraca
(kurs sekarang), selisih translasi atas diferensial harus dihitung
dan dialokasikan sebagai bagian dari investasi induk
perusahaan di anak perusahaan.
Ayat Jurnal Eliminasi
E (1) Pendapatan dari Anak Perusahaan 206.125.000
Dividen diumumkan 110.000.000
Investsi pada saham German Co. 96.125.000
Mengeliminasi pendapatan dari anak perusahaan:
Rp.212.500.000 – Rp.6.375.000

E (2)Pendapatan Komprehensif lainnya-selisih translasi 110.000.000


Investasi pada saham German Co. 110.000.000
Mengeliminasi pendapatan komprehensif lainnya
Dari anak perusahaan yang dicatat oleh induk perusahaan

E (3) Saham Biasa- German Co 640.000.000


Saldo Laba, 1 januari 20X1 160.000.000
Akumulasi Pendapatan Komprehensif
lainnya,1 Januari 20X1 0
Diferensial 60.000.000
Investasi pada saham German Co. 860.000.000
Mengeliminasi saldo investasi awal periode
E (4) Diferensial 7.125.000
Investasi pada saham German Co. 7.125.000
Mengeliminasi penyesuaian diferensial pada
Akhir periode yang dicatat dalam di dalam akun investasi

E (5) Paten 67.125.000


Diferensial 67.125.000
Mengalokasikan diferensial,termasuk penyesuaian
Periodik sebesar Rp.7.125.000 ke paten

E (6) Beban Operasi-Amortisasi Paten 6.375.000


Paten 6.375.000
Amortisasi paten
€375 X 17.000
Kertas Kerja Konsolidasi 31 Desember 20X1, Disusun
setelah Translasi Laporan Keuangan Anak Perusahaan
Kepemilikan Minoritas pada Anak Perusahaan Luar
Negeri
• Sebagian besar perusahaan Indonesia lebih suka
untuk memiliki saham 100% anak perusahaan luar
negerinya
• Kepemilikan saham minoritas, tidak ada keharusan
untuk menyusun laporan keuangan anak perusahaan
• Jika anak perusahaan luar negeri tidak dimiliki
sepenuhnya, maka kepemilikan minoritas harus
dihitung dan diperlakukan sebagaimana mestinya
Contoh: PT Induk memiliki 80 % kepemilikan Saham German
Company sedangkan Investor lain memiliki kepemilikan
minoritas 20 %, maka alokasi dari kepemilikan minoritas akan
mendapatkan sebesar presentase dari selisih translasi
Saham Biasa (Rp.640.000.000 X 20 %) Rp.128.000.000
Saldo Laba :
Laba Awal : (Rp.160.000.000 X 20%) Rp.32.000.000
Laba Bersih (Rp.212.500.000 X 20%) Rp.42.500.000
Dividen (110.000.000 X 20 %) (Rp.22.000.000)
---------------------------
Total Saldo Laba Rp 52.500.000
Akumulasi Pendapatan Komprehensif
Lainnya- Selisih Translasi
(Rp.110.000.000 X 20 %) Rp. 22.000.000
---------------------------
Total Kepemilikan Minoritas Rp.202.500.000
Pengukuran Kembali
• Menyajikan kembali laporan keuangan anak
perusahaan luar negeri ke dalam rupiah
• Mata Uang Fungsional adalah bukan Mata uang lokal
• Setiap keuntungan atau kerugian yang timbul dari
proses pengukuran kembali dimasukkan dalam
laporan laba rugi periode berjalan, umumnya dalam
“Keuntungan (kerugian) Pengukuran Kembali”
• Proses pengukuran kembali membagi neraca menjadi
akun moneter dan non moneter
Proses Pengukuran Kembali membagi neraca menjadi :
1. Akun Moneter adalah akun yang mempunyai
jumlah yang tetap dalam unit mata uang
Misalnya : Aset dan Kewajiban moneter, seperti kas,
piutang jangka pendek, dan jangka panjang dan
utang jangka pendek dan jangka panjang. Akun-
akun ini dapat mengalami keuntungan atau kerugian
dari perubahan kurs
2. Akun Non Moneter adalah akun-akun yang
mempunyai nilai yang tidak tetap dalam unit
moneter
Sehingga digunakan berbagai macam kurs untuk
mengukur kembali neraca percobaan mata uang asing,
maka debit dan kredit dalam neraca percobaan setara
rupiah tidak akan sama.

• Pos Penyeimbang adalah Keuntungan atau


Kerugian Pengukuran Kembali
• Setiap keuntungan ataupun kerugian dimasukan
dalam laporan laba rugi periode berjalan umumnya
dalam “ Pendapatan lain-lain”
Akun-akun yang diukur kembali Menggunakan Kurs Historis

Efek Berharga :
Efek ekuitas
Efek Utang yang tidak diniatkan untuk dipegang sampai jatuh tempo
Persediaan
Biaya Dibayar dimuka seperti asuransi, iklan, sewa
Aset Tetap
Akumulasi depresiasi atas aset tetap
Paten, merek dagang, lisensi, dan formula
Goodwill
Aset tak berwujud lainnya
Beban dan kredit ditangguhkan, kecuali pajak ditangguhkan dan biaya perolehan
polis untuk perusahaan asuransi jiwa
Pendapatan yang ditangguhkan
Saham Biasa
Saham Preferen yang dicatat pada harga dikeluarkan

Pendapatan dan Beban terkait dengan pos non moneter


Harga Pokok Penjualan
Depresiasi Aset Tetap
Amortisasi aset tak berwujud seperti paten, lisensi, formula,dll
Amortisasi beban dan kredit ditangguhkan kecuali pajak ditangguhkan dan biaya
Ilustrasi German Company mata uang fungsional adalah Rupiah
• Tiga pos memerlukan perhatian khusus yaitu :
1. Aset Tetap
• Diukur kembali menggunakan kurs historis pada tanggal induk perusahaan
mengakuisisi anak perusahaan luar negeri. Jika anak perusahaan membeli
aset tetap tambahan setelah proses akuisisi, maka tambahan aset tetap
tersebut diukur kembali pada kurs tanggal pembelian aset tetap tersebut
2. Harga Pokok penjualan
 Terdiri dari transaksi yang terjadi pada berbagai kurs
 Pada wal perolehan digunakan kurs historis
 Pembelian Persediaan dilakukan beberapa waktu selama setahun, sehingga
menggunakan kurs rata-rata
 Persediaan akhir dibeli pada saat kurs langsung sebesar Rp.17.800 dengan
menggunakan metode FIFO
3. Beban Operasi
o Juga terjadi pada kurs yang berbeda
o Beban depresiasi diukur kembali menggunakan kurs histors
o Kurs rata-rata digunakan untuk mengukur kembali beban operasi lainnya,
karena diasumsikan terjadi merata sepanjang tahun
Kertas Kerja, 31 Desember 20X1, Pengukuran Kembali Neraca
Percobaan Anak Perusahaan Luar Negeri
POS Saldo Kurs Saldo
€ (Rp)
Kas 10.750 18.000 193.500.000
Unit Mata Uang Asing 3.000 18.000 54.000.000
Piutang 10.500 18.000 189.000.000
Persediaan 5.000 17.800 89.000.000
Aset Tetap 50.000 16.000 800.000.000
Harga Pokok Penjualan 22.500 (a) 371.000.000
Beban Operasi 14.500 (b) 244.000.000
Kerugian Transaksi Mata Uang Asing 500 17.000 8.500.000
Dividen Dibayarkan 6.250 17.600 110.000.000
--------- ----------------
Total Debit 123.000 2.059.000.000

Akumulasi Depresiasi 7.500 16.000 120.000.000


Utang Usaha 3.000 18.000 54.000.000
Utang Obligasi 12.500 18.000 225.000.000
Saham Biasa 40.000 16.000 640.000.000
Saldo Laba 10.000 16.000 160.000.000
Penjualan 50.000 17.000 850.000.000
----- ----------------------
Total 123.000 2.049.000.000
Keuntungan Pengukuran Kembali 10.000.000
Total Kredit 2.059.000.000
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Euro Kurs Rupiah
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Harga Pokok Penjualan:
Persediaan Awal 7.500 16.000 120.000.000
Pembelian 20.000 17.000 340.000.000
-------- ----------------
Barang Tersedia 27.500 460.000.000
Persediaan akhir (5.000) 17.800 (89.000.000)
-------- -----------------
Harga Pokok Penjualan 22.500 371.000.000

Beban Operasi:
Beban Tunai 12.000 17.000 204.000.000
Beban Depresiasi 2.500 16.000 40.000.000
------- ----------------
14.500 244.000.000
===== =========
POS TRANSLASI PENGUKURAN KEMBALI
Perbedaan Proses Translasi
Mata uang fungsional entitas
dan Pengukuran Kembali
Unit mata Uang Lokal Rupiah Indonesia
luar negeri
Metode yang digunakan Metode Kurs Sekarang Metode Moneter-Non
Moneter
Akun-akun Laporan Laba Rugi :
Pendapatan Kurs Rata-Rata Kurs rata-rata, kecuali
pendapatan terkait dengan
pos non moneter (historis)
Beban Kurs rata-rata Kurs rata-rata, kecuali beban
terkait dengan pos non
moneter (historis)

Akun-akun Neraca:
Akun-akun Moneter Kurs Sekarang Kurs Sekarang
Akun-akun Non Moneter Kurs Sekarang Kurs Historis
Akun mOdal pemegang saham Kurs Historis Kurs Historis
Saldo Laba Saldo periode sebelumnya Saldo periode sebelumnya
ditambah laba dikurangi ditambah laba dikurangi
dividen dividen
Selisih kurs yang timbul dari Selisih translasi Keuntungan atau kerugian
proses diakumulasikan di ekuitas pengukuran kembali yang
pemegang saham dimasukkan dalam laporan
laba rugi periode berjalan
Pembuktian Keuntungan Pengukuran Kembali
Pengukuran Kembali German Company
Untuk Tahun Berakhir 31 Desember 20X1
Skedul 1
Laporan Posisi Moneter Bersih
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Aset Moneter : Akhir Tahun Awal tahun
Kas €10.750 €2.500
Unit Mata Uang Asing 3.000 -0-
Piutang 10.500 10.000
------------ ------------
Total €24.250 €12.500
Dikurangi : Ekuitas Moneter
Utang Usaha 3.000 2.500
Utang Obligasi 12.500 12.500
--------- -------------
Total 15.500 15.000
======= =======
Kewajiban Moneter Bersih (2.500)
Aset Moneter Bersih 8.750
Peningkatan aset moneter bersih
Selama tahun berjalan €11.250
Skedul 2
Analisis Perubahan Akun Moneter
Euro Kurs Rupiah
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Posisi kewajiban Moneter bersih yang terkena
eksposur 1/1 (2.500) 16.000 (40.000.000)
Penyesuaian untuk perubahan posisi
Moneter bersih selama tahun berjalan :
Peningkatan:
Dari operasi :
Penjualan 50.000 17.000 850.000.000
Dari sumber lain -0- -0-
Penurunan :
Dari Operasi:
Pembelian (20.000) 17.000 340.000.000
Beban Tunai (12.000) 17.000 204.000.000
Kerugian transaksi mata uang asing (500) 17.000 (8.500.000)
Dari Dividen (6.250) 17.600 (110.000.000)
Dari Sumber lain -0- -0
Posisi moneter bersih sebelum pengukuran
Kembali menggunakan kurs akhir tahun 147.500.000
Posisi aset moneter bersih terkena eksposur,31/12 8.750 18.000 157.500.000
--------------
Keuntungan pengukuran kembali
10.000.000
Penilaian Persediaan Nilai Terendah antara Biaya Perolehan
dan Nilai Pasar dalam Pengukuran Kembali

• Memerlukan perlakuan khusus pada saat mata uang pencatatan


bukan mata uang fungsional
• Untuk mengilustrasikan penerapan metode nilai terendah antara
biaya perolehan dan nilai pasar, asumsikan bahwa :
• Anak perusahaan German Company membeli persediaan senilai
€5.000 pada saat kurs langsung adalah Rp.17.800. Pada akhir tahun
kurs langsung telah menurun menjadi Rp.16.000. Estimasi nilai
realisasi bersih dari persediaan (batas atas) adalah €5.500; nilai
penggantian adalah €5.000, dan nilai realisasi bersih dikurangi
margin laba normal (batas bawah) adalah €4.000.
• Bagaimanakah penerapan metode tersebut?
• Berapakah Nilai persediaan yang diakui apabila menggunakan
metode penilaian terendah antara biaya perolehan dengan nilai
pasar?
------------------------------------------------------------------------------
€ Kurs Rupiah
----------------------------------------------------------------------------
Biaya Historis €5.000 17.800 89.000.000
Nilai dapat direalisasi bersih
(batas atas) € 5.500 16.000 88.000.000
Biaya Penggantian € 5.000 16.000 80.000.000
Nilai dapat direalisasi bersih
Dikurangi laba normal (batas bawah) €4.000 16.000 64.000.000
• Nilai Pasar dari persediaan adalah €5.000 atau
Rp.80.000.000
• Ingat bahwa anak perusahaan tidak mencatat
penurunan nilai karena biaya perolehan historis
dari persediaan sama dengan nilai pasar
• Tetapi perbandingan dalam mata uang fungsional
(rupiah) menunjukkan bahwa induk perusahaan
mengharuskan penurunan nilai sebesar
Rp.9.000.000 untuk menurunkan nilai persediaan
dari biaya perolehan historis mata uang
fungsional sebesar Rp.89.000.000 menjadi nilai
pasar mata uang fungsional Rp.80.000.000

Anda mungkin juga menyukai