Disusun Oleh :
Cover
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.................................................................................................................................2
A.Ruang Lingkup..............................................................................................................................2
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................3
C.Tujuan Masalah..............................................................................................................................3
BAB II...................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
A. Definisi Psak 10............................................................................................................................3
B.Definisi Terkait Lainnya................................................................................................................4
C. Penguraian Definisi Terkait..........................................................................................................4
D. Contoh Kasus Mata Uang Fungsional Dan Transaksi Valuta Asing.............................................7
E. Contoh Penerpan Pada Laporan Keuangan...................................................................................7
BAB III................................................................................................................................................10
PENUTUPAN.....................................................................................................................................10
A. Kesimpulan.....................................................................................................................................10
B. Daftar Pustaka.............................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A.Ruang Lingkup
a. Akuntansi untuk transaksi mata uang asing dengan transaksi derivatif atau perjanjian
penukaran pembayaran nilai yang diatur dalam PSAK 55
b. Penggolongan dan pernytaan hasil dan posisi keuangan kegiatan usaha luar negeri
laporan keuangan Konsolidasi atau laporan yang memungkinkan investor menanaslis
keuangan, konsolidasi proporsional atau metode ekuitas.
c. Penjabaran hasil dan posisi keuangan ke suatu mata uang asing untuk pelaporan
keuangan.
B. Rumusan Masalah
a. Maksud dari isi PSAK 10 ?
b. Pengaruh perubahan nilai kurs valuta asing terhadap ekonomi ?
c. Solusi masalah kasus perubahan nilai kurs valuta asing ?
d. Laporan keuangan dari penerapan perubahan nilai kurs valuta asing ?
C.Tujuan Masalah
a. Mengetahui masalah perubahan nilai kurs valuta dalam PSAK 10 ?
b. Memahami maksud dari isi PSAK10?
c. Menerapkan laporan keuangan dari perubahan nilai kurs valuta asing ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Psak 10
Sejak 1 Januari 2012, PSAK No. 10 (revisi 2010) mulai diberlakukan, dengan
mensyaratkan masyarakat bahwa mata uang fungsional (functional currency) akan digunakan
untuk mengukur semua transaksi, dan dapat pula menjadi mata uang penyajian (presentation
currency), meskipun mata uang penyajiannya dapat berbeda dengan mata uang fungsional.
Adapun isi sebelum revisi 2010, yaitu pada PSAK No. 10 (1994) pengukuran dan
penyajian mata uang menggunakan Rupiah. Entitas dapat menggunakan mata uang selain
Rupiah jika mata uang tersebut memenuhi kriteria sebagai mata uang fungsional (Martani,
n.d).
Penerapan PSAK No. 10 (revisi 2010) ini jelas membawa perubahan yang sangat besar
pada entitas yang memiliki mata uang fungsional selain Rupiah dan Dollar AS, karena entitas
tersebut mengukur semua transaksi menggunakan mata uang fungsional. Mata uang diluar
mata uang fungsional akan dianggap sebagai mata uang asing, sehingga apabila entitas
melakukan transaksi dalam mata uang asing maka wajib untuk ditranslasikan ke dalam mata
uang fungsional pada saat pengukurannya.
Suatu pos moneter merupakan hak untuk menerima (atau kewajiban untuk
menyerahkan) suatu jumlah unit mata uang yang tetap atau dapat ditentukan. Contohnya:
pensiun dan imbalan kerja lainnya harus dibayar dalam kas, kewajiban diestimasi yang
harus diselesaikan secara kas, dan dividen kas yang diakui sebagai kewajiban.
Demikian pula, suatu kontrak untuk menerima (atau menyerahkan) suatu jumlah
variabel dari instrumen ekuitas yang dimiliki oleh entitas atau suatu jumlah variabel dari
suatu aset yang nilai wajarnya harus diterima (atau diserahkan) setara dengan suatu
jumlah unit mata uang yang tetap atau dapat ditentukan, yaitu suatu pos moneter.
Pada pengakuan awal, transaksi valuta asing dicatat dalam mata uang fungsional.
Jumlah valuta asing dihitung ke dalam mata uang fungsional dengan kurs spot antara
mata uang fungsional dan valuta asing pada tanggal transaksi.
b. Pelaporan pada Akhir Periode Pelaporan Berikutnya
Entitas mengungkapkan:
a) jumlah selisih kurs yang diakui dalam laba rugi, kecuali untuk selisih kurs yang
timbul pada instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
sesuai dengan PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran; dan
b) selisih kurs neto yang diakui dalam penghasilan komprehensif lain dan
diakumulasikan dalam komponen ekuitas yang terpisah, serta rekonsiliasi selisih
kurs tersebut pada awal dan akhir periode.
d. Perubahan dalam Mata Uang Fungsional
Entitas mampu menyajikan laporan keuangan dalam nilai valuta asing (atau beberapa
mata uang) apapun. Jika mata uang penyajian berbeda dari mata uang fungsional entitas,
entitas menjabarkan hasil dan posisi keuangannya ke dalam mata uang penyajian.
Hasil dan posisi keuangan dari suatu entitas yang mata uang fungsionalnya bukan
nilai valuta asing dari suatu ekonomi yang harus dijabarkan ke dalam mata uang
pelaporan yang berbeda menggunakan prosedur sebagai berikut:
a. aset dan laibilitas untuk setiap laporan dari posisi keuangan yang disajikan (yaitu
termasuk komparatif) harus dijabarkan menggunakan kurs penutup pada tanggal
laporan dari posisi keuangan itu.
b. pendapatan dan beban untuk setiap laporan laba rugi komprehensif atau laporan laba
rugi terpisah yang disajikan (yaitu termasuk komparatif) harus dijabarkan
menggunakan nilai tukar pada tanggal transaksi; dan
c. semua hasil dari selisih nilai tukar harus diakui dalam pendapatan komprehensif lain.
Entitas menyajikan laporan keuangan atau informasi keuangan lainnya dalam suatu
nilai valuta yang berbeda baik dari mata uang fungsionalnya maupun dari mata uang
pelaporannya, dan persyaratan-persyaratan dari paragraf 52 tidak dipenuhi, entitas harus:
Keuntungan atau kerugian pada transaksi nilai valuta asing dan selisih nilai tukar yang
timbul pada penjabaran hasil dan posisi keuangan dari suatu entitas (termasuk suatu
kegiatan usaha luar negeri) ke dalam suatu mata uang yang berbeda mungkin memiliki
pengaruh pajak. PSAK 46 diterapkan ke pengaruh pajak ini.
Apabila indikator tidak mampu memberikan jawaban yang jelas tentang penentuan suatu
mata uang fungsional, maka dibutuhkan pertimbangan manajemen atas pemilihan mata uang
fungsional sebagai pendukung atas indikator tersebut.Saat terjadi perubahaan, maka
dilakukan transaksi membeli atau menjual barang atau jasa,meminjam atau meminjamkan
dana,memperoleh atau melepas aset atau mengadakan liabilitas.
Sebuah perusahaan membeli barang dagang senilai 4 juta euro dari negara eropa. Mata
uang fungsional adalah $.Barang dipesan 31 Maret 2010, dikirim tanggal 7 April ’10,diterima
tanggal 8 April ‘10, dan tagihan diterima tanggal 28 Mei ‘10.
Pada contoh di atas, maka nilai spot yang dipakai adalah nilai rate pada tanggal transaksi.
Tanggal transaksi dapat ditentukan dengan merujuk kepada SAK yang menentukan kapan
persediaan diakui atau hutang diakui.
Apabila selisih nilai tukar tersebut merupakan pos moneter yang jadi bagian dari investasi
neto suatu kegiatan usaha LN (foreign operation) jumlah tersebut diakui dalam laba atau rugi
dalam laporan keuangan terpisah dari entitas pelapor atau laporan keuangan individual dari
terpisah dari entitas pelapor atau laporan keuangan individual dari kegiatan usaha luar
negeri, yang mana yang tepat.
E. Contoh Penerpan Pada Laporan Keuangan.
CONTOH 1 : SELISIH NILAI TUKAR - POS
Jurnal 1:
Penjualan € 396.000.000
Kas € 397.500.000
AKUN Rp
Kas 36.000.000
Piutang usaha 50.400.000
Persediaan 129.000.000
Aset tetap 249.000.000
Utang usaha 48.600.000
Modal saham 232.000.000
Saldo laba 166.600.000
Penjualan 98.250.000
HPP 59.062.500
Beban operasi 16.537.500
Beban Penyusutan 2.092.500
Beban pajak 1.012.500
Deviden 2.145.000
Tanggal Kurs
2 januari 120
1 september 130
31 desember 120
Rata-rata 135
Jurnal 2:
545.250.000
A. Kesimpulan
Nilai valuta asing memudahkan transaksi antar dua pihak dengan penggunaan mata uang
yang tidak sama untuk melakukan transaksi. Pengukuran dan pengungkapan yang diterapkan
menggunakan nilaivaluta asing yan diatur dalam PSAK 10. Sehingga terdapat suatu
perubahan dalam mata uang fungsional dari entitas pelaporan maupun dari suatu kegiatan
usaha luar negeri yang signifi kan, maka mata uang fungsional harus diungkapkan.
Valuta asing ini juga terdapat pengaturan terkait saat entitas menyajikan laporan
keuangannya dalam suatu mata uang yang berbeda dari mata uang fungsionalnya, entitas
wajib menjelaskan bahwa laporan keuangan mereka tunduk pada SAK hanya jika entitas
mematuhi semua persyaratan dari setiap pernyataan dan setiap interpretasi dari pernyataan
yang berlaku termasuk metode penjabaran.
B. Daftar Pustaka