Anda di halaman 1dari 36

AKUNTANSI PERPAJAKAN

TRANSAKSI DENGAN MATA


UANG ASING
KELOMPOK 2
1. 041711333103 IVENA ROHADATUL `AISY AHMADI
2. 041711333117 FITRI AYU NURCAHYANI
3. 041711333148 HARDITYA YANA PRADANA
4. 041711333163 RISNANDI KURNIAWAN
5. 041711333172 BIMA YOGA PRATAMA
6. 041711333173 YUDHA VANDIYANTO
7. 041711333195 YOHANES BOSKO ARYA BIMA
Nilai tukar Valuta Asing melalui sudut pandangan Akuntansi
Komersial (PSAK 10)

◈ Kurs Valuta Asing adalah nilai suatu mata uang ditentukan oleh nilai tukar
mata uang tersebut terhadap mata uang lainnya. Kurs adalah harga mata uang
suatu negara yang dinyatakan dengan mata uang negara lain.
◈ Menurut PSAK 10, pada dasarnya mata uang fungsional (mata uang
pengukuran) adalah mata uang yang digunakan dalam transaksi pengukuran.
Sedangkan mata uang pelaporan adalah mata uang yang digunakan dalam
menyajikan laporan keuangan. PSAK 10 mensyaratkan bahwa suatu
perusahaan mengukur transaksinya menggunakan mata uang fungsionalnya
dan membolehkan perusahaan menyajikan laporan keuangannya dengan
menggunakan mata uang apa saja. Namun PSAK 10 juga menyatakan bahwa
mata uang pelaporan di Indonesia adalah Rupiah.
istilah yang digunakan pada PSAK 10 terkait Pengaruh Perubahan
Nilai Tukar Valuta Asing

◈ Investasi neto dalam suatu kegiatan usaha luar negeri adalah jumlah dari
kepentingan entitas pelapor di dalam aset neto dari kegiatan usaha itu.
◈ Kegiatan usaha luar negeri adalah suatu entitas yang merupakan entitas anak,
perusahaan asosiasi, ventura bersama atau cabang dari entitas pelapor, yang
aktivitasnya dilaksanakan di suatu negara atau menggunakan mata uang selain
dari mata uang entitas pelapor.
◈ Kurs penutup adalah nilai tukar spot pada akhir periode pelaporan.
◈ Mata uang asing adalah suatu mata uang selain mata uang fungsional suatu
entitas.
◈ Mata uang fungsional adalah mata uang pada lingkungan ekonomi utama dimana
suatu entitas beroperasi.
◈ Mata uang pelaporan adalah mata uang yang digunakan dalam penyajian laporan
keuangan.
istilah yang digunakan pada PSAK 10 terkait Pengaruh Perubahan
Nilai Tukar Valuta Asing (lanjutan)
◈ Nilai tukar adalah rasio pertukaran untuk dua mata uang.
◈ Nilai tukar spot adalah nilai tukar untuk pengiriman segera.
◈ Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset atau
menyelesaikan kewajiban antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki
pengetahuan memadai dalam suatu transaksi wajar (arm’s length transaction).
◈ Pos-pos moneter adalah unit-unit mata uang yang dimiliki dan aset serta laibilitas
yang akan diterima atau dibayarkan dalam jumlah unit mata uang yang pasti atau
dapat ditentukan.
◈ Selisih kurs adalah selisih yang dihasilkan dari penjabaran sejumlah tertentu satu
mata uang ke dalam mata uang lainnya pada nilai tukar yang berbeda.
Faktor-faktor dalam menentukan mata uang fungsional menurut
PSAK 10 adalah:
◈ Mata uang utama yang memengaruhi harga jual barang dan jasa
◈ Mata uang utama yang memengaruhi biaya tenaga kerja, bahan
baku, dan biaya lainnya dalam penjualan barang dan jasa.
◈ Faktor-faktor berikut juga dapat memberikan bukti dari mata uang
fungsional suatu entitas:
◈ mata uang yang mana dana dari aktivitas pendanaan (antara lain
penerbitan instrumen utang dan instrumen ekuitas) dihasilkan.
◈ mata uang dalam mana penerimaan dari aktivitas operasi pada
umumnya ditahan.
Pada saat pengakuan awal

Transaksi dalam mata uang asing harus disaji


ulang ke dalam mata uang fungsional
menggunakan kurs tanggal transaksi atau nilai
tukar spot, Namun dalam PSAK ini juga
penggunaan kurs tidak berdasarkan tanggal
terjadinya transaksi saja, boleh juga menggunakan
kurs rata-rata BI dalam satu bulan atau juga single
rate (kurs bulan sebelumnya), dengan catatan
pada saat pengakuan awalnya harus
menggunakan kurs tersebut (konsisten)
Pada setiap tanggal pelaporan

• Pos-pos moneter disaji ulang


Pada menggunakan kurs penutup
• Pos-pos non-moneter yang dicatat pada
setiap biaya historis harus dilaporkan
menggunakan kurs tanggal transaksi,
tanggal dan
pelapora • Pos-pos non-moneter yang dicatat pada
nilai wajar harus disaji ulang
n menggunakan kurs yang berlaku pada
saat nilai tersebut ditentukan
Pengakuan Selisih Nilai Tukar

Selisih nilai tukar yang timbul pada penyelesaian pos moneter atau pada
penjabaran pos moneter pada kurs yang berbeda dari kurs pada saat pos
moneter tersebut dijabarkan pada pengakuan awal selama periode atau
pada periode laporan keuangan sebelumnya, harus diakui dalam laba
atau rugi dalam periode pada saat terjadinya.

Ketika pos moneter timbul dari transaksi mata uang asing dan terdapat
perubahan dalam nilai tukar antara tanggal transaksi dan tanggal
penyelesaian, terjadilah sejumlah selisih nilai tukar. Ketika transaksi
diselesaikan dalam suatu periode akuntansi yang sama seperti saat
transaksi itu terjadi, semua selisih nilai tukar diakui dalam periode itu.
Namun ketika transaksi diselesaikan dalam periode akuntansi berikutnya,
selisih nilai tukar yang diakui dalam setiap periode sampai pada tanggal
penyelesaian, ditentukan dengan perubahan pada nilai tukar selama
masing-masing periode.
DASAR HUKUM

PMK
PMK KMK
196/PMK.03/2007
PSAK
PMK KMK No
24/PMK.011/2012 609/KMK.04/1994 PSAK 10 tentang
PMK Pengaruh Perubahan
1/PMK.03/2015 Nilai Tukar
PMK
123/PMK.03/2019
Kurs mata uang asing dapat
mempengaruhi transaksi Risiko yang ada seperti
dan nilai nya yang akan mempengaruhi titik
menimbulkan keuntungan profitabilitas perusahaan.
dan kerugian

POKOK Metode nilai tukar dan cara


pelaporannya yang
Adanya perbedaan prinsip
perpajakan dengan
PERMASALAHAN digunakan dalam segi
komersial dan fiskal
akuntansi yang mengatur
sistem valuta asing

Suatu entitas yang melakukan


aktivitas ekonomi dengan
melibatkan valuta asing
tentunya wajib melakukan
pembukuan atau menyajikan
laporan keuangannya dalam
mata uang asing.
KEWAJIBAN PEMBUKUAN
Wajib Pajak yang wajib menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan satuan mata
uang selain rupiah yaitu Bahasa Inggris dan satuan mata uang Dollar Amerika Serikat terdiri atas:

a. Wajib Pajak dalam rangka Penanaman Modal Asing yang beroperasi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang Penanaman Modal Asing;

b. Wajib Pajak dalam rangka Kontrak Karya yang beroperasi berdasarkan kontrak perjanjian dengan Pemerintah Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pertambangan mineral dan
batubara;

c. Wajib Pajak Kontraktor Kontrak Kerja Sama yang beroperasi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang pertambangan minyak dan gas bumi;

d. Bentuk Usaha Tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (5) Undang-Undang PPh atau sebagaimana diatur dalam
Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) terkait;

e. Wajib Pajak yang mendaftarkan emisi sahamnya baik sebagian maupun seluruhnya di bursa efek luar negeri;
KEWAJIBAN PEMBUKUAN
d. Kontrak Investasi Kolektif (KIK) yang menerbitkan reksadana dalam denominasi satuan mata uang
Dolar Amerika Serikat dan telah memperoleh Surat Pemberitahuan Efektif Pernyataan Pendaftaran dari
Lembaga independen yang melakukan pengaturan dan pengawasan jasa keuangan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang Otoritas Jasa Keuangan;

e. Wajib Pajak yang berafiliasi langsung dengan perusahaan induk di luar negeri, yaitu perusahaan anak
(subsidiary company) yang dimiliki dan/ atau dikuasai oleh perusahaan induk (parent company) di luar
negeri yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (4) huruf a dan
huruf b Undang-Undang PPh; atau

f. Wajib Pajak yang menyajikan laporan keuangan dalam mata uang fungsionalnya menggunakan satuan
mata uang Dolar Amerika Serikat sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia.
PENYELENGGARA PEMBUKUAN
◈ Penyelenggaraan pembukuan pada awal tahun buku dengan menggunakan satuan mata
uang Dollar Amerika Serikat untuk pertama kali dilakukan dengan bertitik tolak dari
Neraca akhir tahun buku sebelumnya (dalam satuan mata uang Rupiah) yang
dikonversikan ke satuan mata uang Dollar Amerika Serikat dengan menggunakan kurs:
untuk harga perolehan harta berwujud dan/atau harta tidak berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih
dari 1 (satu) tahun menggunakan kurs yang sebenarnya berlaku pada saat perolehan harta tersebut;

untuk akumulasi penyusutan dan/atau amortisasi harta sebagaimana dimaksud pada huruf a
menggunakan kurs yang sebenarnya berlaku pada saat perolehan harta tersebut;

untuk harta lainnya dan kewajiban menggunakan kurs yang sebenarnya berlaku pada akhir tahun buku
sebelumnya, berdasarkan sistem pembukuan yang dianut yang dilakukan secara taat asas;
apabila terjadi revaluasi aktiva tetap, di samping menggunakan nilai historis, atas nilai selisih lebih
dikonversi ke dalam satuan mata uang Dollar Amerika Serikat dengan menggunakan kurs yang
sebenarnya berlaku pada saat dilakukannya revaluasi

untuk laba ditahan atau sisa kerugian dalam satuan mata uang Rupiah dari tahun-tahun
sebelumnya, dikonversi ke dalam satuan mata uang Dollar Amerika Serikat dengan menggunakan
kurs yang sebenarnya berlaku pada akhir tahun buku sebelumnya, yakni kurs tengah Bank
Indonesia, berdasarkan sistem pembukuan yang dianut yang dilakukan secara taat asas;

untuk modal saham dan ekuitas lainnya menggunakan kurs yang sebenarnya berlaku pada saat
terjadinya transaksi;

dalam hal terdapat selisih laba atau rugi sebagai akibat konversi dari satuan mata uang Rupiah ke
satuan mata uang Dollar Amerika Serikat sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c,
huruf d, dan huruf e maka selisih laba atau rugi tersebut dibebankan pada rekening laba ditahan..
TRANSAKSI MATA UANG ASING

Transaksi Valuta Utang Piutang dengan


Berjangka dan Investasi di Valuta Asing
Luar Negeri

Transaksi Valuta
Pembelian Aktiva Tetap Berjangka dan Investasi
di Luar Negeri
PENDEKATAN PEMBUKUAN

Dual Currency

Functional Currency

Transaksi Penjualan
(SECARA TUNAI)
◈ Pada tanggal 28 April 2018, PT PINGIN KAYA menjual 100 PAK
BUANGIN dengan harga MR 200 (Sebelum PPN) secara tunai
kepada PT ASIA JAYA di Malaysia. Kurs pada tanggal transaksi
(KEMENKEU) adalah Rp 3.400.
◈ (UU PPN Ps. 4 ayat 1, Pasal 22 UU PPh)
◈ Kas 748.000
◈Penjualan 680.000
◈PPN Keluaran 68.000

◈ Pada tanggal 14 Juni 2018, PT PINGIN KAYA menjual 200 PAK
UNANGIN dengan harga 100 USD (Termasuk pajak). Kurs
Kemenkeu saat ini Senilai Rp14.000
◈ (UU PPN Ps. 4 ayat 1, Pasal 22 UU PPh)
◈ Kas 1.400.000
◈Penjualan 1.272.727
◈PPN Keluaran 127.273



Transaksi Penjualan
(SECARA KREDIT)
PENJUALAN
◈ Pada tanggal 14 Juni 2018, PT PINGIN KAYA menjual 250 PAK
BUANGIN dengan harga 150 USD ( Belum Termasuk pajak). Kurs
Kemenkeu saat ini Senilai Rp14.000.

◈ Piutang usaha 2.310.000


◈Penjualan 2.100.000
◈PPN Keluaran 210.000
PELUNASAN
◈ Pada tanggal 18 Agustus 2018, customer melakukan
pelunasan sebanyak 150 USD ditambah dengan pembayaran
pajak yang ditagihkan senilai 15 USD. Kurs pada saat hari ini
sebesar 14.100
◈ (UU PPN Ps. 4 ayat 1, Pasal 22 UU PPh)

◈ Kas 2.326.500
◈ Piutang usaha 2.310.000
◈ Laba selisih Kurs 16.500
PENJUALAN
◈ Pada tanggal 17 Juni 2018, PT PINGIN KAYA menjual 1000 PAK BUANGIN
dengan harga 400 USD kepada rekanan perusahaan di Singapura (AMARCON
LTD). Perusahaann tersebut memberikan uang muka senilai 100 USD. Kurs kmk
saat ini senilai 14.000 (harga tersebut sudah termasuk pajak)
◈ (UU PPN Ps. 4 ayat 1, Pasal 22 UU PPh)

◈ Kas 1.400.000
◈ Piutang usaha 5.600.000
◈ Penjualan 6.363.636
◈ PPN Keluaran 636.364
PELUNASAN (1)
◈ AMARCON LTD melakukan pembayaran piutang pada tanggal 21
Juni 2019. Namun baru membayarkan 200 USD. Dan sesuai
kebijakan perusahaan apabila pembayaran piutang sebelum lewat
10 hari diberi diskon 3% dari nilai pembayaran piutang. Kurs KMK
saat ini adalah 13.930
◈ (UU PPN Ps. 4 ayat 1, Pasal 22 UU PPh)
Kas 2.700.420
◈ Rugi selisih kurs 16.000
◈ Diskon Penjualan 83.580
◈ Piutang 2.800.000
PELUNASAN (2)
AMARCON LTD melakukan sisa pelunasan pembayaran piutang
sebesar 100 USD. Dengan kurs kemenkeu sebesar 14.200

Kas 1.420.000
laba selisih kurs 20.000
Piutang usaha 1.400.000

Transaksi Pembelian
(TUNAI)
PEMBELIAN

◈ Pada tanggal 30 maret 2018 PT. Buangin (memiliki API) melakukan pembelian
bahan baku secara impor dari Valve Corp. CIF : $13.300, Bea Masuk 5%. Kurs
kmk 13.500, kurs BI 13.800. Transaksi tersebut dibayar secara tunai.
◈ CIF = $13.300 x 13.800 = Rp 183.540.000
◈ BM = $665 x 13.500 = Rp 8.977.500
◈ Harga perolehan = Rp 192.517.500

Pasal 8 ayat 2 PMK


◈ PPN impor = 10% x ($13.300 x 13.500) = Rp 17.955.000
No.196/PMK.03/2007
◈ PPh pasal 22 = 2,5% x ($13.300 x 13.500) = Rp 4.488.750
UU PPN pasal 4 ayat 1 huruf b ◈
◈ Bahan baku 192.517.500
UU PPh pasal 22
◈ PPN masukan 17.955.000
◈ UM PPh pasal 22 4.488.750
◈ Kas/Bank 210.971.250

Transaksi Pembelian
(KREDIT)
1 Desember 2018 PT PINGIN KAYA melakukan impor bahan baku EKSTRAK ke PT HAYATI MALAYSIA.
dengan nilai sebagai berikut : CIF $5.000, Bea Masuk 5%. Kurs KMK 13.000 dan Kurs Tengah BI 13.200.
Pasal 6 angka 2 huruf b PMK No 196/PMK.03/2007; Pasal 8(2) PMK No 196/PMK.03/2007
CIF = $5.000 × 13.200 = Rp 66.000.000
BM = 5% × ($5.000 × 13.000) = Rp 3.250.000
Harga Perolehan = Rp 69.250.000
PPN Impor = 10% × ($5.000 × 13.000) = Rp 6.500.000
PPh Ps 22 = 2,5% × ($5.000 × 13.000) = Rp 1.625.000

Bahan Baku 66.000.000


PPN Masukan 6.500.000
UM PPh Pasal 22 1.625.000
Utang Usaha 66.000.000
Kas/ bank 8.125.000
PELUNASAN
Pencatatan pada tanggal pelunasan 15 Desember 2018
Kurs KMK 13.050 dan Kurs Tengah BI 13.300.

Nilai Utang tercatat = Rp 66.000.000


Nilai Utang pada tanggal pelunasan $10.000 × 13.300 = Rp 66.500.000
Keuntungan (Kerugian) Selisih Kurs =(Rp 500.000)

Utang Usaha 66.000.000


Kerugian atas Selisih Kurs 500.000
Kas/Bank 66.500.000

Transaksi Pembelian
ASET TETAP
PEMBELIAN
◈ Mengimpor meja rapat bermotif bangsa Viking dari Somebath
Ltd. yang bertempat di Swedia dengan harga faktur €1200.
Barang yang diimpor adalah jenis barang yang tidak masuk
didalam barang-barang tertentu yang ditentukan dalam PMK
No.16/PMK.010/2016. Biaya asuransi yang dibayar diluar
negeri sebesar 5% dari harga faktur dan biaya angkut sebesar
10% dari harga faktur. Bea masuk dan bea masuk tambahan
masing-masing sebesar 20% dan 10%. Kurs menteri keuangan
pada saat itu €1 = 12.000.
PERHITUNGAN
◈ Harga: €1200 * 12.000 = Rp. 14.400.000

◈ Nilai Impor = CIF + Bea Masuk


CIF = 14.400.000 * (1+5%+10%)
= 16.560.000
Bea Masuk = 16.560.000 * (20%+10%)
= 4.320.000
= Rp. 20.880.000
JURNAL
Peralatan kantor 20.880.000
PPN Masukan 2.088.000
Uang muka PPh pasal 22 522.000,00 Kas
22.446.000,00

PMK 175/PMK01/2013 tentang pemungutan PPh


Pasal 22 sehubungan dengan pembayaran atas
penyerahan barang dan kegiatan dibidang
impor/usaha lain dan PMK 196/PMK.03/2007

◈ THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai