Anda di halaman 1dari 3

Nilai tukar Valuta Asing melalui sudut pandangan Akuntansi Komersial

Kurs Valuta Asing adalah nilai suatu mata uang ditentukan oleh nilai tukar mata uang tersebut
terhadap mata uang lainnya. Kurs adalah harga mata uang suatu negara yang dinyatakan dengan
mata uang negara lain.

Menurut PSAK 10, pada dasarnya mata uang fungsional (mata uang pengukuran) adalah mata
uang yang digunakan dalam transaksi pengukuran. Sedangkan mata uang pelaporan adalah mata
uang yang digunakan dalam menyajikan laporan keuangan. PSAK 10 mensyaratkan bahwa suatu
perusahaan mengukur transaksinya menggunakan mata uang fungsionalnya dan membolehkan
perusahaan menyajikan laporan keuangannya dengan menggunakan mata uang apa saja. Namun
PSAK 10 juga menyatakan bahwa mata uang pelaporan di Indonesia adalah Rupiah.

Berikut adalah istilah yang digunakan pada PSAK 10 terkait Pengaruh Perubahan Nilai Tukar
Valuta Asing :

a. Investasi neto dalam suatu kegiatan usaha luar negeri adalah jumlah dari kepentingan
entitas pelapor di dalam aset neto dari kegiatan usaha itu.
b. Kegiatan usaha luar negeri adalah suatu entitas yang merupakan entitas anak, perusahaan
asosiasi, ventura bersama atau cabang dari entitas pelapor, yang aktivitasnya dilaksanakan
di suatu negara atau menggunakan mata uang selain dari mata uang entitas pelapor.
c. Kurs penutup adalah nilai tukar spot pada akhir periode pelaporan.
d. Mata uang asing adalah suatu mata uang selain mata uang fungsional suatu entitas.
e. Mata uang fungsional adalah mata uang pada lingkungan ekonomi utama dimana suatu
entitas beroperasi.
f. Mata uang pelaporan adalah mata uang yang digunakan dalam penyajian laporan
keuangan.
g. Nilai tukar adalah rasio pertukaran untuk dua mata uang.
h. Nilai tukar spot adalah nilai tukar untuk pengiriman segera.
i. Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset atau
menyelesaikan kewajiban antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki
pengetahuan memadai dalam suatu transaksi wajar (arm’s length transaction).
j. Pos-pos moneter adalah unit-unit mata uang yang dimiliki dan aset serta laibilitas yang
akan diterima atau dibayarkan dalam jumlah unit mata uang yang pasti atau dapat
ditentukan.
k. Selisih kurs adalah selisih yang dihasilkan dari penjabaran sejumlah tertentu satu mata
uang ke dalam mata uang lainnya pada nilai tukar yang berbeda.

Faktor-faktor dalam menentukan mata uang fungsional menurut PSAK 10 adalah:

 Mata uang utama yang memengaruhi harga jual barang dan jasa
 Mata uang utama yang memengaruhi biaya tenaga kerja, bahan baku, dan biaya lainnya dalam
penjualan barang dan jasa.
Faktor-faktor berikut juga dapat memberikan bukti dari mata uang fungsional suatu entitas:
a. mata uang yang mana dana dari aktivitas pendanaan (antara lain penerbitan instrumen
utang dan instrumen ekuitas) dihasilkan.
b. mata uang dalam mana penerimaan dari aktivitas operasi pada umumnya ditahan.

Pada saat pengakuan awal

Transaksi dalam mata uang asing harus disaji ulang ke dalam mata uang fungsional
menggunakan kurs tanggal transaksi atau nilai tukar spot, Namun dalam PSAK ini juga
penggunaan kurs tidak berdasarkan tanggal terjadinya transaksi saja, boleh juga menggunakan
kurs rata-rata BI dalam satu bulan atau juga single rate (kurs bulan sebelumnya), dengan
catatan pada saat pengakuan awalnya harus menggunakan kurs tersebut (konsisten)

Pada setiap tanggal pelaporan

o Pos-pos moneter disaji ulang menggunakan kurs penutup


o Pos-pos non-moneter yang dicatat pada biaya historis harus dilaporkan menggunakan
kurs tanggal transaksi, dan
o Pos-pos non-moneter yang dicatat pada nilai wajar harus disaji ulang menggunakan kurs
yang berlaku pada saat nilai tersebut ditentukan

Pengakuan Selisih Nilai Tukar

Selisih nilai tukar yang timbul pada penyelesaian pos moneter atau pada penjabaran pos
moneter pada kurs yang berbeda dari kurs pada saat pos moneter tersebut dijabarkan pada
pengakuan awal selama periode atau pada periode laporan keuangan sebelumnya, harus diakui
dalam laba atau rugi dalam periode pada saat terjadinya.

Ketika pos moneter timbul dari transaksi mata uang asing dan terdapat perubahan dalam nilai
tukar antara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian, terjadilah sejumlah selisih nilai tukar.
Ketika transaksi diselesaikan dalam suatu periode akuntansi yang sama seperti saat transaksi itu
terjadi, semua selisih nilai tukar diakui dalam periode itu. Namun ketika transaksi diselesaikan
dalam periode akuntansi berikutnya, selisih nilai tukar yang diakui dalam setiap periode sampai
pada tanggal penyelesaian, ditentukan dengan perubahan pada nilai tukar selama masing-masing
periode.

Anda mungkin juga menyukai