Anda di halaman 1dari 35

“TAX PLANNING DAN PENGENDALIAN ATAS

UNSUR-UNSUR BEBAN POKOK PENJUALAN


DAN PENGURANG PENGHASILAN BRUTO”
OLEH : RIMBA PURNAMA (51622120027)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


UNIVERSITAS WIDYATAMA

MATA KULIAH : MANAJEMEN PAJAK


DOSEN PENGAMPU : Dyah Purnamasari, Dr., S.E., M.Si., Ak., C.A.
FOREIGN EXCHANGE LOSS

Nilai Tukar (Kurs)


Nilai Tukar adalah sebuah
(Kurs)
perjanjian yang
dikenal sebagai nilai
tukar terhadap
pembayaran saat kini
atau di kemudian hari,
antara dua mata uang
masing-masing
FOREIGN EXCHANGE LOSS

Kurs Beli, adalah harga yang diberikan


oleh bank kepada seseorang yang ingin
membeli mata uang asing.
Jenis – Kurs Jual, adalah harga yang diberikan
Jenis oleh bank kepada seseorang yang ingin
menukarkan mata uang asing.
Kurs
Kurs Tengah, adalah harga yang
diberikan oleh bank antara kurs jual
dan kurs beli (penjumlahan kurs beli
dan kurs jual yang dibagi dua).
FOREIGN EXCHANGE LOSS

Kurs Tetap:
• Ditetapkan oleh Pemerintah (Bank
Indonesia)
Sistem
Kurs yang Kurs Mengambang Bebas:
Berlaku di • Sepenuhnya diserahkan dalam mekanisme
Indonesia pasar

Kurs Mengambang Terkendali:


• Dipengaruhi oleh Mekanisme Pasar
• Adanya intervensi Pemerintah
FOREIGN EXCHANGE LOSS

Selisih Kurs
PERIODE BEBERAPA PERIODE
Menurut PSAK 10
“Selisih kurs timbul AKUNTANSI AKUNTANSI
apabila terdapat SAMA Selisih kurs
dibebankan pada
perubahan kurs Selisih kurs
antara tanggal Setiap periode
transaksi dengan
dibebankan akuntansi dengan
tanggal penyelesain seluruhnya memperhatikan
dari pos moneter pada periode perubahan kurs
dalam mata uang untuk setiap periode
asing”
tersebut
FOREIGN EXCHANGE LOSS

UU PPh 36 Tahun 2008 Pasal 4 ayat 1:


“Keuntungan yang diperoleh karena fl uktuasi kurs
mata uang asing diakui berdasarkan sistem
pembukuan yang dianut dan dilakukan secara taat asas
Selisih Kurs sesuai dengan PSAK yang berlaku di Indonesia”
Menurut
Perpajakan UU PPh 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat 1e:
“Kerugian selisih kurs yang dialami oleh wajib
pajak dapat dikurangkan dalam menghitung
penghasilan kena pajak bagi pajak dalam
negeri dan BUT”
FOREIGN EXCHANGE LOSS

“Pembebanan dilakukan pada


Kurs saat terjadinya realisasi atas
Tetap perkiraan mata uang asing
tersebut”
Pembebanan
Selisih Kurs
(Loss) “Pembebanan dilakukan
Kurs pada setiap akhir tahun
Tengah berdasarkan kurs tersebut”
REVENUE EXPENDITURE

Pengeluaran yang
dikeluarkan dengan
tujuan untuk
memperoleh
penghasilan pada
periode dimana
Berulang Tidak Nilai rupiah
pengeluaran dan
-ulang menambah tidak beban tersebut
umur aset materiil terjadi, masa
Perlakuan akuntansi pengeluaran pendapatan dengan manfaatnya hanya
mencatat biaya yang dikeluarkan sebagai beban pada periode satu periode saja
tersebut
REVENUE EXPENDITURE

 Contoh Kasus:
Sebuah mobil box yang telah dibeli setahun lalu yang
dapat mengangkut 100 dus obat-obatan, mobil ini
memerlukan biaya untuk mengganti dua ban mobil
depan karena sudah sering pecah. Biaya yang
dikeluarkan untuk mengganti kedua ban ini
berjumlah Rp 400.000. Apakah transaksi ini bersifat
material dan transaksi ini termasuk pengeluaran
pendapatan? Bagaimana pencatatan akuntansinya ?
REVENUE EXPENDITURE

 Jawaban:
Biaya pemeliharaan yang dikeluarkan tidak akan membuat mobil
dapat berjalan lebih cepat dari yang semestinya (bertambah
efisien), atau biaya tersebut tidak akan membuat mobil box yang
awalnya hanya dapat mengangkut 100 dus obat akan dapat
mengangkut lebih dari itu, dengan kata lain tidak akan membuat
mobil ban bertambah kapasitasnya dan hanya membuat mobil box
kembali pada kondisi normal.
Jurnal:
Biaya Perawatan mobil box XXXXXX
Kas/ Hutang XXXXXX
CAPITAL EXPENDITURE
Biaya-biaya yang
dikeluarkan
dalam rangka
memperoleh
aktiva tetap,
Jarang Menambah Nilai rupiah
terjadi umur aset materiil
meningkatkan
efisiensi
operasional dan
Perlakuan akuntansi pengeluaran modal kapasistas
dengan mengkapitalisasikan besar biaya produksi aktiva
yang dikeluarkan sebagai aset tetap, serta
memperpanjang
CAPITAL EXPENDITURE
 Contoh Kasus:
Toko ABC adalah perusahaan dagang, membeli mobil
box 2 tahun lalu dengan harga perolehan Rp
140.000.000 dan nilai residu yang diharapkan sebesar
Rp 30.000.000. Mobil box digunakan untuk
mengangkut barang dagangan. Karena dirasakan
terlalu kecil, toko ABC memutuskan untuk mengganti
box mobil dengan yang lebih besar. Biaya yang
dikeluarkan untuk mengganti box lama dan
memasangnya sebesar Rp 20.000.000. Apakah
transaksi ini termasuk pengeluaran pendapatan?
Bagaimana pencatatan akuntansinya?
CAPITAL EXPENDITURE
 Jawaban:
Semua biaya yang dikeluarkan hingga siap digunakan
meliputi biaya yang dikeluarkan dari sejak mencabut
box lama sampai dengan memasang box baru
diakui sebagai penambah asset.
Jurnal:
Mobil box XXXXXX
Kas/Hutang XXXXXX
CAPITAL EXPENDITURE & REVENUE
EXPENDITURE

Revenue Expenditure Capital Expenditure


Revenue expenditure Capital expenditure tidak
sepanjang digunakan untuk dapat dibebankan sekaligus
mendapatkan, menagih, dalam suatu laporan
memelihara penghasilan keuangan. Wajib pajak
sehubungan dengan menggunakan metode
kegiatan usaha, boleh depresiasi atau amortisasi
dibebankan seluruhnya UU 36 tahun 2008 Pasal 9
dalam suatu laporan ayat 2
keuangan
PEMILIHAN METODE PERSEDIAAN
Berdasarkan UU Pajak Penghasilan pasal 10
ayat (6)
FIF
(FirstOIn First Average
Out) Cost
PERBANDINGAN METODE FIFO, AVERAGE DAN LIFO
(PERSPEKTIF AKUNTANSI)
PT. ABC didirikan dan memulai usaha komersialnya pada awal tahun 2001.
Perusahaan menjual barang dagangannya dengan tingkat laba kotor sebesar
20% dari harga jual ditetapkan Rp. 20.000 per unit tahun 2001, sebesar Rp.
25.000 dalam tahun 2002, dan sebesar Rp. 30.000 tahun 2003. Berikut
ikhtisar pembelian dan penjualan data tahun 2001-2003:
TH 2001 TH 2002 TH 2003
No. Deskripsi Kuantitas kos/unit Kuantitas kos/unit Kuantitas kos/unit

1 Persedian Awal - - 1.000 (*) 500 (*)


2 Pembelian (1) 2.500 10.000 2.000 15.000 2.000 20.000
3 Pembelian (2) 2.500 12.500 2.000 17.500 2.500 22.500
4 Penjualan (1) 2.000 - 2.250 - 2.500 -
5 Penjualan (2) 2.000 - 2.250 - 2.500 -
(*) tergantung metode yang digunakan
Perhitungan Laba Kotor dengan Metode Penilaian
Persediaan FIFO, Average dan LIFO
Metode FIFO
Deskripsi TH 2001 TH 2002 TH 2003 Total
Penjualan 80.000.000 112.500.000 150.000.000 342.500.000
Harga Pokok Penjualan 43.750.000 68.750.000 105.000.000 217.500.000
Laba Kotor 36.250.000 43.750.000 45.000.000 125.000.000

Metode Average
Deskripsi TH 2001 TH 2002 TH 2003 Total
Penjualan 80.000.000 112.500.000 150.000.000 342.500.000
Harga Pokok Penjualan 45.000.000 68.625.000 103.875.000 217.500.000
Laba Kotor 35.000.000 43.875.000 46.125.000 125.000.000

Metode LIFO
Deskripsi TH 2001 TH 2002 TH 2003 Total
Penjualan 80.000.000 112.500.000 150.000.000 342.500.000
Harga Pokok Penjualan 46.250.000 70.000.000 101.250.000 217.500.000
Laba Kotor 33.750.000 42.500.000 48.750.000 125.000.000
PERLAKUAN AKUNTANSI
TERHADAP METODE LIFO
Investor Laporan
Keuangan

Underval
ue

Harga Harga
Lama terbaru
PEMILIHAN METODE PENYUSUTAN
BERDASARKAN UU PPH PASAL 11
Garis Lurus Saldo Menurun
 suatu metode penyusutan aktiva  Metode penyusutan aktiva
tetap di mana beban penyusutan tetap yang ditentukan
aktiva tetap per tahunnya sama
hingga akhir umum ekonomis berdasarkan persentase
aktiva tetap tersebut. tertentu dihitung dari harga
 Metode ini termasuk yang paling buku pada tahun yang
luas dipakai. Untuk penerapan bersangkutan.
“Matching Cost Principle”
 Metode garis lurus  Persentase penyusutan
dipergunakan besarnya dua kali persentase
untuk menyusutkan aktiva-
aktiva atau tarif penyusutan metode
yang fungsionalnya tidak garis lurus.
terpengaruh oleh besar
kecilnya
volume produk atau jasa yang
METODE PENYUSUTAN

METODE PENYUSUTAN
TAHUN GARIS LURUS SALDO MENURUN

1 250.000.000 500.000.000
2 250.000.000 250.000.000
3 250.000.000 125.000.000
4 250.000.000 125.000.000
Akm. Penyusutan 1.000.000.000 1.000.000.000
METODE PENYUSUTAN
GARIS LURUS SALDO MENURUN DF
TAHUN NOMINAL PV PV NOMINAL PV PV 20%

1 250.000.000 208.333.250 500.000.000 416.666.500 0,833333

2 250.000.000 173.611.000 250.000.000 173.611.000 0,694444

3 250.000.000 144.675.750 125.000.000 72.337.875 0,578703

4 250.000.000 120.563.250 125.000.000 60.281.625 0,482253


Akm.
Penyusuta 1.000.000.000 647.183.250 1.000.000.000 722.897.000
n
PENGHEMATAN PAJAK
GARIS LURUS SALDO MENURUN
keterangan Normal PV Normal PV

Harga Perolehan 1.000.000.000 833.333.000,00 1.000.000.000 833.333.000,00


Akumulasi
Penysutan 1.000.000.000 647.183.250,00 1.000.000.000 722.897.000,00
PPh 25% 250.000.000 161.795.812,50 250.000.000 180.724.250,00
Penghematan Pajak = 180.724.250,00-161.795.812,50 = 18.928.437,50
Berdasarkan perhitungan pada tabel diatas diperoleh besarnya
penghematan pajak yang dapat dilakukan jika perusahaan
memilih metode saldo menurun dalam menghitung besarnya
beban penyusutan. Tarif pajak yang digunakan adalah tariff
tunggal 25% dengan tingkat diskon faktor (DF) 20% besar
penghematan pajaknya adalah 180.724.250,00 – 161.795.812,50
= 18.928.437,50
CADANGAN KERUGIAN PIUTANG

Metode akuntansi yang mengacu pada


prinsip akuntansi konservatif

Alat untuk mengkur risiko


PENGAKUAN KERUGIAN
PIUTANG TIDAK TERTAGIH

Metode Metode
Cadangan Langsung
PERLAKUAN PAJAK ATAS
CADANGAN PIUTANG TAK
TERTAGIH
Pasal 9 ayat (1c) UU Pajak Penghasilan menyebutkan bahwa pembentukan atau pemupukan dana
cadangan tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto, Kecuali:

 Cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain yang menyalurkan kredit,
sewa guna usaha dengan hak opsi, perusahaan pembiayaan konsumen, dan perusahaan anjak
piutang;

 Cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yang dibentuk oleh Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial;

 Cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin Simpanan;

 Cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan;

 Cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan; dan

 Cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan limbah industri untuk usaha
pengolahan limbah industri,
UU PAJAK PENGHASILAN
NOMOR 36 TAHUN 2008

Pasal 6 ayat 1 huruf h


Perlakuan
“piutang yang nyata-nyata tidak
Pajak atas
dapat ditagih (dan memenuhi syarat
cadangan
tertentu) dapat dibebankan sebagai
Piutang
Tak
pengurang penghasilan bruto
Tertagih
dalam menghitung penghasilan
kena pajak.”
BIAYA ENTERTAINMENT
SE DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR SE-27/PJ.22/1986
 Pengertian
“Biaya yang diperuntukkan untuk
menjamu relasi atau rekanan bisnis
perusahaan ”
 Biaya entertainment menjadi pengurang
penghasilan bruto jika dipergunakan untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan yang merupakan obyek pajak.
• Wajib Pajak harus dapat membuktikan bahwa
biaya-biaya tersebut telah benar-benar
dikeluarkan dan berhuungan dengan kegiatan
perusahaan untuk mendapatkan, menagih,
dan memelihara penghasilan perusahaan

• Perusahaan dapat mengurangi beban


pajak dengan membuat daftar
normative dan melampirkannya dalam
SPT Tahunan PPh Badan
• Hal ini akan menghemat pajak dari
biaya entertainment yang boleh
dikurangkan
DAFTAR NORMATIF
BIAYA ENTERTAINMENT
 Nomor Urut
 Tanggal “entertainment” dan sejenisnya yang telah
diberikan
 Nama “entertainment” dan sejenisnya yang telah
diberian
 Alamat “entertainment” dan sejenisnya yang telah
diberian
 Jenis “entertainment” dan sejenisnya yang telah
diberian
 Jumlah (Rp) “entertainment” dan sejenisnya
yang telah
diberian
BIAYA PROMOSI PERATURAN MK NO.
02/PMK.03/2010

 Pengertian
“Bagian dari biaya penjualan yang dikeluarkan dalam
rangka memperkenalkan, mengenjurkan pemakaian
suatu produk baik langsung mapun tidak langsung
untuk mempertahankan, meningkatkan penjualan”
 Besaran Biaya Promosi
1. Akumulasi Biaya Periklanan
2. Biaya pameran produk
3. Biaya Pengenalan produk
PENGECUALIAN BIAYA PROMOSI

Dalam pasal 3 Peraturan Menteri Keuangan nomor


02/PMK.03/2010 tanggal 8 Januari 2010 yang berlaku sejak
tanggal 1 Januari 2009 tentang biaya promosi yang dapat
dikurangkan dari penghasilan bruto, yang tidak termasuk biaya
promosi adalah :
1. Pemberian Imbalan Berupa Uang Dan/Atau Fasilitas, Dengan
Nama Dan Dalam Bentuk Apapun, Kepada Pihak Lain Yang
Tidak Berkaitan Langsung Dengan Penyelenggaraan Kegiatan
Promosi.
2. Biaya Promosi Untuk Mendapatkan, Menagih, Dan Memelihara
Penghasilan Yang Bukan Merupakan objek pajak dan yang
telah dikenai pajak bersifat final
Kewajiban
Pemotogan
Daftar Normatif
PPh
Nama dan NPWP
Alamat Penerima
dan tanggal
Kewajiban
pemotongan PPh Bentuk Biaya
Pasal 23 sebesar 2% promosi Jumlah
dari jumlah bruto
Biaya promosi
Nomor
bukti
KETENTUAN WAJIB PAJAK
DALAM PENGELUARAN BIAYA
PROMOSI
1. Wajib pajak harus membuat membuat daftar nominatif atas pengeluaran
Biaya Promosi yang dikeluarkan kepada pihak lain,
2. Daftar nominatife sebagaimana dimaksud pasa ayat (1) paling
sedikit harus memuat data penerima berupa nama, Nomor Pokok
Wajib Pajak, alamat, tanggal, bentuk dan jenis biaya, besarnya biaya,
nomor bukti pemotongan dan besarnya Pajak Penghasilan yang
dipotong.
3. Daftar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibuat sesuai format
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Menteri Keuangan ini,
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri
Keuangan ini.
4. Daftar nominatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan sebagai
lampiran saat Wajib Pajak menyampaikan SPT Tahunan PPh Badan.
5. Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan
ayat (4) tidak dipenuhi, Biaya Promosi tidak dapat dikurangkan dari
PENGUJIAN UNTUK MENGUJI
KEBENARAN BEBAN POKOK
PENJUALAN
HPP = Saldo Awal Persediaan +
Pembelian – Saldo Akhir Persediaan

Pembelian = Saldo akhir utang +


Pembelian Tunai + Pelunasan utang
usaha – Saldo awal utang usaha
+ / - Penyesuaian
EKUALISASI BEBANPOKOK PENJUALAN
DAN BEBAN OPERASIONAL DENGAN DPP
PPN MASUKAN.

 Ekualisasi atau rekonsiliasi adalah mencocokkan


saldo 2 (dua) atau lebih angka yang
mempunyai hubungan satu dengan yang
lainnya. Apabila hasilnya terdapat
perbedaan,maka perbedaan tersebut harus
dapat dijelaskan
 Tentukan saldo-saldo atau pos-pos yang akan
dicocokkan (misalnya penjualan, penyerahan DPP
PPN, pembelian
 Gunakan saldo-saldo berikut untuk evaluasi:??

Anda mungkin juga menyukai